Anda di halaman 1dari 236

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA KIT IPA ERUPSI GUNUNG BERAPI

UNTUK MENINGKATKAN CRITICAL THINKING SKILL,


COLLABORATION SKILL, DAN SIKAP SIAGA BENCANA
PESERTA DIDIK

Oleh:
WULAN PAMUNGKASIH
18708251011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
ABSTRAK

WULAN PAMUNGKASIH: Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Erupsi


Gunung Berapi untuk Meningkatkan Critical Thinking Skill, Collaboration Skill,
dan Sikap Siaga Bencana Peserta Didik. Tesis. Yogyakarta: Program
Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2020.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan alat peraga KIT IPA
erupsi gunung berapi yang memiliki karakteristik sebagai media jenis alat peraga
dalam pembelajaran IPA (2) mengetahui kelayakan alat peraga KIT IPA erupsi
gunung berapi yang dapat meningkatkan critical thinkhing skill, collaboration
skill, dan sikap siaga bencana, dan (3) mengetahui keefektifan alat peraga KIT
IPA erupsi gunung berapi untuk meningkatkan critical thinkhing skill,
collaboration skill, dan sikap siaga bencana.

Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D) dengan 4D


model yaitu (1) define, (2) design, (3) develop, dan (4) dessiminate. Validasi
produk dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Uji coba produk awal berupa
uji keterbacaan alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi yang dilakukan kepada
12 peserta didik di SMP Negeri 3 Ngaglik. Sampel uji coba lapangan adalah
peserta didik kelas VII di SMP Negeri 3 Ngaglik. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan lembar validasi, soal tes uraian critical thinking skill,
lembar observasi collaboration skill, dan lembar angket sikap siaga bencana.
Hasil analisis statistik menggunakan manova untuk melihat perbedaan
peningkatan critical thinkhing skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana
peserta didik yang menggunakan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi
dengan peserta didik yang tidak menggunakan alat peraga KIT IPA Erupsi
Gunung Berapi.

Hasil penelitian adalah (1) dihasilkan alat peraga KIT IPA erupsi gunung
berapi dengan karakteristik mudah dibawa dengan ukuran 20 cm x 40 cm x 20
cm, memiliki buku panduan penggunaan KIT IPA erupsi gunung berapi untuk
SMP/MTs, komponen KIT IPA erupsi gunung berapi terdiri dari miniatur gunung
berapi, bahan simulasi magma, dan peralatan kimia, (2) alat peraga KIT IPA
erupsi gunung berapi memiliki kelayakan untuk diujicobakan dalam pembelajaran
IPA, dan (3) alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi efektif untuk
meningkatkan critical thinkhing skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana.

Kata Kunci : alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi, critical thinkhing skill,
collaboration skill, sikap siaga bencana

ii
ABSTRACT

WULAN PAMUNGKASIH: Developing A Volcanic Eruption Science Mock-up


Kit to Improve Students’ Critical Thinking Skill, Collaboration Skill, and Disaster
Preparedness. Thesis. Yogyakarta: Graduate School, Yogyakarta State
University, 2020.

This study aimed to (1) produce a volcanic eruption science mock-up kit to
help students understand better the topic of volcanic eruptions, (2) determine the
feasibility of the volcanic eruption science mock-up kit in improving students’
critical thinking skill, collaboration skill, and disaster preparedness attitudes, and
(3) evaluate the effectiveness of the mock-up kit to improve students’ critical
thinking skill, collaboration skill, and disaster preparedness attitude.
This was a Research and Development (R&D) with 4D model, i.e. (1)
define, (2) design, (3) develop, and (4) disseminate. Product was validated by
material expert and media expert. The initial product was tried out to 12 students
at SMP Negeri 3 Ngaglik. The field trial sample was grade VII students at SMP
Negeri 3 Ngaglik. Data were collected using validation sheets, critical thinking
skill test essay questions, observation collaboration sheets, and disaster
preparedness questionnaire sheets. Statistical analysis was carried out using
Manova to evaluate the improvement in critical thinking skill, collaboration skill,
and disaster preparedness attitude of students who use the volcanic eruption
science mock-up kit compared to students who did not use the mock-up kit.
The results of the study are (1) the volcanic eruption science mock-up kit
is practical and portable with the size of 20 cm x 40 cm x 20 cm, completed with a
guide book; (2) the volcanic eruption science mock-up kit is feasible to improve
students’ critical thinking skill, collaboration skill, and disaster preparedness
attitude; and (3) the mock-up kit is effective in improving students’ critical
thinking skill, collaboration skill, and disaster preparedness attitude.

Keywords: volcanic eruption science mock-up kit, critical thinking skill,


collaboration skill, disaster preparedness attitude

iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA KIT IPA ERUPSI GUNUNG BERAPI


UNTUK MENINGKATKAN CRITICAL THINKING SKILL,
COLLABORATION SKILL, DAN SIKAP SIAGA BENCANA
PESERTA DIDIK

WULAN PAMUNGKASIH
NIM. 18708251011

Dipertahankan di depan Tim Penguji Tesis


Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Tanggal: 20 Mei 2020

TIM PENGUJI

Drs. Jaslin Ikhsan M.App.Sc., Ph.D.


(Ketua/Penguji) ............................... 29 Mei 2020

v
LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA KIT IPA ERUPSI GUNUNG BERAPI


UNTUK MENINGKATKAN CRITICAL THINKING SKILL,
COLLABORATION SKILL, DAN SIKAP SIAGA BENCANA
PESERTA DIDIK

WULAN PAMUNGKASIH
NIM. 18708251011

Dipertahankan di depan Tim Penguji Tesis


Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Tanggal: 20 Mei 2020

TIM PENGUJI

Dr. Dadan Rosana, M.Si.


(Sekertaris/Penguji) ................................... 29 Mei 2020

vi
LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA KIT IPA ERUPSI GUNUNG BERAPI


UNTUK MENINGKATKAN CRITICAL THINKING SKILL,
COLLABORATION SKILL, DAN SIKAP SIAGA BENCANA
PESERTA DIDIK

WULAN PAMUNGKASIH
NIM. 18708251011

Dipertahankan di depan Tim Penguji Tesis


Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Tanggal: 20 Mei 2020

TIM PENGUJI

Prof. Dr. Sri Atun, M.Si.


(Pembimbing/Penguji) ................................... 29 Mei 2020

vii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA KIT IPA ERUPSI GUNUNG BERAPI


UNTUK MENINGKATKAN CRITICAL THINKING SKILL,
COLLABORATION SKILL, DAN SIKAP SIAGA BENCANA
PESERTA DIDIK

WULAN PAMUNGKASIH
NIM. 18708251011

Dipertahankan di depan Tim Penguji Tesis


Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Tanggal: 20 Mei 2020

TIM PENGUJI

Dr. Insih Wiludjeng, M.Pd.


(Ketua/Penguji) .................. ................ 29 Mei 2020

viii
ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

“PENGEMBANGAN ALAT PERAGA KIT IPA ERUPSI GUNUNG BERAPI

UNTUK MENINGKATKAN CRITICAL THINKING SKILL, COLLABORATION

SKILL, DAN SIKAP SIAGA BENCANA PESERTA DIDIK”.

Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan untuk

mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Progam Studi Pendidikan Sains

Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini dapat diselesaikan karena

adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun

tidak langsung, baik secara moril maupun materi. Ucapan terimakasih dan

penghargaan penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Sri Atun, M.Si. selaku dosen

pembimbing atas petunjuk dan nasihat dalam menyelesaikan tesis ini. Tak lupa

penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini khususnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta dan Direktur Program Pascasarjana

beserta staf yang telah banyak membantu sehingga tesis ini dapat terwujud.

2. Kaprodi Pendidikan Sains dan para dosen yang telah menyampaikan ilmu

pengetahuannya.

3. Prof. Jumadi dan Dr. Pujianto selaku validator yang memberikan penilaian,

saran, dan masukan demi perbaikan instrumen dan produk pengembangan.

x
4. Kepala SMP Negeri 3 Ngaglik, Guru IPA SMP Negeri 3 Ngaglik, dan peserta

didik kelas VII A dan VII B yang telah bekerjasama dengan baik selama

penelitian.

5. Teman-teman Program Studi Pendidikan Sains angkatan 2018 yang telah

memberikan motivasi selama proses penulisan hingga selesainya penyusunan

tesis ini.

6. Keluarga yang selalu memberikan dukungan moril, materi, kasih sayang,

serta doa sampai terselesaikannya penyusunan tesis ini.

7. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam penyusunan tesis ini.

Teriring harapan dan doa, semoga Allah SWT senantiasa membalas segala

amal baiknya. Penulis menyadari bahwa dalam tesis ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu segala saran dan kritik yang sifatnya membangun akan penulis

perhatikan demi sempurnanya tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga tesis

ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Yogyakarta, 7 April 2020

Penulis

xi
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
ABSTRACK ................................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
E. Tujuan Pengembangan ....................................................................... 7
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ........................................... 8
G. Manfaat Pengembangan ..................................................................... 8
H. Asumsi Penelitian dan Keterbatasan Pengembangan ........................ 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 11
A. Kajian Teori ....................................................................................... 11
1. Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi ........................... 11
2. Critical Thinking Skill .................................................................. 21
3. Collaboration Skill ....................................................................... 26
4. Sikap Siaga Bencana .................................................................... 28
B. Kajian Penelitian yang Relevan ......................................................... 32
C. Kerangka Pikir ................................................................................... 33
D. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 38
A. Model Pengembangan ........................................................................ 38
B. Prosedur Pengembangan .................................................................... 38
C. Desain Uji Coba Produk .................................................................... 43
1. Desain Uji Coba ........................................................................... 43
2. Subjek Uji Coba ........................................................................... 44
3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................... 45
a. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 45
b. Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 46
4. Teknik Analisis Data .................................................................... 50
5. Uji Inferensial .............................................................................. 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ..................... 60
A. Hasil Pengembangan Produk Awal ................................................... 60
B. Hasil Uji Coba Produk ....................................................................... 70
1. Tahap Validasi Produk ................................................................ 70
2. Tahap Uji Coba Produk Terbatas ................................................ 73

xii
3. Tahap Uji Coba Produk Lapangan ............................................. 74
C. Revisi Produk ..................................................................................... 80
D. Kajian Produk Akhir .......................................................................... 82
1. Karakteristik Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi ......... 83
2. Kelayakan Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi ............. 83
3. Keefektifan Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi ........... 83
E. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 85
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 87
A. Simpulan tentang Produk ................................................................... 87
B. Saran Pemanfaatan Produk ................................................................ 87
C. Diseminasi dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut ...................... 88
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 89

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ilustrasi Struktur Bumi ............................................................ 16


Gambar 2 Alur Kerangka Berpikir .......................................................... 36
Gambar 3 Peta Konsep Pembelajaran dengan Alat Peraga KIT IPA
Erupsi Gunung Berapi ............................................................. 64
Gambar 4 Histogram Perbandingan Rata-rata Skir Nilai Pretest dan
Posttest Critical Thinking Skill Peserta Didik ......................... 76

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Aspek dan Indikator Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung
Berapi ........................................................................................... 21
Tabel 2 Aspek dan Indikator Critical Thinking Skill ............................... 26
Tabel 3 Aspek dan Indikator Collaboration Skill ..................................... 28
Tabel 4 Aspek dan Indikator Sikap Siaga Bencana .................................. 32
Tabel 5 Model Pretest-Postest Control Group Design ............................ 44
Tabel 6 Kisi-kisi Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi ................ 47
Tabel 7 Kisi-kisi Lembar Observasi Collaboration Skill ......................... 48
Tabel 8 Kisi-kisi Critical Thinking Skill ................................................... 49
Tabel 9 Kisi-kisi Angket Sikap Siaga Bencana ........................................ 50
Tabel 10 Konversi Skor Aktual Menjadi Skala 5 ..................................... 52
Tabel 11 Presentase dan Kategori Penilaian Keterlaksanaan
Pembelajaran dengan Menggunakan Alat Peraga KIT IPA
Erupsi Gunung Berapi ................................................................. 53
Tabel 12 Kriteria Skor gain Ternormalisasi ............................................... 54
Tabel 13 Presentase dan Kategori Penilaian Collaboration Skill ............... 55
Tabel 14 Pedoman Penskoran ..................................................................... 56
Tabel 15 Acuan Pengubahan Skor Menjadi Skala 4 .................................. 56
Tabel 16 Hasil Analisis Tugas .................................................................... 62
Tabel 17 Hasil Pemilihan Format Pengembangan Alat Peraga KIT IPA
Erupsi Gunung Berapi ................................................................. 67
Tabel 18 Hasil Validasi Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi .... 69
Tabel 19 Hasil Validitas dan Reliabilitas Item Soal Critical Thinking
Skill ........................................................................................... 72
Tabel 20 Hasil Validitas dan Reliabilitas Item Pernyataan Angket Sikap
Siaga Bencana ........................................................................... 73
Tabel 21 Hasil Uji Keterbacaan Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung
Berapi oleh Peserta Didik ............................................................ 71
Tabel 22 Rangkuman Data Hasil Penilaian Critical Thinking Skill Peserta 75
Didik ............................................................................................
Tabel 23 Hasil Uji Normalitas .................................................................. 74
Tabel 24 Hasil Uji Kesamaan Matrik Varian Kovarian ........................... 75
Tabel 25 Hasil Uji Manova ...................................................................... 76

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara .............................................................. 97


Lampiran 2 Pertanyaan dan Jawaban Wawancara ...................................... 98
Lampiran 3 Kisi-kisi Observasi Kelas ........................................................ 100
Lampiran 4 Lembar Observasi Kelas .......................................................... 101
Lampiran 5 Kisi-kisi Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi ............ 103
Lampiran 6 Buku Pedoman Penggunaan Alat Peraga KIT IPA Erupsi
Gunung Berapi ........................................................................ 106
Lampiran 7 Lembar Validasi Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi
oleh Ahli Media ....................................................................... 111
Lampiran 8 Lembar Validasi Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi
oleh Ahli Materi ....................................................................... 116
Lampiran 9 Kisi-kisi Soal Critical Thinking Skill ....................................... 121
Lampiran 10 Soal Critical Thinking Skill ..................................................... 122
Lampiran 11 Rubrik Penilaian Soal Critical Thinking Skill ......................... 127
Lampiran 12 Lembar Validasi Soal Critical Thinking Skill .......................... 133
Lampiran 13 Kisi-kisi Observasi Collaboration Skill ............................... 139
Lampiran 14 Lembar Observasi Collaboration Skill ................................ 140
Lampiran 15 Rubrik Penilaian Observasi Collaboration Skill ..................... 141
Lampiran 16 Lembar Validasi Observasi Collaboration Skill ...................... 146
Lampiran 17 Kisi-kisi Angket Sikap Siaga Bencana .................................... 148
Lampiran 18 Lembar Angket Sikap Siaga Bencana ..................................... 149
Lampiran 19 Lembar Validasi Angket Sikap Siaga Bencana ....................... 151
Lampiran 20 RPP Kelas Eksperimen ............................................................ 155
Lampiran 21 RPP Kelas Kontrol ................................................................... 168
Lampiran 22 Hasil Uji Keterbacaan Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung
Berapi oleh Peserta Didik ........................................................ 180
Lampiran 23 Hasil Critical Thinking Skill Kelas Eksperimen ...................... 181
Lampiran 24 Hasil Critical Thinking Skill Kelas Kontrol ............................ 182
Lampiran 25 Hasil Collaboration Skill Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ..................................................................................... 183
Lampiran 26 Hasil Sikap Siaga Bencana Kelas Eksperimen ........................ 184
Lampiran 27 Hasil Sikap Siaga Bencana Kelas Kontrol .............................. 185
Lampiran 28 Hasil Uji Normalitas ................................................................ 186
Lampiran 29 Hasil Uji Kesamaan Matriks Varian Kovarian ........................ 187
Lampiran 30 Hasil Uji Korelasi .................................................................... 188
Lampiran 31 Hasil Uji Manova ..................................................................... 189
Lampiran 32 Dokumentasi Kelas Eksperimen .............................................. 190
Lampiran 33 Dokumentasi Kelas Kontrol .................................................... 192
Lampiran 34 Surat Ijin Pra Penelitian ........................................................... 193
Lampiran 35 Surat Ijin Validasi Ahli Media ................................................. 194
Lampiran 36 Surat Ijin Validasi Ahli Materi ................................................ 195
Lampiran 37 Surat Keterangan Validasi Ahli Media .................................... 196
Lampiran 38 Surat Keterangan Validasi Ahli Materi ................................... 197
Lampiran 39 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 198

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan alam merupakan integrasi antara ilmu bidang fisika,

kimia, biologi, dengan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa. Integrasi dari

beberapa kajian bidang ilmu merupakan bentuk konkrit dari implementasi

kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran saat ini

menuntut adanya keterampilan abad 21. Penerapan keterampilan abad 21

dalam dunia pendidikan dapat menghasilkan peserta didik dengan lulusan

yang berkualitas. Pembelajaran pada abad 21 ini dikenal dengan istilah 4C,

yang terdiri dari critical thinking, communication, collaboration, and

creativity (Kemendikbud, 2018). Keempat keterampilan yang telah

diidentifikasi sebagai keterampilan abad 21 sangat penting dan diperlukan

untuk pendidikan di Indonesia saat ini.

Guru memiliki peran penting dalam mengembangkan model, strategi,

media, hasil akhir maupun tugas-tugas yang menuntun peserta didik untuk

memiliki keterampilan berpikir kritis (Anwar, Munzil, & Hidayat. 2017).

Critical thinking skill merupakan kemampuan menganalisis dan

mengevaluasi yang dimiliki peserta didik untuk mengolah informasi

berdasarkan pengalaman yang diperoleh dalam proses pembelajaran (Firdaus

& Wilujeng, 2018). Critical thinking skill dapat menjadi bekal bagi peserta

didik dalam menghadapi setiap permasalahan yang dijumpai dalam

1
kehidupan sehari-hari. Critical thinking skill dapat timbul ketika peserta didik

sedang mengeksplorasi percobaan melalui serangkaian pertanyaan yang dapat

membantu peserta didik mengembangkan pemahaman tentang konsep dengan

mendorong mereka untuk berpikir kritis. Critical thinking skill membutuhkan

banyak hal pada saat yang bersamaan (Çakır & Yurtsever, 2013)

Collaboration skill merupakan keterampilan abad 21 yang memiliki

kompetensi dimana peserta didik dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok

dalam memecahkan permasalahan yang ditemukan dengan cara

berkomunikasi secara jelas dan berkolaborasi dengan orang lain

(Kemendikbud, 2018). Collaboration skill merupakan hubungan saling

belajar, dimana pembelajaran kolaboratif peserta didik dapat saling belajar

untuk meningkatkan pemahaman mereka. Pembelajaran berbasis proyek

dapat digunakan untuk melakukan penilaian collaboration skill dengan

memperhatikan istilah-istilah proses interpersonal, interaktif dan personal,

tujuan bersama dan tata kelola (Rakhudu, Davhana-Maselesele, & Useh,

2016). Collaboration skill mengedepankan kedekatan sosial yang dapat

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 7 September

2019 dengan beberapa guru IPA di SMP Negeri 3 Ngaglik dan SMP Negeri 2

Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, beliau mengatakan bahwa sudah pernah

mendengar tentang penilaian critical thinking skill, collaboration skill, dan

sikap siaga bencana akan tetapi belum menerapkan penilaian tentang critical

thinking skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana disekolah. Guru

2
belum menerapkan penilaian critical thinking skill, collaboration skill, dan

sikap siaga bencana dalam pembelajaran karena membutuhkan waktu untuk

mengembangkan penilaian dalam pembelajaran tersebut. Guru harus

menyesuaikan kondisi peserta didik dalam belajar. Hal ini sejalan dengan

hasil penelitian oleh Witney & Smallbone (2011) yang menyatakan bahwa

proses pembelajaran kolaboratif dan penilaian membutuhkan manajemen

yang cermat dan lingkungan belajar yang meminimalkan hambatan untuk

berhasil kerja kelompok kolaboratif.

Perkembangan teknologi memiliki peran yang sangat penting untuk

pendidikan di abad 21. Perkembangan teknologi yang diimplementasikan ke

dalam proses pembelajaran memiliki nilai tersendiri bagi peserta didik.

Menyeimbangkan kebutuhan dan kewajiban dalam belajar, peserta didik perlu

dibawa ke dalam permasalahan-permasalahan yang dapat mereka selesaikan

diiringi dengan beberapa keterampilan. Mengacu pada kondisi geografis,

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki jumlah gunung berapi

aktif yang sangat banyak, maka Indonesia masuk ke dalam barisan ring of

fire. Pemahaman mengenai bencana alam yang ada di sekitar perlu peserta

didik dapat diberikan sejak dini.

Alat peraga merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar yang

dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami konsep

materi dan keterampilan proses belajarnya secara langsung dengan

mengamati proses yang terjadi di dalamnya sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar (Oktafiani, Subali, & Edie, 2017). KIT IPA yang dikembangkan

3
adalah kotak yang berisi seperangkat peralatan yang digunakan sebagai alat

peraga dalam pembelajaran IPA yang mempunyai bentuk yang sesuai dengan

keperluan pada materi yang dipelajari. Alat peraga KIT IPA merupakan

serangkaian alat yang terdiri dari beberapa jenis percobaan yang tersimpan di

dalam sebuah kotak. Alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi dapat

menggambarkan bagaimana proses atau tahapan terjadinya erupsi gunung

berapi, dimulai dari gempa vulkanik sampai keluarnya magma membentuk

lahar. Dengan bantuan KIT IPA peserta didik dapat melakukan percobaan

sendiri, menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru, sehingga

keterampilan abad 21 yang harus dimiliki oleh peserta didik dapat

berkembang dengan baik dan dapat diukur.

Pembelajaran menggunakan alat peraga KIT IPA merupakan salah

satu solusi untuk pembelajaran secara langsung. Sekolah tempat penelitian

merupakan sekolah yang berada di wilayah rawan bencana erupsi gunung

berapi yaitu di SMP N 3 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Salah satu gunung

yang ada di wilayah Sleman adalah Gunung Merapi. Seperti pada tahun 2010

Gunung Merapi pernah meletus dalam skala besar. Erupsi Gunung Merapi

Tahun 2010 menunjukkan bahwa bencana akibat erupsi menyebabkan

kerusakan yang sangat parah (Marfai, Cahyadi, & Hadmoko. 2012). Hal ini,

dipicu karena kurang waspadanya masyarakat terhadap bencana alam yang

ada di sekitarnya. Pembelajaran yang sifatnya dekat dengan peserta didik atau

bencana yang dapat terjadi di sekitar wilayah tempat tinggal peserta didik,

dapat menambah rasa ingin tahu peserta didik dalam belajar.

4
Alat peraga KIT IPA yang ada di sekolah merupakan bantuan dari

pemerintah untuk membantu guru menjalankan proses belajar mengajar

dengan baik. Penggunaan KIT IPA sendiri, tidak terlalu sering digunakan,

hanya digunakan guru pada materi tertentu saja. Alat peraga KIT IPA erupsi

gunung berapi belum ada di sekolah tersebut. Guru hanya memberikan suatu

permasalahan kepada peserta didik atau tugas mengenai bencana alam ini,

sehingga critical thinking skill dan collaboration skill peserta didik tidak

dapat berkembang dengan baik. Selain itu, di sekolah belum pernah

memahamkan kepada peserta didik mengenai sikap siaga bencana alam

khusus untuk erupsi gunung berapi. KIT IPA Erupsi gunung berapi dapat

digunakan untuk membantu dalam proses pembelajaran. Setelah peserta didik

mengetahui secara detail bagaimana tahapan terjadinya erupsi gunung berapi

diharapkan peserta didik dapat meningkatkan sikap siaga bencana, khususnya

bencana erupsi gunung berapi.

Berdasarkan latar belakang, maka perlu dilakukan dikembangkan alat

peraga KIT IPA dengan tema erupsi gunung berapi untuk meningkatkan

critical thinking skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana peserta

didik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

5
1. Perangkat pembelajaran seperti alat peraga KIT IPA di sekolah dapat

membantu dalam proses pembelajaran, namun untuk materi erupsi gunung

berapi belum tersedia.

2. Alat peraga KIT IPA dibuat untuk membantu guru dalam proses

pembelajaran, namun sekolah belum menggunakan alat peraga KIT IPA

secara maksimal hanya untuk kebutuhan ujian praktik saja.

3. Pembelajaran berbasis proyek mandiri dapat meningkatkan critical thinking

skill dan collaboration skill, namun pembelajaran berbasis proyek di sekolah

guru masih diberikan arahan langsung kepada siswa.

4. Berdasarkan hasil observasi pra penelitian di SMP Negeri 1 Ngaglik dan

SMP Negeri 3 Ngaglik pada proses pembelajaran diperoleh fakta bahwa

keterampilan abad 21 seperti critical thinking skill dan collaboration skill

belum muncul dalam proses pembelajaran. Peserta didik belum mendapatkan

kesempatan berlatih critical thinking skill dan collaboration skill secara

optimal.

5. Pengetahuan mengenai sikap siaga bencana di sekolah perlu diberikan untuk

meningkatkan kewaspadaan karena kebanyakan siswa lokasi rumahnya dapat

terkena dampak dari erupsi gunung berapi, namun di sekolah belum

memberikan pengetahuan tentang sikap siaga bencana erupsi gunung berapi.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penelitian

pengembangan ini dibatasi pada masalah terkait tentang belum ada perangkat

6
pembelajaran alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi di sekolah dan

rendahnya critical thinking skill, collaboration skill serta sikap siaga bencana

peserta didik di sekolah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, rumusan masalah dalam pengembangan ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi sebagai

media jenis alat peraga dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan critical

thinkhing skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana?

2. Bagaimana kelayakan alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi untuk

meningkatkan critical thinkhing skill, collaboration skill, dan sikap siaga

bencana?

3. Bagaimana keefektifan alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi untuk

meningkatkan critical thinkhing skill, collaboration skill, dan sikap siaga

bencana?

E. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari pengembangan ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menghasilkan alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi yang

memiliki karakteristik sebagai media jenis alat peraga dalam pembelajaran

7
IPA untuk meningkatkan critical thinkhing skill, collaboration skill, dan

sikap siaga bencana.

2. Untuk mengetahui kelayakan alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi yang

dapat meningkatkan critical thinkhing skill, collaboration skill, dan sikap

siaga bencana.

3. Untuk mengetahui keefektifan alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi

untuk meningkatkan critical thinkhing skill, collaboration skill, dan sikap

siaga bencana.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Berdasarkan tujuan pengembangan, spesifikasi produk yang akan

dikembangkan adalah sebagai berikut.

1. Alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi mudah dibawa dengan ukuran 20

cm x 40 cm x 20 cm.

2. Alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi memiliki buku panduan

penggunaan KIT IPA erupsi gunung berapi untuk SMP/MTs.

3. Komponen KIT IPA erupsi gunung berapi terdiri dari miniatur gunung

berapi, bahan simulasi magma dan material gunung berapi, serta peralatan

kimia.

G. Manfaat Pengembangan

Hasil pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi diharapkan

dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

8
1. Bagi guru IPA

Pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dapat

memotivasi guru untuk kreatif dan inovatif dalam menggunakan alat peraga

setiap pembelajaran. supaya peserta didik mengalami pembelajaran secara

nyata.

2. Bagi peserta didik SMP

Pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dapat membantu

peserta didik lebih dekat mengetahui bagaimana proses terjadinya erupsi

gunung berapi dan meningkatkan kesiapsiagaan peserta didik dalam

menghadapi bencana alam khususnya bencana gunung berapi.

3. Bagi peneliti lain

Pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dapat

menambah wawasan pengetahuan mengenai alat yang dapat digunakan

untuk mempelajari erupsi gunung berapi dalam pelajaran IPA.

H. Asumsi Penelitian dan Keterbatasan Pengembangan

1. Asumsi dalam penelitian pengembangan ini sebegai berikut:

a. Lokasi rumah peserta didik berada di lingkungan wilayah yang dapat

terkena dampak erupsi gunung berapi.

b. Validator ahli dalam alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi

9
2. Keterbatasan dalam penelitian penegembangan ini meliputi:

a. Penelitian saat uji coba lapangan hanya dilakukan pada satu sekolah

dengan menggunakan 2 kelas yaitu kelas eksperimen kelas kontrol .

b. Pada tahap diseminasi peneliti hanya akan memberikan alat peraga

KIT IPA erupsi gunung berapi di sekolah tempat uji coba dan untuk

penyebarluasan hasil penelitian dilakukan publikasi artikel jurnal serta

membuat hak cipta.

10
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

a. Alat peraga KIT IPA

Alat peraga merupakan alat yang dapat guru gunakan untuk

membantu dalam proses pembelajaran. Alat peraga didefinisikan oleh

Widiyatmoko, & Pamelasari (2012), sebagai alat bantu untuk mendidik

dan mudah dimengerti oleh peserta didik yang dibuat dari bahan

sederhana. Alat peraga dapat memperjelas materi yang disajikan guru

(Prasetyarini, 2013). Alat peraga yang digunakan untuk membantu proses

pembelajaran memiliki ciri-ciri berikut (Kosasih, 2014):

1) Menarik perhatian dan minat peserta didik

2) Meletakkan dasar-dasar untuk memahami sesuatu hal secara konkret

yang sekaligus mencegah atau mengurangi verbalisme

3) Sederhana, mudah digunakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri oleh

guru atau diambil dari lingkungan sekitarnya.

Penggunaan alat peraga mampu memvisualisasikan materi

pembelajaran dari abstrak ke konkret, dari sukar ke mudah, dan dari

rumit ke sederhan, selain itu alat peraga sangat berperan dalam

memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik (Misno, 2013).

Alat peraga diciptakan karena berfungsi untuk membantu mempermudah

11
dalam mencapai kompetensi pembelajaran sesuai dengan konsep yang

diajarkan dengan biaya yang terjangkau dari bahan sederhana yang

mudah diperoleh bahkan dari bahan bekas pakai (Widiyatmoko, &

Pamelasari, 2012). Prinsip umum dalam penggunaan alat peraga,

(Daryanto, 2018):

1) Penggunaan alat peraga hendaknya sesuai dengan metode/strategi

pembelajaran

2) Tidak ada satu alat peraga yang dapat atau sesuai untuk segala

macam kegiatan belajar

3) Guru harus terampil menggunakan alat peraga dalam pembelajaran

4) Peraga yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan siswa dari

gaya belajarnya

5) Pemilihan alat peraga harus obyektif, tidak didasarkan pada

kesenangan pribadi

6) Keberhasilan penggunaan alat peraga juga dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan.

Berdasarkan

Alat peraga KIT IPA sebagai salah satu media pembelajaran yang

digunakan untuk menunjang proses pembelajaran IPA. KIT eksperimen

memudahkan guru untuk menjelaskan konsep dan mendapat respons

positif dari peserta didik (Zidny et al., 2019). Pembelajaran yang

menyenangkan memerlukan media belajar untuk memudahkan terjadinya

proses pembelajaran dan hendaknya dipilih, disaring, dan diselaraskan

12
dengan tujuan yang akan dicapai (Kosasih, 2014). Media belajar yang

dapat membantu peserta didik dalam belajar adalah alat peraga KIT IPA.

