Anda di halaman 1dari 11

A.

Kurikulum

B. Peserta didik

C. Tenaga pendidik

D. Sarana prasana

E. Pembiayaan

F. Sistem evaluasi

G. Mekanisme pendirian dan struktural paud


H. anajemen Umum
I. Lembaga atau satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai salah satu bentuk
layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada jalur pendidikan non formal yang
mengutamakan kegiatan bermain sambil belajar. Penyelenggaraan satuan Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) dapat dilaksanakan oleh lembaga baik swasta, pemerintah,
organisasi masyarakat maupun perseorangan yang memiliki kepedulian terhadap
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), setiap penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) baik lembaga maupun perorangan harus memperoleh ijin dari Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota atau instansi lain yang ditunjuk oleh pemerintah daerah
setempat. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengajuan ijin
penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu :
J. 1) Surat permohonan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten, Cq. Kabid
PLSPO yang diketahui oleh Lurah, Camat dan Pemilik PLS Kecamatan.
K. 2) Akte Notaris pendirian yayasan
L. 3) Bentuk dan nama lembaga
M. 4) Visi dan misi nama lembaga
N. 5) Program kegiatan mengajar
O. 6) Sarana dan prasarana
P. 7) Data dan keterangan yang berisi :
Q. a. Data pengelola, pendidik, pengasuh (fotocopy SK pengangkatan, ijazah terakhir,
jumla jam mengajar)
R. b. Data peserta didik
S. c. Denah lokasi
T. d. Surat Keterangan Kepemilikan Bangunan
U. e. Surat ijin lingkungan diketahui R, Kadus/Kepala Lingkungan/Lurah
V. f. Struktur Organisasi
W.
X. Masa berlaku ijin penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), adalah 3
tahun sejak tanggal diterbitkan SK atau disesuaikan dengan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh dinas terkait, karena masing-masing dinas Kabupaten/Kota
mempunyai kebijakan sendiri (otonomi daerah).
Y.
Z. Suatu lembaga pendidikan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien diperlukan
adanya penataan, pengaturan, pengelolaan dan kegiatan lain yang sejenis. Langkah-
langkah tersebut harus dikonsepkan secara sistematis. Manajemen dapat diartikan
sebagai pengelolaan, dalam hal ini pengelolaan lembaga menitik beratkan pada empat
komponen yaitu :
AA. 1) Pengelolaan tenaga kerja, pendidik dan tenaga kependidikan
BB. 2) Peserta didik
CC. 3) Sarana dan prasarana
DD. 4) Pengelolaan keuangan
EE.
FF. Eksistensi lembaga harus dibangun sendiri mungkin dengan menunjukkan
perencanaan yang jelas. Hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut diatas adalah :
GG. 1) Adanya aturan manajemen program pendidikan
HH. 2) Adanya aturan manajemen sumber daya manusia
II. 3) Adanya aturan manajemen keuangan
JJ. 4) Adanya aturan manajemen sarana dan prasarana
KK.
LL.Pengelolaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam dunia pendidikan,
pengelolaan atas tenaga kerja berorientasi pada pembangunan pendidikan, dimana
bidang garapan dan keluarannya jelas berbeda dari bidang garapan lain dan keluaran
perusahaan dan pemerintah atau lembaga lainnya. Hal tersebut sejalan dengan
karakteristik aktivitas dunia pendidikan yang menjadi pembeda dengan aktivitas
dibidang lainnya. Demikian halnya dengan praktik-praktik pengelolaan tenaga
pendidik, bagaimanapun tidak dapat disamakan sepenuhnya dengan praktik-praktik
pengelolaan tenaga kerja dalam organisasi lainnya.
MM.
NN. Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai sumber belajar
merupakan salah satu komponen penting dalam menentukan program Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) karena pendidik terlibat langsung dan bertanggung jawab
terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2008 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat (6) disebutkan bahwa pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilisator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya serta partisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Suatu lembaga pendidikan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien
diperlukan adanya penataan, pengaturan, pengelolaan dan kegiatan lain yang sejenis.
Langkah-langkah tersebut harus dikonsepkan secara sistematis. Manajemen dapat
diartikan sebagai pengelolaan, dalam hal ini pengelolaan lembaga menitik beratkan
pada empat komponen yaitu :
1) Pengelolaan tenaga kerja, pendidik dan tenaga kependidikan
2) Peserta didik
3) Sarana dan prasarana
4) Pengelolaan keuangan

Dedi Supriyadi (1999; 176) menyatakan bahwa tenaga pendidik Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) semestinya disiapkan secara professional dimana seorang professional
paling tidak mempunyai 3 unsur utama yaitu :
1) Pendidikan yang memadai, disiapkan secara khusus melalui lembaga pendidikan dengan
kualifikasi tertentu
2) Keahlian dalam bidangnya
3) Komitmen dalam tugasnya

