Anda di halaman 1dari 56

15/09/2016

Teknik – teknik pemetaan dan


sistem informasi geografis
Desiminasi Kriteria Perencanaan Irigasi 2013
Palu, Sulawesi Tengah

OUTLINE
Teknik – teknik pemetaan

Teknik Pemetaan teristris

Ketentuan PT– 02 Tentang Pemetaan


Topografi

Teknik Pemetaan GPS

Pengenalan GIS & Analisis Geospasial

1
15/09/2016

PART 1
Teknik – Teknik Pemetaan

1. Definisi Peta
2. Teknik – Teknik Pemetaan
3. Perbandingan Antar Teknik Pemetaan
4. Kebutuhan Peta Perencanaan Irigasi

1. Definisi Peta
Peta adalah media penyajian informasi dari unsur-unsur alam dan
buatan manusia pada permukaan bumi yang dibuat secara kartografis
(informasi yang bereferensi geografis) pada bidang datar menurut
proyeksi tertentu dan skala tertentu.

Unsur – Unsur dalam Peta:


 Judul
 Muka Peta
 Nomor dan Petunjuk Lembar Peta
 Legenda
 Orientasi
 Sistem Proyeksi Peta
 Skala
 Objek dan Kontur
 Sumber dan Tahun Pembuatan

2
15/09/2016

Contoh Peta Topografi

2. Teknik – Teknik Pemetaan


a. Pemetaan Terestris
b. Pemetaan GPS
c. Pemetaan Fotogrametri
d. Pemetaan Remote Sensing

3
15/09/2016

 Data Statistik
 Interview
 etc
Pemetaan Pemetaan Remote Sensing
GPS Terestris (Citra Satelit)

Fotogrametri
(Foto Udara)
Basisdata Spatial Data Tekstual

Teknik Pemetaan Peta Hasil Analysis

Perencanaan Pemetaan
Pengumpulan Data
Diagram aLiR

Pengolahan & Manipulasi Data

Representasi Data (Peta)

Penggunaan Data

4
15/09/2016

Pemetaan Terestris & GPS


Diagram aLiR

Pemetaan Terestris

 Peta Situasi
 Peta Kontur
 Kerangka Kontrol Horizontal
 Kerangka Kontrol Vertikal

5
15/09/2016

Pemetaan GPS

 Kerangka Kontrol Horizontal


 Kerangka Kontrol Vertikal
 Survei Deformasi

Pemetaan Fotogrametri

Pengadaan
Titik Kontrol
Diagram aLiR

Perencanaan Pemetaan Fotogrametri:


 Luas daerah yang akan dipetakan
 Ukuran foto yang digunakan
Pengadaan Titik Detil  Sidelap dan overlap
& Pemetaan Situasi

6
15/09/2016

Pembuatan Jalur Terbang

Koordinat
exposure

Jalur Terbang

Hasil Pemotretan Udara

 Pemotretan Udara
 Model Permukaan Dijital
 Peta Ortofoto

7
15/09/2016

Pemetaan Remote Sensing

Pengadaan
Titik Kontrol
Diagram aLiR

• Data Citra Satelit dapat berupa citra


asli atau pre – processing
• Proses ini dilakukan untuk citra
Pengadaan Titik Detil
& Pemetaan Situasi dengan sistem pasif

Hasil Pemetaan Remote Sensing

 Peta Situasi Detail


 Peta Kontur Detail

8
15/09/2016

Perbandingan Teknik
Teknik Keunggulan Kelemahan
Terestrial  Ketelitian tinggi  Waktu lama dan biaya besar
- TS & WP (Tr)  Cocok untuk daerah sempit  Dilakukan di pagi – sore hari
GPS (GPS)  Tidak terbatas waktu maupun cuaca  Daerah terbuka
 Tidak membutuhkan keterlihatan  Alat mahal (tipe geodetik)
antar titik  Referensi tinggi terhadap model
 Bereferensi unik (global datum WGS ellipsoid
1984)
 Penggunaan satelit secara gratis
Fotogrametri  Menghasilkan peta situasi, peta  Butuh perencanaan matang
(F) topografi dan peta tutupan lahan  Sulit dilakukan untuk daerah
berawan dan puncak gunung
 Dilakukan di pagi – sore hari
 Perlu ground check
Remote  Dapat menembus daerah berawan  Dilakukan di pagi – sore hari, kec.
Sensing (RS) (sistem aktif) sistem aktif (ex. LIDAR, IFSAR)
 Dapat mencakup daerah yang lebih  Perlu ground check
luas dengan biaya lebih murah

3. Pemilihan Metoda

1. Luas Daerah
2. Tujuan Pekerjaan Pemetaan
Fotogrametri
3. Karakteristik Daerah Remote Sensing
4. Ketersediaan Alat Terestris
5. Ketersediaan Sumber Daya Manusia GPS
6. Ketersediaan Dana

Pelaksanaan Pemetaan berdasarkan Standar Irigasi


PT - 02, tahun 2013

9
15/09/2016

4. Teknik Pemetaan untuk Perencanaan Irigasi


No Tahap Skala Pemetaan Teknik
1. Studi Pra Kelayakan 1: 50.000 Pemetaan Rencana Daerah Irigasi F, RS

2. Studi Kelayakan 1: 25.000 Penentuan Rencana Lokasi Bendung, F, RS


1: 10.000 Batas Deerah Irigasi

3. Pemetaan Situasi 1: 5.000 Jaringan Utama, Sekunder Tr, RS (aktif)

1: 2.000 Jaringan Tersier Tr, RS (aktif)

4. Pemetaan Situasi Sungai 1: 2.000 Rencana Lokasi Bendung Tr, RS (aktif)

1: 500 Lokasi Bendung Tr

5. Trase Saluran 1: 2.000 Saluran Induk dan Tersier Tr, RS (aktif)

6. Profil Memanjang (H) 1: 2.000 Profil Memanjang Saluran Induk & Tr/RS (aktif)
(V) 1: 200 Tersier
7. Profil Melintang (H) 1: 200 Profil Memanjang Saluran Induk & Tr/RS (aktif)
(V) 1: 200 Tersier

