Document
Document
39
Abstrak –Prisma berongga telah dibuat dari lembaran kaca komersial biasa sebagai instrumen optik sederhana dan
murah untuk penentuan secara cepat kualitas minyak goreng dengan pengukuran indeks biasnya. Dimensi lembaran
kaca komersial tersebut yang dijadikan sisi-sisi prisma tersebut adalah 10 cm × 10 cm dengan ketebalan 5 cm.
Pengukuran indeks bias minyak goreng dilakukan dengan memasukkan sampel minyak goreng ke dalam rongga prisma
tersebut, kemudian dilewatkan berkas cahaya helium neon (He-Ne) dan diukur sudut deviasi berkas laser tersebut
setelah lewat melalui prisma berongga tersebut. Indeks bias minyak goreng kemudian dihitung menggunakan besarnya
sudut deviasi hasil pengukuran dan sudut apit prisma tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis,
yaitu minyak goreng kualitas baik (minyak baru) dan minyak goreng kualitas rendah (minyak bekas pakai). Ditemukan
bahwa indeks bias minyak goreng kualitas bagus (minyak goreng baru) adalah 1,5054. Sebagai pembanding,
pengukuran indeks bias juga dilakukan untuk sampel air terdistilasi (aquades) dan ditemukan bahwa hasil pengukuran
menggunakan prisma berongga yang dibuat dari kaca komersial biasa ini sangat dekat dengan hasil pengukuran
menggunakan refraktometer Abbe. Ini menunjukkan bahwa indeks bias minyak goreng dapat diukur menggunakan
prisma berongga yang dibuat dari kaca komersial biasa dengan akurasi yang relatif tinggi. Selanjutnya, telah ditemukan
juga bahwa indeks bias minyak goreng kualitas rendah (bekas pakai) meningkat seiring meningkatnya frekuensi
pemakaiannya, di mana minyak goreng yang telah dipakai tiga kali indeks biasnya adalah 1,5402. Hasil pengukuran
indeks bias ini memperlihatkan bahwa indeks bias minyak goreng kualitas bagus (minyak baru) lebih rendah
dibandingkan indeks bias minyak goreng kualitas rendah (minyak bekas pakai). Hal ini menyiratkan bahwa indeks bias
minyak goreng semakin meningkat seiring penurunan kualitas minyak goreng sehingga dapat dikatakan bahwa indeks
bias adalah sifat optik yang representatif untuk menyatakan kualitas minyak goreng. Hasil penerapan awal ini
membuktikan prisma berongga yang dibuat dari lembaran kaca komersial biasa ini dapat digunakan sebagai instrumen
optik sederhana untuk pengukuran secara cepat, murah, dan akurat indeks bias minyak goreng guna penentuan
kualitasnya.
Kata kunci: prisma berongga, kaca komersial, indeks bias, kualitas minyak goreng, laser He-Ne
Abstract – A hollow prism was made from ordinary commercial glass plate as simple, cheap optical instrument for
examining quickly the quality of edible oil by measuring its refractive index. The thickness of the glass plate is 5 mm with
a dimension of 10 cm × 10 cm used for each sides of the prism. The refractive index was measured by filling the edible
oil sample into the prism cavity and passing a He-Ne laser light through the prism and then the deviation angle of the
laser light after passing through the filled prism was measured. The refractive index was calculated using the measured
deviation angle of the laser light and the apex angle of the prism. There were two kinds of oil samples used in this work,
namely good quality edible oil (new edible oil) and low quality edible oil (used edible oil). As the results, it was found
that refractive index of the good quality edible oil (new oil) was 1.5054. It was also found that refractive index of the
distilated water sample measured using the constructed hollow prism is extremely close to the result measured by the
well established optical instrument, Abbe refractometer. This shows that refractive index of edible oil can be measured
by using the hollow prism made from the ordinary commercial glass plate with very high accuracy. It was also found that
refractive index of the low quality edible oil (used oil) increased with increasing its using frequency. The refractive index
of the edible oil sample used 3 times was 1.5054. These results displayed that refractive index of good quality edible oil is
lower than that of the used edible oil. This implies that the refractive index increases with lowering the quality of edible
oil, confirming that refractive index is a representative optical property of the quality of edible oil. These preliminary
results proved that the hollow prism made from the ordinary commercial glass plate can be used as a simple optical
method for measuring quickly, cheaply and accurately refractive index to certify the quality of edible oils.
