Anda di halaman 1dari 15

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif,

dimana pendekatan penelitian yang bertujuan menguji objektivitas teori dan menguji

hubungan antar variabel (Creswell, 2010). Menurut Cooper & Schindler (2014)

penelitian kuantitatif menitik beratkan pada pengukuran cermat akan sesuatu meliputi

pengujian hipotesis, data yang digunakan harus terukur, dan akan menghasilkan

kesimpulan yang dapat digeneralisasikan, pendekatan kuantitatif ini menggunakan (alat

analisis) statistik.

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya, maka variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

Variabel Independen, Variabel Dependen, dan Variabel Mediasi. Adapun dalam

penelitian ini terdapat tiga macam variabel yang diidentifikasi sebagai berikut (Cooper

& Schindler, 2014):

1. Variabel bebas (Independen Variable), merupakan variabel yang dapat

mempengaruhi atau menyebabkan adanya variabel dependen. Variabel bebas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah organizational citizenship behaviour (OCB).

2. Variabel terikat (Dependen Variable), merupakan variabel yang diukur, diprediksi,

dan diharapkan dapat dipengaruhi atau disebabkan oleh adanya variabel

independen. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah job

performance.

48

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49

3. Variabel Mediasi yang bersifat menjadi perantara (mediating) atau penghubung

(jembatan) antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel mediasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah social capital yang terdiri dari

(structural social capital, relational social capital, dan cognitive social capital).

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel merupakan definisi yang dinyatakan dengan

mempertimbangkan kriteria spesifik yang diperlukan dalam penelitian dimana yang

digunakan harus memenuhi standar empirik (Cooper & Schindler, 2014). Guna

menghindari ketidakjelasan makna dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini,

maka definisi operasional dari variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

3.2.1. Variabel bebas (Independen Variable)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah organizational citizenship

behaviour (OCB) yang didefinisakan Organ (1997) melalui perilaku membantu di luar

job description yang dilakukan secara sukarela untuk menyelesaikan pekerjaan.

Organizational citizenship behaviour (OCB) juga dilihat dari inisiatif pegawai

melakukan suatu hal yang dapat meningkatkan kinerja. Dalam penelitian ini,

pengukuran organizational citizenship behaviour (OCB) menggunakan item-item dari

(Podsakoff et al., 1990). Berikut merupakan pengukuran tersebut:

- Altruism

1. Membantu rekan kerja Diskominfo kabupaten Kediri yang tidak hadir

2. Membantu rekan kerja Diskominfo kabupaten Kediri yang memiliki beban

kerja tinggi

3. Membantu rekan kerja Diskominfo kabupaten Kediri memberikan orientasi atau

pengenalan kerja meskipun hal tersebut tidak diperlukan

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50

4. Membantu rekan kerja Diskominfo kabupaten Kediri yang sedang memiliki

masalah

5. Selalu siap memberikan bantuan kepada rekan kerja Diskominfo kabupaten

Kediri yang membutuhkan

- Conscientiousness

1. Selalu datang lebih awal di tempat kerja Diskominfo kabupaten Kediri

2. Tidak jarang mengambil jam istirahat lebih dari yang ditentukan Diskominfo

kabupaten Kediri

3. Selalu mematuhi peraturan Diskominfo kabupaten Kediri meskipun tidak

diketahui oleh rekan kerja

4. Saya merasa menjadi pegawai Diskominfo kabupaten Kediri yang paling teliti

5. Percaya ketika bekerja dengan jujur, Diskominfo kabupaten Kediri akan

memberikan hasil yang baik

- Courtesy

1. Selalu mencari cara untuk mencegah terjadinya masalah pada Diskominfo

kabupaten Kediri

2. Sadar bagaimana perilaku dapat mempengaruhi pekerjaan rekan kerja lainnya

pada Diskominfo kabupaten Kediri

3. Tidak menyalahgunakan hak kepada rekan kerja lain pada Diskominfo

kabupaten Kediri

4. Berusaha tidak membuat masalah bagi rekan kerja pada Diskominfo kabupaten

Kediri

5. Mempertimbangkan dampak dari perilaku saya terhadap rekan kerja pada

Diskominfo kabupaten Kediri

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51

- Sportsmanship

1. Jarang mengeluh tentang hal-hal sepele pada Diskominfo kabupaten Kediri

2. Lebih fokus pada sisi positif dari suatu hal dibanding sisi negatif

3. Selalu berprasangka baik pada suatu hal yang terjadi pada Diskominfo kabupaten

Kediri

4. Jarang menilai negatif mengenai apa yang sedang dilakukan Diskominfo

kabupaten Kediri

5. Tidak mengukur segala sesuatu dengan uang

- Civic virtue

1. Datang ke pertemuan yang tidak wajib Diskominfo kabupaten Kediri tetapi

penting bagi saya

2. Melakukan hal yang sebenarnya tidak diperlukan Diskominfo kabupaten

Kediri tetapi dapat meningkatkan citra institusi

3. Mengikuti setiap perubahan di Diskominfo kabupaten Kediri

4. Mengikuti instruksi yang diumumkan oleh Diskominfo kabupaten Kediri

3.2.2. Variabel terikat (Dependen Variable)

Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu job performance yang

didefinisikan sebagai tingkat pencapaian atau perolehan performance yang dinilai oleh

atasan berdasarkan dari standar E-kinerja yang sudah ada di Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Kediri dan merupakan data sekunder yang sudah ada nilainya

pada setiap karyawan dari organisasi tersebut. Pengukuran job performance dalam

penelitian ini tidak diukur dengan menggunakan kuesioner namun diambil berdasarkan

data yang telah tersedia dari hasil perolehan kinerja didalam instansi tersebut melalui

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52

E-kinerja Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kediri. Berikut merupakan

standar nilai kinerja pegawai sebagai berikut:

Table 3.1
Stadar Nilai Kinerja Pegawai

Nilai (%) Kategori Keterangan


50 - ke bawah 1 Buruk
51 - 60 2 Kurang
61 - 75 3 Cukup
76 - 90 4 Baik
91 - ke atas 5 Sangat baik

3.2.3. Variabel Mediasi

Variabel mediasi dalam penelitian ini adalah social capital yang didefinisakan

sebagai kerjasama, keterlibatan dan ketidakegoisan yang ditunjukkan oleh individu

sangat penting untuk penciptaan social capital yang berkontribusi pada pengembangan

kepercayaan, mempengaruhi dan berbagi pemahaman di antara mereka, yang membuat

pekerjaan kolektif lebih mudah dan menjadi sumber penting karena individu bekerja

bersama secara lebih efektif dan efisien ketika mereka saling mengenal, memahami satu

sama lain, dan mempercayai dan mengidentifikasi satu sama lain. Investasi dalam

social capital organisasi, adalah investasi yang berharga dalam sistem sosial, karena

social capital memiliki dampak signifikan pada performance pekerjaan dan organisasi

(Coleman, 1990) dan (Putnam, 1997).

Berikut merupakan devinisi operasional variabel dari masing-masing dimensi

social capital dari Pinho (2013) dengan mempertimbangkan tiga dimensi social capital

yakni sebagai berikut:

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53

3.2.3.1. Dimensi structural social capital

Menurut Nahapiet & Goshal (1998) yaitu dimensi structural social capital yang

melibatkan sejauh mana orang-orang dalam suatu organisasi saling terkoneksi (apakah

karyawan saling mengenal). Dengan demikian, perilaku kewarganegaraan yang

mendorong terciptanya kontak di antara karyawan harus berkontribusi pada

pengembangan aspek structural social capital. Pada bagian ini kami menjelaskan

bagaimana partisipasi sosial cenderung meningkatkan jumlah koneksi antar individu

dalam organisasi (Nahapiet & Goshal, 1998).

1. Berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan Diskominfo kabupaten

Kediri, membuat saya tertarik dengan hal-hal yang terjadi di luar lingkungan

saya

2. Berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan Diskominfo kabupaten Kediri

membuat saya tertarik untuk mencoba hal-hal baru

3. Berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan Diskominfo kabupaten

Kediri membuat saya tertarik dengan pemikiran orang lain yang berbeda

dengan pemikiran saya

4. Berbicara dengan orang lain dalam lingkungan Diskominfo kabupaten Kediri

membuat saya ingin tahu tentang hal-hal lain yang sedang terjadi di tempat

lain

5. Berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan Diskominfo kabupaten Kediri

membuat saya merasa seperti menjadi bagian dari komunitas atau kelompok

tertentu

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54

6. Berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan Diskominfo kabupaten

Kediri membuat saya merasa terhubung dengan gambaran atau tujuan besar

yang mungkin terjadi

7. Berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan Diskominfo kabupaten Kediri

membuat saya menyadari bahwa setiap orang saling terhubung

8. Saya bersedia meluangkan waktu untuk mendukung kegiatan secara umum

pada Diskominfo kabupaten Kediri

9. Berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan Diskominfo kabupaten Kediri

membuat saya menemukan orang baru untuk berkomunikasi dan berinteraksi

10. Saya berinteraksi dengan orang-orang baru setiap saat di Diskominfo kabupaten

Kediri

3.2.3.2. Dimensi relational social capital

Dimensi relational social capital menyangkut sifat koneksi antara individu

dalam suatu organisasi. Dengan kata lain, berfokus pada kualitas atau sifat koneksi

tersebut (yaitu, apakah mereka ditandai oleh kepercayaan, keintiman, kesukaan, dan

sebagainya).

