PROFIL NAGARI
2.1.2 Demografi
Demografi Nagari Lakitan Selatan terdiri dari Batas Nagari dengan nagari lainnya, Luas
wilayah, keadaan Topografi Nagari, dan iklim seperti berikut :
1. Batas Wilayah
- Sebelah Utara : Nagari Lakitn
- Sebelah Selatan : Nagari Palangai Kecamatan Ranah Pesisir
- Sebelah Barat : Samuda Indonesia
- Sebelah Timur : Nagari Lakitan Tengah
2. Luas Wilayah.
Nagari Lakitan Selatan mempunyai luas 4.225 ha. Dari luas yang ada sebanyak
2.970 ha dimanfaatkan untuk Berkebun Sawit bagi Masyarakat Nagari lakitan
selatan, sehingga Sawit merupakan produksi Terbesar, dan sector unggulan dari
Nagari Lakitan selatan.
Table 2.1
Pemanfaatan Lahan Tanah
Nagari Lakitan Selatan
9
1. Tanah Sawah .425
2. Tanah Pekarangan 15
3. Tanah Tegalan -
4. Perkebunan dan Perbukitan 2970
5. Lain lan 815
Jumlah 4225
Dari data pemanfaatan lahan diatas, sector perkebunan merupakan pekerjaan yang
dapat menyerap tenaga kerja terbanyak, dari profesi kerja lainnya, atau lebih dari
60%.
3. Topografi Nagari
Secara umum keadaan topografi Nagari Lakitan Selatan adalah merupakan daerah dataran
rendah dan Pinggiran Pantai. Daerah dataran sebagian besar merupakan lahan perkebunan
rakyat yang dikabolarasi dengan lahan pertanian sawah dan peternakan. Sedangkan daerah
Pinggiran merupakan lahan pertanian Perikanan (Nelayan) dan peternakan.
4. Iklim
Iklim Nagari Lakitan Selatan sebagaimana Nagari lain di wilayah Indonesia mempunyai
Iklim Kemarau dan Penghujan. Hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap
pola tanam yang ada di Nagari Lakitan Selatan Kecamatan Lengayang.
2.1.3 Keadaan Sosial
Bidang Sosial mencakup 2 (dua) Bidang, yaitu Bidang Pendidikan dan Bidang Kesehatan.
Keadaan pendidikan dan kesehatan dapat disampaikan sebagai berikut :
a. Pendidikan.
UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU ini
penyelenggaraan pendidikan wajib memegang beberapa prinsip, yakni pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa dengan satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
Selain itu dalam penyelenggaraan juga harus dalam suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran melalui mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung
bagi segenap warga masyarakat memberdayakan semua komponen masyarakat melalui
peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap
manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.
Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan
diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi
seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Seorang anak yang disayangi akan menyayangi keluarganya, sehingga anak akan
merasakan bahwa anak dibutuhkan dalam keluarga. Sebab merasa keluarga sebagai
sumber kekuatan yang membangunnya. Dengan demikian akan timbul suatu situasi yang
saling membantu, saling menghargai, yang sangat mendukung perkembangan anak. Di
dalam keluarga yang memberi kesempatan maksimum pertumbuhan, dan perkembangan
adalah orang tua. Dalam lingkungan keluarga harga diri berkembang karena dihargai,
diterima, dicintai, dan dihormati sebagai manusia. Itulah pentingnya mengapa kita
menjadi orang yang terdidik di lingkungan keluarga. Orang tua mengajarkan kepada kita
mulai sejak kecil untuk menghargai orang lain.
Sedangkan di lingkungan sekolah yang menjadi pendidikan kedua dan apabila orang tua
mempunyai cukup uang maka dapat melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi dan
10
akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi kemudian menjadi seorang yang terdidik.
Alangkah pentingnya pendidikan itu. Guru sebagai media pendidik memberikan ilmunya
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Peranan guru sebagai pendidik merupakan
peran untuk memberikan bantuan dan dorongan, serta tugas-tugas yang berkaitan dengan
mendisiplinkan anak agar anak dapat mempunyai rasa tanggung jawab dengan apa yang
dia lakukan. Guru juga harus berupaya agar pelajaran yang diberikan selalu cukup untuk
menarik minat anak .
