Anda di halaman 1dari 5

PENGERINGAN KOPI DENGAN METODE TERBARUKAN

SILVIA TIARA SARI


NIM 2105106010028, Pengantar Teknik Pertanian dan Biosistem, September 2022
E-mail : tiarra21@mhs.unsyiah.ac.id

Pendahuluan
Pengeringan adalah proses pengurangan kadar air pada suatu bahan atau produk, sehingga
produk tersebut bersifat kering. Pengeringan merupakan teknik yang sangat penting dalam
pengolahan biji kopi, dimana jika tidak dilakukan pengeringan pada biji kopi maka biji kopi tersebut
tidak akan mendapatkan mutu yang baik. Kopi adalah salah satu hasil dari lahan pertanian aceh
yang telah dikenal banyak oleh kalangan luar, tidak hanya di dalam negri tetapi sampai ke luar
negri. Kopi merupakan salah satu komoditas besar di Indonesia yang terdapat di bagian aceh lebih
tepatnya di kota penghasil kopi yaitu Aceh Tengah dan Bener Meriah. Dari data yang diperoleh
kebanyakan petani di Aceh Tengah dan Bener Meriah langsung menjual kopi langsung yang
berwarna merah atau biasa yang disebut kopi gelondong, walaupun ada sebagian petani yang
menjualnya dengan keadaan kering. Hal ini dikarenakan proses pengeringan kopi yang cukup lama
karena kebanyakan petani menggunakan tenaga matahari langsung untuk mengeringkan kopi yang
dapat berlangsung 3-5 hari jika cuaca panas. Diketahui bahwa suhu di Aceh Tengah dan Bener
Meriah berkisar 19℃ - 29℃, sehingga dengan situasi dan kondisi tersebut maka proses pengeringan
akan diluar prediksi yang di perkirakan.

Gambar 1. Kopi Arabika

Menggunakan energi matahari sebagai energi pengeringan masih memiliki banyak kelemahan,
karena panas dari matahari tidak bertahan lama. Kopi akan cepat kering jika sepanjang hari bukan di
musim hujan, kemudian masalah kebersihan juga menjadi masalah karena biasanya pengeringan di
lapangan terbuka hanya ditutupi dengan plastik atau terpal, lantai semen, dan bahkan ada yang
mengeringkan langsung di tanah terbuka tanpa menggunakan alas. Dengan begini kopi akan mudah
terkena kotoran seperti hewan, tanah, serangga atau bahkan kerikil.

B. Teknologi Baru Pengeringan Kopi


a). Pengeringan dengan Alat Konveksi
Paksa
Pengeringan dengan peralatan pengering merupakan salah satu cara untuk memecahkan
masalah ini. Kopi dapat dikeringlan dengan menggunakan konveksi alami dan konveksi paksa. Proses
pengeringan konveksi alami memakan waktu sekitar 12-20 jam, oleh karena itu diperlukan metode
konveksi paksa (dengan kipas) untuk mempercepat waktu pengeringan. Konveksi paksa dengan
variasi kecepatan angin akan membuat proses pengeringan semakin cepat dengan mengurangkan
kadar air pada biji kopi dengan menerapkan kadar air produksi standar Indonesia yaitu 12%. Konveksi
paksa mengadopsi 3 jenis perubahan kecepatan angin, yaitu 3,15m/s, suhu rata-rata 600℃, kadar air
dapat dikurangi 31% dari kadar air awal 42% dalam waktu 4 jam, dan konsumsi bahan bakar 1,2 kg.
Dengan kecepatan angin 3,75m/s dan suhu rata-rata 600℃, kadar air dapat dikurangi sebesar 33%
dalam waktu 4 jam, dan 1,3kg bahan bakar dikonsumsi dari nilai kadar air awal 42%. Sedangkan
kecepatan udara 4,03 m/s dan suhu rata-rata 600 °C selama 4 jam dapat menurunkan kadar air
sebesar 36%, dan nilai kadar air awal 42% mengkonsumsi 1,5 kg bahan bakar. Semakin cepat
kecepatan udara, semakin cepat proses pengeringan atau semakin sedikit kadar air biji kopi. Pada
pengeringan dengan kecepatan angin 4,03 m/s dibutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk kadar air 12%
sesuai standar Indonesia.
Gambar 2. Alat Pengering Konveksi Paksa