1. Ada beberapa orang dalam lingkungan Diskominfo kabupaten Kediri yang

dapat dipercaya untuk membantu menyelesaikan masalah saya

2. Ada seseorang dalam lingkungan Diskominfo kabupaten Kediri saya yang dapat

memberikan nasihat kepada ketika harus membuat keputusan penting

3. Ada seseorang dalam lingkungan Diskominfo kabupaten Kediri yang dapat

memberikan rasa nyaman untuk berbicara tentang masalah pribadi

4. Ketika saya merasa sendiri, ada orang-orang dalam lingkungan Diskominfo

kabupaten Kediri yang dapat diajak berbicara

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55

5. Ketika saya membutuhkan pinjaman uang dalam jumlah tertentu, saya

mengetahui seseorang dalam lingkungan Diskominfo kabupaten Kediri yang

dapat membantu

6. Orang-orang dalam lingkungan Diskominfo kabupaten Kediri yang berinteraksi

dengan saya, mau mempertaruhkan reputasinya demi saya

7. Orang-orang dalam lingkungan Diskominfo kabupaten Kediri akan

memberikan rekomendasi pekerjaan baik kepada saya

8. Orang-orang dalam lingkungan Diskominfo kabupaten Kediri mau berbagi

uang meskipun dia tidak memiliki banyak uang

9. Orang-orang dalam lingkungan Diskominfo kabupaten Kediri cukup baik untuk

membuat orang lain melakukan sesuatu yang penting

10. Orang-orang dalam lingkungan Diskominfo kabupaten Kediri akan membantu

saya melawan ketidakadilan

3.2.3.3. Dimensi cognitive social capital

Dimensi cognitive social capital menyangkut sejauh mana karyawan dalam

pemahaman bersama. Dimensi ini menggambarkan keberadaan koneksi antara

karyawan dan menggambarkan sejauh mana ada kualitas afektif untuk koneksi ini,

apakah koneksi ini memiliki komponen cognitive social capital kepada mereka sebagai

baik (yaitu, apakah karyawan benar-benar memahami satu sama lain).

1. Identitas saya memiliki kesamaan dengan anggota lainnya di Diskominfo

kabupaten Kediri

2. Identitas atau karakteristik saya sesuai dengan Diskominfo kabupaten Kediri

3. Citra diri saya sesuai dengan citra Diskominfo kabupaten Kediri

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56

Demikian merupakan definisi opersional variabel (DOV) beserta dengan skala

pengukuran dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

3.3. Jenis dan sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data

biasanya terdiri dari tanggapan responden yang telah dikodekan, dikategorikan, dan

direduksi menjadi angka sehingga data ini dapat digunakan untuk analisis statistik

(Cooper & Schindler, 2014). Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data

primer dan didukung oleh data sekunder. Berdasarkan Supranto dan Limakrisna, (2009)

data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyeknya. Sumber

data pada penelitian ini adalah data yang diperoleh peneliti dari kuesioner yang

diberikan pada responden. Menurut Cooper & Schindler, (2014) Data Primer adalah

hasil asli penelitian atau data mentah tanpa interpretasi atau pernyataan yang mewakili

pendapat atau posisi resmi berupa memo, surat, wawancara atau pidato lengkap (dalam

format audio, video, atau transkrip tertulis). Sumber data primer pada penelitian berasal

dari hasil penyebaran kuesioner pada seluruh pegawai di Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Kediri.

Selain data primer menurut Supranto dan Limakrisna, (2009) terdapat data lain

yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh

peneliti dari data yang sudah ada berupa publikasi. Data Sekunder adalah data yang

telah diolah, disimpan, disajikan dalam format atau bentuk tertentu oleh pihak tertentu

untuk kepentingan tertentu Supranto dan Limakrisna, (2009). Sumber data sekunder

pada penelitian ini berkaitan dengan artikel berita yang didapatkan secara online. Data

sekunder diperoleh dari berbagai sumber yang dugunakan untuk menunjang informasi

yang diperlukan oleh peneliti terkait dengan penulisan penelitian. Data tersebut dapat

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57

berasal dari internet atau eksternal organisasi dan diakses melalui internet, penelusuran

dokumen, atau publikasi informasi (Sekaran, 2011).