PART 2
Teknik Pemetaan Teristris

1. Metode Pengukuran & Pemetaan

2. Pengolahan Data dan Penggambaran

3. Laporan Pengukuran & Pemetaan

4. Kegiatan Supervisi

10
15/09/2016

1. Metode Pengukuran & Pemetaan


a. Penentuan Titik-titik Kontrol
 Penentuan Referensi
 Pemasangan & Penomoran Bench Mark (BM) dan
penanda Azimuth (Az)
b. Pengukuran Kerangka Dasar (X,Y,Z)
 Posisi Horizontal (X,Y)  Poligon
 Posisi Vertikal (Z)  Waterpass/Sipat Datar
c. Pengukuran Detail Situasi
d. Pengukuran Profil Memanjang dan Melintang

a. Kontruksi BM &
Azimuth Mark

Azimuth Mark

Bench Mark

11
15/09/2016

b.1. Penentuan Posisi


Horizontal (X,Y)
 Poligon Tertutup:
poligon dimulai dan diakhiri pada titik yang sama

Kontrol Poligon Tertutup


Sudut •   = ( n + 2 ) x 180° (sudut luar)
•   = ( n - 2 ) x 180° (sudut dalam)
Jarak •  d sin  = 0
•  d cos  = 0

b.1. Penentuan Posisi


Horizontal (X,Y)
 Poligon Terbuka:
poligon yang kedua ujungnya terikat pada titik-titik yang diketahui
koordinatnya dan sebuah azimuth

Kontrol Poligon Terbuka Terikat Sempurna


Sudut •   = ( akhir - awal) + n. 180°
Jarak •  d sin  = x akhir - x awal
•  d cos  = y akhir - y awal

12
15/09/2016

b.1. Penentuan Posisi


Horizontal (X,Y)
 Perhitungan Koordinat

Diketahui:
 Koordinat Titik A (XA,YA)
Diukur:
 Jarak A-B (dAB)
 Azimuth A ( AB)
Dihitung:
 XB = XA + dAB Sin  AB
 YB = YA + d AB Cos  AB

b.1. Penentuan Posisi


Horizontal (X,Y)
 Perhitungan Koordinat

Diketahui:
 Koordinat Titik A (XA,YA)
 Koordinat Titik B (XB,YB)
Dihitung:
 Azimuth AB ( AB) tan  AB = XB – XA ;  B =  AB + 180°
yB – yA
 Jarak A-B (dAB) = XB – XA atau YB – YA atau (XB – XA)2 + (YB – YA)2
sin  AB cos  AB

13
15/09/2016

b.2. Penentuan Posisi


Vertikal (Z)
 Pengukuran Waterpass (Sipat Datar )

Diketahui:
 Tinggi Titik A (XA,YA)
Diukur:
 Bacaan Rambu di Titik A (a)
 Bacaan Rambu di Titik B (b)
Dihitung:
 TB = TA +  AB ; TB = (TA + a) - b

b.2. Penentuan Posisi


Vertikal (Z)
 Pengukuran Waterpass (Sipat Datar )

 Pengukuran Slag : P1 - P2 ; P2 - P3 ; P3 - P4 ; P4 - P 5

 1 seksi = jumlah slag genap

14
15/09/2016

c. Pengukuran Detil
Situasi
 Pengukuran Sistem Optis (Tachymetry)
b

Diketahui: Dihitung:
 Tinggi Titik A (XA,YA)  Jarak Datar = Do Cos2 
 Tinggi Patok di Titik C (c)  Beda tinggi (AB) = ½ Do Sin 2 
Diukur:
 Tinggi Alat di Titik A (a) Keterangan:
 Bacaan Rambu di Titik B (b)  Dm = Jarak Miring
 Jarak Optis (D0)
 Sudut Miring ()

d. Pengukuran Profil
Memanjang & Melintang

Profil Memanjang
• Profil sepanjang saluran
• Titik Ikat merupakan posisi Bangunan Profil Melintang
• Pengukuran Waterpass (Sipat Datar) • Profil Melintang Saluran
• Pengukuran P1-P2, P2-P3, P3-P4 • Pengukuran Metode Tachymetry
• Pengukuran P1 – 1, P1-2, P1- 3

15
15/09/2016

2. Pengolahan Data &


Penggambaran
 Pengolahan Data Lapangan

 Hitungan Sementara
 poligon: sudut, jarak, kesalahan penutup sudut, kesalahan
penutup jarak
 waterpass: beda tinggi, kesalahan beda tinggi
 detail situasi: posisi , beda tinggi, kesalahan beda tinggi

 Hitungan Definitif
 poligon (Koordinat)
 waterpass (Elevasi)
 Detail situasi (Posisi dan Elevasi)

2. Pengolahan Data &


Penggambaran
 Penggambaran Data Lapangan
 Gambar Sementara
 Titik Tetap (BM) dan Titik Detil
 Garis Kontur
 Kenampakan Ekstrim (ketinggian dan cekungan)
 Kenampakan/Objek Penting

 Gambar Definitif
 Titik Tetap (BM) dan Titik Detil
 Garis Kontur
 Kenampakan Ekstrim (ketinggian dan cekungan)
 Kenampakan/Objek Penting

16
15/09/2016

Contoh Hitungan
Poligon Tertutup

Diukur:
 Azimut garis pengikatan
pengukuran
 Panjang sisi – sisi poligon
 Besar sudut titik-titik ukur
poligon

Dihitung:
 Perhitungan sudut horizontal
 Perhitungan Azimuth awal
dan sisi poligon
 Koordinat Titik Poligon

Langkah Perhitungan (Metode Bowdith):

1. Koreksi Sudut ()


   = ( n + 2 ) x 180° (sudut luar)
   = ( n - 2 ) x 180° (sudut dalam)
Selisih antara perhitungan diatas dan jumlah nilai sudut pengukuran
dilapangan dikoreksikan ke masing-masing hitungan sudut, dengan rumus
k1 = (1/) * k atau k1 = (d1/d) * k

2. Perhitungan Azimuth Sisi – Sisi Poligon ()


 12 = 01 + 1 - 180 (sudut luar)
 12 = 01 - 1 + 180 (sudut dalam)

17
15/09/2016

Langkah Perhitungan (Metode Bowdith):


3. Perhitungan Absis (X) & Ordinat (Y)
 X1 = d01 Sin 01
 Y1 = d01 Cos 01
Nilai absis dan ordinat keseluruhan titik dikontrol dengan rumus:
dx sin x = Xakhir – Xawal ; dy cos x = Yakhir - Yawal

Karena koordinat titik awal dan akhir sama  dx sin x = 0 dan dy cos x = 0
Jika  0, maka terdapat koreksi untuk masing-masing titik

4. Koreksi Absis (kx) & Ordinat (ky)


 kx1 = ((0 –X) * d1)
d

 ky1 = ((0 –Y) * d1)


d

Langkah Perhitungan (Metode Bowdith):

