Anda di halaman 1dari 13

BAB II.

PROFIL NAGARI

2.1 Kondisi Nagari.


Kondisi Nagari merupakan suatu informasi tentang sejarah Nagari, Demografi, Keadaan
Sosial dan Keadaan ekonomi. Informasi yang diperoleh adalah hasil dari pengumpulan data
yang ada dinagari, khuauany Nagari Lakitan selatan. Dari data yang diperoleh diharapkan
dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk menyusun rencana pelaksanaan pembangunan
Nagari Lakitan selatan ke depan. Rencana pelaksanaan pembangunan yang dibuat
berdasarkan data dan informasi yang tepat, mudah mudahan akan dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi oleh Masyarakat Nagari Lakitan selatan Kecamatan Lengayang
Kabupaten Pesisir Selatan. Bila permasalahan dapat teratasi oleh kegiatan-kegiatan
pembangunan yang dilakukan, maka sangat diharapkan akan dapat memberikan dampak dan
juga dapat mewujudkan masyarakat Nagari Lakitan Selatan yang sejahtera.
2.1.1 Sejarah Nagari
Nagari Lakitan Selatan dulunya merupakan Wilayah dari Nagari Lakitan Induk di kecamatan
Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Nagari Lakitan Induk ini sebelum dilaksanakan
pemekaran memiliki sebanyak 18 Kampung yang dipimpin oleh seorang wali nagari. Dari
hasil evaluasi yang dilakukan oleh Tim penilaian kinerja pelayanan masyarakat, memperoleh
skor yang rendah dalam pelaksanaan pelayanan terhadap masyarakat. Rendahnya pelayanan
terhadap masyarakat oleh pelaksanaan pemerintah Nagari, mengakibatkan rendahnya
kepuasan masyarkat. Kurang maksimalnya pelayanan terhadap masyarakat diantaranya
disebabkan oleh karena 1). luas Nagari 2). Besarnya jumlah penduduk 3). Kurang dan
rendahnya SDM Aparatur nagari. Ketiga hal ini, mengakibatkan terjadinya kesulitan dalam
memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Berdasarkan evaluasi diatas, maka
sejak tahun 2009 Nagari induk ini dimekarkan menjadi 5 (Lima) Nagari. Dan Setelah
dimekarkan Nagari Lakitan selatan memiliki 4 kampung, terdiri dari, 1). Kampung Seberang
Tarok, 2). Kampung Lubuk Begalung, 3). Kapung Koto Raya dan 4). Kampung Karang
Tangah. Masing-masing kampung dipimpin oleh seorang Kepala Kampung, yang berfunsi
sebagai pembantu Wali Nagari dalam pelaksanaan pemerintahan Nagari.

2.1.2 Demografi
Demografi Nagari Lakitan Selatan terdiri dari Batas Nagari dengan nagari lainnya, Luas
wilayah, keadaan Topografi Nagari, dan iklim seperti berikut :
1. Batas Wilayah
- Sebelah Utara : Nagari Lakitn
- Sebelah Selatan : Nagari Palangai Kecamatan Ranah Pesisir
- Sebelah Barat : Samuda Indonesia
- Sebelah Timur : Nagari Lakitan Tengah
2. Luas Wilayah.
Nagari Lakitan Selatan mempunyai luas 4.225 ha. Dari luas yang ada sebanyak
2.970 ha dimanfaatkan untuk Berkebun Sawit bagi Masyarakat Nagari lakitan
selatan, sehingga Sawit merupakan produksi Terbesar, dan sector unggulan dari
Nagari Lakitan selatan.
Table 2.1
Pemanfaatan Lahan Tanah
Nagari Lakitan Selatan

No. PEMANFAATAN LAHAN LUAS (Ha) KETERANGAN

9
1. Tanah Sawah .425
2. Tanah Pekarangan 15
3. Tanah Tegalan -
4. Perkebunan dan Perbukitan 2970
5. Lain lan 815
Jumlah 4225

