Anda di halaman 1dari 60

HAK ANAK UNTUK MEMPEROLEH AKTA KELAHIRAN DAN PROSES

PEMBUATAN PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL


KABUPATEN BANYUASIN

SKRIPSI

Diajuluin Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Menempuh UJian

Saijana Hukum

Oleh:

ARDIANSYAH PRASETIO

502011204

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

FAKULTAS HUKUM

2015
U N I V E R S I T A S MUHAMMADIYAH P A L E M B A N G

FAKULTAS HUKUM

P E R S E T U J U A N DAN PENGESAHAN

JUDUL SKRIPSI : H A K ANAK UNTUK M E M P E R O L E H A K T A


K E L A H I R A N DAN P R O S E S PEMBUATAN PADA
DINAS K E P E N D U D U K A N DAN P E N C A T A T A N

t
S I P I L K A B U P A T E N BANYUASIN

Nam* : Ardiansyah Prasetio


NIM : 50 2011204
Program Study : Ifann Hukum
Program Kelchusukan: Hukum Perdata

Pembimbing:
Zulfikri Nawawi, SH.JVOI (

Palembang, September 2015

PERSETUJUAN O L E H TIM PENGUJI:


Ketua : Atika Ismail, SH.,MH A " )

Anggota : 1. Rcny Okpiriati, SH.,M.Hum

2. Yudistira Rusydi, S R , M . H a m

DISAHKAN O L E H
^ DEKAN FAKULTAS HUKUM
UNIVERS MUHAMMADIYAH P A L E M B A N G

tskl S U A T M I A T L SH.,M,Hum
^ ^ D N 791348/0006046009

ii
HI
Judul Skripsi : H A K ANAK U N T U K M E M P E R O L E H A K T A
K E L A H I R A N DAN P R O S E S PEMBUATAN PADA
DINAS K E P E N D U D U K A N DAN PENCATATAN
S I P I L K A B U P A T E N BANYUASIN

PENULIS PEMBIMBING

ARDIANSYAH P R A S E T I O Z U L F I K R I NAWAWI, SH.MH

ABSTRAK

Yangjadi permasalahan adalah :


1. Bagaimana hak anak memperoleh Akta Keiahiran?
2. Bagaimana proses pembuatan Akta Keiahiran di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuasin?

Selaras dengan tujuan yang bermaksud untuk menelusuri prinsip - prinsip


hukum dan sistematikan hukum terutama yang berkaitan dengan permasalahan,
maka jenis penelitian tergolong dalam penelitian Hukum Sosiologis (Empiris)
yang bersifat Deskriftif (menggambarkan) dan t i d ^ bermaksud menguji hipotesa.
Tekhnik pengumpulan data melalui cara sebageii berikut:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Untuk memperoleh data sekunder dengan cara mengkaji bahan -
bahan hukum primer seperti peraturan perundang - undangan yang
berhubungan dengan permasalahan serta bahan - bahan sekunder yang
relevan misalnya buku - buku.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Untuk memperoleh data primer penelitian ini dilakukan dengan
cara Interview atau wawancara secara langsung dengan pihak terkait.
Tektatif pengelolaan data tekstular dan metode kualitatif terhadap data
lapangan yang selanjutnya dikonstruksikan dalam kesimpulan.
Berdasarkan analisis data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa;
1. Hak anak memperoleh Akta Keiahiran merupakan salah satu bentuk
perlindungan negara terhadap anak ialah terhadap pemenuhan hak - hak anak
untuk memperoleh perlindungan, identitas dan kewarganegaraan yang
dilandaskan atas status seseorang anak itu agar sah demi hukum, yang
mewajibkan pemerintah mencatatkan keiahiran setiap anak - anak di
Indonesia yang dituangkan didalam akta lahir, sebab pencatatan keiahiran
adalah hak anak yang paling dasar atas pengakuan sah suatu negara terhadap
keberadaannya yang telah sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 12

iv
1 *•

Tahun 1983 pasal 5 ayat (2) dan Undang - undang Republik Indonesia No.
23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Pasal 27.
2. Proses pembuatan Akta Keiahiran di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Banyasin :
a. Setiap keiahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada instansi
pelaksana untuk pembuatan Akta Keiahiran, dengan cara mengajukan
permohonan pembuatan Akta Keiahiran dan melengkapi semua
persyaratan yang telah ditentukan oleh Dinas Kepemdudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuasin Nomor 30 tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan administrasi Kependudukan dan Retribusi penggantian
biaya cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Keiahiran. Untuk anak yang
baru lahir sampai dengan yang berumur 60 (enam puluh) hari 2 (dua)
bulan tidak terlambat, tidak dikenakan retribusi atau gratis.
b. Untuk anak yang lahir melampaui batas waktu 60 (enam puluh) 2 (dua)
bulan sampai dengan 1 (satu) tahun sejak kelahirannya, pencatatan
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan kepala instansi pelaksana
setempat.
c. Pencatatan keiahiran yang melebihi batas waktu 1 (satu) tahun sejak
tanggal kelahirannya dilaksanakan setelah mendapatkan penetapan dari
Pengadilan Negeri.

V
K A T A PENGANTAR

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis serta shalawat dan salam

tercurah kepada Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga yang

selalu diharapkan Syafa'atnya oleh penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi dengan j u d u l :

"HAK ANAK UNUTUK M E M P E R O L E H A K T A K E L A H I R A N

DAN PROSES PEMBUATAN PADA DINAS K E P E N D U D U K A N DAN

P E N C A T A T A N SIPIL K A B U P A T E N BANYUASIN"

Penulis skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu persyaratan

guna menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu Program Studi Hukum pada

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari sempuma baik dari materi maupun susunannya,

dikarenakan masih terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis, namun

penulis akan selalu belajar dan mengasah kemampuannya. Oleh karena itu segala

kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempumaan dan perbaikan

skripsi ini penulis terima dengan senang hati. Dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang sangat besar kepada :

1. Bapak Dr.H.M Idris, SE., M.Si selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Palembang.

vf
2. ibu Dr.Hj.Sri Suatmiati,SH.,M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Palembang.

3. Bapak dan Ibu Pembantu Dekan I , I I , III, dan IV Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang.

4. Ibu Rosmawati,SH.,MH selaku Ketua Bagian Dasar-Dasar Ilmu Hukum

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.

5. Bapak Dr. Arief Wisnu Wardhana,SH.,M.Hum selaku Pembimbing Akademik

penulis yang telah memberikan bimbingan selama penulis kuliah di FH UMP.

6. Bapak Zulfikri Nawawi,SH.,MH selaku Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penulisan dan

penyusunan skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Karyawan/I Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang.

8. Kepala dan Staf Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Banyuasin yang telah memberikan data penelitian imtuk keabsahan skripsi ini.

9. Ayahanda dan Ibunda tercinta, serta saudara - saudara ku tersayang yang

memberikan motivasi dan suportnya dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat dan Rekan - rekan seperjuangan yang telah membantu dalam

menyelesaikan skirpsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan para pihak yang telah

membantu kelancaran penulisan dan penyusunan skripsi ini. Penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca bagi

umumnya.

vii
Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palembang, Agustus 2015


Penulis

Ardiansyah Prasetio

viii
DAFTAR ISI

Halaman

H A L A M A N JUDUL i

H A L A M A N PERSETUJUAN D A N P E N G E S A H A N ii

H A L A M A N MOTTO D A N PERSEMBAHAN iii

ABSTRAK iv

K A T A PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

BAB I : PENDAHULUAN

A . Latar Belakang 1

B . Permasalahan 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5

D . Metode Penelitian 6

E. Sistematika Penulisan 7

BAB I I : TINJAUAN U M U M

A . H a k - h a k Anak 9

B . Pengertian Akta Keiahiran 19

ix
C. Manfaat Akta Keiahiran 23

D . Lembaga yang Berwenang Menerbitkan Akta Keiahiran 25

BAB III : PEMBAHASAN

A . Hak anak untuk memperoleh Akta Keiahiran 27

B . Proses pembuatan Akta Keiahiran di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuasin 31

BAB IV : PENUTUP

A . Kesimpulan 41

B . Saran 42

D/VFTARPUSTAKA

LAMPIRAN

X
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan Sumber Daya Alam

dan Sumber Daya Manusia. Keberhasilan di dalam pembangunan suatu Negara,

tidak lepas dari faktor manusia sebagai faktor utama yang eksistensinya tidak

dapat diganti oleh alat-alat ataupun mesin modem sekalipun.

Demi kelangsungan hidup manusia yang lestari dan seimbang, maka

manusia membentuk keluarga yang teriebih dahulu mengadakan perkawinan, dari

keluarga yang baru dibentuk itu akan dimungkinkan keiahiran anak yang

diharapkan sebagai akibat dari perkawinan tersebut, dan anak yang lahir inilah

yang disebut sebagai generasi penerus dari keluarganya.

Anak merupakan asset masa depan sekaligus penerus estapet generasi

bagi peradaban yang akan datang. Karena itu sudah menjadi tanggung jawab

setiap orang tua untuk merawat, niemeiihara, dan mendidik, hingga pertumbtihan

dan perkembangan anak bias beijalan dengan baik.' Oleh karena itu, pemerintah

harus bertanggung jawab memberikan jaminan perlindungan atas hak - hak anak

demi masa depan mereka yang bisa menjadi generasi yang berguna bagi bangsa

dan Negara.