5. Perhitungan Nilai Koordinat Titik


 X1 = X0 + d01 Sin  01
 Y1 = Y0 + d01 Cos  01

6. Ketelitian Linier Poligon (fl)


 fl = (0 –X)2 + (0 –Y)2

18
15/09/2016

Contoh Hitungan

CONTOH PERHITUNGAN POLIGON TERTUTUP TERIKAT DENGAN METODE BOWDITH


 UKURAN (') K  KOREKSI () AZIMUTH JARAK
TITIK X KX Y KY X (m) Y (m)
 ' "  ' "  ' " (m)
0 180 0 0 3000 3000
60 0 0 58.98 51.078 -0.008 29.490 -0.001
1 135 0 0 -30.00 134 59 30 3051.070 3029.489
105 0 30 99.73 96.328 -0.013 -25.826 -0.001
2 95 0 0 -21.11 94 59 38.89 3147.385 3003.662
190 0 51.11 119.09 -20.709 -0.016 -117.276 -0.002
3 130 0 0 -28.89 129 59 31.11 3126.661 2886.385
240 1 20.00 79.12 -68.535 -0.010 -39.533 -0.001
4 80 48 0 -17.81 80 47 42.19 3058.115 2846.850
339 13 37.81 163.8 -58.094 -0.021 153.152 -0.002
0 99 14 0 -22.01 99 13 37.99 3000 3000
60 0 0
 540 2 0 520.72

Koreksi 2 0.068 0.007


fl 0.00002

Ketelitian Linier (fl) 0.00002 = 1: 5.000

Contoh Layout
Pengukuran Terestris

Poligon Utama

Poligon Cabang
Profil Memanjang

Profil Melintang

19
15/09/2016

3. Laporan Pengukuran
& Pemetaan

Laporan Kegiatan Pengukuran & Pemetaan berisikan :


 Personil
 Peralatan
 Metoda Pengukuran dan Pemetaan (manual/digital)
 Hasil/ketelitian Ukuran yang diperoleh
 Saran
 Lampiran-lampiran (dalam bentuk hardcopy dan softcopy)
 Buku Ukur Lapangan Asli
 Hasil Perhitungan
 Peta Hasil Kegiatan
 Deskripsi Bench Mark Dan Azimuth

4. Kegiatan Supervisi

Ketentuan PT – 02 tentang Supervisi Pemetaan


1. Pengecekan Terhadap Persyaratan Kerangka Kontrol (x,y,z)
 Pengecekan terhadap persyaratan hasil poligon utama dan poligon cabang
 Pengecekan terhadap persyaratan hasil pengukuran Waterpass
2. Pengecekan hasil penggambaran
 Penggambaran titik kontrol
 Penggambaran detil
 Penggambaran garis kontur

3. Pengecekan di lapangan
 Pengecekan kecocokan beda ketinggian dan kenampakan detil antara di
peta dan di lapangan
 Pengecekan toponimi

20
15/09/2016

PART 3
Ketentuan PT– 02 Tentang
Pemetaan Topografi

1. Tipe Pekerjaan Pemetaan

2. Lingkup Pekerjaan Pemetaan

3. Ketentuan Pemetaan Situasi 5K

4. Ketentuan Pemetaan Trase Saluran

1. Tipe Pekerjaan Pemetaan


Tujuan Pemetaan Tipe Pekerjaan
1. Perencanaan Jaringan a. Pemasangan dan Pengukuran Titik Kontrol (Bench
Mark) (x,y,z)
b. Penentuan Koordinat Titik Detil
c. Pemetaan Situasi Seluruh Area
d. Pengukuran Profil Memanjang dan Melintang
2. Rehabilitasi Existing a. Pengecekan Titik Kontrol (Bench Mark)
Jaringan b. Pengukuran Situasi untuk Lokasi Tertentu
c. Pengukuran Existing Jaringan (apabila dilakukan
rehabilitasi jaringan)

21
15/09/2016

2. Lingkup Pekerjaan Pemetaan


Jenis Pengukuran Skala Lingkup Pekerjaan
Pemetaan Situasi Daerah 1: 5.000  Pemasangan bench mark
Irigasi  Pengukuran kerangka kontrol
 Pengukuran detil
 Perhitungan dan penggambaran
Pemetaan Trace Saluran Induk Memanjang  Pemasangan bench mark
dan Tersier (H) 1: 2.000  Pengukuran kerangka kontrol
(V) 1: 200  Pengukuran detil
Melintang  Pengukuran profil memanjang dan melintang
(H) 1: 200  Perhitungan dan penggambaran
(V) 1: 200

Ketentuan PT – 02

Cara Manual

Skala Tipe Pengukuran Ketentuan dalam PT – 02 –


1. Pemetaan Situasi Skala 1: 5.000 dan 1:2.000
a. Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal (K.K.H) - Alat: T2
Poligon utama : - pengukuran sudut 2 seri, = ± 5”
- kesalahan penutup sudut 10√n, n = jumlah titik
- pengukuran jarak 3 kali (pergi – pulang)
- pengukuran azimuth pagi – sore, = ± 15”
- ketelitian linier poligon 1: 10.000

Poligon cabang : - pengukuran sudut 1 seri, = ± 5”


- kesalahan penutup sudut 20√n, n = jumlah titik
- pengukuran jarak 3 kali (pergi – pulang)
- pengukuran azimuth pagi – sore, = ± 15”
- ketelitian linier poligon 1: 10.000

22
15/09/2016

Ketentuan PT – 02

Cara Manual

Skala Tipe Pengukuran Ketentuan dalam PT – 02 –


1. Pemetaan Situasi Skala 1: 5.000 dan 1:2.000 ..... (2)
b. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (K.K.V) - Alat: Automatic Level
Poligon utama dan : - pengukuran pergi – pulang dalam 1 hari
cabang - jumlah slag perseksi genap
- jarak antara alat dan rambu maksimal 50 m
- Kesalahan beda tinggi 10 √D, D = jarak dalam kilometer
c. Pengukuran Detil/Situasi - Alat : T0
: - metode Raii atau Voorsaal
- pengukuran sudut 1 seri, = ± 20”
- kesalahan penutup sudut 10√n, n = jumlah titik
- ketelitian linier 1: 1.000
- pengukuran minimum ± 250 m dari batas pengukuran

