11 Februari 2020
WHO Resmi beri nama ICTV-CSG* resmi beri
11 Februari 2020
resmi untuk penyakit baru untuk penyakit ini (: nama baru untuk
disease) virus penyebab
maupun virus.
COVID 19:
Banyak sebutan:
Wuhan virus/Wuhan COVID 19 “ SARS CoV 2”
Pneumoniae
virus/2019 Novel [nama penyakit] [nama virus]
Coronavirus / New CORONA
Corona Virus / 2019 VIRUS “ Adik” dari SARS CoV
New Coronavirus/ 2002
2019 nCoV DISEASE
2019
* CTV – CSG: International Committee on Taxonomy of Viruses-CoronaViridae Study Group
COVID-19 ? SARS-CoV-2?
SECARA GLOBAL
31 Desember 7 Januari 2020, Cina 19 Agustus 2021
2019 : WHO China mengidentifikasi
Country Office pneumonia yang 209.201.939 kasus
melaporkan kasus tidak diketahui terkonfirmasi di;CFR
pneumonia yang etiologinya tersebut Global 2,1%.
tidak diketahui sebagai jenis baru
penyebabnya di coronavirus (novel
coronavirus, Indonesia: 3.930.300
Kota Wuhan,
disingkat sebagai kasus konfirmasi; CFR
Provinsi Hubei, 3,1%
2019-nCoV).
Cina.
Pedoman Kesiapsiagaan menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19), Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P),
Kemenkes, 17 Februari 2020
World Health Organization (WHO). 2020. https://www.who.int/health-topics/coronavirus. Diakses 28 April 2020.
TRANSMISI / PENULARAN
Penularan antar manusia
Pemeriksaan Diagnostik
Covid-19
Pemeriksaan Diagnostik Covid-19
Pemeriksaan awal sama pada umumnya : Anamnesis (termasuk:risiko terpapar / kontak),
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (radiologi (rontgen thorax, LDCT Scan
thorax), hematologi, kimia darah, dll → Menentukan STATUS (merujuk pada surveilans
epidemiologi)
Pemeriksaan
Anamnesa
fisik
Diagnosis
Pemeriksaan WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk
penunjang seluruh pasien yang terduga terinfeksi COVID-19.
Metode yang dianjurkan adalah metode deteksi
molekuler/NAAT (Nucleic Acid Amplification Test) seperti
pemeriksaan RT PCR.
Pemeriksaan penunjang
SWAB PCR COVID-19
Pemeriksaan spesimen
saluran napas atas dan
Radiologi -foto toraks, CT-scan bawah untuk Bronkoskopi Punksi pleura (sesuai indikasi)
toraks, USG toraks pemeriksaan RT-PCR
SARS CoV-2 (Gold
standard)
Pemeriksaan darah
•Darah perifer lengkap, CRP, Analisis gas Biakan mikroorganisme dan uji
darah, Fungsi hepar, Fungsi ginjal, Gula Pemeriksaan feses dan urin
darah sewaktu, Elektrolit, Faal kepekaan dari bahan saluran
(untuk investasigasi
hemostasis (PT/APTT, d Dimer), napas (sputum, bilasan bronkus,
kemungkinan penularan)
Prokalsitonin (bila dicurigai bakterialis), cairan pleura) dan dara
Laktat (Untuk menunjang sepsis)
NOMOR HK.01.07/MENKES/3602/2021
KASUS SUSPEK
• Kasus Suspek Yang dimaksud dengan kasus suspek adalah orang yang memenuhi salah
satu kriteria berikut:
a) Orang yang memenuhi salah satu kriteria klinis: 1) Demam akut dan batuk; atau 2)
Minimal 3 gejala berikut: demam, batuk, lemas, sakit kepala, nyeri otot, nyeri
tenggorokan, pilek/hidung tersumbat, sesak napas, anoreksia/mual/muntah, diare,
atau penurunan kesadaran; atau 3) Pasien dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut) berat dengan riwayat demam/demam (> 38℃) dan batuk yang terjadi dalam 10
hari terakhir, serta membutuhkan perawatan rumah sakit; atau 4) Anosmia
(kehilangan penciuman) akut tanpa penyebab lain yang teridentifikasi; atau 5) Ageusia
(kehilangan pengecapan) akut tanpa penyebab lain yang teridentifikasi.
b) Seseorang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable/konfirmasi COVID-
19/kluster COVID-19 dan memenuhi kriteria klinis pada huruf a.
c) Seseorang dengan hasil pemeriksaan Rapid Diagnostic Test Antigen (RDT-Ag) positif
sesuai dengan penggunaan RDT-Ag pada kriteria wilayah A dan B, dan tidak memiliki
gejala serta bukan merupakan kontak erat (Penggunaan RDT-Ag mengikuti ketentuan
yang berlaku).
