Anda di halaman 1dari 8

Nasrullah Idris dkk - Pengembangan Alat Ukur Indeks Bias Mengunakan Prisma Berongga dari Lembaran Kaca ……..

39

Pengembangan Alat Ukur Indeks Bias Mengunakan Prisma Berongga


dari Lembaran Kaca Komersial Biasa dan Laser He-Ne untuk
Pengujian Kualitas Minyak Goreng
(masuk/received 24 Oktober 2016, diterima/accepted 14 Juli 2017)x
Developing a Refractive Index Measurement Instrument Using a Hollow
Prism Made from Ordinary Commercial Glass Plate and a He-Ne Laser for
Quality Examination of Edible Oil
Nasrullah Idris, Sarina, Maswati, Devi Susilayani
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Syiah Kuala
Jl. Syech Abd. Rauf No. 3 Kopelma Darussalam 23111
Banda Aceh, Aceh, Indonesia
nasrullah.idris@unsyiah.ac.id

Abstrak –Prisma berongga telah dibuat dari lembaran kaca komersial biasa sebagai instrumen optik sederhana dan
murah untuk penentuan secara cepat kualitas minyak goreng dengan pengukuran indeks biasnya. Dimensi lembaran
kaca komersial tersebut yang dijadikan sisi-sisi prisma tersebut adalah 10 cm × 10 cm dengan ketebalan 5 cm.
Pengukuran indeks bias minyak goreng dilakukan dengan memasukkan sampel minyak goreng ke dalam rongga prisma
tersebut, kemudian dilewatkan berkas cahaya helium neon (He-Ne) dan diukur sudut deviasi berkas laser tersebut
setelah lewat melalui prisma berongga tersebut. Indeks bias minyak goreng kemudian dihitung menggunakan besarnya
sudut deviasi hasil pengukuran dan sudut apit prisma tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis,
yaitu minyak goreng kualitas baik (minyak baru) dan minyak goreng kualitas rendah (minyak bekas pakai). Ditemukan
bahwa indeks bias minyak goreng kualitas bagus (minyak goreng baru) adalah 1,5054. Sebagai pembanding,
pengukuran indeks bias juga dilakukan untuk sampel air terdistilasi (aquades) dan ditemukan bahwa hasil pengukuran
menggunakan prisma berongga yang dibuat dari kaca komersial biasa ini sangat dekat dengan hasil pengukuran
menggunakan refraktometer Abbe. Ini menunjukkan bahwa indeks bias minyak goreng dapat diukur menggunakan
prisma berongga yang dibuat dari kaca komersial biasa dengan akurasi yang relatif tinggi. Selanjutnya, telah ditemukan
juga bahwa indeks bias minyak goreng kualitas rendah (bekas pakai) meningkat seiring meningkatnya frekuensi
pemakaiannya, di mana minyak goreng yang telah dipakai tiga kali indeks biasnya adalah 1,5402. Hasil pengukuran
indeks bias ini memperlihatkan bahwa indeks bias minyak goreng kualitas bagus (minyak baru) lebih rendah
dibandingkan indeks bias minyak goreng kualitas rendah (minyak bekas pakai). Hal ini menyiratkan bahwa indeks bias
minyak goreng semakin meningkat seiring penurunan kualitas minyak goreng sehingga dapat dikatakan bahwa indeks
bias adalah sifat optik yang representatif untuk menyatakan kualitas minyak goreng. Hasil penerapan awal ini
membuktikan prisma berongga yang dibuat dari lembaran kaca komersial biasa ini dapat digunakan sebagai instrumen
optik sederhana untuk pengukuran secara cepat, murah, dan akurat indeks bias minyak goreng guna penentuan
kualitasnya.
Kata kunci: prisma berongga, kaca komersial, indeks bias, kualitas minyak goreng, laser He-Ne
Abstract – A hollow prism was made from ordinary commercial glass plate as simple, cheap optical instrument for
examining quickly the quality of edible oil by measuring its refractive index. The thickness of the glass plate is 5 mm with
a dimension of 10 cm × 10 cm used for each sides of the prism. The refractive index was measured by filling the edible
oil sample into the prism cavity and passing a He-Ne laser light through the prism and then the deviation angle of the
laser light after passing through the filled prism was measured. The refractive index was calculated using the measured
deviation angle of the laser light and the apex angle of the prism. There were two kinds of oil samples used in this work,
namely good quality edible oil (new edible oil) and low quality edible oil (used edible oil). As the results, it was found
that refractive index of the good quality edible oil (new oil) was 1.5054. It was also found that refractive index of the
distilated water sample measured using the constructed hollow prism is extremely close to the result measured by the
well established optical instrument, Abbe refractometer. This shows that refractive index of edible oil can be measured
by using the hollow prism made from the ordinary commercial glass plate with very high accuracy. It was also found that
refractive index of the low quality edible oil (used oil) increased with increasing its using frequency. The refractive index
of the edible oil sample used 3 times was 1.5054. These results displayed that refractive index of good quality edible oil is
lower than that of the used edible oil. This implies that the refractive index increases with lowering the quality of edible
oil, confirming that refractive index is a representative optical property of the quality of edible oil. These preliminary
results proved that the hollow prism made from the ordinary commercial glass plate can be used as a simple optical
method for measuring quickly, cheaply and accurately refractive index to certify the quality of edible oils.
Keywords: hollow prism, ordinary commercial glass plate, refractive index, quality of edible oil, He-Ne laser

Risalah Fisika Vol. 1 no. 2 (2017) 39-46


ISSN 2548-9011
40 Nasrullah Idris dkk / Pengembangan Alat Ukur Indeks Bias Mengunakan Prisma Berongga dari Lembaran Kaca ……

