Anda di halaman 1dari 28

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


KABUPATEN PULANG PISAU

BIDANG TATA RUANG

PAKET KEGIATAN :
PEMUTAKHIRAN PETA DASAR CSRT BWP KAHAYAN HILIR

TAHUN ANGGARAN 2021


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEMUTAKHIRAN PETA DASAR CSRT BWP KAHAYAN HILIR

1.
LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan
bahwa seluruh kegiatan pembangunan harus
direncanakan berdasarkan data, baik spasial dan
nonspasial serta informasi lain yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Pasal 14 ayat 3 huruf c, Undang-undang No.26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang, menyatakan secara jelas
kebutuhan akan IGD Skala Besar, khususnya untuk
kepentingan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Kabupaten/Kota maupun Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota.
Kota Pulang Pisau sebagai ibukota Kabupaten Pulang
Pisau mempunyai lokasi yang cukup strategis karena
dilalui jalur transportasi utama di Kalimantan Tengah, yang
akan menjamin kemudahan interaksi dengan wilayah
lainnya, khususnya dengan Kota Banjarmasin dan Kota
Palangka Raya.
Seiring dengan perjalanan waktu dan terjadinya
pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang
maka Kota Pulang Pisau sebagai pusat kegiatan ekonomi
wilayah diyakini akan tumbuh dan berkembang dengan
cepat, baik dari segi kependudukan maupun tingkat
pelayanan kegiatan usaha, sosial dan budaya masyarakat
yang pada akhirnya meningkatkan aktivitas sehingga
terjadinya peningkatan kebutuhan ruang.
BWP Kahayan Hilir sudah memiliki peta dengan skala
1:5000 berdasarkan perekaman data pada tahun 2014
sedangkan BWP Kahayan Hilir mengalami pemanfaatan
atau penggunaan lahan yang terus menerus berkembang.
Untuk itu diperlukan pemuktahiran data dan ketelitian peta
dalam membuat peta dasar 1:5000 BWP Kahayan Hilir,
sehingga bisa dijadikan acuan untuk pekerjaan
selanjutnya. Pemetaan merupakan proses pengukuran,
perhitungan, dan penggambaran permukaan bumi
menggunakan cara atau metode dengan standar tertentu
yang telah disepakati pada bidang datar. Hasil dari
pemetaan ini adalah Peta Dasar yang ketelitiannya
berdasarkan Peraturan Kepala BIG Nomor 15 Tahun
2014. Peta digunakan sebagai data, sebagai analisis,
sebagai sarana pemantauan, maupun sebagai keluaran
(produk) dan digunakan sebagai data untuk analisis yang
lebih lanjut. Peta yang digunakan sebagai dasar dalam
pembuatan peta-peta tematik lanjutan disebut peta dasar.
Dalam penyediaan data spasial dapat berupa Peta RBI
skala 1:5000, namun jika belum tersedia, dapat
menggunakan Citra Satelit Resolusi Tinggi atau foto udara
2dari36
sebagai dasar update dan harus dilakukan koreksi secara
geometris terlebih dahulu dengan menggunakan survey
Ground Control Point (GCP) menggunakan GPS Geodetik
untuk melakukan koreksi dikarenakan ketelitian skala
1:5000 harus memiliki maksimal toleransi error sebesar
2,5 meter. Citra Satelit Resolusi Tinggi dapat digunakan
untuk pembuatan peta skala 1:5000 dengan ketelitian
horizontal yang dibutuhkan sebesar 0,5-2,5 meter.

2.
MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari Pemutakhiran Peta Dasar CSRT BWP
Kahayan Hilir adalah untuk memperbaiki distorsi geometrik
dengan meletakkan elemen citra pada posisi planimetric (x
dan y) yang seharusnya, sehingga citra mempunyai
kenampakan yang lebih sesuai dengan keadaan
sebenarnya di permukaan bumi sehingga dapat digunakan
sebagai peta. Ada hal yang menjadi alasan kenapa peta
citra perlu dilakukan koreksi geometrik:
a) Citra hasil penginderaan jauh mengalami distorsi
geometrik.
b) Citra hasil penginderaan jauh mengalami kesalahan
digital number sebagai dampak dari gangguan
atmosfir.
c) Banyaknya gangguan (noise) pada gambar seperti
striping, bad line, line drop dan salt snd paper yang
dikarenakan keterbatasan pencitraan, seperti adanya
gangguan signal digitazition ataupun kerusakan pada
satelit.
Data asli hasil rekaman sensor pada satelit merupakan
representasi dari bentuk permukaan bumi yang tidak
beraturan. Meskipun kelihatannya merupakan daerah yang
datar, tetapi area yang direkam sesungguhnya
mengandung kesalahan (distorsi) yang diakibatkan oleh
pengaruh kelengkungan bumi dan atau oleh sensor itu
sendiri. Hal inilah menjadi alasan diperlukannya
pengadaan peta dasar yang disertai dengan koreksi
geometrik pada pengadaan peta dasar Kecamatan
Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau.

Tujuan dari Pemutakhiran Peta Dasar CSRT BWP


Kahayan Hilir ini adalah :
a) Rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan)
citra agar koordinat citra sesuai dengan koordinat
geografi;
b) Registrasi (mencocokan) posisi citra dengan citra lain;
c) Digitasi citra satelit dengan format raster ke vektor
(.shape file/.shp);
d) Pembentukan geo database;
e) Peta Dasar ini adalah masukan bagi stakeholder untuk
menentukan posisi bangunannya sehingga tidak
berbenturan dengan peraturan pemerintah yang lain.
3dari36
3.
TARGET/ SASARAN Target/ sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini yaitu
tersedianya unsur peta rupabumi skala 1:5.000 untuk
BWP Kahayan Hilir dengan metode stereokompilasi yang
disertai dengan koreksi geometrik secara 3D data foto
udara yang tersimpan dalam seamless geodatabase
dengan volume setara dengan luas ........ NLP (Nomor
Lembar Peta) daratan pada skala 1:5.000.
4.
NAMA ORGANISASI Bidang Tata Ruang
PENGADAAN Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
BARANG/JASA Kabupaten Pulang Pisau
5.
SUMBER DANA DAN a. Sumber dana yang diperlukan untuk pelaksanaan
PERKIRAAN BIAYA pekerjaan ini berasal dari Dana APBD Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Pulang Pisau
Tahun Anggaran 2021.
b. PAGU anggaran sebesar Rp. 400.000.000,- dengan
HPS yang diperlukan untuk Paket ini sejumlah
Rp.400.000.000,- (Empat Ratus Juta Rupiah).
6.
RUANG LINGKUP a. Ruang lingkup pekerjaan ini sebagaimana lampiran 1.
PENGADAAN/ LOKASI b. Lokasi Pekerjaan Pemutakhiran Peta Dasar CSRT
DAN FASILITAS BWP Kahayan Hilir dapat dilihat pada indeks lokasi
PENUNJANG pekerjaan sebagaimana lampiran 2.
c. Volume pekerjaan memiliki luasan setara dengan luas
........ NLP (Nomor Lembar Peta) daratan pada skala
1:5.000.
d. Data dasar yang disediakan oleh Pemberi Kerja
berupa:
1) Skema geodatabase
2) Dokumen pendukung pelaksanaan pekerjaan
(petunjuk pelaksanaan pemetaan RBI skala besar)

4dari36
Lampiran 1. Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup Pekerjaan Pemutakhiran Peta Dasar CSRT BWP Kahayan Hilir dijelaskan pada
tabel 1.1.

