*220108210009@student.uin-malang.ac.id
© Nama belakang penulis pertama dkk, tahun
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksplorasi etnomatematika pada
karawitan pengiring lakon sayemboro sodo lanang . Jenis penelitian ini kualitatif
dengan pendekatan etnografi. Data yang disajikan dalam penelitian merupakan hasil dari
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
karawitan pengiring lakon sayemboro sodo lanang memiliki konsep matematika yaitu
pola barisan aritmetika yang terdapat di setiap ketukan pada Beskalan Patih. Ketukan alat
musik kenong menghasilkan pola si=4 i . Ketukan alat musik kempul menghasilkan
pola r =2+ 4 i−4 . Ketukan alat musik saron dan demung menghasilkan pola pi=2 i .
Selain itu, kajian ini juga menunjukkan unsur matematis berupa perbandingan pada
ketukan alat musik peking, bonang babon, dan bonang penerus.
Keywords: Etnomatematika, Karawitan, Ketukan, Pukulan, Barisan Aritmatika, Perkalian
Abstrak
This study aims to describe the exploration of ethnomathematics in the musical
accompaniment of the play Sayemboro Sodo Lanang. This type of research is qualitative
with an ethnographic approach. The data presented in the research is the result of
interviews, observation, and documentation. The results of the study show that the musical
accompaniment of the play Sayemboro Sodo Lanang has a mathematical concept, namely
the pattern of arithmetic sequences found in every beat of Beskalan Patih. The beat of the
kenong instrument produces the pattern si=4 i . The beat of the kempul instrument
produces the pattern r =2+ 4 i−4 . The beats of the saron and demung musical instruments
produce a pola pi=2 i pattern. In addition, this study also shows a mathematical element in
the form of comparison on the beats of the Peking, bonang babon, and successor bonang
musical instruments.
Keywords: Ethnomatematics, Karawitan, Beats, Strokes, Arithmetic Sequences,
Multiplication
2 Judul artikel singkat maksimal 7 kata atau 1 baris … ← 10pt, Cambria
How to Cite: Author 1, Author 2, & Author 3. (2022). Templat format penulisan manuskrip
PRIMATIKA: Jurnal Pendidikan Matematika. Primatika: Jurnal Pendidikan Matematika, x(x),
xx-xx. https://doi.org/10.30872/primatika.vxxix.xxxx
PENDAHULUAN
Ilmu matematika berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari dalam berbagai
aspek. Satu diantara bidang yang memanfaatkan ilmu matematika ialah budaya
masyarakat (Sari, 2018). Aspek atau bidang yang menghubungkan ilmu matematika
dengan budaya ini biasa disebut etnomatematika. Menurut D’Ambrosio (1984) dalam
(Sopamena dkk., 2018), Ethno-mathematics merupakan salah satu bidang
matematika yang memperhitungkan suatu pertimbangan budaya, diman matematika
tersebut muncul dengan pamahaman penalaran serta sistem matematika yang
digunakannya. Borba (1997) dalam (Supiyati dkk., 2019) juga menjelaskan
etnomatematika sebagai cara di mana orang menggunakan budaya tertentu dalam
konsep matematika dalam memahami aspek relasional dan spasial dalam kehidupan
mereka. Terdapat enam kegiatan dasar dalam matematika yang meliputi membilang
atau menghitung, mengukur, mendesain, bermain, menjelaskan, dan menentukan
lokasi. Beberapa bidang yang dikaji dalam etnomatematika ini yaitu, candi dan
prasasti, gerabah dan alat-alat tradisional, satuan lokal, motif kain batik dan bordir,
dan permainan tradisional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
etnomatematika merupakan suatu ilmu yang digunakan agar konsep matematika
yang diadaptasi dari budaya dapat dipahami.
Indonesia dianggap sebagai negara yang kaya akan budaya. Kekayaan budaya
Indonesia mencakup banyak hal, misalnya rumah adat, pakaian adat, lagu daerah,
bahasa, termasuk alat musik daerah. Budaya ini merupakan warisan leluhur yang
diwariskan secara turun-temurun kepada anak cucu mereka. Namun, budaya
tradisional ini semakin lama semakin memudar akibat globalisasi dan budaya asing.
