BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
Oleh karena pengelolaan subsistem yang satu akan berpengaruh pada subsistem
Iainnya yang pada akhirnya akan mempengaruhi sistem ruang secara keseluruhan.
Pengaturan ruang menuntut dikembangkannya suatu sistem keterpaduan sebagal
ciri utamanya. Ini berarti perlu adanya suatu kebijaksanaan nasional penataan ruang
yang memadukan berbagai kebijaksanaan penataan ruang.
III - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
III - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
b) Beberapa Ijin pemanfaatan ruang yang telah masuk dan diplotkan dalam peta
dengan koordinat yang sudah terkoreksi
c) Data citra satelit yang terbaru setelah dilakukan koreksi geometrik untuk
melakukan updating kedua data tersebut di atas.
III - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
III - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
A. Persiapan Pekerjaan
a. Persiapan administrasi dan perijinan
b. Persiapan Personil dan Peralatan
c. Koordinasi di tingkat kabupaten dan pusat
d. Penyiapan citra satelit resolusi tinggi
e. Penyusunan Rencana Kerja detil, termasuk rencana jaringan GCP/ICP
B. Pekerjaan Studio
a. Kompilasi data dan peta;
b. Paduserasi peta-peta;
c. Orthorektifikasi citra satelit resolusi tinggi
d. Pemutakhiran data spasial dengan metode Sistem Informasi Geografis (SIG)
untuk pengendalian pemanfaatan ruang
III - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
C. Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan yang di lakukan dalam kegiatan ini meliputi 6 (enam) hal bagian
pokok yaitu :
a. Persiapan bahan dasar dan peta dasar untuk bahan kerja lapangan.
b. Survei penentuan dan pengambilan titik kontrol/GCP
c. Persiapan perlengkapan dan peralatan survei pemetaan.
d. Survei awal terhadap wilayah pemetaan dengan menggunakan citra satelit
dan peta dasar yang ada sebagai bahan dasar/peta kerja lapangan.
e. Survei, pemetaan dan pengamatan lapangan terhadap obyek toponimi,
penentuan koordinat obyek serta pengambilan gambar
f. Entry data toponimi dan reposisi.
III - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
Pada tahap persiapan akan lebih difokuskan pada pengumpulan data/peta penunjang
yang akan dijadikan bahan masukan (input) proses analisis untuk dalam aplikasi
Sistem Informasi Gegrafis. Pengumpulan data/peta penunjang ini dilakukan seluruh
III - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
Satuan Kerja Pemerintah daerah (SKPD) kabupaten dan pemerintah pusat yang
berkaitan, dan lebih fokus ke dalam lingkungan internal Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang.
Seluruh data/peta yang terkumpul selanjutnya dikompilasi agar terbentuk dalam
satu format (skala dan sistem proyeksi). Data yang sudah dalam satu format
tersebut selanjutnya dianalisis dan dilakukan interpretasi beberapa variabel yang
diperlukan untuk memperbaharui data-data dasar bidang tanah yang belum ada.
Seluruh proses kegiatan dan hasil kegiatan tersebut didokumentasikan dalam
laporan yang bersifat deskriptif. Metoda pelaksanaan di atas secara detail diuraikan
tersendiri dalam bab selanjutnya.
III - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
Gambar 4.5 Kontrol Kualitas Pekerjaan Penyusunan Peta Dasar dari Citra Satelit
Resolusi Tinggi
III - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
b. Diskusi ini lebih mengarah kepada diskusi tiap bagian yang dikepalai oleh
satu tenaga ahli. Masing-masing tenaga ahli akan memberikan tugas kepada
asisten masing-masing sesuai bidang kemampuannya.
c. Pembuatan instrumen pekerjaan
d. Instrumen ini dibutuhkan sebagai bahan kontrol dan evaluasi kemajuan
pekerjaan.
e. Pengadaan bahan dasar pembuatan DEM, dan Raw Data citra Satelit
f. Persiapan ini meliputi pengambilan bahan dasar pembuatan DEM, dan Global
basemap format sederhana berbasis web dalam bentuk file raster JPEG 2000
dan Citra resolusi menengah yag dibutuhkan yang disediakan ole
PA/KPA/PPK
4.
