Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN
SUPERVISI REHABILITASI FASILITAS UMUM DI UPT DADAHUP DI A1,
A2, A4, A5

1. PENDAHULUAN
A. UMUM
1) Setiap pelaksanaan kegiatan Pembangunan maupun rehab di
UPT Dadahup di A1, A2, A4, A5 yang dilakukan kontraktor
pelaksana harus mendapatkan pengawasan secara teknis di
lapangan, agar rencana teknis yang telah disiapkan dan
digunakan sebagai dasar pelaksanaan konstruksi dapat
berlangsung operasional dan efektif.
2) Pelaksanaan pengawasan lapangan harus dilakukan oleh
pemberi jasa pengawasan yang kompeten dan dilakukan secara
penuh dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli pengawasan di
lapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.
3) Konsultan pengawas bertujuan secara umum mengawasi
pekerjaan konstruksi dari segi biaya, mutu dan waktu kegiatan
pelaksanaan.
4) Kinerja pengawas lapangan sangat ditentukan oleh kualitas dan
intensitas pengawasan, serta yang secara menyeluruh dapat
dilakukan kegiatannya berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
(KAK) yang telah disepakati.

B. LATAR BELAKANG.
1) Dinas Transmigrasi Kabupaten Kapuas mempunyai tugas
menjamin fasilitas yang ada di UPT Dadahup di Kabupaten
Kapuas mempunyai fasilitas umum yang memadai dan baik
untuk digunakan oleh masyarakat atau warga transmigrasi
yang ada di UPT Dadahup.
2) Untuk itu pada tahun 2021 Dinas Transmigrasi Kabupaten
Kapuas melaksanakan kegiatan Supervisi Rehabilitasi Fasilitas
Umum di UPT Dadahup di A1, A2, A4, A5, yang nantinya
berfungsi baik untuk masyarakat atau warga transmigrasi yang
ada di UPT Dadahup.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


1) Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi
konsultan pengawas yang memuat masukan, azas, kriteria dan
proses keluaran yang dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterpretasikan kedalam pelaksanaan tugas pengawasan.
2) Dengan penugasan ini diharapkan konsultan pengawas dapat
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang memenuhi sesuai KAK ini.

3. SASARAN
1) Fasilitas umum dapat digunakan dan sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi teknis Perencanaan yang terdahulu.
2) Terbangunnya Fasilitas umum sesuai dengan ketentuan teknis.

4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


1) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat struktural pada
Instansi Dinas Transmigrasi Kabupaten Kapuas yang bertanggung
jawab terhadap kegiatan, yaitu:
Pemerintah : Kabupaten Kapuas
SKPD : Dinas Transmigrasi Kabupaten Kapuas
Alamat : Jalan Tambun Bungai No. 52 Kuala
Kapuas

2) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan adalah pejabat teknis


pelaksanaan dan operasional pekerjaan di lapangan yang
melaporkan kegiatan pekerjaan kepada Kuasa Pengguna Anggaran,
Surat Penunjukan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan diterbitkan
oleh Pengguna Anggaran dengan kapasitas sebagai Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah pada instansi unit kerja dimaksud.

5. SUMBER PENDANAAN
A. Biaya Perencanaan.
1) Untuk pelaksanaan pekerjaan Pengawasan ini diperlukan
biaya kurang lebih Rp 155.0000.000,- (Seratus Lima Puluh
Lima Juta Rupiah) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Besarnya biaya konsultan Pengawas merupakan biaya tetap
dan pasti.
b. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat
perjanjanjian pekerjaa pengawasan yang dibuat oleh Kuasa
Pengguna Anggaran dan Konsultan Pengawas.
2) Biaya pekerjaan konsultan Pengawasan dan tata cara
pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan
proses pengadaan konsultan pengawas sesuai peraturan yang
berlaku, yang terdiri dari:
a. honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang,
b. materi dan penggandaan laporan,
c. Pembelian bahan dan ATK
d. pembelian dan atau sewa peralatan,
e. BiayaPerjalanan,
f. biaya rapat-rapat,
g. pajak PPn 10%,

3) Cara pembayaran biaya konsultan Pengawas didasarkan pada


prestasi kemajuan pekerjaan konstruksi.
B. Sumber Dana.
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan pengawasan dibebankan
pada:
1) DPA-SKPD Dinas Transmigrasi Kabupaten Kapuas Tahun 2021
C. Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
1. Nilai HPS : Rp. 155.000.000,-
2. Terbilang : Seratus Lima Puluh Lima Juta Rupiah

