Untuk
SMA FIRDAUS
Program Tahunan
Program Semester
Alur Tujuan Pembelajaran
Modul Ajar
Kelas X
Nama : Taufiqqurrahman, S.PdI
Semester 1
NIP :
Sekolah : SMA Firdaus Negara
Program Tahunan
Alokasi
Semester No. Materi Pokok/Tujuan Pembelajaran Keterangan
Waktu
1 1. Berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja 6 JP
- Membaca Q.S. Al Ma’idah: 48 dan Q.S. At Taubah: 105 dengan tartil dan
sesuai kaidah tajwid
- Menghafal Q.S. Al Ma’idah: 48, Q.S. At Taubah: 105, serta hadis terkait
dengan fasih dan lancar
- Menganalisis kandungan Q.S. Al Ma’idah: 48 dan Q.S. At Taubah: 105,
serta hadis terkait
- Menyajikan konten dan paparan tentang perintah untuk berkompetensi
dalam kebaikan dan etos kerja
- Meyakini sikap kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja adalah perintah
agama
- Membiasakan berperilaku kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja
2. Hakikat keimanan dan syu’abul iman 6 JP
- Menganalisis makna syu’abul iman (cabang-cabang iman)
- Mempresentasikan makna syu’abul iman (cabang-cabang iman)
- Meyakini bahwa dalam iman terdapat banyak cabang-cabangnya
- Membiasakan sikap dan karakter disiplin, jujur, dan tanggung jawab yang
merupakan cerminan cabang iman dalam kehidupan
3. Hidup penuh manfaat dengan menghindari berfoya-foya, riya’, sum’ah, 6 JP
takabur, dan hasad
- Menganalisis manfaat menghindari akhlak mazmumah (hidup berfoya-
foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad)
- Membuat karya yang mengandung konten manfaat menghindari akhlak
mazmumah (hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad)
- Meyakini bahwa akhlak mazmumah (hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah,
takabur, dan hasad) adalah larangan serta akhlak mahmudah adalah
perintah agama
- Membiasakan diri untuk menghindari akhlak mazmumah (hidup berfoya-
foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad) serta menampilkan akhlak
mahmudah dalam kehidupan sehari-hari
4. Asuransi syariah, bank syariah, dan koperasi syariah 10 JP
- Menganalisis implementasi fikih muamalah (asuransi syariah, bank
syariah, dan koperasi syariah) di masyarakat
- Menyajikan paparan tentang fikih muamalah (asuransi syariah, bank
syariah, dan koperasi syariah)
- Meyakini bahwa ketentuan fikih muamalah adalah ajaran agama
- Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan kepekaan sosial
5. Meneladani peran ulama dalam penyebaran agama Islam 8 JP
- Menganalisis sejarah dan peran tokoh ulama penyebar ajaran Islam di
Indonesia
- Membuat bagan timeline sejarah tokoh ulama penyebar ajaran Islam di
Indonesia dan memaparkannya
Bulan
Materi Pokok/ Jml
No. Juli Agustus September Oktober November Desember Ket.
Tujuan Pembelajaran Jam 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1. Berkompetisi dalam 6 JP x x x
kebaikan dan etos
kerja
- Membaca Q.S. Al
Ma’idah: 48 dan Q.S.
At Taubah: 105 de-
ngan tartil dan sesuai
kaidah tajwid
- Menghafal Q.S. Al
Ma’idah: 48, Q.S. At
Taubah: 105, serta
hadis terkait dengan
fasih dan lancar
- Menganalisis
kandungan Q.S. Al
Ma’idah: 48 dan Q.S.