Selain itu peranan lingkungan masyarakat juga penting bagi anak didik. Hal ini berarti
memberikan gambaran tentang bagaimana kita hidup bermasyarakat. Dengan demikian
bila kita berinteraksi dengan masyarakat maka mereka akan menilai kita, bahwa tahu
mana orang yang terdidik, dan tidak terdidik. Di zaman Era Globalisasi diharapkan
generasi muda bisa mengembangkan ilmu yang didapat sehingga tidak ketinggalan dalam
perkembangan zaman. Itulah pentingnya menjadi seorang yang terdidik baik di
lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat.
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Usaha pendidikan dilaksanakan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan,
yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah. Pendidikan dilakukan disepanjang
hayat hidup. Hal ini berguna untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang
akan datang.
Dari pengertian di atas mengungkapkan bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting
untuk masyarakat dalam memajukan Negara, khususnya Nagari Kambang. Dan juga
sangat penting dalam proses pembangunan Nagari untuk menjadi Nagari yang lebih maju.
Pemerintahlah, termasuk Pemerintahan wali ngari, berkewajiban untuk menjamin setiap
warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk
mendapatkan pendidikan yang bermutu.
Pada tahun 2016, kondisi pendidikan di Nagari Lakitan Selatan seperti data berikut :
Tabel 2.2
Data Pendidikan Terakhir
Masyarakat Nagari Lakitan Selatan Tahun 2016
11
Dari data diatas dapat dibaca, bahwa tingkat pendidikan sebagian besar penduduk Nagari
Kambang didominasi oleh tamat SD sampai SLTA sebanyak 4.112 orang. Pendidikan
terakhir yang di tamatkan oleh masyarakat atau hanya tamat SD dan SLTA ini dapat diartikan
bahwa penduduk nagari Lakitan Selatan boleh dikatakan sumber daya manusia yang ada
masih rendah.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi,
yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta
berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Tapi sudah
seharusnya bangsa Indonesia secara benar dan tepat memanfaatkan potensi sumber daya yang
dimiliki (resources base) dengan kemampuan SDM yang tinggi sebagai kekuatan dalam
membangun perekonomian nasional. Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses
pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang
memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan
dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam
intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung.
Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang
tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti
kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM dalam menghadapi persaingan
ekonomi global. Inilah kenapa artikel saya membahas tentang Sumber Daya Manusia yang
Rendah dan kriminalitas
Rendahnya kualitas SDM di Indonesia menjadi hambatan utama dalam proses kemajuan
bangsa Indonesia. Kualitas SDM yang rendah berarti membuktikan kalau kualitas pendidikan
di Indonesia masih rendah. Sebab dalam hal ini pendidikan dianggap sebagai mekanisme
kelembagaan pokok dalam mengembangkan keahlian dan pengetahuan. Pendidikan
merupakan kegiatan investasi di mana pembangunan ekonomi sangat berkepentingan. Sebab
bagaimanapun pembangunan ekonomi membutuhkan kualitas SDM yang unggul baik dalam
kapasitas penguasaan IPTEK maupun sikap mental dan moral yang tinggi, sehingga dapat
menjadi subyek atau pelaku pembangunan. Sehingga jika pendidikan kurang maka kualitas
SDM akan rendah, pengangguran akan semakin besar. Orang tidak bekerja alias
pengangguran merupakan masalah bangsa yang tidak pernah selesai.
b. Kesehatan
Tujuan dari pembangunan kesehatan Nagari Lakitan Selatan adalah meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Nagari yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat di antaranya
adalah konsumsi makanan bergizi, sarana kesehatan dan keadaan sanitasi lingkungan.
Pemenuhan sarana kesehatan memiliki peranan yang strategis karena melalui sarana
kesehatan yang baik dapat memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada
masyarakat.
Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah
ketersediaan fasilitas dan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan dan keadaan sosial
ekonomi masyarakat. Fasilitas dan pelayanan kesehatan merupakan faktor penentu dalam
perbaikan kesehatan.
Table 2.3
Sarana Kesehatan di Nagari Lakitan Selatan
No. Nama Unit Kesehatan jumlah lokasi Tenaga Medis Jumlah keterangan
2. POSYANDU 9 unit
12
3’ Sarana Pendukung
Apotik dan Toko Obat
Konsep pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat adalah terlayaninya seluruh masyarakat dan
penyakitnya terobati. Namun di Nagari Lakitan Selatan Unit kesehatan yang ada adalah Puskesri.