6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


A. Lingkup Kegiatan:adalah Supervisi Rehabilitasi Fasilitas Umum di
UPT Dadahup di A1, A2, A4, A5, terdiri dari:
1). Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
a.Menjamin bangunan didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang
dan tata bangunan yang ditetapkan di daerah yang
bersangkutan.
b.Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
c.Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan
lingkungan.
d.Sesuai dengan prinsip-prinsip anggaran belanja negara :
- Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan
teknis yang disyaratkan.
- Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana,
program/kegiatan serta fungsi.
- Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam
negeri dengan memperhatikan kemampuan/ potensi
nasional, maka dalam Supervisi Rehabilitasi Fasilitas Umum
di UPT Dadahup di A1, A2, A4, A5 ini konsultan
pengawasan dapat menterjemahkannya ke dalam
tugas pengawasan ini.
2). Persyaratan Arsitektur dan lingkungan :
a.Menjamin terwujudnya bangunan yang didirikan
berdasarkan karakteristik lingkungan, ketentuan wujud
bangunan dan budaya daerah, sehingga seimbang,
serasi dan selaras dengan lingkungannya.
b.Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat
memberikan keseimbangan dan keserasian bangunan
terhadap lingkungannya.
c.Menjamin bangunan dibangun dan dimanfaatkan dengan
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
3). Persyaratan Struktur Bangunan :
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung
beban yang timbul akibat penggunaan sesuai fungsinya,
akibat perilaku alam dan akibat perilaku manusia.
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan
atau luka yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau
kerusakan benda yang disebabkan oleh perilaku struktur.
d. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik
yang disebabkan oleh kegagalan struktur.
4). Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang mempunyai akses yang
layak, aman dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta
layanan di dalamnya,
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari
kesakitan atau luka saat evakuasi pada keadaan darurat,
c. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang
cacat, khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.
5). Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi :
a.Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan
aman dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunan sesuai fungsinya,
b.Menjamin terwujudnya keamanan bangunan dan penghuninya
dari bahaya akibat petir,
c.Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunan sesuai dengan fungsinya.
6). Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan :
a.Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunan sesuai dengan fungsinya,
b.Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan
memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan dan
lingkungan,
c.Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
sanitasi secara baik.
7). Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara :
a.Menjamin terpenuhnya kebutuhan udara yang cukup, baik
alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya
kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
b.Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
tata udara secara baik.
8). Persyaratan Pencahayaan :
a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan pencahayaan yang cukup,
baik alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya
kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
pencahayaan secara baik.
9). Persyaratan Kebisingan dan Getaran :
a. Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan
suara dan getaran yang tidak diinginkan,
b. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan
yang menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu
melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau
mencegah perusakan lingkungan.
10). Lingkup Kegiatan tersebut antara lain :
1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi yang akan dijadikan dasar pengawasan pekerjaan
dilapangan.
2. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda
pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya
pekerjaan konstruksi.
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas, dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.
4. Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk
memecahkan persoalan yang terjadi selama proses pelaksanaan
konstruksi.
5. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala,
membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan
pengawasan dengan masukan hasil-hasil rapat lapangan,
laporan harian, mingguan, dan bulanan pekerjaan konstruksi
yang dibuat oleh pemborong.
6. Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan, pemeliharaan
pekerjaan, serah terima pertama pekerjaan konstruksi.
7. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan
(As-Built Drawing) sebelum serah terima pertama.
8. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima
pertama, dan laporan akhir pekerjaan pengawasan.
9. Menyampaikan surat teguran kepada pelaksana kegiatan ketika
terjadi keterlambatan pekerjaan dan/atau ditemukan ketidak
sesuaian antara pengawasan dan pelaksanaan di lapangan.

B. Lokasi Kegiatan: UPT Dadahup Kabupaten Kapuas

C. Data dan Fasilitas Penunjang


1) Pengguna jasa tidak menyediakan data maupun fasilitas
penunjang kepada penyedia jasa (konsultan pengawas) untuk
kegiatan ini. Kebutuhan data dan fasilitas penunjang untuk
pelaksanaan kegiatan disiapkan oleh penyedia jasa (konsultan
pengawas) sesuai dengan kebutuhan, dan dimasukkan sebagai
bagian dari rencana biaya (cost proposal) dalam dokumen
penawaran konsultan.