Keywords: hollow prism, ordinary commercial glass plate, refractive index, quality of edible oil, He-Ne laser
T
d m d sin 1 (3)
P
dengan d sudut deviasi antara berkas cahaya datang tanpa
adanya fluida dalam prisma berongga dengan berkas
cahaya yang dibiaskan setelah lewat melalui fluida dalam
prisma berongga, T jarak antara titik acuan berkas cahaya
laser pada layar ketika prisma tidak diisi fluida dengan
sisi (permukaan) keluar prisma, dan P jarak pembiasan
Gambar 1. Prinsip pembiasan cahaya pada sebuah prisma,
cahaya laser, yaitu jarak antara titik keluar berkas cahaya
termasuk prisma berongga (hollow prism).
laser He-Ne pada sisi keluaran (permukaan) prisma ke
Indeks bias fluida dalam prisma berongga tersebut layar pengamatan. T dan P diukur dalam eksperimen dan
dapat ditentukan dengan persamaan [23-25] kemudian sudut deviasi berkas laser d dihitung
menggunakan persamaan (3).
Indeks bias dihitung dengan memasukkan nilai atau
sin
1
d m A besarnya sudut deviasi berkas laser d yang diperoleh dari
n 2 (1) persamaan (3) ke dalam persamaan (1) dan besarnya
1 sudut apit prisma. Diasumsikan bahwa nilai indeks bias
sin A minyak goreng hasil pengukuran dengan pendekatan ini
2
tidak akan berbeda secara signifikan dengan nilai indeks
dengan dm sudut deviasi minimum antara berkas cahaya yang diukur menggunakan sudut deviasi minimum dm.
datang dengan cahaya yang dibiaskan oleh fluida Meskipun akan muncul sedikit perbedaan namun
tersebut, A sudut apit prisma (apex angle), dan n indeks diasumsikan bahwa secara sistematik perbedaan tersebut
bias prisma atau fluida dalam prisma tersebut. Untuk akan muncul dalam setiap pengukuran karena
perhitungan indeks bias menggunakan sudut deviasi pengukuran dilakukan dengan prinsip yang sama. Hal ini
minimum tersebut mengharuskan pengukuran sudut pada dasarnya tidak terlalu berpengaruh pada hasil akhir
datang cahaya pada prisma dan sudut keluar cahaya dari penelitian karena fokus penelitian adalah pembandingan
prisma tersebut. Dalam penelitian ini sudut deviasi indeks bias minyak goreng kualitas bagus (minyak baru)
minimum diaproksimasi menjadi sudut deviasi berkas dengan minyak goreng kualitas rendah (bekas pakai).
cahaya saja sehingga tidak memerlukan pengukuran
sudut datang berkas cahaya. Besarnya sudut deviasi II. BAHAN DAN METODE
berkas cahaya keluar dari prisma berongga berisi fluida Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap
ditentukan dengan formula Phytagoras seperti perancangan dan konstruksi prisma berongga dan tahap
ditunjukkan dalam Gambar 2. pengujian awal untuk pengukuran indeks bias guna
penentuan kualitas minyak goreng. Prisma dirancang
dengan sudut apit 60° dan sudut-sudut lainnya juga 60°
seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.
10
cm
o
60
m
5m
d=
60 60
menggunakan prisma berongga dengan melewatkan berkas
10
kaca yang digunakan adalah 5 mm. Prisma berongga mengalami deviasi karena pembiasan (refraksi) oleh
dibuat dengan melekatkan lembaran-lembaran pelat kaca sampel minyak goreng tersebut. Selanjutnya dilakukan
tersebut membentuk segi tiga sama sisi menggunakan pengukuran jarak P dari sisi permukaan keluar prisma,
bahan perekat. Kemudian pada salah satu sisi samping dan kemudian besarnya sudut deviasi d diestimasi
prisma tersebut dibuat lubang yang digunakan untuk menggunakan persamaan (3). Jarak antara posisi titik
memasukkan dan mengeluarkan sampel minyak goreng ujung T dan posisi titik ujung P pada layar pengamatan
ke rongga tengah prisma tersebut. juga diukur, sehingga sudut deviasi d dapat diestimasi
Setelah prisma berongga dibuat, tahap berikutnya menggunakan prinsip Phytagoras.