I. PENDAHULUAN lebih sederhana prinsip penggunaannya, serta harganya


lebih murah.
Minyak goreng adalah salah satu bahan makanan Seperti disebutkan di atas pada dasarnya beberapa
kebutuhan pokok manusia [1,2]. Secara umum di negara besaran fisika dapat digunakan untuk menyatakan
berkembang dan maju, konsumsi minyak goreng kualitas minyak goreng. Salah satu besaran yang
meningkat tajam karena minyak goreng selain untuk digunakan dalam berbagai instrumen dengan bermacam-
konsumsi rumah tangga juga menjadi bahan baku macam konfigurasi untuk penentuan sifat optik bahan
berbagai industri seperti industri makanan, industri sabun, termasuk bahan cair (fluida) adalah indeks bias. Dalam
industri kosmetik dan lain-lain. Permintaan minyak penelitian ini, sebuah refraktometer sederhana sebagai
goreng yang terus meningkat tersebut telah mendorong alat ukur cepat dan mudah dirancang dan dikonstruksi
pihak-pihak tertentu membuat dan mendistribusikan dengan menggunakan sebuah prisma berongga (hollow
minyak goreng dengan kualitas rendah bahkan buruk prism) atau disebut juga prisma fluida (fluid prism) dan
kepada konsumen demi mendapatkan keuntungan yang sebuah laser He-Ne sebagai sumber berkas cahaya untuk
besar. Minyak goreng kualitas rendah tersebut dapat pengujian kualitas minyak goreng yang berbasis pada
dibuat dengan pengoplosan, yaitu minyak jelantah pengukuran indeks biasnya.
buangan hotel, restoran atau industri yang telah dipakai Prisma berongga (hollow prism) merupakan sebuah
berulang-ulang dicampur dengan minyak baru dalam piranti optik (transparan) yang dibuat dari lembaran kaca
proporsi yang menguntungkan [3]. Selain itu, sebagian atau gelas paralel yang dibentuk menjadi sebuah segitiga
pengusaha makanan seperti para penjual gorengan, yang dengan sudut apit (apex angle) dan sudut kaki tertentu di
jumlahnya sangat banyak di berbagai wilayah di mana bagian tengah prisma tersebut berupa rongga
Indonesia, demi pengurangan biaya produksi dan kosong. Pada bagian tengah prisma (rongga) ini dapat
mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar juga diisi dengan bahan-bahan cair atau gas (fluida) yang ingin
diperkirakan terus menggunakan minyak goreng secara diukur indeks biasnya. Oleh karena itu prisma berongga
berulang-ulang. Dengan demikian, minyak goreng disebut juga sebagai prisma fluida. Secara umum prisma
kualitas rendah dapat berasal dari minyak goreng berongga atau prisma fluida ini dibuat menggunakan
kualitas baik yang dioplos dengan minyak goreng bekas pelat kaca paralel [22-24]. Pelat kaca paralel adalah
pakai dan minyak goreng yang telah dipakai secara bahan optik kualitas tinggi dengan harga yang relatif
berulang kali. Pada sisi lain, pemakaian minyak goreng mahal dan tidak mudah didapatkan terutama di negara
secara berulang-ulang sangat berbahaya bagi kesehatan berkembang seperti Indonesia. Prisma berongga (hollow
konsumen misalnya menyebabkan gangguan hati [4-6], prism) telah digunakan untuk pengukuran indeks bias
dan bahkan pemakaian minyak goreng secara berulang berbagai fluida [25-28]. Dalam penelitian ini, prisma
dengan frekuensi pemakaian tinggi dalam kurun waktu berongga (hollow prism) yang dirancang ini dibuat dari
tertentu dapat menyebabkan penyakit kanker [7-8]. Oleh bahan lembaran kaca komersial biasa yang dapat
karena itu, kualitas minyak goreng yang dikonsumsi diperoleh dengan mudah dan dengan harga yang jauh
masyarakat maupun yang digunakan industri makanan lebih murah dibanding dengan kaca paralel. Lembaran
harus selalu diawasi [9-10]. kaca komersial biasa ini umumnya digunakan untuk
Pada dasarnya, beberapa parameter fisika telah sebagai bahan jendela bangunan maupun pembuatan
digunakan untuk menentukan kualitas minyak goreng, furnitur-furnitur perumahan maupun perkantoran ataupun
seperti indeks bias [11], warna [12], viskositas [13,14], keperluan-keperluan lainnya.
dan lain-lain. Karena itu beberapa instrumen telah Prinsip pengukuran indeks bias menggunakan prisma
dikembangkan berbasis pada pengukuran parameter- berongga ini pada dasarnya berbasis pada prinsip
parameter tersebut, sehingga menghasilkan instrumen- pembiasan cahaya ketika lewat melalui 2 medium dengan
instrumen komersial yang digunakan untuk penentuan kerapatan (indeks bias) berbeda. Berkas cahaya dilewat-
kualitas minyak goreng seperti refraktometer, interfero- kan melalui prisma berongga (hollow prism) yang berisi
meter, viskosimeter Ostwald [12-19], dan lain-lain. fluida untuk kemudian diukur sudut deviasi minimum
Namun demikian, secara umum peralatan-peralatan berkas cahaya tersebut setelah melewati fluida dalam
tersebut relatif tidak mudah digunakan dan harganya juga prisma seperti ditunjukkan dalam Gambar 1 [22-24].
relatif mahal. Hal ini menyebabkan instrumen-instrumen Sudut deviasi d adalah sudut yang dibentuk oleh
tersebut hanya ada di laboratorium-laboratorium tertentu perpotongan dari perpanjangan garis penjalaran cahaya
yang memiliki sumber pendanaan dan sumber daya datang dengan perpanjangan garis penjalaran cahaya bias
manusia terampil yang cukup seperti Laboratorium yang meninggalkan prisma pada sisi permukaan keluar
Pengujian Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan prisma berongga tersebut. Sudut deviasi minimum dm
(BPOM), Laboratorium Kesehatan, dan laboratorium- adalah sudut penyimpangan (deviasi) berkas cahaya dari
laboratorium pelayanan atau penelitian di lembaga- arah datang awal berkas cahaya ketika sudut masuk
lembaga pemerintah maupun swasta lainnya [20,21]. berkas cahaya datang pada permukaan sisi masuk prisma
Karena itu instrumen-instrumen tersebut tidak dapat sama dengan sudut keluar berkas cahaya pada sisi
dengan mudah diakses oleh masyarakat umum yang permukaan keluar prisma tersebut. Dengan mengukur
membutuhkan pengujian cepat dan murah terhadap sudut deviasi minimum tersebut, seperti ditunjukkan oleh
kualitas minyak goreng yang dikosumsi sehari-hari. Oleh Gambar 1, maka indeks bias zat cair tersebut dapat
karena itu perlu dikembangkan instrumen-instrumen yang ditentukan.