KASUS PROBABLE
• Kasus suspek yang meninggal dengan gambaran klinis meyakinkan
COVID-19 dan memiliki salah satu kriteria sebagai berikut:
a. Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium Nucleic Acid Amplification Test
(NAAT) atau RDT-Ag; atau
b. Hasil pemeriksaan laboratorium NAAT/RDT-Ag tidak memenuhi kriteria
kasus konfirmasi maupun bukan COVID-19 (discarded)
KASUS KONFIRMASI
Yang dimaksud dengan Kasus Terkonfirmasi adalah orang yang
memenuhi salah satu kriteria berikut:
a. Seseorang dengan pemeriksaan laboratorium NAAT positif.
b. Memenuhi kriteria kasus suspek atau kontak erat dan hasil
pemeriksaan RDT-Ag positif di wilayah sesuai penggunaan RDTAg pada
kriteria wilayah B dan C.
c. Seseorang dengan hasil pemeriksaan RDT-Ag positif sesuai dengan
penggunaan RDT-Ag pada kriteria wilayah C.
KASUS KONFIRMASI
• DERAJAT GEJALA
ASIMTOMATIS/
RINGAN
TANPA GEJALA
SEDANG BERAT
KRITIS
DISCARDED
Yang dimaksud dengan Bukan COVID-19 (Discarded) adalah orang yang memenuhi
salah satu kriteria berikut:
a) Seseorang dengan status kasus suspek atau kontak erat DAN hasil pemeriksaan
laboratorium NAAT 2 kali negatif.
b) Seseorang dengan status kasus suspek atau kontak erat DAN hasil pemeriksaan
laboratorium RDT-Ag negatif diikuti NAAT 1 kali negatif sesuai penggunaan
RDT-Ag pada kriteria B.
c) Seseorang dengan status kasus suspek atau kontak erat DAN hasil pemeriksaan
laboratorium RDT-Ag 2 kali negatif sesuai penggunaan RDT-Ag pada kriteria C.
d) Orang tidak bergejala (asimtomatik) DAN bukan kontak erat DAN hasil
pemeriksaan RDT-Ag positif diikuti NAAT 1x negatif sesuai penggunaan RDT-Ag
pada kriteria A dan B.
e) Orang tidak bergejala (asimtomatik) DAN bukan kontak erat DAN hasil
pemeriksaan RDT-Ag negatif.
KONTAK ERAT
• Kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus
probabel atau dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 dan memenuhi
salah satu kriteria berikut:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus konfirmasi dalam radius 1
meter selama 15 menit atau lebih;
b. Sentuhan fisik langsung dengan pasien kasus konfirmasi (seperti bersalaman,
berpegangan tangan, dll);
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus konfirmasi
tanpa menggunakan APD yang sesuai standar; ATAU
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian
risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.
Untuk menemukan kontak erat:
a. Periode kontak pada kasus probabel atau konfirmasi yang bergejala
(simptomatik) dihitung sejak 2 hari sebelum gejala timbul sampai
14 hari setelah gejala timbul (atau hingga kasus melakukan isolasi).
• Kriteria B: jika ada akses NAAT tetapi pemeriksaan tidak dapat dilakukan
dengan cepat (WAKTU PENGIRIMAN <= 24 Jam dan WAKTU TUNGGU <= 24
jam) ATAU jika tidak ada akses NAAT tetapi pemeriksaan dapat dilakukan
dengan cepat (waktu pengiriman > 24 jam dan waktu tunggu >=48 jam)
maka pelacakan kontak, penegakan diagnosis, dan skrining dapat
menggunakan RDT-Ag yang kemudian dikonfirmasi dengan NAAT. Kriteria C
HASIL
IgM: Positif/negatif
IgG: Positif/Negatif
• Hasil Pelaporan:
• Anti SARS-CoV-2 IgM dan IgG non reaktif
• Anti SARS-CoV-2 Antibodi total non reaktif
• Interpretasi:
• Hasil non reaktif tidak menyingkirkan kemungkinan terinfeksi SARS-CoV2 sehingga masih berisiko
menularkan ke orang lain.