Tabel1.1 Ruang Lingkup Pekerjaan

No Tahapan Bobot

1 Persiapan 1.80%

2 Penyiapan Data 0.45%

3 Pengadaan Data Citra Satelit Resolusi 20.35


Tinggi
4 Stereokompilasi (Hasil Akuisisi FU) 19.35%

5 Pembentukan Topologi dan Poligon 3.80%

6 Pembentukan DTM 7.63%

7 Pembentukan Kontur dan Spotheight 8.90%

8 Persiapan Survei 2.98%

9 Survei Kelengkapan Lapangan 14.81%

10 Penyelarasan Data 6.83%

11 Pembentukan Metadata 0.78%

12 Penyajian Hasil Pekerjaan (Konsultasi 1.37%


BIG) sampai dengan Rekomendasi
13 Pelaporan 1.27%

Total 100%
Lampiran2. Indeks Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan dan pembagian paket pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Indeks Lokasi Pekerjaan Pemutakhiran Peta Dasar CSRT BWP Kahayan Hilir
Skala 1:5.000

6dari36
Lampiran3. Hasil Pekerjaan

Hasil pekerjaan yang harus diserahkan diuraikan sebagaimana tabel 3.1

Tabel 3.1 Hasil Pekerjaan


No Hasil Pekerjaan Spesifikasi Format Volume
1 Persiapan
a Dokumen hasil  Mencakup hasil Cetak dan digital 1 rangkap
pemeriksaan pemeriksaan alat (*.pdf hasil scan) cetak dan 1
kesiapan alat dan personil dan personil pada set file digital
tahapan persiapan
b Dokume rencana detail  Menjelaskan Cetak (*.pdf) dan 1 rangkap
n rencana detail digital cetak dan 1
pekerjaa pelaksanaan set file digital
n pekerjaan
 Non Disclosure
Agreement (NDA)
yang sudah
ditandatangan
c Laporan Persiapan  Menjelaskan seluruh Cetak (*.doc) dan 1 rangkap
proses dan hasil digital cetak dan 1
yang set file digital
dilakukan pada
tahap persiapan
2 Penyiapan Data
a Dokumen hasil pemeriksaan  Mencakup hasil Cetak dan digital 1 rangkap
kesiapan alat dan personil pemeriksaan alat dan (*.pdf hasil scan) cetak dan 1
personil pada tahapan set file digital
penyiapan data
b Formulir checklist hasil  Mencakup digital (*.pdf) 1 set file digital
kesiapan data hasil pengecekan awal
semua data yang
diterima dari pemberi
kerja
c Laporan Penyiapan Data  Menjelaskan seluruh Cetak (*.doc) dan 1 rangkap
proses dan hasil yang digital cetak dan 1
dilakukan pada tahap set file digital
penyiapan data
3 Pengadaan Data Citra Satelit
Resolusi Tinggi
a Dokumen hasil pemeriksaan  Mencakup hasil Cetak dan digital 1 rangkap
kesiapan alat dan personil pemeriksaan alat dan (*.pdf hasil scan) cetak dan 1
personil pada tahapan set file digital
penyiapan data
b Formulir checklist hasil  Mencakup digital (*.pdf) 1 set file digital
kesiapan data hasil pengecekan awal
semua data yang
diterima dari pemberi
kerja
c Laporan Penyiapan Data  Menjelaskan seluruh Cetak (*.doc) dan 1 rangkap
proses dan hasil yang digital cetak dan 1
dilakukan pada tahap set file digital
penyiapan data
7dari36
No Hasil Pekerjaan Spesifikasi Format Volume
4 Stereokompilasi
a Dokumen hasil pemeriksaan  Mencakup hasil Cetak dan digital 1 rangkap
kesiapan alat dan personil pemeriksaan alat dan (*.pdf hasil scan) cetak dan 1
personil pada tahapan set file digital
stereokompilasi
b Data unsur peta RBI hasil  File seamless hasil Digital (*.gdb) 1 set file
stereokompilasi stereokompilasi (Kode setara
unsur sesuai dengan dengan
yang diberikan oleh ..... NLP pada
Pemberi Kerja) skala 1:5.000
 Dokumen QC Cetak dan digital 1 rangkap dan
Internal stereokompilasi (*.pdf hasil scan) 1 set file
c Laporan Stereokompilasi  Menjelaskan seluruh Cetak (*.doc) dan 1 rangkap dan
proses dan hasil yang digital 1 set file
dilakukan pada tahap
stereokompilasi
5 Pembentukan Topologi dan
Poligon
a Dokumen hasil pemeriksaan  Mencakup hasil Cetak dan digital 1 rangkap
kesiapan alat dan personil pemeriksaan alat dan (*.pdf hasil scan) cetak dan 1 set
personil pada tahapan file digital
pembentukan topologi
dan poligon
b Data unsur peta RBI hasil  File seamless Digital (*.gdb) 1 set file
pembentukan topologi hasil plotting setara
yang sudah ditopologi dengan .....
(Bentuk titik dan garis) NLP pada
skala 1:5.000
c Data unsur peta RBI  File seamless Digital (*.gdb)
pembentukan poligon hasil
pembentukan
poligon yang
sudah ditopologi
(Bentuk titik,
garis dan area)
 Dokumen QC Cetak dan
internal digital (*.pdf
Pembentukan hasil scan)
Topologi dan
Poligon
d Laporan Pembentukan  Menjelaskan seluruh Cetak (*.doc) 1 rangkap dan
Topologi dan Poligon proses dan hasil yang 1 set file
dilakukan pada tahap
pembentukan topologi
dan poligon

8dari36
No Hasil Pekerjaan Spesifikasi Format Volume
6 Pembentukan DTM
a Dokumen hasil pemeriksaan  Mencakup hasil Cetak dan digital 1 rangkap
kesiapan alat dan personil pemeriksaan alat dan (*.pdf hasil scan) cetak dan 1 set
personil pada tahapan file digital
Pembuatan DTM
b File DTM  File DTM seamless Digital (*.bil) 1 set file
yang dibangun dari setara
unsur perairan dan dengan
hipsografi ..... NLP pada
skala 1:5.000
 Dokumen QC Cetak dan digital 1 rangkap dan
internal pembentukan (*.pdf hasil scan) 1 set file
DTM
c Laporan Pembentukan DTM  Menjelaskan seluruh Cetak (*.doc) dan 1 rangkap dan
proses dan hasil yang digital 1 set file
dilakukan pada tahap
pembentukan DTM
7 Pembentukan Kontur dan
Spotheight
a Dokumen hasil pemeriksaan  Mencakup hasil Cetak dan digital 1 rangkap
kesiapan alat dan personil pemeriksaan alat dan (*.pdf hasil scan) cetak dan 1 set
personil pada tahapan file digital
Pembentukan Kontur
dan Spotheight
b Data Garis Kontur  File kontur seamless Digital (.gdb) 1 set file
(Dibentuk dari data setara
DTM dengan interval dengan .....
2m) NLP pada
skala 1:5.000
 Dokumen QC Cetak dan digital 1 rangkap dan
internal pembentukan (.pdf hasil scan) 1 set file
kontur
c Data Spotheight  File Spotheight Digital (.gdb) 1 set file
setara
dengan .....
NLP pada
skala 1:5.000
 Dokumen QC Cetak dan digital 1 rangkap dan
internal pembentukan (.pdf hasil scan) 1 set file
spotheight
d Laporan Pembentukan Kontur  Menjelaskan seluruh Cetak dan digital 1 rangkap dan
dan Spotheight proses dan hasil yang (*.doc 1 set file
silakukan pada tahap )
pembentukan kontur
dan spotheight