Ketentuan PT – 02

Cara Manual

Skala Tipe Pengukuran Ketentuan dalam PT – 02 –


1. Pemetaan Situasi Skala 1: 5.000 dan 1:2.000 ..... (3)
d. Perhitungan
: - perhitungan sementara dilakukan di lapangan
- mencantumkan nilai kesalahan: penutup sudut,
linier poligon, linier sipat datar;  jarak dan toleransi
- perataan perhitungan dengan metode Dell
- sistem proyeksi : Universal Transverse Mercator
e. Penggambaran
: - ukuran kertas A1
- dilengkapi legenda dan grid
- titik BM dan titik detil digambarkan dengan jelas
- dilengkapi kontur dan kontur indeks

23
15/09/2016

Ketentuan PT – 02

Cara Digital
Skala Tipe Pengukuran Ketentuan dalam PT – 02 –
1. Pemetaan Situasi Skala 1: 5.000 dan 1:2.000 ..... (1)
a. Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal (K.K.H) - Alat : GPS & TS
 Poligon utama : - alat GPS, minimum 3 buah
- ketelitian 5mm ± 1ppm (X,Y) dan 10 mm ± 2ppm (Z)
- lama pengamatan tergantung panjang baseline dan
metoda (statis/statis singkat) & frekuensi GPS (L1/L2)
 Poligon cabang :- alat Total Station
- pengukuran sudut dan jarak
- ketentuan ketelitian sama dengan cara manual
b. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (K.K.V) - Alat : Level Automatic Digital
 Poligon utama & : - ketelitian sama dengan cara manual
cabang

Ketentuan PT – 02

Cara Digital

Skala Tipe Pengukuran Ketentuan dalam PT – 02 –


1. Pemetaan Situasi Skala 1: 5.000 dan 1:2.000 ..... (2)
c. Pengukuran Detil/Situasi - Alat : Total Station (TS), Automatic Leveling Digital
(ALD)
 Poligon utama : - ketentuan dan ketelitian sama dengan cara manual
 Poligon cabang : - ketentuan dan ketelitian sama dengan cara manual
 Pengukuran Detil : - ketentuan dan ketelitian sama dengan cara manual
d. Perhitungan dan Penggambaran
: - dilakukan secara otomatis dengan software
- ketentuan penggambaran sama dengan cara manual

24
15/09/2016

Ketentuan PT – 02
Cara Manual
Skala Tipe Pengukuran Ketentuan dalam PT – 02 –

2. Pemetaan Situasi Trace Rencana Saluran Induk dan Sekunder Skala 1: 2.000 ..... (1)
a. Pengukuran Saluran Baru
 Kerangka kontrol : - basis peta situasi skala 1: 5.000
(x,y,z) - titik referensi dari peta situasi 1: 5.000, jarak 100 – 200 m
- ketentuan dan ketelitian pengukuran kerangka kontrol
(x,y,z) pada prinsipnya sama dengan peta situasi 1: 5.000
- penentuan posisi BM menyesuaikan kebutuhan
 Pengukuran detil : - kombinasi antara profil melintang atau Voorsaal
- pengukuran tampang melintang saluran (± 150m)
- 1 km ke hulu dan 1 km ke hilir, ditandai BM (sungai)
- 0.5 km ke hulu dan 0.5 km ke hilir, ditandai BM (bendung)
- pengukuran detil rincikan  h  0.25 m, jarak  0.2 m
- pengukuran detil seperti elevasi As, tepi & lebar sungai
 Pengukuran Profil : - pengukuran tampang melintang, tegak lurus palung
sungai (± 250m) setiap 50 m (lurus) dan 25 m (berbelok)

Ketentuan PT – 02

Cara Manual
Skala Tipe Pengukuran Ketentuan dalam PT – 02 –

2. Pemetaan Situasi Trace Rencana Saluran Induk dan Sekunder Skala 1: 2.000 ..... (2)
a. Pengukuran Saluran Baru
 Perhitungan & : - memanjang - skala horisontal 1: 2.000 dan vertikal 1: 200
Penggambaran - melintang - skala horisontal 1: 200 dan vertikal 1: 200
b. Pengukuran Rehabilitasi Saluran Existing
 Kerangka kontrol : - posisi BM pada saluran existing
(x,y,z) - ketentuan dan ketelitian kerangka kontrol (x,y,z) pada
prinsipnya sama dengan peta situasi 1: 5.000
 Pengukuran detil : - kombinasi antara profil melintang atau Voorsaal
- pengukuran tampang melintang saluran (± 150m)
- 1 km ke hulu dan 1 km ke hilir, ditandai BM (sungai)
- 0.5 km ke hulu dan 0.5 km ke hilir, ditandai BM (bendung)
- pengukuran detil rincikan  h  0.25 m, jarak  0.2 m
- pengukuran detil seperti elevasi As, tepi & lebar sungai

25
15/09/2016

Ketentuan PT – 02

Cara Manual
Skala Tipe Pengukuran Ketentuan dalam PT – 02 –

2. Pemetaan Situasi Trace Rencana Saluran Induk dan Sekunder Skala 1: 2.000 ..... (2)
b. Pengukuran Rehabilitasi Saluran Existing
 Pengukuran Profil : - pengukuran tampang melintang saluran (± 150m)
- pengukuran tampang melintang, tegak lurus palung
sungai (± 250m) setiap 50 m (lurus) dan 25 m (berbelok)
 Perhitungan & : - memanjang - skala horisontal 1: 2.000 dan vertikal 1: 200
Penggambaran - melintang - skala horisontal 1: 200 dan vertikal 1: 200

Ketentuan PT – 02

Cara Digital

Skala Tipe Pengukuran Ketentuan dalam PT – 02 –


2. Pemetaan Situasi Trace Rencana Saluran Induk dan Sekunder Skala 1: 2.000 ..... (1)
a. Pengukuran Saluran Baru
 Kerangka kontrol : - ketentuan dan ketelitian kerangka kontrol (x,y,z) pada
(x,y,z) prinsipnya sama dengan peta situasi 1: 5.000
 Pengukuran detil : - ketentuan dan ketelitian sama dengan cara manual
 Pengukuran Profil : - ketentuan dan ketelitian sama dengan cara manual