Kompetensi pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hasil seminar nasional dan
workshop tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diselenggarakan oleh Ditjen pls
Depdniknas tahun 2003, menyimpulkan bahwa para educator atau tenaga pendidik
profesional dan semiprofessional dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
direkomendasikan untuk memiliki sejumlah kompetensi akademik, profesional, personal dan
sosiointerpersonal (sosial).
Manajemen Pendidik
1. Rekruitmen/perekrutan tenaga kependidikan
2. Pembinaan
3. Pemberhentian/mutasi
Perekrutan tenaga pendidik
Perekrutan tenaga pendidik merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh lembaga atau
yasayasan nntuk memperoleh tenaga pendidik yang dibutuhkan. Langkah-langkah penting
dalam proses perekrutan sebagai kelanjutan perencanaan tenaga pendidik yaitu :
a. Menyebarluaskan pengumuman tentang kebutuhan tenaga pendidik dalam berbagai jenis dan
kualifikasinya sebagaimana proses perencanaan yang telah ditetapkan, dapat melalui media
publikasi atau rekomendasi terbatas atau kerjasama dengan instansi lain
b. Menentukan persyaratan bagi pelamar sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan
baik administrasi maupun akademis
c. Menyelenggarakan pengujian berdasarkan standar seleksi dan dengan menggunakan teknik-
teknik seleksi atau cara-cara tertentu yang dibutuhkan. Standar-standar seleksi misalnya :
- Umur
- Keterampilan komunikasi
- Kesehatan fisik
- Motivasi
- Pendidikan
- Minat
- Pengalaman
- Sikap dan nilai-nilai
- Tujuan-tujuan
- Kesehatan mental
- Penampilan
- Kepantasan bekerja di dunia pendidikan
- Pengetahuan umum dan factor-faktor lain yang ditetapkan oleh lembaga

Ad.2 Pembinaan/pengembangan tenaga pendidik :


Pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik merupakan usaha mendayagunakan
memajukan dan meningkatkan produktifitas kerja setiap tenaga pendidik yang ada. Tujuan
dari pembinaan ini adalah tumbuhnya kemampuan tenaga pendidik yang meliputi
pertumbuhan keilmuwannya, wawasan berfikirnya, sikap terhadap pekerjaannya dan
keterampilan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari sehingga produktifitas kerja dapat
ditingkatkan. Suatu program pembinaan tenaga pendidik biasanya diselenggarakan atas
asumsi adanya berbagai kekurangan dilihat dari tuntutan organisasi atau karena adanya
kehendak dan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang di kalangan tenaga kependidikan itu
sendiri.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan pembinaan tenaga pendidik
ini, yaitu :
a. Pembinaan tenaga pendidik patut dilakukan untuk semua jenis tenaga pendidik
b. Pembinaan tenaga pendidik berorientasi pada perubahan tingkah laku dalam kerangka
peningkatan kemampuan professional dan atau teknis untuk pelaksanaan tugas sehari-hari
sesuai dengan posisinya masing-masing
c. Pembinaan tenaga pendidik dilaksanakan untuk mendorong meningkatkan kontribusi setiap
individu terhadap organisasi pendidikan atau system sekolah dan menyediakan bentuk-bentuk
penghargaan kesejahteraan dan insentif sebagai imbalannya guna menjamin terpeuuhinya
secara optimal kebutuhan sosial ekonomis maupun sosial psikologis.
d. Pembinaan tenaga pendidik dirintis dan diarahkan untuk mendidik dan melatih seseorang
sebelum maupun sesudah menduduki jabatan/posisi, baik karena kebutuhan-kebutuhan yang
berorientasi pada lowongan jabatan/posisi dimana yan akan datang, misalnya magang.
e. Pembinaan tenaga pendidik sebenarnya dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan
dalam jabatan, pengembangan profesi, pemecahan masalah, kegiatan remedial, pemeliharaan
motivasi kerja dan ketahanan organisasi pendidikan

Cara yang lebih populer dalam membina dan mengembangkan tenaga pendidik dilakukan
melalui penataran (inservice training) baik dalam rangka penyegaran (refresing) maupun
dalam rangka peningkatan kemampuan mereka (up-granding) atau bersama-sama
(collaborative effect), misalnya mengikuti kegiatan atau kesempatan one-service training, on
the job training, seminar, workshop, diskusi panel, rapat-rapat, symposium, konferensi dsb.