KIT IPA merupakan alat yang digunakan untuk membantu kegiatan

pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran IPA yang telah

ditentukan melalui percobaan dengan memanfaatkan bahan yang

sederhana (Misno, 2013). KIT IPA mempunyai keunggulan, yaitu: 1)

membantu pengembangan konsep-konsep IPA; 2) memberi dasar yang

konkrit untuk berpikir sehingga dapat mengurangi terjadinya verbalisme;

3) memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

sendiri, dan 4) menimbulkan pemikiran yang teratur dan

berkesinambungan (Indayani, 2015). Hal ini sejalan dengan penelitian

Ratnasari, Irwansyah, & Subarkah (2019), yang menyatakan bahwa

dengan menggunakan KIT dapat memberikan pengalaman belajar yang

lebih konkret untuk memfasilitasi peserta didik dalam menguasai

kompetensi yang ditentukan. Parameter pembuatan Kit Sains menurut

Jaimini (2014) yaitu :

1) Bahan kit sains,

2) Kegiatan pedagogik dengan kit sains

3) Manajemen operasional kit sains

4) Komponen kit sains ramah lingkungan

5) Potensi sains

6) Keefektifan kit sains dapat digunakan untuk jangka waktu lama.

13
Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran alat peraga KIT IPA merupakan alat yang diciptakan

untuk memudahkan peserta didik dalam belajar, memperjelas konsep dan

membantu kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran

IPA dengan ciri-ciri alat peraga yaitu menarik perhatian dan minat siswa,

harus disesuaikan dengan dasar-dasar yang konkret, sederhana dan

mudah untuk digunakan dan dirawat.

Berdasarkan pernyataan dari beberapa ahli, maka dapat

disimpulkan bahwa alat peraga KIT IPA memiliki keunggulan dapat

membantu pengembangan konsep-konsep IPA, memberi dasar yang

konkrit untuk berpikir dari sukar ke mudah, dan berperan memberikan

pembelajaran yang nyata.

b. Hakikat IPA

IPA merupakan ilmu dasar yang erat hubungannya dengan

kehidupan sehari-hari, terutama pengetahuan yang digunakan untuk

menjelaskan fenomena alam yang ada di sekitar kita. Beberapa ilmuwan

mendefinisikan IPA sesuai dengan pengamatan dan pemahamannya. IPA

merupakan cabang ilmu pengetahuan yang dibangun berdasarkan

pengamatan dan klasifikasi data, disusun dan diverivikasi dalam hukum

yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap

gejala dan kejadian alam (Kemendikbud, 2014).

IPA memiliki empat unsur utama, yaitu sikap ilmiah, proses

ilmiah, produk ilmiah, dan aplikasi (Depdiknas, 2011). Dimensi IPA

14
meliputi a body of knowledge, a process untuk melakukan inquiry dan a

ways of thinking (cara berpikir) yang merefleksikan prinsip yang

mendasari pengetahuan alam yang ilmiah (Sujana, 2014).

Tujuan IPA di Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah

Tsanawiyah di antaranya agar peserta didik memiliki kemampuan

mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,

konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan

kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara

IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, dan meningkatkan

kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan

melestarikan lingkungan serta sumber daya alam (Widiyatmoko, &

Pamelasari, 2012).

Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli dapat disimpulkan,

bahwa IPA pada hakikatnya merupakan suatu kumpulan pengetahuan

yang diperoleh melalui proses ilmiah dengan cara berpikir dan

penyelidikan yang membentuk sikap ilmiah, dan berinteraksi dengan

teknologi sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

disekolah maupun dimasyarakat.

c. Materi Tema Erupsi Gunung Berapi

Peristiwa gunung meletus merupakan salah satu peristiwa atau

kejadian di alam yang mana perlu diajarkan kepada peserta didik antara

lain arus konveksi, proses meletus gunung berapi, dampaknya bagi

15
makhluk hidup dan lingkungan, serta mitigasi bencana, dengan tema ini

merupakan pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman

belajar secara langsung melalui pendekatan inkuiri terbimbing yang

diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan

bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting

kecakapan hidup (Firdaus,Wilujeng, 2018). Materi lapisan bumi

berdasarkan penyusunya terbagi menjadi 3 lapisan yaitu litosfer,

astenosfer, dan mesosfer.

Gambar 1. Ilustrasi Struktur Bumi


Sumber: Kemendikbud (2017)
Erupsi terjadi pada gunung berapi. Gunung berapi memiliki

lubang yang berbentuk melingkar di daerah puncaknya yang disebut

dengan kawah. Gunung berapi merupakan bentuk timbunan di

permukaan bumi yang dibangun oleh rempah letusan, atau tempat

munculnya batuan lelehan (magma) / rempah lepas/ gas yang berasal dari

bagian dalam bumi. Magma adalah batuan cair bawah permukaan,

biasanya dicampur dengan kristal dan gelembung gas (Loughlin et al.,

2015). Saat erupsi terjadi, magma dan material lainnya dimuntahkan

16
melalui kawah gunung berapi. Proses keluarnya magma ke permukaan

bumi maupun hanya sampai di dekat permukaan merupakan kegiatan

erupsi gunung berapi. Erupsi dapat diidentifikasikan sebagai gangguan

yang meliputi erupsi dini, letusan atau dampak yang tertunda (Huber,

Suri, & Taneja, 2008).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, erupsi merupakan

proses keluarnya magma menuju permukaan bumi. Penyebab

ternyadinya erupsi gunung berapi adalah terganggunya sistem

keseimbangan magma yang mengakibatkan magma keluar dari dalam

bumi menuju ke permukaan bumi.

Gunung Merapi (2.910 m dpl) terletak tepat di utara kota utama

Yogyakarta dan merupakan salah satu gunung yang paling gunung

berapi aktif di Indonesia (Nakada et al., 2019).

Lahar merupakan lava yang telah bercampur dengan batuan, air,

dan material lainnya. Selain itu, letusan gunung berapi juga

menghasilkan gas beracun, yakni Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur

dioksida (SO2), dan Nitrogen dioksida (NO2). Letusan gunung berapi

sangat berbahaya hampir tidak mungkin menghindari kerusakan saat

terjadi gunung meletus. Untuk mempermudah membaca aktivitas gunung

api dan proses evakuasi, dibuatlah tingkatan isyarat atau status gunung

berapi. Badan geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia

(ESDM) membedakan status gunung api menjadi empat (4) tingkatan.

Level terendah adalah status NORMAL dengan warna isyarat hijau.

17
Tingkatan level paling tinggi adalah status AWAS dengan isyarat warna

merah.

Di daerah sekitar gunung api yang akan meletus akan memiliki

suhu yang terus meningkat. Akibatnya, air dari sumber air pegunungan

menjadi hangat dan beberapa sumber air dapat mengering. Suhu di

daerah pegunungan berapi yang terus meningkat akan menyebabkan

tumbuhan yang hidup di daerah tersebut layu. Gunung yang akan meletus

juga menimbulkan suara gemuruh. Selain itu, gempa kecil yang terjadi

terus menerus di sekitar gunung api juga merupakan tanda bahwa gunung

tersebut akan meletus. Jika hewan yang tinggal di atas pegunungan mulai

bermigrasi turun gunung, maka itu merupakan pertanda bahwa gunung

akan meletus. Selain pertanda alam arahan dari Pusat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait aktivitas gunung api. Bagi


penduduk
yang bertempat tinggal jauh di lereng gunung, ada kalanya badan

penanggulangan bencana merekomendasikan mengungsi saat terjadi

letusan. Hal ini karena dampak letusan melebihi perkiraan para ahli.

Sungai salah satu tempat yang berpotensi dilalui oleh lahar dingin.

Selama proses evakuasi kamu harus menghindari jalan yang berada dekat

dengan sungai, gunakan masker atau kain untuk melindungi pernapasan

dari debu vulkanik.

Letusan eksplosif terjadi apabila gunung berapi mempunyai letak

dapur magma yang dalam, jenis magma dengan kandungan silika yang

sangat tinggidan tekanan gas yang sangat kuat. Sedangkan letusan non

18
eksplosif terjadi ketika tekanan gas dalam dapur magma lemah atau

sangat lemah. Tahapan erupsi gunung berapi, dimulai dari awan panas

(Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2012):

1) Awan panas adalah aliran material vulkanik panas yang terdiri atas

batuan berat, ringan (berongga) lava masif dan butiran klastik yang

pergerakannya dipengaruhi gravitasi dan cenderung mengalir

melalui lembah. Bahaya ini merupakan campuran material erupsi

antara gas dan bebatuan (segala ukuran) yang terdorong ke bawah

akibat densitas tinggi. Suhu material bisa mencapai 300 – 700°C,

kecepatan awan panas lebih dari 70 km/jam.

2) Aliran lava adalah magma yang meleleh ke permukaan bumi melalui

rekahan, suhunya >10.000°C dan dapat merusak segala bentuk

infrastruktur.

3) Gas beracun adalah gas vulkanik yang dapat mematikan seketika

apabila terhirup dalam tubuh. Gas tersebut antara lain CO2, SO2, Rn,

H2S, HCl, HF, H2SO4. Gas tersebut biasanya tidak berwarna dan

tidak berbau.

4) Lontaran material (pijar). Lontaran material terjadi ketika letusan

magmatic berlangsung. Suhu mencapai 200°C, diameter lebih dari

10 cm dengan daya lontar ratusan kilometer.

5) Hujan abu. Material abu tampak halus dan bergerak sesuai arah

angin.

19
6) Lahar Letusan, lahar letusan terjadi pada gunung berapi yang

mempunyai danau kawah, terjadi bersamaan saat letusan. Air

bercampur material lepas gunung berapi mengalir dan bentuk banjir

lahar.

Alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi merupakan media

belajar yang diciptakan untuk memudahkan dalam poses pembelajaran

IPA. IPA pada hakikatnya merupakan suatu kumpulan pengetahuan

yang diperoleh melalui proses ilmiah dengan cara berpikir dan

penyelidikan yang membentuk sikap ilmiah, dan berinteraksi dengan

teknologi sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

disekolah maupun dimasyarakat. Alat peraga KIT IPA erupsi gunung

berapi dibuat berdasarkan ciri-ciri menarik perhatian minat siswa, harus

disesuaikan dengan dasar-dasar yang konkret, sederhana dan mudah

untuk digunakan dan dirawat.

Berdasarkan pengertian beberapa ahli, maka dapat disimpulkan

bahwa aspek dan indikator alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

terdapat pada tabel 1.

20
Tabel 1. Aspek dan Indikator Alat Peraga
KIT IPA Erupsi Gunung Berapi
No. Aspek Indikator
1. Alat Kesesuaian alat dengan KI dan KD
Kesesuaian alat dengan materi
Akurasi alat dalam menunjukkan gejala
Ketahanan alat terhadap kerusakan
Keamanan peserta didik dalam menggunakan
alat
Tampilan alat
2. Petunjuk Kesesuaian petunjuk dengan penggunaan alat
Penggunaan dan bahan
Kesesuaian isi petunjuk dengan materi
Tampilan Petunjuk
Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan
Bahasa Indonesia yang baku

2. Critical Thinking Skill

Kurikulum pendidikan yang disusun saat ini, mengharapkan

siswa memiliki keterampilan proses sains dan pemikiran yang kritis

(Aktam & Yenice, 2010). Pemikiran kritis adalah jantung dari

pendidikan dalam mengembangkan kemampuan untuk mengumpulkan,

menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis semua informasi yang

diperlukan dan didefinisikan sebagai analisis objektif dan evaluasi

masalah (Wilson, 2016; Boa et al, 2018; Cojocariua & Butnarub, 2014;

D’Alessio et al, 2019). Berpikir kritis adalah kegiatan berpikir yang

menganalisis ide, membedakan, memilih, mengidentifikasi, menilai,

dan mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan rasional

(Usmeldi et al, 2017; Mutakinati et al, 2018; Dewi & Prasetyo, 2016).

Berpikir kritis pada dasarnya berarti melompat keluar arus pemikiran

yang biasa dan untuk mempelajari bagaimana memeriksa lebih jauh

21
atau memeriksa kembali sesuatu yang sudah menjadi pengetahuan yang

diterima secara umum (Gojkovab et al,2015).

Istilah "berpikir kritis" dapat memberi kita berbagai gagasan dan

pendapat orang-orang (Smetanováa et al, 2015). Kegiatan seperti ini

menuntut peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran aktif, terlibat

dalam keterampilan pemecahan masalah tingkat tinggi dan dapat

berpartisipasi dalam tim kegiatan (Zivkovic, 2016). Berpikir kritis

memiliki pendekatan tanya jawab yang mengembangkan pemikiran

tingkat tinggi keterampilan dan menempatkan individu di tengah (Islek

& Hursen, 2014). Berpikir kritis berarti bahwa individu tersebut

memiliki kecakapan berpikir intelektual seperti penalaran,

menganalisis, pemecahan masalah, pemahaman membaca, pemikiran

ilmiah, pemikiran kreatif, penilaian dan memutuskan akurat (Sarigoz,

2012). Berpikir kritis membutuhkan banyak hal pada saat yang

bersamaan (Çakır & Yurtsever, 2013). Berpikir kritis adalah tujuan,

alasan, dan diarahkan pada tujuan (Topoglu, 2014). Berpikir kritis tidak

hanya mampu meningkatkan kemampuan akademik peserta didik tetapi

juga dapat mempersiapkan peserta didik untuk menjadi seorang

profesional di bidang kerja (Mahanal et al, 2019). Berpikir kritis

mewakili penalaran dan argumentasi termotivasi yang diatur oleh sikap

positif sehubungan dengan pembentukan opini dan pernyataan apa pun

yang mendukung sesuatu (Dumitru, 2012). Kategori berpikir kritis yaitu

klarifikasi, penilaian, kesimpulan, strategi (Jacob, 2012).

22
Keterampilan berpikir kritis adalah bagian dari keterampilan

analitis atau keterampilan berpikir tingkat tinggi dan evaluatif yang

diperoleh dalam proses pembelajaran. (Suardana et al, 2017; Firdaus &

Wilujeng, 2018). Keterampilan berpikir kritis siswa diperlukan untuk

mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari (Putra et al, 2018).

Keterampilan berpikir kritis dapat dilatihkan kepada siswa melalui

pembiasaan berpikir dengan belajar bernalar, dengan cara tersebut

diperlukan keterlibatan aktivitas pemikir sendiri dengan

mengembangkan ketrampilan dalam mengamati, menanya, melakukan

percobaan, menginterpretasi data hasil percobaan, menganalisis,

membuat kesimpulan, dan persentasi dinyatakan dengan sangat kurang,

kurang, sedang, baik, dan sangat baik (Suriasa, 2018). Kemampuan

berpikir kritis, didasari dari kemampuan siswa dalam memahami

konsep materi. Konsep merujuk pada seperangkat makna yang berisi

keteraturan, pola hubungan antara objek dan peristiwa (Nugroho &

Suryadarma, 2018).

Instruksi dalam keterampilan berpikir kritis umum melibatkan

pelatihan siswa untuk mendefinisikan argumen, mengevaluasi

keandalan sumber, mengidentifikasi kesalahan dan asumsi, gunakan

logika induktif dan deduktif, disintesis informasi, membuat kesimpulan

(Soufi & See, 2019). Untuk meningkatkan kritis keterampilan berpikir

siswa, studi dapat dilakukan dalam waktu yang lama dan aktivitas

berpikir jauh lebih kritis dapat melaksanakan. Untuk itu, diskusi dan

23
forum yang sinkron dan asinkron akan lebih banyak dilakukan (Akyüz

& Samsa, 2009). Faktor penting untuk meningkatkan pemikiran kritis

siswa adalah metode belajar dan mengajar seperti pembelajaran

berbasis penelitian (Wannapiroon, 2014). Model scientific critical

thinking (SCT) memiliki sintak lima fase yaitu (Rusmansyah, dkk.

2019). :

a. Orientasi siswa,

b. Kegiatan ilmiah,

c. Presentasi hasil kegiatan ilmiah,

d. Penyelesaian berpikir kritis tugas;

e. Evaluasi

Tahapan keterampilan berpikir kritis yaitu perkenalan, invitasi,

eksplorasi, penjelasan dan solusi, mengambil tindakan atau evaluasi

yang dapat berupa evaluasi informasi dan evaluasi ide, memberikan

kesimpulan (Bustami et al, 2018; Saadati et al, 2010; Basha, 2016).

Penugasan menggunakan metode berpikir kritis dengan

mengidentifikasi masalah dalam pendidikan, peninjauan kritis sebuah

artikel, menyelesaikan studi kasus, menggambar peta konsep holistik

dan membangun perkiraan pertanyaan tentang materi kuliah (Jager,

2012). Berpikir kritis terdiri dari 9 elemen yaitu basis masalah, bank

data, terkait kasus, perancah, meningkatkan pusat keterampilan

kognitif, meningkatkan pusat berpikir kritis, ruang obrolan dan web

24
board foster dalam kolaborasi, alat kognitif, dan pelatihan (Petchtone et

al, 2012).

Keterampilan berpikir kritis memiliki beberapa aspek, yaitu

memberikan penjelasan sederhana, keterampilan menghubungkan,

membandingkan dan membedakan, menganalisis dan mengevaluasi,

dan menciptakan dan menyampaikan kesimpulan (Dewi, dkk. 2017;

Anisa, 2017). Indikator berpikir kritis adalah interpretasi, analisis,

evaluasi, dan kesimpulan (Rusmansyah, dkk. 2019). Gaya berpikir

berkontribusi pada keterampilan berpikir kritis, pengajaran yang

melibatkan gaya berpikir akan penuh dapat mengarah pada

pengembangan keterampilan berpikir kritis (Abdi, 2012).

Teknik bertanya dianggap sebagai strategi utama untuk

mendorong siswa berpikir secara kritis, proses ini akan membantu

meningkatkan keterampilan berpikir kritis (Etemadzadeh et al, 2012;

Lin & Jou, 2013). Peserta yang diskusi kelompok terarah menjelaskan

siswa menunjukkan keterampilan berpikir kritis ketika menjawab

pertanyaan (DeWaelsche, 2015). Meskipun mengajar pemikiran kritis

tidak menjamin kondisi kehidupan yang lebih baik bagi pelajar di masa

depan, mengetahui pemikiran kritis memungkinkan untuk membuat

keputusan yang lebih akurat yang mempengaruhi masa depan (Dileklii,

2017).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, maka dapat disimpulkan

bahwa aspek dan indikator critical thinking skill terdapat pada tabel 2.

25
Tabel 2. Aspek dan Indikator Critical Thinking Skill
No. Aspek Indikator
1. Mengidentifikasi Menemukan permasalahan dari suatu
masalah kejadian yang berhubungan dengan konsep
IPA yang dipaparkan.
2 Merumuskan Menyusun hipotesis sesuai dengan masalah
hipotesis yang ada dan menunjukan hubungan
sebab-akibat antar variabel yang saling
terlibat.
3 Memecahkan Mengumpulkan data kemudian melakukan
masalah analisis hubungan sebab-akibat dari suatu
permasalahan.
4 Menyimpulkan Membuat kesimpulan untuk menjawab
hipotesis yang disertai dengan alasan yang
mendukung
5 Mengevaluasi Memberikan berbagai pertimbangan dari
suatu pernyataan yang disertai dengan
alasan yang mendukung maupun menolak
suatu pernyataan.

3. Collaboration Skill

Collaboration skill atau keterampilan kolaborasi merupakan

kompetensi berpikir pada keterampilan abad ke-21 dimana peserta

didik dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok dalam memecahkan

permasalahan yang ditemukan (Kemendikbud, 2018).

Keterampilan kolaborasi peserta didik dapat dilatih dengan

berkomunikasi dalam memaparkan ide-ide ketika merencanakan dan

menentukan cara mengemas penyajian hasil karya yang

dipresentasikan, sehingga peserta didik berkonstribusi (fleksibelitas)

dalam kelompoknya sehingga solusi yang tepat didapatkan

berdasarkan keputusan bersama (Fitriyani, Jalmo, & Yolida, 2019).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan pengertian

collaboration skill atau keterampilan kolaborasi adalah keterampilan

26
yang dapat dilatih supaya peserta didik dapat melakukan kerjasama

dalam sebuah kelompok sehingga dapat memaparkan ide-ide yang

berdasarkan keputusan bersama.

Menurut Sutato (2017: 8), kecakapan terkait kolaborasi dalam

pembelajaran antara lain sebagai berikut.

a. Memiliki kemampuan dalam bekerjasama dalam berkelompok

b. Beradaptasi dalam berbagai peran dan bertanggungjawab

c. Memiliki empati dan menghormati perspektif yang berbeda

d. Mampu berkompromi dengan anggota yang lain demi

tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Aspek mendasar dari proses kolaboratif (Child & Shaw, 2016),

yaitu saling ketergantungan, pengenalan ide-ide baru, kerjasama ,

pemecahan masalah, berbagi pengetahuan dan komunikasi.

Berkolaborasi menurut Redhana (2019) dengan orang lain meliputi.

a. Mampu bekerja secara efektif dan menghargai anggota tim

yang berbeda.

b. Menunjukkan fleksibilitas dan keinginan untuk menjadi orang

yang berguna dalam melakukan kompromi untuk mencapai

tujuan umum.

c. Memikul tanggung jawab dalam pekerjaan kolaboratif dan

menghargai kontribusi dari setiap anggota tim.

27
Berdasarkan pernyataan beberapa ahli yang menyatakan tentang

aspek dan indikator collaboration skill maka dapat disimpulkan bahwa

aspek dan indikator collaboration skill sesuai pada tabel 3.

Tabel 3. Aspek dan Indikator Collaboration Skill


Aspek Indikator
Ikut serta dalam kelompok
Merencanakan tujuan kelompok
Memanfaatkan kemampuan teman satu kelompok
Bekerjasama
untuk mencapai tujuan bersama
Mempengaruhi dan memandu orang lain dalam
mencapai tujuan
Memanfaatkan perbedaan untuk menghasilkan ide
Saling baru
Menghargai Menginspirasi teman satu kelompok
Memperlakukan lawan bicara dengan hormat
Memprioritaskan tujuan kelompok
Menggunakan keterampilan untuk memecahkan
Berbagi informasi masalah
Mengelola pekerjaan untuk pemenuhan tujuan
kelompok
Menunjukkan rasa tanggungjawab dalam
berkelompok
Bertanggungjawab
Mengelola pekerjaan kelompok untuk pemenuhan
tujuan bersama

4. Sikap Siaga Bencana

Erupsi gunung berapi merupakan salah satu peristiwa alam yang

dapat terjadi sewaktu-waktu, dan dapat menyebabkan terjadinya

banyak korban jiwa jika sejak dini peserta didik tidak diberi

pembekalan siap siaga bencana khususnya bencana erupsi gunung

berapi. Peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau

faktor non-alam maupun faktor manusia sehinggal timbul korban jiwa

28
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak

psikologis (Adlina, Agussabti, & Hermansyah, 2014).

Untuk mengurangi dampak dari bencna erupsi gunung berapi,

maka perlu dilakukan sikap siaga bencana. Kesiapsiagaan merupakan

serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana

melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan

berdaya guna (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2012).

Konsep dasar pendidikan mitigasi bencana adalah sebagai berikut

(Shaw, R., Shiwaku, K., & Takeuchi, Y. 2011):

1) Pendidikan mitigasi bencana membuat peserta didik memikirkan

pentingnya kehidupan, menumbuhkan kekuatan siswa terhadap

bencana, dan memunculkan manusia yang dapat berkontribusi

bagi masyarakat.

2) Peserta didik diharapkan untuk memahami secara mendalam

berbagai lingkungan (lingkungan alam dan lingkungan sosial)

dengan mempelajari mekanisme fenomena alam dan hubungan

antar bencana dan masyarakat manusia.

3) Pemahaman peserta didik tentang lingkungan dan mitigasi

bencana diperdalam melalui pembelajaran pengalaman.

Bencana sering terjadi tanpa peringatan sehingga dibutuhkan

pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi, salah satu

kebutuhan yang diperlukan untuk menghadapi bencana adalah rencana

29
kesiapsiagaan, yaitu (Badan Nasional Penanggulangan Bencana,

2012):

1) Miliki sebuah rencana darurat keluarga

2) Menyimpan benda yang akan dibutuhkan saat bencana

3) Menyimak informasi dari berbagai media, seperti radio, televisi,

media online, maupun sumber lain yang resmi.

Sikap siaga bencana memiliki beberapa tahapan untuk

mempelajari sikap siaga bencana (Badan Nasional Penanggulangan

Bencana, 2012):

Prabencana:

1) Perhatikan arahan dari PVMBG dan perkembangan aktivitas

gunungapi.

2) Siapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengatasi debu

vulkanik.

3) Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh

pihak berwenang.

4) Menyiapkan skenario evakuasi lain jika dampak letusan meluas di

luar prediksi ahli.

5) Siapkan dukungan logistik, antara lain makanan siap saji, lampu

senter dan baterai cadangan, uang tunai yang cukup serta obat-

obatan khusus sesuai pemakai.

Saat bencana:

30
1) Tidak berada di lokasi yang direkomendasikan untuk

dikosongkan.

2) Tidak berada di lembah atau daerah aliran sungai.

3) Hindari tempat terbuka. Lindungi diri dari abu letusan

gunungapi

4) Gunakan kacamata pelindung.

5) Jangan memakai lensa kontak.

6) Gunakan masker atau kain basah untuk menutup mulut dan

hidung.

7) Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh seperti, baju

8) lengan panjang, celana panjang, dan topi.

Pascabencana :

1) Kurangi terpapar dari abu vulkanik.

2) Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu

vulkanik sebab bisa merusak mesin kendaraan.

3) Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik karena beratnya

bisa merobohkan dan merusak atap rumah atau bangunan.

4) Waspadai wilayah aliran sungai yang berpotensi terlanda

bahaya lahar pada musim hujan.

Tujuan latihan kesiapsiagaan ini adalah menilai tindakan

respon/reaksi masyarakat, baik individu, keluarga dan komunitas

untuk melakukan evakuasi yang terencana, meningkatkan kapasitas

sumber daya manusia dalam melaksanakan, Standart Operasional

31
Prosedur (SOP) yang telah dibuat, mengkaji kemampuan peralatan

penunjang komunikasi sistem peringatan dini, penunjang evakuasi,

serta penunjang tanggap darurat, mengkaji kerja sama antar

institusi/organisasi lokal.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, maka dapat disimpulkan

bahwa aspek dan indikator sikap siaga bencana terdapat pada tabel 4.

Tabel 4. Aspek dan Indikator Sikap Siaga Bencana


Aspek Indikator
Perencanaan Memiliki informasi tentang tanggap darurat
bencana
Mampu mengidentifikasi bahaya, resiko,
kerentanan, dan dampak bencana bagi
lingkungan
Bertindak secara tepat untuk mencegah
terjadinya kerugian
Penaggulangan Mampu melindungi diri dari bahaya
bencana Melakukan pemulihan dan pembangunan akibat
bencana

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan alat peraga KIT

IPA Erupsi Gunung Berapi untuk Meningkatkan Critical Thinking Skill,

Collaboration Skill, dan Sikap Siaga Bencana yaitu:

1. Romero, (2016) menganalisis bahwa dalam proses desain game

membutuhkan partisipasi peserta didik dengan menggunakan

kompetensi 4C communication, collaboration, creativity and critical

thinking.

2. Oktafiani, Subali, & Edie, (2017), yang menyatakan bahwa alat peraga

yang dikembangkan adalah AP-KOS yang menunjukkan bahwa efektif

32
untuk meningkatkan keterampilan proses sains dibandingkan dengan

Kit Optik yang sudah ada.

3. Kusumayudha, Lestari, & Paripurno, (2018) menyatakan bahwa sistem

komunikasi lingkungan gerbang SMS untuk sistem peringatan dini

bencana sangat membantu orang-orang yang tinggal di daerah

sekitarnya belum siap menghadapi letusan, penanggulangan bencana

harus dikembangkan dengan sistem komunikasi lingkungan gerbang

SMS untuk sistem peringatan dini bencana.

C. Kerangka Pikir

Ilmu pengetahuan saat ini telah mengalami perkembangan yang

sangat pesat. Pembelajaran di sekolah harus dirancang dengan baik dan

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang ada. Pembelajaran yang

dirancang dengan baik mempengaruhi hasil akhir yaitu generasi penerus

bangsa yang mampu bersaing. Penggunaan media pada pembelajaran

mampu membantu guru dalam merancang proses pembelajaran yang baik

dan menarik perhatian peserta didik. Penggunaan media dapat menjadikan

pembelajaran lebih konkrit. Pengembangan media pembelajaran pada mata

pelajaran IPA SMP berupa alat peraga dapat menjadi alternatif bagi guru.

Dasar pengembangan dapat diambil dari permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar sekolah. Permasalahan yang ada di lingkungan sekitar

dapat menjadi topik pembelajaran yang disesuaikan dengan KI dan KD

pembelajaran.

33
Wilayah di sekitar sekolah merupakan wilayah yang rawan dan

dapat terkena dampak dari bencana erupsi gunung berapi. Pengembangan

media berupa alat peraga yang berkaitan dengan lingkungan sekitar peserta

didik dapat memudahkan guru dalam memfasilitasi belajar nyata peserta

didik tentang erupsi gunung berapi. Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung

Berapi berorientasi pada materi gunung berapi, sehingga peserta didik

dapat mengidentifikasi tentang erupsi gunung berapi dan dapat

memecahkan masalah tentang akibat terjadinya erupsi gunung berapi.

Beberapa keterampilan pada abad 21 seperti critical thinking skill

dan collaboration skill peserta didik dapat muncul dengan baik ketika guru

di sekolah mampu memberikan topik pembelajaran IPA menggunakan

media yang menarik perhatian peserta didik. Masih belum terasah dan

rendahnya critical thinking skill dan collaboration skill peserta didik,

menjadikan pembelajaran di kelas terlihat monoton. Proses memunculkan

critical thinking skill peserta didik dapat dilakukan dalam kegiatan atau

tugas secara individu maupun dalam kelompok. Tugas secara

berkelompok selain dapat membantu peserta didik memunculkan critical

thinking skill guru juga dapat mengamati munculnya keterampilan baru

yaitu collaboration skill peserta didik. Selain skill yang harus dimiliki

peserta didik sekolah juga dapat meningkatkan sikap siaga bencana peserta

didik. Pengetahuan dan sikap dalam menghadapi bencana yang

ditimbulkan akibat erupsi gunung berapi dapat diatasi peserta didik dengan

melakukan pengalaman langsung bagaimana memiliki sikap siaga bencana

34
erupsi gunung berapi baik saat pra bencana, terjadinya bencana, dan pasca

terjadinya bencana.

Belum adanya media pembelajaran di sekolah yang dapat

meningkatkan critical thinking skill dan collaboration skill berupa alat

peraga KIT IPA dengan bertema erupsi gunung berapi merupakan

tantangan bagi guru untuk mengembangkannya. Solusi dari permasalahan

ini adalah dikembangkannya alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

dalam pembelajaran IPA. Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

dapat meningkatkan critical thinking skill yang memiliki beberapa aspek

yaitu menginterpretasi, menganalisis, mengevaluasi, memecahkan

masalah, dan membuat kesimpulan. Collaboration skill peserta didik

terdapat beberapa aspek yaitu berinteraksi dengan orang lain, bekerjasama

dalam keberagaman, mengelola proyek, serta membantu dan memimpin

orang lain. Sikap siaga bencana memiliki beberapa aspek yaitu

pengetahuan, sikap, antispasi, dan mobilisasi bencana. Alat peraga KIT

IPA Erupsi Gunung Berapi yang dikembangkan berorientasi pada materi

gunung berapi, dan dapat digunakan untuk menyelidiki dan memecahkan

masalah yang berkaitan dengan tanda-tanda terjadinya erupsi gunung

berapi. Beberapa aspek yang dimiliki oleh critical thinking skill

collaboration skill dan sikap siaga bencana dapat difasilitasi oleh alat

peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi sehingga diharapkan pembelajaran

IPA dapat berjalan lebih menyenangkan.