4.4.1
4.4.2
4.4.3
4.4.4
4.4.5
4.4.5.1 Data Primer
III - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
Data primer yang merupakan data yang diperoleh dari data citra satelit
maupun dari data survei lapangan. Yang termasuk dalam data primer
pada pekerjaan ini adalah : Citra Satelit Resolusi Tinggi serta peta
pendukung lainnya, data citra tersebut akan disediakan oleh LAPAN
Data sekunder meliputi data Rupa Bumi Indonesia skala 1:5.000 yang
berasal dari Badan Informasi Geospasial. Data Batas administrasi sampai
dengan tingkat kelurahan dibutuhkan untuk skala 1:5.000 ini. Template
pembuatan layout peta pada skala 1:5.000 dari BIG juga dibutuhkan
dalam mempermudah penyusunan layout di seluruh WP III Kabupaten
Bekasi
III - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
III - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
G. Kuburan/Pemakaman
Untuk areal Pemakaman ditulis nama dan jenis Pemakaman, yaitu:
1) Makam Pahlawan
2) Pemakaman Umum
3) Makam Islam
4) Makam Kristen
5) Makam Cina
III - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
6) Makam Hindu
III - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
III - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
2011-10-01_Cikarang Pusat_03
2011-10-01 …….. Tanggal pengambilan gambar
Cikarang Pusat ……. Nama geografis (Cikarang Pusat)
03 ……………. Gambar ke-3 di lokasi Cikarang Pusat
III - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
III - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
Catatan
III - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
III - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
4.5.2.1 Perencanaan
Metode penentuan koordinat GCP dalam pekerjaan ini adalah dengan
melakukan koleksi data Global Positioning System menggunakan metode
differential positioning menggunakan data fase. Koleksi data GPS
dilakukan baseline per baseline sehingga membentuk jaringan baseline.
Jaringan tersebut harus terikat kepada minimal 2 (dua) TDT Orde 2 atau
Orde 3. Metode koleksi data GPS dapat berbentuk kombinasi baseline
dan radial, masing-masing menggunakan metode rapid statik. Dalam hal
jarak antara 2 (dua) GCP lebih dari 10 km, metode yang digunakan
adalah metode statik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengamatan metode radial
adalah :
: Titik tetap
: Titik yang ditentukan posisinya dengan metode jaring statik
: Titik yang ditentukan posisinya dengan metode radial statik
: Survei jaringan statik
: Survei radial statik
III - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
III - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
III - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
Reconnaissance
Sebelum dilakukan reconnaissance, konsultan akan melakukan koordinasi dengan
Pemerintah Kabupaten, mengenai rencana pemasangan titik kontrol.
Distribusi/PenempatanGCP
Ketentuan umum mengenai penempatan GCP sebagai berikut :
a) Dapat diidentifikasi dan direkonstruksi lokasinya di citra dan dapat dipasang
paku seng di lapangan.
b) Terdistribusi baik dan merata di seluruh areal pemetaan.
c) Jumlah GCP disesuaikan dengan analisa teknis dan biaya.
d) Lokasi GCP dioptimalkan mempunyai kriteria sebagai berikut:
Mempunyai cut of angle 15 derajat;
III - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
PENGUKURAN
BASELINE
PENGOLAHAN
BASELINE
tidak
PERATAAN
JARINGAN
III - 24
bisa diterima tidak
KOORDINAT
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
1. Desain Jaringan
Dari distribusi titik kontrol yang direncanakan dibuat rencana
jaringan pengamatan dengan GPS dengan mmemperhatikan:
1. Strengh of figure (kekuatan jaringan).
2. Jumlah baseline yang membentuk suatu loop paling banyak
adalah 4 (empat) buah baseline. Setiap titik dihubungkan dengan
minimal 3 (tiga) baseline.
3. Untuk dapat dilakukan pengecekan konsistensi pengukuran,
minimal terdapat 5% (lima persen) common baseline yang
tersebar merata di seluruh jaringan.
4. Diikatkan dengan titik ikat yang mempunyai ketelitian minimal
Orde-2 dan dijahit dengan titik existing yang sudah ada dilokasi
pemetaan.
5. Jaringan tersebut diasistensikan kepada Supervisi untuk mendapat
persetujuan dan diparaf.
2. Persiapan Pengamatan
Dalam persiapan pengamatan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Antena diletakan pada Tribrach diatas Tripod yang didirikan tepat
diatas Tugu/titik yang akan diukur dan dilakukan Centering
secara Optis pada titik silang pada tablet dari masing-masing
tugu.