adalah pengujian kemampuan prisma berongga tersebut Untuk melihat tingkat keakuratan hasil pengukuran
untuk menentukan indeks bias guna menentukan kualitas indeks bias minyak goreng menggunakan prisma
minyak goreng. Pada pengujian awal kemampuan refrak- berongga yang dibuat dari lembaran kaca komersial biasa
tometer sederhana ini, sampel minyak yang digunakan tersebut, pengukuran indeks bias juga dilakukan untuk
adalah satu jenis saja, yaitu minyak goreng curah. Sampel sampel fluida standar yaitu air terdistilasi (aquades), yang
minyak goreng curah tersebut ada 2 macam, minyak indeks biasnya telah diketahui dengan baik. Sebagai
goreng curah kualitas baik, yaitu minyak goreng curah pembanding, pengukuran indeks bias sampel air
baru dan minyak goreng curah kualitas rendah, yaitu terdistilasi (aquades) juga dilakukan menggunakan alat
minyak goreng curah bekas pakai. Minyak goreng curah ukur indeks bias standar laboratorium, yaitu
baru tersebut adalah minyak goreng curah yang dijual refraktometer Abbe.
secara komersial di pasar-pasar, sedangkan minyak
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
goring bekas pakai adalah minyak goreng curah baru
tersebut yang kemudian dipakai menggoreng bahan Gambar 4 memperlihatkan foto prisma berongga (hollow
makanan berupa ikan secara berulang. Kondisi pada prism) yang telah dikonstruksi menggunakan lembaran
setiap kali perulangan pemakaian dibuat sedemikian rupa kaca komersial biasa sesuai dengan rancangan yang
sehingga sama, yaitu volume bahan makanan yang ditunjukkan dalam Gambar 3. Prisma berongga yang
digoreng dan durasi penggorengan serta suhu dibuat ini berbentuk segitiga sama sisi dengan dimensi
penggorengan dijaga sama. masing-masing sisi adalah 10 cm × 10 cm. Sudut apit
Untuk pengukuran indeks bias, ada beberapa (apex angle) dan sudut-sudut lainnya prisma berongga
perangkat lain yang digunakan dalam penelitian ini yang tersebut adalah 60°. Foto tersebut diambil ketika prisma
terdiri dari sebuah sumber cahaya yaitu sebuah laser He- berongga tersebut belum diisi dengan sampel minyak
Ne (λ = 594 nm, daya 4 mW), layar, gelas beaker goreng.
bervolume 50 ml, dan penggaris. Prinsip pengujiannya
adalah minyak yang akan diuji dimasukkan ke dalam
rongga hollow prism kemudian berkas laser tersebut
diarahkan pada sudut tertentu dengan normal permukaan
salah satu miring prisma agar lewat melalui sampel
minyak goreng di dalam prisma tersebut sehingga berkas
laser yang keluar mengalami refraksi pada sudut tertentu
seperti ditunjukkan dalam sketsa diagram penelitian pada
Gambar 2.
Proses pengujian dimulai dengan penentuan titik
acuan posisi berkas laser pada layar pengamatan ketika
prisma berongga berada dalam keadaan kosong, belum
diisi sampel minyak goreng. Dalam keadaan prisma
berongga belum diisi dengan sampel minyak goreng,
berkas laser dilewatkan melalui prisma tersebut sehingga
berkas laser keluar menuju layar pengamatan pada posisi
tertentu. Titik ini menjadi titik acuan untuk pengukuran
T. Kemudian dilakukan pengukuran T, jarak referensi
yang ditempuh berkas cahaya setelah keluar prisma
ketika rongga prisma belum diisi sampel minyak. Selain
Gambar 4. Foto prisma berongga atau prisma fluida yang telah
itu titik tersebut juga menjadi titik acuan pengukuran dikonstruksi dari lembaran kaca komersial biasa.