At Taubah: 105, serta
hadis terkait
- Menyajikan konten
dan paparan tentang
perintah untuk ber-
kompetensi dalam ke-
baikan dan etos kerja
- Meyakini sikap kom-
petitif dalam kebaikan
dan etos kerja adalah
perintah agama
- Membiasakan
berperilaku kompetitif
dalam kebaikan dan
etos kerja
2. Hakikat keimanan dan 6 JP x x x
syu’abul iman
- Menganalisis makna
syu’abul iman (ca-
bang-cabang iman)
- Mempresentasikan
makna syu’abul iman
(cabang-cabang
iman)
- Meyakini bahwa da-
lam iman terdapat
banyak cabang-ca-
bangnya
- Membiasakan sikap
dan karakter disiplin,
jujur, dan tanggung
jawab yang merupa-
kan cerminan cabang
iman dalam kehidup-
an
x x x x
A. Tujuan Pembelajaran
- Membaca Q.S. Al Ma’idah: 48 dan Q.S. At Taubah: 105 dengan tartil dan sesuai kaidah tajwid
- Menghafal Q.S. Al Ma’idah: 48, Q.S. At Taubah: 105, serta hadis terkait dengan fasih dan lancar
- Menganalisis kandungan Q.S. Al Ma’idah: 48 dan Q.S. At Taubah: 105, serta hadis terkait
- Menyajikan konten dan paparan tentang perintah untuk berkompetensi dalam kebaikan dan etos kerja
- Meyakini sikap kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja adalah perintah agama
- Membiasakan berperilaku kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja
Indikator Pembelajaran
- Siswa dapat membaca Q.S. Al Ma’idah: 48 dan Q.S. At Taubah: 105 dengan tartil dan sesuai kaidah tajwid
- Siswa dapat menghafal Q.S. Al Ma’idah: 48, Q.S. At Taubah: 105, serta hadis terkait dengan fasih dan lancar
- Siswa dapat menganalisis kandungan Q.S. Al Ma’idah: 48 dan Q.S. At Taubah: 105, serta hadis terkait
- Siswa dapat memahami arti per kata Q.S. Al Ma’idah: 48 dan Q.S. At Taubah: 105
- Siswa dapat memahami pengertian dan hadis terkait kompetisi dalam kebaikan
- Siswa dapat memahami pengertian dan hadis terkait etos kerja
- Siswa dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan isi kandungan Q.S. Al Ma’idah: 48 dan Q.S. At Taubah: 105
B. Profil Pelajar Pancasila
- Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia: mempelajari dan menerapkan isi
kandungan Q.S. Al Ma’idah: 48 dan Q.S. At Taubah: 105
C. Alokasi Waktu
6 jam pelajaran (3 x pertemuan)
Model Pembelajaran
- Tatap muka
Metode Pembelajaran
- Demonstrasi
- Diskusi
- Ceramah
- Presentasi
D. Pemahaman Bermakna
Kata kompetisi secara bahasa persaingan. Adapun kebaikan, artinya sifat baik, perbuatan baik, atau sifat manusia
yang dianggap baik menurut norma dan pandangan umum yang berlaku. Kebaikan menurut ajaran Islam dapat
diartikan sebagai amal saleh. Jadi, kompetisi dalam kebaikan adalah melakukan persaingan atau berlomba untuk
melakukan kebaikan atau amal saleh. Amal saleh adalah segala perbuatan yang tidak merusak atau menghilangkan
kerusakan. Amal saleh merupakan perbuatan yang mendatangkan maslahat atau sesuatu yang mendatangkan
kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.
Etos kerja dalam pandangan Islam diartikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan yang mendalam
bahwa bekerja bukan hanya untuk memuliakan dirinya atau menampakkan kemanusiaannya, melainkan sebagai suatu
manifestasi dari amal saleh. Etos kerja adalah bekerja dengan sungguh-sungguh, sekuat daya dan tenaga, penuh
semangat, serta pantang menyerah untuk mencapai hasil yang terbaik. Bekerja keras tidak hanya dilakukan secara
fisik, namun juga dapat diwujudkan dengan cara berpikir secara sungguh-sungguh. Kerja keras merupakan bagian dari
ikhtiar. Seseorang yang telah berikhtiar dengan maksimal menurut kemampuannya harus disertai dengan sikap tawakal
atau menyerahkan hasil usahanya kepada Allah swt.. Bekerja keras juga bagian dari akhlakul karimah yang harus
dimiliki oleh setiap muslim. Sebab dengan kerja keraslah seseorang akan berhasil menggapai yang dicita-citakan atau
yang diimpikan.
Pertanyaan Pemantik:
- Apakah Anda tahu isi kandungan Q.S. Al Ma’idah ayat 48 dan Q.S. At Taubah ayat 105?
- Pernahkah Anda mempelajari isi kandungan Q.S. Al Ma’idah: 48 dan Q.S. At Taubah ayat 105?
- Dapatkah Anda menghafalkan Q.S. Al Ma’idah ayat 48 dan Q.S. At Taubah ayat 105?