9dari36
No Hasil Pekerjaan Spesifikasi Format Volume
8 Persiapan Survei
Kelengkapan Lapangan
a Dokumen hasil pemeriksaan  Mencakup hasil Cetak dan digital 1 rangkap
kesiapan alat dan personil pemeriksaan alat dan (*.pdf hasil scan) cetak dan 1 set
personil pada tahapan file digital
persiapan Survei
Kelengkapan Lapangan
b Dokumen Tanda Terima Surat  Dokumen Tanda Cetak dan digital 1 rangkap
Pemberitahuan survei Terima Surat (*.pdf hasil scan) cetak dan 1 set
Pemberitahuan survei file digital
dari BIG ke
Pemerintah
Kabupaten/Kota
c Data sekunder  Data Sekunder selain Digital 1 set file digital
yang diberikan oleh
BIG, dapat berupa data
batas wilayah, toponim
atau data lainnya
(Digunakan untuk
menunjang pelaksanaan
survei kelengkapan
lapangan)
d Peta manuskrip A, B, dan Peta  Unsur rupabumi Hasil Cetak dan digital 1 set file setara
Foto Tahapan (*.pdf) dengan .....
Stereokompilasi NLP pada
dilengkapi dengan data skala 1:5.000
sekunder
 Sudah dilengkapi tanda
lokasi untuk verifikasi
unsur rupabumi pada
manuskrip B
 Dicetak dan dilipat
untuk memudahkan ke
lapangan
 Disimpan dalam clear
file holder
 Dokumen Tahapan Cetak dan digital 1 rangkap
Survei QC internal (*.pdf hasil scan) cetak dan 1 set
Persiapan file digital

e Dokumen Rencana detail survei  Menjelaskan secara Cetak (*.pdf) dan 1 rangkap
rinci rencana Digital cetak dan 1 set
pelaksanaan SKL file digital

f Formulir Verifikasi Unsur  Formulir Cetak (*.pdf) dan 1 rangkap


Rupabumi menggunakan format Digital cetak dan 1 set
dari pemberi kerja file digital
g Laporan Tahapan Persiapan  Menjelaskan seluruh Cetak (*.pdf) dan 1 rangkap
Survei proses dan hasil yang Digital cetak dan 1 set
dilakukan pada file digital
tahap persiapan SKL
9 Survei Kelengkapan
Lapangan
10dari3
No Hasil Pekerjaan Spesifikasi Format Volume
a Dokumen hasil pemeriksaan  Mencakup hasil Cetak dan digital 1 rangkap
kesiapan alat dan personil pemeriksaan alat dan (*.pdf hasil scan) cetak dan 1 set
personil pada tahapan file digital
survei kelengkapan
lapangan
b Formulir Verifikasi  Formulir yang sudah Cetak dan digital 1 rangkap
Unsur Rupabumi diisi lengkap dengan (*.pdf hasil scan) cetak dan 1 set
hasil verifikasi unsur file digital
rupabumi

c Data Batas wilayah indikatif  Diketahui oleh Cetak, scan Mencakup .....
pemerintah (.geotiff), dan NLP pada
digital (*.gdb) skala 1:5.000
daerah setempat
 Digambarkan
pada manuskrip A
d Formulir Nama Unsur  Formulir yang sudah Cetak dan (hasil 1 rangkap
Rupabumi diisi nama unsur scan *.pdf) digital cetak dan 1 set
rupabumi dan diketahui format file digital
oleh pemerintah
daerah setempat
 Digambarkan Cetak, (.geotiff) Mencakup .....
pada Manuskrip B scan NLP pada
skala 1:5.000
e Data Hasil SKL  Nama unsur yang Digital (*.gdb) 1 set file digital
terdaftar penulisannya
telah sesuai dengan
kaidah toponimi
 Data sesuai dengan
formulir verifikasi unsur
rupabumi, batas wilayah
indikatif, formulir nama
unsur rupabumi
 Foto lapangan yang
dilampirkan di dalam
geodatabase sesuai
dengan obyeknya
 Dokumen QC Cetak dan digital 1 rangkap
internal Tahapan SKL (*pdf hasil scan) cetak dan 1 set
file digital
f Laporan hasil SKL  Menjelaskan seluruh Cetak (*.doc) dan 1 rangkap dan
proses dan hasil yang digital 1 set file
dilakukan pada tahap
SKL
10 Penyelarasan Data
a Dokumen hasil pemeriksaan  Mencakup hasil Cetak dan digital 1 rangkap
kesiapan alat dan personil pemeriksaan alat dan (*.pdf hasil scan) cetak dan 1 set
personil pada tahapan file digital
penyelarasan data
b Data unsur peta RBI hasil  File seamless Digital (*.gdb) 1 set file digital
penyelarasan data  Atribut dan geometri setara dengan
sudah sesuai
11dari3
No Hasil Pekerjaan Spesifikasi Format Volume
 Edgematching di dalam ..... NLP pada
dan antar paket skala 1: 5.000
 Semua unsur sudah
bersih dari kesalahan
topologi
 Dokumen QC internal Cetak dan digital 1 rangkap
Tahapan Penyelarasan (*pdf hasil scan) cetak dan 1 set
Data file digital
c Laporan Penyelarasan Data  Menjelaskan seluruh Cetak (*.doc) dan 1 rangkap
proses dan hasil yang digital cetak dan 1 set
dilakukan pada tahap file digital
penyelarasan data
11 Pembentukan Metadata
a Dokumen hasil  Mencakup hasil Cetak dan digital 1 rangkap
pemeriksaan pemeriksaan alat (*.pdf hasil scan) cetak dan 1 set
kesiapan alat dan personil dan personil pada file digital
tahapan metadata
b Metadata yang telah  Menggunakan Digital (*.gdb, dan 1 set file digital
dimasukkan geodatabase ke geodatabase unsur peta *.xml)
dalam RBI hasil tahapan
penyelarasan data
 Menggunakan standar
ISO-19115
 Dokumen Tahapan Cetak dan digital cetak dan 1 set
metadata QC (.pdf hasil scan) file digital
internal pembentukan
c Laporan Metadata  Menjelaskan seluruh Cetak (*.doc) dan d 1
Pembentukan proses dan hasil yang i ce
dilakukan pada tahap g ta
pembentukan metadata i k
t da
a n
l 1
se
t
fil
e
di
git
al

12dari3
No Hasil Pekerjaan Spesifikasi Format Volume
12 Penyajian Hasil Pekerjaan
(Konsultasi BIG) sampai
dengan Rekomendasi
a Dokumen hasil pemeriksaan  Mencakup hasil Cetak dan digital 1 rangkap
kesiapan alat dan personil pemeriksaan alat dan (*.pdf hasil scan) cetak dan 1 set
personil pada tahapan file digital
penyajian hasil
pekerjaan
b Penyajian Hasil Pekerjaan  Setiap lembar  Cetak (ukuran 1 album dan 1
menampilkan kelompok A1 yang dilipat set file digital
unsur tertentu untuk pada ukuran A4)
seluruh wilayah yang  Digital
dipetakan berdasarkan (fileproject
skala 1:5.000 (7 tema beserta
unsur rupabumi) datanya,
 Dicetak dengan ukuran *.pdf)
kertas A1 (fixed extent
scale)
Dokumen QC internal Cetak dan digital 1 rangkap
Tahapan penyajian hasil (*pdf hasil scan) cetak dan 1 set
pekerjaan file digital
c Laporan Penyajian Menjelaskan seluruh Cetak (*.doc) dan 1 rangkap
Hasil Pekerjaan proses dan hasil yang digital cetak dan 1 set
dilakukan pada tahap file digital
penyajian hasil
pekerjaan
13 Pelaporan
a Laporan akhir hasil pekerjaan  Berisi kompilasi laporan Cetak (*.doc) dan 1 rangkap
pelaksanaan seluruh digital cetak dan 1 set
tahapan pekerjaan file digital

Seluruh data hasil pekerjaan dalam format digital tersimpan dalam harddisk
eksternal dan dilengkapi dengan checklist daftar data yang tersimpan (daftar isi
harddisk atau struktur folder) dan diberikan pada akhir pekerjaan. Data setiap
tahapan pekerjaan disimpan dalam geodatabase (diberikan oleh pemberi kerja) dan
mencakup keseluruhan area pekerjaan.