^ Solahudin Pangung, Mendapatkan Hak asuh anak dan Harta hersama di Pengadilan
Agama, Jakaria: Indonesia Legal Center Publishing,2011.

1
2

Peniberian jaminan terhadap status hokum anak (anak sah), salah satunya

adalah dengan kepemilikan Akta Keiahiran. Menurut Undang-undang Nomor 23

Tahun 2002 tentang Perlindungan Aiiak, Pasal 27 menerangkan bahwa:

1. Identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya.

2. Identitas sebagaiman dimaksud dalam ayat 1 dituangkan dalam Akta

Keiahiran.

3. Pembuatan Akta Keiahiran didasarkan pada surat keterangan diri

orang yang menyaksikan dan/atau membantu proses keiahiran.

4. Dalam hal anak yang proses kelahirannya tidak diketahui, dan orang

tuanya tidak diketahui keberadaannya, pembuatan Akta Keiahiran

untuk anak tersebut didasarkan pada keterangan orang yang

menemukannya.

Hal tersebut sangat sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun

2006 tentang Administrasi Kependudukan, Pasal 27 yang menyebutkan bahwa:

(1) Setiap keiahiran wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi

Pelaksana di tempat terjadinya peristiwa keiahiran paling lambat 60

(enam puluh) hari sejak keiahiran.

(2) Berdasarkan laporan pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat

pada Registrasi Akta Keiahiran dan Menerbitkan Akta Keiahiran

tersebut.

Untuk itu, maka pada setiap keiahiran seorang anak harus segera

dilaporkan kepada pejabat setempat untuk segera dicatat dan diterbikan Akta

Kelahirannya, supaya dapat dipeijelas anak yang dilahirkan tersebut. Pada

umumnya, status hukum seseorang dimulai pada saat ia dilahirkan hidun dan

akan berakhir dengan kematian.


3

Akta Keiahiran menjadi sangat penting karena dengan Akta Keiahiran

tersebut, seorang anak memiliki bukti secara hukum tentang statusnya sebagai

anak sah dimata hukum, serta memperoleh kedudukan yang pasti sebagai warga

Negara Indonesia. Akan tetapi didalam lingkungan kita masih banyak masyarakat

yang belum mengetahui betapa pentingnya Akta Keiahiran bagi seseorang.

Dapat dikatakan sebagai anak yang sah dari orang tuanya apabiala anak

tersebut dapat menimjukan bukti-bukti yang kuat dan otentik. Alat bukti yang sah

tentunya adalah alat bukti terulis dan otentik yang menerapkan tentang suatu hal

agar hal tersebut mempunyai dasar ketentuan hukum yang pasti dan kuat.

Akta Keiahiran dapt dijadikan jati diri atau alat membuktikan diri atas

pemiliknya, sebab dalam suatu Akta Keiahiran anak tersebut akan dicantumkan

dengan jelas tentang hari, tempat lahir, tanggal lahir, bulan, dan tahun kelahoiran

serta ditegaskan nama orang tua yang melahirkan. Oleh karena itu, Akta

Keiahiran dapat memnuktikan bahwa orang tersebut telah mencapai umur

tertentu untuk dapat melakukan suatu perbuatan hukum tertentu, misalnya

perkawinan dan masih banyak yang lain.

Demikian pula dengan peristiwa keiahiran seseorang, peristiwa keiahiran

anak perlu mempunyai bukti yang tertulis dan otentik, karena untuk

membuktikan identitas seseorang yang pasti dan sah adalah dapat kita lihat Akta

Keiahiran yang dikeluarkan oleh suatu lembaga yang berwenang dalam

mengeluarkan akta tersebut.^

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akta keiahiran memuat

secara lengkap dan cermat tentang berbagai hal yang harus ditulis dalam akta

^ Victor M. Situmorang, Cormentyna Sitanggang, Aspek Hukum Akta Catatan Sipil Di


Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 1996.
4.
4

tersebut dan akta keiahiran merupakan akta otentik dimana akta tersebut dibuat

oleh pejabat yang benvenag, dalam hal ini adalah pegawai Catatan Sipil.

Banyaknya masyarakat yang sibuk dengan pekerjaannya sering kali

mengakibatkan mereka menjadi kurang paham akan pentingnya suatu Akta

Keiahiran sehingga menjadikan keterlambatan dalam mendaftarkan suatu

peristiwa keiahiran dan mengakibatkan kelalaian dan keterlambatan dalam

kepemilikan Akta Keiahiran.

Berdasarkan uraian diatas tersebut, maka penulis tertarik untuk

mengamati, mempelajari dan memahaml mengenai segala sesuatu yang berkaitan

dengan prosedur pembuatan Akta Keiahiran terutama untuk anak. Oleh karena itu

penulis memfokuskan penelitian lebih lanjut dengan judul H A K ANAK

UNTUK MEMPEROLEH AKTA KELAHIRAN DAN PROSES

P E M B U A T A N PADA DINAS K E P E N D U D U K A N DAN PENCATATAN

SIPIL K A B U P A T E N BANYUASIN.

B. Permasalahan

Rumusan masalah dalam suatu penelitian sangatlah penting karena

rumusan masalah ini memberikan arahan yang penting dalam membahas yang

diteliti, sehingga penelitian dapat dilakukan secara sistematis terarah sesuai

dengan sasaran yang ditentukan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah

diatas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah hak anak untuk memperoleh Akta Keiahiran?

2. Bagaimanakah proses pembuatan Akta Keiahiran di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuasin?


C . Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalali yang telah duraikan

diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penulis ingin mengetahui bagaimanakah hak anak untuk memperoleh

Akta Keiahiran.

b. Penulis ingin mengetahui bagaimanakah proses pembuatan Akta

Keiahiran di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Banyuasin.

Dari tujuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu

pengetahuan tentang Akta Keiahiran anak, serta manfaat yang baik khususnya

bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Hal lain dari pemanfaatan yang

diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dengan adanya penulisan skripsi ini, maka penulis berharap

penulisan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

ilmu pengetahuan yang berguna untuk perkembangan ilmu

pengetahuan hukum dan khususnya hukum perdata yang menyangkut

mengenai hak anak dan proses pembuatan untuk memperoleh Akta

Keiahiran bagi anak yang belum mendapat Akta Keiahiran.

2. Bagi Masywakat

Dari hasil penulisan skripsi ini, diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi

pembaca/masyarakat sehingga pembaca/masyarakat mengetahui

.bagaimana cara atau proses pembuataii untuk memperoleh Akta


6

Keiahiran bagi mereka yang belum memahami pentingnya seorang

anak memiliki Akta Keiahiran.

3. Bagi Penulis

Dengan ditulisnya skripsi ini semoga dapat menambah dan

mendalami ilmu pengetahuan dibidang hukum khususnya hukum

perdata mengenai hak anak dan proses pembuatan untuk memperoleh

Akta Keiahiran anak.

D. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian metode merupakan salah satu faktor suatu

permasalahan yang akan dibah as, dimana metode penelitian merupakan cara

utama yang bertujuan untuk mencapai tingkat ketelitian jumlah dan jenis yang

akan tercapai. Sebagai suatu karya ilmiah, penelitian ini mempunyai tujuan

mengungkapkan kebenaran secara sistematis metodologis dan konsisten dalam

penelitian hukum suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada sistematika dan

pemikiran tertentu dengan jalan menganalisanya. Metode pada hakekatnya

member pedoman, tentang car-cara bagi peneliti untuk mempelajari, menganalisi

dan memahami menganalisis obyek yang akan diteliti.

Melalui proses penelitian tersebut, diadakan analisis dan kontruksi

terhadap data yang akan dikumpulkan dan diolah. Hal ini berarti

metodelogi penelitian yang digunakan dari bebagai disiplin ilmu

pengetahuan yang

mempunyai identitas masing-masing 1 (satu) disiploin ilmu dengan disiplin ilmu

lainnya mempunyai perbedaan metodologi penelitian.^ Dalam skripsi ini penulis

' All Zainudin, 2009, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 17
7
t^

menggunakan metode penelitian Hokum Sosiologis (Empiris) yang bersifat

Deskriftif (menggambarkan), yang terdiri dari 2 (dua) macam yaitu :

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan yang digunakan oleh penulis yaitu

menggunakan bahan hukum dari kepustakaan atau yang lebih dikenal

dengan penelitian hukum normatife dengan menganalisis, membaca

serta mempelajari dokumen-dokumen seperti laporan-laporan, artikel-

artikel, buku-buku dan peraturan atau undang-undang yang ada

hubungannya dengan masalah yang akan ditulis.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Untuk keiengkapan skripsi ini, penulis juga melakukan penelitian

di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten banyuasin

dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang

diteliti agar metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

masalah yang diteliti, untuk kemudian dilakukan pencatatan secara

sistematis dan terarah mengenai prosedur penetapan akta keiahiran.