III - 25
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
III - 26
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
b. Perataan Jaringan
1) Perataan jaring bebas dan terikat dari seluruh jaring harus dilakukan dengan
menggunakan software perataan kuadrat terkecil yang telah dikenal;
2) Semi-major axis dari elips kesalahan garis (16) harus lebih kecil dari harga
parameter r yang dihitung sebagai berikut :
r = 30 (d+0.2), dimana
r = panjang maksimum untuk semi-major axis
(mm) d = jarak dalam kilometer
c. Transformasi Koordinat
III - 27
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
Titik kontrol harus dapat teridentifikasi dengan jelas dan benar. Kesalahan
yang masih diperbolehkan adalah maksimal 2 pixel.
Sebagian dari titik kontrol digunakan sebagai ICP (Independent Check Point)
dengan kesalahan maksimal 2 pixel.
2. Pembentukan DEM
Orthorektifikasi adalah metode koreksi yang menggunakan data DEM dan
Informasi Orbit sebagai masukkan parameternya, dimana data DEM ini
III - 28
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
III - 29
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
4. Akurasi
Pelaksana wajib menjelaskan residual error terhadap seluruh GCP yang
dihasilkan dari hasilorientasi. RMSE untuk data rektifikasi citra adalah
kurang dari 3 piksel.
Hasil perbandingan terhadap checking point harus kurang dari 3 piksel.
5. Hasil Orthorektifikasi
adalah citra satelit yang telah terorthorektifikasi dalam koordinat TM3.
DEM
Penentuan GCP
ORTHO PROSES
Ortho-rectifikasi
Citra Satelit
Gambar 4.12 Diagram Alir Proses Ortho-Rektifikasi Citra Satelit Resolusi Tinggi
III - 30
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
III - 31
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
Gambar 4.13 Peta Jaringan Jalan yang di overlay dengan data Citra.
Mendigitasi unsur/obyek grafis area / poligon pada prinsipnya sama
dengan mendigitasi obyek garis grafis. Hanya saja apabila terdapat
bentuk area/poligon yang saling berbatasan (sharing boundary), maka
garis batas yang didigitasi cukup sekali saja agar dapat dihindari
duplikasi.
III - 32
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
4.5.6.4 Topologi
Editing topologi
Proses editing topologi akan melalui tahapan berikut :
1. Pembuatan feature class topology di ArcCatalog
2. Setting cluster tolerance, ranks, rules
3. Validasi topologi
4. Setelah proses validasi, geodatabase akan memberikan dirty area yang
merupakan wilayah yang didalamnya terjadi kesalahan/error
5. Perbaiki error menggunakan ArcMap dan topologi edit tool
6. Untuk kasus tertentu, kesalahan/error dapat diterima/diloloskan
sebagai exception
Data Cleaning
Analisis spasial dapat dilakukan jika hubungan antar unsur rupabumi
dapat didefinisikan dengan membangun topologi. Hasil akhir dari
pekerjaan ini harus menjamin bahwa data yang dihasilkan benar-benar
bersih (clean) baik dari aspek geometri maupun atribut serta bebas dari
kesalahan-kesalahan topologi (free of topological errors).
Direkomendasikan untuk melakukan proses topologi menggunakan
perangkat lunak GIS standar digunakan di Pusat Pemetaan Rupabumi dan
Toponimi.
III - 33
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
III - 34
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
1. Klik Kanan pada feature dataset yang akan dibuat rule topology nya.
Pilih New > Topology
III - 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
4. Kemudian pilih layer (feature class) yang akan dibuat topology rule.
Klik Next untuk melanjutkan.
III - 36
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
7. Kemudian pilih layer, dan tentukan rule yang akan digunakan untuk
layer tersebut. Klik Ok jika selesai.