13dari3
Lampiran 4. Persyaratan Personil

Pelayanan Jasa Konsultan yang akan menangani pekerjaan ini terdiri dari :
1. Ketua Tim Pelaksana
2. Koordinator Lapangan
3. Koordinator Teknis
Di samping tenaga Profesional diatas, konsultan akan didukung tenaga sub-profesional yang
terdiri :
1. Operator GIS
2. Operator Komputer
3. Surveyor Pengukuran GCP
4. Surveyor Survei Kelengkapan Lapangan
5. Staf Administrasi
6. Tenaga Lokal

Seluruh jenis personil yang dibutuhkan tersebut harus memiliki kualifikasi umum seperti
mampu melaksanakan lingkup pekerjaan jasa konsultan; mampu bekerjasama dan
berkomunikasi dengan pihak – pihak terkait .
Penugasan dan persyaratan tiap jenis personil adalah sebagai berikut :
a. Ketua Tim Pelaksana
Magister (S2) Perencanaan Wilayah Kota/Planologi berpengalaman minimal 4 tahun atau
Sarjana (S1) Perencanaan Wilayah Kota/Planologi berpengalaman minimal 6 tahun, yang
bertanggung jawab sebagai Ketua Tim Pelaksana untuk mengkoordinasikan seluruh
pekerjaan dan memimpin seluruh personil yang ditugaskan. Secara umum akan
bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan proyek.
b. Koordinator Lapangan
Sarjana (S1) Teknik Geodesi berpengalaman minimal 6 tahun dalam bidang pemetaan dan
teknik survey khususnya dalam hal penggunaan alat pemetaan dan mapping prosedur
(software & hardware). Bertanggung jawab secara khusus dalam kegiatan survey lapangan
dan bertugas sebagai Koordinator Lapangan.
c. Koordinator Teknik
Sarjana (S1) Teknik Geodesi berpengalaman minimal 6 tahun dalam bidang pemetaan dan
mapping prosedur (software & hardware). Bertanggung jawab secara khusus dalam
kegiatan pengolahan data hasil survey dan bertugas sebagai Koordinator Teknik.

Untuk Operator GIS, Operator Komputer, Surveyor Pengukuran GCP, Surveyor Survei
Kelengkapan Lapangan, Staf Administrasi, dan Tenaga Lokal, jumlah bulan disesuaikan dengan
kebutuhan dan cukup berpengalaman.
14dari3
Lampiran 5. Jadwal Kegiatan

Jadwal pengolahan data dan penyelesaian pekerjaan adalah sebagai berikut :


Bulan ke 1 Bulan ke 2 Bulan ke 3 Bulan ke 4
NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Penyiapan Data
3 Pengadaan Data Citra Satelit Resolusi Tinggi
4 Stereokompilasi (Hasil Akuisisi FU)
5 Pembentukan Topologi dan Poligon
6 Pembentukan DTM
7 Pembentukan Kontur dan Spotheight
8 Persiapan Survei
9 Survei Kelengkapan Lapangan
Penyelarasan Data
10 Pembentukan Metadata
11 Penyajian Hasil Pekerjaan (Konsultasi BIG) sampai dengan Rekomendasi
12 Pelaporan

Lama pekerjaan adalah 120 hari kalender.


Lampiran 6. Spesifikasi Teknis Peralatan

Spesifikasi minimum peralatan yang harus disediakan di setiap tahapan pekerjaan


disebutkan pada tabel 6.1
Tabel 6.1 Spesifikasi Teknis Peralatan

No Jenis Peralatan Spesifikasi


1 Laptop setara Core i5, Ram ≥ 4 GB
2 PC Workstation setara Core i7 RAM ≥ 8 GB
3 Digital Stereoplotting PC mendukung tampilan stereo 3D dilengkapi dengan
Workstation mouse dan kacamata 3D
4 Software Stereoplotting dapat melakukan pengelolaan data 3D dan dapat
menghasilkan data sesuai skema data yang
dipersyaratkan
5 Software GIS dapat melakukan pengelolaan data GIS dan dapat
menghasilkan data sesuai schema data yang
dipersyaratkan
6 GPS Handheld Dapat menyimpan data tracking dan marking
7 GPS Geodetic alat ukur GPS dengan mengunakan satellite dimana
Akurasi yang sangat tinggi serta ketelitian yang
dihasilkan sangat akurat, dengan akurasi sampai 5-
10mm.
8 Kamera Digital Resolusi minimal 5MP
9 Scanner A0 A0 berwarna
10 Scanner A4 A4 berwarna
11 Printer A4 berwarna
12 Plotter A0 berwarna
13 Harddisk Eksternal 2 TB

Sanggup menyediakan perangkat sebagaimana tersebut di atas yang dinyatakan dengan:


a. Untuk perangkat milik sendiri : bukti kepemilikan
b. Untuk perangkat sewa: surat dukungan dari penyedia perangkat

Penyedia Jasa menyertakan jadwal pemakaian peralatan dalam pelaksanaan pekerjaan


(sesuai dengan format yang diberikan).

16 dari
Lampiran7. Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Spesifikasi teknis pekerjaan Pemutakhiran Peta Dasar CSRT BWP Kahayan Hilir, dijelaskan
sebagai berikut:

1. Umum
a. Menyiapkan personil dan peralatan yang akan digunakan dalam setiap
tahapan pekerjaan, sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
b. Pemberi Kerja akan melakukan pengecekan terhadap kesesuaian Tim
Pelaksana dan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
dengan dokumen penawaran.
c. Melaksanakan QC internal terhadap semua hasil tahapan pekerjaan sesuai
dengan petunjuk pelaksanaan yang diberikan oleh Pemberi Kerja. Hasil QC
dituangkan dalam dokumen QC internal. Dokumen QC internal merupakan
salah satu kelengkapan yang diperlukan untuk proses QC oleh Pemberi Kerja
d. Melaksanakan perbaikan dari hasil QC Pemberi Kerja
e. Pelaksanaan tahapan pekerjaan harus mengacu kepada dokumen petunjuk
pelaksanaan kegiatan

2. Persiapan
Tahapan persiapan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana detail pelaksanaan pekerjaan sebagai acuan teknis dalam
pelaksanaan pekerjaan. Rencana detail pelaksanaan pekerjaan sekurang-
kurangnya mencakup:
1) Pendahuluan meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan, volume
pekerjaan, hasil pekerjaan yang akan diserahkan
2) Pelaksanaan pekerjaan, meliputi:
i. Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang dilengkapi dengan diagram alir
dan penjelasan rinci pada masing-masing tahapan pelaksanaan
pekerjaan.
ii. Jadwal pelaksanaan rinci.
iii. Organisasi pelaksanaan dilengkapi dengan deskripsi kerja masing-
masing unit organisasi. Dalam hal Penyedia Jasa merupakan
konsorsium harus dilengkapi dengan deskripsi tugas dan
tanggungjawab dari masing-masing perusahaan anggota konsorsium.
iv. Susunan personil pelaksana dilengkapi dengan jadwal penugasan dan
beban kerja masing-masing personil pada setiap tahapan pekerjaan.
Dalam hal Penyedia Jasa merupakan konsorsium, maka perusahaan
asal dari masing-masing personil pelaksana harus dicantumkan.
v. Peta indeks kerja yang menyajikan indeks dalam skala 1:5.000. Dalam
hal Penyedia Jasa merupakan konsorsium, maka wilayah kerja dari
masing-masing konsorsium harus disajikan.
vi. Prosedur kontrol kualitas (QC) internal Penyedia Jasa.
3) Uraian sumber data yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4) Peralatan yang digunakan.
5) Spesifikasi teknis yang harus dipenuhi bagi setiap output dari masing-
masing tahapan pekerjaan. Spesifikasi teknis wajib mengikuti apa yang
tercantum dalam KAK.
b. Penyedia Jasa wajib mengikutsertakan para Koordinator dalam rapat koordinasi