35
Media pembelajaran IPA di SMP

KIT IPA Erupsi KIT IPA Erupsi KIT IPA


Gunung Berapi Gunung Berapi Erupsi Gunung
berorientasi menyelidiki Berapi dapat
materi gunung terjadinya erupsi memecahkanan
berapi. gunung berapi. masalah.

Critical thinking Collaboration skill: Sikap siaga


skill: bencana :
 Berinteraksi
 Menginterpretasi dengan orang lain  Pengetahuan

 Menganalisis  Bekerja dalam  Sikap


keberagaman
 Mengevaluasi  Antisipasi
 Mengelola proyek
 Memecahkan  Mobilisasi
masalah  Memandu dan bencana
memimpin orang
 Membuat lain
kesimpulan

Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi


meningkatkan critical thinking skill, collaboration
skill, dan sikap siaga bencana peserta didik

Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir

36
D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana karakteristik alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan critical thinking

skill, collaboration skill dan sikap siaga bencana menurut ahli media?

2. Bagaimana kelayakan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan critical thinking

skill, collaboration skill dan sikap siaga bencana menurut ahli media?

3. Bagaimana kelayakan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan critical thinking

skill, collaboration skill dan sikap siaga bencana menurut ahli materi?

4. Bagaimana keefektifan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi sebagai media

pembelajaran untuk meningkatkan critical thinking skill, collaboration

skill dan sikap siaga bencana peserta didik?

37
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian pengembangan menggunakan metode penelitian Research and

Development ( R&D) untuk mengembangkan produk alat peraga KIT IPA Erupsi

Gunung Berapi untuk meningkatkan critical thinking skill, collaboration skill dan

sikap siaga bencana peserta didik. Model pengembangan menggunakan langkah-

langkah penelitian pengembangan menurut Thiagarajan (1974) yaitu 4 D.

Tahapan dalam penelitian pengembangan yang dilakukan meliputi yaitu define

(pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate

(diseminasi) (Lawhon, 1976).

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi untuk

meningkatkan critical thinking skill, collaboration skill dan sikap siaga bencana

peserta didik adalah sebagai berikut:

1. Tahap Define (Pendefinisian)

Tahap define dilakukan studi lapangan dan studi literatur yang bertujuan

untuk mengumpulkan informasi, menetapkan, dan mendefinisikan syarat-syarat

pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi. Tahap define

dijelaskan sebagai berikut.

38
a. Analisis awal (front and analysis)

Analisis awal dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi

kepada guru IPA di sekolah. Observasi pembelajaran dan wawancara yang

dilakukan bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kurikulum,

perangkat pembelajaran, media pembelajaran, pengembangan critical

thinking skill, collaboration skill dan sikap siaga bencana peserta didik.

Permasalahan dan kebutuhan disekolah pada tahap analisis awal sebagai

dasar pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi.

b. Analisis peserta didik (learner analysis)

Analisis peserta didik dilakukan untuk mengkaji karakteristik

peserta didik, analisis kebutuhan belajar IPA peserta didik, dan sikap siaga

bencana peserta didik dalam menghadapi bencana erupsi gunung berapi.

c. Analisis tugas (task analysis)

Analisis tugas dilakukan dengan menganalisis kompetensi yang

ingin dicapai sesuai dengan kurikulum disekolah untuk menentukan

langkah pengembangan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi, serta merinci isi

materi ajar dalam bentuk garis besar. Selain itu juga menganalisis

indikator yang harus dikuasai siswa agar dapat mencapai kompetensi

minimal.

d. Analisis konsep (concept analysis)

Analisis konsep bertujuan untuk mengidentifikasi, menyusun, dan

merinci konsep-konsep pembelajaran menggunakan media pembelajaran

39
untuk meningkatkan critical thinking skill, collaboration skill dan sikap

siaga bencana peserta didik.

e. Merumuskan tujuan pembelajaran (specifying instructional

objectives)

Tahap merumuskan tujuan pembelajaran menghasilkan rangkuman

analisis tugas dan analisis konsep yang menjadi dasar penyusunan

perangkat dan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi untuk

meningkatkan critical thinking skill, collaboration skill dan sikap siaga

bencana peserta didik.

2. Tahap Design (Perencanaan)

Perencanaan pada penelitian pengembangan ini merupakan tahapan

untuk mempersiapkan produk awal KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dengan

tahapan sebagai berikut.

a. Pemilihan media (Media selection)

Pemilihan media pembelajaran dilakukan pada alat peraga KIT IPA

Erupsi Gunung Berapi. Pemilihan media disesuaikan dengan materi

“Struktur Bumi dan Dinamikanya”, analisis tugas, analisis konsep, dan

karakteristik peserta didik kelas VII SMP yang dapat membantu untuk

meningkatkan kompetensi dasar 3.10 dan 4.10, critical thinking skill,

collaboration skill dan sikap siaga bencana peserta didik.

40
b. Pemilihan format (Format selection)

Format pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

disesuaikan dengan indikator critical thinking skill, collaboration skill dan

sikap siaga bencana.

c. Rancangan bahan (Materials design)

Rancangan bahan pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi

Gunung Berapi yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki

spesifikasi sebagai berikut.

1) Kotak KIT IPA Erupsi Gunung Berapi terbuat dari bahan plastik tebal

yang berukuran 30 cm x 60 cm

2) Sterofoam untuk pembatas antar alat-alat

3) Komponen KIT IPA Erupsi Gunung Berapi terdiri dari:

a) Alat dan bahan untuk eksperimen

b) Buku petunjuk penggunaan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

3. Tahap Develop (Pengembangan)

a. Validasi ahli (Expert appraisal)

Tahap develop dilakukan untuk menghasilkan bentuk akhir alat

peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi untuk meningkatkan critical

thinking skill, collaboration skill dan sikap siaga bencana dengan

melakukan validasi produk awal alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

oleh validator ahli, reviewer oleh teman sejawat dan guru IPA. Hasil

validasi dan reviewer digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki dan

41
menyempurnakan produk awal alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

menghasilkan produk utama.

b. Uji coba (Development testing)

Uji coba produk utama KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yang

dinyatakan layak untuk diujicobakan maka akan diuji kepada 12 peserta

didik. Peserta didik diminta untuk memberikan feedback terhadap KIT IPA

yang dikembangkan berupa respon peserta didik pada angket yang telah

diberikan untuk mengetahui efek yang dirasakan oleh peserta didik.

Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan dan tanggapan yang diberikan,

kemudian dilakukan revisi. Hasil revisi produk utama akan menghasilkan

produk akhir alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yang telah

diketahui kelayakannya.

Uji coba lapangan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yang

telah diketahui kelayakannya dilakukan pada 64 peserta didik dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui keefektifan dan

meningkatkan critical thinking skill, collaboration skill dan sikap siaga

bencana peserta didik.

4. Tahap Disseminate (Penyebaran)

Tahap disseminate dilakukan dengan menyebarkan KIT IPA Erupsi

Gunung Berapi yang telah dikembangkan untuk digunakan oleh peserta

didik maupun guru IPA di sekolah tempat penelitian, publikasi artikel

jurnal, dan pembuatan hak cipta.

42
C. Desain Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Uji coba produk dilakukan 2 tahap, yaitu uji coba terbatas dan uji coba

lapangan (skala besar).

a. Uji coba terbatas

KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yang sudah dikembangkan dari

penilaian ahli, guru IPA dan teman sejawat kemudian diuji coba terbatas.

Uji coba terbatas dilakukan pada 12 siswa. Pada uji coba terbatas

dilakukan uji hasil keterbacaan pedoman KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

melalui angket respon uji kemudahan penggunaan KIT IPA Erupsi

Gunung Berapi melalui simulasi. Hasil yang diperoleh dari tahap ini untuk

merevisi KIT IPA Erupsi Gunung Berapi sebelum uji coba lapangan.

b. Uji coba lapangan

Uji coba lapangan digunakan dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas

eksperimen di SMP Negeri 3 Ngaglik. Pada kelas kontrol tidak

menggunakan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi hasil pengembangan akan

tetapi media pembelajaran berupa alat peraga erupsi gunung berapi,

sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan KIT IPA Erupsi Gunung

Berapi hasil pengembangan dalam pembelajaran IPA. Dalam uji ini akan

diperoleh data critical thinking skill, collaboration skill, sikap siaga

bencana serta respon peserta didik terhadap media yang dikembangkan.

Pada uji coba lapangan diukur peningkatan critical thinking skill,

collaboration skill, sikap siaga bencana. Untuk mengetahui peningkatan

43
critical thinking skill, collaboration skill, sikap siaga bencana dilakukan

dengan memberikan pretest sebelum pembelajaran dan posttest sesudah

pembelajaran pada masing-masing kelas.

Tabel 5. Model pretest-postest control group design


Group Pretest Treatment Posttest
Kelas Eksperimen T1 X1 T2
Kelas Kontrol T1 X2 T2
(Sugiyono, 2015)

Keterangan:

X1 : perlakuan pembelajaran menggunakan KIT IPA Erupsi Gunung


Berapi hasil pengembangan
X2 : perlakuan pemberajaran menggunakan alat peraga erupsi gunung
berapi
T1 : tes kemampuan awal
T2 : tes kemampuan akhir

2. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba produk yang dikembangan dalam penelitian ini adalah

peseta didik tahun pelajaran 2019/2020 di SMP Negeri 3 Ngaglik,

Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

a. Subjek uji coba terbatas

Uji coba terbatas dilakukan untuk uji keterbacaan alat peraga KIT

IPA Erupsi Gunung Berapi kepada peserta didik dari kelas VII (tujuh)

sebanyak 12 peserta didik yang terdiri dari 4 peserta didik dengan

kemampuan kognitif tinggi, 4 peserta didik dengan kemampuan kognitif

sedang, dan 4 peserta didik dengan kemampuan kognitif rendah.

44
b. Subjek uji coba lapangan

Subjek uji coba lapangan adalah peserta didik kelas VII (tujuh) di

SMP Negeri 3 Ngaglik tahun pelajaran 2019/2020. Pemilihan subjek uji

coba lapangan dengan menggunakan teknik simple random sampling

pada kelas VII (tujuh), sehingga diperoleh peserta didik dengan jumlah

68 orang dari kelas VII (tujuh) A dengan jumlah 34 peserta didik

ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan kelas VII (tujuh) B dengan

jumlah 34 peserta didik ditetapkan sebagai kelas kontrol.

3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data

1) Penilaian KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

Penilaian KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dilakukan oleh 2

orang validator ahli (ahli materi dan ahli media), 2 orang guru IPA

dan 2 orang teman sejawat. Aspek penilaian KIT IPA Erupsi Gunung

Berapi meliputi kelengkapan komponen KIT IPA Erupsi Gunung

Berapi, kesesuaian isi dan materi, kesesuaian syarat konstruksi, dan

kesesuaian syarat teknis. Skor penilaian terdiri dari 4 kategori skala

penilaian, yaitu sangat kurang (skor 1), kurang (skor 2), baik (skor 3),

dan sangat baik (skor 4).

2) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas peserta didik

ketika belajar menggunakan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi.

45
Aktivitas peserta didik yang diamati bertujuan untuk menilai

collaboration skill peserta didik yang dilakukan oleh dua orang

observer. Observer mencatat hasil pengamatan collaboration skill

peserta didik pada lembar pengamatan sesuai dengan indikator yang

ditentukan dengan memberi nilai 1 sampai 4 sesuai dengan kriteria

peserta didik yang muncul.

3) Tes tertulis

Tes tertulis digunakan untuk mengukur critical thinking skill

peserta didik. Tes tertulis yang dilakukan dalam bentuk soal uraian

yang terdiri dari 6 soal. Tes tertulis ini diberikan dua kali yaitu

sebelum menggunakan produk pengembangan (pretest) dan setelah

menggunakan produk pengembangan (posttest).

4) Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk

mendapatkan informasi. Angket digunakan untuk mengetahui sikap

siaga bencana peserta didik yang dalam pembelajaran menggunakan

KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yang dikembangkan.

b. Instrumen Pengumpulan Data

1) Lembar validasi KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

Instrumen lembar validasi KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

digunakan untuk memperoleh data tentang penilaian, komentar dan

saran dari validator ahli dan guru IPA. Penilaian tingkat validitas KIT

46
IPA Erupsi Gunung Berapi yang dikembangkan ditinjau dari 2 (dua)

aspek yaitu aspek alat dan petunjuk penggunaan.

Tabel 6. Kisi-kisi Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi


Nomor
No. Aspek Indikator
Butir
1. Alat Kesesuaian alat dengan KI dan KD 1
Kesesuaian alat dengan materi 2
Akurasi alat dalam menunjukkan 3
gejala
Ketahanan alat terhadap kerusakan 4
Keamanan peserta didik dalam 5
menggunakan alat
Tampilan alat 6
2. Petunjuk Kesesuaian petunjuk dengan 7
Penggunaan penggunaan alat dan bahan
Kesesuaian isi petunjuk dengan 8
materi
Tampilan Petunjuk 9
Kesesuaian bahasa yang digunakan 10
dengan Bahasa Indonesia yang
baku
2) Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan menilai

aktivitas peserta didik dalam collaboration skill yang menggunakan

KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dalam pembelajaran. Skor penilaian

yang diberikan terhadap masing-masing indikator yaitu skor 1 sampai

4 sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Sebelum lembar observasi

digunakan, instrumen ini terlebih dahulu divalidasi oleh validator ahli.

47
Tabel 7. Kisi-kisi Lembar Observasi Collaboration Skill
Nomor
Aspek Indikator
Butir
Ikut serta dalam kelompok 1
Merencanakan tujuan kelompok 2
Memanfaatkan kemampuan teman satu
Bekerjasama kelompok untuk mencapai tujuan 3
bersama
Mempengaruhi dan memandu orang
4
lain dalam mencapai tujuan
Memanfaatkan perbedaan untuk
5
menghasilkan ide baru
Saling
Menginspirasi teman satu kelompok 6
Menghargai
Memperlakukan lawan bicara dengan
7
hormat
Memprioritaskan tujuan kelompok 8
Menggunakan keterampilan untuk
Berbagi 9
memecahkan masalah
informasi
Mengelola pekerjaan untuk pemenuhan
10
tujuan kelompok
Menunjukkan rasa tanggungjawab
11
Bertanggung dalam berkelompok
jawab Mengelola pekerjaan kelompok untuk
12
pemenuhan tujuan bersama
3) Lembar Soal Pretest dan Posttest

Instrumen ini berupa soal uraian yang berisi pertanyaan

mengenai materi Erupsi Gunung Berapi yang digunakan untuk

mengukur critical thinking skill peserta didik. Soal uraian terdiri atas 6

soal, dengan masing-masing soal memiliki skor 5. Soal tes tertulis

disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen yang sebelumnya

dikonsultasikan dengan pembimbing dan validator ahli. Pengujian

validitas dan reliabilitas dilaksanakan melalui uji empiris, sebelum

pengambilan data.

48
Tabel 8. Kisi-kisi Critical Thinking Skill
Nomor
No. Aspek Indikator
Butir
1. Mengidentifikasi Menemukan permasalahan 1,2,
masalah dari suatu kejadian yang 3,4,
berhubungan dengan konsep 5,6
IPA yang dipaparkan.
2 Merumuskan Menyusun hipotesis sesuai 1,2,
hipotesis dengan masalah yang ada dan 3,4,
menunjukan hubungan sebab- 5,6
akibat antar variabel yang
saling terlibat.
3 Memecahkan Mengumpulkan data 1,2,
masalah kemudian melakukan analisis 3,4,
hubungan sebab-akibat dari 5,6
suatu permasalahan.
4 Menyimpulkan Membuat kesimpulan untuk 1,2,
menjawab hipotesis yang 3,4,
disertai dengan alasan yang 5,6
mendukung
5 Mengevaluasi Memberikan berbagai 1,2,
pertimbangan dari suatu 3,4,
pernyataan yang disertai 5,6
dengan alasan yang
mendukung maupun menolak
suatu pernyataan.
4) Lembar angket

Angket digunakan untuk mengetahui peningkatan sikap siaga

bencana peserta didik yang dalam pembelajaran menggunakan KIT

IPA Erupsi Gunung Berapi yang dikembangkan. Lembar angket

peningkatan sikap siaga bencana peserta didik menggunakan skala 4

(empat) dengan pilihan sangat setuju (skor 4), setuju (skor 3), tidak

setuju (skor 2), dan sangat tidak setuju (skor 1).

49
Tabel 9. Kisi-kisi Angket Sikap Siaga Bencana
Nomor
Aspek Indikator
Butir
Perencanaan Memiliki informasi tentang tanggap 1,2,3,
darurat bencana 4,5
Mampu mengidentifikasi bahaya,
resiko, kerentanan, dan dampak bencana 6,7,8,9
bagi lingkungan
Bertindak secara tepat untuk mencegah 10,11,
terjadinya kerugian 12
Penaggulangan 13,14,
bencana Mampu melindungi diri dari bahaya 15,16,
17,18
Melakukan pemulihan dan
19,20
pembangunan akibat bencana

4. Teknik Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Statistik ini berfungsi

memberikan, memaparkan atau menyajikan informasi sehingga data yang

diperoleh dari penelitian dapat digunakan. Analisis deskriptif kuantitatif

yang dilakukan meliputi: analisis kelayakan KIT IPA Erupsi Gunung

Berapi, analisis keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan KIT

IPA Erupsi Gunung Berapi, dan analisis soal pretest-posttest.

b. Analisis kelayakan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

Teknik analisis data untuk kelayakan KIT IPA dilakukan dengan

langkah sebagai berikut.

1) Tabulasi semua data yang diperoleh dari validator ahli (materi dan

media), reviewer (guru IPA), dan teman sejawat untuk setiap aspek

dari butir penilaian yang tersedia dalam instrumen penilaian.

50
2) Tabulasi semua data yang diperoleh dari angket respon peserta didik.

3) Skor rata-rata dihitung dari setiap aspek penilaian dengan

menggunakan rumus:

Keterangan:
̅ = skor rata-rata
∑X = jumlah skor
n = jumlah penilai

4) Skor rata-rata diubah menjadi nilai dengan kategori

Untuk mengetahui kelayakan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

yang dikembangkan, data yang berupa skor diubah menjadi data

kualitatif (data interval) dengan skala lima. Konversi skor menjadi nilai

menggunakan dasar kurba normal. Hal ini bertujuan agar rentang skala

nilai memiliki jarak yang sama. Untuk mengkonversi skor menjadi skala

5, perlu diketahui skor tertinggi dan terendah ideal, rerata skor ideal, dan

simpangan baku skor ideal (Sukardjo, 2013). Adapun acuan

pengkonversian skor menjadi skala lima tersebut seperti disajikan pada

Tabel 10. Dalam pengkonversian skor menjadi skala nilai 5, lima satuan

skala dalam skala nilai 5 sama dengan 6 satuan skala dalam skala

simpangan baku ideal (SBi). Satu satuan skala dalam skala nilai 5 sama

dengan 1,2 satuan skala dalam skala SBi.

51
Tabel 10. Konversi Skor Aktual Menjadi Skala 5
Rentang Skor Nilai Kategori
̅ A Sangat Baik
̅ ̅ B Baik
̅ ̅ C Cukup Baik
̅ ̅ D Tidak Baik
̅ E Sangat Tidak Baik
(Sukarjo, 2013)

Keterangan :

X = skor aktual (skor yang dicapai)


̅ = rerata skor ideal
= (1/2) (skor tertinggi + skor terendah ideal)
SBi = simpangan baku skor ideal
= (1/2) (1/3) (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
Skor terendah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah

Kelayakan produk dalam penelitian ini ditentukan dengan nilai

minimal C dengan kategori cukup baik. Jika hasil penilaian oleh ahli dan

guru memiliki rata-rata nilai C, maka produk pengembangan KIT IPA ini

sudah dianggap layak digunakan.

c. Analisis keterlaksanaan pembelajaran dengan KIT IPA

Data observasi mengenai keterlaksanaan pembelajaran berbasis

inkuiri terbimbing yang dilakukan oleh 2 (dua) observer bertugas

mencermati proses pembelajaran dengan tepat dan sesuai dengan aspek

yang ada dalam lembar observasi yang telah disediakan. Keterlaksanaan

proses pembelajaran menggunakan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

diwujudkan dalam keterlaksanaan RPP dengan skor 1 atau 0. Total skor

penilaian dianalisis untuk menentukan sebuah kategori. Pedoman

konversi nilai aktual menjadi nilai kategori dapat dilihat pada tabel 11.

52
Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan KIT IPA Erupsi

Gunung Berapi dikatakan efektif apabila aspek ketercepaian

pembelajaran minimal mencapai 60 < x ≤ 80 (kategori baik). Rumus

yang digunakan dalam perhitungan untuk memperoleh presentase sebagai

berikut.

Keterangan:
K = presentase keterlaksanaan pembelajaran
F = jumlah frekuensi keseluruhan hasil observasi
N = skor tertinggi dalam lembar observasi
P = jumlah pernyataan dalam lembar observasi
R = jumlah observer
(Modifikasi dari Hermanto, Prastiwi, & Rosdiana, 2014)

Tabel 11. Presentase dan kategori penilaian keterlaksanaan pembelajaran


dengan menggunakan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi
Presentase (%) Kategori
80 < x ≤ 100 Sangat baik
60 < x ≤ 80 Baik
40 < x ≤ 60 Cukup baik
20 < x ≤ 40 Kurang baik
0 < x ≤ 20 Sangat kurang baik
d. Analisis soal protest dan posttest

Analisis datan terhadap soal pretest dan posttest dilakukan untuk

mengetahui peningkatan critical thinking skill peserta didik. Analisis

menggunakan analisis deskriptif dengan teknik gain ternormalisasi. Gain

ternormalisasi adalah perbandingan gain aktual dengan gain maksimum

yang mungkin dicapai. Gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh peserta

didik dari selisih skor pretest dan posttest, sedangkan gain maksimum

adalah skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh peserta didik.

53
Analsiis data dengan teknik gain ternormalisasi bertujuan untuk

melihat besarnya peningkatan critical thinking skill yang timbul karena

penggunaan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dengan melihat niali gain

ternormalisasi (<g>). Langkah-langkah perhitungan dengan teknik gain

ternormalisasi adalah sebagai berikut.

1) Menghitung gain ternormalisasi dengan rumus:

Keterangan:
<g> =nilai gain ternormalisasi
T1 = nilai pretest
T2 = nilai posttest
Is = skor ideal pretest atau posttest
(Hake, 1999)

2) Menentukan nilai rata-rata dari gain ternormalisasi untuk seluruh

peserta didik.

3) Menentukan kriteia peningkatan critical thinking skill peserta didik

berdasarkan kriteia pada tabel 12.

Tabel 12. Kriteria skor gain ternornalisasi


Indeks <g> Kategori
≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ (<g>) < 0,7 Sedang
< 0,3 Rendah
(Hake, 1999)

e. Analisis lembar observasi collaboration skill

Data hasil observasi collaboration skill diberikan skor 1 pada

indikator yang dilaksanakan oleh peserta didik dan diberikan skor 0 pada

indikator yang tidak dilaksanakan oleh peserta didik. Untuk

54
mempermudah pembacaan dan hasil observasi dapat dikonversi

menggunakan pedoman konversi nilai aktual menjadi nilai kategori dapat

dilihat pada tabel 13.

Hasil observasi collaboration skill dikatakan meningkat apabila

aspek ketercepaian pembelajaran minimal mencapai 60 < x ≤ 79

(kategori baik). Rumus yang digunakan dalam perhitungan untuk

memperoleh presentase sebagai berikut.

Keterangan:
N = nilai
SC = skor hasil observasi
SM = skor tertinggi dalam lembar observasi
(Hidayati, 2019)
Tabel 13. Presentase dan kategori penilaian collaboration skill
Nilai Kategori
80 – 100 Sangat baik
60 – 79 Baik
40 – 59 Cukup baik
20 – 39 Kurang baik
0 – 19 Sangat kurang baik
f. Analisis angket sikap siaga bencana peserta didik

Angket yang dianalisis untuk menentukan sikap siaga bencana

yang menggunakan skala Likert dengan empat pilihan untuk mengukur

sikap siaga bencana peserta didik yaitu sangat baik (SB), baik (B),

kurang (K), dan sangat kurang (K). Langkah analisis angket sebagai

berikut.

55
1) Mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif

Mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif digunakan

pedoman penskoran pada tabel 14.

Tabel 14. Pedoman penskoran


Data Kualitatif Skor
Sangat Baik 4
Baik 3
Kurang 2
Sangat Kurang 1
(Mardapi, 2008)

2) Menghitung rata-rata skor

Setelah data terkumpul, selanjutnya menghitung rata-rata skor untuk

tiap aspek dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.

Keterangan:
̅ = rata-rata skor tiap aspek
∑X = jumlah skor tiap aspek
n = jumlah indikator yang dinilai

3) Mengubah skor menjadi data kualitatif


Mengubah skor rata-rata menjadi data kualitatif dengan kriteria
sebagai berikut.
Tabel 15. Acuan pengubahan skor menjadi skala 4
Skor Siswa Kategori
̅ Sangat Baik
̅ ̅ Baik
̅ ̅ Kurang
̅ Sangat Kurang
(Sukarjo, 2013: 96)

Keterangan :

X = skor yang didapat


̅ = rerata skor keseluruhan siswa dalam satu kelas
= (1/2) (skor maksimal + skor minimal)

56
SBx = simpangan baku keseluruhan
= (1/6) (skor maksimal – skor minimal

5. Uji Inferensial

a. Uji Prasyarat Hipotesis

1) Uji Normalitas Multivariat

Hipotesis uji normalitas multivariat pada penelitian

pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi sebagai

berikut:

Ho : Data peningkatan gain pada penelitian pengembangan alat peraga

KIT IPA Erupsi Gunung Berapi berasal dari populasi yang

terdistribusi normal multivariat.

Ha : Data peningkatan gain pada penelitian pengembangan alat peraga

KIT IPA Erupsi Gunung Berapi tidak berasal dari populasi yang

terdistribusi normal multivariat.

Penentuan normalitas multivariat berdasarkan skor gain ternormalisasi

dilakukan seperti uji normalitas multivariat berdasarkan nilai pretest.

2) Uji Kesamaan Matriks Varian Kovarian

Hipotesis uji kesamaan matriks kovarian pada penelitian

pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi sebagai

berikut:

Ho : Matriks kovarian antar populasi pada penelitian pengembangan

alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi adalah sama.

Ha : Matriks kovarian antar populasi pada penelitian pengembangan

alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi adalah tidak sama.

57
Homogenitas matriks kovarian dianalisis melalui uji Box’s M

menggunakan SPSS 23 dengan taraf signifikan 0,05. Jika nilai

signifikan yang diperoleh > , maka Ho diterima.

3) Uji Korelasi

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui besar korelasi antara

critical thinking skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana

peserta didik. Uji korelasi diperoleh dari data Pearson Correlation,

besarnya koefisien korelasi antara -1 sampai dengan +1. Apabila

mendekati angka 1, maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel

memiliki korelasi yang tinggi.

b. Uji Hipotesis

1) Uji Multivariate Analysis of Variance (MANOVA)

Jika uji normalitas multivariat dan uji kesamaan matriks

kovarian terpenuhi maka uji multivariate analysis of variance

(MANOVA) dapat dilakukan. Uji MANOVA dilakukan untuk

mengetahui efektivitas alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

dalam meningkatkan critical thinking skill, collaboration skill dan

sikap siaga bencana dibandingkan dengan kelas kontrol berdasarkan

nilai gain ternormalisasi. Hipotesis yang disusun untuk menguji

efektivitas alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi sebagai

berikut:

58
Ho : tidak ada perbedaan rata-rata critical thinking skill,

collaboration skill dan sikap siaga bencana peserta didik kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Ha : terdapat perbedaan rata-rata critical thinking skill, collaboration

skill dan sikap siaga bencana peserta didik kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

Uji MANOVA dilakukan menggunakan program SPSS 23 dengan

dengan taraf signifikan 0,05. Jika nilai signifikan yang diperoleh >

, maka Ho ditolak.

59
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Hasil Pengembangan Produk Awal

Pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi untuk

meningkatkan critical thinking skill, collaboration skill dan sikap siaga

bencana peserta didik meliputi tahap define, design, dan develop. Hasil

pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi sebagai berikut.

1. Tahap Define (Pendefinisian)

Tahap define dilakukan dengan dua cara yaitu studi lapangan dan studi

literatur.

a. Studi lapangan

1) Analisis awal (front and analysis)

Tahap studi lapangan dilakukan analisis awal untuk

mendapatkan informasi dengan teknik wawancara dan observasi

kepada guru IPA di SMP Negeri 3 Ngaglik. Berdasarkan hasil

wawancara bahwa sekolah membutuhkan media pembelajran yang

dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi IPA dan

peserta didik dapat aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

Guru jarang melakukan praktikum di laboraturium IPA karena

keterbatasan alat. Struktur bumi dan dinamikanya merupakan salah

satu materi dalam pembelajaran IPA yang belum ada alat peraga

60
berupa KIT IPA untuk memudahkan peserta didik dalam

melakukan praktikum.

2) Analisis peserta didik (learner analysis)

Karakteristik peserta didik di SMP Negeri 1 Ngaglik dan

SMP Negeri 3 Ngaglik sangat berbeda-beda. Kelas VII merupakan

masa peralihan dari tingkat SD ke tingkat SMP, sehingga banyak

peserta didik yang perlu diperhatikan sekali dalam proses

pembelajaran. Peserta didik dalam menyelasaikan tugas yang

diberikan harus selalu dibimbing dan diberi pengarahan oleh guru.

Peserta didik tidak hanya membutuhkan pembelajaran IPA secara

teoritis tetapi juga praktik. Sikap siaga bencana peserta didik dalam

mengahadapi erupsi gunung berapi masih dalam kategori kurang

baik.

3) Analisis tugas (task analysis)

Analisis tugas dilakukan dengan menganalisis kompetensi

yang ingin dicapai sesuai dengan kurikulum disekolah untuk

menentukan langkah pengembangan KIT IPA Erupsi Gunung

Berapi, serta merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar.

Selain itu juga menganalisis indikator yang harus dikuasai siswa

agar dapat mencapai kompetensi minimal.

61
Tabel 16. Hasil Analisis Tugas
No. Analisis Hasil
1. Kompetensi 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
Inti dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan
(faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
2. Kompetensi 3.10. Menjelaskan lapisan bumi, gunung api,
Dasar gempa bumi, dan tindakan pengurangan
resiko sebelum, pada saat, dan pasca
bencana sesuai ancaman bencana di
daerahnya.
4.10. Mengomunikasikan upaya pengurangan
resiko dan dampak bencana alam serta
tindakan penyelamatan diri pada saat terjadi
bencana sesuai dengan jenis ancaman
bencana di daerahnya.
3. Indikator 3.10.1 Mengumpulkan informasi tentang lapisan
penyusun bumi.
3.10.2 Menganalisis karakteristik litosfer.
3.10.3 Memprediksi mekanisme terjadinya erupsi
gunung berapi.
3.10.4 Membuat mekanisme terjadinya erupsi
gunung berapi.
Menganalisis kegiatan siaga bencana
erupsi gunung berapi
4.10.1 Menyajikan hasil diskusi kelompok
tentang mekanisme terjadinya erupsi
gunung berapi.
4.10.2 Menyajikan hasil diskusi kelompok
percobaan erupsi gunung berapi.