Risalah Fisika Vol. 1 no. 2 (2017) 39-46


ISSN 2548-9011
Nasrullah Idris dkk - Pengembangan Alat Ukur Indeks Bias Mengunakan Prisma Berongga dari Lembaran Kaca …… 41

T 
d m  d  sin 1   (3)
P
dengan d sudut deviasi antara berkas cahaya datang tanpa
adanya fluida dalam prisma berongga dengan berkas
cahaya yang dibiaskan setelah lewat melalui fluida dalam
prisma berongga, T jarak antara titik acuan berkas cahaya
laser pada layar ketika prisma tidak diisi fluida dengan
sisi (permukaan) keluar prisma, dan P jarak pembiasan
Gambar 1. Prinsip pembiasan cahaya pada sebuah prisma,
cahaya laser, yaitu jarak antara titik keluar berkas cahaya
termasuk prisma berongga (hollow prism).
laser He-Ne pada sisi keluaran (permukaan) prisma ke
Indeks bias fluida dalam prisma berongga tersebut layar pengamatan. T dan P diukur dalam eksperimen dan
dapat ditentukan dengan persamaan [23-25] kemudian sudut deviasi berkas laser d dihitung
menggunakan persamaan (3).
Indeks bias dihitung dengan memasukkan nilai atau
sin
1
d m  A besarnya sudut deviasi berkas laser d yang diperoleh dari
n 2 (1) persamaan (3) ke dalam persamaan (1) dan besarnya
1 sudut apit prisma. Diasumsikan bahwa nilai indeks bias
sin A minyak goreng hasil pengukuran dengan pendekatan ini
2
tidak akan berbeda secara signifikan dengan nilai indeks
dengan dm sudut deviasi minimum antara berkas cahaya yang diukur menggunakan sudut deviasi minimum dm.
datang dengan cahaya yang dibiaskan oleh fluida Meskipun akan muncul sedikit perbedaan namun
tersebut, A sudut apit prisma (apex angle), dan n indeks diasumsikan bahwa secara sistematik perbedaan tersebut
bias prisma atau fluida dalam prisma tersebut. Untuk akan muncul dalam setiap pengukuran karena
perhitungan indeks bias menggunakan sudut deviasi pengukuran dilakukan dengan prinsip yang sama. Hal ini
minimum tersebut mengharuskan pengukuran sudut pada dasarnya tidak terlalu berpengaruh pada hasil akhir
datang cahaya pada prisma dan sudut keluar cahaya dari penelitian karena fokus penelitian adalah pembandingan
prisma tersebut. Dalam penelitian ini sudut deviasi indeks bias minyak goreng kualitas bagus (minyak baru)
minimum diaproksimasi menjadi sudut deviasi berkas dengan minyak goreng kualitas rendah (bekas pakai).
cahaya saja sehingga tidak memerlukan pengukuran
sudut datang berkas cahaya. Besarnya sudut deviasi II. BAHAN DAN METODE
berkas cahaya keluar dari prisma berongga berisi fluida Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap
ditentukan dengan formula Phytagoras seperti perancangan dan konstruksi prisma berongga dan tahap
ditunjukkan dalam Gambar 2. pengujian awal untuk pengukuran indeks bias guna
penentuan kualitas minyak goreng. Prisma dirancang
dengan sudut apit 60° dan sudut-sudut lainnya juga 60°
seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.
10
cm

o
60

m
5m
d=

Gambar 2. Diagram pengukuran indeks bias minyak goreng o o


cm

60 60
menggunakan prisma berongga dengan melewatkan berkas
10

cahaya laser He-Ne melalui prisma yang diisi sampel minyak


goreng yang hendak diuji.
Gambar 3. Rancangan prisma berongga.
Dengan pendekatan ini, maka sudut deviasi minimum dm
ditulis sebagai sudut deviasi d sebagai berikut Bahan yang digunakan untuk membuat prisma
berongga (hollow prism) tersebut adalah pelat kaca
T komersial biasa dengan transparansi yang relatif tinggi
sin d m  (2)
dengan dimensi pelat-pelat kaca untuk sisi-sisi segitiga
P
prisma tersebut adalah 10 cm × 10 cm. Ketebalan pelat