17 dari
teknis yang diselenggarakan oleh Pemberi Kerja untuk menyamakan persepsi
dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Penyedia Jasa wajib menandatangani pernyataan kesediaan (non disclosure
agreement) untuk tidak memberikan seluruh data-data yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini maupun seluruh hasil pekerjaan kepada pihak lain
tanpa izin tertulis dari BIG

3. Pengadaan Data Citra Satelit Resolusi Tinggi


Tahapan penyiapan data mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan pengadaan/pembelian peta CSRT
b. Membuat daftar hasil pengecekan data yang dilakukan beserta keterangannya
dan melaporkan kepada Pemberi Kerja.
c. Pembuatan tanda terima data dasar yang diserahterimakan dari Penyedia Jasa
kepada pihak lain.

4. Penyiapan Data
Tahapan penyiapan data mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pengumpulan data dasar dan data pendukung yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
b. Membuat daftar hasil pengecekan data yang dilakukan beserta keterangannya
dan melaporkan kepada Pemberi Kerja apabila dijumpai data yang rusak.
c. Pembuatan tanda terima data dasar yang diserahterimakan dari Pemberi Kerja
kepada Penyedia Jasa.

5. Stereokompilasi
Tahapan stereokompilasi bertujuan untuk merekam IGD unsur peta rupabumi
Indonesia dalam format vektor 3 dimensi (3D) berdasarkan data dasar yang
ditetapkan. Adapun IGD unsur peta RBI yang direkam mencakup unsur-unsur titik
(point) dan garis (line) dari garis pantai, hipsografi, perairan, transportasi dan utilitas,
bangunan dan fasilitas umum, serta penutup lahan. Ketentuan yang harus dipenuhi
oleh Penyedia Jasa dalam tahapan stereokompilasi adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan SRGI207 sebagai sistem referensi geospasial dalam pelaksanaan
pekerjaan mencakup datum horizontal dan vertikal.
b. Melakukan stereoplotting sesuai dengan dokumen petunjuk pelaksanaan
stereoplotting yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja. Beberapa ketentuan yang
harus diperhatikan dalam tahapan stereoplotting antara lain:
 Detail unsur dengan ukuran lebih besar dari atau sama dengan 2,5m x 2,5m
diplotting sebagai area untuk sebagian unsur rupabumi
 Unsur garis yang berpotongan dan membentuk node topologi harus memiliki
verteks dengan ketinggian yang sama.
 Kode unsur dan nama unsur sesuai dengan Daftar Kode Unsur Rupabumi
Indonesia yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja. Dalam hal terdapat unsur yang
belum ada padanannya dalam daftar tersebut, Penyedia Jasa dapat
mengusulkan kepada Pemberi Kerja untuk disetujui dan diterapkan kepada
seluruh paket.
 Unsur rupabumi hasil stereoplotting disimpan dalam geodatabase dengan
struktur data sesuai dengan skema yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja.
 Menerapkan prinsip ‘Create Once Used Many Times’ dengan pengertian
bahwa setiap objek hanya boleh direkam satu kali. Tidak diperkenankan

18 dari
melakukan plotting terhadap objek yang sama lebih dari satu kali.
 Seluruh unsur rupabumi yang harus disajikan dalam skala 1:5.000 dan terlihat
di dalam model harus diplot sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang
ditetapkan.

Unsur rupabumi tertentu diplot dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:


 Garis pantai: garis perbatasan antara air dan daratan. Dalam kondisi air laut
surut (ketinggian garis perbatasan air dan daratan di bawah 0m), di lakukan
digitasi dua garis pantai yaitu:
 Garis Tepi Pantai/Pulau, yaitu garis perbatasan antara air dan daratan
yang terlihat;
 Garis Tepi Pantai Nol, yaitu garis perbatasan antara air dan daratan
dengan ketinggian 0m.
 Perairan (titik, garis)
 Sungai dengan lebar kurang dari 2,5m digambarkan menggunakan satu
garis pada garis tengah sungai (centerline).
 Sungai dengan lebar lebih dari atau sama dengan 2,5m di-plotting
dengan menggunakan dua garis, yaitu pada dua sisi tepi sungai. Garis
tengah sungai ditempatkan di median badan sungai. Garis tengah sungai
dan garis tepi sungai disimpan pada kode unsur yang berbeda.
 Sungai harus terhubung satu sama lain dan membentuk jaringan, dalam
hal ini garis tengah sungai harus terhubung satu sama lain (snap) dan
membentuk jaringan, aliran sungai menggantung diperbolehkan pada
daerah tertentu.
 Plotting sungai dimulai dari arah hulu ke muara (tidak sebaliknya) sesuai
dengan arah aliran sungai. Sungai utama harus satu segmen dari hulu ke
muara.
 Elevasi/Ketinggian pada garis tepi kiri dan kanan sungai harus memiliki
nilai yang relatif sama
 Plotting sungai tidak lebih tinggi dari terrain sekitar
 Garis tepi perairan tergenang (danau, empang, tambak, dll) mempunyai
elevasi yang sama pada setiap verteksnya. Jika perairan tergenang
terhubung pada perairan yang mengalir maka elevasinya sesuai dengan
elevasi perairan yang mengalir.
 Transportasi dan Utilitas (titik, garis)
 Jalan dengan lebar kurang dari 2,5m digambarkan mengunakan satu
garis pada as jalan (centerline).
 Jalan dengan lebar lebih dari atau sama dengan 2,5 m digambarkan
mengunakan satu garis pada as jalan (centerline) dan kedua garis tepi
jalan. Garis as jalan dan kedua garis tepi jalan disimpan pada kode unsur
yang berbeda.
 Semua jalan, dalam hal ini centerline, harus terhubung satu sama lain
(snap) dan membentuk suatu jaringan (road network).
 Penarikan objek landas pacu, dermaga laut, dan dermaga sungai dengan
lebar kurang dari 2,5m digambarkan menggunakan satu garis.
 Penarikan objek landas pacu, dermaga laut, dan dermaga sungai dengan
lebar lebih dari atau sama dengan 2,5 m digambarkan pada tepi objek.
 Kesesuaian geometri jembatan terhadap geometri jalan dan geometri
sungai
19 dari
 Kesesuaian geometri terowongan terhadap geometri antar jalan
 Penarikan Unsur Utilitas yang membetuk jaringan (jaringan
telekomunikasi, listrik, dll) di plot dengan cara Point to Point di puncak
objek. Unsur utilitas yang luasnya lebih dari atau sama dengan 2.5 m x
2.5 m digambarkan pada tepi objek.
 Penarikan Unsur Utilitas yang tidak membetuk jaringan (jaringan
telekomunikasi, listrik, dll) di plot sesuai dengan kenampakan di data
dasar. Unsur utilitas yang luasnya lebih dari atau sama dengan 2.5 m x
2.5 m digambarkan pada tepi objek.