62
4) Analisis konsep (concept analysis)

Analisis konsep dilakukan untuk mengidentifikasi,

menyusun, dan merinci konsep-konsep pembelajaran pada materi

struktur bumi dan dinamikanya. Fenomena alam yang dekat dengan

peserta didik adalah erupsi gunung berapi. Guru dapat

menggunakan media berupa alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung

Berapi yang menggambarkan aktivitas erupsi gunung berapi.

Tahapan erupsi gunung berapi dimulai dari keluarnya asap dari

mulut gunung, keluarnya lahar kecil, keluarnya lahar besar, dan

keluarnya lahar besar disertai dengan material gunung berapi.

Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga KIT IPA Erupsi

Gunung Berapi dilakukan untuk meningkatkan critical thinking

skill, collaboration skill dan sikap siaga bencana peserta didik.

63
STRUKTUR BUMI

Atmosfer Litosfer Hidrosfer

Terdiri dari Terdiri dari Terdiri dari

1. Troposfer 1. Inti Bumi Siklus Air


2. Stratosfer 2. Manterl Bumi
3. Mesosfer 3. Kerak Bumi
4. Termosfer
5. Eksosfer
Terdiri dari

Benua Samudera

Terjadi perubahan dari waktu ke waktu yang


disebabkan oleh

1. Gempa Bumi
2. Gunung Api

Terjadi Erupsi dengan proses

1. Asap Erupsi Gunung Berapi


2. Erupsi Gunung Berapi Kecil
3. Erupsi Gunung Berapi Besar
4. Material Erupsi Gunung Berapi

Terjadi bencana alam

Sikap Siaga Bencana Erupsi Gunung Berapi

Gambar 3. Peta Konsep Pembelajaran dengan


Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

64
5) Merumuskan tujuan pembelajaran (specifying instructional

objectives)

Tujuan pembelajaran dalam penggunaan alat peraga KIT

IPA Erupsi Gunung Berapi menjadi dasar penyusunan perangkat

dan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yaitu :

a) Peserta didik dapat mengumpulkan berbagai informasi

karakteristik bumi melalui kajian literatur gambar dan diskusi

tentang karakteristik lapisan bumi yang terdapat dalam

kehidupan sehari-hari dengan logis dan cermat.

b) Peserta didik dapat menganalisis lapisan litosfer melalui kajian

literatur dan diskusi tentang karakteristik lapisan litosfer

dengan baik dan tepat.

c) Peserta didik mampu memprediksi terjadinya erupsi gunung

berapi melalui kegiatan observasi gambar/wacana dan kegiatan

diskusi tentang mekanisme/tahapan terjadinya erupsi gunung

berapi dengan logis dan cermat.

d) Peserta didik mampu membuat terjadinya erupsi gunung berapi

melalui kegiatan gambar/wacana dan kegiatan diskusi tentang

mekanisme terjadinya erupsi gunung berapi dengan baik dan

tepat.

e) Peserta didik mampu menyajikan grafik dan gambar hasil

percobaan erupsi gunung berapi melalui kegiatan observasi

65
dan kegiatan diskusi tentang hasil erupsi gunung berapi dengan

logis dan cermat.

f) Peserta didik mampu merencanakan siaga bencana erupsi

gunung berapi melalui kegiatan observasi dan kegiatan diskusi

tentang pengurangan resiko terjadinya bencana alam dengan

logis dan tepat.

b. Studi literatur

Kegiatan studi pustaka meliputi studi kurikulum SMP, silabus

pelajaran IPA SMP, buku referensi, buku pelajaran sekolah dan jurnal.

Melalui kegiatan ini diperoleh informasi sebagai berikut : pada silabus

mata pelajaran IPA khususnya pada kompetensi inti (KI) memahami

dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata;

pengembangan alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi dibatasi pada

kompetesi dasar (KD) yang mendeskripsikan struktur bumi dan

dinamikanya pada fenomena erupsi gunung berapi.

2. Tahap Design (Perencanaan)

Perencanaan pada penelitian pengembangan alat peraga KIT IPA

Erupsi Gunung Berapi dengan tahapan sebagai berikut.

66
a. Pemilihan media (Media selection)

Pemilihan media pembelajaran dilakukan pada alat peraga KIT

IPA Erupsi Gunung Berapi. Pemilihan media disesuaikan dengan

materi “Struktur Bumi dan Dinamikanya”, analisis tugas, analisis

konsep, dan karakteristik peserta didik kelas VII SMP yang dapat

membantu untuk meningkatkan kompetensi dasar 3.10 dan 4.10,

critical thinking skill, collaboration skill dan sikap siaga bencana

peserta didik.

b. Pemilihan format (Format selection)

Format pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung

Berapi disesuaikan dengan kisi-kisi alat peraga, dengan aspek alat dan

buku petunjuk.

Tabel 17. Hasil Pemilihan Format Pengembangan


Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi
No. Aspek Indikator
1. Alat Kesesuaian alat dengan KI dan KD
Kesesuaian alat dengan materi
Akurasi alat dalam menunjukkan gejala
Ketahanan alat terhadap kerusakan
Keamanan peserta didik dalam menggunakan
alat
Tampilan alat
2. Petunjuk Kesesuaian petunjuk dengan penggunaan alat
Penggunaan dan bahan
Kesesuaian isi petunjuk dengan materi
Tampilan Petunjuk
Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan
Bahasa Indonesia yang baku

67
c. Rancangan bahan (Materials design)

Rancangan bahan pengembangan alat peraga KIT IPA Erupsi

Gunung Berapi yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki

spesifikasi sebagai berikut.

1) Kotak alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi terbuat dari

bahan plastik tebal yang berukuran 20 cm x 40 cm x 20 cm.

Kotak alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi terbuat

dari bahan plastik agar jika dalam keadaan basah tidak merusak

alat dan bahan yang ada di dalamnya. Ukuran 20 cm x 40 cm x 20

cm dibuat agar alat dan bahan dapat masuk secara lengkap ke

dalam kotak KIT IPA serta mudah dalam membawa. Dibagian luar

terdapat tulisan yang digunakan sebagai identitas alat peraga KIT

IPA Erupsi Gunung Berapi untuk tingkat SMP/MTs. Kotak alat

peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yang digunakan memiliki

warna abu-abu sebagai dilosofi warna dari hasil erupsi gunung

berapi berupa awan panas yang berwarna abu-abu.

2) Sterofoam untuk pembatas antar alat-alat praktikum.

Sterofoam yang digunakan diberi lapisan gipsum supaya

lebih kuat. Sterofoam diberi tambahan cat berwarna abu-abu

senada sengan warna kotak.

3) Komponen KIT IPA Erupsi Gunung Berapi terdiri dari:

a) Buku panduan penggunaan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

untuk SMP/MTs.

68
Buku panduan penggunaan ini terdapat keterangan alat

dan bahan yang tersedia di dalam kotak serta berisikan

petunjuk melakukan percobaan beberapa mekanisme erupsi

gunung berapi..

b) Miniatur gunung berapi.

Miniatur gunung digunakan sebagai bentuk konkrit

gunung berapi aktif yang dapat mengalami fase erupsi.

Miniatur gunung berapi dibuat dengan menggunakan bahan

semen dan didalamnya diberikan pipa untuk memudahkan

dalam memasukkan bahan yang digunakan untuk percobaan

erupsi gunung berapi.

c) Bahan simulasi magma dan material gunung berapi.

Bahan utama simulasi erupsi gunung berapi yang

digunakan adalah bahan yang mudah ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari, seperti sabun cuci, soda kue, cuka,

fermipan, dan pewarna makanan. Penggunaan bahan ini

memudahkan mengisi ulang jika bahan habis.

d) Peralatan kimia

Peralatan kimia digunakan untuk memudahkan peserta

didik untuk melakukan percobaan dan membersihkan.

Peralatan kimia yang digunakan mudah pecah, sehingga

menuntut peserta didik untuk lebih berhati-hati dalam

menggunakan.

69
B. Hasil Uji Coba Produk

Hasil uji coba produk pada penelitian ini terdiri dari tahap validasi

produk oleh dosen ahli, uji coba produk terbatas, uji empiris, uji coba produk

lapangan. Tahapan uji coba ini bertujuan menghasilkan alat peraga KIT IPA

Erupsi Gunung Berapi yang valid yakni layak, praktis, dan efektif.

1. Tahap Validasi Produk

a. Validasi produk oleh Dosen Ahli Media dan Materi

Validasi produk dilakukan oleh tim ahli yang terdiri dari 2

orang dosen yaitu dosen ahli media dan dosen ahli materi terhadap

alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yang dikembangkan. Alat

peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yang dikembangkan berupa

alat peraga praktikum dan buku panduan penggunaan alat peraga. Tim

ahli juga memvalidasi tes critical thinking skill, lembar observasi

collaboration skill, dan angket sikap siaga bencana.

Aspek yang dinilai oleh dosen ahli yang terdiri dari 10

indikator dengan beberapa butir tiap pernyataan setiap indikator.

Adapun 10 indikator tersebut terdiri dari : kesesuaian alat dengan KI

dan KD; kesesuaian alat dengan materi; akurasi alat dalam

menunjukkan gejala; ketahanan alat terhadap kerusakan; keamanan

peserta didik dalam menggunakan alat; dan tampilan alat. kesesuaian

petunjuk dengan penggunaan alat dan bahan; kesesuaian isi petunjuk

70
dengan materi; tampilan petunjuk; kesesuaian bahasa yang digunakan

dengan Bahasa Indonesia yang baku.

Tabel 18. Hasil validasi alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi
Indikator Nilai (%) Kategori
Kesesuaian alat dengan KI dan KD 100 Sangat Baik
Kesesuaian alat dengan materi 100 Sangat Baik
Akurasi alat dalam menunjukkan
75 Baik
gejala
Ketahanan alat terhadap kerusakan 75 Baik
Keamanan peserta didik dalam
100 Sangat Baik
menggunakan alat
Tampilan alat 100 Sangat Baik
Kesesuaian petunjuk dengan
75 Baik
penggunaan alat dan bahan
Kesesuaian isi petunjuk dengan materi 100 Sangat Baik
Tampilan petunjuk 100 Sangat Baik
Kesesuaian bahasa yang digunakan
75 Baik
dengan bahasa indonesia yang baku
Rata-rata 90 Sangat Baik
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa alat peraga KIT IPA

Erupsi Gunung Berapi masuk dalam kategori sangat baik dan

diperoleh kesimpulan layak untuk digunakan.

b. Validasi Empiris Soal

1) Validitas dan Reliabilitas Soal Critical Thinking Skill

Tahapan uji empiris untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas soal critical thinking skill yang dikembangkan. Soal tes

critical thinking skill terlebih dahulu divalidasi oleh dosen ahli

berdasarkan aspek critical thinking skill dan materi pembelajaran.

Soal diberikan kepada 124 peserta didik kelas VIII yang telah

menyelesaikan materi pembelajatan yang terdapat pada soal tes

critical thinking skill. Analisis hasil validitas dan reliabilitas item

71
soal critical thinking skill dilakukan dengan bantuan program SPSS

23. Hasil validitas dan reliabilitas item soal critical thinking skill

dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19. Hasil validitas dan reliabilitas


item soal critical thinking skill
Item Soal rxy Keterangan Alpha Cronbatch
1 0,552 Valid
2 0,633 Valid
0,585
3 0,757 Valid
4 0,571 Valid
Berdasarkan tabel, dapat diketahui 4 item soal yang

diujikan dinyatakan valid. Item soal yang valid memiliki nilai rxy

lebih besar dari nilai rtab yakni rxy > 0,339. Item soal dinyatakan

reliabel karena nilai Alpha Cronbatch = 0,585, dimana > 0,339.

2) Validitas dan Reliabilitas Angket Sikap Siaga Bencana

Tahapan uji empiris untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas angket sikap siaga bencana yang dikembangkan. Item

pernyataan angket sikap siaga bencana terlebih dahulu divalidasi

oleh dosen ahli berdasarkan aspek sikap siaga bencana. Angket

diberikan kepada 124 peserta didik kelas VIII yang telah

menyelesaikan materi pembelajaran yang terdapat pada angket

sikap siaga bencana. Analisis hasil validitas dan reliabilitas item

pernyataan pada angket sikap siaga bencana dilakukan dengan

bantuan program SPSS 23. Hasil validitas dan reliabilitas item

pernyataan pada angket sikap siaga bencana dapat dilihat pada

tabel 20.

72
Tabel 20. Hasil validitas dan reliabilitas
item pernyataan angket sikap siaga bencana
Item Pernyataan rxy Keterangan Alpha Cronbatch
1 0,551 Valid
2 0,659 Valid
3 0,632 Valid
4 0,654 Valid
5 0,492 Valid
6 0,472 Valid
7 0,481 Valid
8 0,430 Valid
0,851
9 0,503 Valid
10 0,598 Valid
11 0,553 Valid
12 0,556 Valid
13 0,453 Valid
14 0,520 Valid
15 0,552 Valid
16 0,629 Valid
Berdasarkan tabel, dapat diketahui 16 item pernyataan yang

diujikan dinyatakan valid. Item pernyataan yang valid memiliki

nilai rxy lebih besar dari nilai rtab yakni rxy > 0,339 dan item

pernyataan dinyatakan reliabel karena nilai Alpha Cronbatch =

0,851.

2. Tahap uji coba produk terbatas

Uji coba terbatas dilakukan untuk uji keterbacaan alat peraga KIT

IPA Erupsi Gunung Berapi pada kelas VII di SMP Negeri 3 Ngaglik

dengan jumlah responden 12 peserta didik. Pada uji coba terbatas

diberikan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi. Setiap peserta didik

dibagi menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 4 peserta didik. Masing-

masing kelompok terdiri atas peserta didik dengan kemampuan kognitif

tinggi, sedang, dan rendah. Setelah melakukan kegiatan praktikum dengan

73
menggunakan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi peserta didik

memberikan feedback dengan cara mengisi lembar keterbacaan, dan

didapatkan hasil seperti pada tabel 21.

Tabel 21. Hasil Uji Keterbacaan Alat peraga


KIT IPA Erupsi Gunung Berapi oleh Peserta Didik
Nilai
Indikator Kategori
(%)
Kesesuaian alat dengan KI dan KD 100 Sangat Baik
Kesesuaian alat dengan materi 100 Sangat Baik
Akurasi alat dalam menunjukkan gejala 92 Sangat Baik
Ketahanan alat terhadap kerusakan 67 Baik
Keamanan peserta didik dalam menggunakan
100 Sangat Baik
alat
Tampilan alat 92 Sangat Baik
Kesesuaian petunjuk dengan penggunaan alat
100 Sangat Baik
dan bahan
Kesesuaian isi petunjuk dengan materi 92 Sangat Baik
Tampilan petunjuk 100 Sangat Baik
Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan
92 Sangat Baik
bahasa indonesia yang baku
Rata-rata 94 Sangat Baik
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa keterbacaan alat

peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi oleh peserta didik masuk

dalam kategori sangat baik.

3. Tahap uji coba produk lapangan

Uji coba lapangan dilaksanakan dengan menggunakan kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dilakukan pada peserta

didik kelas VII A dan kelas kontrol dilakukan pada peserta didik kelas VII

B di SMP Negeri 3 Ngaglik dengan jumlah responden masing-masing

kelas sebanyak 33 peserta didik. Pada uji coba lapangan, peserta didik

kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan alat peraga

74
KIT IPA Erupsi Gunung Berapi. Pada kelas kontrol menggunakan

peralatan sama seperti guu biasa berikan.

Sebelum menggunakan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

dalam pembelajaran peserta didik diberikan pretest untuk mengetahui

kemampuan awal critical thinking skill peserta didik dan bertujuan untuk

mengetahui keefektifan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yang

dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest dalam meningkatkan critical

thinking skill peserta didik. Rangkuman data hasil penilaian critical

thinking skill peserta didik yang diperoleh dari skor hasil pretest dan

posttest masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disajikan

dalam tabel 22.

Tabel 22. Rangkuman Data Hasil Penilaian


Critical Thinking Skill Peserta Didik
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Komponen
Pretest Posttest <g> Pretest Posttest <g>
Jumlah Subyek 33 33 33 33 33 33
Nilai Tertinggi 60 100 1 65 90 0,71
Nilai Terendah 5 35 0,32 10 45 0,32
Rata-rata 21,5 73,6 0,66 34 64 0,45

Berdasarkan rata-rata skor pretest dan posttest critical thinking skill

kelas eksperimen memperoleh skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan

kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata gain skor yang lebih

tinggi pada kelas eksperimen yaitu 0,66 yang termasuk kategori sedang

dan rata-rata gain skor kelas kontrol yaitu 0,45 yang termasuk kategori

rendah. Grafik perbandingan rata-rata skor sikap bela negara dapat dilihat

pada gambar 4.

75
Gambar 4. Histogram Perbandingan Rata-rata Skir Nilai Pretest dan Posttest Critical
Thinking Skill Peserta Didik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data berdistribusi

normal atau tidak normal. Uji normalitas dilakukan terhadap data gain

critical thinking skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rangkuman hasil uji

normalitas menggunakan uji Kolmogrov-Sminov dapat dilihat pada

tabel 23.

Tabel 23. Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Variabel N Sig. Kesimpulan
Critical Thinking Skill, Collaboration Berdistribusi
66 0,200
Skill, dan Sikap Siaga Bencana Normal

Berdasarkan Tabel hasil uji normalitas diperoleh nilai

signifikansi gain critical thinking skill, collaboration skill, dan sikap

siaga bencana yakni 0,200 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data

76
critical thinking skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana

berdistribusi normal.

b. Uji Kesamaan Matriks Varian Kovarian

Uji kesamaan matriks varian kovarian dilakukan terhadap data gain

critical thinking skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana.

Rangkuman hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 24.

Tabel 24. Hasil Uji Kesamaan Matriks Varian Kovarian


Uji Nilai Sig. Kesimpulan
Matriks varian kovarian
Box’x M 35,896 0,500 antara kedua populasi adalah
sama

Berdasarkan hasil pada tabel uji homogenitas diperoleh nilai

signifikansi critical thinking skill, collaboration skill, dan sikap siaga

bencana > 0,05, sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

gain critical thinking skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana

memiliki varian yang relatif sama.

c. Uji Korelasi Variabel

Hasil uji korelasi antara critical thinking skill, collaboration

skill, dan sikap siaga bencana dapat dilihat pada lampiran. Bedasarkan

hasil uji korelasi diperoleh Pearson Correlation sebesar 0,122 yang

bernilai positif dan termasuk dalam kategori hubungan korelasi yang

cukup kuat.

d. Uji Manova

Uji prasyarat berdasarkan hasil analisis telah terpenuhi yaitu

data berdistribusi normal murtivariat dan homogen, maka selanjutnya

77
dapat dilakukan uji Manova. Hipotesis yang diajukan pada penelitian

ini adalah sebagai berikut.

Ho : tidak ada perbedaan rata-rata critical thinking skill, collaboration

skill dan sikap siaga bencana peserta didik kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Ha : terdapat perbedaan rata-rata critical thinking skill, collaboration

skill dan sikap siaga bencana peserta didik kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Tabel 25. Hasil Uji Manova


Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
Hotelling’s
74,386 1934,048b 2 52 0,000
Trace

Berdasarkan data pada tabel diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0,000 maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti bahwa

ada perbedaan signifikan peningkatan critical thinking skill,

collaboration skill dan sikap siaga bencana peserta didik pada kelas

eksperimen yang menggunakan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung

Berapi dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan alat peraga KIT

IPA Erupsi Gunung Berapi. Hasil ini menunjukkan bahwa alat peraga

KIT IPA Erupsi Gunung Berapi meningkatkan critical thinking skill,

collaboration skill dan sikap siaga bencana peserta didik.

Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dikembangkan

untuk memberikan motivasi dan ketertarikan peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran, sehingga efektifitas penggunaannya

berpengaruh terhadap critical thinking skill, collaboration skill, dan

78
sikap siaga bencana peserta didik. Penggunaan KIT dalam berbagai

jenis kelas dan tingkat kelas menggambarkan bahwa KIT sebagai alat

yang berguna yang secara aktif melibatkan peserta didik dan

menghasilkan pembelajaran yang bermakna dan kuat (Foley et al.,

2013). Sejalan dengan hal tersebut, Jones, Robertson, Gardner,

Dotger, & Blanchard (2012), menyatakan bahwa penggunaan alat

peraga KIT menyediakan materi dan pelajaran inkuiri dalam format

siap mengajar untuk digunakan guru dalam pengajaran IPA.

Penggunaan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi mampu

memberikan kemudahan dalam mentransfer pengetahuan maupun

informasi. Critical thinking skill, collaboration skill, dan sikap siaga

bencana sangat penting dikembangkan dalam pembelajaran, sehingga

bahan ajar yang dikembangkan memberikan peluang bagi peserta

didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka terkait materi yang

ada dalam pelajaran (Setyowati, Sari, & Habibah, 2020; Hidayati,

2019; Adiyoso & Kanegae, 2013). Oleh karena itu, pengembangan

media pembelajaran alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

menjadi alternatif inovasi baru dalam pengembangan media sebagai

bahan ajar.

79
C. Revisi Produk

1. Revisi Produk Awal

Revisi produk awal dilakukan setelah diberi saran dan catatan oleh dosen

pembimbing dan dosen ahli. Revisi produk awal dilakukan untuk

menghasilkan produk pengembangan yang valid dan layak digunakan.

Berikut ini saran dan catatan untuk revisi produk awal yang diberikan

masing-masing expert.

a. Dosen pembimbing

Revisi yang diberikan oleh pembimbing dimulai dari instrumen

pengembangan sampai produk pengembangan.

No. Sebelum Revisi Setelah Revisi


1. Bentuk gunung berapi Bentuk gunung berapi
diperbaiki agar tidak bocor. terbaru.

b. Dosen ahli

Revisi yang diberikan dari dosen ahli yaitu ahli media dan ahli materi

dimulai dari instrumen pengembangan hingga produk pengembangan.

No. Sebelum Revisi Setelah Revisi


1. Soal critical thinking skill Setiap butir soal critical
belum dibuat untuk 5 thinking skill dibuat untuk
indikator yakni merumuskan semua indikator.
masalah, membuat

80
hipotesis, pemecahan
masalah, menarik
kesimpulan, dan membuat
evaluasi.
2. Penampilan Kotak KIT IPA Penampilan Kotak KIT IPA

3. Cover Buku Panduan KIT Cover Buku Panduan KIT


IPA diberi tulisan “Untuk IPA terbaru.
SMP/MTs)”.

4. Pertanyaan dalam buku Pertanyaan dalam buku


panduan penggunaan KIT panduan penggunaan KIT
IPA Erupsi Gunung Berapi IPA Erupsi Gunung Berapi
bahasanya kurang jelas. diperbaiki.

81
2. Revisi Uji Coba Terbatas

Revisi pada uji coba terbatas dihasilkan berdasarkan masukan-masukan

peserta didik dan guru setelah dilakukan percobaan.

No. Sebelum Revisi Setelah Revisi


1. Gabus ada yang rusak, karena Gabus pembatas sudah
peserta didik mengambil diperbaiki dan dilapisi gipsum
peralatannya tidak hati-hati. agar kuat.
3. Revisi Uji Coba Lebih Luas

Revisi pada uji lebih luas dihasilkan berdasarkan masukan-masukan

peserta didik dari kelas eksperimen dan guru setelah dilakukan

percobaan.

No. Sebelum Revisi Setelah Revisi


1. Cara mengambil alat terlalu Gabus diperbaiki dan diberi
sempit, sehingga gabus celah untuk mengambil alat.
pembatas mudah patah
2. Penggunaan bahan habis pakai Mengisi ulang bahan
harus diisi ulang kembali praktikum habis pakai.

D. Kajian Produk Akhir

Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi untuk meningkatkan

critical thinking skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana peserta

didik telah berhasil dikembangkan. Produk Alat peraga KIT IPA Erupsi

Gunung Berapi telah divalidasi untuk mengetahu karakteristik, kualitas,

dan keefektifan produk yang dikembangkan. Validasi produksi dilakukan

oleh ahli materi, ahli media, dan guru IPA SMP. Penilaian dilakukan pada

uji keterbacaan dan uji coba lapangan.

82
1. Karakteristik Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi memiliki

beberapa karakteristik yaitu :

a. Alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi dibuat dengan alat dan

bahan yang dapat dicuci dan dipakai berulang-ulang.

b. Di dalam KIT IPA erupsi gunung berapi terdapat buku pedoman

penggunaan Alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi yang

memuat tentang alat dan bahan, petunjuk praktikum.

c. Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dikemas dengan

menggunakan kotak (wadah) yang sangat fleksibel, dan mudah

dibawa kemana-mana

2. Kelayakan Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

Produk pengembangan dinyatakan memiliki kelayakan sangat

baik berdasarkan hasil validasi oleh ahli dan keterlaksanaan kegiatan

eksperimen menggunakan alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung

Berapi. Kelayakan produk pengembangan diperoleh berdasarkan rata-

rata nilai validasi oleh ahli materi dan ahli media dan uji

keterlaksanaan.

3. Keefektifan Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi

Hasil uji coba luas terhadap alat peraga KIT IPA Erupsi

Gunung Berapi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa alat

peraga KIT IPA erupsi gunung berapi efektif untuk meningkatkan

83
critical thinking skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana

peserta didik.

Keefektifan alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi ini

sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yetri, Koderi,

Amirudin, Latifah, & Apriliana (2019) yang menyatakan bahwa

penggunaan kit demonstrasi lebih efektif daripada belajar dengan

media pembelajaran yang konvensional. Proses pembelajaran yang

menggunakan media pembelajaran yang mendukung akan

memfasilitasi peserta didik dalam belajar. Hal ini juga sejalan dengan

penelitian oleh Ulva (2017), yang menyatakan bahwa penggunaan Kit

pembelajaran berbasis PBL adalah proses pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik untuk berpartisipasi aktif selama proses

pembelajaran dan yang mungkin mengembangkan proses ilmiah dan

keterampilan pemecahan masalah mereka. Pembelajaran

menggunakan media dapat meningkatkan critical thinking skill dan

collaboration skill peserta didik. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Hermawan, Siahaan, Suhendi, & Samsudin,

(2017) dimana pengembangan pengajaran berbasis multimedia

terintegrasi melalui model pengembangan 4D efektif untuk

meningkatkan keterampilan kolaborasi peserta didik tingkat SMP dan

SMA. Keterampilan guru sangat diperlukan untuk mengarahkan

peserta didik untuk melakukan percobaan dengan baik. Hal ini sesuai

dengan penelitian Defersha (2017), yang menyatakan bahwa ketika

84
guru melakukan percobaan menggunakan kit di depan seluruh kelas,

peserta didik memperoleh pengetahuan subjek, keterampilan ilmiah

dan sikap. Sikap yang diperoleh peserta didik tentang siaga bencana

dalam menghadapi bencana erupsi gunung berapi meningkat. Alat

Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dapat memfasilitasi peserta

didik untuk mengembangkan keterampilan dan sikap yang telah

disesuaikan dengan lingkungan sekitar sekolahan, hal ini sesuai

dengan Schramm (1944) yang menyatakan bahwa penggunaan kit

sains dapat sangat membantu dalam memotivasi guru dan peserta

didik untuk mengintegrasikan pengalaman sains dengan kehidupan

sehari-hari.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan alat peraga KIT IPA

Erupsi Gunung Berapi. Hasil penilaian yang dilakukan oleh dosen ahli dan

guru IPA mengenai kelayakan produk yang dikembangkan memberikan hasil

bahwa alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi layak digunakan sebagai

media pembelajaran setelah melakukan revisi sesuai dengan saran dan

masukan yang diberikan. Hasil uji coba produk alat peraga KIT IPA Erupsi

Gunung Berapi baik uji coba terbatas maupun uji lapangan menghasilkan

bahwa alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yang dikembangkan

efektif untuk meningkatkan critical thinking skill, collaboration skill, dan

sikap siaga bencana berdasarkan hasil gain score dan uji multivariat.

85
Penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan. Adapun keterbatasan

dalam penelitian ini adalah :

1. Uji coba terbatas hanya dilakukan pada 1 sekolah di SMP Negeri 3

Ngaglik dengan 12 peserta didik kelas VII yang memiliki kategori tinggi,

sedang, dan rendah berdasarkan informasi data nilai yang diberikan oleh

guru.

2. Uji coba empiris dilakukan hanya pada 1 sekolah di SMP Negeri 3

Ngaglik dengan 128 peserta didik kelas VIII yang sudah pernah

mempelajari tentang struktur bumi dan dinamikanya. Uji coba empiris

hanya dilakukan pada satu sekolah karena keterbatasan kemampuan

peserta didik untuk mengerjakan soal esai 6 pertanyaan dalam waktu 40

menit (1 jam pelajaran).

86
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan tentang Produk

Simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

pengembangan produk alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi sebagai

berikut.

1. Telah dihasilkan alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi dengan

karakteristik alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi mudah dibawa

dengan ukuran 20 cm x 40 cm x 20 cm, memiliki buku panduan

penggunaan KIT IPA erupsi gunung berapi untuk SMP/MTs, Komponen

KIT IPA erupsi gunung berapi terdiri dari miniatur gunung berapi, bahan

simulasi magma, dan peralatan kimia.

2. Alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi layak untuk meningkatkan

critical thinkhing skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana.

3. Alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi efektif untuk meningkatkan

critical thinkhing skill, collaboration skill, dan sikap siaga bencana.

B. Saran Pemanfaatan Produk

Produk pengembangan yang telah layak dikembangkan sebaiknya

dimanfaatkan semaksimal mungkin demi ketercapaian pembelajaran IPA.

Adapun saran dalam pemanfaatan produk yang dikembangkan sebagai

berikut.

87
1. Produk pengembangan berupa alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi

dapat diberi tambahan materi tentang gempa vulkanik untuk memberikan

gambaran kepada peserta didik sebagai gambaran proses erupsi gunung

berapi

2. Perlu dikembangkan alat peraga KIT IPA bencana alam yang lain untuk

melengkapi media pembelajaran seperti gempa bumi, tsunami, dan tanah

longsor.

C. Diseminasi dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Tahap akhir dalam pengembangan produk alat peraga KIT IPA erupsi gunung

berapi ini adalah desiminasi dan pengembangan produk lebih lanjut

diantaranya.

1. Produk pengembangan berupa alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi

diserahkan kepada SMP Negeri 3 Ngaglik untuk dapat digunakan dalam

pembelajaran IPA.

2. Menulis artikel hasil penelitian tesis yang kemudian dimasukkan pada

jurnal ilmiah internasional.

3. Membuat hak cipta terhadap alat peraga KIT IPA erupsi gunung berapi.

4. Membuat hak cipta terhadap instrumen soal critical thinking skill,

pengamatan collaboration skill, dan angket sikap siaga bencana.