Dari data pemanfaatan lahan diatas, sector perkebunan merupakan pekerjaan yang
dapat menyerap tenaga kerja terbanyak, dari profesi kerja lainnya, atau lebih dari
60%.
3. Topografi Nagari
Secara umum keadaan topografi Nagari Lakitan Selatan adalah merupakan daerah dataran
rendah dan Pinggiran Pantai. Daerah dataran sebagian besar merupakan lahan perkebunan
rakyat yang dikabolarasi dengan lahan pertanian sawah dan peternakan. Sedangkan daerah
Pinggiran merupakan lahan pertanian Perikanan (Nelayan) dan peternakan.
4. Iklim
Iklim Nagari Lakitan Selatan sebagaimana Nagari lain di wilayah Indonesia mempunyai
Iklim Kemarau dan Penghujan. Hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap
pola tanam yang ada di Nagari Lakitan Selatan Kecamatan Lengayang.
2.1.3 Keadaan Sosial
Bidang Sosial mencakup 2 (dua) Bidang, yaitu Bidang Pendidikan dan Bidang Kesehatan.
Keadaan pendidikan dan kesehatan dapat disampaikan sebagai berikut :
a. Pendidikan.
UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU ini
penyelenggaraan pendidikan wajib memegang beberapa prinsip, yakni pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa dengan satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
Selain itu dalam penyelenggaraan juga harus dalam suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran melalui mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung
bagi segenap warga masyarakat memberdayakan semua komponen masyarakat melalui
peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap
manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.
Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan
diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi
seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Seorang anak yang disayangi akan menyayangi keluarganya, sehingga anak akan
merasakan bahwa anak dibutuhkan dalam keluarga. Sebab merasa keluarga sebagai
sumber kekuatan yang membangunnya. Dengan demikian akan timbul suatu situasi yang
saling membantu, saling menghargai, yang sangat mendukung perkembangan anak. Di
dalam keluarga yang memberi kesempatan maksimum pertumbuhan, dan perkembangan
adalah orang tua. Dalam lingkungan keluarga harga diri berkembang karena dihargai,
diterima, dicintai, dan dihormati sebagai manusia. Itulah pentingnya mengapa kita
menjadi orang yang terdidik di lingkungan keluarga. Orang tua mengajarkan kepada kita
mulai sejak kecil untuk menghargai orang lain.
Sedangkan di lingkungan sekolah yang menjadi pendidikan kedua dan apabila orang tua
mempunyai cukup uang maka dapat melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi dan

10
akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi kemudian menjadi seorang yang terdidik.
Alangkah pentingnya pendidikan itu. Guru sebagai media pendidik memberikan ilmunya
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Peranan guru sebagai pendidik merupakan
peran untuk memberikan bantuan dan dorongan, serta tugas-tugas yang berkaitan dengan
mendisiplinkan anak agar anak dapat mempunyai rasa tanggung jawab dengan apa yang
dia lakukan. Guru juga harus berupaya agar pelajaran yang diberikan selalu cukup untuk
menarik minat anak .
Selain itu peranan lingkungan masyarakat juga penting bagi anak didik. Hal ini berarti
memberikan gambaran tentang bagaimana kita hidup bermasyarakat. Dengan demikian
bila kita berinteraksi dengan masyarakat maka mereka akan menilai kita, bahwa tahu
mana orang yang terdidik, dan tidak terdidik. Di zaman Era Globalisasi diharapkan
generasi muda bisa mengembangkan ilmu yang didapat sehingga tidak ketinggalan dalam
perkembangan zaman. Itulah pentingnya menjadi seorang yang terdidik baik di
lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat.
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Usaha pendidikan dilaksanakan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan,
yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah. Pendidikan dilakukan disepanjang
hayat hidup. Hal ini berguna untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang
akan datang.
Dari pengertian di atas mengungkapkan bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting
untuk masyarakat dalam memajukan Negara, khususnya Nagari Kambang. Dan juga
sangat penting dalam proses pembangunan Nagari untuk menjadi Nagari yang lebih maju.
Pemerintahlah, termasuk Pemerintahan wali ngari, berkewajiban untuk menjamin setiap
warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk
mendapatkan pendidikan yang bermutu.
Pada tahun 2016, kondisi pendidikan di Nagari Lakitan Selatan seperti data berikut :
Tabel 2.2
Data Pendidikan Terakhir
Masyarakat Nagari Lakitan Selatan Tahun 2016

NO. PENDIDIKAN TERAKHIR JUMLAH PARSENTASE

1. Belum Masuk TK / Kelompok Bermain 761 9,38 %


2. Sedang TK / Kelompok Bermain 69 0.48 %
3. Tidak Pernah Sekolah 80 1,44 %
4. Sedang SD / Sederajat 601 10,21 %
5. Tamat SD / Sederajat 1.529 22,21 %
6. Tidak Tamat SD / Sederajat 308 1,81 %
7. Sedang SLTP / Sederajat 288 3,14 %
8. Tamat SLTP / Sederajat 819 13,57 %
9. Sedang SLTA / Sederajat 330 3,84 %
10. Tamat SLTA / Sederajat 1.764 26,14 %
11. Tamat D-1 / Sederajat 22 0.37 %
12. Sedang D-2 / Sederajat 17 0,02 %
13. Tamat D-2 / Sederajat 108 1.12 %
14. Sedang D-3 / Sederajat 18 0.13 %
15. Tamat D-3 / Sederajat 60 0,53 %
16. Sedang S-1 / Sederajat 154 2,24 %
17. Tamat S-1 / Sederajat 190 3,31 %
18. Tamat S-2 / Sederajat 13 0.02 %
19. Sedang SLB A / Sederajat 2 0,03 %
7.133 100%
DESEMBER 2016 : Data PROPINSI SUMATERA BARAT