posisi berkas laser pada layar setelah prisma berongga
diisi dengan sampel minyak yang hendak diukur indeks Seperti dapat dilihat dalam gambar tersebut,
biasnya. meskipun dibuat dari lembaran-lembaran kaca komersial
Tahap berikutnya adalah memasukkan sampel biasa, transmitansi sisi-sisi prisma berongga tersebut
minyak goreng ke dalam rongga prisma tersebut seperti sangat baik, di mana setiap sisi prisma dapat dilihat
ditunjukkan dalam Gambar 2. Kemudian berkas laser He- dengan jelas dari sisi-sisi prisma yang lain. Pada salah
Ne dilewatkan dari sisi miring masukan prisma melalui satu sisi samping prisma berongga tersebut dibuat sebuah
sampel minyak goreng dalam rongga tersebut sehingga lubang yang dapat dibuka dan ditutup untuk dapat
berkas laser He-Ne yang keluar dari sisi keluaran prisma memasukkan atau membuang sampel minyak goreng dari
(a)
visual dapat dilihat bahwa warna minyak bekas pakai sensitivitas pengukuran indeks bias cukup tinggi,
berbeda dengan minyak baru, dan perbedaan warna mendekati akurasi dan sensitivitas refraktometer yang
semakin nyata terjadi ketika frekuensi perulangan dibuat menggunakan bahan-bahan optik berkualitas
pemakaian semakin tinggi seperti ditunjukkan secara tinggi. Hal ini menyiratkan bahwa prisma berongga
berturutan dalam Gambar 6a dan Gambar 6b. Minyak (fluida) untuk pengukuran indeks bias minyak makan
baru memperlihatkan warna kuning cerah, seperti dapat atau fluida-fluida lain dapat dibuat menggunakan kaca
dilihat dalam Gambar 6a. Begitu dipakai sekali, warna komersial biasa dengan hasil pengukuran yang sangat
minyak goreng tersebut langsung mengalami degradasi. akurat dan sensitif. Selain itu, prinsip kerja pengukuran
Minyak yang telah dipakai secara berulang, misalnya 3 indeks bias minyak goreng menggunakan perangkat
kali perulangan pemakaian, memperlihatkan warna prisma berongga yang dibuat dari kaca komersial ini
kuning gelap bahkan kelihatan coklat seperti ditunjukkan sangat sederhana sehingga mudah digunakan. Pada sisi
dalam Gambar 6b. Dengan demikian dapat dipahami lain, karena menggunakan kaca komersial biasa, secara
bahwa sifat fisis minyak berubah ketika minyak goreng ekonomi harga prisma berongga yang dibuat menjadi
tersebut dipakai untuk menggoreng, dan perubahan murah, sehingga dapat dijangkau oleh sebagian besar
tersebut terus terjadi seiring peningkatan frekuensi masyarakat.
perulangan pemakaiannya. Hal ini menyiratkan bahwa
adanya hubungan yang sangat erat antara perubahan sifat IV. KESIMPULAN
fisika minyak goreng, di antaranya indeks bias dan warna
dengan kualitasnya karena seperti disebutkan di atas Prisma berongga (hollow prism) telah dapat dibuat
bahwa secara umum dipahami minyak goreng bekas menggunakan lembaran kaca komersial biasa dengan
pakai kualitasnya menjadi rendah, dan kualitasnya terus ketebalan 5 mm. Prisma berongga yang dibuat memiliki
menurun seiring dengan peningkatan frekuensi sudut apit 60° dan dimensi sisi-sisinya 10 cm ×10 cm.
perulangan pemakaiannya. Oleh karena itu, hasil Prisma berongga tersebut dan sebuah laser He-Ne (λ =
pengukuran indeks bias minyak goreng seperti 589 nm) sebagai sumber cahaya telah dipakai sebagai
ditunjukkan dalam Tabel 1, di mana indeks bias minyak refraktometer sederhana untuk mengukur indeks bias
goreng bekas pakai meningkat seiring peningkatan minyak goreng guna pengujian kualitasnya. Kemampuan
frekuensi perulangan pemakaian, dapat merepresentasi- dan akurasi prisma berongga yang dibuat dari kaca
kan kualitas minyak goreng. komersial biasa ini untuk pengukuran indeks bias cairan
Hasil pengukuran indeks bias tersebut menyiratkan telah diuji dengan mengukur indeks bias sampel air
minyak goreng kualitas bagus (minyak baru dan belum terdistilasi (aquades) dan ditemukan bahwa hasil
pernah dipakai) memiliki indeks bias yang lebih kecil pengukuran indeks bias air terdistilasi menggunakan
dibandingkan dengan indeks bias minyak goreng kualitas prisma berongga ini cukup akurat karena hasil
rendah (bekas pakai). Indeks bias minyak goreng pengukuran sangat dekat nilainya dengan indeks bias
meningkat seiring dengan menurunnya kualitas minyak hasil pengukuran menggunakan instrumen yang telah
atau dengan kata lainnya semakin rendah kualitas minyak diuji dan dikenal dengan baik, yaitu refraktometer Abbe.