88
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, A. (2012). A study on the relationship of thinking styles of students and


their critical thinking skills. Social and Behavioral Sciences. Vol. 47. Hal
1719-1723. doi: 10.1016/j.sbspro.2012.06.889

Adiyoso, W., & Kanegae, H. (2013). Effectiveness of disaster-based school


program on students’ earthquake-preparedness. Journal of Disaster
Research, 8(5), 1009–1017. https://doi.org/10.20965/jdr.2013.p1009

Adlina, N., Agussabti, & Hermansyah. (2014). Kesiapsiagaan Masyarakat dalam


Menghadapi Situasi Bencana Gunung Api Seulawah Agam di Wilayah
Kecamatan Saree Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA),
1(1), 17–25

Aktam, H. & Yenice, N. (2010). Determination of the science process skills and
critical thinking skill Levels. Social and Behavioral Sciences. Vol 2. Hal.
3282-3288. doi:10.1016/j.sbspro.2010.03.502

Anisa, A. (2017). Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik


Melalui Pembelajaran IPA Berbasis Potensi Lokal Jepara. Jurnal Inovasi
Pendidikan IPA. Vol. 3. Nomor. 1. Hal 1-11.
http://dx.doi.org/10.21831/jipi.v3i1.8607

Anwar, B., Munzil, & Hidayat, A. (2017). Pengaruh collaborative learning dengan
teknik jumping task terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar
siswa. Jurnal Pembelajaran Sains. 1(2), 15–25

Basha,S., Drane, D., & Light, G. (2016). Adapting the critical thinking assessment
test for palestinian universities. Journal of Education and Learning. Vol. 5,
No. 2. doi:10.5539/jel.v5n2p60

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2012). Buku saku tanggap tangkas


tangguh menghadapi bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana,
62. https://doi.org/10.1016/j.jpcs.2003.10.007

Boa, E.A., Wattanatorn, A., & Tagong, K. (2018). The development and
validation of the Blended Socratic Method of Teaching (BSMT): An
instructional model to enhance critical thinking skills of undergraduate
business students. Kasetsart Journal of Social Sciences. Vol 39. Hal. 81-89.
https://doi.org/10.1016/j.kjss.2018.01.001

Bustami, Y., Syafruddin, D., & Afriani, R. (2018). The implementation of


contextual learning to enhance biology students’ critical thinking skills.

89
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 7 (4). Hal 451-457. DOI:
10.15294/jpii.v7i4.11721

Child, S., & Shaw, S. (2016). Collaboration in the 21st century: implications for
assessment. Research Matters: A Cambridge Assessment Publication, (22),
17–22.

Çakır, G., & Yurtsever, B. (2013). An Assessment of Critical Thinking Skills


based Architectural Project Course in Terms of Student’s Outputs. Procedia
- Social and Behavioral Sciences, 106, 348–355.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.12.040

Cojocariua, V. M., & Butnarub, C.E. (2014). Asking questions - critical thinking
tools. Social and Behavioral Sciences.Vol 128. Hal 22-28. doi:
10.1016/j.sbspro.2014.03.112

Daryanto. (2018). Manajemen laboraturium sekolah. Yogyakarta: Gava Media

Defersha, A. M. (2017). Effective Utilization of Science Kit in Science


Instructional Activities by Primary Schools Science Teachers Alemu
Motuma Defersha. 2(11), 1011–1021

Depdiknas. (2011). Panduan pengembangan pembelajaran IPA terpadu. Jakarta:


Depdiknas

DeWaelsche, S.A. (2015). Critical thinking, questioning and student engagement


in Korean university English courses. Linguistics and education. Vol. 32.
Hal 131-147. http://dx.doi.org/10.1016/j.linged.2015.10.003

Dewi, I.P.M., Suryadarma, I.G.P., Wilujeng, I., & Wahyuningsing, S. (2017). The
Effect Of Science Learning Integrated With Local Potential Of Wood
Carving And Pottery Towards The Junior High School Students’ Critical
Thinking Skills. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 6(1). Hal 103-109.
DOI: 10.15294/jpii.v6i1.9598

Dileklii, Y. (2017). The Relationships Between Critical Thinking Skills And


Learning Styles Of Gifted Students. European Journal of Education Studies.
Vol. 3. Issue 4. doi: 10.5281/zenodo.344919

Dumitru, D. (2012). Critical thinking and integrated programs. The problem of


transferability. Social and Behavioral Science. Vol. 33. Hal 143-147.
doi:10.1016/j.sbspro.2012.01.100

Etemadzadeh, A., Seifi, S., & Far, H. (2012). The role questioning technique in
developing thinking skills. The ongoing effect of witting skill. Social and

90
Behavour Science. Vol. 70, Hal. 1024-1031 doi:
10.1016/j.sbspro.2013.01.154

Firdaus, M., & Wilujeng, I. (2018). Pengembangan LKPD inkuiri terbimbing


untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar peserta
didik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 4 (1). Hal 26-40.
http://dx.doi.org/10.21831/jipi.v4i1.5574

Fitriyani, D., Jalmo, T., & Yolida, B. (2019). Penggunaan problem based learning
untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi dan berpikir tingkat tinggi.
Jurnal Bioterdidik, 7(3), 77–87

Foley, J. M., Bruno, B. C., Tolman, R. T., Kagami, R. S., Hsia, M. H., Mayer, B.,
& Inazu, J. K. (2013). C-MORE science kits as a classroom learning tool.
Journal of Geoscience Education, 61(3), 256–267.
https://doi.org/10.5408/12-336.1

Gojkovab, G., Stojanovićab,A., & Rajićab, A.G. (2015). Critical thinking of


students – indicator of quality in higher education. Social and Behavioral
Sciences. Vol 191. Hal 591-596. doi: 10.1016/j.sbspro.2015.04.501

Hake, R. R. (1999). Analyzing change/gain scores. 16(7), 1073–1080

Hermawan, H., Siahaan, P., Suhendi, E., & Samsudin, A. (2017). Promoting
collaboration skills on reflection concept through multimedia-based
integrated instruction. AIP Conference Proceedings, 1848.
https://doi.org/10.1063/1.4983965

Hermawanto, F., Prstiwi, M.S., & Rosdiana, L. (2014). Pengembangan LKS IPA
discovery berdasarkan Kurikulum 2013 materi mitigasi bencana untuk siswa
kelas VII SMP. Pendidikan Sains. Vol. 2(02), 369-377.

Hidayati, N. (2019). Collaboration skill of biology students at Universitas Islam


Riau, Indonesia. International Journal of Scientific and Technology
Research, 8(11), 208–211

Huber, K. L., Suri, L., Taneja, P. (2008). Eruption Disturbances of the Maxillary
Incisors. J Clin Pediatr Dent, 32(3). Retrieved from
http://www.greaterbostonortho.com/assets/docs/publications/citation7.pdf

Indayani, L. (2015). Peningkatan Prestasi Belajar Peserta didik melalui


Penggunaan Media KIT IPA di SMP Negeri 10 Probolinggo. Kebijakan
Dan Pengembangan Pendidikan, 3(2013), 54–60

91
Islek, D. & Hursen, C. (2014). Evaluation of Critical thinking studies in terms of
content analysis. Social and Behavioral Sciences. Vol 131. Hal 290-299.
doi: 10.1016/j.sbspro.2014.04.119

Jacob, S.M. (2012). Analyzing critical thinking skills using online discussion
forums and CCTST. Social and Behavioral Sciences. Vol 31. Hal. 805-809.
doi:10.1016/j.sbspro.2011.12.145

Jager, T.D. (2012). Can first year students’ critical thinking skill develon in a
space of three monts?. Social and Behavioral Sciences. Vol 47. Hal. 1374-
1381. doi: 10.1016/j.sbspro.2012.06.829

Jaimini, D. N. (2014). Science Kits as Resource: Some Pedagogical


Considerations. IOSR Journal of Research & Method in Education
(IOSRJRME), 4(2), 16–19. https://doi.org/10.9790/7388-04221619

Jones, G., Robertson, L., Gardner, G. E., Dotger, S., & Blanchard, M. R. (2012).
Differential use of elementary science kits. International Journal of Science
Education. 34(15), 2371–2391.
https://doi.org/10.1080/09500693.2011.602755

Kemendikbud. (2014). Buku guru: ilmu pengetahuan alam SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta: Kemendikbud

. (2017). Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs kelas VII semester 2. Jakarta:


Kemendikbud.

. (2018). Buku pegangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan


berpikir tingkat tinggi. Jakarta: Kemendikbud

Kosasih, E. (2014). Strategi belajar dan pembelajaran implementasi kurikulum


2013. Bandung: Yrama Widya

Kusumayudha, S.B., Lestari, P., & Paripurno, E.T. (2018). Eruption characteristic
of the sleeping volcano, Sinabung, North Sumatera, Indonesia, and sms
gateway for disaster early warning system. Indonesian Journal of
Geography. Vol. 50, No. 1. DOI: http://dx.doi.org/10.22146/ijg.17574

Loughlin, S. C., Sparks, S., Brown, S. K., Jenkins, S. F., & Vye_Brown, C.
(2015). Global Volcanic Hazards and Risk. Cambridge University Press :
University of Cambridge.
https://doi.org/https://doi.org/10.1017/CBO9781316276273

Lawhon, D. (1976). Instructional development for training teachers of exceptional


children: A sourcebook. Journal of School Psychology, 14(1), 75.
https://doi.org/10.1016/0022-4405(76)90066-2

92
Lin, Y.T. & Jou, M. (2013). Development of an integrated learning environment
with knowledge management for cultivating student critical thinking skills.
Social and Behavour Science. Vol. 103, Hal. 290-298. doi:
10.1016/j.sbspro.2013.10.337

Mahanal, S., Zubaidah, S., Sumiati, I. D., Sari, T. M., & Ismirawati, N. (2019).
RICOSRE: A learning model to develop critical thinking skills for students
with different academic abilities. International Journal of Instruction, 12(2),
417–434. https://doi.org/10.29333/iji.2019.12227a

Mardapi, D. (2008). Teknik penyusunan isntrumen tes dan non tes. Yogyakarta :
Mitra Cendekia Press

Marfai, M.A., Cahyadi, A., Hadmoko D.S. (2012). Sejarah Letusan Gunung
Merapi Berdasarkan Fasises Gunungapi di Daerah Aliran Sungai Bedog,
Daerah Istimewa Yogyakarta. RISET Geologi dan Pertambangan. Vol. 22,
No. 2. Hal: 73-79

Misno. (2013). Penerapan metode eksperimen berbasis KIT IPA dalam upaya
mencapai ketuntasan hasil belajar siswa pada materi pesawat sederhana
kelas V SDN 2 Purwasana Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara.
Jurnal Review Pendidikan Dasar. Vol. 3 (1). Hal. 358-363.

Mutakinati, L., Anwari, I., & Yoshisuke, K. (2018). Analysis of students’ critical
thinking skill of middle school through stem education project-based
learning. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 7 (1). Hal. 54-65. DOI:
10.15294/jpii.v7i1.10495

Nakada, S., Maeno, F., Yoshimoto, M., Hokanishi, N., Shimano, T., Zaennudin,
A., & Iguchi, M. (2019). Eruption scenarios of active volcanoes in
Indonesia. Journal of Disaster Research, 14(1), 40–50.
https://doi.org/10.20965/JDR.2019.P0040

Nugroho, R.A., & Suryadarma, I.G.P. (2018). Pengaruh servant leadership


learning dengan concept mapping terhadap pemahaman konsep dan berpikir
kritis siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. Vol 4 (1). Hal. 114-127.
http://dx.doi.org/10.21831/jipi.v4i1.9823

Oktafiani,P., Subali, B., & Edie, S.S. (2017). Pengembangan Alat Peraga KIT
Optik Serbaguna (AP-KOS) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3 (2),189-200.
http://dx.doi.org/10.21831/jipi.v3i2.14496

Petchtone, Puangtong ,Chaijaroen, & Sumalee. (2012). The development of web-


based learning environments model to enhance cognitive skills and critical

93
thinking for undergraduate students. Social and Behavioral Sciences. Vol.
46 Hal. 5900 – 5904 doi: 10.1016/j.sbspro.2012.08.001

Prasetyarini, A., Fatmaryanti, S. D., & Akhdinirwanto, R. W. (2013). Pada Siswa


Smp Negeri I Buluspesantren Kebumen. Radiasi, 2(1), 7–10

Putra, B.K.B., Prayitno, B.A., & Maridi. (2018). The effectiveness of guided
inquiry and instad towards students’ critical thinking skills on circulatory
system materials. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol 7. Hal. 476-482.
DOI: 10.15294/jpii.v7i4.14302

Rakhudu, M. A., Davhana-Maselesele, M., & Useh, U. (2016). Concept analysis


of collaboration in implementing problem-based learning in nursing
education. Curationis, 39(1), e1–e13.
https://doi.org/10.4102/curationis.v39i1.1586

Redhana, I.W. (2019). Mengembangkan keterampilan abad ke-21 dalam


pembelajaran kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Vol 13 (1)

Rusmansyah, Yuanita, L., Ibrahim, M., Isnawati, & Prahani, B.K. (2019).
Innovative Chemistry Learning Model: Improving The Critical Thinking
Skill And Self-Efficacy Of Pre-Service Chemistry Teachers. Journal of
Technology and Science Education.Vol 9 (1). Hal. 59-76.
https://doi.org/10.3926/jotse.555

Saadati, F.,Tarmizi, R.A. & Bayat, S. (2010). Assessing Critical Thinking of


Postgraduate Students. Social and Behavioral Sciences.Vol 8. Hal. 543-548.
doi:10.1016/j.sbspro.2010.12.075

Sarigoz, O. (2012). Assesment of high school students’ critical thinking skills.


Social and Behavioral Sciences. Vol 46. Hal. 5315-5319. doi:
10.1016/j.sbspro.2012.06.43

Schramm, G. J. (1944). Physical Science. In Thought (Vol. 19).


https://doi.org/10.5840/thought194419162

Setyowati, R. N., Sari, M. M. K., & Habibah, S. M. (2020). Improving Critical


Thinking Skills of Students through the Development of Teaching Materials.
(June 2019). https://doi.org/10.2991/icss-18.2018.50

Shaw, R., Shiwaku, K., & Takeuchi, Y. (2011). Disaster Education. Emerald
Group Publishing Limited. https://doi.org/10.1108/s2040-
7262(2011)0000008018

94
Smetanováa, V., Drbalováa,A., & Vitákováa, D. (2015). Implicit theories of
critical thinking in teachers and future teachers. Social and Behavioral
Sciences. Vol 171. Hal 724-732. doi: 10.1016/j.sbspro.2015.01.184

Soufi, N. E., & See, B. H. (2019). Does explicit teaching of critical thinking
improve critical thinking skill of english lauage learners in higher
education? a critical review of causal evidence. Studies in Educational
Evaluation. Vol 60. Hal 140-162.
https://doi.org/10.1016/j.stueduc.2018.12.006

Suardana, I. N., Redhana, I.W., Sudiatmika, A.A.I.A.R, & Selamat, I.N. (2017).
Students’ Critical Thinking Skills in Chemistry Learning Using Local
Culture-Based 7E Learning Cycle Model. International Journal of
Instruction. Vol 11. No. 2, Hal. 399-412

Sugiyono. (2015). Metode penelitian dan pengembangan (research and


development). Bandung : Alfabeta

Sujana, A. (2014). Pendidikan IPA. Bandung: Rizqi Press

Sukarjo. (2013). Evaluasi pembelajaran IPA untuk mahasiswa S2 Program Studi


Pendidikan Sains. Yogyakarta: PPS UNY

Suriasa, S. (2018). Penerapan model pembelajaran problem posing menggunakan


LKS berbasis scientific aproach untuk meningkatkan keterampilan berpikir
kritis siswa. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 6(2), 190.
https://doi.org/10.20527/bipf.v6i2.4853

Sutanto, P. (2017). Panduan Implementasi Kecakapan Abad 21 Kurikulum 2013


di SMA. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 94

Topoglu, O. (2014). Critical thinking and music education. Social and Behavioral
Sciences. Vol 116. Hal 2252-2256. doi: 10.1016/j.sbspro.2014.01.554

Ulva, S. M., (2017). Developing PBL Kit by Utilizing Blog in Order to Improve
Scientific Process and Problem Solving Skills in Physics Learning. Jurnal
Inovasi Pendidikan IPA. 3 (1). 89-100.
http://dx.doi.org/10.21831/jipi.v3i1.13678

Usmeldi, Amini, R. &Trisna, S. (2017). The development of research-based


learning model with science, environment, technology, and society
approaches to improve critical thinking of students. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia. Vol 6 (2). Hal 318-325. DOI: 10.15294/jpii.v6i2.10680

Wannapiroon, P. (2014). Development of research-based blended learning model


to enhance graduate students’ research competency and critical thinking

95
skills. Social and Behavioral Sciences. Vol 136. Hal 486-490. doi:
10.1016/j.sbspro.2014.05.361

Widiyatmoko, A., & Pamelasari, S. D. (2012). Pembelajaran berbasis proyek


untuk mengembangkan alat peraga IPA dengan memanfaatkan bahan bekas
pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1(1), 51–56.
https://doi.org/10.15294/.v1i1.2013

Wilson, K. (2016). Critical reading, critical thinking: Delicate scaffolding in


English for Academic Purposes (EAP). Thinking Skills and Creativity. Vol.
22. Hal 256-265. http://dx.doi.org/10.1016/j.tsc.2016.10.002

Witney, D., & Smallbone, T. (2011). Wiki work: Can using wikis enhance student
collaboration for group assignment tasks? Innovations in Education and
Teaching International, 48(1), 101–110.
https://doi.org/10.1080/14703297.2010.543765

Yetri, Y., Koderi, K., Amirudin, A., Latifah, S., & Apriliana, M. D. (2019). The
Effectiveness of Physics Demonstration Kit: The Effect on the Science
Process Skills Through Students’ Critical Thinking. Journal of Physics:
Conference Series, 1155(1), 43–56. https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1155/1/012061

Zidny, R., Fadhilah, G. A., Melda, G. E., Sholihah, I. I., Widiastuti, N. L.,
Haerunnisa, N., & El Islami, R. A. Z. (2019). Simple and Low-Cost
Chemical Experiment Kits to Observe the Concept of Gas Laws. Jurnal
Penelitian Dan Pembelajaran IPA, 5(1), 16.
https://doi.org/10.30870/jppi.v5i1.3917

Zivkovic,S. (2016). A model of critical thinking as an important attribute for


success in the 21st century. Social and Behavioral Sciences. .Vol 232. Hal
102-108. doi: 10.1016/j.sbspro.2016.10.034

96
Lampiran 1

KISI-KISI WAWANCARA

Nomor
Aspek Indikator
Butir
Kurikulum yang dipakai di sekolah 1
Kurikulum
Kendala dalam memenuhi tuntutan kurikulum 2
Perangkat Persiapan perangkat pembelajaran 3,4,7
pembelajaran Perangkat pembelajaran yang digunakan guru 5,6
Kesesuaian proses pembelajaran dengan
Pelaksanaan 8,
perangkat
Pembelajaran IPA
Penggunaan sumber belajar 11
Sumber belajar yang digunakan dalam
Media dan 12
pembelajaran disekolah
sumber belajar
Pengembangan alat peraga 13
Keterampilan dan Penilaian critical thinking skill, collaboration 9,10,
Sikap skill, dan sikap siaga bencana peserta didik 14,15
Jumlah 15

97
Lampiran 2

PERTANYAAN DAN JAWABAN WAWANCARA

No. Pertanyaan Jawaban


1. Kurikulum apakah yang digunakan Kurikulum digunakan di SMP Negeri
di SMP Negeri 3 Ngaglik? 3 Ngaglik adalah kurikulum 2013.
2. Apa kendala yang harus dihadapi Peserta didik dituntuk untuk lebih
dalam memenuhi tuntutan aktif dan menemukan sendiri
kurikulum tersebut? pengetahuannya. Peserta didik harus
menyesuaikan kebiasaan dari KTSP
2006 menjadi Kurikulum 2013.
3. Apakah ibu menyusun perangkat Tidak menyusun perangkat
pembelajaran sendiri? pembelajaran sendiri, sudah dibuat
bersama-sama saat MGMP.
4. Apakah ibu mengembangkan Tidak mengembangkan perangkat
perangkat pembelajaran secara pembelajaran secara mandiri, sudah
mandiri? dibuat bersama-sama saat MGMP.
5. Apa saja komponen perangkat Komponen perangkat pembelajaran
pembelajaran yang disusun? yang disusun yaitu silabus dan RPP.
6. Dari mana perangkat pembelajaran Sudah dari MGMP sekolah dan
diperoleh jika tidak dikembangkan MGMP kabupaten membuat bersama-
secara mandiri? sama kemudian disesuaikan dengan
kondisi peserta didik.
7. Apakah ada kendala pada saat Tidak ada, hanya perlu menyesuaikan
menyusun perangkat pembelajaran? dengan kondisi peserta didik dan
Bagaimana contohnya? kesiapan fasilitas sekolahan.
8. Apakah perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran yang
yang digunakan sesuai dengan digunakan guru sudah disesuaikan
kebutuhan pada materi IPA yang dengan kondisi sekolah dan peserta

98
diajarkan? didik dan sudah didiskusikan dengan
MGMP sekolah.
9. Apa keterampilan yang selama ini Belum ada, penilaian keterampilan
dikembangkan dalam pembelajaran peserta didik diambil dari standar
IPA? penilaian psikomotor peserta didik.
10. Apakah kecakapan abad 21, seperti Belum diterapkan kecakapan abad 21
critical thinking skill, collaboration oleh guru karena membutuhkan
skill sudah diterapkan dalam persiapan yang matang dan harus
pembelajaran IPA disekolah ini? disesuaikan dengan kondisi sekolah
dan peserta didik.
11. Kapan ibu menggunakan alat peraga Jarang menggunakan alat peraga,
dalam pembelajaran IPA? hanya menggunakan gambar dari
internet.
12. Pernahkan memanfaatkan KIT IPA Pernah memanfaatkan KIT IPA
sebagai media belajar? Pada materi sebagai media belajar, untuk materi
apa? tertentu seperti sel.
13. Pernahkan ibu mengembangkan Tidak pernah mengembangkan media
media pembelajaran khususnya KIT pembelajaran khususnya KIT IPA
IPA yang berkaitan dengan materi yang berkaitan dengan materi
pembelajaran? pembelajaran.
14. Apakah pembelajaran IPA sudah Pembelajaran IPA belum
mengembangkan critical thinking mengembangkan critical thinking
skill, collaboration skill dan sikap skill, collaboration skill dan sikap
siaga bencana peserta didik? siaga bencana peserta didik.
15. Apakah pernah mengembangkan alat Belum pernah mengembangkan alat
peraga KIT IPA Erupsi Gunung peraga KIT IPA Erupsi Gunung
Berapi untuk meningkatkan critical Berapi untuk meningkatkan critical
thinking skill, collaboration skill dan thinking skill, collaboration skill dan
sikap siaga bencana? sikap siaga bencana

99
Lampiran 3

KISI-KISI OBSERVASI KELAS

Nomor
Aspek Indikator
Butir
Membuka proses pembelajaran 1,3
Penyajian Materi 2,4,5
Metode Pembelajaran 6,7,8,9
Media yang digunakan 10, 11, 12
Kegiatan Pembelajaran Penggunaan Bahasa 13, 14
Alokasi Waktu 15
Gerakan pendidik 16
Teknik mengajar pendidik 17, 18, 19
Menutup proses pembelajaran 20,21,22
23,24,25,
Aktivitas peserta didik Perilaku dalam proses pembelajaran
26,27,28
Jumlah 28

100
Lampiran 4.

LEMBAR OBSERVASI KELAS

Nama Pendidik : Sri Wahyuni


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi yang Diajarkan : Klasifikasi Makhluk Hidup
Kelas : VII E
Tanggal Observasi : 7 September 2019

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi
untuk Meningkatkan Critical Thinking Skill, Collaboration
Skill, dan Sikap Siaga Bencana Peserta Didik
Nama Peneliti : Wulan Pamungkasih

Keterlaksanaan
No Kriteria yang diamati
Ya Tidak
Kegiatan Pembelajaran
1. Guru mengucapkan salam ke peserta didik, sebelum √
membuka proses pembelajaran
2. Guru mengungkit materi materi yang telah dipelajari √
sebelum, agar peserta didik dapat mengingat kembali
pelajaran sebelumnya.
3. Guru menanyakan keadaan, kehadiran dan kesehatan. √
4. Guru memberikan penjelasan yang jelas sesuai dengan √
materi yang dipelajari
5. Guru mengajak peserta didik untuk lebih aktif, dengan √
cara mengajukan pertanyaan ke peserta didik.
6. Guru menggunakan metode ceramah dikelas √
7. Guru menggunakan metode diskusi dikelas √
8. Guru memberikan tugas praktikum ke peseta didik √
9. Guru memberikan tugas untuk demonstrasi ke peserta √
didik
10. Guru menggunakan LCD proyektor pada saat √
menjelaskan materi
11. Guru menggunakan Whiteboard pada saat mengajar √
12. Guru menyediakan modul untuk peserta didik √
13. Guru menggunakan bahasa Indonesia dengan benar √
14. Guru menggunakan bahasa yang mudah dimengerti √
oleh peserta didik
15. Guru menggunakan alokasi waktu yang telah √
ditentukan atau disusun.
16. Guru dapat menguasai kelas √

101
Keterlaksanaan
No Kriteria yang diamati
Ya Tidak
17. Guru menjalin interaksi ke peserta didik √
18. Guru memberikan pertanyaan ke peserta didik √
19. Guru menunjuk peserta didik untuk menjawab √
pertanyaan
20. Guru memberikan kesimpulan pembelajaran yang √
telah dilakukan
21. Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan √
dipelajari pada pertemuan berikutnya
22. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan √
salam
Aktivitas Peserta Didik
23. Peserta didik menjawab salam dari guru sebelum √
membuka proses pembelajaran
24. Peserta didik dapat mengingat kembali pelajaran √
sebelumnya
25. Peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru √
26. Peserta didik mengerjakan tugas sesuai dengan √
perintah yang diberikan guru
27. Peserta didik menjawab pertanyaan guru √
28. Peserta didik memberikan kesimpulan pembelajaran √
yang telah dilakukan

102
Lampiran 5

KISI-KISI PENGEMBANGAN ALAT PERAGA


KIT IPA ERUPSI GUNUNG BERAPI

No. Aspek Indikator Kriteria


1. Alat Kesesuaian Alat sesuai dengan KI dan KD
alat dengan KI Alat yang disajikan minimal
dan KD mencerminkan jabaran substansi materi
yang terkandung dalam KI dan KD
Alat yang disajikan mencakup materi
yang terkandung dalam KI dan KD
Penambahan materi tidak terlalu
luas/mengambang
Kesesuaian Alat yang digunakan mencerminkan
alat dengan jabaran materi yang terkandung dalam
materi tujuan pembelajaran
Materi yang ditampilkan sesuai dengan
alat yang digunakan
Materi yang ditampilkan mencakup
semua tujuan pembelajaran
Materi yang ditampilkan tidak lepas dari
tujuan pembelajaran
Akurasi alat Konsep/hukum/teori yang disajikan
dalam sesuai dengan definisi yang berlaku
menunjukkan dalam bidang IPA secara benar (akurat)
gejala Fakta yang disajikan sesuai dengan
kenyataan
Fakta yang disajikan efisien untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik
Konsep/hukum/teori yang disajikan tidak
menimbulkan banyak tafsir
Ketahanan alat Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung
terhadap Berapi tahan terhadap goncangan
kerusakan Peralatan di dalam KIT IPA Erupsi
Gunung Berapi mudah dibersihkan
dengan air
Peralatan di dalam KIT IPA Erupsi
Gunung Berapi yang mudah pecah
disekat dalam kotak dengan kencang
Peralatan di dalam KIT IPA Erupsi
Gunung Berapi tertutup dengan rapi.
Keamanan Terdapat peralatan keamanan dalam

103
No. Aspek Indikator Kriteria
peserta didik praktikum seperti sarung tangan.
dalam Bahan yang digunakan untuk percobaan
menggunakan ramah lingkungan
alat Tidak terdapat senjata tajam didalam alat
peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi
Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung
Berapi mudah dibawa dan tidak berat
Tampilan alat Bahan penyusun kotak alat peraga KIT
IPA Erupsi Gunung Berapi memiliki
kualitas yang baik
Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung
Berapi menampilkan proses atau tahapan
terjadinya Erupsi Gunung Berapi .
Bentuk kotak KIT IPA Erupsi Gunung
Berapi menarik perhatian
Bentuk kotak KIT IPA Erupsi Gunung
Berapi mudah dalam membawa
2. Petunjuk Kesesuaian Terdapat variabel yang dapat
Penggunaan petunjuk dimanipulasi
dengan Peralatan KIT IPA Erupsi Gunung
penggunaan Berapi mudah digunakan oleh peserta
alat dan bahan didik
Alat dan bahan untuk membuat alat
peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi
mudah ditemukan
Peserta didik dapat menganalisis apa yang
salah dalam percobaan dan segera
mencobanya kembali
Kesesuaian isi Petunjuk penggunaan menampilkan
petunjuk indikator pencapaian kompetensi
dengan materi dirumuskan sesuai dengan menggunakan
kata kerja operational yang dapat diamati
dan diukur.
Petunjuk penggunaan menampilkan
tujuan pembelajaran menggambarkan
proses dan hasil belajar sesuai denan
kompetensi dasar
Penyajian petunjuk penggunaan dari yang
konkret ke abstrak
Penyajian petunjuk penggunaan dari yang
sederhana ke yang kompleks
Tampilan Terdapat petunjuk penggunaan alat dan
Petunjuk bahan dalam KIT IPA Erupsi Gunung
Berapi

104
No. Aspek Indikator Kriteria
Petunjuk disajikan secara urut, rinci dan
lengkap
Terdapat aturan penggunaan KIT IPA
Erupsi Gunung Berapi dengan benar
Pengguna alat dan bahan dalam KIT IPA
Erupsi Gunung Berapi dapat mengikuti
langkah-langkah dalam petunjuk
Kesesuaian Pemakaian huruf kapital, huruf miring,
bahasa yang huruf tebal, sesuai dengan Ejaan Bahasa
digunakan Indonesia yang berlaku saat ini
dengan Bahasa Penulisan kata sesuai dengan Ejaan
Indonesia yang Bahasa Indonesia yang berlaku saat ini
baku Penulisan unsur serapan sesuai dengan
Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku saat
ini
Pemakaian tanda baca sesuai dengan
Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku saat
ini

105
Lampiran 6

106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
Lampiran 7

LEMBAR VALIDASI ALAT PERAGA KIT IPA ERUPSI GUNUNG BERAPI OLEH AHLI MEDIA

Nama : ....................................................................................
NIDN : ....................................................................................
Instansi : ....................................................................................
Tanggal : ....................................................................................

Identitas Peneliti:
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi untuk Meningkatkan Critical Thinking Skill,
Collaboration Skill, dan Sikap Siaga Bencana Peserta Didik
Nama Peneliti : Wulan Pamungkasih
Pengantar :
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui penilaian dan pendapat Bapak/Ibu tentang penilaian alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung
Berapi yang telah dikembangkan. Penilaian terhadap alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yang dikembangkan dimaksudkan
supaya alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi layak untuk digunakan. Untuk itu, evaluasi dan penilaian Bapak/Ibu sangat kami
perlukan.
Petunjuk:
1. Lembar penilaian ini diisi oleh validator untuk mengevaluasi dan memvalidasi alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi.
2. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor. Kriteria penskoran adalah sebagai berikut:
Skor 1 apabila 1 kriteria terpenuhi
Skor 2 apabila 2 kriteria terpenuhi
Skor 3 apabila 3 kriteria terpenuhi
Skor 4 apabila 4 kriteria terpenuhi

111
3. Mohon memberikan saran dan masukan perbaikan pada kolom keterangan.