11
Dari data diatas dapat dibaca, bahwa tingkat pendidikan sebagian besar penduduk Nagari
Kambang didominasi oleh tamat SD sampai SLTA sebanyak 4.112 orang. Pendidikan
terakhir yang di tamatkan oleh masyarakat atau hanya tamat SD dan SLTA ini dapat diartikan
bahwa penduduk nagari Lakitan Selatan boleh dikatakan sumber daya manusia yang ada
masih rendah.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi,
yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta
berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Tapi sudah
seharusnya bangsa Indonesia secara benar dan tepat memanfaatkan potensi sumber daya yang
dimiliki (resources base) dengan kemampuan SDM yang tinggi sebagai kekuatan dalam
membangun perekonomian nasional. Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses
pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang
memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan
dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam
intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung.
Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang
tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti
kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM dalam menghadapi persaingan
ekonomi global. Inilah kenapa artikel saya membahas tentang Sumber Daya Manusia yang
Rendah dan kriminalitas

Rendahnya kualitas SDM di Indonesia menjadi hambatan utama dalam proses kemajuan
bangsa Indonesia. Kualitas SDM yang rendah berarti membuktikan kalau kualitas pendidikan
di Indonesia masih rendah. Sebab dalam hal ini pendidikan dianggap sebagai mekanisme
kelembagaan pokok dalam mengembangkan keahlian dan pengetahuan. Pendidikan
merupakan kegiatan investasi di mana pembangunan ekonomi sangat berkepentingan. Sebab
bagaimanapun pembangunan ekonomi membutuhkan kualitas SDM yang unggul baik dalam
kapasitas penguasaan IPTEK maupun sikap mental dan moral yang tinggi, sehingga dapat
menjadi subyek atau pelaku pembangunan. Sehingga jika pendidikan kurang maka kualitas
SDM akan rendah, pengangguran akan semakin besar. Orang tidak bekerja alias
pengangguran merupakan masalah bangsa yang tidak pernah selesai.
b. Kesehatan
Tujuan dari pembangunan kesehatan Nagari Lakitan Selatan adalah meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Nagari yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat di antaranya
adalah konsumsi makanan bergizi, sarana kesehatan dan keadaan sanitasi lingkungan.
Pemenuhan sarana kesehatan memiliki peranan yang strategis karena melalui sarana
kesehatan yang baik dapat memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada
masyarakat.
Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah
ketersediaan fasilitas dan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan dan keadaan sosial
ekonomi masyarakat. Fasilitas dan pelayanan kesehatan merupakan faktor penentu dalam
perbaikan kesehatan.
Table 2.3
Sarana Kesehatan di Nagari Lakitan Selatan

No. Nama Unit Kesehatan jumlah lokasi Tenaga Medis Jumlah keterangan

1. Puskesri 4 Di masing-masing Bidan 4 0rg


Kampung Perawat

2. POSYANDU 9 unit

12
3’ Sarana Pendukung
Apotik dan Toko Obat

Konsep pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat adalah terlayaninya seluruh masyarakat dan
penyakitnya terobati. Namun di Nagari Lakitan Selatan Unit kesehatan yang ada adalah Puskesri.
Fungsi Puskesri adalah hanya bertugas dalam pelayanan kesehatan (konsultasi, tindakan preventif
terhadap penyakit terutama yang endemik). Namun kendala yang ditemui adalah jumlah Bidan yang
relatif sedikit, ditambah lagi kondisi geografis wilayah yang minim aksesibilitas disebabkan kualitas
dan kuantitas infrastruktur wilayah yang kurang mendukung.
Permasalahan yang timbul pada sektor kesehatan secara umum meliputi; Dana Kesehatan yang
terbatas, terbatasnya tingkat profesionalisme tenaga medis dan paramedis, keterbatasan sarana dan
prasarana kesehatan, gizi yang layak belum terpenuhi secara perkapita, tingkat aksesibilitas wilayah
yang sulit di jangkau pada beberapa daerah.
Table : 2.4
Jumlah Penderita Bermacam Kasus Penyakit
Di Nagari Lakitan Selatan