Risalah Fisika Vol. 1 no. 2 (2017) 39-46


ISSN 2548-9011
42 Nasrullah Idris dkk / Pengembangan Alat Ukur Indeks Bias Mengunakan Prisma Berongga dari Lembaran Kaca ……

kaca yang digunakan adalah 5 mm. Prisma berongga mengalami deviasi karena pembiasan (refraksi) oleh
dibuat dengan melekatkan lembaran-lembaran pelat kaca sampel minyak goreng tersebut. Selanjutnya dilakukan
tersebut membentuk segi tiga sama sisi menggunakan pengukuran jarak P dari sisi permukaan keluar prisma,
bahan perekat. Kemudian pada salah satu sisi samping dan kemudian besarnya sudut deviasi d diestimasi
prisma tersebut dibuat lubang yang digunakan untuk menggunakan persamaan (3). Jarak antara posisi titik
memasukkan dan mengeluarkan sampel minyak goreng ujung T dan posisi titik ujung P pada layar pengamatan
ke rongga tengah prisma tersebut. juga diukur, sehingga sudut deviasi d dapat diestimasi
Setelah prisma berongga dibuat, tahap berikutnya menggunakan prinsip Phytagoras.
adalah pengujian kemampuan prisma berongga tersebut Untuk melihat tingkat keakuratan hasil pengukuran
untuk menentukan indeks bias guna menentukan kualitas indeks bias minyak goreng menggunakan prisma
minyak goreng. Pada pengujian awal kemampuan refrak- berongga yang dibuat dari lembaran kaca komersial biasa
tometer sederhana ini, sampel minyak yang digunakan tersebut, pengukuran indeks bias juga dilakukan untuk
adalah satu jenis saja, yaitu minyak goreng curah. Sampel sampel fluida standar yaitu air terdistilasi (aquades), yang
minyak goreng curah tersebut ada 2 macam, minyak indeks biasnya telah diketahui dengan baik. Sebagai
goreng curah kualitas baik, yaitu minyak goreng curah pembanding, pengukuran indeks bias sampel air
baru dan minyak goreng curah kualitas rendah, yaitu terdistilasi (aquades) juga dilakukan menggunakan alat
minyak goreng curah bekas pakai. Minyak goreng curah ukur indeks bias standar laboratorium, yaitu
baru tersebut adalah minyak goreng curah yang dijual refraktometer Abbe.
secara komersial di pasar-pasar, sedangkan minyak
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
goring bekas pakai adalah minyak goreng curah baru
tersebut yang kemudian dipakai menggoreng bahan Gambar 4 memperlihatkan foto prisma berongga (hollow
makanan berupa ikan secara berulang. Kondisi pada prism) yang telah dikonstruksi menggunakan lembaran
setiap kali perulangan pemakaian dibuat sedemikian rupa kaca komersial biasa sesuai dengan rancangan yang
sehingga sama, yaitu volume bahan makanan yang ditunjukkan dalam Gambar 3. Prisma berongga yang
digoreng dan durasi penggorengan serta suhu dibuat ini berbentuk segitiga sama sisi dengan dimensi
penggorengan dijaga sama. masing-masing sisi adalah 10 cm × 10 cm. Sudut apit
Untuk pengukuran indeks bias, ada beberapa (apex angle) dan sudut-sudut lainnya prisma berongga
perangkat lain yang digunakan dalam penelitian ini yang tersebut adalah 60°. Foto tersebut diambil ketika prisma
terdiri dari sebuah sumber cahaya yaitu sebuah laser He- berongga tersebut belum diisi dengan sampel minyak
Ne (λ = 594 nm, daya 4 mW), layar, gelas beaker goreng.
bervolume 50 ml, dan penggaris. Prinsip pengujiannya
adalah minyak yang akan diuji dimasukkan ke dalam
rongga hollow prism kemudian berkas laser tersebut
diarahkan pada sudut tertentu dengan normal permukaan
salah satu miring prisma agar lewat melalui sampel
minyak goreng di dalam prisma tersebut sehingga berkas
laser yang keluar mengalami refraksi pada sudut tertentu
seperti ditunjukkan dalam sketsa diagram penelitian pada
Gambar 2.
Proses pengujian dimulai dengan penentuan titik
acuan posisi berkas laser pada layar pengamatan ketika
prisma berongga berada dalam keadaan kosong, belum
diisi sampel minyak goreng. Dalam keadaan prisma
berongga belum diisi dengan sampel minyak goreng,
berkas laser dilewatkan melalui prisma tersebut sehingga
berkas laser keluar menuju layar pengamatan pada posisi
tertentu. Titik ini menjadi titik acuan untuk pengukuran
T. Kemudian dilakukan pengukuran T, jarak referensi
yang ditempuh berkas cahaya setelah keluar prisma
ketika rongga prisma belum diisi sampel minyak. Selain
Gambar 4. Foto prisma berongga atau prisma fluida yang telah
itu titik tersebut juga menjadi titik acuan pengukuran dikonstruksi dari lembaran kaca komersial biasa.
posisi berkas laser pada layar setelah prisma berongga
diisi dengan sampel minyak yang hendak diukur indeks Seperti dapat dilihat dalam gambar tersebut,
biasnya. meskipun dibuat dari lembaran-lembaran kaca komersial
Tahap berikutnya adalah memasukkan sampel biasa, transmitansi sisi-sisi prisma berongga tersebut
minyak goreng ke dalam rongga prisma tersebut seperti sangat baik, di mana setiap sisi prisma dapat dilihat
ditunjukkan dalam Gambar 2. Kemudian berkas laser He- dengan jelas dari sisi-sisi prisma yang lain. Pada salah
Ne dilewatkan dari sisi miring masukan prisma melalui satu sisi samping prisma berongga tersebut dibuat sebuah
sampel minyak goreng dalam rongga tersebut sehingga lubang yang dapat dibuka dan ditutup untuk dapat
berkas laser He-Ne yang keluar dari sisi keluaran prisma memasukkan atau membuang sampel minyak goreng dari

Risalah Fisika Vol. 1 no. 2 (2017) 39-46


ISSN 2548-9011
Nasrullah Idris dkk - Pengembangan Alat Ukur Indeks Bias Mengunakan Prisma Berongga dari Lembaran Kaca …… 43

prisma berongga tersebut. Gambar 5 memperlihatkan foto


prisma berongga tersebut setelah diisi dengan sampel
minyak goreng. Dapat dilihat dengan jelas warna minyak
goreng di dalam prisma berongga tersebut. Selain itu
dapat dilihat bahwa sampel minyak goreng dapat
ditempatkan dengan stabil dalam prisma berongga
tersebut sehingga dapat dilakukan pengukuran indeks
biasnya dengan melewatkan berkas laser He-Ne dan
dilakukan pengukuran sudut deviasi berkas laser tersebut
setelah lewat dari prisma dan sampel minyak goreng
tersebut untuk perhitungan indeks bias.