Terhadap pengelolaan data yang dilakukan dengan menerapkan analisis

isi terhadap data yang diperoleh, baik data primer maupun data sekunder secara

sistematis sehingga mencerminkan suatu pembahasan dan selanjutnya

dikonstruksikan dalam suatu kesimpulan.

£ . Sistematika Penulisan

Rancangan penulisan skripsi ini disusim secara keseluruhan dalam 4

(empat) bab dengan §istematika sebagai berikut:

BAB 1 P E N D A H U L U A
8
t ^

Pada bab ini yang akan diuraikan yaiiu latar belakang, perumusan masalah,

ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan di uraikan isi paparan tentang hak-hak anak, pengertian

Akta Keiahiran, dan manfaat Akta Keiahiran, dan lembaga yang berwenang

menertibkan Akta Keiahiran.

BAB i n PEMBAHASAN

Pembahasan dan analisis yang berisi tentang hasil penelitian yang secara

khusus menguraikan dan menganalisis permasalahan yang diangkat.

BAB I V PENUTUP

Penutup pada bagian ini merupakan pembahasan skripsi diformat dalam

kesimpulan dan saran.

D A F T A R PUSTAKA

LAMPIRAN
BABH

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hak - hak anak

Anak sangatlah membutuhkan perlindungan dan kasih sayang dari orang

dewasa disekitamya. Anak mempunyai berbagai macam hak yang harus di

Implementasikan dalam kehidupan dan penghidupan mereka.^ Karena anak

mempunyai hak yang bersifat asasi, sebagaimana yang dimiliki orang dewasa,

hak asasi manusia ( HAM ). Sebab, anak adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang

Maha Esa yang mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta.

Dalam perspektif kenegaraan, komitmen negara untuk melindungi warga

negaranya termasuk didalamnya terhadap anak, dapat kita jumpai dalam alenia ke

- IV pembukaan Undang - undang Dasar 1945. Hal tersebut tercermin dalam

kalimat;

" Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara

Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan selumh tumpah darah

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

^ Nashrian, Perlindungan Hukum Pidana bag! Anak Indinesia, Jakarta:Rajagrafindo Persada,


2011,hal.l3

9
10

perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan

Indonesia itu "

Perlindungan hukum bagi anak dapat diartikan sebagai upaya

perlindungan hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak

[fundamental right and freedoms of children) serta berbagai kepentingan yang

berhubungan dengan kesejahteraan anak. Jadi masalah perhmdungan hukum bagi

anak mencakup lingkungan hidup yang sangat luas.^ Dalam hukum Indonesia,

perlindungan hukum terhadap hak - hak anak dapat ditemui diberbagai peraturan

perundang - undangan seperti :

1. Hak - hak anak berdasarkan Undang - undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945.

Pada pasal 28B ayat (2) Undang - undang dasar 1945

menyatakan : " Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh

dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan

deskriminasi ". Penulis berpendapat, meskipun explicit hanya Pasal

28B ayat (2) Undang - undang Dasar 1945 yang menyebutkan adanya

Hak Asasi Anak, akan tetapi keseluruhan Pasal 28 Undang - undang

Dasar 1945 sepanjang dapat dilaksanakan dan dapt diterima serta

bermanfaat bagi anak maka hak - hak yang dimaksud harus

' Waluyadi, Hukum Perlindungan Anank, Bandung: Mandar Maju, 2009,hal.l,


11

diaiamatkan kepada anak, dan bukan kepada monopoli manusia

dewasa. Beberapa hak yang dimaksud adalah :

a. Hak hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupannya.

b. Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan melalui

dasamya, hak mendapatkan pendidikan, hak memperoleh manfaat

dari ilmu pengetahuan dan teknolog, seni, dan budaya, demi

meningkatkan kuatitas hudupnya dan demi kesejahteraan umum

umat manusia.

c. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum

yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.

d. Hak atas status kewarganegaraan.

e. Hak untuk memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, hak

memtlih kewarganegaraan, hak memilih tempat tinggal di wilayah

negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.

f. Hak untuk bebas meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan

sikap sesuai hati nurani.

g. Hak untuk berkumpul, berserikat dan mengeluarkan pendapat.

h. Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, mengelola dan

menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis

saluran yang tersedia.


12

i. Hak atas perlindungan pribadi, kehormatan, martabat, dan harta

benda yang dibawah kekuasaan serta hak rasa aman dari ancaman

ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang

merupakan hak asasi.

j. Hak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang

merendahkan derajat manusia.

k. Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, hak bertempat tinggal,

hak mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat serta

memperoleh layanan kesehatan.

1. Hak memperoleh kemudahan dari perlakuan khusus untuk

memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guana mencapai

persamaan dan keadilan.

m. Hak untuk memperoleh jaminan sosial yang memungkinkan

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang

bermartabat.

n. Hak untuk mempunyai hak pribadi dan hak milik tersebut tidak

boleh diambil alih secara sewenang- wenang oleh siapapun.

Hak - hak anak berdasarkan Undang - undang Negara Republik

Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.

Hak - hak anak dalam Undang - undang Negara Republik

Indonesia nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, sebagai

berikut:
14

c. Tugas negara untuk menghormati tanggung jawab, hak dan

kewajiban orang tua serta keluarga.

d. Negara mengakui hak hidup anak, serta kewajiban negara

menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup anak.

e. Hak memperoleh kebangsaan, nama, serta hak untuk mengetahui

dan diasuh orang tuanya.

f. Hak memelihara jati diri termasuk kebangsaan, nama dan

hubungan keluarga.

g. Hak untuk tinggal bersama orang tua.

h. Kebebasan menyatakan pendapat/pandangan.

i. Kebebasan berfikir, berkeyakinan dan beragama.

j. Kebebasan untuk berhimpun, berkumpul dan berserikat.

k. Memperoleh informasi dan aneka ragam sumber yang diperlukan.

I. Memperoleh perlindungan akibat kekerasan fisik, mental,

penyalahgunaan, penelantaran atau perlakuan salah (eksploitasi)

serta penyalahgunaan seksual.

m, Memperoleh perlindungan hukum terhadap gangguan (kehidupan

pribadi, keluarga, surat menyurat atas serangan yang tidak sah).

n. Perlindungan anak yang tidak mempunyai orang tua menjadi

k-^iwaiban negara.

o. Perlindungan terhadap anak yang berstatus pengungsi.

p. Hak perawatan khusus bagi anak cacat.


15

q. Hak memperoleh manfaat jaminan sosial (asuransi sosial).

r. Hak anak atas taraf hidup yang layak bagi perkembangan fisik,

mental dan sosial.

s. Hak atas perlindungan dari segala macam bentuk eksploitasi

ekonomi, seksual dan kejahatan anak.

t. Perlindungan dari penggunaan obat terlarang.

u. Larangan penyiksaan dan hukuman yang tidak manusiawi.

V. Hukum acara peradilan anak.

w. Hak memperoleh bantuan hukum baik didalam atau diluar

pengadilan.

4. Hak - hak anak berdasarkan Undang - undang Republik

Indonesia Nomor 39 Thun 1999 tentang Hak Azazi Manusia.

Perlindungan anak berasaskan Undang - undang nomor 39

tahun 1999 tentang Hak Azazi Manusia mempunyai prinsip - prinsip

hak - hak anak yang terangkai dalam pasal - pasal berikut:

a. Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga,

masyarakat dan negara.

b. Hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak

dalam kandungan.

c. Setiap anak sejak kelahirannya, berhak atas suatu nama dan status

kewarganegaraan.
16

d. Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari

upaya/kegiatan eksploitasi dan pelecehan seksual, penculikan,

perdagangan anak, serta dari berbagai bentuk penyalahgunaan

Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.

Hak - hak anak berdasarkan Undang - undang Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.

Perlindungan terhadap anak bertujuan untuk menjamin

terpenuhinya hak - hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang

dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas,

berakhlak muHa dan sejahtera. Menurut Undang - undang Nomor 23

Tahun 2002 tentang perlindungan anak, hak - hak anak Indonesia

meliputi:

a. Hak hidup, tumbuh, berkembang, berpartisipasi secara wajar

sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, mendapat

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

b. Hak atas nama dan identitas diri dan status kewarganegaraan.

c. Hak untuk beribadah menurut agama, berfikir dan berekspresi.

d. Hak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan diasuh oleh

pihak lain apabila karena sesuatu hal orang tua tidak dapat

mewujudkannya.
17

e. Hak memperoleh layanan kesehatan jasmani dan rohani, jaminan

sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental spiritual dan sosial.

f. Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran dan bagi yang cacat

memperoleh pendidikan luar biasa.

g. Hak untuk didengar pendapatnya, menerima dan mencari

informasi dan juga member informasi.

h. Hak berkreasi, istirahat, memanfaatkan waktu luang, bergaul

dengan yang sebaya dan yang cacat berhak mendapat rehabilitasi,

bantuan sosial dan memelihara taraf kesejahteraan sosial.

i. Selama dalam pengasuhan, anak berhak mendapat perlindungan

dari perlakuan :

1. Deskriminasi

2. Eksploitasi

3. Penelantaran

4. Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan

5. Ketidakadilan

6. Perlakuan salh lainya terhadap pelaku hal - hal yang tersebut

dengan hukuman.

j. Hak untuk diasuh orang tuanya sendiri, kecuali apabila terdapat

aturan hukum yang meniadakannya.

k. Hak untuk memperoleh perlindungan dari :

1. Penyalahgunaan dalam kegiatan politik.


18

2. Pelibatan dalam sengketa bersenjata.

3. Pelibatan dalam kekerasan sosial.

4. Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan.