Skor Penilaian Keterangan /


No. Indikator Kriteria
1 2 3 4 Saran
Alat
1. Kesesuaian Alat sesuai dengan KI dan KD
alat dengan KI Alat yang disajikan minimal mencerminkan jabaran substansi materi
dan KD yang terkandung dalam KI dan KD
Alat yang disajikan mencakup materi yang terkandung dalam KI dan
KD
Penambahan materi tidak terlalu luas/mengambang
Kesesuaian Alat yang digunakan mencerminkan jabaran materi yang terkandung
alat dengan dalam tujuan pembelajaran
materi Materi yang ditampilkan sesuai dengan alat yang digunakan
Materi yang ditampilkan mencakup semua tujuan pembelajaran
Materi yang ditampilkan tidak lepas dari tujuan pembelajaran
Akurasi alat Konsep/hukum/teori yang disajikan sesuai dengan definisi yang
dalam berlaku dalam bidang IPA secara benar (akurat)
menunjukkan Fakta yang disajikan sesuai dengan kenyataan
gejala Fakta yang disajikan efisien untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik
Konsep/hukum/teori yang disajikan tidak menimbulkan banyak tafsir
Ketahanan alat Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi tahan terhadap goncangan
terhadap Peralatan di dalam KIT IPA Erupsi Gunung Berapi mudah dibersihkan
kerusakan dengan air
Peralatan di dalam KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yang mudah pecah
disekat dalam kotak dengan kencang

112
Skor Penilaian Keterangan /
No. Indikator Kriteria
1 2 3 4 Saran
Peralatan di dalam KIT IPA Erupsi Gunung Berapi tertutup dengan
rapi.
Keamanan Terdapat peralatan keamanan dalam praktikum seperti sarung tangan.
peserta didik Bahan yang digunakan untuk percobaan ramah lingkungan
dalam Tidak terdapat senjata tajam didalam alat peraga KIT IPA Erupsi
menggunakan Gunung Berapi
alat Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi mudah dibawa dan tidak
berat
Tampilan alat Bahan penyusun kotak alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi
memiliki kualitas yang baik
Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi menampilkan proses atau
tahapan terjadinya Erupsi Gunung Berapi .
Bentuk kotak KIT IPA Erupsi Gunung Berapi menarik perhatian
Bentuk kotak KIT IPA Erupsi Gunung Berapi mudah dalam membawa
Petunjuk Penggunaan
2. Kesesuaian Terdapat variabel yang dapat dimanipulasi
petunjuk Peralatan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi mudah digunakan oleh
dengan peserta didik
penggunaan Alat dan bahan untuk membuat alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung
alat dan bahan Berapi mudah ditemukan
Peserta didik dapat menganalisis apa yang salah dalam percobaan dan
segera mencobanya kembali
Kesesuaian isi Petunjuk penggunaan menampilkan indikator pencapaian kompetensi
petunjuk dirumuskan sesuai dengan menggunakan kata kerja operational yang
dengan materi dapat diamati dan diukur.
Petunjuk penggunaan menampilkan tujuan pembelajaran

113
Skor Penilaian Keterangan /
No. Indikator Kriteria
1 2 3 4 Saran
menggambarkan proses dan hasil belajar sesuai denan kompetensi
dasar
Penyajian petunjuk penggunaan dari yang konkret ke abstrak
Penyajian petunjuk penggunaan dari yang sederhana ke yang kompleks
Tampilan Terdapat petunjuk penggunaan alat dan bahan dalam KIT IPA Erupsi
Petunjuk Gunung Berapi
Petunjuk disajikan secara urut, rinci dan lengkap
Terdapat aturan penggunaan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dengan
benar
Pengguna alat dan bahan dalam KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dapat
mengikuti langkah-langkah dalam petunjuk
Kesesuaian Pemakaian huruf kapital, huruf miring, huruf tebal, sesuai dengan
bahasa yang Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku saat ini
digunakan Penulisan kata sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku
dengan Bahasa saat ini
Indonesia Penulisan unsur serapan sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
yang baku berlaku saat ini
Pemakaian tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
berlaku saat ini

KOMENTAR UMUM
____________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________

114
____________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________

KESIMPULAN
Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dinyatakan:*

Layak diuji coba lapangan tanpa revisi

Layak diuji coba lapangan dengan revisi sesuai saran

Tidak layak diuji cobakan

*) Berilah tanda cek (√) pada kotak

Yogyakarta, ________________________

Validator,

(......................................................)

NIP.

115
Lampiran 8

LEMBAR VALIDASI ALAT PERAGA KIT IPA ERUPSI GUNUNG BERAPI OLEH AHLI MATERI

Nama : ....................................................................................
NIDN : ....................................................................................
Instansi : ....................................................................................
Tanggal : ....................................................................................

Identitas Peneliti:
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi untuk Meningkatkan Critical Thinking Skill,
Collaboration Skill, dan Sikap Siaga Bencana Peserta Didik
Nama Peneliti : Wulan Pamungkasih

Pengantar :
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui penilaian dan pendapat Bapak/Ibu tentang penilaian alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung
Berapi yang telah dikembangkan. Penilaian terhadap alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yang dikembangkan dimaksudkan
supaya alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi layak untuk digunakan. Untuk itu, evaluasi dan penilaian Bapak/Ibu sangat kami
perlukan.

Petunjuk:
1. Lembar penilaian ini diisi oleh validator untuk mengevaluasi dan memvalidasi alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi.
2. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor. Kriteria penskoran adalah sebagai berikut:
Skor 1 apabila 1 kriteria terpenuhi
Skor 2 apabila 2 kriteria terpenuhi
Skor 3 apabila 3 kriteria terpenuhi
Skor 4 apabila 4 kriteria terpenuhi

116
3. Mohon memberikan saran dan masukan perbaikan pada kolom keterangan.

Skor Penilaian Keterangan /


No. Indikator Kriteria
1 2 3 4 Saran
Alat
1. Kesesuaian Alat sesuai dengan KI dan KD
alat dengan KI Alat yang disajikan minimal mencerminkan jabaran substansi materi
dan KD yang terkandung dalam KI dan KD
Alat yang disajikan mencakup materi yang terkandung dalam KI dan
KD
Penambahan materi tidak terlalu luas/mengambang
Kesesuaian Alat yang digunakan mencerminkan jabaran materi yang terkandung
alat dengan dalam tujuan pembelajaran
materi Materi yang ditampilkan sesuai dengan alat yang digunakan
Materi yang ditampilkan mencakup semua tujuan pembelajaran
Materi yang ditampilkan tidak lepas dari tujuan pembelajaran
Akurasi alat Konsep/hukum/teori yang disajikan sesuai dengan definisi yang
dalam berlaku dalam bidang IPA secara benar (akurat)
menunjukkan Fakta yang disajikan sesuai dengan kenyataan
gejala Fakta yang disajikan efisien untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik
Konsep/hukum/teori yang disajikan tidak menimbulkan banyak tafsir
Ketahanan alat Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi tahan terhadap goncangan
terhadap Peralatan di dalam KIT IPA Erupsi Gunung Berapi mudah dibersihkan
kerusakan dengan air
Peralatan di dalam KIT IPA Erupsi Gunung Berapi yang mudah pecah

117
Skor Penilaian Keterangan /
No. Indikator Kriteria
1 2 3 4 Saran
disekat dalam kotak dengan kencang
Peralatan di dalam KIT IPA Erupsi Gunung Berapi tertutup dengan
rapi.
Keamanan Terdapat peralatan keamanan dalam praktikum seperti sarung tangan.
peserta didik Bahan yang digunakan untuk percobaan ramah lingkungan
dalam Tidak terdapat senjata tajam didalam alat peraga KIT IPA Erupsi
menggunakan Gunung Berapi
alat Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi mudah dibawa dan tidak
berat
Tampilan alat Bahan penyusun kotak alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi
memiliki kualitas yang baik
Alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi menampilkan proses atau
tahapan terjadinya Erupsi Gunung Berapi .
Bentuk kotak KIT IPA Erupsi Gunung Berapi menarik perhatian
Bentuk kotak KIT IPA Erupsi Gunung Berapi mudah dalam membawa
Petunjuk Penggunaan
2. Kesesuaian Terdapat variabel yang dapat dimanipulasi
petunjuk Peralatan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi mudah digunakan oleh
dengan peserta didik
penggunaan Alat dan bahan untuk membuat alat peraga KIT IPA Erupsi Gunung
alat dan bahan Berapi mudah ditemukan
Peserta didik dapat menganalisis apa yang salah dalam percobaan dan
segera mencobanya kembali
Kesesuaian isi Petunjuk penggunaan menampilkan indikator pencapaian kompetensi
petunjuk dirumuskan sesuai dengan menggunakan kata kerja operational yang
dengan materi dapat diamati dan diukur.

118
Skor Penilaian Keterangan /
No. Indikator Kriteria
1 2 3 4 Saran
Petunjuk penggunaan menampilkan tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajar sesuai denan kompetensi
dasar
Penyajian petunjuk penggunaan dari yang konkret ke abstrak
Penyajian petunjuk penggunaan dari yang sederhana ke yang kompleks
Tampilan Terdapat petunjuk penggunaan alat dan bahan dalam KIT IPA Erupsi
Petunjuk Gunung Berapi
Petunjuk disajikan secara urut, rinci dan lengkap
Terdapat aturan penggunaan KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dengan
benar
Pengguna alat dan bahan dalam KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dapat
mengikuti langkah-langkah dalam petunjuk
Kesesuaian Pemakaian huruf kapital, huruf miring, huruf tebal, sesuai dengan
bahasa yang Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku saat ini
digunakan Penulisan kata sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku
dengan Bahasa saat ini
Indonesia Penulisan unsur serapan sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
yang baku berlaku saat ini
Pemakaian tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
berlaku saat ini
KOMENTAR UMUM
____________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________

119
____________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________

KESIMPULAN
Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dinyatakan:*

Layak diuji coba lapangan tanpa revisi

Layak diuji coba lapangan dengan revisi sesuai saran

Tidak layak diuji cobakan

*) Berilah tanda cek (√) pada kotak

Yogyakarta, ________________________

Validator,

(......................................................)

NIP.

120
Lampiran 9

KISI-KISI SOAL CRITICAL THINKING SKILL

No. Aspek Indikator


1. Mengidentifikasi Menemukan permasalahan dari suatu kejadian
masalah yang berhubungan dengan konsep IPA yang
dipaparkan.
2 Merumuskan Menyusun hipotesis sesuai dengan masalah
hipotesis yang ada dan menunjukan hubungan sebab-
akibat antar variabel yang saling terlibat.
3 Memecahkan Mengumpulkan data kemudian melakukan
masalah analisis hubungan sebab-akibat dari suatu
permasalahan.
4 Menyimpulkan Membuat kesimpulan untuk menjawab
hipotesis yang disertai dengan alasan yang
mendukung
5 Mengevaluasi Memberikan berbagai pertimbangan dari
suatu pernyataan yang disertai dengan alasan
yang mendukung maupun menolak suatu
pernyataan.

121
Lampiran 10

SOAL CRITICAL THINKING SKILL


PADA MATERI STRUKTUR BUMI DAN DINAMIKANYA

1. Perhatikan ilustrasi gambar dibawah ini!

Gambar diatas merupakan ilustrasi bagaimana kondisi bumi kita sekarang


ini. Berdasarkan ilustrasi tersebut, selesaikanlah permasalahan yang ada!
a. Buatlah pertanyaan (rumusan masalah) yang timbul dipikaranmu, setelah
memperhatikan ilustrasi tersebut!

b. Buatlah pernyataan dugaan sementara (hipotesis) berdasarkan pertanyaan


yang telah kamu buat!

c. Bagaimana pemecahan masalah terhadap pernyataan dugaan sementara


yang kamu buat?

d. Buatlah kesimpulan berdasarkan pemecahan masalah yang telah kamu


buat pada ilustrasi tersebut?

e. Apa evaluasimu terhadap ilustrasi tersebut?

122
2. Perhatikan gambar berikut!

Gambar diatas merupakan riwayat terjadinya letusan Gunung Merapi sejak


tahun 1990-an. Berdasarkan gambar tersebut, selesaikanlah permasalahan
yang ada!
a. Buatlah pertanyaan (rumusan masalah) yang timbul dipikaranmu, setelah
memperhatikan gambar tersebut!

b. Buatlah pernyataan dugaan sementara (hipotesis) berdasarkan pertanyaan


yang telah kamu buat!

123
c. Bagaimana pemecahan masalah terhadap pernyataan dugaan sementara
yang kamu buat?

d. Buatlah kesimpulan berdasarkan pemecahan masalah yang telah kamu


buat pada gambar tersebut?

e. Apa evaluasimu terhadap gambar tersebut?

3. Perhatikan tabel informasi berikut!


Indonesia merupakan sebuah negara yang terletak diantara dua
samudera besar yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan diantara
dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Posisi Indonesia yang
sangat strategis menyebabkan Indonesia sering mengalami bencana alam.
Berikut adalah data bencana alam yang ada di Kabupaten Sleman.
Tabel 1. Bencana Alam Kab/Kota (Sleman) Tahun 2018/2019
Korban (jiwa)
Menderita
Jenis Bencana Jumlah Meninggal
Luka &
& Hilang
Mengungsi
Banjir 1 0 0 0
Tanah Longsor 3 2 4 15
Puting Beliung 5 0 13 0
Letusan Gunung Api 7 0 0 10.069
Jumlah 16 2 17 10.084
Berdasarkan tabel 1 tentang jenis bencana alam yang terjadi di wilayah
Kabupaten Sleman pada tahun 2018/2019, selesaikanlah permasalahan yang
ada!
a. Buatlah pertanyaan (rumusan masalah) yang timbul dipikaranmu, setelah
memperhatikan tabel tersebut!

b. Buatlah pernyataan dugaan sementara (hipotesis) berdasarkan pertanyaan


yang telah kamu buat!

c. Bagaimana pemecahan masalah terhadap pernyataan dugaan sementara


yang kamu buat?

124
d. Buatlah kesimpulan berdasarkan pemecahan masalah yang telah kamu
buat pada tabel tersebut?

e. Apa evaluasimu terhadap tabel tersebut?

4. Perhatikan berita berikut!


Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi
(BPPTKG) mengungkap kronologi letusan Gunung Merapi siang tadi.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menjelaskan, bahwa pascaletusan pada 9
November 2019, terjadi peningkatan kegempaan pada 15-16 November
2019. "Bahkan, saat itu Seismograf mencatat gempa rata-rata vulkano-
tektonik dalam (VTA) 15 kali perhari, dan multiphase (MP) 75 kali per
hari," ujar Hanik dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/11/2019).
Sedangkan pada tanggal 17 November pukul 00.00-11.00 WIB tercatat
gempa VTA 3 kali, VTB 4 kali, dan MP 16 kali. Peningkatan kegempaan ini
diduga mencerminkan akumulasi tekanan gas di bawah permukaan kubah
yang berasal dari dapur magma di kedalaman lebih dari 3 km. "Sehingga
hari ini terjadi letusan, menurut yang terekam di seismogram (letusan)
dengan amplitudo 70 mm dan durasi 155 detik," jelasnya. Hanik
menjelaskan awan panas pada letusan hari ini meluncur dengan jarak kurang
dari 1 kilometer ke arah Sungai Gendol. Sedangkan kolom asap letusan
setinggi kurang lebih 1.000 meter dari puncak Gunung Merapi.
Sumber: https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4787994/bpptkg-
ungkap-kronologi-letusan-gunung-merapi-hari-ini
Berdasarkan berita tersebut, selesaikanlah permasalahan yang ada!
a. Buatlah pertanyaan (rumusan masalah) yang timbul dipikaranmu, setelah
memperhatikan berita tersebut!

b. Buatlah pernyataan dugaan sementara (hipotesis) berdasarkan pertanyaan


yang telah kamu buat!

c. Bagaimana pemecahan masalah terhadap pernyataan dugaan sementara


yang kamu buat?

125
d. Buatlah kesimpulan berdasarkan pemecahan masalah yang telah kamu
buat pada berita tersebut?

e. Apa evaluasimu terhadap berita tersebut?

----------------------------- selamat Mengerjakan ---------------------------

126
Lampiran 11

RUBRIK PENILAIAN SOAL CRITICAL THINKING SKILL

No. Materi Soal Kunci Jawaban Skor Penilaian


1. Perhatikan ilustrasi gambar dibawah ini! Buatlah pertanyaan Apa yang menyebabkan Skor 1,jika jawaban
(rumusan masalah) suhu di bumi semakin peserta didik benar
yang timbul meningkat? Skor 0, jika jawaban
dipikaranmu, setelah peserta didik salah
memperhatikan
ilustrasi tersebut!
Gambar diatas merupakan ilustrasi bagaimana Buatlah pernyataan Suhu di bumi semakin Skor 1,jika jawaban
kondisi bumi kita sekarang ini. Berdasarkan ilustrasi dugaan sementara panas karena banyaknya peserta didik benar
tersebut, selesaikanlah permasalahan yang ada! (hipotesis) aktivitas yang dilakukan Skor 0, jika jawaban
berdasarkan manusia yang dapat peserta didik salah
pertanyaan yang telah menyebabkan
kamu buat! meningkatnya suhu
dibumi.
Bagaimana Peningkatan suhu dibumi Skor 1,jika jawaban
pemecahan masalah dapat kita kurangi peserta didik benar
terhadap pernyataan dengan melakukan Skor 0, jika jawaban
dugaan sementara reboisasi dan peserta didik salah
yang kamu buat? pengurangan penggunaan
bahan bakar fosil.
Buatlah kesimpulan Bumi semakin panas, hal Skor 1,jika jawaban
berdasarkan ini disebabkan karena peserta didik benar

127
No. Materi Soal Kunci Jawaban Skor Penilaian
pemecahan masalah semakin banyak kegiatan Skor 0, jika jawaban
yang telah kamu buat manusia yang peserta didik salah
pada ilustrasi
menyebabkan rusaknya
tersebut? lingkungan.
Apa evaluasimu Kegiatan yang dapat Skor 1,jika jawaban
terhadap ilustrasi
mengurangi panas bumi peserta didik benar
tersebut? yaitu dengan menanam Skor 0, jika jawaban
pohon dan tidak peserta didik salah
menggunakan bahan
bakar fosil.
2. Perhatikan gambar berikut! Buatlah pertanyaan Apa penyebab Gunung Skor 1,jika jawaban
(rumusan masalah) Merapi terus-menerus peserta didik benar
yang timbul meletus? Skor 0, jika jawaban
dipikaranmu, setelah peserta didik salah
memperhatikan
gambar tersebut!
Buatlah pernyataan Gunung Merapi termasuk Skor 1,jika jawaban
dugaan sementara dalam deretan gunung peserta didik benar
(hipotesis) paling aktif di Indonesia. Skor 0, jika jawaban
berdasarkan peserta didik salah
pertanyaan yang telah
kamu buat!
Bagaimana Perbaikan dan pemulihan Skor 1,jika jawaban
pemecahan masalah akibat bencana erupsi peserta didik benar
terhadap pernyataan gunung berapi perlu Skor 0, jika jawaban
dugaan sementara dilakukan dan peserta didik salah
yang kamu buat? pemerintah membangun

128
No. Materi Soal Kunci Jawaban Skor Penilaian
Gambar diatas merupakan riwayat terjadinya letusan kembali fasilitas umum
Gunung Merapi sejak tahun 1990-an. Berdasarkan yang rusak.
gambar tersebut, selesaikanlah permasalahan yang Buatlah kesimpulan Sejak tahun 1990-an Skor 1,jika jawaban
ada! berdasarkan Gunung Merapi tercatat peserta didik benar
pemecahan masalah terus-menerus meletus Skor 0, jika jawaban
yang telah kamu buat yang mengakibatkan peserta didik salah
pada gambar tersebut? terjadinya banyak korban
jiwa dan banyak warga
yang harus mengungsi.
Apa evaluasimu Bencana alam erupsi Skor 1,jika jawaban
terhadap gambar gunung berapi harus peserta didik benar
tersebut? diwaspadai sejak dini Skor 0, jika jawaban
untuk mengurangi peserta didik salah
adanya korban jiwa.
3. Perhatikan tabel informasi berikut! Buatlah pertanyaan Apa bencana yang sering Skor 1,jika jawaban
Indonesia merupakan sebuah negara yang terletak (rumusan masalah) terjadi di wilayah peserta didik benar
diantara dua samudera besar yaitu Samudera Hindia yang timbul Kabupaten Sleman? Skor 0, jika jawaban
dan Samudera Pasifik dan diantara dua benua yaitu dipikaranmu, setelah peserta didik salah
Benua Asia dan Benua Australia. Posisi Indonesia memperhatikan tabel
yang sangat strategis menyebabkan Indonesia sering tersebut!
mengalami bencana alam. Berikut adalah data Buatlah pernyataan Di Kabupaten Sleman Skor 1,jika jawaban
bencana alam yang ada di Kabupaten Sleman. dugaan sementara banyak terjadi bencana peserta didik benar
(hipotesis) alam karena wilayah Skor 0, jika jawaban
berdasarkan Kabupaten Sleman peserta didik salah
pertanyaan yang telah merupakan salah satu
kamu buat! wilayah di Indonesia,
dimana Indonesia

129
No. Materi Soal Kunci Jawaban Skor Penilaian
Tabel 1. Bencana Alam Kab/Kota (Sleman) Tahun merupakan negara ang
2018/2019 terletak diantara dua
Korban (jiwa) samudera dan dua benua
Menderita
Jenis Bencana Jumlah Meninggal & sehingga banyak terjadi
Luka &
Hilang
Mengungsi bencana alam.
Banjir 1 0 0 0
Tanah Longsor 3 2 4 15 Bagaimana Siaga bencana alam Skor 1,jika jawaban
Puting Beliung 5 0 13 0 pemecahan masalah harus dilakukan di peserta didik benar
Letusan Gunung Api 7 0 0 10.069
Jumlah 16 2 17 10.084
terhadap pernyataan wilayah yang rawan Skor 0, jika jawaban
Berdasarkan tabel 1 tentang jenis bencana alam yang dugaan sementara terjadi banyak bencana. peserta didik salah
terjadi di wilayah Kabupaten Sleman pada tahun yang kamu buat?
2018/2019, selesaikanlah permasalahan yang ada! Buatlah kesimpulan Indonesia merupakan Skor 1,jika jawaban
berdasarkan sebuah negara yang peserta didik benar
pemecahan masalah terletak diantara dua Skor 0, jika jawaban
yang telah kamu buat benua dan dua samudra, peserta didik salah
pada tabel tersebut? khususnya di wilayah
Kabupaten Sleman
terjadi bencana besar
yang mengakibatkan
banyak korban jiwa.
Apa evaluasimu Untuk mengurangi Skor 1,jika jawaban
terhadap tabel banyak korban bencana peserta didik benar
tersebut? alam seperti banjir, tanah Skor 0, jika jawaban
longsor, puting beliung, peserta didik salah
dan letusan gunung api
harus dilakukan siaga
bencana.

130
No. Materi Soal Kunci Jawaban Skor Penilaian
4 Perhatikan berita berikut! Buatlah pertanyaan Berapa kali Gunung Skor 1,jika jawaban
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi (rumusan masalah) Merapi meletus dalam peserta didik benar
Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkap yang timbul kurun waktu tanggal 15 Skor 0, jika jawaban
kronologi letusan Gunung Merapi siang tadi. Kepala dipikaranmu, setelah sampai 16 November peserta didik salah
BPPTKG, Hanik Humaida menjelaskan, bahwa memperhatikan berita 2019?
pascaletusan pada 9 November 2019, terjadi tersebut!
peningkatan kegempaan pada 15-16 November 2019. Buatlah pernyataanGempa vulkanik terjadi Skor 1,jika jawaban
"Bahkan, saat itu Seismograf mencatat gempa rata- dugaan sementarakenaikan atau peserta didik benar
rata vulkano-tektonik dalam (VTA) 15 kali perhari, (hipotesis) peningkatan karena Skor 0, jika jawaban
dan multiphase (MP) 75 kali per hari," ujar Hanik berdasarkan adanya akumulasi peserta didik salah
dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/11/2019). pertanyaan yang telah tekanan gas dibawah
Sedangkan pada tanggal 17 November pukul 00.00- kamu buat! kubah magma
11.00 WIB tercatat gempa VTA 3 kali, VTB 4 kali, Bagaimana BPPTKG harus terus Skor 1,jika jawaban
dan MP 16 kali. Peningkatan kegempaan ini diduga pemecahan masalah memantau aktivitas peserta didik benar
mencerminkan akumulasi tekanan gas di bawah terhadap pernyataan Gunung Merapi dan Skor 0, jika jawaban
permukaan kubah yang berasal dari dapur magma di dugaan sementaramenginfokan kepada peserta didik salah
kedalaman lebih dari 3 km. "Sehingga hari ini terjadi yang kamu buat? masyarakat tentang
letusan, menurut yang terekam di seismogram stastus gunung agar
(letusan) dengan amplitudo 70 mm dan durasi 155 masyarakat lebih
detik," jelasnya. Hanik menjelaskan awan panas pada waspada.
letusan hari ini meluncur dengan jarak kurang dari 1 Buatlah kesimpulan Gunung Merapi Skor 1,jika jawaban
kilometer ke arah Sungai Gendol. Sedangkan kolom berdasarkan mengalami gempa akibat peserta didik benar
asap letusan setinggi kurang lebih 1.000 meter dari pemecahan masalah akumulasi tekanan gas Skor 0, jika jawaban
puncak Gunung Merapi. yang telah kamu buat dibawah permukaan peserta didik salah
Sumber: https://news.detik.com/berita-jawa- pada berita tersebut? bumi yang berasal dari
tengah/d-4787994/bpptkg-ungkap-kronologi-letusan- dapur magma, sehingga
gunung-merapi-hari-ini Gunung Merapi meletus.

131
No. Materi Soal Kunci Jawaban Skor Penilaian
Berdasarkan berita tersebut, selesaikanlah Apa evaluasimu Aktivitas Gunung Merapi Skor 1,jika jawaban
permasalahan yang ada! terhadap berita sangat serig terjadi dan peserta didik benar
tersebut? harus diwaspadai tanda- Skor 0, jika jawaban
tandanya oleh warga peserta didik salah
sekitar.
Jumlah Skor 20

132
Lampiran 12

LEMBAR VALIDASI SOAL CRITICAL THINKING SKILL

Nama : ....................................................................................
NIDN : ....................................................................................
Instansi : ....................................................................................
Tanggal : ....................................................................................

Identitas Peneliti:
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi untuk Meningkatkan Critical Thinking Skill,
Collaboration Skill, dan Sikap Siaga Bencana Peserta Didik
Nama Peneliti : Wulan Pamungkasih

Pengantar :
Instrumen ini digunakan untuk mengevaluasi soal critical thinking skill. Penilaian terhadap angket sikap siaga yang dikembangkan
dimaksudkan supaya soal critical thinking skill memenuhi kriteria valid sehingga layak untuk digunakan. Untuk itu, evaluasi dan
penilaian Bpak/Ibu sangat kami perlukan.

Petunjuk:
1. Lembar penilaian ini diisi oleh validator untuk mengevaluasi dan memvalidasi angket sikap siaga bencana peserta didik.
2. Mohon memberi tanda ceklist (√) pada kolom penilaian.
3. Mohon memberikan saran dan masukan perbaikan pada kolom keterangan.

133
No. Aspek Indikator Aspek
1. Mengidentifikasi masalah Menemukan permasalahan dari suatu kejadian yang berhubungan dengan konsep IPA yang dipaparkan.

2. Merumuskan hipotesis Menyusun hipotesis sesuai dengan masalah yang ada dan menunjukan hubungan sebab-akibat antar
variabel yang saling terlibat.
3. Memecahkan masalah Mengumpulkan data kemudian melakukan analisis hubungan sebab-akibat dari suatu permasalahan.
4. Menyimpulkan Membuat kesimpulan untuk menjawab hipotesis yang disertai dengan alasan yang mendukung
5. Mengevaluasi Memberikan berbagai pertimbangan dari suatu pernyataan yang disertai dengan alasan yang mendukung
maupun menolak suatu pernyataan.

Penilaian
Nomor
No. Materi Soal Tidak Keterangan
Indikator Valid
Valid
1. Perhatikan ilustrasi gambar dibawah ini! Buatlah pertanyaan (rumusan 1
masalah) yang timbul
dipikaranmu, setelah
memperhatikan ilustrasi tersebut!
Buatlah pernyataan dugaan 2
sementara (hipotesis) berdasarkan
pertanyaan yang telah kamu buat!
Bagaimana pemecahan masalah 3
terhadap pernyataan dugaan
sementara yang kamu buat?
Buatlah kesimpulan berdasarkan 4
pemecahan masalah yang telah

134
Penilaian
Nomor
No. Materi Soal Tidak Keterangan
Indikator Valid
Valid
kamu buat pada ilustrasi tersebut?
Apa evaluasimu terhadap ilustrasi 5
tersebut?

Gambar diatas merupakan ilustrasi bagaimana


kondisi bumi kita sekarang ini. Berdasarkan
ilustrasi tersebut, selesaikanlah permasalahan yang
ada!

2. Perhatikan gambar berikut! Buatlah pertanyaan (rumusan 1


masalah) yang timbul
dipikaranmu, setelah
memperhatikan gambar tersebut!
Buatlah pernyataan dugaan 2
sementara (hipotesis) berdasarkan
pertanyaan yang telah kamu buat!
Bagaimana pemecahan masalah 3
terhadap pernyataan dugaan
sementara yang kamu buat?
Buatlah kesimpulan berdasarkan 4

135
Penilaian
Nomor
No. Materi Soal Tidak Keterangan
Indikator Valid
Valid
pemecahan masalah yang telah
kamu buat pada gambar tersebut?
Apa evaluasimu terhadap gambar 5
tersebut?

Gambar diatas merupakan riwayat terjadinya


letusan Gunung Merapi sejak tahun 1990-an.
Berdasarkan gambar tersebut, selesaikanlah
permasalahan yang ada!

3. Perhatikan tabel informasi berikut! Buatlah pertanyaan (rumusan 1


Indonesia merupakan sebuah negara yang terletak masalah) yang timbul

136
Penilaian
Nomor
No. Materi Soal Tidak Keterangan
Indikator Valid
Valid
diantara dua samudera besar yaitu Samudera dipikaranmu, setelah
Hindia dan Samudera Pasifik dan diantara dua memperhatikan tabel tersebut!
benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Buatlah pernyataan dugaan 2
Posisi Indonesia yang sangat strategis sementara (hipotesis) berdasarkan
menyebabkan Indonesia sering mengalami pertanyaan yang telah kamu buat!
bencana alam. Berikut adalah data bencana alam Bagaimana pemecahan masalah 3
yang ada di Kabupaten Sleman. terhadap pernyataan dugaan
Tabel 1. Bencana Alam Kab/Kota (Sleman) Tahun sementara yang kamu buat?
2018/2019 Buatlah kesimpulan berdasarkan 4
Korban (jiwa)
Jenis Menderita
pemecahan masalah yang telah
Jumlah Meninggal &
Bencana
Hilang
Luka & kamu buat pada tabel tersebut?
Mengungsi
Banjir 1 0 0 0
Apa evaluasimu terhadap tabel 5
Tanah
3 2 4 15
tersebut?
Longsor
Puting
5 0 13 0
Beliung
Letusan
7 0 0 10.069
Gunung Api
Jumlah 16 2 17 10.084
Berdasarkan tabel 1 tentang jenis bencana alam
yang terjadi di wilayah Kabupaten Sleman pada
tahun 2018/2019, selesaikanlah permasalahan
yang ada!