• Hasil non reaktif dapat terjadi pada kondisi: Seseorang belum / tidak terinfeksi, Window period
(terinfeksi namun antibodi belum terbentuk), Imunokompromais, Kadar antibodi dibawah level deteksi
alat
• Saran:
• Pemeriksaan ulang rapid test antibody setelah 10 hari
• Lakukan karantina atau isolasi mandiri, tergantung status OTG/ODP/PDP dan kondisi klinis
PDS PatKLIn. Revisi panduan tatalaksana pemeriksaan rapid test antibody sars-
cov-2 metode imunokromatografi. 2020.
Interpretasi hasil Rapid Test antibody
pada kesempatan pertama
Reaktif (1)
• Hasil Pelaporan:
• Hasil deteksi antibodi: reaktif
• Pelaporan:
• Anti SARS-CoV-2 IgM reaktif, anti SARS-CoV-2 IgG non reaktif, atau
• Anti SARS-CoV-2 IgM non reaktif, anti SARS-CoV-2 IgG reaktif, atau
• Anti SARS-CoV-2 IgM dan IgG reaktif atau
• Anti SARS-CoV-2 Antibodi total reaktif
PDS PatKLIn. Revisi panduan tatalaksana pemeriksaan rapid test antibody sars-
cov-2 metode imunokromatografi. 2020.
Interpretasi hasil Rapid Test antibody
pada kesempatan pertama
Reaktif (2)
• Saran:
• Pemeriksaan konfirmasi dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama
2 hari berturut-turut
• Lakukan karantina atau isolasi sebagai berikut:
• OTG: karantina mandiri dengan menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat:
mencuci tangan, menerapkan etika batuk, menggunakan masker saat sakit, menjaga
stamina), dan physical distancing
• ODP: isolasi diri di rumah
• PDP
• Gejala ringan, lakukan isolasi diri di rumah
• Gejala sedang, lakukan isolasi di rumah sakit darurat
• Gejala memberat, lakukan isolasi di rumah sakit rujukan
PDS PatKLIn. Revisi panduan tatalaksana pemeriksaan rapid test antibody sars-
cov-2 metode imunokromatografi. 2020.
Rapid Test antigen
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/probe/docs/techqpcr/
Interpretasi hasil real time RT-
PCR
• Contoh interpretasi hasil rRT-PCR dengan protocol US CDC
• Untuk analisis hasil real time RT-PCR multiplex, pengaturan threshold
dan pembacaan nilai CT harus dilakukan untuk setiap dye fluoresensi
sesuai dengan tiap-tiap protocol yang digunakan.
Hasil RT PCR
Contoh interpretasi hasil
real time RT-PCR dengan
Real-Q 2019-nCoV
detection Kit (BioSewoom)
Analogi
Hasil invalid dan inconclusive?
Invalid
• Kurva yang terbentuk tidak berupa sigmoid walaupun nilai CT terbaca
dan memotong garis threshold
• Tidak terdeteksi atau tidak ada kurva amplifikasi RP / house keeping
gen
Inconclusive
• Nilai salah satu gen target negatif atau tidak ada kurva amplifikasi
pada metode rRT-PCR Multiplex
Prosedur Ekstraksi RNA dan RT-PCR
Tahapan ini paling berpotensi sebagai bahaya biologis → dilakukan di dalam kabinet
keamanan biologis (BSC) kelas II di laboratorium yang minimal tingkat keamanan
laboratorium berada di level 2 (BSL 2).
Prosedur ekstraksi dilakukan sesuai dengan anjuran kit reagen ekstraksi pabrikan yang
digunakan dan perlu dilakukan optimasi sebelum digunakan pada pelayanan pemeriksaan
spesimen pasien.
Prosedur RT-PCR dapat memiliki perbedaan, tergantung pada kit reagen PCR pabriksan yang
digunakan, perbedaan alat mesin PCR, reagen probe dan primer, dan mastermix di dalam
kit.
PAMKI. Panduan pemeriksaan mikrobiologi klinik untuk penegakan diagnosis Covid-19. 16 April 2020.
Interpretasi Hasil RT-PCR
Hal yang harus diperhatikan dalam interpretasi hasil :
• Bentuk kurva harus sigmoid; jika bentuk kurva bukan sigmoid maka hasil dinyatakan negatif.
• Kurva sigmoid memiliki cycle threshold* atau Ct < 40. Jika Ct = / > 40 dengan IC < 35 maka kurva diabaikan atau hasil
negatif.