5. Pelibatan dalam peperangan.

Hak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan,

penyiksaan atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi, hak

untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukuman.

Penangkapan, penahanan atau hukuman penjara hanya dapat

dilakukan sesuai hukum dan itu merupakan upaya terakhir.

. Anak dirampas haknya, berhak :

1. Mendapat perlakuan yang manusiawi dan penempatannya

dipisah dari orang tuanya.

2. Memperoleh bantuan hukum dan bantuan lainnya secara efektif

dari setiap tahapan hukum.

3. Membela diri dalam memperoleh keadilan didepan pengadilan

anak yang obyektif dan tidak memihak.

Anak yang menjadi korban, berfiak memperoleh bantuan hukum

dan bantuan lainnya.


19

B. Pengertian Akta Keiahiran

Pengertian Akta

Istilah atau perkataan "akta" dalam bahasa Belanda disebut " Acte" /

"acta" dan dalam bahasa Tnggris disebut "Act"/ "deed" menurut pendapat umum

mempunyai dua arti, yaitu :

1. Perbuatan (handling) atau perbuatan hukum (rechtshandeling).

2. Suatu tulisn yang dibuat untuk dipakai atau untuk digunakan sebagai

perbuatan hukum tertentu yaitu berupa tulisan yang ditunjukan kepada

pembuktian tertentu.

Yang dimaksud dengan Akta adalah surat yang memuat peristiwa -

peristiwa yang menjadi dasar suatu hak da di tanda tangani dengan tujuan untuk

dijadikan sebagai alat bukti. Akta keiahiran anak yang sah haruslah bersifat

Akta Otentik, karena akta yang Otentik itu merupakan akta yang dibuat oleh atau

dimuka seseorang pejabat umum yang berwenang untuk itu untuk membuat surat

itu, dengan maksud untuk menjadikan surat itu sebagai bukti.^ Jadi, bentuk surat

itu detentukan oleh undang - undang, harus dibuat oleh atau muka pejabat

umum yang berwenang dimana akta itu dibuat. Dari beberapa pengertian diatas,

jelaslah tidak semua surat dapat disebut akta melainkan hanya surat - surat

Randa Puang Victorianus, Penerapan Azas Pembuktian Sederhana daiam Penjatuhan


Putusan Pailit, Bandung: Sarana Tutorial Nuraini Sejahtera, 2011, hal.22.

Martiman Prodjohamidjojo, Hukum Pembuktian, Jakarta: Pradnya Paramita,


1997,hal.58.
20

tertentu yang memenuhi syarat - syarat yang dipenuhi supaya suatu surat dapat

disebut akta adalah:

1. Surat itu harus ditanda tangani.

Keheharusan ditanda tanganinya suatu sural untuk dapat disebut akta

dikemukannya dalam pasal 1869 KUH Perdata yang berbunyi " Suatu akta

yang karena tidak berkuasa untuk atau tidak cakapnya pegawai termaksud

diatas, atau karena suatu cacat dalam bentuknya, tidak diberlakukan sebagai

akta otentik, namun demikian mempunyai kekuatan sebagai tulisan dibawah

tangan, jika ditandatangani oleh pihak".

Dari bunyi tersebut jelas bahwa suatu surat untuk dapat disebut akta

harus ditanda tangani, dan jika tidak ditanda tangani oleh yang membuatnya,

maka surat itu bukan akta.

2. Sural itu harus memuat peristiwa yang menjadi dasar dari suatu hak dan

perikatan.

Sesuai dengan peruntukan suatu akta sebagai alat pembuktian demi

keperluan siapa surat itu, maka jelas bahwa surat itu harus berisikan

keterangan yang dapat dijadikan bukti yang dibutuhkan. Peristiwa hukum

yang disebut daiam surat itu dan yang dibutuhkan sebagai pembuktian harus

peristiwa hukum yang menjadi dasar dari suatu hak atau perikatan.

3. Surat itu harus diperuntukkan sebagai alat bukti.

Syarat ketiga agar suatu sural dapat disebut sebagai akta adalah surat

itu diperuntukkan sebagai alat bukti.


21

Peagertian Keiahiran

Keiahiran merupakan tiga tahap yang harus dilalui, diawali dengan dari

mulainya pembukaan jalan lahir, keluamya kepala janin, sampai keluamya

plasenta atau ari - ari."' Berdasarkan abad ke - 20, dengan semakin pesatnya

perubahan teknologi maka hampir sepenuhnya krisis - krisis terhadap hal ini,

secara singkat proses keiahiran semakin tidak berpangkal dirumah.

Pendapat lain yang tidak diketahui sumbemya mengatakan keiahiran

merupakan waktu - waktu sakit dan penderitaan, pendarahan dan keluamya

cairan tubuh dengan ancaman kematian yang senantiasa ada.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa

keiahiran merupakan rangkaian dari tiga tahap, dimulai dengan pembukaan jalan

lahir, keluamya janin dan pengeluaran plasenta dengan ancaman kematian.

Pengertian Akta Keiahiran

Akta Keiahiran adalah suatu akta yang dikeluarkan oleh pejabat yang

berwenang yang berkaitan dengan adanya keiahiran sebagai alat bukti sah dan

otentik mengenai status anak yang meliputi dokumen pengakuan resmi orang tua

kepada anaknya dan negara yang diterbitkan oleh Dinas Catatan Sipil Kabupaten

maupun Kota.

Adapun bukti - bukti otentik tersebut dapat digunakan untuk mendukung

kepastian, tentang kedudukan seorang itu adalah adanya akta yang dikeluarkan

oleh suatu lembaga, dimana lembaga inilah yang berwenang untuk mengeluarkan

^° Kadsu, Info Lengkap Kehamilan dan Persalinan, Jakarta, 2001; hat. 14


22

akta - akta mengenai kedudukan hukum seseorang. Hal ini diatur dalam Pasal

261 Kitab Undang - undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa :

" Keturunan anak sah dapat dibuktikan dengan akta - akta keiahiran

mereka, sekedar telah dibukukan dalam register catatan sipil ".

Akta Keiahiran yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang harus

berdasarkan keturunan orang tuanya, karena surat/akta lahir yang memang

membuktikan, bahwa seorang anak yang namanya disebutkan disana adalah anak

dari orang yang disebutkan dalam Akta Keiahiran yang bersangkutan, paling tidak

dari perempuan yang melahirkan anak itu, yang namanya disebutkan di sana. Di

samping itu, Akta Keiahiran juga menyebutkan bahwa anak yang bersangkutan

lahir pada hari dan tanggal tertentu." Dari isi Akta Keiahiran tersebut, maka Akta

Keiahiran anak sah membuktikan tentang hal - hal sebagai berikut:

1. Data Lahir.

a. Kewarganegaraan { WNI atau WNA ).

b. Tempat keiahiran.

c. Hari, tanggal, bulan dan tahun keiahiran.

d. Nama lengkap anak.

e. Jenis kelamin anak.

f. Nama ayah.

g. Nama ibu.

Satrio, Hukum tentang Keluarga Kedudukan Anak Undang-undang, Bandung: Citra


Aditya Bakti, 2005, hal. 86.
23

h. Hubungan antara ayah dan ibu.

2. Tanggal, bulan dan teihun terbit akta.

3. Tanda tangan pejabat yang berwenang.

C. Manfaat Akta Keiahiran

Begitu besamya manfaat Akta Keiahiran, hampir setiap urusan, kita

membutuhkan Akta Keiahiran. Sebagai salah satu sistem pencatatan yang ada

pada sebuah negara, pencatatan keiahiran bersifat universal pada dasamyan

merupakan pengakuan negara atas status keperdataan seseorang. Dalam

pengertian yang lebih konkrit, pencatatan keiahiran memberikan pengakuan

hukum terhadap identitas, silsilah dan kewarganegaraan seseorang, yang

diwujudkan melalui dokumen pencatatan keiahiran, yaitu akta keiahiran.

Keiahiran merupakan kehadiran anggota baru pada keluarga yang harus

segera dilaporkan. Kepemilikan akta keiahiran merupakan wujud pemenuhan

kewajiban dan tanggung jawab orang tua kepada anak. Meskipun Akta Keiahiran

merupakan dokumen yang sangat penting, namun masih banyak masyarakat yang

enggan mengurusnya secara cepat. Mereka sering menunda pengurusannya sama

sekali. Padahal idealnya, pembuatan Akta Keiahiran dilakukan dalam 60 hari

sejak persalinan.
24

Dengan demikian setiap keiahiran dilaporkan dengan cepat, sehingga

mendukung upaya pencatatan kependudukan secara akurat, sebagaimana

diamanahkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006.

Beberapa manfaat Akta Keiahiran yaitu:

1. Sebagai wujud pengakuan negara mengenai status individu, status

perdata dan status kewarganegaraan seseorang.