 Hipsografi (titik, garis, kecuali garis kontur)


a) Masspoint
 Mass point atau titik tinggi menggambarkan bentuk terrain dan harus
ditempatkan di atas tanah (bare earth/ terrain).
 Mass point diambil secara random menyesuaikan bentuk terrain dengan
kerapatan 2– 20m.

Gambar 7.1 Contoh Penempatan Masspoint atau titik tinggi


 Pada unsur perairan tidak dilakukan plotting masspoint.
 Peletakan mass point di tepi perairan harus memperhatikan ketinggian
vertex garis perairan.
 Di wilayah pantai atau unsur perairan yang dipengaruhi pasang surut
laut, maka masspoint diplot sampai batas air dan darat sebagaimana
terlihat di foto.
 Nilai ketinggian tidak boleh bernilai kurang dari atau sama dengan nol
kecuali di daerah cekungan yang memiliki ketinggian dibawah permukaan
laut rata-rata.
 Peletakan masspoint tidak boleh terlalu dekat/ berimpit dengan garis tepi
sungai atau breakline.

20 dari
b) Breakline
 Pada bagian terrain yang mengalami perubahan gradien secara extreme
dibuat breakline, seperti punggung bukit.
 Breakline merupakan garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi
sehingga tidak ada masspoint yang memiliki ketinggian lebih tinggi dari
breakline di dekatnya.
 Bangunan dan Fasilitas Umum (titik, garis)
 Bangunan yang berukuran lebih dari atau sama dengan 2,5 x 2,5 meter
digambarkan pada tepi objek.
 Ketinggian bangunan diplot pada atapnya
 Untuk area bangunan yang padat dapat digunakan sharing boundary

 Penutup Lahan (titik, garis)


 Penutup lahan terbuka digambarkan berupa garis
 Garis penutup lahan harus snap dengan garis dari objek lainnya.
 Setiap luasan penutup lahan yang dibatasi oleh garis batas penutup
lahan atau garis dari objek lainnya (jalan, sungai, bangunan, dsb)
diberikan anotasi (point) sesuai dengan jenis penutup lahan

6. Pembentukan Topologi dan Poligon


Topologi merupakan ketentuan yang terkait dengan hubungan antar obyek-obyek
spasial berupa titik, garis maupun area dari suatu unsur geografis.Topologi
diperlukan untuk mengelola geometri dari objek-objek spasial yang digunakan
bersama (shared geometry) serta untuk menjaga integritas data.
Tahapan pekerjaan pembentukan topologi dilaksanakan dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
a. Melakukan pembentukan topologi (topology build) sesuai dengan topological
rules yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja. Pembentukan topologi secara iteratif
mencakup topologi dalam satu unsur maupun topologi antar unsur dari geometri
titik dan garis.
Tabel 7.1 Aturan Topologi
Aturan Topologi Titik Garis
Semua objek harus berukuran lebih besar dari batas
toleransi yang ditetapkan berdasarkan skala (must be 
larger than cluster tolerance)
Tidak ada garis yang menumpuk jadi satu pada posisi 
yang sama (must not overlap)
Tidak ada duplikasi garis berbeda pada posisi yang 
sama dengan garis itu sendiri (must not self-overlap)
Tidak ada garis berbeda yang berpotongan (must not 
intersect)
Tidak ada perpotongan pada garis itu sendiri (must not 
self-intersect)
Ujung suatu garis harus snap dengan garis lain
sehingga tidak ada garis yang undershoot maupun 
overshoot (must not have dangles dan must not have
pseudo nodes)
Tidak ada garis yang menumpuk jadi satu pada posisi 
yang sama antar unsur (must not overlap with)
Satu objek direpresentasikan dalam satu record (must 

21 dari
Aturan Topologi Titik Garis
be single part)
Harus terpotong (split) pada setiap pertemuan 
dengan (khusus
garis yang lain (must not intersect or touch interior) unsur jalan)
Tidak ada titik yang bertampalan pada posisi yang sama 
ataupun dengan titik itu sendiri (must be disjoint)

b. Melakukan editing topologi terhadap kesalahan topologi (topological error) yang


dijumpai. Tahapan berikutnya dapat dilakukan setelah data bebas dari kesalahan
topologi.
c. Pelaksanaan pembentukan dan editing topologi harus mengikuti petunjuk
pelaksanaan pembangunan topologi yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja.

Geometri poligon dari suatu unsur geografis dibentuk oleh geometri garis yang
topologinya sudah terbentuk. Pembentukan poligon dilaksanakan dengan
memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Tahapan pekerjaan pembentukan poligon dilaksanakan menggunakan unsur
garis yang bebas dari kesalahan topologi.
b. Melakukan validasi topologi setelah poligon terbentuk berdasarkan aturan
topologi sebagaimana tabel 7.2.
Tabel 7.2 Aturan topologi pembentukan poligon

Aturan Topologi Area


Semua objek harus berukuran lebih besar dari
batas toleransi yang ditetapkan berdasarkan skala 
(must be larger than cluster tolerance)
Tidak ada obyek yang menumpuk jadi satu pada 
posisi yang sama (must not overlap)
Tidak ada obyek yang menumpuk jadi satu pada
posisi yang sama antar unsur (must not overlap 
with)
Satu objek direpresentasikan dalam satu record 
(must be single part)
Tidak ada area yang memiliki gap dengan unsur 
lainnya (must not have gap)

7. Pembentukan DTM (Digital Terrain Model)


Pembentukan DTM bertujuan untuk menggambarkan topografi permukaan bumi di
area yang dipetakan. Ketentuan yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa dijelaskan
sebagai berikut:
a. Melakukan pembentukan DTM dari masspoint hasil plotting dengan
mengikutsertakan breakline seperti punggung bukit, jalan, sungai, unsur perairan
lainnya (garis tepi danau, dsb), serta garis pantai. Metoda interpolasi yang
digunakan adalah Triangulated Irregular Network (TIN). Hasil dari tahapan
pekerjaan ini berupa data DTM format *.bil 32 bit float, ukuran cell 2 meter.
b. Tubuh air mempunyai ketinggian yang sama
c. Tidak ada ketinggian yang berbeda secara signifikan terhadap daerah di
sekitarnya (spikes)

8. Pembentukan Kontur dan Spotheight

22 dari
Kontur adalah representasi topografi permukaan bumi dalam bentuk garis yang
menghubungkan ketinggian yang sama. Kontur dibentuk dari DTM yang sudah lulus
QC dengan interval kontur adalah 2 meter, sedangkan interval kontur indeks adalah
10m. Pada daerah yang relatif datar dibuat garis kontur bantu dengan interval 1m.
Kontur yang dihasilkan harus dilakukan editing agar sesuai dengan kaidah
pemetaan, sehingga memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Sesuai dengan unsur lainnya (breakline, jalan, perairan, bangunan dan fasilitas
umum).
b. Nilai ketinggian pada kolom elevasi kontur harus sama dengan nilai z.
c. Kontur tidak terputus, kecuali kontur bantu.
d. Kontur tidak saling berpotongan.
e. Kontur tidak memotong sungai yang sama lebih dari 1 kali.

Spotheight dihasilkan dengan ketentuan sebagai berikut:


a. Spotheight diambil dari masspoint atau ditambahkan dari pertemuan patahan
atau punggungan bukit.
b. Spotheight diletakkan pada kontur puncak, lembah dan cekungan.
c. Nilai spotheight tidak boleh sama dengan nilai elevasi kontur.
d. Pada daerah relatif datar diberi satu spotheight setiap grid.