 Perhitungan & : - dilakukan secara otomatis dengan software


Penggambaran - ketentuan dan ketelitian sama dengan cara manual

26
15/09/2016

Ketentuan PT – 02

Cara Digital

Skala Tipe Pengukuran Ketentuan dalam PT – 02 –


2. Pemetaan Situasi Trace Rencana Saluran Induk dan Sekunder Skala 1: 2.000 ..... (2)
b. Pengukuran Rehabilitasi Saluran Existing
 Kerangka kontrol : - ketentuan dan ketelitian sama dengan cara manual
(x,y,z)
 Pengukuran detil : - ketentuan dan ketelitian sama dengan cara manual
 Pengukuran Profil : - ketentuan dan ketelitian sama dengan cara manual
 Perhitungan & : - dilakukan secara otomatis dengan software
Penggambaran - ketentuan dan ketelitian sama dengan cara manual

Ketentuan PT – 02
Cara Manual
Skala Tipe Pengukuran Ketentuan dalam PT – 02 –
3. Pemetaan Situasi Trace Rencana Saluran Tersier
 Kerangka kontrol : - ketentuan pengukuran kerangka kontrol (x,y,z) pada
(x,y,z) prinsipnya sama dengan peta situasi 1: 5.000
 Pengukuran detil : - kombinasi antara profil melintang atau Voorsaal
- pengukuran tampang melintang saluran (± 150m)
- 1 km ke hulu dan 1 km ke hilir, ditandai BM (sungai)
- 0.5 km ke hulu dan 0.5 km ke hilir, ditandai BM (bendung)
- pengukuran detil rincikan  h  0.25 m, jarak  0.2 m
- pengukuran detil seperti elevasi As, tepi & lebar sungai
 Pengukuran Profil : - pengukuran tampang melintang saluran (± 150m)
- pengukuran tampang melintang, tegak lurus palung
sungai (± 250m) setiap 50 m (lurus) dan 25 m (berbelok)
 Perhitungan & : - memanjang - skala horisontal 1: 2.000 dan vertikal 1: 200
Penggambaran - melintang - skala horisontal 1: 200 dan vertikal 1: 200

27
15/09/2016

Ketentuan PT – 02

Cara Manual
Skala Tipe Pengukuran Ketentuan dalam PT – 02 –
4. Pemetaan Situasi Lokasi Khusus - Trace Memotong Sungai atau Lembah -
 Pengukuran Profil : - pengukuran profil memanjang: 500 m ke hulu dan ke
hilir titik potong (lebar), dan 100 m (kecil)
- pada prinsipnya ketentuan dan ketelitian sama dengan
pengukuran untuk trace saluran primer dan sekunder
 Perhitungan & : - pada prinsipnya sama dengan perhitungan dan
Penggambaran penggambaran trace saluran primer dan sekunder

Ketentuan PT – 02

Cara Digital

Skala Tipe Pengukuran Ketentuan dalam PT – 02 –


4. Pemetaan Situasi Lokasi Khusus - Trace Memotong Sungai atau Lembah -
 Pengukuran : - ketentuan dan ketelitian sama dengan cara manual
Profil
 Perhitungan & : - dilakukan secara otomatis dengan software
Penggambaran - ketentuan dan ketelitian sama dengan cara manual

28
15/09/2016

Ketentuan PT – 02
Perbedaan Cara Pemetaan Antara Manual & Digital
No Jenis Pekerjaan Manual Digital
1. Pemasangan Bench Mark - -

2. Pengukuran Kerangka Kontrol


2.1. Kerangka Horisontal (x,y)
2.1.1 Poligon Utama T2 & EDM GPS Statis
2.1.2 Poligon Cabang T2 & EDM Total Station
2.2 Kerangka Kontrol Vertikal (z) Automatic Level Automatic Level Digital

3. Pengukuran Detil Situasi T0 Total Station

4. Pengukuran Profil Automatic Level Automatic Level Digital


4.1. Profil Memanjang Automatic Level Automatic Level Digital
4.2. Profil Melintang

5. Perhitungan Konvensional Software

6. Penggambaran Konvensional Software & Plotter

PART 4
Pemetaan Global positioning
system (GPS)
1. Definisi GPS

2. Segmen dalam Sistem GPS

3. Sistem Transmisi Sinyal GPS

4. Cara Penentuan Posisi dalam Sistem GPS

5. Tipe Receiver & Data GPS

6. Koordinat dalam Sistem GPS

7. Pengenalan Alat GPS Navigasi & Praktik Penggunaannya

29
15/09/2016

1. Global Positioning System (GPS)


 Sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan
satelit;
 Sistem ini dikembangkan dan dikelola oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat;
 GPS digunakan untuk kepentingan sipil dan militer, i.e.
survei pemetaan, geologi, navigasi laut dan udara, etc;
 Prinsip kerja: penentuan posisi suatu titik dengan cara
“triangulasi”;
 Terdiri dari 3 segmen utama: segmen kontrol, segmen
pengguna dan segmen angkasa.

2. Segmen dalam
Sistem GPS
 24 satelit (aktif), 3 cadangan
 6 orbit (55° dari ekuator)
 4 satelit untuk (,, h, t)

 GPS Antenne 5 monitoring station:


 GPS Receiver Hawaii, Ascension Island, Diego Garcia,
(militer, navigasi, geodetik) Kwajalein, and Colorado Springs

Sumber: http://www.mitrecaasd.org

30
15/09/2016

3. Transmisi Sinyal
 Setiap satelit mentransmisikan:
 Perkiraan posisi satelit
 Lokasi dan orbit satelit

 Transmisi sinyal satelit ada 2 frekuensi:


 L1 (1,57542 GHz ) untuk Sipil
 L2 (1227.60 MHz) untuk Militer

4. Cara Penentuan
Posisi… (1)

Posisi Pengamat

 Dari posisi minimum tiga satelit, posisi anda akan diketahui (,, h)
 Dari posisi minimum 4 satelit akan diketahui (,, h, t)

31
15/09/2016

4. Cara Penentuan
Posisi… (2)

 Receiver mengirim pesan kepada satelit;

 Satelit mengirimkan informasi koordinat satelit,


waktu, sudut dan jarak satelit ke receiver;

 Receiver menghitung posisi berdasarkan informasi yang


diterima (prinsip trilaterasi).

4. Cara Penentuan
Posisi… (3)

 Minimal tiga satelit sudah dapat digunakan untuk


penentuan posisi, tapi terkadang adanya faktor –
faktor :
 Interferensi atmosferik
 Bangunan
 Pohon, etc

menyebabkan penerimaan sinyal terganggu sehingga


pengukuran posisi tidak akurat.

Semakin banyak satelit yang diterima,


semakin akurat posisi!!!