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 s.d. 3
Pendahuluan (30 Menit)
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan diawali berdoa,
menanyakan kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing siswa memahami tentang berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
A. Tujuan Pembelajaran
- Menganalisis makna syu’abul iman (cabang-cabang iman)
- Mempresentasikan makna syu’abul iman (cabang-cabang iman)
- Meyakini bahwa dalam iman terdapat banyak cabang-cabangnya
- Membiasakan sikap dan karakter disiplin, jujur, dan tanggung jawab yang merupakan cerminan cabang iman dalam
kehidupan
Indikator Pembelajaran
- Siswa dapat memahami pengertian syu’abul iman
- Siswa dapat memahami dalil naqli syu’abul iman
- Siswa dapat memahami macam-macam syu’abul iman
- Siswa dapat memahami ciri-ciri orang beriman
- Siswa dapat memahami manfaat dan hikmah syu’abul iman
- Siswa dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan syu’abul iman dalam kehidupan sehari-hari
B. Profil Pelajar Pancasila
- Gotong royong: bekerja sama dengan teman untuk melakukan kegiatan pembelajaran tentang hakikat keimanan
dan syu’abul iman
C. Alokasi Waktu
6 jam pelajaran (3 x pertemuan)
Model Pembelajaran
- Tatap muka
Metode Pembelajaran
- Demonstrasi
- Diskusi
- Ceramah
- Presentasi
D. Pemahaman Bermakna
Iman berasal dari bahasa Arab dari akar kata amana-yu’minu-imanan, yang artinya beriman atau percaya. Adapun
secara bahasa, iman adalah kepercayaan, keyakinan, ketetapan, atau keteguhan hati. Secara istilah iman merupakan
suatu ucapan, suatu perbuatan, dan suatu niat, di mana tidak akan sempurna keimanan seseorang jika salah satunya
tidak terpenuhi.
Syu’abul iman artinya cabang-cabang iman. Perlu diketahui bahwa iman memiliki cabang yang sangat banyak. Hal
ini menunjukkan bahwa kata iman jika disebutkan secara mutlak tanpa dikaitkan dengan kata Islam mencakup agama
secara keseluruhan. Nabi Muhammad saw. telah menjelaskan cabang-cabang iman tersebut baik secara global
ataupun secara terperinci. Ada beberapa riwayat hadis yang menjelaskan cabang-cabang keimanan. Pada intinya
tingkatan iman yang paling tinggi adalah ucapan la ilaha illallah, sedangkan yang paling rendah adalah membuang duri,
batu atau benda sejenisnya yang mengganggu di suatu jalan.
Ciri-ciri orang beriman adalah sebagai berikut.
1. Takut kepada Allah swt.
2. Salat dengan khusyuk
3. Senantiasa bersyukur
4. Berakhlak baik
5. Sabar
6. Tawakal
Pertanyaan Pemantik:
- Apakah Anda tahu definisi syu’abul iman?
- Apakah Anda mengetahui hakikat keimanan?
- Dapatkah Anda menunjukkan dalil tentang syu’abul iman?
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-4 s.d. 6
Pendahuluan (30 Menit)
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan diawali berdoa,
menanyakan kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing siswa memahami tentang hakikat keimanan dan syu’abul iman
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang hakikat keimanan dan syu’abul iman
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
A. Tujuan Pembelajaran
- Menganalisis manfaat menghindari akhlak mazmumah (hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad)
- Membuat karya yang mengandung konten manfaat menghindari akhlak mazmumah (hidup berfoya-foya, riya’,
sum’ah, takabur, dan hasad)
- Meyakini bahwa akhlak mazmumah (hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad) adalah larangan serta
akhlak mahmudah adalah perintah agama
- Membiasakan diri untuk menghindari akhlak mazmumah (hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad)
serta menampilkan akhlak mahmudah dalam kehidupan sehari-hari
Indikator Pembelajaran
- Siswa dapat memahami hal-hal yang berkaitan tentang hidup berfoya-foya, riya', sum'ah, takabur, dan hasad
- Siswa dapat memahami dalil-dalil yang berkaitan dengan menghindari sifat hidup berfoya-foya, riya', sum'ah,
takabur, dan hasad
- Siswa dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan ketakwaan terhadap Allah swt. dengan menghindari sifat
hidup berfoya-foya, riya', sum'ah, takabur, dan hasad
B. Profil Pelajar Pancasila
- Kreatif: menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dari hasil mempelajari materi tentang menghindari sifat hidup berfoya-
foya, riya', sum'ah, takabur, dan hasad
C. Alokasi Waktu
6 jam pelajaran (3 x pertemuan)
Model Pembelajaran
- Tatap muka
Metode Pembelajaran
- Demonstrasi
- Diskusi
- Ceramah
- Presentasi
D. Pemahaman Bermakna
Berfoya-foya artinya menghabiskan uang untuk tujuan bersenang-senang belaka. Hal ini sama sekali tidak disukai
oleh Allah. Islam melarang perilaku berlebih-lebihan atau melampaui batas (israf) dan boros (tabzir) dalam
membelanjakan harta, keduanya termasuk perbuatan setan. Sebaliknya, Islam menganjurkan umatnya untuk hidup
bersahaja, seimbang, dan proporsional. Peringatan tentang perilaku boros dan berfoya-foya juga dijelaskan dalam
firman Allah swt. di dalam surat Al Isra’ ayat 26–27.