Karawitan merupakan salah satu budaya yang ada di Indonesia. Karawitan
sendiri memiliki dua pengertian, umum dan khusus (Zahro, 2022). Secara umum,
Karawitan adalah seni yang mencakup semua unsur seni seperti: Unsur keindahan,
kompleks, dan halus. Karawitan, khususnya, adalah bentuk seni yang
menggabungkan tong Slendro dan Pelog dan memiliki unsur estetika yang kompleks
namun halus. Kata Karawitan berasal dari bahasa Jawa dan berarti rumit atau
berbelit-belit. Namun juga memiliki arti halus, enak, indah, dan berliku-liku. Istilah
Karawitan lebih spesifik mengacu pada musik gamelan yang menggunakan sistem
nada non diatonis, atau lebih umum dikenal dengan musik slendro dan perogue
Slendro memiliki lima nada dalam satu oktaf sedangkan pelog memiliki tujuh nada
dalam satu oktaf.
Karawitan ini biasanya digunakan untuk mengiringi pertunjukkan Lakon
“Sayemboro Sodo Lanang”. Lakon “Sayemboro Sodo Lanang” merupakan sebuah
pertunjukan dimana isi cerita yang disampaikan banyak mengandung tentang nilai-
nilai luhur dan kepemimpinan (Hayati, 2018). Lakon “Sayemboro Sodo Lanang” ini
disajikan tepat saat diselenggarakannya Pemilu pada waktu itu. alam pertunjukan
https://doi.org/10.30872/primatika.vxxix.xxxx
Nama belakang semua penulis ← 10pt, Cambria 3
lakon “Sayemboro Sodo Lanang” yang menjadi permasalahan utamanya ialah perihal
siapa yang akan menjadi suami dari Dewi Sekartaji, yang selanjutnya secara otomatis
menjadi penerus takhta dari kerajaan Doho, atau dengan kata lain, siapa pun pria
yang akan menjadi suami Dewi Sekartaji akan menjadi raja di kerajaan Doho,
sehingga posisi untuk menjadi dewi Sekartaji diperebutkan oleh banyak pria
khususnya ialah, raja bentarangin dan Panji Asmorobangun.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk. (2020), memperoleh hasil bahwa
Tembang Jawa dalam Gending Ketawang yang dimainkan dengan Gamelan memiliki
konsep matematika yaitu pola barisan Aritmetika yang terdapat disetiap pukulan
padaketukan Tembang Gending tersebut.. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh
Supriyono dkk. (2021) menunjukkan bahwa konsep matematika yang diterapkan
pada alat musik gamelan jawa antara lain geometri dimensi satu yaitu konsep garis,
garis sejajar, dan sudut siku-siku; geometri dimensi dua yaitu persegi, persegi
panjang, lingkaran, trapesium dan segitiga; dan geometri dimensi tiga berupa tabung,
bola dan kerucut terpancung. Penelitian yang dilakukan Falah dkk. (2022),
menemukan bahwa dalam ketukan nada yang dipukul dengan alat musik Kethuk,
Kempul, Kenong, dan Bonang Babok memuat pola barisan aritmatika.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, obyek seni karawitan di Padepokan
Asmoro Bangun yang menjadi menjadi satu-satunya padepokan yang sampai saat ini
masih sangat giat untuk mempertahankan dan mengembangkan kesenian dan
kebudayaan asli Malang, menjadi daya tarik tersendiri untuk mengeksplorasi konsep
matematika.Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, menujukkan bahwa
terdapat relasi yang erat antara musik dan matematika. Sehingga dari beberapa
uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi untuk mengetahui
unsur matematika yang ada pada kesenian Karawitan yang ada di kawasan Pakisaji.
Eksplorasi yang dilakukan adalah dengan melihat kesenian karawitan dimainkan dan
alat musik yang digunakan.