32
15/09/2016

4. Cara Penentuan
Posisi… (4)

Position (Uncertainty) Error

5. Tipe Receiver &


Data GPS

 Tipe Navigasi (handheld), akurasi 3 – 6 meter


 Tipe Mapping (Geodetik Single Frekuensi), akurasi sentimeter – desimeter
(tergantung baseline pemetaan)
 Tipe Geodetik Dual Frekuensi, akurasi milimeter
 Tipe Geodetik Real Time Kinematik, akurasi milimeter

33
15/09/2016

5. Tipe Receiver &


Data GPS

 Selain data posisi (waypoints), data elevasi/ketinggian


dapat ditentukan dari GPS.
 Data ketinggian GPS merupakan data ketinggian diatas
model ellipsoid bumi bukan tinggi diatas permukaan air
laut.
 Untuk Obyek bergerak, GPS dapat mengukur :
 Kecepatan
 Arah
 Track
 Jarak ke posisi tujuan
 Waktu yang ditempuh

6. Koordinat dalam
GPS… (1)
Tahapan Proyeksi Peta

Peta

Bagaimana menggambarkan posisi


suatu titik ke dalam suatu bidang datar
(peta) ??

Real World
Sumber: Abidin, H.Z

34
15/09/2016

6. Koordinat dalam
GPS… (2)

Proyeksi & Transformasi


Koordinat

Kenapa Proses ini Penting??


 Penggunaan GPS untuk penentuan titik kontrol
makin pesat dalam bidang survei dan pemetaan
(SURTA)
 Penyusunan basisdata memerlukan sistem
koordinat yang unik
 Untuk area dengan luas kurang dari 37 km x 37
km maka bumi dapat dianggap sebagai bidang
datar

Sumber: Abidin, H.Z

6. Koordinat dalam
GPS… (3)

Sistem Koordinat Umumnya:


• Geographic Coordinate System:
World Geodetic System – 1984 (WGS 84)

• Projected Coordinate:
Universal Transverse Mercator (UTM)

35
15/09/2016

6. Koordinat dalam
GPS… (4)

WGS 84
• Sistem koordinat geosentris (,,h)
• Belahan bumi utara (LU) bernilai positif
• Belahan bumi selatan (LS) bernilai negatif

Parameter
• sumbu mayor (a) = 6.378.137,0 meter
• penggepengan (1/f) = 298,2572223563

6. Koordinat dalam
GPS… (5)
Nilai Koordinat Dalam 1 Zone

500.0000 0

0
Ekuator
10.000.000

UTM Garis Tengah Zone

• Sistem koordinat kartesian (x,y,z)


• Terbagi menjadi 60 zone dengan lebar setiap zone 6°
• Indonesia terletak di zone 46 – 54

36
15/09/2016

7. Pengenalan GPS… (1)


 Mengetahui setting umum receiver GPS handheld
(datum, spheroid, signal strength)
 Melakukan pengambilan data titik (waypoints).
 Melakukan pengambilan data garis (tracking)
 Melakukan Geotagging Foto (jika GPS dilengkapi
kamera)

7. Pengenalan GPS… (2)


Setting Alat GPS
Item Spesifikasi
1. Datum WGS 1984
2. Spheroid WGS 1984
3. Koordinat dd.ddddd
4. Jumlah satelit minimal 4
5. Jumlah titik (waypoint) minimal 4
6. Jumlah Track minimal 1
7. Jumlah Area minimal 1
8. Jumlah Foto minimal 2

37
15/09/2016

7. Pengenalan GPS… (3)


Pengambilan Data Titik, Garis
dan Foto Geotag

Mengunduh Data GPS

Konversi dan Manipulasi Data


GPS

Software
Pembuatan Peta Digital  Garmin Base Camp

PART 5
Pengenalan GIS & Analisis
Geospasial
1. Definisi GIS

2. Komponen GIS

3. Jenis & Struktur Data

4. Hardware & Software

5. Definisi Analisis Geospasial

6. Flowchart Proses

7. Contoh Analisis Geospasial

38
15/09/2016

Pre Word of GIS

Mengapa GIS?

• GIS mudah digunakan untuk manajemen data;


• GIS dapat menganalisis data secara spasial;
• GIS dapat digunakan untuk pemodelan berbasis keruangan;
• GIS dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan
(Decision Support System).

GIS dapat menjawab pertanyaan apa, kapan, dimana, bagaimana,


dan mengapa, contohnya:
• Apa jenis tutupan lahan yang dominan di suatu daerah?;
• Kapan terjadi debit banjir 100 tahun?;
• Dimana letak bangunan – bangunan air?;
• Bagaimana kecenderungan perubahan pola tanam?;
• Mengapa suatu daerah lebih kering dibandingkan daerah lain
disekitarnya?.

39
15/09/2016

Ilustrasi Data

• Apa ? Lahan kosong yang belum


dimanfaatkan
1990
• Dimana ? Pada koordinat X,Y atau (φ,λ) ….
• Apa yang Lahan kosong (1990) berubah menjadi
berubah ? 2000
semak-belukar (2000)

• Data apa yang Dekat dengan sungai dan muara


berhubungan ? sungai (laut)

Laut

• Bagaimana jika Sangat beresiko, karena


dibangun perumahan ? merupakan dataran banjir

1. Definisi GIS

• Burrough (1986) – “a powerful set of tools for collecting, storing, retrieving


at will, transforming and displaying spatial data from real World”;
• Aronoff (1989) - “any manual or computer based set of procedures used
to store and manipulate geographically referenced data”;
• ESRI (2013) – “a system that integrates software, hardware, data, and
personnel to help capturing, manipulating, analyzing and presenting all
forms of geographically referenced information”.

Geographic Information System (GIS) : suatu sistem yang


mengintegrasikan antara software, hardware, data, personel
untuk mengelola dan menampilkan data spasial

40
15/09/2016

2. Komponen GIS
Design PERSONNEL
Input
Process
Output

METHODOLOGY
SOFTWARE

Acquisition
Input Acqusition
Process Input
GIS’S
Display COMPONENTS
Process
Output

Input:
Input - Data Raster
Process - Data Vektor
Output Output:
- Graphic
- Chart
- etc
HARDWARE DATA

3. Jenis & Struktur


Data… (1)

Attribute Information:
Location Information: What is it?
Where is it?
Jenis: Oak
Tinggi: 15 m
Lingkar: 2m

51°N, 112°W

• Penyusunan data spasial mulai dari layer sampai unit terkecil (entitas)
• Adanya hubungan relational antara data spasial dan data atribut

41
15/09/2016

3. Jenis & Struktur Data… (2)

Struktur data vektor :


obyek dapat disimbolkan sebagai
sebuah titik, garis, atau polygon,
sesuai dengan karakteristik obyek
tersebut.