4 Perhatikan berita berikut! Buatlah pertanyaan (rumusan 1


Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi masalah) yang timbul
Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkap dipikaranmu, setelah

137
Penilaian
Nomor
No. Materi Soal Tidak Keterangan
Indikator Valid
Valid
kronologi letusan Gunung Merapi siang tadi. memperhatikan berita tersebut!
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menjelaskan, Buatlah pernyataan dugaan 2
bahwa pascaletusan pada 9 November 2019, sementara (hipotesis) berdasarkan
terjadi peningkatan kegempaan pada 15-16 pertanyaan yang telah kamu buat!
November 2019. "Bahkan, saat itu Seismograf Bagaimana pemecahan masalah 3
mencatat gempa rata-rata vulkano-tektonik dalam terhadap pernyataan dugaan
(VTA) 15 kali perhari, dan multiphase (MP) 75 sementara yang kamu buat?
kali per hari," ujar Hanik dalam keterangan Buatlah kesimpulan berdasarkan 4
tertulisnya, Minggu (17/11/2019). Sedangkan pemecahan masalah yang telah
pada tanggal 17 November pukul 00.00-11.00 kamu buat pada berita tersebut?
WIB tercatat gempa VTA 3 kali, VTB 4 kali, dan Apa evaluasimu terhadap berita 5
MP 16 kali. Peningkatan kegempaan ini diduga tersebut?
mencerminkan akumulasi tekanan gas di bawah
permukaan kubah yang berasal dari dapur magma
di kedalaman lebih dari 3 km. "Sehingga hari ini
terjadi letusan, menurut yang terekam di
seismogram (letusan) dengan amplitudo 70 mm
dan durasi 155 detik," jelasnya. Hanik
menjelaskan awan panas pada letusan hari ini
meluncur dengan jarak kurang dari 1 kilometer ke
arah Sungai Gendol. Sedangkan kolom asap
letusan setinggi kurang lebih 1.000 meter dari
puncak Gunung Merapi.
Sumber: https://news.detik.com/berita-jawa-
tengah/d-4787994/bpptkg-ungkap-kronologi-

138
Penilaian
Nomor
No. Materi Soal Tidak Keterangan
Indikator Valid
Valid
letusan-gunung-merapi-hari-ini
Berdasarkan berita tersebut, selesaikanlah
permasalahan yang ada!

KOMENTAR UMUM
____________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________

KESIMPULAN
Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi dinyatakan:* Yogyakarta, _____________________

Layak diuji coba lapangan tanpa revisi Validator,

Layak diuji coba lapangan dengan revisi sesuai saran

Tidak layak diuji cobakan (......................................................)

*) Berilah tanda cek (√) pada kotak NIP.

139
Lampiran 13

KISI-KISI OBSERVASI COLLABORATION SKILL

Nomor
Aspek Indikator
Butir
Ikut serta dalam kelompok 1
Merencanakan tujuan kelompok 2
Memanfaatkan kemampuan teman satu
Bekerjasama 3
kelompok untuk mencapai tujuan bersama
Mempengaruhi dan memandu orang lain
4
dalam mencapai tujuan
Memanfaatkan perbedaan untuk
5
menghasilkan ide baru
Saling
Menginspirasi teman satu kelompok 6
Menghargai
Memperlakukan lawan bicara dengan
7
hormat
Memprioritaskan tujuan kelompok 8
Menggunakan keterampilan untuk
9
Berbagi informasi memecahkan masalah
Mengelola pekerjaan untuk pemenuhan
10
tujuan kelompok
Menunjukkan rasa tanggungjawab dalam
11
berkelompok
Bertanggungjawab
Mengelola pekerjaan kelompok untuk
12
pemenuhan tujuan bersama
Jumlah 12

139
Lampiran 14

LEMBAR OBSERVASI COLLABORATION SKILL PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi untuk
Meningkatkan Critical Thinking Skill, Collaboration Skill, dan Sikap
Siaga Bencana Peserta Didik
Nama Peneliti : Wulan Pamungkasih

Petunjuk:
1. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui penilaian Bapak/ Ibu tentang
collaboration skill peserta didik.
2. Mohon kesediaan Bapak/ Ibu menilai collaboration skill peserta didik
sesuai dengan indikator yang tercantum dalam petunjuk penilaian
collaboration skill.
3. Berikan skor penilaian anda pada kolom tersedia.

Tabel Pengamatan :
Kelompok .... Kelompok ....
Nomor
No. Absen No. Absen
Indikator
.... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Sleman, _____________________
Observer

(__________________________)

140
Lampiran 15

RUBRIK PENILAIAN COLLAORATION SKILL PESERTA DIDIK

No. Indikator Kriteria Penilaian


1. Ikut serta dalam Skor 4
kelompok Dalam diskusi kelompok besar atau kecil sangat sering (lebih
dari 2 kali) memberi gagasan yang menjadi acuan dalam
diskusi, mampu memimpin diskusi dan sering (lebih dari 2
kali) berkontribusi dalam berpartisipasi
Skor 3
Dalam diskusi kelompok besar atau kecil sering (hanya 2
kali) memberi gagasan, namun tidak sering (hanya 2 kali)
berkontribusi dalam berpartisipasi
Skor 2
Dalam diskusi kelompok besar atau kecil jarang (hanya 1
kali) memberi gagasan, namun sedikit (hanya 1 kali)
berpartisipasi
Skor 1
Dalam diskusi kelompok besar atau kecil tidak memberi
gagasan dan tidak ikut berpartisipasi
2. Merencanakan Skor 4
tujuan bersama Sangat sering (lebih dari 2 kali) melakukan usaha yang jelas
untuk menemukan dan memberikan gagasan sendiri untuk
menjawab permasalahan
Skor 3
Sering (hanya 2 kali) melakukan usaha untuk mencari
jawaban atau permasalahan, tetapi solusi yang ditemukan
hasil pengembangan dari gagasan orang lain
Skor 2
Jarang (hanya 1 kali) melakukan usaha untuk mencari
jawaban atau permasalahan dan menggunakan solusi yang
digagaskan oleh orang lain
Skor 1
Tidak ada usaha untuk menemukan dan memberi jawaban
atau permasalahan serta memberikan semua tugas
(mengandalkan) kepada orang lain
3. Memanfaatkan Skor 4
kemampuan Sangat sering (lebih dari 2 kali) menunjuk orang lain untuk
teman satu membantu menyelesaikan tugas kelompok dengan baik dan
kelompok untuk sangat sering (lebih dari 2 kali) membantu orang lain,
mencapai tujuan sehingga memudahkan dalam kerja kelompok
bersama Skor 3
Sering (hanya 2 kali) menunjuk orang lain untuk membantu

141
menyelesaikan tugas kelompok dengan baik dan sering
(hanya 2 kali) membantu orang lain, namun tidak
memudahkan dalam kerja kelompok
Skor 2
Jarang (hanya 1 kali) menunjuk orang lain dan jarang (hanya
1 kali) membantu orang lain dikarenakan kesulitan untuk
kerja kelompok
Skor 1
Tidak menunjuk orang lain atau tidak membantu orang lain
dan tidak berkepentingan dalam kerja kelompok
4. Mempengaruhi Skor 4
orang lain dalam Sangat sering (lebih dari 2 kali) berusaha memberikan
mencapai tujuan pendapat yang jelas untuk menemukan dan memberikan
gagasan sendiri untuk mengerjakan proyek
Skor 3
Sering (hanya 2 kali) berusaha memberikan pendapat untuk
mencari jawaban atau permasalahan proyek, tetapi solusi
yang ditemukan hasil pengembangan dari gagasan orang lain
Skor 2
Jarang (hanya 1 kali) berusaha memberikan pendapat untuk
mencari jawaban atau permasalahan dan menggunakan solusi
yang digagaskan oleh orang lain untuk mengerjakan proyek
Skor 1
Tidak ada usaha untuk memberikan pendapat atau memberi
jawaban untuk permasalahan tugas yang diberikan
(mengandalkan kepada orang lain)
5. Memanfaatkan Skor 4
perbedaan untuk Sangat sering (lebih dari 2 kali) mendengarkan pendapat
menghasilkan orang lain dengan baik dan sangat sering (lebih dari 2 kali)
ide baru membantu orang lain, sehingga memudahkan dalam kerja
kelompok
Skor 3
Sering (hanya 2 kali) mendengarkan pendapat orang lain
dengan baik dan sering (hanya 2 kali) membantu orang lain,
namun tidak memudahkan dalam kerja kelompok
Skor 2
Jarang (hanya 1 kali) mendengarkan pendapat orang lain dan
jarang (hanya 1 kali) membantu orang lain dikarenakan
kesulitan untuk kerja kelompok
Skor 1
Tidak mendengarkan pendapat orang lain atau tidak
membantu orang lain dan tidak berkepentingan dalam kerja
kelompok
6. Menginspirasi Skor 4
teman satu Sangat sering (lebih dari 2 kali) memberikan contoh untuk
kelompok menemukan jawaban dan memberikan gagasan sendiri untuk

142
mengerjakan proyek
Skor 3
Sering (hanya 2 kali) memberikan contoh untuk menemukan
jawaban sendiri untuk mengerjakan proyek
Skor 2
Jarang (hanya 1 kali) memberikan contoh untuk menemukan
jawaban sendiri untuk mengerjakan proyek
Skor 1
Tidak ada usaha untuk memberikan contoh untuk menemukan
jawaban sendiri untuk mengerjakan proyek
7. Memperlakukan Skor 4
lawan bicara Sangat sering (lebih dari 2 kali) mendengarkan pendapat
dengan hormat orang lain dengan baik dan sangat sering (lebih dari 2 kali)
membantu orang lain, sehingga memudahkan dalam kerja
kelompok
Skor 3
Sering (hanya 2 kali) mendengarkan pendapat orang lain
dengan baik dan sering (hanya 2 kali) membantu orang lain,
namun tidak memudahkan dalam kerja kelompok
Skor 2
Jarang (hanya 1 kali) mendengarkan pendapat orang lain dan
jarang (hanya 1 kali) membantu orang lain dikarenakan
kesulitan untuk kerja kelompok
Skor 1
Tidak mendengarkan pendapat orang lain atau tidak
membantu orang lain dan tidak berkepentingan dalam kerja
kelompok
8. Memprioritaskan Skor 4
tujuan kelompok Tidak egois pada kepentingan pribadi untuk menemukan
jawaban atau permasalahan proyek
Skor 3
Jarang (hanya 1 kali) tidak egois pada kepentingan pribadi
untuk menemukan dan memberikan gagasan sendiri untuk
menjawab permasalahan proyek
Skor 2
Sering (hanya 2 kali) tidak egois pada kepentingan pribadi
untuk memberikan gagasan sendiri menjawab permasalahan
proyek
Skor 1
Sangat sering (lebih dari 2 kali) egois pada kepentingan
pribadi untuk menemukan dan memberikan gagasan sendiri
untuk menjawab permasalahan proyek
9. Menggunakan Skor 4
keterampilan Dalam diskusi kelompok besar atau kecil sangat sering (lebih
untuk dari 2 kali) menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk
memecahkan menyelesaikan permasalahan proyek

143
masalah Skor 3
Dalam diskusi kelompok besar atau kecil sering (hanya 2
kali) menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk
menyelesaikan permasalahan proyek
Skor 2
Dalam diskusi kelompok besar atau kecil jarang (hanya 1
kali) menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk
menyelesaikan permasalahan proyek
Skor 1
Dalam diskusi kelompok besar atau kecil tidak menggunakan
keterampilan untuk berpartisipasi dalam kelompok
10. Mengelola Skor 4
pekerjaan untuk Menyelesaikan tugas tepat waktu atau selesai sebelum batas
pemenuhan waktu, sehingga tidak pernah menyebabkan kelompok
tujuan kelompok memperpanjang batas waktu pengerjaannya
Skor 3
Tugas diselesaikan namun terlambat ≤ 3 menit dari waktu
yang ditentukan sehingga masih tidak menyebabkan
kelompok memperpanjang batas waktu pengerjaannya
Skor 2
Tugas diselesaikan namun terlambat > 3 menit dari waktu
yang ditentukan sehingga menyebabkan kelompok
memperpanjang batas waktu pengerjaannya
Skor 1
Tidak mengerjakan tugas, sehingga menyebabkan kelompok
memperpanjang waktu pengerjaannya
11. Menunjukkan Skor 4
rasa Sangat sering (lebih dari 2 kali) ikut menyelesaikan tugas
tanggungjawab dalam kelompok untuk mencari jawaban dari permasalahan
dalam proyek
berkelompok Skor 3
Sering (hanya 2 kali) ) ikut menyelesaikan tugas dalam
kelompok untuk mencari jawaban dari permasalahan proyek
Skor 2
Jarang (hanya 1 kali) ikut menyelesaikan tugas dalam
kelompok untuk mencari jawaban dari permasalahan proyek
Skor 1
Tidak ikut menyelesaikan tugas dalam kelompok untuk
mencari jawaban dari permasalahan proyek
12. Mengelola Skor 4
pekerjaan Menyelesaikan tugas tepat waktu atau selesai sebelum batas
kelompok untuk waktu, sehingga tidak pernah menyebabkan kelompok
pemenuhan memperpanjang batas waktu pengerjaannya
tujuan bersama Skor 3
Tugas diselesaikan namun terlambat ≤ 3 menit dari waktu
yang ditentukan sehingga masih tidak menyebabkan

144
kelompok memperpanjang batas waktu pengerjaannya
Skor 2
Tugas diselesaikan namun terlambat > 3 menit dari waktu
yang ditentukan sehingga menyebabkan kelompok
memperpanjang batas waktu pengerjaannya
Skor 1
Tidak mengerjakan tugas, sehingga menyebabkan kelompok
memperpanjang waktu pengerjaannya

145
145
Lampiran 16

LEMBAR VALIDASI OBSERVASI COLLABORATION SKILL

Nama : ....................................................................................
NIP : ....................................................................................
Instansi : ....................................................................................
Tanggal : ....................................................................................

Identitas:
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Judul : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi untuk Meningkatkan Critical Thinking Skill,
Penelitian Collaboration Skill, dan Sikap Siaga Bencana Peserta Didik
Nama Peneliti : Wulan Pamungkasih

Pengantar :
Instrumen ini digunakan untuk mengevaluasi lembar observasi collaboration skill peserta didik. Penilaian terhadap perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dimaksudkan supaya lembar observasi collaboration skill peserta didik memenuhi kriteria layak
sehingga valid untuk digunakan. Untuk itu, evaluasi dan penilaian Bapak/Ibu sangat kami perlukan.

Petunjuk:
1. Lembar penilaian ini diisi oleh validator untuk mengevaluasi dan memvalidasi lembar observasi collaboration skill peserta
didik.
2. Mohon memberi tanda ceklist (√) pada kolom penilaian.
3. Mohon memberikan saran dan masukan perbaikan pada kolom keterangan

146
Penilaian
No Indikator Skor Penilaian Tidak Keterangan
Valid
Valid
Bekerjasama
1. Ikut serta dalam Skor 4
kelompok Dalam diskusi kelompok besar atau kecil sangat sering (lebih dari 2
kali) memberi gagasan yang menjadi acuan dalam diskusi, mampu
memimpin diskusi dan sering (lebih dari 2 kali) berkontribusi dalam
berpartisipasi
Skor 3
Dalam diskusi kelompok besar atau kecil sering (hanya 2 kali)
memberi gagasan, namun tidak sering (hanya 2 kali) berkontribusi
dalam berpartisipasi
Skor 2
Dalam diskusi kelompok besar atau kecil jarang (hanya 1 kali)
memberi gagasan, namun sedikit (hanya 1 kali) berpartisipasi
Skor 1
Dalam diskusi kelompok besar atau kecil tidak memberi gagasan dan
tidak ikut berpartisipasi
2. Merencanakan Skor 4
tujuan bersama Sangat sering (lebih dari 2 kali) melakukan usaha yang jelas untuk
menemukan dan memberikan gagasan sendiri untuk menjawab
permasalahan
Skor 3
Sering (hanya 2 kali) melakukan usaha untuk mencari jawaban atau
permasalahan, tetapi solusi yang ditemukan hasil pengembangan dari
gagasan orang lain

147
Penilaian
No Indikator Skor Penilaian Tidak Keterangan
Valid
Valid
Skor 2
Jarang (hanya 1 kali) melakukan usaha untuk mencari jawaban atau
permasalahan dan menggunakan solusi yang digagaskan oleh orang
lain
Skor 1
Tidak ada usaha untuk menemukan dan memberi jawaban atau
permasalahan serta memberikan semua tugas (mengandalkan) kepada
orang lain
3. Memanfaatkan Skor 4
kemampuan Sangat sering (lebih dari 2 kali) menunjuk orang lain untuk
teman satu membantu menyelesaikan tugas kelompok dengan baik dan sangat
kelompok untuk sering (lebih dari 2 kali) membantu orang lain, sehingga
mencapai tujuan memudahkan dalam kerja kelompok
bersama Skor 3
Sering (hanya 2 kali) menunjuk orang lain untuk membantu
menyelesaikan tugas kelompok dengan baik dan sering (hanya 2 kali)
membantu orang lain, namun tidak memudahkan dalam kerja
kelompok
Skor 2
Jarang (hanya 1 kali) menunjuk orang lain dan jarang (hanya 1 kali)
membantu orang lain dikarenakan kesulitan untuk kerja kelompok
Skor 1
Tidak menunjuk orang lain atau tidak membantu orang lain dan tidak
berkepentingan dalam kerja kelompok

148
Penilaian
No Indikator Skor Penilaian Tidak Keterangan
Valid
Valid
4. Mempengaruhi Skor 4
orang lain dalam Sangat sering (lebih dari 2 kali) berusaha memberikan pendapat yang
mencapai tujuan jelas untuk menemukan dan memberikan gagasan sendiri untuk
mengerjakan proyek
Skor 3
Sering (hanya 2 kali) berusaha memberikan pendapat untuk mencari
jawaban atau permasalahan proyek, tetapi solusi yang ditemukan
hasil pengembangan dari gagasan orang lain
Skor 2
Jarang (hanya 1 kali) berusaha memberikan pendapat untuk mencari
jawaban atau permasalahan dan menggunakan solusi yang
digagaskan oleh orang lain untuk mengerjakan proyek
Skor 1
Tidak ada usaha untuk memberikan pendapat atau memberi jawaban
untuk permasalahan tugas yang diberikan (mengandalkan kepada
orang lain)
Saling Menghargai
5. Memanfaatkan Skor 4
perbedaan untuk Sangat sering (lebih dari 2 kali) mendengarkan pendapat orang lain
menghasilkan ide dengan baik dan sangat sering (lebih dari 2 kali) membantu orang
baru lain, sehingga memudahkan dalam kerja kelompok
Skor 3
Sering (hanya 2 kali) mendengarkan pendapat orang lain dengan baik
dan sering (hanya 2 kali) membantu orang lain, namun tidak
memudahkan dalam kerja kelompok

149
Penilaian
No Indikator Skor Penilaian Tidak Keterangan
Valid
Valid
Skor 2
Jarang (hanya 1 kali) mendengarkan pendapat orang lain dan jarang
(hanya 1 kali) membantu orang lain dikarenakan kesulitan untuk
kerja kelompok
Skor 1
Tidak mendengarkan pendapat orang lain atau tidak membantu orang
lain dan tidak berkepentingan dalam kerja kelompok
6. Menginspirasi Skor 4
teman satu Sangat sering (lebih dari 2 kali) memberikan contoh untuk
kelompok menemukan jawaban dan memberikan gagasan sendiri untuk
mengerjakan proyek
Skor 3
Sering (hanya 2 kali) memberikan contoh untuk menemukan jawaban
sendiri untuk mengerjakan proyek
Skor 2
Jarang (hanya 1 kali) memberikan contoh untuk menemukan jawaban
sendiri untuk mengerjakan proyek
Skor 1
Tidak ada usaha untuk memberikan contoh untuk menemukan
jawaban sendiri untuk mengerjakan proyek
7. Memperlakukan Skor 4
lawan bicara Sangat sering (lebih dari 2 kali) mendengarkan pendapat orang lain
dengan hormat dengan baik dan sangat sering (lebih dari 2 kali) membantu orang
lain, sehingga memudahkan dalam kerja kelompok

150
Penilaian
No Indikator Skor Penilaian Tidak Keterangan
Valid
Valid
Skor 3
Sering (hanya 2 kali) mendengarkan pendapat orang lain dengan baik
dan sering (hanya 2 kali) membantu orang lain, namun tidak
memudahkan dalam kerja kelompok
Skor 2
Jarang (hanya 1 kali) mendengarkan pendapat orang lain dan jarang
(hanya 1 kali) membantu orang lain dikarenakan kesulitan untuk
kerja kelompok
Skor 1
Tidak mendengarkan pendapat orang lain atau tidak membantu orang
lain dan tidak berkepentingan dalam kerja kelompok
Berbagi Informasi
8. Memprioritaskan Skor 4
tujuan kelompok Tidak egois pada kepentingan pribadi untuk menemukan jawaban
atau permasalahan proyek
Skor 3
Jarang (hanya 1 kali) tidak egois pada kepentingan pribadi untuk
menemukan dan memberikan gagasan sendiri untuk menjawab
permasalahan proyek
Skor 2
Sering (hanya 2 kali) tidak egois pada kepentingan pribadi untuk
memberikan gagasan sendiri menjawab permasalahan proyek
Skor 1
Sangat sering (lebih dari 2 kali) egois pada kepentingan pribadi untuk
menemukan dan memberikan gagasan sendiri untuk menjawab

151
Penilaian
No Indikator Skor Penilaian Tidak Keterangan
Valid
Valid
permasalahan proyek
9. Menggunakan Skor 4
keterampilan Dalam diskusi kelompok besar atau kecil sangat sering (lebih dari 2
untuk kali) menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk menyelesaikan
memecahkan permasalahan proyek
masalah Skor 3
Dalam diskusi kelompok besar atau kecil sering (hanya 2 kali)
menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk menyelesaikan
permasalahan proyek
Skor 2
Dalam diskusi kelompok besar atau kecil jarang (hanya 1 kali)
menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk menyelesaikan
permasalahan proyek
Skor 1
Dalam diskusi kelompok besar atau kecil tidak menggunakan
keterampilan untuk berpartisipasi dalam kelompok
10. Mengelola Skor 4
pekerjaan untuk Menyelesaikan tugas tepat waktu atau selesai sebelum batas waktu,
pemenuhan tujuan sehingga tidak pernah menyebabkan kelompok memperpanjang batas
kelompok waktu pengerjaannya
Skor 3
Tugas diselesaikan namun terlambat ≤ 3 menit dari waktu yang
ditentukan sehingga masih tidak menyebabkan kelompok
memperpanjang batas waktu pengerjaannya

152
Penilaian
No Indikator Skor Penilaian Tidak Keterangan
Valid
Valid
Skor 2
Tugas diselesaikan namun terlambat > 3 menit dari waktu yang
ditentukan sehingga menyebabkan kelompok memperpanjang batas
waktu pengerjaannya
Skor 1
Tidak mengerjakan tugas, sehingga menyebabkan kelompok
memperpanjang waktu pengerjaannya
Bertanggungjawab
11. Menunjukkan Skor 4
rasa Sangat sering (lebih dari 2 kali) ikut menyelesaikan tugas dalam
tanggungjawab kelompok untuk mencari jawaban dari permasalahan proyek
dalam Skor 3
berkelompok Sering (hanya 2 kali) ) ikut menyelesaikan tugas dalam kelompok
untuk mencari jawaban dari permasalahan proyek
Skor 2
Jarang (hanya 1 kali) ikut menyelesaikan tugas dalam kelompok
untuk mencari jawaban dari permasalahan proyek
Skor 1
Tidak ikut menyelesaikan tugas dalam kelompok untuk mencari
jawaban dari permasalahan proyek
12. Mengelola Skor 4
pekerjaan Menyelesaikan tugas tepat waktu atau selesai sebelum batas waktu,
kelompok untuk sehingga tidak pernah menyebabkan kelompok memperpanjang batas
pemenuhan tujuan waktu pengerjaannya
bersama

153
Penilaian
No Indikator Skor Penilaian Tidak Keterangan
Valid
Valid
Skor 3
Tugas diselesaikan namun terlambat ≤ 3 menit dari waktu yang
ditentukan sehingga masih tidak menyebabkan kelompok
memperpanjang batas waktu pengerjaannya
Skor 2
Tugas diselesaikan namun terlambat > 3 menit dari waktu yang
ditentukan sehingga menyebabkan kelompok memperpanjang batas
waktu pengerjaannya
Skor 1
Tidak mengerjakan tugas, sehingga menyebabkan kelompok
memperpanjang waktu pengerjaannya

Kesimpulan: Yogyakarta, .........................................


Lembar observasi collaboration skill dinyatakan Validator
 Layak digunakan tanpa revisi
 Layak digunakan dengan revisi
 Tidak layak digunakan

(________________________________)
NIP.

154
Lampiran 17

KISI-KISI ANGKET SIKAP SIAGA BENCANA


ERUPSI GUNUNG BERAPI

Aspek Indikator Nomor Butir


Perencanaan Memiliki informasi tentang tanggap 1,2,3,4,5
darurat bencana
Mampu mengidentifikasi bahaya, resiko,
kerentanan, dan dampak bencana bagi 6,7,8,9
lingkungan
Bertindak secara tepat untuk mencegah 10,11,12
terjadinya kerugian
Penaggulangan Mampu melindungi diri dari bahaya 13,14,15,16,17,18
bencana
Melakukan pemulihan dan pembangunan 19,20
akibat bencana
Jumlah 20

148
Lampiran 18

Nama : _____________________
ANGKET Kelas : _____________________
No. Presensi : _____________________
SIKAP SIAGA BENCANA Asal Sekolah : _____________________
ERUPSI GUNUNG BERAPI

Petunjuk Pengisian!
1. Bacalah pernyataan-pernyatan dengan teliti, jika ada kesulitan bertanyalah.
2. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui sikap siaga bencana saudara dalam
menghadapi bencana erupsi gunung berapi.
3. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom pilihan yang sudah disediakan. Dengan
keterangan sebagai berikut.
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju

Jawaban
No. Pernyataan
SS S KS TS
1. Saya mengikuti petunjuk yang sudah ditetapkan oleh
pihak berwenang dalam upaya penyelamatan diri.
2. Saya mempunyai buku petunjuk yang berisi tempat
evakuasi bencana erupsi gunung berapi.
3. Saya menyimpan nomor telepon tim sar
penanggulangan bencana gunung berapi.
4. Saya memperhatikan arahan dari BMKG terkait
perkembangan aktivitas gunung berapi
5. Saya tidak berkendara di daerah yang terkena hujan
abu vulkanik karena dapat merusak mesin kendaraan.
6. Saya waspada terhadap aliran sungai yang berpotensi
terhadap bahaya lahar pada musim hujan.
7. Saya menutup jendela, pintu, dan ventilasi untuk
mengurangi masuknya abu vulkanik ke dalam rumah

149
8. Saya menjauhi kawasan yang rawan erupsi gunung
berapi.
9. Saya menyiapkan surat-surat penting dan barang
berharga di tempat strategis yang memudahkan dibawa
ketika mengungsi.
10. Saya menyiapkan tas yang berisi obat-obatan
pertolongan pertama, lampu senter dengan baterai
dalam kondisi baik, dan persediaan makanan serta
minuman.
11. Saya tidak keluar rumah saat terjadi erupsi gunung
berapi sebelum ada perintah untuk mengungsi.
12. Saya segera mengungsi setelah ada tanda-tanda
peringatan bencana dari pihak berwenang.
13. Saya menjauhi kawasan rawan bencana erupsi gunung
berapi saat status siaga.
14. Saya menyiapkan masker dan kacamata pelindung
untuk mengatasi debu vulkanik.
15. Saya membersihkan atap dari timbunan debu vulkanik
dengan tidak merobohkan dan merusak atap rumah
atau bangunan karena berat timbunannya.
16. Saya membersihkan halaman rumah dari debu
vulkanik yang dapat membahayakan saat berjalan.

Sleman, _______________________
Peserta Didik

___________________________

150
Lampiran 19

LEMBAR VALIDASI ANGKET SIKAP SIAGA BENCANA ERUPSI GUNUNG BERAPI

Nama : ....................................................................................
NIDN : ....................................................................................
Instansi : ....................................................................................
Tanggal : ....................................................................................

Identitas Peneliti:
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Judul Penelitian : Pengembangan Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi untuk Meningkatkan Critical Thinking Skill,
Collaboration Skill, dan Sikap Siaga Bencana Peserta Didik
Nama Peneliti : Wulan Pamungkasih

Pengantar :
Instrumen ini digunakan untuk mengevaluasi angket sikap siaga bencana peserta didik. Penilaian terhadap angket sikap siaga yang
dikembangkan dimaksudkan supaya angket sikap siaga bencana peserta didik memenuhi kriteria valid sehingga layak untuk
digunakan. Untuk itu, evaluasi dan penilaian Bapak/Ibu sangat kami perlukan.

Petunjuk:
1. Lembar penilaian ini diisi oleh validator untuk mengevaluasi dan memvalidasi angket sikap siaga bencana peserta didik.
2. Mohon memberi tanda ceklist (√) pada kolom penilaian.
3. Mohon memberikan saran dan masukan perbaikan pada kolom keterangan.

151
Penilaian
No. Aspek Indikator Pernyataan Tidak Keterangan
Valid
Valid
Perencanaan Memiliki informasi Saya mencari tahu informasi terkait status gunung
1.
tentang tanggap berapi.
darurat bencana Saya mengikuti petunjuk yang sudah ditetapkan
2. oleh pihak berwenang dalam upaya penyelamatan
diri.
Saya mempunyai buku petunjuk yang berisi tempat
3.
evakuasi bencana erupsi gunung berapi.
Saya menyimpan nomor telepon tim sar
4.
penanggulangan bencana gunung berapi.
Saya memperhatikan arahan dari BMKG terkait
5.
perkembangan aktivitas gunung berapi
Mampu Saya tidak berkendara di daerah yang terkena hujan
6. mengidentifikasi abu vulkanik karena dapat merusak mesin
bahaya, resiko, kendaraan.
krentanan, dan Saya waspada terhadap aliran sungai yang
7. dampak bencana berpotensi terhadap bahaya lahar pada musim
bagi lingkungan hujan.
Saya menutup jendela, pintu, dan ventilasi untuk
8. mengurangi masuknya abu vulkanik ke dalam
rumah
Saya menjauhi kawasan yang rawan erupsi gunung
9.
berapi.
Bertindak secara Saya menyiapkan surat-surat penting dan barang
10.
tepat untuk berharga di tempat strategis yang memudahkan

152
Penilaian
No. Aspek Indikator Pernyataan Tidak Keterangan
Valid
Valid
mencegah dibawa ketika mengungsi.
terjadinya kerugian
Saya menyiapkan tas yang berisi obat-obatan
pertolongan pertama, lampu senter dengan baterai
11.
dalam kondisi baik, dan persediaan makanan serta
minuman.
Saya membantu orangtua menyiapkan logistik,
12.
uang tunai yang cukup, dan obat-obatan.
Penaggulangan Mampu melindungi Saya tidak keluar rumah saat terjadi erupsi gunung
13.
bencana diri dari bahaya berapi sebelum ada perintah untuk mengungsi.
Saya melindungi diri dari abu letusan gunung
14.
berapi dengan cara berlindung di dalam gedung.
Saya segera mengungsi setelah ada tanda-tanda
15.
peringatan bencana dari pihak berwenang.
Saya menjauhi kawasan rawan bencana erupsi
16.
gunung berapi saat status siaga.
Saya memakai pakaian lengan panjang, celana
17. panjang, kaos tangan, kacamata, dan topi untuk
menghindari bahaya abu vulkanik.
Saya menyiapkan masker dan kacamata pelindung
18.
untuk mengatasi debu vulkanik.
Melakukan Saya membersihkan atap dari timbunan debu
pemulihan dan vulkanik dengan tidak merobohkan dan merusak
19.
pembangunan atap rumah atau bangunan karena berat
akibat bencana timbunannya.
20. Saya membersihkan halaman rumah dari debu

153
Penilaian
No. Aspek Indikator Pernyataan Tidak Keterangan
Valid
Valid
vulkanik yang dapat membahayakan saat berjalan.