b). Pengeringan dengan Alat Pengering Hohenheim


Solusi kedua untuk pengeringan kopi adalah dengan menggunakan alat pengering tipe
Hohenheim. Alat ini memiliki 9 wajan dengan kapasitas pengeringan biji kopi hingga 4 kg per panci.
Kapasitas pengeringan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan ketebalan tumpukan benih
kopi. Alat ini menggunakan panel surya dengan kapasitas yang dapat ditampung sebesae 50WP.
Suhu pengeringan dengan pengering Hohenheim jauh lebih tinggi daripada suhu pengeringan pada
biasanya. Kelembapan relative di ruang pengering ini masih sama atau lebih tinggi dari kelembapam
relatif lingkungan. Pengeringan hohenheim memiliki kemampuan yang cepat dalam melakukan
pengeringan, hal ini dikarenakan suhu yang terdapat dalam alat pengering hoheinhem ini lebih tinggi
daripada suhu lingkungan. Keunggulan lain daripada alat pengeringan hoheinhem ini produk yang
dikeringkan menggunakan alat ini tidak terkontaminasi dengan zat lain.

.2
Gambar 3. Alat Pengering Tipe Hohenheim

c). Pengeringan dengan Metode Green House


Selain dengan metode pengeringan menggunakan alat pengering Konveksi Paksa dan Alat
pengering Hohenheim, pengeringan kopi juga dapat menggunaka Penerapan teknologi pascapanen
yaitu green house. Green House Kopi adalah ruang jemur rumah kaca untuk
penjemuran/pengeringan kopi menggunakan atap berbentuk gubuk. Bahan rangka bangunan rumah
kaca terbuat dari baja ringan, sedangkan dinding dan atap terbuat dari bahan transparan, plastik
ultraviolet (UV). Kedua bahan dipilih karena tahan cuaca, tahan UV, dan penetrasi yang lebih besar
lebih dari 80%. Pada metode ini penjemuran kopi menggunakan tenaga sinar matahari, tujuanya
untuk mempercepat proses penjemuran. Pemanfaatan green house sebagai media pengeringan
kopi memberikan manfaat yang besar terhadap peningkatan kualitas kopi yang baik, proses
pengeringan lebih cepat , distribusi lebih merata, kapasitas yang besar dan kualitasnya tetap higenis.
Gambar 4. Green House Kopi

Kesimpulan dan Penutup


Proses pengeringan merupakan salah satu proses penting dari pengelolaan kopi menjadi bubuk
kopi yang dapat dinikmati setiap orang. Dapat disimpulkan bahwa untuk mempercepat proses
pengeringan biji kopi dapat menggunakan beberapa cara yaitu :
1. Pengeringan dengan metode Konveksi Paksa menggunakan variasi kecepatan angin akan
membuat proses pengeringan semakin cepat dengan mengurangkan kadar air pada biji kopi
dengan menerapkan kadar air produksi standar Indonesia yaitu 12%.
2. Pengeringan dengan metode Alat Hohenheim. Suhu pengeringan dengan pengering
Hohenheim jauh lebih tinggi daripada suhu pengeringan pada biasanya. Kelembapan relative
di ruang pengering ini masih sama atau lebih tinggi dari kelembapam relatif lingkungan.
3. Pengeringan dengan metode Green House Kopi adalah ruang jemur rumah kaca untuk
penjemuran/pengeringan kopi menggunakan atap berbentuk gubuk. Bahan rangka bangunan
rumah kaca terbuat dari baja ringan, sedangkan dinding dan atap terbuat dari bahan
transparan, plastik ultraviolet (UV). Kedua bahan dipilih karena tahan cuaca, tahan UV, dan
penetrasi yang lebih besar lebih dari 80%
DAFTAR PUSTAKA

Hardi, A., Ichwana, I., & Khathir, R. (2019). Kajian pengering kopi gayo semi basah menggunakan alat
pengering tipe Hohenheim. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 4(4), 362-371.

Sary, R. (2016). Kaji eksperimental pengeringan biji kopi dengan menggunakan sistem konveksi
paksa. Jurnal Polimesin, 14(2), 13-18.

Solikhin, S., & Wicaksono, P. A. (2022). PENINGKATAN KUALITAS KOPI PINANGGIH MELALUI
PENERAPAN TEKNOLOGI PASCAPANEN GREEN HOUSE. Jurnal Pasopati:
Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi, 4(3).

Anda mungkin juga menyukai