9. Persiapan Survei
Tahap persiapan survei kelengkapan lapangan meliputi:
a. Mobilisasi mencakup keberangkatan dan kepulangan.
b. Koordinasi dengan instansi terkait pemberitahuan kegiatan survei.
Pemberitahuan di tingkat provinsi dilakukan oleh Pemberi Kerja, sedangkan
pemberitahuan di tingkat kabupaten/kota dilakukan oleh Penyedia Jasa.
c. Pengumpulan data sekunder yang dapat menunjang kegiatan survei. Data
sekunder tersebut dapat berupa data batas wilayah, toponim, atau data lainnya.
Data tersebut hanya digunakan untuk memudahkan pelaksanaan survei, bukan
untuk digunakan langsung dalam pemetaan.
d. Melaksanakan penyiapan rencana survei, peta kerja dan bahan/material untuk
keperluan survei kelengkapan lapangan, mencakup antara lain:
a. Penyiapan peta-peta kerja, antara lain:
o Peta manuskrip tipe A yang memuat unsur perairan, transportasi dan
utilitas, bangunan, tutupan lahan, serta hipsografi
o Peta manuskrip tipe B yang memuat seluruh unsur hasil plotting kecuali
kontur dan dilengkapi dengan rencana verifikasi unsur rupabumi. Untuk
lokasi urban peta manuskrip B di buat pada zoom view skala 1:2.500.
o Peta foto dari hasil orthofoto dilengkapi dengan unsur batas wilayah,
toponim dari data sekunder dan perairan sampai dengan level sungai 1
garis.
e. Penyusunan rencana detail survei yang memuat antara lain rencana basecamp,
jalur survei, personil, dan pembagian kerja selama di lapangan.
f. Pencetakan formulir yang terdiri dari formulir verifikasi unsur rupabumi, formulir
pengumpulan nama unsur rupabumi.

10. Survei Kelengkapan Lapangan


Survei kelengkapan lapangan meliputi kegiatan sebagai berikut:
 Melakukan verifikasi unsur rupabumi terhadap unsur-unsur yang telah direkam
23 dari
pada tahapan stereokompilasi.
 Melaksanakan identifikasi terhadap indikasi batas wilayah administrasi (batas
desa/kelurahan, batas kecamatan, batas kabupaten/kota) kepada pemerintah
daerah setempat.
 Melaksanakan survei pengumpulan nama unsur rupabumi (toponim).
 Melakukan pengolahan data hasil survei kelengkapan lapangan dan disimpan
dalam geodatabase SKL.

Ketentuan yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa dalam tahapan pekerjaan survei
kelengkapan lapangan dijelaskan sebagai berikut:
a. Menyimpan data perekaman jalur survei (tracking) selama melakukan survei
kelengkapan lapangan

b. Melakukan penandaan pada peta manuskrip untuk unsur rupabumi yang


disurvei. Penandaan pada peta manuskrip dilakukan berdasarkan
kenampakan di lapangan dan orientasi unsur-unsur rupabumi yang ada di
manuskrip (misal: persimpangan jalan, bangunan, sungai).

c. Melakukan verifikasi unsur rupabumi terhadap unsur-unsur yang telah direkam


pada tahapan stereokompilasi dengan ketentuan:
1) Verifikasi unsur rupabumi dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara
data hasil plotting dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Sebagai
contoh, apabila pada saat plotting suatu obyek diidentifikasi sebagai
sawah, maka harus dicek kesesuaiannya dengan kondisi sebenarnya di
lapangan.
2) Unsur hasil pengecekan lapangan dituliskan pada peta manuskrip yang
dibawa ke lapangan dan diisikan ke dalam formulir verifikasi unsur
rupabumi.
3) Dalam hal dijumpai obyek yang tidak tercantum dalam peta manuskrip,
maka dilakukan penandaan di manuskrip, identifikasi jenis unsur, dan
menambahkan catatan untuk kemudian dimasukkan ke dalam data hasil
SKL.

d. Melaksanakan konfirmasi terhadap indikasi batas wilayah administrasi (batas


desa/kelurahan, batas kecamatan, batas kabupaten/kota) kepada pemerintah
daerah setempat dengan ketentuan
1) Menggambarkan batas wilayah administrasi hasil identifikasi (hasil survei
kelengkapan lapangan) pada manuskrip A yang diketahui oleh
pemerintah daerah setempat (cap dan tanda tangan).
2) Menggambarkan batas wilayah sesuai dengan yang diperoleh di
manuskrip pada data digital
e. Melaksanakan survei pengumpulan nama unsur rupabumi (toponim) dengan
ketentuan:
1) Pengumpulan toponim dilakukan terhadap setiap unsur rupabumi yang
memiliki nama.
2) Infomasi yang dikumpulkan meliputi: toponim (nama unsur), koordinat,
dan foto.
3) Mengisi formulir nama unsur rupabumi yang diketahui oleh pemerintah
daerah setempat (cap dan tanda tangan).

24 dari
4) Membuat daftar nama wilayah administrasi yang tercakup dalam wilayah
paket pekerjaan.
5) Dalam hal unsur rupabumi adalah kantor kepala desa/lurah, kantor
camat, kantor walikota/bupati, dan kantor gubernur, foto diambil dengan
menampilkan papan nama dan surveyornya.
f. Menyusun dan menyimpan semua data hasil survei kelengkapan lapangan
(titik, garis, dan foto) ke dalam geodatabase dengan format sesuai dengan
yang diberikan Pemberi Kerja pada saat di lapangan.
g. Membuat logbook harian yang memuat nama personil, waktu dan kegiatan
yang dilakukan.

11. Penyelarasan Data


Penyelarasan data merupakan proses editing fitur dan atributing terhadap data dari
hasil pekerjaan tahapan pembentukan topologi dan poligon berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil survei kelengkapan lapangan.
Tahapan pekerjaan penyelarasan data dilaksanakan dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
a. Melakukan editing fitur dan atribut:
 Editing fitur dan atribut dilakukan terhadap data dari hasil survei kelengkapan
lapangan dan data hasil tahapan pembentukan topologi dan poligon.
 Semua data dan atribut yang diisikan harus sesuai dengan formulir nama
rupabumi dan manuskrip lapangan.
 Pengisian atribut harus seragam dan sesuai dengan ketentuan yang
diberikan Pemberi Kerja.
b. Edgematching dalam satu paket pekerjaan dan antar paket pekerjaan.
Edgematching dilakukan untuk semua unsur rupabumi (baik x, y maupun z) dan
atributnya. Pada tahap ini harus dipastikan bahwa data telah seamless dan
matching.
c. Melakukan validasi dan editing topologi terhadap unsur (titik, garis dan area)
hasil edgematching untuk masing-masing unsur maupun antar unsur dengan
menggunakan aturan topologi yang diberikan Pemberi Kerja dan memastikan
semua unsur sudah bersih dari potensi kesalahan topologi sesuai tabel 7.1 dan
tabel 7.2.

12. Pembentukan Metadata


Pekerjaan pembentukan metadata dilakukan untuk menyiapkan metadata yang akan
disertakan pada data digital unsur rupabumi skala menengah. Metadata yang dibuat,
menggunakan ISO-19115. Tahapan pekerjaan pembuatan metadata dilaksanakan
dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa melakukan pengisian terhadap bagian yang wajib diisi
(mandatory field) dan disimpan dalam format .xml.
b. Mengimpor metadata ke dalam masing-masing geodatabase unsur rupabumi
hasil dari tahapan penyelarasan data.