goreng semakin tinggi indeks biasnya dan sebaliknya Pengukuran indeks bias minyak goreng dengan prisma
semakin bagus kualitas minyak gorengnya semakin kecil berongga (hollow prism) yang dibuat menggunakan
nilai indeks biasnya. Dengan demikian untuk penentuan lembaran kaca komersial biasa menemukan bahwa nilai
kualitas minyak goreng secara cepat, sebagai sebuah indeks bias minyak goreng tersebut merefleksikan
kebutuhan masyarakat umum sekarang mengingat banyak kualitas minyak goreng, di mana minyak goreng kualitas
sekali peredaran minyak goreng kualitas rendah atau bagus memiliki nilai indeks bias kecil sedangkan minyak
banyaknya para pengusaha makanan seperti tukang goreng kualitas rendah nilai indeks biasnya lebih besar.
gorengan menggunakan minyak goreng secara berulang- Nilai indeks bias minyak goreng terus meningkat seiring
ulang, dapat dilakukan dengan pengukuran indeks penurunan kualitas minyak goreng tersebut. Dengan
biasnya menggunakan prisma berongga yang dibuat dari demikian kualitas minyak goreng dapat ditentukan
kaca komersial biasa ini. melalui pengukuran indeks biasnya menggunakan
Selain cukup akurat, pengukuran indeks bias dengan refraktometer sederhana dan murah yang terdiri dari
prisma berongga yang dibuat dari lembaran kaca sebuah prisma berongga yang dibuat dari lembaran kaca
komersial biasa ini juga sangat sensitif. Seperti dapat komersial biasa dan laser He-Ne sebagai sumber cahaya.
dilihat dalam Tabel 1, meskipun minyak goreng baru Pengukuran indeks bias minyak goreng menggunakan
dipakai sekali, artinya perubahan sifat kimia dan fisika prisma berongga yang dibuat dari kaca komersial biasa
minyak goreng tersebut akibat residu dan asam lemak ini sangat akurat dan sangat sensitif karena instrumen
bebas karena pemakaian masih sangat kecil, namun nilai dapat mengukur dengan tepat perubahan sangat kecil
indeks bias yang diukur menggunakan prisma berongga indeks bias minyak goreng. Pada dasarnya, instrumen
tersebut langsung berubah. Hal ini menyiratkan prisma optik sederhana ini masih dapat dikembangkan lagi baik
berongga yang dibuat dari kaca komersial biasa ini dapat dengan miniaturisasi dimensi prisma berongga (hollow
digunakan untuk mengukur indeks bias minyak dengan prism) sehingga dapat lebih menghemat volume sampel
sensivitas tinggi. Hasil ini sangat menarik, meskipun minyak goreng yang digunakan maupun dengan
prisma berongga atau prisma fluida ini dibuat kemungkinan penggunaan laser yang lebih kecil seperti
menggunakan kaca komersial biasa, namun akurasi dan laser dioda sehingga secara keseluruhan sistem menjadi
lebih fleksibel, murah dan mudah digunakan dan ini [12] Nita Noriko, Dewi Elfidasari, Analekta Tiara Perdana,
menjadi target penelitian berikutnya. Ninditasya Wulandari, Widhi Wijayanti, 2012. Analisis
dan Penggunaan Syarat Mutu Minyak Goreng pada Penjaja
Makanan di Food Court UAI. Jurnal Al–Azhar Indonesia
UCAPAN TERIMA KASIH
Seri Sains dan Teknologi. Vol.1 (3) : 147 – 154.
[13] Mujadin, A. 2014. Pengujian Kualitas Minyak Goreng
Para penulis berterimakasih kepada Direktorat Berulang Menggunakan Metode Uji Viskositas dan
Pembelajaran dan kemahasiswaan (BELMAWA) Perubahan Fisis. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Teknologi.
(KEMENRISTEKDIKTI) Republik Indonesia atas [14] Sutiah, K., S. Firdausi, dan Budi, W. S. 2008. Studi
pemberian dana hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter Viskositas
(PKM) tahun 2016 untuk pelaksanaan kegiatan penelitian dan Indeks Bias. Berkala Fisika, 11, 53-58.
ini. Para penulis juga berterimakasih atas saran [15] Yunus, W. M. M., Y.W. Fen and M.Y. Lim. 2009.
konstruktif Dr. Eng. Elin Yusibani dari Jurusan Fisika Refractive Index and Fourier Transform Infrared Spectra
of Virgin Coconut Oil and Virgin Olive Oil. American
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Journal of Applied Sciences 6 (2): 328-331.