(a)

Gambar 5 Foto prisma berongga yang dibuat dari lembaran


kaca komersial biasa yang telah diisi dengan sampel minyak
goreng kualitas baik.

Pengujian kemampuan prisma berongga yang telah


dibuat menggunakan kaca komersial biasa ini sebagai
refraktometer sederhana dilakukan dengan melakukan
pengukuran indeks bias sampel minyak goreng kualitas
baik (minyak baru) dan minyak goreng kualitas rendah
(minyak bekas pakai). Sebagaimana dijelaskan pada
bagian metode penelitian, minyak goreng yang digunakan
dalam penelitian ini adalah minyak goreng curah
komersial yang dibeli secara bebas di pasar. Sampel (b)
minyak goreng kualitas baik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah minyak goreng curah baru yang Gambar 6. Foto prisma berongga yang telah diisi sampel
belum pernah dipakai (Gambar 6a). Sementara minyak minyak dengan kualitas berbeda; (a) minyak goreng curah
goreng kualitas rendah yang digunakan sebagai sampel kualitas baik (minyak baru), (b) minyak goreng curah kualitas
rendah (minyak yang telah dipakai tiga kali).
dalam penelitian ini adalah minyak goreng curah kualitas
baik tersebut yang kemudian telah secara sengaja dipakai He-Ne dilewatkan melalui sampel minyak goreng dalam
untuk menggoreng bahan makanan (Gambar 6b). Volume prisma tersebut. Pada tahap pertama, pengukuran indeks
bahan makanan yang digoreng, durasi penggorengan dan bias menggunakan refraktometer ini dilakukan untuk
suhu penggorengan lebih kurang dibuat sama untuk sampel minyak goreng curah kualitas baik. Selanjutnya
setiap perulangan penggorengan. dilakukan pengukuran indeks bias sampel-sampel minyak
Seperti yang dijelaskan pada bagian metode goreng curah kualitas rendah (bekas pakai). Untuk
penelitian di atas, pengukuran indeks bias sampel minyak menguji akurasi hasil pengukuran indeks bias dengan
goreng menggunakan refraktometer sederhana ini menggunakan prisma berongga yang dibuat dengan
dilakukan dengan melewatkan berkas laser He-Ne lembaran kaca komersial biasa ini, pengukuran indeks
melalui sampel minyak goreng yang telah diisi ke dalam bias juga dilakukan untuk sampel air terdistilasi
rongga. Kemudian diukur jarak P, dan juga jarak T. (aquades). Sebagai perbandingan, pengukuran indeks bias
Gambar 7 memperlihatkan foto prisma berongga yang indeks bias air terdistilasi (aquades) juga dilakukan
telah diisi dengan sampel minyak goreng saat berkas laser dengan refraktometer Abbe komersial.

Risalah Fisika Vol. 1 no. 2 (2017) 39-46


ISSN 2548-9011
44 Nasrullah Idris dkk / Pengembangan Alat Ukur Indeks Bias Mengunakan Prisma Berongga dari Lembaran Kaca ……

Tabel 1. Hasil pengukuran nilai indeks bias sampel minyak


goreng curah.

No. Sampel Nilai Indeks Bias (n)


1 Minyak baru 1,5152 ± 0,0002
2 Minyak 1× pakai 1,5246 ± 0,0002
3 Minyak 2× pakai 1,5328 ± 0,0018
4 Minyak 3× pakai 1,5402 ± 0,0001
5 Aquades 1,3420 ± 0,00006

Tabel 2. Hasil pengukuran nilai indeks bias air terdistilasi


(aquades) menggunakan refraktometer Abbe standar.

No. Sampel Nilai Indeks Bias (n)