*[Cutt off CT value dipengaruhi oleh jenis unit RT PCR yang digunakan]
Contoh
PAMKI. Panduan pemeriksaan mikrobiologi klinik untuk penegakan diagnosis Covid-19. 16 April 2020.
Interpretasi hasil real time RT-PCR
• Setelah proses RT-PCR selesai, analisis data dilakukan berdasarkan
petunjuk dari prosedur reagensia atau kit yang digunakan.
Tes Cepat Molekuler SARS-CoV-2
• TCM di Indonesia → TCM komersial berbasis real time PCR dengan pembacaan fluoresensi menggunakan sistem
GeneXpert (Brand salah satu TCM SARS-CoV-2 → close system menggunakan cartridge Xpert®Xpress SARS-CoV-2.
• Spesimen : swab nasofaring
• Proses reaksi berlangsung selama 45 menit.
• Pengendalian mutu proses reaksi dapat diketahui melalui :
o Sample processing control (SPC): memastikan bahwa sampel diproses dengan benar dan mendeteksi adanya
inhibitor pada proses PCR
o Probe check control (PCC); memonitor sinyal fluoresensi dari probe, pengisian tabung reaksi, integritas probe, dan
stabilitas pewarna (dye)
PAMKI. Panduan pemeriksaan mikrobiologi klinik untuk penegakan diagnosis Covid-19. 16 April 2020.
GeneXpert, Cepheid Innovation. Intruction for use: Xpert®Xpress SARS-CoV2 for Use with GeneXpert Dx or GeneXpert Infinity Systems. 2020
Ringkasan interpretasi RTPCR dan
Rapid Test antibody
http://www.diazyme.com/covid-19-antibody-tests
KEMAMPUAN VIRUS CORONA BERTAHAN PADA PERMUKAAN,
FAKTOR FISIKA DAN KIMIA
• Penelitian (Doremalen et al, 2020) menunjukkan bahwa SARS-CoV-2
dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan stainless
steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada
kardus.
• Seperti virus corona lain, SARS-COV-2 sensitif terhadap sinar
ultraviolet dan panas.
• Efektif dapat dinonaktifkan dengan pelarut lemak (lipid solvents)
seperti eter, etanol 75%, ethanol, disinfektan yang mengandung
klorin, asam peroksiasetat, dan khloroform (kecuali khlorheksidin).
Take Home Message
Rapid test antibodi dan uji molekuler
https://www.medmastery.com/guide/covid-19-clinical-
guide/how-do-i-interpret-rt-pcr-results
Pearls
• The strength of PCR diagnostic tests is based on the ability to design
pathogen specific PCR PRIMERS that amplify pathogen but not host
genetic material.
• A positive PCR test result indicates the presence of pathoen genetic
material but does not necessarily confirm active infedction
• A negative PCR test result indicates the absence of pathogen genetic
material but does not necessarily rule out active infection
https://www.vetfolio.com/learn/article/polymerase-chain-
reaction-test-interpretation
Another Pearl
Perbedaan Swab PCR dan Antigen COVID-19
PCR Antigen
• Deteksi gen (asam nukleat) milik virus • Mendeteksi bagian /protein unik tertentu pada
• Amplifikasi gen spesifik yang berada didalam tubuh permukaan tubuh virus
virus Sars CoV-2 • Bereaksi dengan antibody spesifik SARS CoV-2 yang
• Dengan proses isolasi atau ekstraksi RNA sudah dilekatkan oleh pabrikan reagen yaitu pada
didapatkan produk berupa cairan dan dilanjutkan pita dalam kaset antigen
tahap amplifikasi. Jika terdapat RNA virus, maka • Tidak ada tahap mutiplikasi sehingga
terjadi proses perbanyakan materi genetic membutuhkan banyak protein permukaan virus
(amplifikasi) dan akan memberikan gambaran • Antigen membutuhkan >1 juta Salinan genom virus
kurva sigmoid dengan keterangan CT (cycle untuk menghasilkan hasil positif, setara dengan CT
threshold vaue). rendah (pada umumya <25) pada pemeriksaan
• Pemeriksaan PCR lebih sensitif dibandingkan PCR, namun masih ada kemungkinan positif palsu
antigen dimana PCR hanya membutuhkan 10-100 • Hasil negatif tidak menyingkirkan kemungkinan
Salinan genom virus. infeksi
• Hasil negatif tidak menyingkirkan kemungkinan
infeksi
Video WHO
• https://youtu.be/Odltcv6q96I
Referensi utama