2. Sebagai dokumen atau bukti sah mengenai identitas seseorang.

3. Untuk pendaftaran sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai

dengan perguruan tinggi.

4. Untuk melamar atau mencari pekerjaan.

5. Sebagai administrasi kependudukan atau pembuatan, seperti KTP

(Kartu Tanda Penduduk), K K (Kartu Keluarga), NIK (Nomor

Induk Kependudukan), Akta Pemikahan (Surat Kawin), Pasport.

6. Untuk mengisi Hak Ahli Waris.

7. Untuk mengajukan kredit Bank/KPR (Kredit Kepemilikan

Rumah).

8. Untuk mengurus masalah asuransi.

9. Untuk mengurus masalah Tunangan Keluarga.

10. Untuk mengurus Bea Sewa.

U . Untuk mengurus Hak Dana Pensiun.

12. Untuk melaksanakan Ibadah Haji.

13. Untuk pengurusan Kematian.


25

14. Untuk pengurusan Perceraian.

15. Untuk pengurusan Pengakuan Anak.

16. Untuk pengurusan Pengangkatan atau Adopsi.

D. Lembaga yang Berwenang Menerbitkan Akta Kelabiran

Dalam Pasal 1 Undang - undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan, Penyelenggara adalah pemerintah, pemerintah provinsi dan

pemerintah kabupaten atau kota yang bertanggung jawab dan berwenang dalam

urusan administrasi kependudukan.

Apabila kita lihat di negara Indonesia maka yang berhak mengeluarkan

Akta Keiahiran seseorang anak adalah Lembaga Catatan Sipil, hal ini dapat kita

lihat bahwa salah satu fungsi Kantor Catatan Sipil adalah menyelenggarakan

pencatatan dan penerbit Akta Keiahiran, ini terdapat dalam pasal 5 ayat (2)

Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 1983.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) dalam pasal

ini. Kantor Catatan Sipil mempunyai fungsi menyelenggarakan :

1. Pencatatan dan penerbitan kutipan Akta Keiahiran.

2. Pencatatan dan penerbitan kutipan Akta Perkawinan.

3. Pencatatan dan penerbitan kutipan Akta Perceraian.

4. Pencatatan dan penerbitan kutipan Akta Pengakuan dan Pengesahan

Anak.
26

5. Pencatatan dan penerbitan kutipan Akta Kematian.

Peristiwa keiahiran tersebut didaftarkan pada lembaga catatan sipil.

Sedangkan yang diperoleh masyarakat adalah kutipan Akta Keiahiran, mengenai

salinan Akta Keiahiran tetap disimpan di Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil

yang isinya sama dengan kutipan akta.

Seluruh akta catatan sipil mempunyai kekuatan hukum apabila telah

ditanda tangani oleh pegawai catatan sipil di atas materai temple secukupnya.

Kewenangan menandatangani akta catatan sipil hanya beberapa orang yang

mendapatkan surat Keputusan Gubemur Kepala Daerah untuk pekerjaan itu.

" Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1983 tentang Penataan dan
Peningkatan pembinaan Penyelenggaraan Catatan Sipil, Pasal 5.
BAB i n

PEMBAHASAN

A. Hak anak untuk memperoleh Akta Keiahiran

Konvensi PBB tentang Hak - hak anak tahun 1989 dan Undang - Undang

Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mewaibkan

negara untuk segera memenuhi hak anak memperoleh identitas dan status

kewarganegaraan sejak lahir yang dituangkan di dalam akta lahir. Instrument

Hak Asasi Manusia memberikan penekanan bahwa segala bentuk tindakan yang

dilakukan terhadap anak oleh masing — masing pihak harus mempertimbangkan

kepentingan terbaik untuk anak.

Keiahiran merupakan peristiwa hukum yang memerlukan adanya sesuatu

peraturan yang tegas, jelas dan tertulis sehingga tercipta kepastian hukum dalam

masyarakat. Turut sertanya peran pemerintah dalam mengatur tentang keiahiran

di Indonesia mempermudah anak - anak mendapatkan Akta Keiahiran. Setiap

keiahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada instansi pelaksana ditempat

teradinya peristiwa keiahiran paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak keiahiran.

Pencatatan keiahiran adalah hak anak yang paling dasar yang seharusnya

diberikan kepada negara. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menyatakan

bahwa setiap orang mempunyai hak untuk diakui sebagai manusia di manapun di

27
28

depan hukum. Hal itu dipertegas dalam Kovenan Intemasional mengenai Hak

Sipil dan politik.

Hak - hak Anak diberbagai Undang - undang, antara lain Undang -

undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia maupun Undang -

undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, jelas menyatakan Akta

Keiahiran menadi hak anak dan tanggung jawab pemerintah untuk memenuhinya.

Akta Keiahiran itu bersifat universal, terlepas dengan latar belakang politik,

agama, dari orang tua mereka. Dalam perspektif seperti itu, pencatatan keiahiran

merupakan kewajiban negara untuk mencatat keiahiran anak - anak di Indonesia.

Eksistensi legal seseorang sebenamya baru diakui setelah kelahirannya

dicatatkan dengan cara melakukan pendaftaran di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil diwilayah tersebut atau dimana anak itu dilahirkan, dalam

penulisan skripsi ini penulis mendeskripsikannya pada Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuasin, selain kejelasan identitas seseorang anak,

yang menyebabkan seseorang anak harus memiliki Akta Keiahiran dilandaskan

atas status seseorang anak itu agar sah demi hukum.'^ Semakin tidak jelas

identitas seorang anak, maka semakin mudah terjadi eksploitas terhadap seorang

anak, kemungkinan yang terjadi seperti anak menjadi korban perdagangan bayi

dan anak, tenaga kerja dan kekerasan. Dalam perspektif hak asasi manusia, Akta

Wawancara dengan Muhammad Musa, S.Pd.,MM Kepala Bidang Pengelolaan


Informasi Administrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Banyuasin. Tanggal 23 Juli 2015.
29

Keiahiran merupakan hak dasar setiap anak yaitu hak atas pengakuan sah suatu

negara terhadap keberadaannya.

Akta Keiahiran tidak hanya berdasarkan pertimbangan status

kewarganegaraan, tetapi terkait erat dengan aspek proteksi berlangsungnya

tumbuh kembang anak dalam setiap fase perkembangan temasuk perlindungan

anak. Oleh karenanya diharapkan kepada seluruh masyarakat di Indonesia jangan

takut dan enggan untuk mendaftarkan segera keiahiran anaknya, untuk

memberikan perlindungan terbaik bagi anak dan mencegah munculnya segala

bentuk eksploitasi bagi anak, beban tugas kepada pemerintahan tidaklah mudah

dan harus melibatkan semua pihak, oleh karenanya harus ada kerja sama dan

koordinasi yang sinergi untuk melahirkan kebijakan - kebijakan yang terbaik bagi

anak - anak di Indonesia.

Orang tua wajib mencatatkan identitas diri anaknya sejak dilahirkan

sebagai bentuk tanggung jawab dan perlindungan terhadap anak. Dibutuhkan

kesadaran dari orang tua untuk membuat Akta Keiahiran anak, selain juga

perlunya dukungan penuh dari pemerintah untuk memudahkan bahkan

membebaskan biaya pembuatan akta keiahiran anak sebagai bentuk perlindungan

negara. Dalam Pasal 5 ayat (2) Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 1983

menyatakan bahwa yang berhak mengeluarkan Akta Keiahiran seseorang adalah

Lembaga Catatan Sipil, hal ini dapat kita lihat bahwa salah satu fungsi Kantor

Catatan Sipil ialah menyelenggarakan pencatatan dan penerbitan Akta Keiahiran.


30

Peran pemerintah yakni Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam

mengemban salah 1 (satu) tugasnya melakukan pencatatan kependudukan

mempermudah masyarakat memperoleh Akta Keiahiran. Pasal 1 ayat (1) Undang

- undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak menyatakan bahwa

anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk

anak yang masih dalam kandungan. Melihat dari Undang - undang perlindungan

anak yang berlaku di Indonesia, seseorang anak dapat memperoleh Akta

Keiahiran sejak berusia 1 (satu) hari setelah keiahiran." Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuasin menghimbau kepada masyarakat

Kabupaten Banyuasin yang belum mempunyai Akta Keiahiran dapat mencatatkan

peristiwa keiahiran dengan cara memperhatikan hal - hal sebagai berikut:

a. Untuk yang baru lahir sampai dengan yang berumur 60 (enam puluh)

hari 2 (dua) bulan tidak terlambat, tidak dikenakan retribusi atau

gratis.

b. Untuk yang lahir melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari 12

(dua) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun sejak kelahirannya,

pencatatan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan kepala instansi

pelaksana setempat.

" Wawancara dengan Muhammad Musa, S.Pd.,MM Kepala Bidang Pengelolaan


Informasi Administrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Banyuasin. Tanggal 24 Juli 2015.
32

5. Operator, setelah berkas pemohon dinyatakan lengkap dan benar

petugas operator melakukan pengetikan akta selama 10 (sepuluh)

menit.

6. Bidang pelayanan, setelah pengetikan akta selesai petugas bidang

pelayanan melakukan penelitian hasil Print - Out terhadap akta

tersebut.