No. Jenis Penyakit Jumlah Kasus Ket

1. ISPA
2. GASTRITIS
3. REMATIK
4. HIPERTENSI
5. PENYAKIT KULIT KARENA ALERGI
6. ARTITIS
7. SCABIES
8. P. KULIT KARENA INFEKSI
9. DIARE
10. ASMA
11. HIV
12. IMS
13. DBD
14. TB
15. MALARIA

c. Kependudukan
1. Jumlah Penduduk
Nagari Lakitan Selatan memiliki wilayah yang cukup luas yaitu sekitar 4.225 ha.
Kepadatan penduduk dalam 10 orang / km2. Total jumlah penduduk sebanyak 7.133 jiwa
dengan rincian seperti table berikut ;
TABEL 2.5
DATA JUMLAH PENDUDUK NAGARI LAKITAN SELATAN
PADA MASING-MASING KAMPUNG

JUMLAH JUMLAH/JENIS KELAMIN


PENDUDUK PRIA WANITA KE
No. NAMA KAMPUNG (jiwa) (jiwa) % (jiwa) % T

1, Seberang Tarok 2..456 1..258 51,22 1.198 48,79


2. Lubuk Begalung 1.335 691 51,76 644 48,23
3. Koto Raya 2.131 888 41,67 1243 58,33

13
4. Karang Tangah 1.211 562 46,40 649 53,60
Jumlah 7.133 3.401 47,68 3.732 52,32
Desember 2016 : Data Propinsi Sumatera Barat

Dari table diatas menunjukan, bahwa jumlah pria sebanyak 3.401 jiwa atau 47,68% dan
wanita sebanyak 3.732 jiwa atau 52,32%. Rasio jenis kelamin antara pria dan wanita 0,03,
artinya pada setiap 100 orang pria terdapat 103 orang wanita, hal ini menunjukkan bahwa
komposisi penduduk wanita masih mendominasi.

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia.


Jumlah penduduk berdasarkan usia dibagi dalam 4 kategori yaitu : Usia anak-anak, Usia
Sekolah, Usia Pemuda (siap bekerja) dan Usia Tua atau Usia pension dalam bekerja,
seperti tampilan data berkut :
Table 2.6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
Laki-
Usia Laki-Laki Perempuan Usia Laki Perempuan
( orang ) ( orang ) ( orang ) ( orang )

0-12 bulan 35 45 39 Tahun 45 47


1 Tahun 35 35 40 Tahn 49 50
2 Tahun 37 50 41 Tahun 48 52
3 Tahun 40 47 42 Tahun 41 45
4 Tahun 51 55 43 Tahun 55 56
5 Tahun 51 46 44 Tahun 31 30
6 Tahun 61 55 45 Tahun 42 45
7 Tahun 61 60 46 Tahun 50 25
8 Tahun 72 62 47 Tahun 54 45
9 Tahun 53 65 48 Tahun 42 62
10 Tahun 45 67 49 Tahun 41 48
11 Tahun 46 69 50 Tahun 58 65
12 Tahun 42 70 51 Tahun 34 38
13 Tahun 45 49 52 Tahun 43 46
14 Tahun 57 60 53 Tahun 35 38
15 Tahun 58 58 54 Tahun 39 26
16 Tahun 35 56 55 Tahun 21 53
17 Tahun 37 58 56 Tahun 30 42
18 Tahun 24 56 57 Tahun 34 37
19 Tahun 45 40 58 Tahun 25 37
20 Tahun 36 59 59 Tahun 49 35
21 Tahun 40 65 60 Tahun 46 36
22 Tahun 32 50 61 Tahun 43 27
23 Tahun 42 52 62 Tahun 47 28
24 Tahun 40 54 63 Tahun 31 37
25 Tahun 24 46 64 Tahun 36 43
26 Tahun 41 58 65 Tahun 48 34
27 Tahun 52 54 66 Tahun 32 37
28 Tahun 49 54 67 Tahun 38 44

14
29 Tahun 25 40 68 Tahun 32 50
30 Tahun 45 46 69 Tahun 33 35
31 Tahun 40 50 70 Tahun 26 43
32 Tahun 34 50 71 Tahun 46 58
33 Tahun 40 45 72 Tahun 44 39
34 Tahun 33 40 73 Tahun 36 24
35 Tahun 26 50 74 Tahun 37 36
36 Tahun 42 45 75 Tahun 27 31
37 Tahun 43 53 Lebih dari 75 23 37
38 Tahun 35 65 Total 3.140 3.640

Tampilan data diatas diatas menginformasikan bahwa usia anak-anak antara 0 – 6 tahun
sebanyak 643 orang. Untuk anak sekolah dari umur 7 tahun s/d 20 tahun sebanyak 1.485
orang. Usia pemuda atau masuk dalam angkatan kerja dari usia 21 tahun s/d 58 tahun
sebanyak 3.304 orang. Dan usia tua atau masuk usia pensiun dari pekerjaan usia 59 tahun
s/d 75 tahun keatas sebanyak 1.348 orang.
d. Ketenagakerjaan

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun
2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga
kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di
Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang
mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para
tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas
20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah
termasuk tenaga kerja.
Dari table 2.6 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja di Nagari Lakitan Selatan yang
dihitung dari usia 21 tahun s/d 58 tahun berjumlah 3.304.