Struktur data raster:


obyek disimbolkan sebagai
kumpulan piksel dengan nilai
tertentu pada setiap piksel.

3. Jenis & Struktur


Data… (3)
 Entitas Format Vektor – Titik

• Meliputi semua objek grafis atau geografi yang dikaitkan dengan pasangan
koordinat (x,y)
• Tidak mempunyai dimensi panjang dan luas (area)
• Data/Informasi disimpan dalam bentuk (x,y)

Data Spasial  x1,y1


x1,y1 x3,y3
Data Atribut  Kantor Pos

x4,y4
x2,y2

42
15/09/2016

3. Jenis & Struktur


Data… (4)
 Entitas Format Vektor – Garis

• Meliputi semua unsur linier yang dibangun dengan menggunakan segmen


segmen garis lurus yang dibentuk oleh 2 titik koordinat atau lebih
(Burrough, 1994)
• Entity garis yang paling sederhana disimpan dalam bentuk 2 koordinat
(x1,y1; x 2,y2)
• Makin pendek segmen  makin banyak arc  makin halus

Data Spasial  x1,y1; ….. xn,yn


1 Data Atibut  Jalan Nasional

3. Jenis & Struktur


Data… (5)
 Entitas Format Vektor – Area

• Kumpulan pasangan-pasangan koordinat (x,y) yang mempunyai titik awal dan


titik akhir yang sama,
• Mempunyai dimensi panjang dan luas
• Entity poligon disimpan dalam bentuk list koordinat (x,y) ditambah dengan
deskripsi properti yang bersifat topologi (bentuk, hubungan ketetanggaan, dan
hirarki)

Data Spasial  x1,y1; ….. xn,yn….. x1,y1


A3 Data Atibut  Desa Aman

A1 .2A2
A4
A5

43
15/09/2016

3. Jenis & Struktur


Data… (6)
 Entitas Format Raster – Grid/Piksel/Sel
Lokasi (X,Y)
(0,0) Xmax

Ymax

3. Jenis & Struktur


Data… (7)
 Entitas Format Raster – Grid/Piksel/Sel

Nilai
Informasi (atribut) yang merupakan ID atau
keterangan mengenai piksel yang dimaksud

Zone
Kumpulan lokasi lokasi yang memperlihatkan
nilai nilai yang sama, Contoh persil tanah milik,
batas administrasi, danau/ pulau, jenis tanah,
vegetasi

44
15/09/2016

4. Hardware &
Software… (1)
INPUT

PROCESS

OUTPUT

4. Hardware &
Komersil/Berbayar
Software… (2)
‐ ESRI ArcView GIS (http://www.esri.com/)
‐ ESRI ArcGIS (http://www.esri.com/)
‐ MapInfo (http://www.pbinsight.com/products/location-intelligence/applications/mapping-
analytical/mapinfo-professional/)
‐ AutoCAD Map (http://usa.autodesk.com/autocad-map-3d/)
‐ IDRISI GIS (http://www.clarklabs.org/)
‐ etc

Freeware/Open Source
‐ ILWIS (http://52north.org/communities/ilwis/)
‐ PC Raster (http://pcraster.geo.uu.nl/)
‐ uDig (http://opticks.org/confluence/display/opticks/Welcome+To+Opticks/)
‐ GRASS (http://grass.fbk.eu/)
‐ MapWindowGIS (http://www.ossim.org/OSSIM/OSSIM_Home.html/)
‐ QGIS (https://www.qgis.org/en/site/forusers/download.html/)
‐ SAGA GIS (http://www.saga-gis.org/)
‐ openJUMP GIS (http://www.openjump.org/)
‐ GvSIG (http://www.gvsig.org/web/)
‐ etc

45
15/09/2016

Model 3D

Peta Tematik

Network
Pemanfaatan GIS

HOW
Decision
Support System

???
Analisis
Geospasial
Pemanfaatan SIG di Berbagai Bidang Persil & Bangunan

5. Definisi Analisis Geospasial


• Analisis Geospasial adalah metode analisis spasial dan statistik
terhadap suatu data bereferensi geospasial
• Analisa Geospasial membutuhkan software handal untuk
memproses dan merepresentasikan hasil analisis yang
dilakukan
• Analisis Geospasial secara sederhana dikelompokkan menjadi:
– Analisis Spasial Dasar: overlay, buffering, distance, clip, querry, etc
– Analisa Spasial Lanjutan: surface analysis, network analysis,
geovisualization, etc

46
15/09/2016

6. Flow Chart Proses... (1)


Scanning, digitasi, analisa citra, entri
data atribut, editing, pembangunan
topologi, transformasi proyeksi, dll

Geovisualization

Analisa Dasar:
Overlay, Dissolve, Clip, Buffer, etc
Analisa Lanjutan:
Surface Analysis (slope, gradient,
3D model), Network Analysis,
Geofusion

6. Flow Chart Proses...(2)

47
15/09/2016

7. Contoh Analisis
Geospasial... (1)
 Attribute Analysis – Query
Misalnya pada layer jenis tanah, untuk memilih suatu objek melalui
pernyataan logika menggunakan Structured Query Language (SQL)

Pilih jenis tanah Latosol :


Pernyataan SQL adalah :
Select Soil.Jenis-Tanah
From Soil
Where (((Soil.Jenis-Tanah)=“Latosol"))

Pilih jenis tanah Grumusol :


Pernyataan SQL adalah :
Select Soil.Jenis-Tanah
From Soil
Where (((Soil.Jenis-Tanah)=“Grumusol"))

7. Contoh Analisis
Geospasial... (2)
 Spatial Analysis – Basic

Buffering
Clipping

Buffer, Overlay, Clip

48
15/09/2016

7. Contoh Analisis
Geospasial... (3)
 Spatial Analysis (Basic) – Buffering
• Digunakan untuk membuat data 100 m
spasial baru dalam bentuk
poligon atau zonasi dengan jarak
tertentu dari data aslinya
• Umum dipakai dalam
pembuatan daerah penyangga,
sempadan
 Titik  lingkaran
 Garis  poligon yang
melingkupi garis
 Poligon  poligon baru yang
lebih besar dan konsentris

Pembuangan limbah
Industri
Perumahan
Sungai
Sekolahan
Jalan

7. Contoh Analisis
Geospasial... (4)
 Spatial Analysis (Basic) – Overlay
Digunakan untuk membuat data spasial baru dari minimal dua data spasial
sebagai input

B C Dalam overlay layer vektor, kenampakan


Input 1 obyek dan atributnya digabung menjadi
A D
satu dan menghasilkan layer komposit

+
1 Beberapa operasi logika digunakan untuk
Input 2 2 memilih suatu area berdasarkan
3 parameter.