7. Kepala seksi keiahiran, pemeriksaan kutipan akta sesuai dengan buku

akta selama 5 (lima) menit.

8. Kepala bidang pelayanan, persetujuan untuk ditanda tangani selama 3

(tiga) menit.

9. Kepala Dinas, penandatanganan selama 5 (lima) menit.

10. Loket pengambilan, pemohon dipanggil untuk mengambil akta yang

telah selesai."

Proses dan mekanisme bagi anak yang terlambat dalam pembuatan Akta

Keiahiran sama seperti mekanisme diatas tetapi terdapat denda administratif

sebesar Rp. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah), dan dalam hal anak yang proses

kelahirannya tidak diketahui orang tuanya dan keberadaannya, maka pemohon

harus membawa surat keterangan dari kepolisian, bahwa dirinya yang

Wawancara dengan Muhammad Musa, S.Pd.,MM Kepafa Bidang Pengelolaan


Informasi Administrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Banyuasin. Tanggal 24 Juli 2015.
33

menemukan anak tersebut untuk proses pembuatan Akta Kelahirannya. Pasal 27

ayat (4) Undang - undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak

menyatakan bahwa dalam hal anak yang proses kelahirannya tidak diketahui dan

orang tuanya tidak diketahui keberadaannya, pembuatan Akta Keiahiran untuk

anak tersebut didasarkan pada orang yang menemukannya.

Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa, pelaksanaan pemberian

perlindungan hukum melalui Akta Keiahiran di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuasin pada dasamya telah berjalan dengan baik

sesuai dengan Undang - undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan dan Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 30 tahun 2011

tentang penyelenggaraan administrasi kependudukan dan Retribusi penggantian

biaya cetak Kartu Tanda Penduduk dak Akta Keiahiran.

Pada dasamya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Banyuasin selalu mempermudah masyarakat dalam pembuatan Akta Keiahiran,

teriebih lagi jika pihak pemohon Akta Keiahiran tersebut melengkapi secara

lengkap persyaratan yang telah ditetapkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Banyuasin, yang bias kita contohkan apabila pemohon membawa

surat pemikahan akta nikah dari orang tuanya maka proses pembuatan Akta

Keiahiran akan menjadih lebih mudah dan cepat, dan sebaliknya apabila pemohon

Wawancara dengan Muhammad Musa, S.Pd.,MM Kepala Bidang Pengelolaan


Informasi Administrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Banyuasin. Tanggal 24 Juli 2015.
34

belum bias melengkapi persyaeratan yang telah ditentukan, maka inilah yang

menjadi penghamabat ataupun kendala yang biasanya sering terjadi dalam

masyarakat mengapa seorang anak belum bisa memperoleh akta keiahiran."

Kesulitan masyarakat dalam proses pembuatan Akta Keiahiran biasanya

berlatar belakng dari kecenderungan status anak itu sendiri, dimana kita semua

tahu bahwa tidak semua anak merupakan hasil dari perkawinan sah dari orang

tuanya. Permasalahan lain yang timbul dalam kepemilikan Akta Keiahiran

seorang anak ialah status dari anak itu, apakah anak tersebut terlahir dari

perkawinan yang sah dari orang tuanya (anak sah) atau apakah anak yang

dilahirkan diluar perkawinan resmi (anak tidak sah). Hal ini diterangkan dalam

revisi isi pasal 43 ayat (1) Undang - undang Nomor 1 tahun 1974 tentang

Perkawinan. Yang berbunyi menjadi : " Anak yang dilahirkan di luar perkawinan

resmi mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta

dengan laki — laid sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu

pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai

hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya. " Yang

dimaksud " diluar pemikahan resmi dalam pasal tersebut, adalah: kawin siri,

perselingkuhan dan hidup bersama tanpa ikatan pemikahan atau somen leven.

Wawancara dengan Muhammad Musa, S.Pd.,MM Kepala Bidang Pengelolaan


Informasi Administrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Banyuasin. Tanggal 24 Juli 2015.
35

Betapa pentingnya fungsi dan kegunaan Akta Keiahiran bagi seorang

anak. Jadi, bisa di bayangkan ketika seorang anak lahir diluar pemikahan resmi

dan ia tidak mendapat pengakuan dart ayah biologisnya atau anak tersebut lahir

dari pemikahan siri. Status anak yang dilahirkan dianggap sebagai anak tidak sah.

Konsekuensinya, anak hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan

keluarga ibu. Artinya, si anak tidak mempunyai hubungan hukum terhadap

ayahnya. Anak luar kawin pun berhak mendapat perlindungan hukum, hukum

hams memberi perlindungan dan kepastian hukum yang adil terhadap status

seorang anak yang dilahirkan dan hak - hak yang ada padanya, termasuk terhadap

anak yang dilahirkan meskipun keabsahan perkawinan orang tuanya masih

disengketakan.

Seperti yang sudah diketahui, bahwa syarat pembuatan Akta Keiahiran ini

hams dilengkapi dengan buku nikah kedua orang tuanya (ayah dan ibu biologis)

selain Surat Keterangan Lahir dari Desa/Kelurahan, dokter, bidan, mmah sakit

yang disahkan di desa/kelurahan. Pencatatan keiahiran mempakan kewajiban

negara untuk mencatat keiahiran anak - anak di Indonesia. Eksistensi legal

seseorang sebenamya bam diakui setelah kelahirminya dicatatkan. Selain nama,

kewarganegaraan mempakan status legal imbuhan yang menempatkan seseorang

sebagaoi subyek hukum dari satu yurisdiksi.

http://alahif.wordpress.com/2012/03/31/kaiian-sinQkat-uu-no-23-tahun-2006-
administrasi-kependudukan-terkait-akta-kelahiran/. Diakses tanggal 26 juli 2015
36

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwa seorang anak

yang terlahir dari proses perkawinan sah orang tuanya, pembuatan Akta Keiahiran

bagi anaknya tidak memiliki kendala yang berarti, sedangkan proses pembuatan

Akta Keiahiran bagi anak yang status perkawinan orang tuanya belum resmi /

anak luar nikah maka disinilah letak kendala yang biasanya terjadi dalam

pembuktian status anaknya, tetapi disamping semua itu perlindungan anak di

Indonesia tidak hanya melindungi hak - hak anak dari perkawinan sah orang

tuanya saja, termasuk didalamnya semua anak yang berada dalam wilayah

kedaulatan Indonesia sebagai contoh anak luar nikah dan anak terlantar lainnya.

Proses pembuatan Akta Keiahiran bagi anak yang orang tua tidak

diketahui tetap bisa dilakukan tapi Akta Keiahiran bagi anak yang seperti ini tidak

tertulis nama terang orang tuanya melainkan hanya terdapat nama ibunya saja

atau nama orang yang menemukan atau orang mengangkat dirinya sebagai anak.

Penyebab tidak terealisasinya kepemilikan Akta Keiahiran anak antara lain :

1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pendaftaran

di dalam penerbitan Akta Keiahiran.

2. Ketidaktahuan masyarakat akan pentingnya Akta Keiahiran bagi anak.

3. Kesalahan persepsi yang memandang pencatatan keiahiran hanya

sebagai bagian dari pekerjaan teknis administratif. Padahal, seharusnya

pencatatan keiahiran merupakan manifestasi dari hak asasi manusia.


37

4. Kurangnya kepemilikan persyaratan untuk pelaporan keiahiran (tidak

adanya bukti keiahiran dari penolong keiahiran, tidak dimilikinya

Buku Nikah/Akta Perkawinan Orang Tua).

5. Masih ada kesan seolah pembuatan Akta Keiahiran mahal, prosedur

birokrasi berbelit - belit, jarak tempuh dari desa ke-kecamatan/ke-

kabupaten/kota terlalu jauh sehingga proses pengurusan banyak

melibatkan jasa pihak ketiga.

Prinsip negara hukum adalah menjamin kepastian, ketertiban dan

perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan. Hal ini tentunya

menuntut bahwa didalam lalu lintas hukum diperlukan adanya alat bukti dalam

menentukan hak dan kewaiban seseorang sebagai subjek hukum dalam kehidupan

bermasyarakat dan didalamnya termasuk Akta Keiahiran. Kesadaran akan inilah

yang menyebabkan munculnya suatu pemikiran untuk membuat suatu alat bukti

dalam bentuk Akta Keiahiran yang dapat melindungi hak- hak seseorang anak

dalam berinteraksi dengan yang lainnya.

Akta Keiahiran merupakan salah 1 (satu) bentuk akta yang bersifat

otentik, didalam Pasal 1870 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata (KUH

Perdata) dikemukakan bahwa akta otentik itu adalah alat pembuktian yang

sempuma bagi kedua belah pihak dan ahli warisnya serta sekalian orang yang

mendapat hak darinya tentang apa yang dimuat dalam akta tersebut. Akta otentik

yang merupakan bukti yang lengkap (mengikat) berarti kebenaran dari hal - hal
38

yang tertulis dalam akta tersebut dianggap sebagai benar, selama kebenarannya

itu tidak ada pihak lain yang dapat membuktikan sebaliknya."