7. LINGKUP PEKERJAAN
7.1. LINGKUP TUGAS
A. UMUM
Konsultan pengawas dalam menjalankan tugasnya diperlukan
pula oleh pengelola kegiatan agar fungsi dan tangung jawab
konsultan pengawas dapat terlaksana dengan baik, dan
menghasilkan keluaran sebagaimana yang diharapkan oleh
pemberi tugas.
B. URAIAN TUGAS OPERASIONAL KONSULTAN PENGAWAS
Konsultan pengawas harus membuat uraian kegiatan secara
terinci yang sesuai dengan setiap bagian pekerjaan
pengawasan pelaksanaan yang dihadapi di lapangan, secara
garis besarnya yaitu :
1. Pekerjaan Persiapan
a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi
pekerjaan pengawasan
b. Memeriksa Time schedule, Bar Chart, S-Curve, dan Net
Work Planning yang diajukan oleh kontraktor
pelaksana untuk selanjutnya diteruskan kepada
pengelola kegiatan untuk mendapatkan persetujuan.
c. Dalam melaksanakan tugasnya pelaksana konsultan
pengawas dilengkapi dengan Surat Tugas oleh
perusahaan.
2. Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan
a. Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum,
pengawasan lapangan, koordinasi dan inpeksi
kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan
teknis maupun administrasi teknis yang dilakukan
dapat secara terus menerus sampai dengan pekerjaan
diserahkan untuk yang kedua kalinya.
b. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas
dari bahan atau komponen bangunan, peralatan, dan
perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan di
lapangan atau ditempat kerja lainnya.
c. Mengawasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan
mengambil tindakan yang tepat dan cepat agar batas
waktu pelaksanaan minimal sesuai engan jadwal yang
ditetapkan.
d. Memberikan masukan pendapat teknis tentang
penambahan atau pengurangan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan serta
berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk
mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat
Komitmen.
e. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai
pengurangan dan penambahan biaya dan waktu
pekerjaan serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat
langsung disampaikan kepada pemborong, dengan
pemberitahuan tertulis kepada pengelola kegiatan.
f. Memberikan bantuan dan petunjuk kepada pelaksana
pekerjaan dalam mengusahakan perijinan
sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan.
3. Konsultasi
a. Melakukan konsultasi dengan Pejabat Pengguna
Anggaran untuk membahas segala masalah dan
persoalan yang timbul selama masa pembangunan.
b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala, dengan
Pejabat Pengguna Anggaran, Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan Fisik (PPTK) serta unsur wilayah (jika
diperlukan) dengan tujuan untuk membicarakan
masalah dan persoalan yang timbul dalam
pelaksanaan baik secara teknis maupun sosial untuk
kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan
kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah
diterima paling lambat 1 (satu) hari kerja kemudian.
4. Laporan
a. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi
dan teknis teknologis kepada Pejabat Pengguna
Anggaran mengenai volume presentasi dan nilai bobot
bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
pemborong.
b. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata
dilaksanakan dan dibandingkan dengan jadwal yang
telah disetujui.
c. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai,
jumlah tenaga kerja dan alat yang digunakan.
d. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang
dibuat oleh pemborong terutama yang mengakibatkan
tambah dan berkurangnya pekerjaan, dan juga
perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat oleh
pemborong (Shop drawing).
5. Dokumen
a. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan
dengan penyelesaian pekerjaan di lapangan, serta
untuk keperluan pembayaran angsuran.
b. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai
pekerjaan serta penambahan atau pengurangan
pekerjaan guna keperluan pembayaran.
c. Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan
dan bulanan Berita Acara kemajuan pekerjaan
penyerahan pertama serta formulir-formulir lainnya
yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen
pembangunan.

7.2. TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN


A. Konsultan pengawas bertanggung jawab secara professional
atas jasa pengawasan yang dilakukan sesuai ketentuan kode
etik profesi yang berlaku.
B. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal
sebagai berikut :
1. Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen
pelelangan /pelaksanaan yang dijadikan pedoman, serta
peraturan, standard dan pedoman teknis yang berlaku.
2. Kinerja pengawasan telah memenuhi standar hasil kerja
pengawasan yang berlaku.
3. Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan.
C. Penanggung jawab professional pengawasan adalah tidak
hanya konsultan sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi
para tenaga ahli professional pengawasan yang terlibat dalam
proses pekerjaan tersebut.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


1) Jangka waktu pelaksanaan Pengawasan Konstruksi diperkirakan
selama 3 (tiga) bulan atau 150 (seratus lima puluh) hari
kalender,terhitung sejak terbit SPMK.
9. TENAGA AHLI
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Perencana
harusmenyediakan tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur
organisasi Konsultan Perencanauntuk menjalankan kewajibannya
sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalamKAK ini yang
bersertifikat dan disetujui oleh PEMBERI TUGAS.
Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya,
sebagai berikut:

N Jabatan Keahlian Jml Kualifikasi Pengalama


o n Minimal
A. TENAGA AHLI
1. Ahli K3 Ahli K3 Konstruksi (603) 1 S1/Muda 1 Tahun
Konstrusi
B. TENAGA PENDUKUNG
Pengawas Ahli Bangunan Gedung
1. 2 S1/Muda 1 Tahun
Lapangan (201)
Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli diatas harus memiliki Sertifikat tenaga
ahli SKA dari Asosiasi, dan semua tenaga Ahli dilengkapi dengan Curiculum Vitae
(pengalaman dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah..

