DALAM PENYUSUNAN
RENCANA DETIL TATA RUANG
LATAR BELAKANG
UU no 4 Tahun 2011 – Informasi Geospasial
Informasi Geospasial Tematik wajib mengacu pada Informasi Geospasial Dasar. (Peta Tata Ruang termasuk IG Tematik)
Tidak diperkenankan membuat skala IG Tematik lebih besar daripada skala IG Dasar yang diacu.
PP no 8 Tahun 2013 – Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang
Peta Rencana Tata Ruang wajib dikonsultasikan kepada BIG
Perka BIG no 6 Tahun 2014 – Tata Cara Konsultasi Penyusunan Peta Rencana Tata Ruang
Mekanisme konsultasi adalah berupa asistensi dan supervisi, dan diatur secara lebih detail dalam Perka BIG ini
Perka BIG no 15 Tahun 2014 – Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar
Ketentuan-ketentuan teknis dalam penyusunan Peta Dasar / IGD
Sesuai UU No 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, diamanatkan bahwa Peta Tematik, termasuk Peta
Rencana Tata Ruang, harus mengacu pada Informasi Geospasial Dasar (IGD).
Dalam penyusunannya, Peta Rencana Tata Ruang wajib dikonsultasikan kepada BIG, sesuai PP 8 Tahun 2013 tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang. Konsultasi ini meliputi pula Peta Rencana yang di dalamnya terdapat Peta
Struktur Ruang dan Pola Ruang.
Mekanisme konsultasi adalah berupa asistensi dan supervisi, diatur secara lebih detail dalam Perka BIG 6 Tahun
2014 tentang Tata Cara Konsultasi Penyusunan Peta Rencana Tata Ruang.
ASISTENSI & SUPERVISI PEMETAAN TATA RUANG
SUMBER DATA:
PETA RTRW PROVINSI, KABUPATEN, KOTA
satimagingcorp.com
SUMBER DATA:
RDTR 1:5.000 MENGGUNAKAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI
SPOT-6 1,5m
Citra / Foto Udara untuk dasar update harus dikoreksi secara geometris terlebih dahulu.
Memerlukan Survei GCP menggunakan GPS Geodetik untuk mengkoreksinya,
dikarenakan ketelitian 1:5.000 maksimal toleransi errornya adalah 2,5 meter.
WorldView-2
Untuk menghasilkan ketelitian 2,5 meter memerlukan titik ikat dari GPS yang memiliki
ketelitian tinggi. satimagingcorp.com
CITRA DIKOREKSI
MENGGUNAKAN TITIK
YANG AKURAT DARI GPS
ilustrasi ortho-rektifikasi
Aspek Perpetaan
untuk Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
x’
O (Xo ; Yo ; Zo)
;; y’
0 = -c {a11 (X-Xo) + a12(Y-Yo) + a13(Z-Z0) } /
{ a31(X-Xo) + a32(Y-Yo) + a33(Z-Zo) }
-c x’
Ortho Image :
Satellite Image, and Ps (Xe ; Ye ; Zs)
Ve
Physical Orbit Z
Parameters. P (X ; Y ; Z)
DEM surface
DEM data, in raster
format.
Y
Pe (Xe ; Ye ; Ze)
Control Points.
Geometric
Vx ; Vy
Transformation & Cubic
Convolution X
Interpolation.
PERBANDINGAN CITRA MENTAH
DENGAN CITRA TERKOREKSI ORTHOREKTIFIKASI (GCP DAN ORTHO DEM)
UNSUR-UNSUR PETA DASAR
YANG BISA DIPERBARUI DARI CITRA SATELIT
UNSUR PETA DASAR UNTUK RDTR:
BWP (Bagian Wilayah Perkotaan),
Sub-BWP, Blok, Sub-Blok
Sungai
Jalan
Bangunan
Penggunaan Lahan Eksisting
(memerlukan survei lapangan untuk
pendetailan / crosscheck)
Toponimi / Nama Lokasi
(memerlukan survei lapangan untuk
pendetailan / crosscheck)
PETA TEMATIK PENDUKUNG DALAM PENYUSUNAN
PETA RENCANA TATA RUANG
DATA DATA
Sumber daya air (hidrologi permukaan, air tanah) Sistem jaringan prasarana air minum
Memastikan batas
Sumber daya tanah (jenis tanah, kesesuaian lahan) Sistem jaringan persampahan terluar menggunakan
Topografi dan kelerengan Sistem prasarana energi dan kelistrikan batas administrasi yang
dipakai / disepakati
Geologi lingkungan Sistem jaringan drainase dan air limbah
Sumber: peta.bpn.go.id
PETA RENCANA ZONASI
mengarahkan Pemda.
PETA RENCANA
Skala 1:10.000
6. Continuously Operating Reference
Stations (CORS)
Skala 1:5.000
7. Jaring Kontrol Geodesi
2. Citra Satelit Resolusi Tinggi
(CSRT)
22
PETA RBI SKALA 1:250.000
23
PETA RBI SKALA 1:50.000
24
PETA RBI SKALA 1:25.000
25
PETA RBI SKALA 1:10.000
26
Peta RBI Skala 1:5.000
27
KETERSEDIAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DI INDONESIA
(PENGADAAN TAHUN 2015, BELUM TERKOREKSI)
http://inacors.big.go.id/ CORS Jaring Kontrol Geodesi
http://srgi.big.go.id/srgi/
29
MENGAPA PERLU KONSULTASI (ASISTENSI DAN SUPERVISI)
Contoh-contoh kesalahan yang sering terjadi pada Peta yang tidak melalui asistensi di BIG:
Klasifikasi Pola Ruang yang bervariasi, tidak standar antar wilayah, tiap wilayah memberikan klasifikasi tersendiri dalam
menentukan fungsi kawasan.
Tidak menggunakan Peta Dasar yang bersumber / sesuai spek teknis BIG, jika diplot pada peta lain, akan terlihat
kesalahan geometris pada peta tersebut.
Deliniasi Pola Ruang, dan penggambaran rencana jaringan dalam Struktur Ruang tidak berdasarkan data-data yang akurat.
Terdapat Poligon yang saling tumpang tindih pada Pola Ruang. Dalam satu area bisa terdapat dua atau lebih fungsi
kawasan.
Batas antar wilayah tidak sesuai, dikarenakan tidak mengacu pada batas-batas yang telah definitif / penegasan batas
wilayah dari Kemendagri dan PPBW BIG.
Belum terverifikasinya tumpang tindih fungsi kawasan dalam Pola Ruang terhadap fungsi-fungsi lindung yang ada dalam
SK-Menhut.
Perda dan Peta tidak sinkron, banyak ketidaksesuian, yang seharusnya Peta dan Perda adalah satu kesatuan yang tidak
terpisahkan, Perda seharusnya mendeskripsikan isi Peta.
ASISTENSI PENYUSUNAN PETA RDTR
ASISTENSI DAN SUPERVISI DI KANTOR BIG
I - Sumber Data
II - Sebaran dan Pemilihan Titik CP
III - Pengukuran GPS
IV - Orthorektifikasi dan Uji Akurasi
V - Digitasi Unsur Peta Dasar
VI - Topologi dan Atribut
TERIMA KASIH
Telp/Fax: 021-8764613
Email: tataruang.big@gmail.com