Pada contoh di sebelah kiri, merupakan


Output penggabungan secara keseluruhan
poligon-poligon pada input 1 dan input 2

49
15/09/2016

7. Contoh Analisis
Geospasial... (5)
 Spatial Analysis (Advance) – Reclassify
Mengklasifikasikan data spasial (atribut) menjadi data spasial yang baru
dengan menggunakan kriteria tertentu.

Contoh: peta kelas lereng dari kontur dengan kriteria kemiringan 0-12, 12.00001 – 14,
14.00001 – 36, ….

Kontur Slope Slope Reclassify

7. Contoh Analisis
Geospasial... (6)
 Spatial Analysis (Advance) – Network

• Analisa yang berkaitan dengan


penghitungan jaringan jalan,
sungai, PAM, listrik, telpon,
transmiter;
• Penghitungan antara jarak dan
waktu tempuh;
• Menggunakan data spasial titik 17 km
dan garis sebagai suatu jaringan
yang tidak terpisahkan;
• Untuk menghitung jarak terdekat
tidak dengan absis dan ordinat,
tapi dengan mengakumulasikan
jarak segmen yang Pembuangan limbah
Industri
membentuknya.
Perumahan
Sungai

Sekolahan
Jalan

50
15/09/2016

7. Contoh Analisis
Geospasial... (7)
Peta Estimasi Genangan Bendungan
Jatibarang

Process
• Garis Kontur
Pre
• Tinggi Mercu Bendung

Process • Pemilihan Garis Kontur


setinggi Mercu Bendung

•Pembentukan Poligon
Post •Simbolisasi
•Penyusunan Legenda

7. Contoh Analisis
Geospasial... (8)
 Spatial Analysis (Advance) - 3D

3D Building

• Digunakan untuk menghasilkan data


spasial baru dalam bentuk 3 dimensi
• Sangat berguna dalam memahami
bentang lahan suatu daerah
• Banyak menggunakan fungsi interpolasi
Digital Elevation Model
• Untuk menampilkan ketinggian, jalan,
tata guna tanah dan utilitas dalam
bentuk 3 dimensi

51
15/09/2016

7. Contoh Analisis
Geospasial... (9)
 Image Analysis - Single Band
Landsat Band 4 Landsat Band 3 Landsat Band 2

Landsat Band 5 Landsat Band 2 Landsat Band 1

7. Contoh Analisis
Geospasial... (10)
 Image Analysis – Data Fusion

52
15/09/2016

7. Contoh Analisis
Geospasial... (11)
 Image Analysis – Data Fusion

7. Contoh Analisis
Geospasial... (12)
 Image Analysis – Change Detection

D. Sidenreng
D. Sidenreng

D. Tempe
D. Tempe

Tahun 1981 Tahun 1989

53
15/09/2016

7. Contoh Analisis
Geospasial... (13)
 Image Analysis – Change Detection

D. Sidenreng D. Sidenreng

D. Tempe D. Tempe

Tahun 2000 Tahun 2015

7. Contoh Analisis
Geospasial... (14)
 Image Analysis - Data Fusion

Ikonos Imagery drapped on 1 m LIDAR DEM using


ArcGIS - ArcScene

Multispectral Thermal Imager (MTI) drapped on


1 m LIDAR DEM using ArcGIS - ArcScene

54
15/09/2016

Perlukah kita memanfaatkan SIG?


• Sebagian besar data/ informasi mempunyai kaitan dengan lokasi
geografis
• Efisien dalam kaitannya dengan pemanfaatan ruangan, waktu
dan biaya (pembaharuan/ updating data dan penelusuran data)
• Komprehensif dalam penyajian (mampu memadukan data spasial
dan non-spasial)
• Fleksible dalam visualisasi (bentuk, ukuran, pola, skala, dan lain
lain)
• Efektif dalam memberikan jawaban karena kemampuannya
dalam melakukan analisis.
• SIG mampu melakukan sharing information

Closing....

55
15/09/2016

 Pertanyaan ???
 Kritik ???
 Saran ???

Referensi
Abidin H.Z, 2007, Konsep Dasar Pemetaan, KKG – ITB, http://geodesy.gd.itb.ac.id/hzabidin/wp-
content/uploads/ 2007/ 05/ konsep-dasar-pemetaan.pdf
Direktorat Sumber Daya Air, 2009, Standar Perencanaan Irigasi, Petunjuk Teknis Pelaksanaan,
Direktorat Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum
Johnson A, 2004, Plane and Geodetic Surveying, Spon Press – Taylor and Francis Group, London
Kusumawati, 2014, Catatan Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Pusat Survei Geologi, Bandung
PT. Binatama W.K, 2011, Konsep Pemetaan dengan UAV untuk Pemetaan Daerah Hulu DAS Citarum dan
Ciliwung
Setiawan, 2010, Pelatihan Peningkatan Kemampuan Perencanaan Teknik Irigasi “Tingkat Dasar”,
Presentasi
Sutardi, 2007, Modul Ilmu Ukur Tanah, Bandung
Proceedings of International Cartographic Conferences (ICC) http://icaci.org/ publications/;
Analisa Geospasial online, http://www.spatialanalysisonline.com/;
Landsat 8 Data Users Book, 2015, USGS, https://landsat.usgs.gov/Landsat8DataUsersHandbook
Merri P. Skrdla, Ph.D., 2005, An Introduction to GIS, http://www.microimages.com;
RESGISWS-DLUCD Conference Proceeding, 2012, Center for Remote Sensing ITB, Bandung,
http://rsgisforum.wordpress.com/2013/03/08/buku-conference-proceedings-crs-itb-2012/;
Ware, J.L., Using ArcGIS for Geospatial Analysis with Multi/Hyperspectral Data,
ftp://pdsimage2.wr.usgs.gov/pub/pigpen/tutorials/arcmap_hyperspecteral.pdf
Principle of Geographic Information System, ITC Educational Textbook Series I, 2001,
www.gdmc.nl/oosterom/PoGISHyperlinked.pdf

56

Anda mungkin juga menyukai