Kerjasama antar SDM dan SDA sangat penting. Karena hanya manusia yang dapat menjaga
keseimbangan lingkungan (Baca: Peran Manusia Dalam Menjaga Keseimbangan Lingkungan
Hidup). Menjaga serta memanfaatkan sumber daya alam sangat diperlukan demi kemajuan
sebuah negara. Indonesia adalah negara dengan potensi keanekaragaman hayati. Akan tetapi,
jika pemakaian sumber daya alam tidak bekerja sama dengan sumber daya manusia yang
mumpuni, maka keseimbangan alam akan terganggu. Salah satu potensi sumber daya
manusia adalah dengan cara menjaga keseimbangan ekosistem. Sehingga ekosistem di
indonesia tidak mengalami kerusakan yang parah (Baca: Kepentingan Menjaga
Keseimbangan Alam Sekitar).

Table 2.7
Mata Pencarian Pokok Masyarakat
Nagari Lakitan Selatan
Laki-laki Perempuan
No. Jenis Pekerjaan
( orang ) ( orang )
1. Petani / Pekebun 1.863 1.654
2. Buruh Tani 640 183
3. Buruh Migran Perempuan - -

15
4. Buruh Migran Laki-laki -
5. Pegawai Negeri Sipil 192 150
6. Pengrajin Industri Rumah Tangga 15 18
7. Pedagang Keliling 10 7
8. Peternak 135 116
9. Nelayan 97 32
10. Montir 7 -
11. Dokter Swasta -
12. Bidan Swasta -
13 Perawat Swasta 2 -
14 Pembantu Rumah Tangga -
15 TNI 19
16 Polri 3 -
17 Pensiunan 60 95
18 Pengusaha Kecil dan Menengah 9 6
19 Pengacara -
20 Notaris -
21 Dukun Kampung Terlatih 1
22 Jasa Pengobatan Alternatif -
23 Dosen Swasta -
24 Pengusaha Besar -
25 Arsitektur -
26 Seniman / Artis -
27 Karyawan Perusahaan Swasta -
DESEMBER 2016 : Data PROPINSI SUMATERA BARAT

Dari total jumlah penduduk Nagari Lakitan Selatan sebanyak 6.780 jiwa, terdapat angkatan
kerja yang dihitung dari usia 15 s/d 58 tahun sebanyak 3.573 orang atau 52,70 %. Dari
Angkatan kerja (3.573 orang) yang bekerja sebanyak 3.252 orang dan yang tidak bekerja
sebanyak 321 orang. berarti dari 100 orang yang termasuk usia kerja terdapat 89 orang yang
bekerja atau 11 orang yang tidak bekerja.
Dari sejumlah tenaga kerja yang bekerja tahun 2016 (3.252 orang), sektor pertanian
memberikan kontribusi terbesar dari penyerapan tenaga kerja sebesar 2.463 orang atau
75,73%, sedangkan sektor yang memiliki penyerapan tenaga kerja terkecil adalah sektor
Industri dan jasa sebanyak 12 orang atau 0,36%.
Tenaga kerja sentral yang sangat mendukung percepatan kemajuan Nagari adalah Guru.
Keberadaan tenaga kerja guru adalah sosok sentral bagi masyarakat. Jika ada orangtua
bingung dengan anaknya, ia akan pergi ke rumah seorang guru. Kalau partisipasi warga perlu
digerakkan untuk suatu proyek pembangunan di desa, gurulah yang pandai-pandai
membantunya. Warga masyarakat banyak membutuhkan pertolongan guru untuk penyuluhan,
pendampingan dan pengembangan lingkungannya. Tak heran bahwa di masa lalu guru masuk
dalam kelas priayi. Guru dianggap seorang cendikiawan bagi lingkungan desanya. Bukan
hanya di desa, kita sering mendengar orang-orang besar, orang pinter, pengusaha atau pejabat
yang mengagungkan sosok guru. Banyak dari mereka mengakui, bahwa seseorang menjadi “orang” karena
guru. Dalam awal pembangunan negara kita pun, keberhasilan pada pengembangan kualitas
sumber daya manusia, guru memainkan peran penting. Sering tidak terpikirkan bahwa untuk
menghasilkan orang yang berkualitas, gurulah yang menjadi awal perjalanan sejarah orang
tersebut.
Table 2.8