METODE
. 2 . 1 . 2 . 6 . 2 . 1 . 6 . (5)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 13 14 15 16
1
. 6 . 5 . 3 . 2 . 6 . 5 . 2 . (1)
https://doi.org/10.30872/primatika.vxxix.xxxx
Nama belakang semua penulis ← 10pt, Cambria 5
A. Beskalan Patih
. 2̌ . 1^ . 2̌ . 6^ . 2̌ . 1^ . 6̌ . ^
(5)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 13 1 15 16
0 4
. 6̌ . 5^ . 3̌ . 2^ . 6̌ . 5^ . 2̌ . ^
(1)
Alat musik bonang penerus pada irama tersebut sama dengan nada yang
dipukul dengan alat musik kenong. Namun yang membuatnya berbeda adalah alat
musik bonang penerus dipukul sebanyak 2×.
https://doi.org/10.30872/primatika.vxxix.xxxx
Nama belakang semua penulis ← 10pt, Cambria 7
Selisih
+4 +4 +4
Kempul
Selisih
+4 +4 +4
Kenong
dan
Kempul
Selisih
+2 +2 +2 +2 +2 +2 +2
Gambar 3. Analisis Pola Ketukan Alat Musik Kenong dan Kempul
Hasil analisis data diperoleh pada alat musik kenong selalu memiliki selisih + 4
antar ketukan. Pada alat musik kempul juga selalu memiliki selisih + 4 antar ketukan.
Sedangkan dari ketukan kedua alat musik terebut memiliki selisih +2. Lebih lanjut
dapat dilihat pada tabel berikut.
Berdasarkan Tabel 1, mencari ketukan nada ke- s pada pukulan ke-i alat musik
kenong dapat dicari menggunakan rumus si=4+(i−1)4 atau bisa ditulis dalam
bentuk si=4+ 4 i−4 , atau juga dapat ditulis dengan si=4 i . Berdasarkan Tabel 2,
mencari ketukan nada ke-r pada pukulan ke-i alat musik kempul dapat dicari
menggunakan rumus r i=2+(i−1)4 atau bisa ditulis dalam bentuk r =2+ 4 i−4 ,
atau juga dapat ditulis dengan i r =4 i−2 .Selanjutnya berdasarkan tabel 2 dapat
diamati pola ketukan pada alat musik saron dan demung berturut-turut sebagai
berikut:
. 2 . 1 . 2 . 6 . 2 . 1 . 6 . (5)
Ketukan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
ke-
Saron
dan
Demung
Selisih
+2 +2 +2 +2 +2 +2 +2
Gambar 4. Analisis Pola Ketukan Alat Musik Saron dan Demung
Hasil analisis data diperoleh pada alat musik saron dan demung karena
memiliki ketukan yang saman, maka selalu memiliki selisih +2 antar ketukan. Lebih
lanjut dapat dilihat pada tabel berikut.
https://doi.org/10.30872/primatika.vxxix.xxxx
Nama belakang semua penulis ← 10pt, Cambria 9
B. Konsep Perkalian
Alat musik peking seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, memiliki notasi
yang sama dengan kenong. Namun yang membuatnya berbeda adalah alat musik
peking ini dipukul sebanyak 3 ×, yang dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Notasi Peking dan Kenong
Notasi
1 6 1 5
Kenong
Notasi
1 1 1 6 6 6 1 1 1 5 5 5
Peking
Alat musik bonang babon seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, memiliki
notasi yang sama dengan kempul. Namun yang membuatnya berbeda adalah alat
musik bonang babon ini dipukul sebanyak 2 ×, yang dapat dilihat pada tabel 5
berikut ini.
https://doi.org/10.30872/primatika.vxxix.xxxx
Nama belakang semua penulis ← 10pt, Cambria 11
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari kajian ini adalah bahwa pada karawitan
pengiring lakon sayemboro sodo lanang terdapat unsur matematis yaitu pola barisan
aritmatika. Ketukan alat musik kenong menghasilkan pola barisan aritmatika si=4 i .
Ketukan alat musik kempul menghasilkan pola barisan aritmatika r =2+ 4 i−4 .
Ketukan alat musik saron dan demung menghasilkan pola barisan aritmatika pi=2 i .
Selain itu, kajian ini juga menunjukkan unsur matematis berupa perbandingan pada
ketukan alat musik peking, bonang babon, dan bonang penerus.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, A. F. K., Kinanti, M., & Sulistyorini, P. (2020). Pola Barisan Aritmetika Pada
Pukulan Ketukan Dalam Gending Ketawang Di Gamelan Yogyakarta. 1(1).
Falah, M. F., Marhayati, M., & Fa’ani, A. M. (2022). Pola Barisan Aritmatika Pada
Ketukan Irama Gending Lancaran Dalam Kesenian Alat Musik Gamelan
https://doi.org/10.30872/primatika.vxxix.xxxx