1 Aquades 1,3309

kan bahwa indeks bias minyak goreng curah kualitas baik


(minyak baru) adalah 1,5152. Selanjutnya dari hasil
Gambar 7. Foto prisma yang berisi sampel minyak goreng pengukuran indeks bias untuk sampel-sampel minyak
dengan berkas laser He-Ne lewat melalui sampel minyak
goreng yang telah dipakai, yang berarti kualitasnya
goreng dalam rongga prisma tersebut.
berbeda-beda, yang ditunjukkan dalam Tabel 1 tersebut,
dapat dilihat dengan jelas adanya perbedaan yang
Hasil pengukuran indeks bias sampel minyak goreng signifikan antara indeks bias minyak goreng curah
tersebut beserta sampel aquades dengan prisma berongga kualitas baik (minyak goreng baru) dengan indeks
yang dibuat dari lembaran kaca komersial biasa ini minyak goreng curah kualitas rendah (minyak goreng
ditampilkan dalam Tabel 1. Hasil pengukuran indeks bias bekas pakai). Terlihat nilai indeks bias minyak goreng
sampel aquades menggunakan refraktometer Abbe meningkat seiring peningkatan perulangan pemakaian.
standar ditampilkan dalam Tabel 2. Indeks bias air Nilai indeks bias minyak goreng curah 1 kali pakai
terdistilasi (aquades) hasil pengukuran menggunakan langsung meningkat menjadi 1,5246, meningkat sebesar
prisma berongga yang dibuat dari kaca komersial biasa 0,0094 dari indeks bias minyak goreng baru, 1,5152.
adalah 1,3420 (Tabel 1). Nilai ini sangat dekat dengan Peningkatan nilai indeks bias tersebut semakin besar
nilai indeks bias hasil pengukuran menggunakan dengan peningkatan frekuensi perulangan pemakaian
refraktometer Abbe standar, yaitu 1,3309 (Tabel 2). minyak goreng tersebut. Indeks bias minyak goreng yang
Selisih nilai indeks bias air terdistilasi (aquades) yang telah dipakai sampai 3 kali perulangan adalah 1,5402,
diukur dengan prisma berongga yang dibuat dari meningkat sekitar 0,025 atau 1,6% dari indeks bias
lembaran kaca komersial biasa dengan yang diukur minyak goreng baru.
menggunakan refraktometer Abbe standar sangat kecil, Berdasarkan hasil pengukuran di atas dapat dikatakan
yaitu hanya sekitar 0,0111 atau sekitar 0,83%. Hasil ini bahwa semakin tinggi frekuensi perulangan pemakaian
menunjukkan bahwa pengukuran indeks bias sampel air minyak goreng tersebut, semakin tinggi pula nilai indeks
terdistilasi dengan prisma berongga yang dibuat dari bias minyak goreng tersebut. Peningkatan indeks bias
lembaran kaca komersial biasa cukup akurat, hasil minyak goreng bekas pakai secara fisis dapat dipahami
pengukurannya menyamai hasil pengukuran mengguna- dikarenakan oleh peningkatan kerapatan minyak goreng
kan refraktometer buatan industri, refraktometer Abbe. akibat residu bahan makan yang digoreng di dalam
Hasil ini juga menunjukkan bahwa aproksimasi sudut minyak bekas pakai tersebut. Selain itu, jumlah asam
deviasi minimum dm (persamaan 1) menjadi sudut deviasi lemak bebas dalam minyak goreng bekas pakai semakin
d (persamaan 3) menggunakan formula Phytagoras ter- meningkat dengan lama waktu proses penggorengan dan
nyata tidak berpengaruh signifikan pada hasil pengukuran frekuensi perulangan pemakaian [25]. Keberadaan residu
indeks bias. Memperhatikan hasil pengukuran indeks bias bahan gorengan dan peningkatan jumlah asam lemak
aquades menggunakan prisma berongga yang dibuat dari bebas dalam minyak goreng bekas pakai menyebabkan
kaca komersial biasa yang cukup akurat ini, dapat perubahan sifat-sifat kimia dan fisika minyak goreng
dipahami bahwa hasil pengukuran indeks bias sampel- tersebut, termasuk indeks biasnya. Hal ini berarti semakin
sampel minyak goreng menggunakan prisma berongga ini tinggi frekuensi perulangan pemakaian minyak goreng
(Tabel 1) juga cukup akurat. Ini menyiratkan bahwa tersebut, semakin banyak residu bahan gorengan dan
prisma berongga yang meskipun dibuat dari lembaran asam lemak dalam minyak tersebut, dan ini semakin
kaca komersial biasa dapat digunakan sebagai instrumen besar pengaruhnya terhadap sifat kimia dan fisika minyak
optik sederhana untuk pengukuran indeks bias minyak tersebut.
goreng dengan akurasi cukup baik. Salah satu perubahan sifat fisis yang nyata dan dapat
Dari hasil pengukuran nilai indeks bias minyak dilihat secara visual pada minyak goreng yang dipakai
goreng curah yang ditunjukkan dalam Tabel 1, didapat- secara berulang adalah perubahan warnanya. Secara

Risalah Fisika Vol. 1 no. 2 (2017) 39-46


ISSN 2548-9011
Nasrullah Idris dkk - Pengembangan Alat Ukur Indeks Bias Mengunakan Prisma Berongga dari Lembaran Kaca …… 45