25 dari
Contoh pengisian metadata ditunjukan pada tabel 7.3 berikut:
Tabel 7.3. Contoh Pengisian Metadata
NAMA FIELD KETERANGAN CONTOH PENGISIAN
organisationName Nama organisasi Badan Informasi Geospasial
pembuat data spasial
dateStamp Tanggal metadata 2016-10-31
[diisi sesuai tanggal
akhir pelaksanaan
pekerjaan] format
tanggal [yyyy-mm-dd]
title Judul data spasial Peta Rupabumi Indonesia Skala
1:5.000 Wilayah Kabupaten
Bogor
date Tanggal publikasi data 2016-12-31
format tanggal [yyyy-
mm-dd]
abstract Abstrak tentang data Peta Rupabumi Indonesia Skala
spasial [disesuaikan 1:5.000 Wilayah Kabupaten
jenis pekerjaan] Bogormerupakan hasil kompilasi
data 3 dimensi dari data foto
udara tahun 2014. Survei
kelengkapan lapangan
dilaksanakan pada tahun 2016.
Pelaksana pekerjaan pemetaan
rupabumi Indonesia ini adalah
PT. Survei Pemetaan.
individualName Nama penanggung Kepala Pusat Pemetaan
jawab data spasial Rupabumi dan Toponim
organisationName Nama organisasi Badan Informasi
penanggung jawab Geospasial
data spasial
positionName Posisi penanggung Kepala Pusat Pemetaan
jawab Rupabumi dan Toponim
voice Nomor telepon (021) 87901254
facsimile Nomor fax (021) 87901254
deliveryPoint Nama jalan tempat Jl. Raya Jakarta Bogor KM. 46
organisasi berada
city Kota tempat organisasi Cibinong
berada
administrativeArea Provinsi tempat Jawa Barat
organisasi berada
postalCode Kode pos 16911
electronicMailAddress e-mail info@big.go.id
language Bahasa yang Indonesia
digunakan
westBoundLongitude Koordinat Bujur barat 100,75
eastBoundLongitude Koordinat Bujur timur 101,00
southBoundLatitude Koordinat lintang 1,00
selatan
northBoundLatitude Koordinat lintang utara 0,75

26 dari
13. Penyajian Hasil Pekerjaan (Konsultasi BIG) sampai dengan Rekomendasi
Penyajian hasil pekerjaan menampilkan 7 tema unsur rupabumi dalam satu paket
pekerjaan. Setiap unsur harus disajikan pada satu tampilan skala yang sama (fixed
extent scale). Tahap penyajian hasil pekerjaan dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Menyajikan setiap tema unsur pada layout yang sudah disiapkan oleh Pemberi
Kerja. Layout tersebut memuat spesifikasi penyajian untuk setiap unsur seperti
ukuran dan warna.
b. Pencetakan hasil pekerjaan, dengan setiap tema disajikan pada kertas ukuran
A1.
c. Unsur-unsur yang dimuat adalah sebagai berikut:
e. Transportasi dan utilitas
f. Bangunan dan fasilitas umum
g. Penutup lahan
h. Perairan dan garis pantai
i. Hipsografi
j. Nama rupabumi (toponim)
k. Batas wilayah
d. Masing-masing unsur dari setiap skala tersebut dicetak pada lembar yang
berbeda. Pada setiap lembar dilengkapi unsur-unsur batas wilayah (provinsi dan
kabupaten/kota), nama wilayah administrasi (provinsi dan kabupaten/kota), dan
indeks NLP untuk keperluan orientasi.
e. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak BIG untuk mendapatkan
rekomendasi

14. Kontrol Kualitas


Kontrol kualitas (QC) dilaksanakan secara internal oleh Penyedia Jasa maupun oleh
Pemberi Kerja. Kontrol kualitas dimaksudkan untuk menjamin kualitas hasil
pekerjaan pada setiap tahapan pekerjaan. Kontrol kualitas dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa wajib melakukan kontrol kualitas (QC) secara internal terhadap
hasil pelaksanaan pada setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh operator .
QC internal dilakukan oleh Koordinator terhadap hasil pekerjaan Operator yang
berada di bawahnya.
b. Hasil QC dituangkan dalam suatu dokumen QC yang ditetapkan oleh Pemberi
Kerja. Koordinator bertanggung jawab terhadap kualitas data yang dikerjakan
oleh Operator dan berhak untuk memerintahkan Operator untuk mengulangi
atau memperbaiki kesalahan apabila data yang dihasilkan belum memenuhi
kualitas yang ditetapkan.
c. Proses kontrol kualitas dapat dilaksanakan secara parsial tanpa menunggu
seluruh hasil pada satu tahapan pekerjaan.
d. Pemberi Kerja hanya akan melakukan kontrol kualitas terhadap hasil pekerjaan
yang sudah lolos QC internal dan dilengkapi dengan dokumen QC.

15. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk menjamin kelancaran dalam
pelaksanaan pekerjaan. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara internal oleh
tim pelaksana dari Penyedia Jasa maupun oleh Pemberi Kerja.
a. Penyedia Jasa wajib melaksanakan monitoring dan evaluasi secara internal dan
berkala selama pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
27 dari
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Ketua Tim (Team Leader) melaksanakan monitoring dan evaluasi internal
terhadap pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali setiap
bulan.
 Koordinator teknis melaksanakan monitoring dan evaluasi internal terhadap
pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali setiap minggu.
b. Kegiatan monitoring dan evaluasi yang diselenggarakan oleh Pemberi Kerja
wajib dihadiri oleh Ketua Tim dan para Koordinator.
c. Monitoring dan evaluasi mencakup beberapa hal, antara lain:
 Kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.
 Kendala yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Solusi bagi setiap kendala yang timbul.
 Rencana pelaksanaan pada periode selanjutnya.
 Strategi percepatan pencapaian target apabila terjadi keterlambatan dari
jadwal pelaksanaan yang ditetapkan.
d. Setiap Operator wajib melakukan pencatatan dalam suatu personal logbook
terkait aktivitas sehari-hari dalam pelaksanaan pekerjaan. Personal logbook
mencakup beberapa hal, antara lain:
 Waktu mulai kerja, istirahat, waktu selesai kerja (harian).
 Pekerjaan yang dilaksanakan dan pencapaian hasil kerja perhari.
 Permasalahan yang dijumpai dan solusi yang dilakukan.
e. Catatan dalam personal logbook dari setiap Operator berfungsi sebagai laporan
harian. Personal logbook dari setiap Operator harus direkapitulasi oleh
Koordinator sebagai bahan masukan dalam monitoring dan evaluasi serta untuk
penyusunan laporan tahapan pekerjaan. Pemberi Kerja dapat meminta logbook
dari masing-masing operator pelaksana untuk keperluan pemeriksaan.

16. Pelaporan
1. Laporan Kemajuan
Pelaporan diserahkan setiap minggu dalam bentuk digital sesuai dengan kemajuan
pekerjaan pada minggu tersebut. Laporan kemajuan berisi :
a) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai sampai minggu berjalan.
b) Kendala yang dihadapi dan solusi yang telah dilakukan.
2. Laporan Tahapan
Laporan tahapan diserahkan dalam format digital dan cetak kepada Pemberi Kerja
pada akhir tahapan tersebut. Laporan tahapan pekerjaan yang dibuat adalah:
a. Tahap persiapan
b. Tahap penyiapan data
c. Tahap stereokompilasi
d. Tahap pembentukan topologi dan poligon
e. Tahap pembentukan DTM
f. Tahap pembentukan kontur dan spotheight
g. Tahap persiapan survei kelengkapan lapangan
h. Tahap survei kelengkapan lapangan
i. Tahap penyelarasan data
j. Tahap pembentukan metadata
k. Tahap penyajian hasil pekerjaan
3. Laporan akhir hasil kompilasi pekerjaan berisi laporan lengkap pelaksanaan seluruh
tahapan pekerjaan.

28 dari

Anda mungkin juga menyukai