Sum’ah secara bahasa berarti memperdengarkan. Adapun secara istilah, sum’ah adalah memberitahukan atau
memperdengarkan amal ibadah yang dilakukan kepada orang lain agar dirinya mendapatkan pujian atau sanjungan.
Riya’ secara bahasa berarti menampakkan atau memperlihatkan. Adapun secara istilah, riya’ adalah melakukan ibadah
dengan niat supaya mendapat pujian atau penghargaan dari orang lain.
Takabur secara bahasa berasal dari kata kabura yang berarti besar. Hal ini dapat diartikan jika orang yang takabur
adalah orang yang merasa dirinya besar atau lebih dari segala-galanya dari orang lain. Takabur atau sombong artinya
membanggakan diri sendiri. Orang yang takabur akan melihat diri sendiri lebih besar dari yang lain dan memandang
dirinya lebih sempurna dibandingkan siapa pun.
Kata hasad berasal dari bahasa Arab ( ) yang berarti dengki. Sifat hasad muncul karena ketidakmampuan
seseorang mensyukuri nikmat yang diberikan Allah swt. kepadanya. Hasad menurut istilah adalah perasaan tidak
senang terhadap nikmat atau nasib baik yang diterima oleh orang lain dan berharap nasib atau nikmat tersebut
berpindah kepadanya. Allah swt. secara tegas melarang sifat hasad.
Pertanyaan Pemantik:
- Apakah Anda tahu macam-macam akhlak mazmumah?
- Apakah yang Anda ketahui tentang hidup berfoya-foya, riya', sum'ah, takabur, dan hasad?
- Mengapa umat Islam harus menghindari sifat hidup berfoya-foya, riya', sum'ah, takabur, dan hasad?
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-7 s.d. 9
Pendahuluan (30 Menit)
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan diawali berdoa,
menanyakan kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar
A. Tujuan Pembelajaran
- Menganalisis implementasi fikih muamalah (asuransi syariah, bank syariah, dan koperasi syariah) di masyarakat
- Menyajikan paparan tentang fikih muamalah (asuransi syariah, bank syariah, dan koperasi syariah)
- Meyakini bahwa ketentuan fikih muamalah adalah ajaran agama
- Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan kepekaan sosial
Indikator Pembelajaran
- Siswa dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan asuransi syariah, bank syariah, dan koperasi syariah
- Siswa dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan asuransi syariah, bank syariah, dan koperasi
syariah
- Siswa dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan hikmah pelaksanaan asuransi syariah, bank syariah, dan
koperasi syariah dalam kehidupan sehari-hari
B. Profil Pelajar Pancasila
- Gotong royong: bekerja sama dengan teman untuk melakukan kegiatan pembelajaran tentang asuransi syariah,
bank syariah, dan koperasi syariah
C. Alokasi Waktu
10 jam pelajaran (5 x pertemuan)
Model Pembelajaran
- Tatap muka
Metode Pembelajaran
- Demonstrasi
- Diskusi
- Ceramah
- Presentasi
D. Pemahaman Bermakna
Asuransi berasal dari bahasa Inggris, yaitu insurance yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia dan
populer dengan istilah asuransi. Sinonim asuransi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
pertanggungan. Asuransi syariah juga dikenal dengan asuransi takaful. Takaful berasal dari bahasa Arab yang artinya
saling menanggung atau menanggung bersama. Menurut istilah, asuransi syariah atau takaful adalah pengaturan risiko
yang memenuhi ketentuan syariah, tolong-menolong yang melibatkan peserta asuransi dan pengelola, serta
berdasarkan pada ketentuan Alquran dan sunah.
Bank syariah adalah bank yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalah sesuai ajaran
agama Islam. Bank syariah berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran, serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.