visual dapat dilihat bahwa warna minyak bekas pakai sensitivitas pengukuran indeks bias cukup tinggi,
berbeda dengan minyak baru, dan perbedaan warna mendekati akurasi dan sensitivitas refraktometer yang
semakin nyata terjadi ketika frekuensi perulangan dibuat menggunakan bahan-bahan optik berkualitas
pemakaian semakin tinggi seperti ditunjukkan secara tinggi. Hal ini menyiratkan bahwa prisma berongga
berturutan dalam Gambar 6a dan Gambar 6b. Minyak (fluida) untuk pengukuran indeks bias minyak makan
baru memperlihatkan warna kuning cerah, seperti dapat atau fluida-fluida lain dapat dibuat menggunakan kaca
dilihat dalam Gambar 6a. Begitu dipakai sekali, warna komersial biasa dengan hasil pengukuran yang sangat
minyak goreng tersebut langsung mengalami degradasi. akurat dan sensitif. Selain itu, prinsip kerja pengukuran
Minyak yang telah dipakai secara berulang, misalnya 3 indeks bias minyak goreng menggunakan perangkat
kali perulangan pemakaian, memperlihatkan warna prisma berongga yang dibuat dari kaca komersial ini
kuning gelap bahkan kelihatan coklat seperti ditunjukkan sangat sederhana sehingga mudah digunakan. Pada sisi
dalam Gambar 6b. Dengan demikian dapat dipahami lain, karena menggunakan kaca komersial biasa, secara
bahwa sifat fisis minyak berubah ketika minyak goreng ekonomi harga prisma berongga yang dibuat menjadi
tersebut dipakai untuk menggoreng, dan perubahan murah, sehingga dapat dijangkau oleh sebagian besar
tersebut terus terjadi seiring peningkatan frekuensi masyarakat.
perulangan pemakaiannya. Hal ini menyiratkan bahwa
adanya hubungan yang sangat erat antara perubahan sifat IV. KESIMPULAN
fisika minyak goreng, di antaranya indeks bias dan warna
dengan kualitasnya karena seperti disebutkan di atas Prisma berongga (hollow prism) telah dapat dibuat
bahwa secara umum dipahami minyak goreng bekas menggunakan lembaran kaca komersial biasa dengan
pakai kualitasnya menjadi rendah, dan kualitasnya terus ketebalan 5 mm. Prisma berongga yang dibuat memiliki
menurun seiring dengan peningkatan frekuensi sudut apit 60° dan dimensi sisi-sisinya 10 cm ×10 cm.
perulangan pemakaiannya. Oleh karena itu, hasil Prisma berongga tersebut dan sebuah laser He-Ne (λ =
pengukuran indeks bias minyak goreng seperti 589 nm) sebagai sumber cahaya telah dipakai sebagai
ditunjukkan dalam Tabel 1, di mana indeks bias minyak refraktometer sederhana untuk mengukur indeks bias
goreng bekas pakai meningkat seiring peningkatan minyak goreng guna pengujian kualitasnya. Kemampuan
frekuensi perulangan pemakaian, dapat merepresentasi- dan akurasi prisma berongga yang dibuat dari kaca
kan kualitas minyak goreng. komersial biasa ini untuk pengukuran indeks bias cairan
Hasil pengukuran indeks bias tersebut menyiratkan telah diuji dengan mengukur indeks bias sampel air
minyak goreng kualitas bagus (minyak baru dan belum terdistilasi (aquades) dan ditemukan bahwa hasil
pernah dipakai) memiliki indeks bias yang lebih kecil pengukuran indeks bias air terdistilasi menggunakan
dibandingkan dengan indeks bias minyak goreng kualitas prisma berongga ini cukup akurat karena hasil
rendah (bekas pakai). Indeks bias minyak goreng pengukuran sangat dekat nilainya dengan indeks bias
meningkat seiring dengan menurunnya kualitas minyak hasil pengukuran menggunakan instrumen yang telah
atau dengan kata lainnya semakin rendah kualitas minyak diuji dan dikenal dengan baik, yaitu refraktometer Abbe.
goreng semakin tinggi indeks biasnya dan sebaliknya Pengukuran indeks bias minyak goreng dengan prisma
semakin bagus kualitas minyak gorengnya semakin kecil berongga (hollow prism) yang dibuat menggunakan
nilai indeks biasnya. Dengan demikian untuk penentuan lembaran kaca komersial biasa menemukan bahwa nilai
kualitas minyak goreng secara cepat, sebagai sebuah indeks bias minyak goreng tersebut merefleksikan
kebutuhan masyarakat umum sekarang mengingat banyak kualitas minyak goreng, di mana minyak goreng kualitas
sekali peredaran minyak goreng kualitas rendah atau bagus memiliki nilai indeks bias kecil sedangkan minyak
banyaknya para pengusaha makanan seperti tukang goreng kualitas rendah nilai indeks biasnya lebih besar.
gorengan menggunakan minyak goreng secara berulang- Nilai indeks bias minyak goreng terus meningkat seiring
ulang, dapat dilakukan dengan pengukuran indeks penurunan kualitas minyak goreng tersebut. Dengan
biasnya menggunakan prisma berongga yang dibuat dari demikian kualitas minyak goreng dapat ditentukan
kaca komersial biasa ini. melalui pengukuran indeks biasnya menggunakan
Selain cukup akurat, pengukuran indeks bias dengan refraktometer sederhana dan murah yang terdiri dari
prisma berongga yang dibuat dari lembaran kaca sebuah prisma berongga yang dibuat dari lembaran kaca
komersial biasa ini juga sangat sensitif. Seperti dapat komersial biasa dan laser He-Ne sebagai sumber cahaya.
dilihat dalam Tabel 1, meskipun minyak goreng baru Pengukuran indeks bias minyak goreng menggunakan
dipakai sekali, artinya perubahan sifat kimia dan fisika prisma berongga yang dibuat dari kaca komersial biasa
minyak goreng tersebut akibat residu dan asam lemak ini sangat akurat dan sangat sensitif karena instrumen
bebas karena pemakaian masih sangat kecil, namun nilai dapat mengukur dengan tepat perubahan sangat kecil
indeks bias yang diukur menggunakan prisma berongga indeks bias minyak goreng. Pada dasarnya, instrumen
tersebut langsung berubah. Hal ini menyiratkan prisma optik sederhana ini masih dapat dikembangkan lagi baik
berongga yang dibuat dari kaca komersial biasa ini dapat dengan miniaturisasi dimensi prisma berongga (hollow
digunakan untuk mengukur indeks bias minyak dengan prism) sehingga dapat lebih menghemat volume sampel
sensivitas tinggi. Hasil ini sangat menarik, meskipun minyak goreng yang digunakan maupun dengan
prisma berongga atau prisma fluida ini dibuat kemungkinan penggunaan laser yang lebih kecil seperti
menggunakan kaca komersial biasa, namun akurasi dan laser dioda sehingga secara keseluruhan sistem menjadi