16
Tenaga Kerja Pendidikan
Di Nagari Lakitan Selatan

NO. Nama Sekolah Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Siswa/


(orang) Mahasiswa ( orang)
1. PAUD 2 35
2. TK 9 75
3. SD / Sederajat 77 988
4. SMP 80 920
5. MTsN 33 350
6. SMA / Sederajat 45 453
7. PTN 0 0
8. PTS 0 0
9. SLB / SDLB 0 5
Jumlah 243 2.866
DESEMBER 2016 : Data PROPINSI SUMATERA BARAT

2.1.4 Keadaan Ekonomi.


Pembagian wilayah Nagari Lakitan Selatan terbagi menjadi beberapa kawasan, yaitu wilayah
pemukiman, perumahan, perkebunan dan palawija serta pertanian. Untuk lebih jelasnya dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Wilayah pemukiman masyarakat Nagari Lakitan Selatan.
Masyarakat Nagari Lakitan Selatan bertempat tinggal atau membangun perumahan pada umumnya
ditepi jalan yang ada dan sebagian kecil berlokasi di arel persawahan dan perkebunan. Artinya
pemukiman perumahan tidak bertempat pada satu lokasi perumahan akan tetapi rumah masyarakat
berada hampir disetiap sudut nagari.
Akibat dari tidak adanya aturan tentang mendirikan rumah di lokasi tertentu sesuai dengan tata
ruang wilayah nagari yang seharusnya di susun sebelum pembangunan pemukiman dilaksanakan.
Permasalah yang timbul dari tidak adanya aturan mendirikan bangunan, sehingga ada masyarakat
yang membangun rumah di tanah tanah produktif.
2. Wilayah Pertanian Sawah dan Palawija.
Wilayah perkebunan di Nagari Lakitan Selatan sebesaar 2,970 ha. Ini merupakan areal yang
paling luas dari areal pemanfaatan tanah lainnya seperti Tanah pekarangan, tanah tegalan,
pertanian dan perbukitan serta pemanfaatan lainnya. Lahan perkebunan berada pada dataran
rendah, sehingga dapat dari aliran sungai yang ada seperti Batang Lakitan Sawah tadah hujan
seluas 415 ha. Jumlah kepala keluarga yang memiliki lahan pertanian sawah sebanyak 645 KK.
3. Wilayah Lahan perkebunan.
Luas tanah perkebunan yang tersedia sebanyak 2.970 ha, yang dimiliki oleh 1.156 KK. Jenis
komoditas perkebunan yang ditanam adalah Kelapa sawit, kopi, cengkeh, coklat, pinang, karet dan
pala. Wilayah perkebunan terdapat di kawasan perbuktan dan daerah daerah selain daerah
pertanian sawah.

4. Peternakan.

Wilayah peternakan yang ada di Nagari Lakitan Selatan tersebar di seluruh wilayah nagari. Jenis
ternak yang dipelihara oleh masyarakat adalah sapi, ayam kampung, ayan jenis boiler, bebek, dan
kambing.

Table 2.9
Jumlah Penghasilan Masyarakat/bulan

17
NO. JUMLAH PENGHASILAN PERBULAN JUMLAH PARSENTASE

Dibawah Rp. 500.000,-


1. Antara Rp. 500.000,- s/d 1.000.000,- 3.733 62,39 %
2. Antara Rp. 1.000.000,- s/d 2.000.000,- 1.327 22,18 %
3. Antara Rp. 2.000.000,- s/d 3.000.000,- 594 9,93 %
4. Antara Rp. 3.000.000,- s/d 5.000.000,- 215 3,59 %
5. Antara Rp. 5.000.000,- s/d 10.000.000,- 110 1,84 %
6. Di atas Rp. 10.000.000,- 2 0,03 %
7. 2 0,03 %

DESEMBER 2016 : Data PROPINSI SUMATERA BARAT

Table 2.10
Jumlah Pengeluaran Masyarakat/Bulan

NO. JUMLAH PENGELUARAN PERBULAN JUMLAH PARSENTASE

Dibawah Rp. 500.000,-


1. Antara Rp. 500.000,- s/d 1.000.000,- 5.043 84,29 %
2. Antara Rp. 1.000.000,- s/d 2.000.000,- 611 10,21 %
3. Antara Rp. 2.000.000,- s/d 3.000.000,- 222 3,71 %
4. Antara Rp. 3.000.000,- s/d 5.000.000,- 103 1,72 %
5. Antara Rp. 5.000.000,- s/d 10.000.000,- 1 0,02 %
6. Di atas Rp. 10.000.000, 2 0,03 %
7. 1 0,02 %
DESEMBER 2016 : Data PROPINSI SUMATERA BARAT