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini akan disertai dengan

kriteria pemilihan sampel untuk mengetahui berapa jumlah keseluruhan karyawan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini dan akan dijelaskan pula prosedur pengumpulan

data yang berkaitan dengan penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini meliputi

seluruh karyawan yang bekerja di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Kediri sebanyak 74 orang. Populasi dapat dimaknai sebagai kumpulan elemen yang

ingin ditarik menjadi beberapa kesimpulan oleh peneliti. Dimana elemen populasi

adalah peserta atau objek individual yang pengukurannya akan diambil, yang menjadi

unit penelitian (Cooper & Schindler, 2014).

Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi tersebut harus betul-

betul representative (mewakili) kriteria yang diinginkan. Dalam penelitian ini

menggunakan teknik sensus sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimana

semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Teknik ini biasanya digunakan jika

populasinya relatif kecil. Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang diambil

dari suatu populasi. Sampel merupakan sekelompok peristiwa, kejadian, peserta,

atau catatan yang terkategori atas sebagian populasi target yang dipilih dengan

penuh pertimbangan agar dapat mewakili keseluruhan populasi tersebut (Cooper &

Schindler, 2014). Menurut Arikunto (2012) jika jumlah populasinya kurang dari 100

orang maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih

besar dari 100 orang maka bisa diambil 10 – 15 % atau 20 – 25% dari jumlah populasi.

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58

Berdasarkan data, jumlah populasi pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Kediri tidak lebih besar dari 100, maka sampel yang diambil adalah 100% dari jumlah

populasi yaitu 74 orang.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode survai lapangan dengan cara menyebarkan

kuesioner kepada responden. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Dengan demikian penelitian survai adalah penelitian

yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data yang pokok (Singarimbun & Effendi, 2006). Pada umumnya yang

merupakan unit analisa dalam penelitian survai adalah invidu.

Prosedur pengumpulan data untuk penelitian ini terdiri dari beberapa metode

yaitu:

a. Pre-test yaitu untuk mengecek komponen pertanyaan dari kuesioner sebelum

dilakukan penelitian selanjutnya. Berdasarkan Cooper & Schindler (2014)

penelitian ini dilakukan dengan tujuan melakukan uji awal pada kuesioner sehingga

apabila terdapat item pertanyaan yang kurang tepat atau kurang bisa dipahami oleh

responden maka dilakuakn perbaikan kuesioner. Tahap pre-test dalam penelitian ini

dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada beberapa orang karyawan.

Perbaikan terjadi hanya berdasarkan pada perubahan kata dalam kuesioner dimana

secara keseluruhan tidak mengubah makna maupun jumlah indikator pengukuran

penelitian. Selain itu, hasil yang didapatkan dari pre-test tidak akan digunakan

dalam pengolahan data, sehingga hanya akan dijadikan evaluasi untuk perbaikan

kuesioner sebelum benar-benar disebarkan pada responden.

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59

b. Main-test setelah melakukan pre-test dan perbaikan yang dilakukan sesuai dengan

hasil yang diperoleh maka dilanjutkan dengan melakukan main-test.

c. Penilaian terhadap item kuesioner menggunakan skala Likert. Menurut Cooper &

Schindler (2014) Skala likert merupakan variasi skala peringkat yang tehimpun,

skala ini menghendaki responden untuk setuju atau tidak setuju terkait

pernyataan yang menyatakan sikap baik atau tidak terhadap objek. Dimana

responden diberikan 5 pilihan jawaban atas setiap pernyataan. Teknik pengukuran

dengan skala Likert digunakan untuk menentukan nilai skala dari distribusi jawaban

responden. Skala yang didapatkan akan diberikan skor dari 1 (satu) sampai dengan

5 (lima), dimana seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Table 3.2
Indeks Skala Likert 1-5

Pilihan jawaban Keterangan Skor


STS Sangat tidak setuju 1
TS Tidak setuju 2
R Ragu-ragu 3
S Setuju 4
SS Sangat setuju 5
Sumber: Cooper dan Schindler (2014)

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data setelah semua data

primer dan sekunder yang terkumpul diperoleh melalui kuesioner dan wawancara,

setelah itu dapat dilanjutkan dengan melakukan analisis dengan alat uji statistik untuk

menjawab hipotesis penelitian. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke

dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Solimun et al., 2017).