Universitas Syiah Kuala untuk pengujian akurasi [16] Siagian, H. 2004. Pemanfaatan Interferometer Michelson
refraktometer yang dibuat. dalam Menentukan Karakteristik Parameter Fisis Zat
Cair. Jurnal Penelitian “SAINTIKA” 4 (2): 127-132.
PUSTAKA [17] Govindan, G. and S.G. Raj. 2009. Measurement of
Refractive Index of Liquids using Fiber Optic
[1] Ayutaningwarno dan Fitriyono. 2012. Pengolahan dan Displacement Sensors. Journal of American Sciences 5:
Aplikasi Minyak Sawit Merah Pada Industri Pangan. 13-17.
Vitasphere. Vol 2.1-11 [18] Winarno, F. G., Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka
[2] Khomsan, A. 2010. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan, Utama, Jakarta, 2004.
Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. [19] Ketaren, S., Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak
[3] Ayu, D. F., dan Hamzah, F. H. 2010. Evaluasi Sifat Fisiko- Pangan. Jakarta: UI Press, 1986.
Kimia Minyak Goreng yang Digunakan oleh Pedagang [20] Widayat, Suherman dan K. Haryani, 2006. Optimasi
Makanan Jajanan di Kecamatan Tampan Kota Pekan Proses Adsorbsi Minyak Goreng Bekas Dengan Adsorbent
Baru. SAGU, Algricultural Science and Technology Zeolit alam: Studi Pengurangan Bilangan Asam. Jurnal
Journal. Vol. 9 (1): 4-14 Teknik Gelagar, 17, 77 – 82.
[4] Dewi, M. T. I. dan N. Hidajati. 2012. Peningkatan Mutu
[21] Sackheim, J. I. and D. D. Lehman, Chemistry for the
Minyak Goreng Curah Menggunakan Adsorben Bentonit
Health Sciences, 5th ed., Macmillan Publisher Company,
Teraktivasi. UNESA Journal of Chemistry, 1, 47-53.
1995.
[5] Zulkarnain, E., Suyuthie, H., Yerizal, E., dan Sulastri, D.
2011. Pengaruh pemanasan terhadap kejenuhan asam [22] Brewster, S. D., Optics, Vol. 7, 1829.
lemak minyak goreng sawit dan minyak goreng jagung, J. [23] Southall, P.C. J, Mirrors, Prisms and Lenses (A Text-Book
Indo. Med. Assoc. Vol. 61 (6), hal. 248 – 252 of Geometrical Optic), New York . The Mac Millan
[6] Gunawan, dan A. .Rahayu. 2003. Analisis Pangan: Company, 1933.
Penentuan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas Pada [24] Guenther, R. D., Modern Optics, Wiley New York, 1990.
Minyak Kedelai Dengan Variasi Menggoreng. JSKA, VI. [25] Singh, S., Refractive Index Measurement and its
[7] Suirta, I., 2007, Preparasi Biodiesel dari Minyak Applications, Physica Scripta, 65(2), 2002.
Jelantah Kelapa Sawit, Journal of Chemistry
Universitas Udayana, Bali [26] Khodier, S. A., Refractive index of standard oils as a
[8] Tanaka, T., Kohno, H., dan Mori, H. 2001, function of wavelength and temperature, Optics & Laser
Cemoprevention of Colon Carcinogenis by Dietery Non- Technology, Vol. 34 (2), 2002, 125–128.
Nutritive Compounds, Asian Pacific Journal of Cancer. [27] Synowickia, R. A., Greg K. Pribil, Gerry Cooney, Craig
Vol. 2 (3): 165-177. M. Herzinger, and Steven E. Green, 2004, Fluid refractive
[9] Ketaren, S. 2005. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak index measurements using rough surface and prism
Pangan. UI-Press. Jakarta. minimum deviation techniques, Journal of Vacuum Science
[10] Badan Standarisasi Nasional. 2002. Minyak Goreng SNI & Technology B, Nanotechnology and Microelectronics:
01-3741-2002. Dewan Standarisasi. Jakarta. Materials, Processing, Measurement, and Phenomena 22,
[11] Supriyadi, Misto, dan Y. Hartanti, Pengukuran Indeks Bias 3450.
Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode [28] Mahmood bin Mat Yunus, W. and Azizan bin Abdul
Difraksi Fraunhofer Celah Tungga. 2014. Jurnal ILMU Rahman, 1988, Refractive index of solutions at high
DASAR, Vol. 15 (2) : 97-101. concentrations, Applied Optics 27 (16), pp. 3341-3343.