Tugas :
1) Ahli muda K3 Konstruksi bertidak sebagai Ahli K3 Kontruksi
bertanggung jawab menerapkan ketentuan peraturan
perundang-undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi.
2) Mengelola dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan
konstruksi.
3) Mengelola program K3. Mengevaluasi prosedur dan instruksi
kerja penerapan ketentuan K3.
4) Juga bertindak sebagai Ketua Tim (Team Leader) pengawas
teknik yang bertanggung jawab terhadap hasil kegiatan kepada
pengguna jasa.
5) Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim
kerja/ tenaga pengawas dalam pelaksanaan pekerjaan selama
waktu pelaksanaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.
6) Memimpin rapat koordinasi dengan pihak pelaksana dan Dinas,
atau koordinasi lapangan.
7) Menetapkan metode kerja untuk menyesuaikan waktu
konstruksi.
8) Menyelaraskan desain arsitektural dengan perhitungan
struktur.
9) Memastikan progres Pengawasan sesuai dengan jadwal.
10) Tenaga Ahli Muda bangunan gedung akan bertindak sebagai
pengawas lapangan yang bertanggung jawab terhadap hasil
Kegiatan Fisik yang dilaksanakan pelaksana ,Penggunanan
Bahan untuk konstruksi dan kedatangan bahan yang bisa
diterima dilapangan dan Memantau metode Kerja agar selaras
dengan waktu kegiatan yang sudah ditentukan

10. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan pengawas berdasarkan
Kerangka Acuan Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat
perjanjian, yang minimal meliputi :
a. Mencatat kegiatan di Buku direksi, yang memuat semua kejadian,
perintah dan petunjuk penting dari Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan Fisik, Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Pengawas;
b. Memantau dan mengawasi kegiatan harian di lokasi meliputi,:
 Tenaga kerja
 Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak
 Alat-alat
 Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan
 Waktu pelaksanaan pekerjaan
c. Laporan mingguan, dan bulanan sebagai resume laporan harian;
d. Berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran;
e. Surat perintah perubahan pekerjaan dan berita acara pemeriksaan
pekerjaan tambah kurang;
f. Laporan rapat di lapangan (site meting);
g. Gambar rincian pelaksanaan (shop drawing) dan Time Schedule
yang dibuat oleh kontraktor pelaksana;
h. Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing);
i. Foto Dokumentasi (0%, 50%, 100%);
j. Laporan akhir pekerjaan pengawasan.
k. Setiap laporan dibuat dalam 5 (Lima) rangkap

11. KRITERIA
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan pengawas seperti
dimaksud pada KAK harus memperhatikan persyaratan-persyaratan
sebagai berikut :
A. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN
Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus dilaksankan
secara benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang
telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh pejabat pembuat
komitmen.
B. PERSYARATAN OBJEKTIF
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang
objektif untuk kelancaran pelaksanaan baik yang menyangkut
macam, kualitas dan kuantitas dari setiap bagian pekerjaan
sesuai standar hasil kerja pengawasan yang berlaku.
C. PERSYARATAN FUNGSIONAL
Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan
dengan profesionalisme yang tinggi sebagai konsultan
pengawas yang secara fungsional dapat mendorong
peningkatan kinerja kegiatan.
D. PERSYARATAN PROSEDURAL
Penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan di
lapangan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku.
E. PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA
Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan pengawasan
berlaku pula ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman
dan peraturan yang berlaku antara lain:
1. Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan
yang bersangkutan yaitu Kontrak Pekerjaan Pelaksanaan
beserta kelengkapannya, dan ketentuan-ketentuan sebagai
dasar perjanjiannya.
2. KetentuanPeraturan Beton Indonesia dan Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal
27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
3. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
yang berkaitan dengan lokasi dan ruang lingkup pekerjaan
yang bersangkutan.

11. PERALATAN
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, minimal peralatan yang harus
disediakan adalah
1. Komputer / Laptop 3 Unit
2. Printer A3 2 Unit
3. Printer A4 1 Unit
4. Alat Ukur 1 Set

12. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka
konsultan hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang
diterima dan mencari bahan masukanlain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera
menyusun programkerja untuk dibahas dengan Kepala Satuan
Kerja.

Dibuat di : Kuala Kapuas


Tanggal :

Dinas Transmigrasi Kabupaten Kapuas,


Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran

.......................................................
NIP. ..........................................

Anda mungkin juga menyukai