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah Partial Least Square

(PLS).

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60

Penggunaan teknik analisis Partial Least Square (PLS) dalam penelitian ini

untuk menganalisis sampel pada model penelitian yang kompleks serta data yang tidak

terdistribusi normal, sehingga analisis tetap dapat dilakukan (Hair et al., 2014).

Sedangkan menurut Ghozali, (2008) Partial Least Square (PLS) merupakan factor

indeterminancy metode analisis yang powerful dikarenakan dapat diterapkan pada

semua skala data, tidak banyak membutuhkan asumsi data yang menggunakan

pengukuran skala tertentu dan dapat menggunakan jumlah sample penelitian yang

terbatas/kecil. Selain itu, penggunaan Partial Least Square (PLS) sebagai alat analisis

dikarenakan model analisis dengan hubungan natar konstruk yang bersifat formatif

sehingga tidak memungkinkan untuk dianalisis menggunakan SEM berbasis

covariance yang hanya dapat menganalisis model dengan sifat hubungan konstruk

reflektif. Partial Least Square (PLS) selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori

juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya

atau pengujian preposisi (Ghozali, 2008).

Dalam model analisis penelitian ini terdapat variabel bebas, variabel mediasi

dan variabel terikat. Berdasarkan Ghozali (2008) berikut ini merupakan langkah-

langkah analisis dalam Partial Least Square (PLS), diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Merancang model struktural (inner model) yang mengambangkan hubungan

antar variabel. Model struktural adalah model yang menspesifikasikan

hubungan antar variabel laten atau bisa juga dikatakan bahwa model ini

menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan teori substantif

(substantive theory) (Ghozali, 2008).

2. Merancang model pengukuran (outer model) yang menspesifikasikan hubungan

antara variabel dengan indikatornya. Model ini adalah model yang

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61

menspesifikan hubungan antara variabel laten dengan indikator-indikatornya

bisa dikatakan bahwa outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator

berhubungan dengan variabel latennya (Ghozali, 2008).

3. Mengkonstruksi diagram jalur dengan smartPLS.

4. Melakukan running data estimasi atau pendugaan parameter. Pendugaan

parameter dilakukan untuk menghitung data variabel laten.

5. Melakukan evaluasi goodness of fit, untuk inner model dan outer model dalam

penelitian ini.

a. Kiteria yang digunakan dalam pengukuran inner model yaitu:

- R-Square untuk variabel laten endogen. Kriteria yang digunakan untuk

melihat seberapa baik variabel independen menjelaskan variabel dependen.

- Relevansi prediksi (Q2). Apabila diperoleh nilai Q2 lebih dari not, hal

tersebut memberikan bukti bahwa model memiliki predictive relevance

namun apabila diperoleh nilai Q2 di bawah nol, maka dibuktikan bahwa.

model tidak memiliki predictive relevance.

- Estimasi koefisiensi jalur atau path coefficient. Kriteria ini digunakan untuk

menguji hipotesis. Hal ini merupakan nilai estimasi untuk hubungan jalur

dalam model struktural yang diperoleh dengan prosedur bootstrapping

dengan nilai yang harus signifikan.

b. Outer model terbagi menjadi dua yaitu reflektif dan formatif.

- Discriminant validity dapat ukur dengan melihat nilai cross loading > 0.5

dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar

daripada ukuran konstruk lainnya, maka menunjukkan bahwa konstruk laten

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62

memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok

lainnya.

- Convergent validity menunjukkan korelasi yang tinggi antara skor

item/indikator dengan skor konstruknya. Indikator individu dianggap telah

valid ketika nilai korelasi berada diatas 0.70 dan nilai AVE > 0.5

- Composite reliability, digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu variabel

dan dapat dikatakan reliable apabila Composite reliability maupun

cronbcach’s alpha memiliki nilai di atas 0,70. Namun untuk penelitian yang

masih bertujuan untuk pengembangan model, loading 0,50 sampai 0,60

masih dapat diterima.

6. Pengujian hipotesis hubungan langsung dan hubungan tidak langsung (mediasi)

menggunakan perbandingan T Statistics dengan T tabel (1,96). Jika nilai T

Statistics lebih besar dibanding dengan T Tabel maka Hipotesis diterima.

Sebaliknya, jika nilai T Statistics lebih kecil dibanding dengan T Tabel maka

hipotesis ditolak.

TESIS ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR FARIDA N

Anda mungkin juga menyukai