Daiam hal pembuatan Akta Keiahiran kita sering menjumpai terdapat

kesalahan dalam penulisan di Akta Keiahiran tersebut, hal ini biasanya terjadi

bukan karena kesengajaan oleh pihak pelaksana tetapi terjadi karena kesalahan

dari berkas atau persyaratan yang diiampirkan oleh pemohon, seperti kesalahan

huruf yang terdapat dalam salah 1 (satu) nama orang tua di KTP (Kartu Tanda

Penduduk) atau berkas lainnya. Penanggulangan kesalahan ini sebenamya sudah

disadari oleh pihak pelaksana yakni Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Banyuasin, dengan cara melakukan pengecekan secara bertahap

terhadap berkas permohonan Akta Keiahiran, hal ini dilakukan agar dalam

penerbitan Akta Keiahiran tidak terjadi lagi kesalahan.

Berorientasi terhadap kesalahan dari penulisan nama atau tempat pada

akta keiahiran, petugas di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Banyuasin selalu mengedepankan keutamaan para pemohon, yakni dengan cara

apabila terjadi kesalahan dalam penerbitan Akta Keiahiran akan langsung

memperbaiki akta tersebut, demi kepuasan dan pelayanan yang baik terhadap

masyarakat kabupaten Banyuasin. Lain halnya jika pemohon yang ingin

memperbaiki Akta Keiahiran yang salah dan telah melebihi batas waktu 30 (tiga

Teguh Samudera, Hukum Pembuktian dalam Acara Perdata, Bandung: P.T. Alumni,
2004,hal. 49.
39

puluh) hari dari langgai penerbitan Akta Keiahiran tersebut, maka pemohon harus

mendapatkan teriebih dahulu penetapan dari Pengadilan Negeri?"^

Pada Hukum Perdata Indonesia ada hukum yang tertulis dan tidak tertulis.

Hukum yang tertulis mengatur hubungan antara orang tua dan anak adalah aturan

yang ada di Hukum Perdata (KUHPerdata) termasuk didalamnya Akta Keiahiran

sebagai kekuatan hukum yang tertulis bagi status seorang anak karena

menyangkut identitas diri dan status kewarganegaraan.

Akta Keiahiran adalah akta catatan sipil hasil pencatatan terhadap

peristiwa keiahiran seseorang. Sampai saat ini masih banyak anak Indonesia yang

identitasnya tidak/belum tercatat dalam Akta Keiahiran, secara de jure (hukum)

keberadaan anak - anak yang belum memiliki Akta Keiahiran dianggap tidak ada

oleh negara. Hal ini mengakibatkan anak yang lahir tersebut tidak tercatat

namanya, silsilah kewarganegaraannya serta tidak lerlindungi keberadaannya.

Banyak permasalahan yang terjadi berpangkal dari manipulasi identitas anak.

Semakin tidak jelas identitas seorang anak, maka semakin mudah terjadi

eksploitasi terhadap anak seperti anak menjadi korban perdagangan bayi dan

anak, tenaga kerja dan kekerasan. Serta ketidakjelasan status si anak di muka

hukum, mengakibatkan hubungan anatara ayah dan anak tidak kuat, sehingga bisa

saja, suatu waktu ayahnya menyangkal bahwa anak tersebut adalah anak

Wawancara dengan Muhammad Musd, S.Pd.,MM Kepala Bidang Pengelolaan


Informasi Administrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Banyuasin. Tanggal 27 Juli 2015.
40

kandungnya. Yang jelas anak tidak berhak atas biaya kehidupan dan pendidikan,

nafkah dan warisan dari ayahnya."'

Seperti garis besar akibat hukum anak setelah mendapatkan Akta

Keiahiran dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah dapat diketahui

dengan jelas bahwa anak tersebut adalah anak yang sah dari pemohon, yang

mengajukan permohonan penetapan dari Pengadilan Negeri dan dibuatkan

kutipan Akta Keiahiran oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,

sehingga anak tersebut secara yuridis berhak untuk mendapatkan perlindungan

hak - hak kewarganegaraannya, misalnya hak atas pendidikan, hak atas

kesehatan, hak atas pemukiman dan hak atas sistem perlindungan sosial.

Salah 1 (satu) manfaat dari kepemilikan Akta Keiahiran ialah syarat agar

dapat menjadi bukti yang sangat kuat bagi anak untuk mendapatkan hak waris

dari orang tuanya, apabila Akta Keiahiran tersebut dibuat berlandaskan atas

perkawinan sah kedua orang tuanya maka dengan adanya Akta tersebut anak

berhak atas warisan ayahnya dan ibunya, sedangkan Akta Keiahiran yang berasal

dari anak diluar perkawinan maka anak hanya berhak atas warisan ibunya saja.^

http://indosingleparent.bloqspot.com/2008/03/penQakuon-anak-luor-nikah.htmL
Diakses tanggal 27 Juli 2015.
" Wawancara dengan Muhammad Musa, S.Pd.,MM Kepala Bidang Pengelolaan
Informasi Administrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Banyuasin. Tanggal 29 Juli 2015.
BAB I V

PENUTUP

Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada bab - bab sebelumnya, maka

penulis mengambil beberapa kesimpulan dan saran - saran yakni sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Hak anak memperoleh Akta Keiahiran merupakan salah satu bentuk

perlindungan negara terhadap anak ialah terhadap pemenuhan hak - hak

anak untuk memperoleh perlindungan, identitas dan kewarganegaraan

yang dilandaskan atas status seseorang anak itu agar sah demi hukum,

yang mewajibkan pemerintah mencatatkan keiahiran setiap anak - anak di

Indonesia yang dituangkan didalam akta lahir, sebab pencatatan keiahiran

adalah hak anak yang paling dasar atas pengakuan sah suatu negara

terhadap keberadaannya yang telah sesuai dengan Keputusan Presiden

Nomor 12 Tahim 1983 pasal 5 ayat (2) dan Undang - undang Republik

Indonesia No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Pasal

27.

2. Proses pembuatan Akta Keiahiran di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Banyuasin :

a. Setiap keiahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada instansi

pelaksana untuk pembuatan Akta Keiahiran, dengan cara mengajukan

permohonan pembuatan Akta Keiahiran dan melengkapi semua

41
42

persyaratan yang telah ditentukan oleh Dinas Kepemdudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuasin Nomor 30 tahun 2011 tentang

Penyelenggaraan administrasi Kependudukan dan Retribusi

penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Keiahiran.

Untuk anak yang baru lahir sampai dengan yang berumur 60 (enam

puluh) hari 2 (dua) bulan tidak terlambat, tidak dikenakan retribusi

atau gratis.

b. Untuk anak yang lahirmelampaui batas waktu 60 (enam puluh) 2 (dua)

bulan sampai dengan 1 (satu) tahun sejak kelahirannya, pencatatan

dilaksanakan setelah mendapat persetujuan kepala instansi pelaksana

setempat.

c. Pencatatan keiahiran yang melebihi batas waktu 1 (satu) tahun sejak

tanggal kelahirannya dilaksanakan setelah mendapatkan penetapan dari

Pengadilan Negeri.

B. Saran

1. Masih perlunya peran pemerintah imtuk melahirkan kebijakan - kebijakan

yang terbaik bagi anak Indonesia, dan secara terus menerus

mensosialisasikan tentang penjelasan informasi - informasi terhadap

perlindungan anak serta mencegah munculnya segala bentuk eksploitasi

bagi anak, termasuk cara pembuatan Akta Keiahiran sebagai bentuk

tanggung jawab orang tua terhadap diri anaknya.

2. Dibutuhkan kesadaran dari masyarakat bahwa betapa pentingnya Akta

Keiahiran sebagai mamfestasi dari hak asasi manusia, dimana proses


43

pembuatan Akta Keiahiran di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Banyuasin tidaklah rumit.


DAFTAR PUSTAKA

All Zainudin.2009. Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika.

Kadsu,20ll. Info Lengkap Kehamilan dan Persalinan,iaksxLa.

Nashrian, 2011, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak di Indonesia, Jakarta :


Raja Grafindo Persada.

Prodjohamidjojo Martiman, 1997, Hukum Pembuktian^ Jakarta: Pradnya Paramita.

Samudera Teguh. 2004. Hukum Pembuktian dalam Acara Perdata, Bandung:


P.T.Alumni.

Satrio.2005. Hukum Keluarga tentang Kedudukan Anak dalam Undang-undang,


Bandung: Citra Aditya Bakti

Solahudin Pangung.2011. Mendapatkan Hak asuh anak dan Harta bersama


diPengadilan Agama, Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing.

Victor M . Situmorang, Cormentyna Sitanggang. 1996. Aspek Hukum Akta Catatan


Sipil Di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika.

Victorianus Randa Puang. 2011. Penerapan Azas Pembuktian Sederhana dalam


Penjatuhan Putusan Politik Bandung: Sarana Tutorial Sejahtera.

Waluyadi.2009. Hukum Perlindungan Anak Bandung: Mandar Maju.