Table 2.11
Penduduk Pemilik Lahan Pertanian

NO. KEPEMILIKAN LAHAN JUMLAH PARSENTASE


PERTANIAN TANAMAN PANGAN

1. Tidak Memiliki 3.022 50,51 %


2. Memiliki Kurang 0,5 ha 1.204 20,12 %
3. Memiliki 0,5 – 1,0 ha 1.733 28,97 %
4. Memiliki Lebih dari 1,0 ha 24 0,40 %

5.083 100%
Jumlah
DESEMBER 2016 : Data PROPINSI SUMATERA BARAT

2.2 Kondisi Pemerintahan Nagari


Sejak Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa dberlakukan. terjadi perubahan
konstalasi politik, hukum, ekonomi dan sosial pada pemerintahan desa di seluruh Indonesia.
Dengan undang-undang tersebut pemerintahan desa punya dasar hukum yang jelas untuk
mengakses sumber pendanaan dari APBD, APBN disamping pendapatan yang bersumber dari
pendapatan asli desa guna menunjang pembangunan masyarakat di pedesaan. Dengan
pemberian kewenangan yang lebih besar, pemerintahan desa juga memiliki peluang untuk
menentukan arah kebijakan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pada sisi lain terbitnya undang-undang desa juga merupakan tantangan bagi pemerintahan desa
beserta segenap stakeholder untuk bisa mengolah sumber dana dan peluang yang besar itu,
karena tidak secara otomatis dengan dana yang besar akan langsung terwujud kesejahteraan
apabila tidak mampu mengelola secara baik. Agar terwujud pembangunan desa yang efektif
dan efisien tentunya dibutuhkan perencanaan yang matang dengan memperhitungkan segenap
potensi yang dimiliki, tim kerja yang peofesional, pola pelaksanaan pembangunan yang tepat,

18
pengawasan yang mampu menghindari kebocoran dan penyimpangan, serta adanya system
pelaporan dan evaluasi yang transparan dan akuntabel. Apabila lima hal tersebut tidak bisa
diwujudkan maka potensi sumber dana dan kewenangan yang besar tersebut akan menjadi sia-
sia bahkan bisa menjadi bencana. Untuk mewujudkan semua ini dibutuhkan sumber daya
manusia terutama perangkat desa yang professional dari segi pendidikan, pengetahuan, dan
ketrampilan sesuai tugas yang diembannya. Kondisi pemerintahan desa saat ini masih sangat
lemah, hal ini disebabkan sistem pembangunan pemerintah sebelumnya yang bersifat top-down,
hampir semua pembangunan direncanakan oleh pusat dan desa tinggal menerima perintah apa
yang harus dilakukan. Sehingga kemadirian aparatur desa sangat lemah, mereka belum terbiasa
menyusun perencanaan pembangunan, penggalian potensi desa dan malakukan pengelolaan
yang baik sesuai kebutuhan masyarakatnya. Sebagian besar perangkat desa saat ini
berpendidikan tingkat SMA/SMK bahkan masih banyak yang hanya tingkat SMP/SD, dan
hanya sebagian kecil yang berasal dari perguruan tinggi. Dari segi ketrampilan, masih banyak
perangkat desa yang belum menguasai computer dan teknologi informasi. Dilihat dari sisi
susunan organisasi pemerintah desa. Setiap desa memiliki seorang Kepala Desa, seorang
Sekretaris Desa, seorang Kepala Urusan Umum, Seorang Kepala Urusan Keuangan, Seorang
Kepala Seksi Pemerintahan dan Pembangunan, Seorang Kepala Seksi Kesejahteraan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Beberapa Kepala Dusun, dan beberapa Pembantu Kepala Seksi
Kesejahteraan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bebarapa desa memiliki Kepala Seksi
Pemerintahan dan Kepala Seksi Pembangunan secara terpisah (pola maksimal) dan hanya
sebagian kecil desa yang memiliki staf. Struktur ini belum cukup untuk menjalankan tugas yang
cukup besar sesuai Undang-undang Desa. Permasalahan Berdasarkan uraian tersebut diatas
maka banyak permasalahan yang ada pada pemerintahan desa dalam menghadapi pelaksanaan
Undang-undang Desa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut tentunya pemerintah perlu
mencari jalan keluar agar setiap pemerintahan desa mampu menjalankan fungsi pemerintahan
dan pembangunan sesuai yang diamatkan dalam Undang-undang Desa.
Permasalahan yang dihadapi Nagari Lakitan Selatan seperti berikut:

No. Lembaga Masalah Potensi


1 Pemnag dan Bamus Kantor Bamus menyatu dg Nagari Tersedianya Lahan
Kurangnya Aparatur Nagari Adanya Tamatan Sarjana
Kurangnya Pengetahuan Aparatur Nagari Tingginya Kemauan Belajar
2 LPMN Kurangnya Pengetahuan LPMN tentang potensi
Adanya Tamatan Sarjana
nagari
Tidak adanya biaya Transportasi Ada dana DAUN
Kurang mengetahui Tupoksi LPMN Tersedianya Buku Petunjuk
LPNM kurang dekat dengan Masyarakat Tersedianya waktu
3 KPMN Kurangnya Kemanpuan untuk Fasilitasi masyarakat Adanya Tamatan Sarjana
Kurangnya dana untuk trasportasi Ada Dana DOK
Kurangnya keinginan untuk membangun kampong Banyak SDM
4 Karang Taruna Bidang Kesenian Tradisionaal Kurang Berkembang Alat ada,Pemain ada
Kreatifitas Anak Di Bidang Kesenian Moderen
Anak ada
Masih Kurang
5 PKK Kurangnya Kesejahteraan Kader PKK Kader ada, PKK ada
Kegiatan PKK tidak aktif. PKK ada
6 MUI Kurangnya Kesejahteraan MUI Pengurus MUI ada
Kegiatan MUI tidak aktif. MUI ada
7 BAMUS BAMUS kurang dekat dengan Masyarakat Tersedianya waktu
Kurang biaya Transportasi Ada dana DAUN
Kurangnya Pengetahuan BAMUS tentang nagari Adanya Tamatan Sarjana
8 M. TAQLIM Kurangnya Biaya Operasional Bisa beriyuran
Susahnya berkumpul bersama anggota Ada perkumpulan
Kurangnya guru untuk pembinaan Adanya Guru Pengajar
9 PPL Kurangnya Kemanpuan untuk Fasilitasi masyarakat Adanya Tamatan Sarjana
Kurangnya dana untuk trasportasi Ada Dana APBD
Kurangnya keinginan untuk membangun kampung Banyak SDM
10. Kepala Kampung Kurangnya Kesejateraan Kepala Kampung Tersedia Waktu
Kurangnya Fasilitas utk Kepala Kampung Ada Urusan Keluar Kampung

19
11. Wali Nagari Kurangnya Kesejateraan Wali Nagari dan Tersedia Waktu
Perangkatnya, Ada Urusan Keluar Kampung
Kurangnya Fasilitas utk Wali Nagari dan
Perangkatnya.

1. Bagaimana susunan organisasi pemerintah desa yang ideal?


2. Upaya apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan perangkat desa
2.2.1 Pembagian Wilayah Nagari
Pembagian wilayah nagari Lakitan Selatan dibagi dalam 4 Kampung. Masing-masing kampung
dipimpin oleh seorang Kepala Kampung. Kemudian masing-masing Kampung terdiri dari Dusun-
Dusun.

Nama-nama Kepala Kampung Nagari Lakitan Selatan seperti pada table berikut :
Tabel : 2.12
Data Kampung dan Nama Kepala Kampung
No Nama Kampung Nama Kepala Kampung Jumlah Dusun
1. Seberang Tarok IPIN HENDRA 3
2. Lubuk Begalung MARKIS 1
3. Koto Raya JASRIL 3
4. Karang Tangah NOFRIADI 2
Jumlah 9

2.2.2 Struktur Organisasi Pemerintahan Nagari.

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN NAGARI


NAGARI LAKITAN SELATAN KECAMATAN LENGAYANG
KABUPATEN PESISIR SELATAN

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _BAMUS
_ __ _ _ ;
Wali Nagari
- ------ - - - - - - -- - - - - - - -LPMN;
HASAN BASRI, BA
Sekertaris Nagari
ASRUL

Kasi Pemerintahan Kasi Kesejateraan Kaur Tata Umum Kaur Perencanaan & Keuangan
PITRI DARNI, S.Kom SYAFRUDDIN, NURAFNI YULIA E.P -

TPK Nagari Bendahara Nagari


Staf Pesuruh Kantor YUSMAELDA,S.Pd,I
-

KP. Seberang Tarok KP. Lubuk Begalung KP. Koto Raya KP. Karang Tangah
NOFRIALDI, S.Pdi MARKIS JASRIL NOFRIADI

20
21

Anda mungkin juga menyukai