KOMENTAR UMUM
____________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________

KESIMPULAN
Angket Siap Siaga Bencana erupsi Gunung Berapi dinyatakan:*
Yogyakarta, _____________________
Layak diuji coba lapangan tanpa revisi
Validator,

Layak diuji coba lapangan dengan revisi sesuai saran

Tidak layak diuji cobakan


*) Berilah tanda cek (√) pada kotak (......................................................)

NIP.

154
Lampiran 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


Kelas/ Semester : VII (Tujuh)/ Genap
Alokasi Waktu : 7 x 40 menit ( 7 jam pelajaran)
Pertemuan : 3 x pertemuan
Tahun Pelajaran : 2019/ 2020
B. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, senin, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah dan menyaji, dan menalar dalam ranah kongkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

C. Kompetensi Dasar
3.10 Menjelaskan lapisan bumi, gunung api, gempa bumi, dan tindakan
pengurangan resiko sebelum, pada saat, dan pasca bencana sesuai
ancaman bencana di daerahnya.
Indikator Pencapaian Kompetensi

155
3.10.5 Mengumpulkan informasi tentang lapisan penyusun bumi.
3.10.6 Menganalisis karakteristik litosfer.
3.10.7 Memprediksi mekanisme terjadinya erupsi gunung berapi.
3.10.8 Membuat mekanisme terjadinya erupsi gunung berapi.
3.10.9 Menganalisis kegiatan siaga bencana erupsi gunung berapi
4.10 Mengomunikasikan upaya pengurangan resiko dan dampak bencana
alam serta tindakan penyelamatan diri pada saat terjadi bencana
sesuai dengan jenis ancaman bencana di daerahnya.
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.10.3 Menyajikan hasil diskusi kelompok tentang mekanisme
terjadinya erupsi gunung berapi.
4.10.4 Menyajikan hasil diskusi kelompok percobaan erupsi gunung
berapi.

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
Pertemuan 1
1. Mengumpulkan informasi melalui diskusi tentang karakteristik lapisan
bumi yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dengan percaya diri
2. Menganalisis karakteristik litosfer melalui diskusi sesuai dengan teori.
Pertemuan 2
1. Peserta didik melalui diskusi kelompok mampu memprediksi mekanisme
terjadinya erupsi gunung berapi sesuai dengan teori.
2. Peserta didik melalui diskusi kelompok dapat membuat mekanisme
terjadinya erupsi gunung berapi dengan benar.
Pertemuan 3
1. Peserta didik dapat menyajikan hasil diskusi kelompok percobaan erupsi
gunung berapi dengan benar.
2. Peserta didik melalui diskusi kelompok dapat merencanakan
pengurangan resiko terjadinya bencana alam sesuai dengan teori.

156
E. Materi Pembelajaran
Struktur Bumi dan dinamikanya

F. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Model Pembelajaran : Project Based Learning (PBL)
2. Pendekatan : Scientific
3. Metode Pembelajaran : Diskusi, Observasi, Eksperimen

G. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran


1. Media :
a. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
b. Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi
2. Alat dan bahan :
a. Penggaris, spidol, papan tulis
b. Laptop
c. Slide presentasi (ppt)
3. Sumber Belajar :
Wahono Widodo dkk. 2016, Buku Siswa: Ilmu Pengetahuan Alam
SMP/MTs Kelas VII Semester 1 (edisi 2017). Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud.

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
Kegiatan Pendahuluan
1 Orientasi 1. Memberikan 1. Mengungkapkan 10
masalah motivasi dan pengetahuan awal menit
apersepsi kepada mengenai
peserta didik dengan fenomena-fenomena

157
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
pertanyaan yang lapisan bumi yaitu
sifatnya atmosfer, litosfer,
membangkitkan dan hidrosfer dan
pengetahuan peserta menjawab
didik berkaitan pertanyaan dari
dengan fenomena- guru.
fenomena lapisan
bumi yaitu atmosfer,
litosfer, dan
hidrosfer dengan
menampilkan video.
“Apakah kalian
melihat ada lapisan
yang menyelimuti
bumi?”
2. Menyampaikan 2. Mencermati tujuan
tujuan pembelajaran pembelajaran yang
disampaikan oleh
guru
Kegiatan Inti
2. Pengorganisasian 4. Mendampingi 4. Memahami materi
peserta didik peserta didik lapisan bumi
memahami materi
lapisan bumi
5. Meminta peserta 5. Mengamati bentuk
didik untuk permukaan bumi
mengamati bentuk yang ada di
permukaan bumi wilayah sekitar

158
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
yang ada di wilayah sekolah
sekitar sekolah
6. Memberikan 6. Bertanya tentang
kesempatan peserta bentuk permukaan
didik untuk bertanya bumi yang ada di
tentang bentuk wilayah sekitar
permukaan bumi sekolah
yang ada di wilayah
sekitar sekolah
3. Pembimbingan 7. Mempersilahkan 7. Bertanya materi
dan investigasi peserta didik untuk yang belum paham
bertanya dengan
materi yang belum
dipahami
8. Menampilkan 8. Memahami apa yang
permasalahan disampaikan guru.
tentang keadaan
bumi saat ini.
9. Memantau jalannya 9. Peserta didik
diskusi. melakukan diskusi.
10. Meminta peserta 10. Membentuk
didik menjadi 6 kelompok menjadi 6
kelompok yang kelompok yang
terdiri dari 5 sampai terdiri dari 5 sampai
6 orang. 6 orang.
4. Penyajian hasil 11. Meminta peserta 11. Menyampaikan 50
diskusi didik untuk hasil diskusi dan menit
menyampaikan hasil peserta didik

159
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
diskusi memberikan
pertanyaan dan
tanggapan
12. Guru menjadi 12. Memperhatikan
fasilitator jalannya penjelasan guru.
diskusi.
Kegiatan Penutup
5. Analisis dan 13. Guru melaksanakan 13. Peserta didik
evaluasi proses klarifikasi atas memperhatikan
beberapa penjelasan guru.
miskonsepsi selama
kegiatan
14. Guru bersama 14. Peserta didik
peserta didik untuk membuat
membuat kesimpulan dari
kesimpulan. kegiatan yang telah
dikerjakan.

Pertemuan 2
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
Kegiatan Pendahuluan
1 Orientasi 1. Memberikan motivasi 1. Mengungkapkan 10
masalah dan apersepsi kepada pengetahuan awal menit
peserta didik dengan mengenai
pertanyaan yang mengenai erupsi
sifatnya gunung berapi dan
membangkitkan menjawab

160
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
pengetahuan peserta pertanyaan dari
didik berkaitan guru.
dengan erupsi gunung
berapi, “Kapan
terakhir kali kalian
melihat Gunung
Merapi meletus?”
2. Menyampaikan tujuan 2. Mencermati tujuan
pembelajaran pembelajaran yang
disampaikan oleh
guru
Kegiatan Inti
2. Pengorganisasian 3. Membagi peserta 3. Mengikuti
peserta didik didik dalam 6 penjelasan guru
kelompok dan
membagikan alat
peraga KIT IPA
Erupsi Gunung Berapi
kepada masing-
masing kelompok.
3. Pembimbingan 4. Memberikan 4. Peserta didik
dan investigasi penjelasan secara
penggunaan alat berkelompok
peraga KIT IPA melakukan
Erupsi Gunung Berapi percobaan dan
yang dapat digunakan berdiskusi.
dan meminta peserta
didik untuk berdiskusi

161
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
melakukan percobaan
dan membuat laporan
secara berkelompok.
5. Memantau jalannya 5. Mengkondisikan
diskusi. diri dengan
kelompok dan
menyiapkan
kegiatan presentasi
4. Penyajian hasil 6. Meminta peserta didik 6. Enam kelompok 50
diskusi dan untuk yang terpilih menit
presentasi mempresentasikan berdasarkan undian
hasil eksperimen dan mempresentasikan
diskusi kelompok. hasil eskperimen
dan diskusi
kelompoknya dan
peserta didik
melakukan diskusi
dengan
memberikan
pertanyaan dan
tanggapan
7. Guru menjadi 7. Memperhatikan
fasilitator jalannya penjelasan guru.
diskusi.
8. Menghakhiri 8. Mengumpulkan
pembelajaran dengan laporan
meminta peserta didik eksperimen
mengumpulkan sementara.

162
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
laporan eksperimen
sementara.
Kegiatan Penutup
5. Analisis dan 9. Guru melaksanakan 9. Peserta didik
evaluasi proses klarifikasi atas memperhatikan
beberapa miskonsepsi penjelasan guru.
selama kegiatan
10. Guru mengajar 10. Peserta didik
peserta didik untuk membuat
membuat kesimpulan. kesimpulan dari
kegiatan yang telah
dikerjakan.

Pertemuan 3
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
Kegiatan Pendahuluan
1 Orientasi 1. Memberikan motivasi 1. Mengungkapkan 10
masalah dan apersepsi kepada pengetahuan awal menit
peserta didik dengan mengenai
pertanyaan yang mengenai erupsi
sifatnya gunung berapi dan
membangkitkan menjawab
pengetahuan peserta pertanyaan dari
didik berkaitan guru.
dengan erupsi gunung
berapi.
a. “Bagaimana

163
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
proses Gunung
Merapi
Meletus?”
b. “Bagaimana
sikap siaga
bencana erupsi
gunung berapi
yang harus kalian
lakukan?”
2. Memberikan beberapa 2. Menanggapi
masalah mengenai permasalahan
peristiwa erupsi tersebut dengan
gunung berapi. mengajukan
pertanyaan dan
tanggapan

3. Menyampaikan tujuan 3. Mencermati


pembelajaran tujuan
pembelajaran
yang
disampaikan oleh
guru
Kegiatan Inti
2. Pengorganisasian 4. Membagi peserta 4. Mengikuti
peserta didik didik dalam 6 penjelasan guru
kelompok dan
membagikan alat
peraga KIT IPA

164
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
Erupsi Gunung Berapi
kepada masing-
masing kelompok.
3. Pembimbingan 5. Memberikan 5. Peserta didik
dan investigasi penjelasan secara
penggunaan alat berkelompok
peraga KIT IPA melakukan
Erupsi Gunung Berapi percobaan dan
yang dapat digunakan diskusi.
dan meminta peserta
didik untuk
melakukan percobaan
dan berdiskusi
mengerjakan LKPD
secara berkelompok.
6. Memantau jalannya 6. Peserta didik
diskusi. mengkondisikan
diri dengan
kelompok dan
menyiapkan
kegiatan presentasi
4. Penyajian hasil 7. Meminta peserta 7. Enam kelompok 50
diskusi dan didik untuk yang terpilih menit
presentasi mempresentasikan berdasarkan undian
hasil diskusi mempresentasikan
kelompok. hasil diskusi
kelompoknya dan
peserta didik

165
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
melakukan diskusi
dengan
memberikan
pertanyaan dan
tanggapan
8. Guru menjadi 8. Memperhatikan
fasilitator jalannya penjelasan guru.
diskusi.
9. Menghakhiri 9. Mengumpulkan
pembelajaran LKPD.
dengan meminta
peserta didik
mengumpulkan
LKPD.
Kegiatan Penutup
5. Analisis dan 10. Guru melaksanakan 10. Peserta didik
evaluasi proses klarifikasi atas memperhatikan
beberapa miskonsepsi penjelasan guru.
selama kegiatan
11. Guru mengajar 11. Peserta disik
peserta didik untuk membuat
membuat kesimpulan. kesimpulan dari
kegiatan yang telah
dikerjakan.

I. Penilaian Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian Critical Thinking Skill : Pretest dan posttes
Tes esai (terlampir)
2. LKPD peserta didik (terlampir)

166
3. Lembar pengamatan collaboration skill (terlampir)
4. Lembar angket sikap siaga bencana (terlampir)

Yogyakarta, ..............................
Guru Mata Pelajaran IPA Peneliti

Nurul Khasanah, S.Si Wulan Pamungkasih, S.Pd.


NIP. - NIM. 18708251011

167
Lampiran 21

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


Kelas/ Semester : VII (Tujuh)/ Genap
Alokasi Waktu : 7 x 40 menit ( 7 jam pelajaran)
Pertemuan : 3 x pertemuan
Tahun Pelajaran : 2019/ 2020
i. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, senin, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah dan menyaji, dan menalar dalam ranah kongkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.

ii. Kompetensi Dasar


3.10 Menjelaskan lapisan bumi, gunung api, gempa bumi, dan tindakan
pengurangan resiko sebelum, pada saat, dan pasca bencana sesuai
ancaman bencana di daerahnya.

168
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.10.10Mengumpulkan informasi tentang lapisan penyusun bumi.
3.10.11Menganalisis karakteristik litosfer.
3.10.12Memprediksi mekanisme terjadinya erupsi gunung berapi.
3.10.13Membuat mekanisme terjadinya erupsi gunung berapi.
3.10.14Menganalisis kegiatan siaga bencana erupsi gunung berapi
4.10 Mengomunikasikan upaya pengurangan resiko dan dampak bencana
alam serta tindakan penyelamatan diri pada saat terjadi bencana
sesuai dengan jenis ancaman bencana di daerahnya.
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.10.5 Menyajikan hasil diskusi kelompok tentang mekanisme
terjadinya erupsi gunung berapi.
4.10.6 Menyajikan hasil diskusi kelompok percobaan erupsi gunung
berapi.

iii. Tujuan Pembelajaran


Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
Pertemuan 1
b) Mengumpulkan informasi melalui diskusi tentang karakteristik lapisan
bumi yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dengan percaya diri
c) Menganalisis karakteristik litosfer melalui diskusi sesuai dengan teori.
Pertemuan 2
1. Peserta didik melalui diskusi kelompok mampu memprediksi mekanisme
terjadinya erupsi gunung berapi sesuai dengan teori.
2. Peserta didik melalui diskusi kelompok dapat membuat mekanisme
terjadinya erupsi gunung berapi dengan benar.
Pertemuan 3
3. Peserta didik dapat menyajikan hasil diskusi kelompok percobaan erupsi
gunung berapi dengan benar.
4. Peserta didik melalui diskusi kelompok dapat merencanakan
pengurangan resiko terjadinya bencana alam sesuai dengan teori.

169
D. Materi Pembelajaran
Struktur Bumi dan dinamikanya

E. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Model Pembelajaran : Project Based Learning (PBL)
2. Pendekatan : Scientific
3. Metode Pembelajaran : Diskusi, Observasi, Demonstrasi

F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran


1. Media :
a. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
b. Alat Peraga KIT IPA Erupsi Gunung Berapi
2. Alat dan bahan :
a. Penggaris, spidol, papan tulis
b. Laptop
c. Slide presentasi (ppt)
3. Sumber Belajar :
Wahono Widodo dkk. 2016, Buku Siswa: Ilmu Pengetahuan Alam
SMP/MTs Kelas VII Semester 1 (edisi 2017). Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud.

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
Kegiatan Pendahuluan
1 Orientasi 1. Memberikan motivasi 1. Mengungkapkan 10
masalah dan apersepsi kepada pengetahuan awal menit
peserta didik dengan mengenai fenomena-

170
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
pertanyaan yang fenomena lapisan
sifatnya bumi yaitu atmosfer,
membangkitkan litosfer, dan hidrosfer
pengetahuan peserta dan menjawab
didik berkaitan pertanyaan dari guru.
dengan fenomena-
fenomena lapisan
bumi yaitu atmosfer,
litosfer, dan hidrosfer
dengan menampilkan
video.
“Apakah kalian 2. Mencermati tujuan
melihat ada lapisan pembelajaran yang
yang menyelimuti disampaikan oleh
bumi?” guru
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
2. Pengorganisasian 3. Mendampingi peserta 3. Memahami materi
peserta didik didik memahami lapisan bumi
materi lapisan bumi
4. Meminta peserta didik 4. Mengamati bentuk
untuk mengamati permukaan bumi
bentuk permukaan yang ada di wilayah
bumi yang ada di sekitar sekolah
wilayah sekitar
sekolah 5. Bertanya tentang

5. Memberikan bentuk permukaan


bumi yang ada di

171
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
kesempatan peserta wilayah sekitar
didik untuk bertanya sekolah
tentang bentuk
permukaan bumi yang
ada di wilayah sekitar
sekolah
3. Pembimbingan 6. Mempersilahkan 6. Bertanya materi
dan investigasi peserta didik untuk yang belum paham
bertanya dengan
materi yang belum
dipahami 7. Memahami apa yang
7. Menampilkan disampaikan guru.
permasalahan tentang 8. Peserta didik
keadaan bumi saat ini. melakukan diskusi.
8. Memantau jalannya 9. Membentuk
diskusi. kelompok menjadi 6
9. Meminta peserta didik kelompok yang
menjadi 6 kelompok terdiri dari 5 sampai
yang terdiri dari 5 6 orang.
sampai 6 orang.
4. Penyajian hasil 10. Meminta peserta didik 10. Menyampaikan hasil 50
diskusi untuk menyampaikan diskusi dan peserta menit
hasil diskusi didik memberikan
pertanyaan dan
tanggapan
11. Guru menjadi 11. Memperhatikan
fasilitator jalannya penjelasan guru.
diskusi.

172
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
Kegiatan Penutup
5. Analisis dan 12. Guru melaksanakan 12. Peserta didik
evaluasi proses klarifikasi atas memperhatikan
beberapa miskonsepsi penjelasan guru.
selama kegiatan
13. Guru bersama peserta 13. Peserta didik
didik untuk membuat membuat kesimpulan
kesimpulan. dari kegiatan yang
telah dikerjakan.

Pertemuan 2
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
Kegiatan Pendahuluan
1 Orientasi 1. Memberikan motivasi 1. Mengungkapkan 10
masalah dan apersepsi kepada pengetahuan awal menit
peserta didik dengan mengenai erupsi
pertanyaan yang gunung berapi dan
sifatnya menjawab pertanyaan
membangkitkan dari guru.
pengetahuan peserta
didik berkaitan dengan
erupsi gunung berapi.
“Kapan terakhir kali
kalian melihat Gunung
Merapi meletus?”
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran

173
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
2. Mencermati tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh
guru
Kegiatan Inti
2. Pengorganisasian 3. Membagi peserta didik 3. Mengikuti penjelasan
peserta didik dalam 6 kelompok dan guru
membagikan LKPD
kepada masing-masing
kelompok.
3. Pembimbingan 4. Memberikan 4. Peserta didik secara
dan investigasi penjelasan berkelompok
penggunaan alat melakukan diskusi.
peraga KIT IPA
Erupsi Gunung Berapi
serta
mendemonstrasikan
dan meminta peserta
didik untuk berdiskusi
mengerjakan LKPD
secara berkelompok.
5. Memantau jalannya 5. Mengkondisikan diri
diskusi. dengan kelompok dan
menyiapkan kegiatan
presentasi
4. Penyajian hasil 6. Meminta peserta didik 6. Enam kelompok yang 50
diskusi dan untuk terpilih berdasarkan menit
presentasi mempresentasikan hasil undian

174
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
diskusi kelompok. mempresentasikan
hasil diskusi
kelompoknya dan
peserta didik
melakukan diskusi
dengan memberikan
pertanyaan dan
tanggapan

7. Guru menjadi 7. Memperhatikan


fasilitator jalannya penjelasan guru.
diskusi.
8. Menghakhiri 8. Mengumpulkan
pembelajaran dengan LKPD.
meminta peserta didik
mengumpulkan LKPD.
Kegiatan Penutup
5. Analisis dan 9. Guru melaksanakan 9. Peserta didik
evaluasi proses klarifikasi atas memperhatikan
beberapa miskonsepsi penjelasan guru.
selama kegiatan
10. Guru mengajar peserta 10. Peserta didik
didik untuk membuat membuat kesimpulan
kesimpulan. dari kegiatan yang
telah dikerjakan.

175
Pertemuan 3
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
Kegiatan Pendahuluan
1 Orientasi 1. Memberikan motivasi 1. Mengungkapkan 10
masalah dan apersepsi kepada pengetahuan awal menit
peserta didik dengan mengenai erupsi
pertanyaan yang gunung berapi dan
sifatnya menjawab
membangkitkan pertanyaan dari
pengetahuan peserta guru.
didik berkaitan dengan
erupsi gunung berapi.
a. “Bagaimana proses
Gunung Merapi
Meletus?”
b. “Bagaimana sikap
siaga bencana
erupsi gunung
berapi yang harus
kalian lakukan?”
2. Memberikan beberapa 2. Menanggapi
masalah mengenai permasalahan
peristiwa erupsi tersebut dengan
gunung berapi. mengajukan
pertanyaan dan
tanggapan
3. Menyampaikan tujuan 3. Mencermati
pembelajaran tujuan
pembelajaran

176
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
yang
disampaikan oleh
guru
Kegiatan Inti
2. Pengorganisasian 4. Membagikan LKPD 4. Mengikuti
peserta didik kepada masing-masing penjelasan guru
kelompok.
3. Pembimbingan 5. Melalukan demonstrasi 5. Peserta didik
dan investigasi percobaan dengan secara
meggunakan alat berkelompok
peraga KIT IPA Erupsi melakukan diskusi.
Gunung Berapi dan
meminta peserta didik
untuk berdiskusi
mengerjakan LKPD
secara berkelompok.
6. Memantau jalannya 6. Peserta didik
diskusi. mengkondisikan
diri dengan
kelompok dan
menyiapkan
kegiatan presentasi
4. Penyajian hasil 7. Meminta peserta didik 7. Enam kelompok 50
diskusi dan untuk yang terpilih menit
presentasi mempresentasikan berdasarkan undian
hasil diskusi mempresentasikan
kelompok. hasil diskusi
kelompoknya dan

177
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
No. Tahapan
Guru Peserta Didik waktu
peserta didik
melakukan diskusi
dengan
memberikan
pertanyaan dan
tanggapan
8. Guru menjadi 8. Memperhatikan
fasilitator jalannya penjelasan guru.
diskusi.
9. Menghakhiri 9. Mengumpulkan
pembelajaran dengan LKPD.
meminta peserta didik
mengumpulkan
LKPD.
Kegiatan Penutup
5. Analisis dan 10. Guru melaksanakan 10. Peserta didik
evaluasi proses klarifikasi atas memperhatikan
beberapa miskonsepsi penjelasan guru.
selama kegiatan
11. Guru mengajar peserta 11. Peserta disik
didik untuk membuat membuat
kesimpulan. kesimpulan dari
kegiatan yang telah
dikerjakan.

H. Penilaian Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian Critical Thinking Skill : Pretest dan posttes
Tes esai (terlampir)
2. LKPD peserta didik (terlampir)

178
3. Lembar pengamatan collaboration skill (terlampir)
4. Lembar angket sikap siaga bencana (terlampir)

Yogyakarta, ..............................
Guru Mata Pelajaran IPA Peneliti

Nurul Khasanah, S.Si Wulan Pamungkasih, S.Pd.


NIP. - NIM. 18708251011

179
Lampiran 22

HASIL KETERBACAAN ALAT PERAGA


KIT IPA ERUPSI GUNUNG BERAPI

Kode Indikator
Peserta Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Didik
K1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
K2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
K3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
K4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
K5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
K6 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 6
K7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
K8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
K9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
K10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
K11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
K12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Rata-rata 9,3

180
Lampiran 23

HASIL CRITICAL THINKING SKILL KELAS EKSPERIMEN

Kode Peserta Didik Pretest Posttest


X1 4 8,5
X2 1 6,5
X3 0,5 10
X4 4,5 8,5
X5 1 4
X6 0,5 4
X7 3 7,5
X8 3,5 10
X9 3,5 10,5
X10 3 10
X11 3 1,5
X12 2,5 9
X13 0,5 2,5
X14 1 8
X15 6 10
X16 1,5 9
X17 0 5
X18 1,5 3,5
X19 0 0
X20 0,5 4,5
X21 2,5 8,5
X22 0,5 8,5
X23 2,5 7
X24 1 6
X25 3,5 7,5
X26 2 3,5
X27 3,5 9
X28 3 10
X29 1 9
X30 4,5 8
X31 0,5 3,5
X32 1 6,5
X33 0 10
Rata-rata 5,2 8,5

181
Lampiran 24

HASIL CRITICAL THINKING SKILL KELAS KONTROL

Kode Peserta Didik Pretest Posttest


C1 2 3,5
C2 2 4
C3 3,5 5
C4 1 4
C5 3,5 3,5
C6 3 3,5
C7 4 4
C8 4 3,5
C9 4,5 1
C10 1,5 5
C11 2,5 0
C12 3,5 5
C13 3,5 6
C14 3,5 6
C15 4,5 6,5
C16 3,5 5,5
C17 4 2
C18 3 4,5
C19 3 3
C20 3,5 5
C21 3 7
C22 0,5 7
C23 1,5 5
C24 4,5 5,5
C25 5 4,5
C26 5 6,5
C27 5 1,5
C28 3,5 1
C29 2,5 1
C30 6,5 0,5
C31 5 0
C32 3 1
C33 4 3,5
Rata-rata 3,5 6

182
Lampiran 25

HASIL COLLABORATION SKILL

Kode Peserta Kelas Kode Peserta Kelas


Didik Eksperimen Didik Kontrol
X1 9,1 C1 8
X2 8,3 C2 7,4
X3 9,5 C3 8
X4 7 C4 7,8
X5 7,9 C5 7,8
X6 8,7 C6 7,8
X7 7,8 C7 8,2
X8 7,2 C8 7,4
X9 9,3 C9 8,2
X10 8,4 C10 8
X11 7,8 C11 7
X12 7,7 C12 7,6
X13 8,6 C13 7,4
X14 7,5 C14 7,6
X15 5,5 C15 8,2
X16 8,4 C16 7,4
X17 8,6 C17 4,8
X18 7,9 C18 6,4
X19 8,8 C19 5,6
X20 9,2 C20 4,8
X21 9,4 C21 6
X22 8,9 C22 6,8
X23 9,3 C23 5,8
X24 9,1 C24 5,6
X25 9,2 C25 6,6
X26 9,8 C26 5,6
X27 9,4 C27 5,4
X28 9,3 C28 6,2
X29 9,3 C29 6,6
X30 9 C30 7
X31 9 C31 7,2
X32 9,3 C32 3,4
X33 4,2 C33 5,4
Rata-rata 8,4 Rata-rata 6,7

183
Lampiran 26

HASIL SIKAP SIAGA BENCANA KELAS EKSPERIMEN

Kode Peserta Didik Pretest Posttest


X1 8,9 9,3
X2 9,1 8,9
X3 8,8 9,4
X4 8,4 8,5
X5 74 9,5
X6 9,3 9,8
X7 8 8,8
X8 9,4 9,8
X9 8,6 8,6
X10 8,9 9,8
X11 9,6 8,9
X12 8,4 8
X13 6,7 9,4
X14 8,7 8,9
X15 8,4 10
X16 9,6 8,8
X17 8,4 8,3
X18 9,3 9,6
X19 9,2 8,5
X20 8,8 9,3
X21 8 8,1
X22 8,2 8,2
X23 8,9 9
X24 8,9 8,2
X25 8,5 8,9
X26 9 9
X27 7,9 8,9
X28 8,6 8,5
X29 8,7 9
X30 7,4 9,4
X31 8,8 9,5
X32 8,2 8,7
X33 9,3 8,7
Rata-rata 8,2 8,9

184
Lampiran 27

HASIL SIKAP SIAGA BENCANA KELAS KONTROL

Kode Peserta Didik Pretest Posttest


C1 9,3 8,7
C2 9,3 8,3
C3 8,6 9,3
C4 9,3 9,4
C5 8,9 8,8
C6 9,3 9,5
C7 7,1 8,7
C8 9 8,9
C9 9,6 9,8
C10 8,5 8,9
C11 8,6 8,7
C12 8,1 8,7
C13 8,8 8,2
C14 9,6 8,2
C15 9,3 9,7
C16 9,5 9,6
C17 9,3 9,1
C18 8,1 9,7
C19 8,3 8,7
C20 8,9 9,6
C21 9,3 8,7
C22 8,5 9,2
C23 8,6 9,5
C24 8,3 8,9
C25 9,4 8,8
C26 9,3 8,8
C27 8,8 8,7
C28 7,8 9,2
C29 8,9 9,4
C30 9,4 9,1
C31 9 8,3
C32 9,5 8
C33 9,2 9,1
Rata-rata 8 8,5

185
Lampiran 28

HASIL UJI NORMALITAS

186
Lampiran 29

HASIL UJI KESAMAAN MATRIKS VARIAN KOVARIAN

187
Lampiran 30

HASIL UJI KORELASI

188
Lampiran 31

HASIL UJI MANOVA

189
Lampiran 32

Dokumentasi Kelas Eksperimen

Gambar 1. Peserta didik Gambar 2. Guru memberikan


melakukan pretest penjelasan materi

Gambar 3. Guru memberikan Gambar 4. Peserta didik melakukan


penjelasan persiapan praktikum persiapan praktikum

Gambar 5. Peserta didik melakukan Gambar 6. Peserta didik mengamati


praktikum dengan alat peraga KIT IPA proses terjadinya awan panas akibat
Erupsi Gunung Berapi erupsi gunung api

190
Gambar 7. Peserta didik mengamati Gambar 8. Peserta didik mengamati
proses keluarnya material erupsi proses erupsi gunung api
gunung api

Gambar 9. Observer melakukan Gambar 10. Peserta didik


pengamatan collaboration skill mendiskusikan hasil ekperimen
perserta didik

Gambar 11. Peserta didik Gambar 11. Peserta didik melakukan


mempresentasikan hasil ekperimen posttest

191
Lampiran 33

Dokumentasi Kelas Kontrol

Gambar 1. Peserta didik Gambar 2. Guru memberikan


melakukan pretest penjelasan materi

Gambar 3. Peserta didik melakukan Gambar 4. Observer melakukan


diskusi tentang permasalahan yang pengamatan collaboration skill
diberikan oleh guru perserta didik

Gambar 5. Peserta didik melakukan


posttest

192
Lampiran 34

Surat Ijin Pra Penelitian

193
Lampiran 35

Surat Ijin Validasi Ahli Media

194
Lampiran 36

Surat Ijin Validasi Ahli Materi

195
Lampiran 37

Surat Keterangan Validasi Ahli Media

196
Lampiran 38

Surat Keterangan Validasi Ahli Materi

197
Lampiran 39

Surat Ijin Penelitian

198
200

Anda mungkin juga menyukai