Risalah Fisika Vol. 1 no. 2 (2017) 39-46


ISSN 2548-9011
46 Nasrullah Idris dkk / Pengembangan Alat Ukur Indeks Bias Mengunakan Prisma Berongga dari Lembaran Kaca ……

lebih fleksibel, murah dan mudah digunakan dan ini [12] Nita Noriko, Dewi Elfidasari, Analekta Tiara Perdana,
menjadi target penelitian berikutnya. Ninditasya Wulandari, Widhi Wijayanti, 2012. Analisis
dan Penggunaan Syarat Mutu Minyak Goreng pada Penjaja
Makanan di Food Court UAI. Jurnal Al–Azhar Indonesia
UCAPAN TERIMA KASIH
Seri Sains dan Teknologi. Vol.1 (3) : 147 – 154.
[13] Mujadin, A. 2014. Pengujian Kualitas Minyak Goreng
Para penulis berterimakasih kepada Direktorat Berulang Menggunakan Metode Uji Viskositas dan
Pembelajaran dan kemahasiswaan (BELMAWA) Perubahan Fisis. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Teknologi.
(KEMENRISTEKDIKTI) Republik Indonesia atas [14] Sutiah, K., S. Firdausi, dan Budi, W. S. 2008. Studi
pemberian dana hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter Viskositas
(PKM) tahun 2016 untuk pelaksanaan kegiatan penelitian dan Indeks Bias. Berkala Fisika, 11, 53-58.
ini. Para penulis juga berterimakasih atas saran [15] Yunus, W. M. M., Y.W. Fen and M.Y. Lim. 2009.
konstruktif Dr. Eng. Elin Yusibani dari Jurusan Fisika Refractive Index and Fourier Transform Infrared Spectra
of Virgin Coconut Oil and Virgin Olive Oil. American
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Journal of Applied Sciences 6 (2): 328-331.
Universitas Syiah Kuala untuk pengujian akurasi [16] Siagian, H. 2004. Pemanfaatan Interferometer Michelson
refraktometer yang dibuat. dalam Menentukan Karakteristik Parameter Fisis Zat
Cair. Jurnal Penelitian “SAINTIKA” 4 (2): 127-132.
PUSTAKA [17] Govindan, G. and S.G. Raj. 2009. Measurement of
Refractive Index of Liquids using Fiber Optic
[1] Ayutaningwarno dan Fitriyono. 2012. Pengolahan dan Displacement Sensors. Journal of American Sciences 5:
Aplikasi Minyak Sawit Merah Pada Industri Pangan. 13-17.
Vitasphere. Vol 2.1-11 [18] Winarno, F. G., Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka
[2] Khomsan, A. 2010. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan, Utama, Jakarta, 2004.
Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. [19] Ketaren, S., Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak
[3] Ayu, D. F., dan Hamzah, F. H. 2010. Evaluasi Sifat Fisiko- Pangan. Jakarta: UI Press, 1986.
Kimia Minyak Goreng yang Digunakan oleh Pedagang [20] Widayat, Suherman dan K. Haryani, 2006. Optimasi
Makanan Jajanan di Kecamatan Tampan Kota Pekan Proses Adsorbsi Minyak Goreng Bekas Dengan Adsorbent
Baru. SAGU, Algricultural Science and Technology Zeolit alam: Studi Pengurangan Bilangan Asam. Jurnal
Journal. Vol. 9 (1): 4-14 Teknik Gelagar, 17, 77 – 82.
[4] Dewi, M. T. I. dan N. Hidajati. 2012. Peningkatan Mutu
[21] Sackheim, J. I. and D. D. Lehman, Chemistry for the
Minyak Goreng Curah Menggunakan Adsorben Bentonit
Health Sciences, 5th ed., Macmillan Publisher Company,
Teraktivasi. UNESA Journal of Chemistry, 1, 47-53.
1995.
[5] Zulkarnain, E., Suyuthie, H., Yerizal, E., dan Sulastri, D.
2011. Pengaruh pemanasan terhadap kejenuhan asam [22] Brewster, S. D., Optics, Vol. 7, 1829.
lemak minyak goreng sawit dan minyak goreng jagung, J. [23] Southall, P.C. J, Mirrors, Prisms and Lenses (A Text-Book
Indo. Med. Assoc. Vol. 61 (6), hal. 248 – 252 of Geometrical Optic), New York . The Mac Millan
[6] Gunawan, dan A. .Rahayu. 2003. Analisis Pangan: Company, 1933.
Penentuan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas Pada [24] Guenther, R. D., Modern Optics, Wiley New York, 1990.
Minyak Kedelai Dengan Variasi Menggoreng. JSKA, VI. [25] Singh, S., Refractive Index Measurement and its
[7] Suirta, I., 2007, Preparasi Biodiesel dari Minyak Applications, Physica Scripta, 65(2), 2002.
Jelantah Kelapa Sawit, Journal of Chemistry
Universitas Udayana, Bali [26] Khodier, S. A., Refractive index of standard oils as a
[8] Tanaka, T., Kohno, H., dan Mori, H. 2001, function of wavelength and temperature, Optics & Laser
Cemoprevention of Colon Carcinogenis by Dietery Non- Technology, Vol. 34 (2), 2002, 125–128.
Nutritive Compounds, Asian Pacific Journal of Cancer. [27] Synowickia, R. A., Greg K. Pribil, Gerry Cooney, Craig
Vol. 2 (3): 165-177. M. Herzinger, and Steven E. Green, 2004, Fluid refractive
[9] Ketaren, S. 2005. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak index measurements using rough surface and prism
Pangan. UI-Press. Jakarta. minimum deviation techniques, Journal of Vacuum Science
[10] Badan Standarisasi Nasional. 2002. Minyak Goreng SNI & Technology B, Nanotechnology and Microelectronics:
01-3741-2002. Dewan Standarisasi. Jakarta. Materials, Processing, Measurement, and Phenomena 22,
[11] Supriyadi, Misto, dan Y. Hartanti, Pengukuran Indeks Bias 3450.
Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode [28] Mahmood bin Mat Yunus, W. and Azizan bin Abdul
Difraksi Fraunhofer Celah Tungga. 2014. Jurnal ILMU Rahman, 1988, Refractive index of solutions at high
DASAR, Vol. 15 (2) : 97-101. concentrations, Applied Optics 27 (16), pp. 3341-3343.

Risalah Fisika Vol. 1 no. 2 (2017) 39-46


ISSN 2548-9011

Anda mungkin juga menyukai