Fungsi Puskesri adalah hanya bertugas dalam pelayanan kesehatan (konsultasi, tindakan preventif
terhadap penyakit terutama yang endemik). Namun kendala yang ditemui adalah jumlah Bidan yang
relatif sedikit, ditambah lagi kondisi geografis wilayah yang minim aksesibilitas disebabkan kualitas
dan kuantitas infrastruktur wilayah yang kurang mendukung.
Permasalahan yang timbul pada sektor kesehatan secara umum meliputi; Dana Kesehatan yang
terbatas, terbatasnya tingkat profesionalisme tenaga medis dan paramedis, keterbatasan sarana dan
prasarana kesehatan, gizi yang layak belum terpenuhi secara perkapita, tingkat aksesibilitas wilayah
yang sulit di jangkau pada beberapa daerah.
Table : 2.4
Jumlah Penderita Bermacam Kasus Penyakit
Di Nagari Lakitan Selatan
1. ISPA
2. GASTRITIS
3. REMATIK
4. HIPERTENSI
5. PENYAKIT KULIT KARENA ALERGI
6. ARTITIS
7. SCABIES
8. P. KULIT KARENA INFEKSI
9. DIARE
10. ASMA
11. HIV
12. IMS
13. DBD
14. TB
15. MALARIA
c. Kependudukan
1. Jumlah Penduduk
Nagari Lakitan Selatan memiliki wilayah yang cukup luas yaitu sekitar 4.225 ha.
Kepadatan penduduk dalam 10 orang / km2. Total jumlah penduduk sebanyak 7.133 jiwa
dengan rincian seperti table berikut ;
TABEL 2.5
DATA JUMLAH PENDUDUK NAGARI LAKITAN SELATAN
PADA MASING-MASING KAMPUNG
13
4. Karang Tangah 1.211 562 46,40 649 53,60
Jumlah 7.133 3.401 47,68 3.732 52,32
Desember 2016 : Data Propinsi Sumatera Barat
Dari table diatas menunjukan, bahwa jumlah pria sebanyak 3.401 jiwa atau 47,68% dan
wanita sebanyak 3.732 jiwa atau 52,32%. Rasio jenis kelamin antara pria dan wanita 0,03,
artinya pada setiap 100 orang pria terdapat 103 orang wanita, hal ini menunjukkan bahwa
komposisi penduduk wanita masih mendominasi.
14
29 Tahun 25 40 68 Tahun 32 50
30 Tahun 45 46 69 Tahun 33 35
31 Tahun 40 50 70 Tahun 26 43
32 Tahun 34 50 71 Tahun 46 58
33 Tahun 40 45 72 Tahun 44 39
34 Tahun 33 40 73 Tahun 36 24
35 Tahun 26 50 74 Tahun 37 36
36 Tahun 42 45 75 Tahun 27 31
37 Tahun 43 53 Lebih dari 75 23 37
38 Tahun 35 65 Total 3.140 3.640
Tampilan data diatas diatas menginformasikan bahwa usia anak-anak antara 0 – 6 tahun
sebanyak 643 orang. Untuk anak sekolah dari umur 7 tahun s/d 20 tahun sebanyak 1.485
orang. Usia pemuda atau masuk dalam angkatan kerja dari usia 21 tahun s/d 58 tahun
sebanyak 3.304 orang. Dan usia tua atau masuk usia pensiun dari pekerjaan usia 59 tahun
s/d 75 tahun keatas sebanyak 1.348 orang.
d. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun
2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga
kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di
Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang
mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para
tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas
20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah
termasuk tenaga kerja.
Dari table 2.6 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja di Nagari Lakitan Selatan yang
dihitung dari usia 21 tahun s/d 58 tahun berjumlah 3.304.
Kerjasama antar SDM dan SDA sangat penting. Karena hanya manusia yang dapat menjaga
keseimbangan lingkungan (Baca: Peran Manusia Dalam Menjaga Keseimbangan Lingkungan
Hidup). Menjaga serta memanfaatkan sumber daya alam sangat diperlukan demi kemajuan
sebuah negara. Indonesia adalah negara dengan potensi keanekaragaman hayati. Akan tetapi,
jika pemakaian sumber daya alam tidak bekerja sama dengan sumber daya manusia yang
mumpuni, maka keseimbangan alam akan terganggu. Salah satu potensi sumber daya
manusia adalah dengan cara menjaga keseimbangan ekosistem. Sehingga ekosistem di
indonesia tidak mengalami kerusakan yang parah (Baca: Kepentingan Menjaga
Keseimbangan Alam Sekitar).