Ad.3 Pemberhantian tenaga pendidik


Pemberhentian tenaga pendidik merupakan proses yang membuat seseorang tenaga pendidik
tidak dapat lagi melaksanakan tugas pekerjaan atau fungsi jabatannya untuk sementara waktu
maupun selama-lamanya. Banyak alas an yang menyebabkan seseorang tenaga pendidik
berhenti dari pekerjaannya (PHK), yaitu :
1. Penilaian kinerja yang bersangkutan menurun meskipun sudah diberikan peringatan oleh
atasan.
2. Karena permintaan sendiri untuk berhenti
3. Karena mencapai batas usia pension menurut ketentuan yang berlaku
4. Karena adanya penyederhaan organisasi yang menyebabkan adanya penyederhanaan tugas
disatu pihak lain diperoleh kelebihan tenaga kerja
5. Karena yang bersangkutan melakukan penyelewengan atau tindakan pidana, misalnya:
melanggar peraturan yang berlaku seperti melanggar sumpah jabatan, melanggar peraturan
disiplin, korupsi dan sebagainya
6. Karena yang bersangkutan tidak cukup cakap jasmani maupun rohani seperti cacat karena
suatu hal yang menyebabkan tidak mampu lagi bekerja, mengidap penyakit yang
membahayakan diri dan lingkungan, berubah ingatan dan sebagainya
7. Karena meninggalkan tugas dalam jangka waktu tertentu sebagai pelanggaran atas peraturan
yang berlaku
8. Karena meningal dunia atau karena hilang sebagaimana dinyatakan oleh pejabat yang
berwenang
9. Karena izin mengembangkan diri

Administrasi Yang Diperlukan Untuk Pengelolaan Tenaga Pendidik, yaitu :


a. Administrasi Kepegawaian :
v Curriculum Vitae
v Ijazah
v Kartu Keluarga
v Riwayat Kesehatan
b. Administrasi Kelembagaan :
v Daftar hadir staf
v Data staf
v SK mengajar
v Form tugas keluar
v Form permohonan izin
v Form penerimaan gaji
v Form evaluasi staf secara berkala

Pengelolaan Peserta Didik


Pengertian pengelolaan peserta didik
Pengelolaan peserta didik menurut Hendayat Soetopo dan Wanty Soemanto (1982) adalah
merupakan suatu penataan pengaturan segala aktifitas yang berkaitan dengan peserta didik,
yaitu mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu
sekolah atau suatu lembaga.
Dengan demikian pengelolaan peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan/
pengelolaan data peserta didik saja, melainkan aspek yang lebih luas, yang secara operasional
dapat dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.

Rekruitmen Peserta Didik


Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh penerimaan siswa baru. Sebelum kegiatan
ini dimulai kepala sekolah terlebih dahulu membentuk panitia, kegiatan yang disiapkan
yaitu :
1. Pendaftaran
Jadwal penerimaan peserta didik tersebut disebarluaskan kepada masyarakat biasanya melalui
media masa, pengumuman sekolah, penyebaran brosur, open house, pameran, dll.
2. Syarat-Syarat Pendaftaran
Syarat-syarat pendaftaran ditentukan oleh lembaga sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan,
misalnya :
v Mengisi formulir
v Mengumpulkan foto
v Membayar administrasi
v Dan persyaratan lain yang sudah ditentukan yang dianggap perlu oleh lembaga
3. Seleksi
Seleksi dilakukan apabila jumlah pendaftarnya melebihi daya tampung yang tersedia
4. Pengumuman
Setelah pengumuman penerimaan peserta didik baru, dilakukan sosialisasi aturan-aturan
sekolah yang wajib dipenuhi oleh peserta didik baru.
Pencatatan Kemajuan Peserta Didik
Kegiatan ini sangat diperlukan sejak diterima di sekolah itu sampai mereka tamat atau
meninggalkan sekolah tersebut. Pencatatan dan perlengkapan yang diperlukan berupa :
1. Buku Induk
Buku ini disebut juga buku pokok atau stambuk. Buku ini berisi catatan tentang peserta didik
yang masuk pada sekolah tersebut. Setiap pencatatan peserta didik disertai dengan nomor
pokok atau stambuk dan dilengkapi pula dengan data lain setiap peserta didik.