Koperasi syariah adalah badan usaha koperasi yang menjalankan aktivitas usaha dengan prinsip, tujuan dan
kegiatannya berdasarkan pada Alquran dan hadis. Dalam pengertian lain, koperasi syariah adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
syariah, sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan dengan prinsip kekeluargaan.
Pertanyaan Pemantik:
- Apakah Anda tahu asuransi syariah, bank syariah, dan koperasi syariah?
- Tahukah Anda perbedaan asuransi, bank, dan koperasi syariah dengan asuransi, bank, dan koperasi
konvensional?
- Apakah Anda pernah bertransaksi dalam asuransi syariah, bank syariah, atau koperasi syariah?
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-10 s.d. 14
Pendahuluan (30 Menit)
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan diawali berdoa,
menanyakan kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing siswa memahami tentang asuransi syariah, bank syariah, dan koperasi
syariah
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang asuransi syariah, bank syariah, dan koperasi syariah
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
5. Guru membimbing siswa melalui tanya jawab tentang manfaat proses pembelajaran
6. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa
A. Tujuan Pembelajaran
- Menganalisis sejarah dan peran tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia
- Membuat bagan timeline sejarah tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia dan memaparkannya
- Meyakini bahwa perkembangan peradaban Islam di Indonesia adalah kehendak Allah swt. (sunatullah)
- Membiasakan sikap kesederhanaan dan kesungguhan mencari ilmu, tekun, damai, serta semangat menghargai
adat istiadat dan perbedaan keyakinan orang lain
Indikator Pembelajaran
- Siswa dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan masuknya ajaran Islam di Indonesia
- Siswa dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan jalur penyebaran Islam di Indonesia
- Siswa dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan dakwah Islam di Indonesia
- Siswa dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan keteladanan ulama penyebar agama Islam dan hikmah
mempelajari perkembangan Islam di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
B. Profil Pelajar Pancasila
- Bernalar kritis: mengetahui manfaat mempelajari materi tentang meneladani peran ulama dalam penyebaran agama Islam
C. Alokasi Waktu
8 jam pelajaran (4 x pertemuan)
Model Pembelajaran
- Tatap muka
Metode Pembelajaran
- Demonstrasi
- Diskusi
- Ceramah
- Presentasi
D. Pemahaman Bermakna
Masuknya Islam ke Indonesia memiliki peran yang besar terhadap kehidupan masyarakat Nusantara. Sebelum
masuknya Islam, masyarakat Nusantara telah menganut paham kepercayaan dan agama seperti animisme, dinamisme,
Hindu, dan Buddha. Bahkan pada abad 7–12 M di beberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-
kerajaan Hindu dan Buddha. Berkaitan dengan masuknya Islam di Indonesia, para pakar sejarah berbeda pendapat.
Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang menjadi pintu masuk Islam adalah pantai Sumatra bagian utara.
Berawal dari daerah itulah Islam menyebar ke berbagai pelosok Indonesia, yaitu wilayah-wilayah Pulau Sumatra (selain
pantai Sumatra bagian utara), Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku, dan sekitarnya
dalam kurun waktu yang berbeda-beda.
Penyebaran Islam ke Indonesia banyak dilakukan oleh para pedagang dan mubalig. Para pendakwah tersebut
menggunakan berbagai strategi dan media agar dapat menyebarkan Islam dan diterima dengan mudah oleh
masyarakat Nusantara. Adapun jalur penyebaran Islam di Indonesia sebagai berikut.
1. Perdagangan
2. Pernikahan
3. Pendidikan
4. Kesenian
5. Tasawuf
6. Politik
Umat Islam tentu harus meneladani para pendakwah yang telah menyebarkan Islam ke Nusantara. Berikut
beberapa keteladanan yang dapat diambil dari ulama penyebar agama Islam di Indonesia.
1. Kewajiban untuk menyampaikan dakwah.
2. Tidak mengidentikkan Islam dengan kekerasan.
3. Motode dakwah yang digunakan.
4. Memasukkan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan.
5. Internalisasi nilai Islam sesuai nilai budaya lokal.
6. Pemurnian ajaran Islam hendaknya terus berjalan.
Pertanyaan Pemantik:
- Apakah Anda tahu tentang pendakwah islam di Indonesia?
- Tahukah Anda penyebab Islam mudah diterima oleh penduduk Nusantara?
- Dapatkah Anda menyebutkan proses penyebaran islam di Indonesia?