Table 2.7
Mata Pencarian Pokok Masyarakat
Nagari Lakitan Selatan
Laki-laki Perempuan
No. Jenis Pekerjaan
( orang ) ( orang )
1. Petani / Pekebun 1.863 1.654
2. Buruh Tani 640 183
3. Buruh Migran Perempuan - -
15
4. Buruh Migran Laki-laki -
5. Pegawai Negeri Sipil 192 150
6. Pengrajin Industri Rumah Tangga 15 18
7. Pedagang Keliling 10 7
8. Peternak 135 116
9. Nelayan 97 32
10. Montir 7 -
11. Dokter Swasta -
12. Bidan Swasta -
13 Perawat Swasta 2 -
14 Pembantu Rumah Tangga -
15 TNI 19
16 Polri 3 -
17 Pensiunan 60 95
18 Pengusaha Kecil dan Menengah 9 6
19 Pengacara -
20 Notaris -
21 Dukun Kampung Terlatih 1
22 Jasa Pengobatan Alternatif -
23 Dosen Swasta -
24 Pengusaha Besar -
25 Arsitektur -
26 Seniman / Artis -
27 Karyawan Perusahaan Swasta -
DESEMBER 2016 : Data PROPINSI SUMATERA BARAT
Dari total jumlah penduduk Nagari Lakitan Selatan sebanyak 6.780 jiwa, terdapat angkatan
kerja yang dihitung dari usia 15 s/d 58 tahun sebanyak 3.573 orang atau 52,70 %. Dari
Angkatan kerja (3.573 orang) yang bekerja sebanyak 3.252 orang dan yang tidak bekerja
sebanyak 321 orang. berarti dari 100 orang yang termasuk usia kerja terdapat 89 orang yang
bekerja atau 11 orang yang tidak bekerja.
Dari sejumlah tenaga kerja yang bekerja tahun 2016 (3.252 orang), sektor pertanian
memberikan kontribusi terbesar dari penyerapan tenaga kerja sebesar 2.463 orang atau
75,73%, sedangkan sektor yang memiliki penyerapan tenaga kerja terkecil adalah sektor
Industri dan jasa sebanyak 12 orang atau 0,36%.
Tenaga kerja sentral yang sangat mendukung percepatan kemajuan Nagari adalah Guru.
Keberadaan tenaga kerja guru adalah sosok sentral bagi masyarakat. Jika ada orangtua
bingung dengan anaknya, ia akan pergi ke rumah seorang guru. Kalau partisipasi warga perlu
digerakkan untuk suatu proyek pembangunan di desa, gurulah yang pandai-pandai
membantunya. Warga masyarakat banyak membutuhkan pertolongan guru untuk penyuluhan,
pendampingan dan pengembangan lingkungannya. Tak heran bahwa di masa lalu guru masuk
dalam kelas priayi. Guru dianggap seorang cendikiawan bagi lingkungan desanya. Bukan
hanya di desa, kita sering mendengar orang-orang besar, orang pinter, pengusaha atau pejabat
yang mengagungkan sosok guru. Banyak dari mereka mengakui, bahwa seseorang menjadi “orang” karena
guru. Dalam awal pembangunan negara kita pun, keberhasilan pada pengembangan kualitas
sumber daya manusia, guru memainkan peran penting. Sering tidak terpikirkan bahwa untuk
menghasilkan orang yang berkualitas, gurulah yang menjadi awal perjalanan sejarah orang
tersebut.
Table 2.8
16
Tenaga Kerja Pendidikan
Di Nagari Lakitan Selatan
4. Peternakan.
Wilayah peternakan yang ada di Nagari Lakitan Selatan tersebar di seluruh wilayah nagari. Jenis
ternak yang dipelihara oleh masyarakat adalah sapi, ayam kampung, ayan jenis boiler, bebek, dan
kambing.