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang


Administrasi Kependudukan.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1983 tentang Penataan


dan Peningkatan Pembinaan Penyelenggaraan Catatan Sipil.
http://alshif.wordpress.com/2012/03/31/ka Jian-singkat-iiu-no-23'lahiin-2006
administrasi-kepemhuhtkan-lerkait-akta-keUihiran'. Diakses tanggal 26 juli 2015

http: . indosinsleparenl. hIosspoi.com/200S.''03/pensakiian-anak-!uar-nikah. html.


Diakses tanggal 27 Juli 2015.
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama Ardiansyah Prasetio
Tempat Tanggal Lahir Palembang, 19 j u l i 1993
Nim 50 2 0 1 1 204
Program Studi Ilmu Hukum
Program Kehususan Hukum Perdata

Menyatakan bahwa karya ilmlah/skripsi saya yang b e r j u d u l :


HAK ANAK UNTUK MEMPEROLEH AKTA KELAHIRAN DAN PROSES PEMBUATAN PADA
DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANYUASIN

Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagaian maupun keseluruhan,
kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apa bila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia m e n d a p a t sanksi akademik.

Palembang, September 2014


^ Yang menyatakan

Ardiansyah Prasetio
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS HUKUM

REKOMENDASI DAN PEMBIMBINGAN SKRIPSI

Nama ARDIANSYAH PRASETIO


NIM 50 2 0 1 1 204
Program Studi Ilmu Hukum
Program Kehususan Hukum Perdata
Judul HAK ANAK UNTUK MEMPEROLEH AKTA KELAHIRAN DAN
PROSES PEMBUATAN PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANYUASIN

I. Rekomendasi Ketua Bagian : Ilmu H u k u m

a. Rekomendasi '• (/ /r ~ ij
b. Usui Pembimbing : 1.T7.. J.. ?..A.:i.'.f

Palembang, September 2014


Ketua Bagian paSSr-dasar Ilmu Hukum

/
ROSMAWATI, SH., MH

II. Penetapan Pembimbing Skripsi Oleh Pembantu Dekan I


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Lampiran : Sistematika Penulisan (Outline)


Perihal : Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi
Kepada : Yth. Bapak Dr.Arief Wisnu W a r d h a n a , SH.,M.HUM.
Pembimbing Akademik Fak. Hukum UMP
DI
Palembang

Assalamu'alaikum W r . W b .

Saya yang bertanda tangan di bawah i n i :


Nama : Ardiansyah Prasetio
Nim : 5 0 2 0 1 1 204
Program Studi : Ilmu Hukum
Program Kehususan : Hukum Perdata

Pada semester ganjil/genap t a h u n kuliah 2014-2015 sudah


menyelesaikan beban studi yang m e l i p u t i MPK, MKK, MKB, MPB, MSB.
(..A^^CJ SKS).

Dengan ini mengajukan p e r m o h o n a n untuk Penelitian Hukum dan


Penulisan Skripsi dengan j u d u l ; HAK ANAK UNTUK MEMPEROLEH AKTA
KELAHIRAN DAN PROSES PEMBUATAN PADA DINAS KEPENDUDUKAN
DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANYUASIN.

Demikianlah atas perkenan bapak saya ucapkan t e r i m a kasih.


Wassalamu'alaikum W r . W b

Pa lembang,2.<^Sept ember 2014

Dr.ARIEF WISNU WARDHANA,SH.,M.HUM


SISTEMATIKA PENULISAN
(OUTLINE)

JUDUL SKRIPSI : HAK ANAK UNTUK MENDAPATKAN AKTA KELAHIRAN DAN


PROSES PEMBUATAN PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANYUASIN

PERMASALAHAN
1. Bagaimanakah hak anak untuk m e m p e r o l e h Akta Keiahiran?
2. Bagaimanakah proses p e m b u a t a n Akta Keiahiran di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuasin

BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Be'akang
8. Permasalahan
C. Tujuan dan manfaat penelitian
D. M e t o d e penelitian
^ fish'i^c:/>'(Z^ f/>^-\^^
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
A. Hak-hak Anak
B. Pengertian Akta Keiahiran
C. Manfaat Akta Keiahiran
D. Lembaga yang Berwenang M e n e r b i t k a n Akta Keiahiran

BAB 3 : PEMBAHASAN
A. Hak Anak untuk m e m p e r o l e h Akta Keiahiran
B. Proses p e m b u a t a n Akta Keiahiran di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuasin

BAB 4 : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
UNiN'KKsrrAS ^u]i^A^I^^Ani^'AM TALKMBANG
1 • ,• •* K G G 1 /V S i> LI W U \\ i
P K O C U A M S.l
STAT U S D I S A M A K A N 1)1 D r r A R T L . M E N D I K B l I)/T I l R A K U L D I T A S E
SK NO, 329/ DIKTI / KEP / 1992 i G L 11 AGL'STUS 1992 - NO. 20 DIKTI / KEP / 1993TGL. 21 JANUARI 11
TERAKREDITASI : BAN PT : SK. BAN - PT NO. 013 / BAN-P T / AKRED / S / i / 2015

Alamat; Jl. Jenderal A. Yani 13 Ulu Telp. 0711-512266 Fax. 0711-513514 Palembang 30263

1 ^ A
Nomor E-5/480/Kn.l)MPA'U/2015 Palembang, 14 Juli 2015
Lampiran 1 ( satu ) berkas
Prihal Izin Pengambilan Data/Penelitian

Kepada : Y t h . Kapala Dinas Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuasin


di-

Tempat

Assalamu'alaikum wr.wb.
Dengan hormat, bersama ini kami mobon kepada Bapak Pimpinan
kiranya
Nama ARDIANSYAH P R A S E T I O
MM 502011204
Program /Studi ILMU HUKUM
Program Kekhususan HUKUM PERDATA

Untuk mengadakan penelitian di:


DINAS P E N C A T A T A N S I P I L K A B U P A T E N BAIVYL^ASIN.

Guna mcngunfpulkan data dalam rangka penyusunan skripsi yang


berjudul:
HAK ANAK UNTUK M E M P E R O L E H A K T A K E L A H I R A N DAN
PROSES PEMBUATAN PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN
P E N C A T A T A N S I P I L K A B U P A T E N BANYUASIN.

adapun data yang diperoleh semata-mata akan dipergunakan untuk


bahan penulisan karya ilmiab/skripsi dan tidak untuk dipublikasikan
diluar kampus

Demikianlah atas perhatian dan kerjasamanya yang baik diucapkan


terima kasih

Wabillahit taufiq walhidayah.


Wassalamu'alaikum wr. v

Dekan
PEMERIN ; At ! KABUPATEN EANYUAGiN
DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIP!
Koniplek Perkantoran i eaiunnG:.'! Kabupaler. baiiyuasai NCOS S c k o j o
Pangkalan ^alai, Provinsi Sumatcra Sclatan
TeFp-ZFax : 07117690027 Kode Pes 30753
E-mal!: kont3k@dukcapil.banyuasinkab,go.id Website : www.dukcapil.banyuasinkab.go.id

SURAT KETERANGAN
NOMOR : 3f^ /DUK-PENCAPIL/I/2015

Y a n g bertanda t a n g a n di b a w a h ini :

Nama MUHAMMAD M U S A , S . P d , MM

NIP 19580504 197912 1 002

Jabatan K e p a l a Bidang P e n g o l a h a n I n f o r m a s i Administrasi K e p e n d u d u k a n

Instansi Dinas K e p e n d u d u k a n d a n P e n c a t a t a n Sipil K a b u p a t e n B a n y u a s i n

D e n g a n ini m e n e r a n g k a n b a h w a :

Nama ARDIANSYAH P R A S E H O

Tempat/TgLLahir P a l e m b a n g , 19 J u l ! 1 9 9 3

Jenis Kelamin Laki-Iaki

Alamat R t . 0 0 7 R w . 0 0 2 K e l u r a h a n S u k a j a d i K e c a m a t a n T a l a n g Kelapa

Kabupaten Banyuasin

M e m a n g benar telah m e l a k u k a n Penelitian d a n P e n g a m b i l a n Data pada D i n a s K e p e n d u d u k a n

dan P e n c a t a t a n Sipil K a b u p a t e n B a n y u a s i n s e l a m a 9 ( s e m b i l a n ) hari dari t a n g g a l 2 3 s/d 31 Juli

2 0 1 5 untuk keperluan d a l a m p e n y u s u n a n Skripsi y a n g b e r s a n g k u t a n .

D e m i k i a n S u r a t K e t e r a n g a n ini dibuat d e n g a n s e b e n a r n y a untuk dapat d i p e r g u n a k a n

;eperlunya.

P a n g k a l a n Balai, 5 Agustus 2015

KEPALA BIDANG PENGOLAHAN I N F O R M A S I


ADMINIST^SI KEPENDUDUKAN DINAS
'ENCATATAfJ SIPIL

MUSA, S.Pdv MM

NIP. 19580504 197912 1 002


KONSULTASI MATERI YANG DIBIMBINGKAN PARAF KET.
KE PEMBIMBING

f' A^^M frcAfn'M'

nu
Y<7. Z<r

DIKELUARKAN DI PALEMBANG

PADA TANGGAL:

KETUA BAGIAN, DASAR- DASAR ILMU HUKUM

ROSMAWATI, SH. MH.

Anda mungkin juga menyukai