2. Buku Klaper
Pencatatan buku ini dapat diambil dari buku induk, tetapi penulisannya disusun berdasarkan
abjad. Hal ini untuk memudahkan pencarian data peserta didik jika suatu waktu diperlukan.
3. Daftar Presensi/Daftar Hadir
Daftar hadir peserta didik sangat penting sebab frekuensi kehadiran peserta didik dapat
diketahui/dikontrol.
4. Buku Catatan Pribadi Peserta Didik
Buku catatan peserta didik ini lebih lengkap lagi tentang data setiap peserta didik. Buku ini
antara lain berisi :
v Idenditas peserta didik
v Keterangan mengenai keadaan keluarga
v Keadaan jasmani dan kesehatan peserta didik
v Riwayat pendidikan serta hasil belajar
v Data psikologi (sikap, minat dan cita-cita)
v Kegiatan diluar sekolah
5. Buku Daftar Mutasi Anak Didik
Untuk mengetahui jumlah anak didik yang tepat, sekolah atau lembaga harus mempunyai
buku/daftar mutasi peserta didik. Daftar mutasi itu digunakan untuk mencatat keluar
masuknya peserta didik dalam setiap bulan, semester atau setahun. Hal ini karena keadaan
jumlah peserta didik tidak tetap, ada peserta didik pindahan dan ada yang keluar, termasuk
mereka yan dmelanjutkan pendidikan pada jenjang berikutnya.
6. Laporan Perkembangan Peserta Didik
v Melalui buku komunikasi yang diberikan secara harian, mingguan atau bulanan, yang isinya
berupa informasi dari guru tentang kegiatan yang diikuti oleh anak dan kemajuan
perkembangan anak selama mengikuti kegiatan di sekolah.
v Laporan perkembangan peserta didik diperoleh dari hasil observasi guru dan analisa kegiatan
anak didik sehingga orang tua dapat memperoleh informasi tentang perkembangan anak
secara factual.

C. Manajemen Sarana dan Prasarana


Yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah pembangunan sekolah dan alat perabot
sekolah yang berperan dalam proses belajar mengajar walaupun secara tidak langsung. Garis
besar manajemen sarana dan prasarana meliputi hal dibawah ini meliputi yaitu :
1. Penentuan Kebutuhan
Sebelum mengadakan alat-alat tertentu atau fasilitasi yang lain lebih dahulu harus melihat
kekayaan yang ada baru bias menentukan sarana apa yang diperlukan berdasarkan
kepentingan pendidika disekolah tersebut.
2. Proses Pengadaan
Dalam upaya proses pengadaan sarana pendidikan dapat diperoleh dengan beberapa jalan
yang bias ditempuh, yaitu :
a. Pembelian dengan biaya dari pemerintah
b. Pembelian dengan biaya SPP
c. Bantuan dari BP3 atau komite sekolah
d. Bantuan dari masyarakat lainnya
3. Pemakaian
Darj segi pemakaian atau penggunaan terutama alat perlengkapan dapat dibedakan atas :
a. Barang habis pakai
b. Barang tidak habis pakai
Penggunaan barang habis pakai harus digunakan secara maksumal dan dipertanggung-
jawabkan pada setiap triwulan. Sedang penggunaan barang tidak habis pakai atau barang
tetap dipertanggungjawabkan satu tahun sekali, sehingga diperlukan adanya pemeliharaan
dan barang-barang tersebut dengan barang inventaris.
4. Pencatatan/Pengurusan
Untuk keperluan pengurusan dan pencatatan ini disediakan instrumen administrasi
berupa :
a. Buku inventaris
b. Buku pembelian
c. Buku penghapusan
d. Kartu barang
5. Pertanggungjawaban
Penggunaan barang-barang inventaris sekolah harus dipertanggungjawabkan membuat
laporan penggunaan barang-barang tersebut yang ditujukan kepada instansi atasan.

D. Manajemen Keuangan
Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan keuangan, demikian pula dengan sekolah.
Sumber keuangan pendidikan berasal dari :
1. Anggaran Negara, antara lain :
1) Anggaran rutin, contoh : untuk gaji pegawai, biaya ujian, biaya perawatan gedung,
dll.
2) Anggaran pembangunan, contoh : untuk kegiatan fisik yaitu pembuatan gedung, untuk non
fisik yaitu pelatihan atau diklat pendidik.
2. Dana Masyarakat
Yang termasuk dana masyarakat yaitu :
a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP)
b. Iuran BP3 (komite sekolah)
c. Bantuan/hibah dan lainnya yang ada menurut aturan yang ada

Prosedur Manajemen Keuangan, yaitu :


1. Budgeting/Penganggaran
Yang termasuk dalam kegiatan ini yaitu penggalian sumber dana dan merancang penggunaan
dana tersebut. Membuat rencana anggaran dan belanja sekolah (RAPBS)
2. Accounting/Pembukuan
Yaitu proses pencatatan transaksi penggunaan dana untuk pertanggungjawaban
3. Auditing
Pertanggungjawaban atau pengecekan antara laporan/pencatatan dengan hasil sesungguhnya
di lapangan.

Instrumen Administrasi Keuangan, antara lain :


1. Buku kas umum
2. buku kas tabelaris
3. Daftar permintaan/penerimaan gaji (oleh bagian keuangan)
4. Surat Pertanggungjawaban (SPJ). Contoh : kwintasi, daftar penerimaan gaji
5. Daftar pembayaran SPP
6. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)

Pusat Kajian Kurikulum Depdiknas 2010


https://lpgpaudbinakarsa.blogspot.com/2012/11/manajemen-paud.html

Anda mungkin juga menyukai