III - 37
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
III - 38
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
Spesifikasi obyek toponimi (lihat pada Tabel 4.2 Daftar Kode Unsur Toponimi)
Spesifikasi obyek di atas diklasifikasikan dalam model basis data yang sesuai
dengan tabel berikut
TPN_KA0010 ~1 Unsur_Anotasi
+anoId : ObjectId +kdUnsur : Integer
+anoKd : kdUnsur(Unsur_Anotasi) 1..* +tema : String
III - 39
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
TPN_KA0010 merupakan fitur dalam format *.gdb dengan jenis geometri titik
Unsur_Anotasi merupakan tabel tekstual dalam format *.gdb Dalam fitur
TPN_KA0010 terdapat atribut sebagai berikut :
III - 40
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
III - 41
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
Geografis Bangunan
64604 Nama Toponimi Pemerintahan Istana Negara IN
Geografis Bangunan
64606 Nama Toponimi Pemerintahan Kantor Presiden PD
Geografis Bangunan
64608 Nama Toponimi Pemerintahan Kantor Wakil Presiden WP
Geografis Bangunan
64610 Nama Toponimi Pemerintahan Kantor Menteri / MT
Geografis Bangunan Departemen / LPND
64612 Nama Toponimi Pemerintahan Pendidikan Administrasi AP
Geografis Bangunan Pemerintahan
64614 Nama Toponimi Pemerintahan Lembaga LP
Geografis Bangunan Pemasyarakatan /
Penjara
64616 Nama Toponimi Pemerintahan Kantor Lembaga Tinggi LT
Geografis Bangunan Negara
64618 Nama Toponimi Pemerintahan Kantor DPRD PR
Geografis Bangunan
64620 Nama Toponimi Pemerintahan Kantor Gubernur KG
Geografis Bangunan
64622 Nama Toponimi Pemerintahan Kantor Wali Kota / KW
Geografis Bangunan Setingkat
64624 Nama Toponimi Pemerintahan Kantor Bupati KB
Geografis Bangunan
64626 Nama Toponimi Pemerintahan Kantor Camat KC
Geografis Bangunan
64628 Nama Toponimi Pemerintahan Kantor Desa KD
Geografis Bangunan
64630 Nama Toponimi Pemerintahan Kantor Lurah KL
Geografis Bangunan
64632 Nama Toponimi Pemerintahan Negara Kantor Pemerintahan DL
Geografis Bangunan Asing Asing Lainnya
64634 Nama Toponimi Pemerintahan Negara Kedutaan Besar DB
Geografis Bangunan Asing
III - 42
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
Posisi titik obyek toponimi unsur buatan manusia harus tepat sesuai dengan
kenampakannya di atas citra
Posisi titik obyek toponimi unsur administrasi harus diletakan tepat pada letak
kantor pemerintahan yang sesuai (contoh: titik toponimi nama provinsi
diletakkan pada kantor gubernur provinsi tersebut)
Posisi titik obyek toponimi yang juga digambarkan sebagai garis harus
bersinggungan/snap dengan fitur garisnya
Dua atau lebih garis obyek toponimi yang bersinggungan harus memenuhi
kaedah pemetaan digital (tidak boleh overshoot dan undershoot) dan pada titik
persinggungannya harus memiliki node.
Kegiatan geodatabase merupakan kegiatan pengolahan data hasil lapang yang
terkait dengan pembentukan basis data digital. Data lapang yang berupa data
table (baik titik maupun garis) serta data tekstual dalam bentuk form lapang di-
entri ke dalam suatu basis data spasial. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, basis
data spasial yang digunakan adalah basis data berdasarkan ArcGIS dengan
format geodatabase (*.gdb). Geodatabase untuk kegiatan toponimi ini meliputi
fitur-fitur spasial sebagai representasi unsur geografi dari daerah dimana
kegiatan ini dilaksanakan. Geodatabase yang dibentuk harus mengacu kepada
table data Direktorat Pemetaan Dasar BPN RI, dimana skema umum dari basis
data tersebut terdiri dari :
a. Sistem koordinat
Sistem koordinat yang digunakan dalam pembentukan basis data spasial
toponimi adalah sistemkoordinat geografis SRGI 2013
b. Kelas fitur serta atributnya
Kelas fitur spasial dalam pembentukan basis data toponimi meliputi :
Fitur toponimi, merupakan fitur spasial yang direpresentasikan dalam
bentuk geometri titik. Fitur toponimi memuat seluruh hasil. Nama fitur ini
dalam standar Direktorat Pemetaan Dasar adalah TPN_KA0010 dan
memiliki hubungan dengan tabel non spasial Unsur_Anotasi. Model data
dari fitur ini adalah:
III - 43
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
Model data di atas apabila diterjemahkan dalam bentuk model fisik untuk keperluan
penyusunan basis data berbasis geoatabase ArcGIS adalah sebagai berikut : Tabel
4.3 Struktur data basis data fitur toponimi. Model data di atas apabila diterjemahkan
dalam bentuk model fisik untuk keperluan penyusunan basis data berbasis
geoatabase ArcGIS adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Struktur Data Basis Data Fitur Toponimi
Fitur garis tengah transportasi darat, dengan struktur data dan atribut sebagai
berikut :
III - 44
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Data Dasar Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skala
1 : 1.000 di WP III Kabupaten Bekasi 2019
Kartografi untuk tiap-tiap NLP TM3 skala 1 : 5.000 menggunakan software AutoCad.
Pencetakan peta dilakukan dengan menggunakan resolusi 300dpi sehingga peta hasil
cetakan mempunyai kualitas yang bagus (detil obyek kelihatan/tidak kabur).
1
III - 45