Table 2.9
Jumlah Penghasilan Masyarakat/bulan
17
NO. JUMLAH PENGHASILAN PERBULAN JUMLAH PARSENTASE
Table 2.10
Jumlah Pengeluaran Masyarakat/Bulan
Table 2.11
Penduduk Pemilik Lahan Pertanian
5.083 100%
Jumlah
DESEMBER 2016 : Data PROPINSI SUMATERA BARAT
18
pengawasan yang mampu menghindari kebocoran dan penyimpangan, serta adanya system
pelaporan dan evaluasi yang transparan dan akuntabel. Apabila lima hal tersebut tidak bisa
diwujudkan maka potensi sumber dana dan kewenangan yang besar tersebut akan menjadi sia-
sia bahkan bisa menjadi bencana. Untuk mewujudkan semua ini dibutuhkan sumber daya
manusia terutama perangkat desa yang professional dari segi pendidikan, pengetahuan, dan
ketrampilan sesuai tugas yang diembannya. Kondisi pemerintahan desa saat ini masih sangat
lemah, hal ini disebabkan sistem pembangunan pemerintah sebelumnya yang bersifat top-down,
hampir semua pembangunan direncanakan oleh pusat dan desa tinggal menerima perintah apa
yang harus dilakukan. Sehingga kemadirian aparatur desa sangat lemah, mereka belum terbiasa
menyusun perencanaan pembangunan, penggalian potensi desa dan malakukan pengelolaan
yang baik sesuai kebutuhan masyarakatnya. Sebagian besar perangkat desa saat ini
berpendidikan tingkat SMA/SMK bahkan masih banyak yang hanya tingkat SMP/SD, dan
hanya sebagian kecil yang berasal dari perguruan tinggi. Dari segi ketrampilan, masih banyak
perangkat desa yang belum menguasai computer dan teknologi informasi. Dilihat dari sisi
susunan organisasi pemerintah desa. Setiap desa memiliki seorang Kepala Desa, seorang
Sekretaris Desa, seorang Kepala Urusan Umum, Seorang Kepala Urusan Keuangan, Seorang
Kepala Seksi Pemerintahan dan Pembangunan, Seorang Kepala Seksi Kesejahteraan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Beberapa Kepala Dusun, dan beberapa Pembantu Kepala Seksi
Kesejahteraan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bebarapa desa memiliki Kepala Seksi
Pemerintahan dan Kepala Seksi Pembangunan secara terpisah (pola maksimal) dan hanya
sebagian kecil desa yang memiliki staf. Struktur ini belum cukup untuk menjalankan tugas yang
cukup besar sesuai Undang-undang Desa. Permasalahan Berdasarkan uraian tersebut diatas
maka banyak permasalahan yang ada pada pemerintahan desa dalam menghadapi pelaksanaan
Undang-undang Desa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut tentunya pemerintah perlu
mencari jalan keluar agar setiap pemerintahan desa mampu menjalankan fungsi pemerintahan
dan pembangunan sesuai yang diamatkan dalam Undang-undang Desa.
Permasalahan yang dihadapi Nagari Lakitan Selatan seperti berikut:
19
11. Wali Nagari Kurangnya Kesejateraan Wali Nagari dan Tersedia Waktu
Perangkatnya, Ada Urusan Keluar Kampung
Kurangnya Fasilitas utk Wali Nagari dan
Perangkatnya.
Nama-nama Kepala Kampung Nagari Lakitan Selatan seperti pada table berikut :
Tabel : 2.12
Data Kampung dan Nama Kepala Kampung
No Nama Kampung Nama Kepala Kampung Jumlah Dusun
1. Seberang Tarok IPIN HENDRA 3
2. Lubuk Begalung MARKIS 1
3. Koto Raya JASRIL 3
4. Karang Tangah NOFRIADI 2
Jumlah 9
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _BAMUS
_ __ _ _ ;
Wali Nagari
- ------ - - - - - - -- - - - - - - -LPMN;
HASAN BASRI, BA
Sekertaris Nagari
ASRUL
Kasi Pemerintahan Kasi Kesejateraan Kaur Tata Umum Kaur Perencanaan & Keuangan
PITRI DARNI, S.Kom SYAFRUDDIN, NURAFNI YULIA E.P -
KP. Seberang Tarok KP. Lubuk Begalung KP. Koto Raya KP. Karang Tangah
NOFRIALDI, S.Pdi MARKIS JASRIL NOFRIADI
20
21