Anda di halaman 1dari 4

DASAR TEORI

Konsep Dasar
Pengolahan mineral adalah suatu proses untuk memisahkan mineral berharga dan
gangue-nya (tidak berharga) yang dilakukan secara mekanis, menghasilkan produk yang
kaya mineral berharga (konsentrat) dan yang kadarnya rendah (tailing). Proses pemisahan
ini didasarkan pada sifat fisik mineral maupun sifat kimia fisika permukaan mineral dan
diupayakan menguntungkan.
Untuk memisahkan mineral berharga dengan mineral pengotonrya perlu di lakukan
tahap konsentrasi. Konsentrasi melibatkan pemisahan mineral berharga dari bahan mentah
lain yang diterima dari pabrik penggilingan. Dalam operasi skala besar, hal ini dicapai
dengan memanfaatkan sifat-sifat berbeda dari mineral yang akan dipisahkan. Sifat-sifat
tersebut dapat berupa warna (pemisahan optik), kepadatan (pemisahan gravitasi), magnetik
atau listrik (pemisahan magnetik dan elektrostatik), dan fisikokimia (pemisahan flotasi).
Pemisahan berdsarkan sifat magnet mineral atau disebut juga magnetic separation
didasarkan pada perbedaan tingkat daya tarik yang diberikan pada berbagai mineral oleh
medan magnet. Keberhasilannya mengharuskan partikel umpan berada dalam spektrum
ukuran khusus (0,1 hingga 1 milimeter). Dengan hasil yang baik, mineral bermagnet kuat
seperti magnetit, franklinit, dan pirhotit dapat dihilangkan dari mineral gangue dengan
pemisah magnetik intensitas rendah. Perangkat intensitas tinggi dapat memisahkan bijih
besi oksida seperti limonit dan siderit serta bijih mangan, titanium, dan tungsten yang
mengandung besi dan silikat yang mengandung besi. (Holger Gruner)
Mineral mineral yang masuk dalam kelompok mineral magnetic misalnya
magnetite, hematite, ilmenite, siderite, monazite. Sedangkan mineral - mineral non-
magnetic misalnya: kuarsa, mika, corundum, gypsum, zircon, feldspar. Kemampuan
mineral dalam merespon medan magnet disebut magnetic susceptibility yang dibagi
menjadi tiga pengelompokan, yaitu:
a. Ferromagnetic, mineral yang mempunyai daya tarik magnet yang tinggi.
b. Paramagnetic, mineral yang mempunyai daya tarik magnet yang lemah.
c. Diamagnetic, mineral yang tidak mempunyai daya tarik magnet.
Magnetic separator juga digunakan untuk memisahkan material kering maupun
basah dengan menggunakan prinsip gaya magnet, gaya gravitasi, gaya hambatan
hidrodinamis, gaya gesek dan gaya sentrifugal. Untuk alat pemisah kering (dry magnetic
separator) yang memisahkan material yang relatif besar, maka gaya magnet harus cukup
untuk menahan material terhadap gaya hambatan. Untuk alat pemisah basah (wet magnetic
separator) yang memisahkan material yang relatif kecil, maka gaya magnet harus lebih
besar dari gaya gesek material. Pemisahan minerl dengan metode basah lebih efektif karena
potensi terbuangnya bijih mineral hampir tidak ada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi praktikum ini antara lain:
1. Sifat kemagnetan, perlu terlebih dahulu mengelompokkan mineral berdarakan
daya tariknya (ferromagnetic,parramagnetic, dan diamagnetik).
2. Derajat liberasi, jika darajat liberasi semakin besar maka akan semakin baik proses
pemisahan miner dengan sifat magnetik dan non magnetik.
3. Ukuran umpan , jika ukuran terlalu besar akan menyebabkan kesukaran dalam
magnet untuk menarik bijih.
4. Kecepatan pengumpanan, jika umpan yang dimasukkan terlalu cepat maka
terdapat potensi umpan tidak masuk atau bertebaran.
5. Ketebalan umpan, umpan yang tebal atau menumpuk disatu tempat dapat
menghambat kerja tarik magnet dan umpan tidak dapat tertarik secara optimal.
6. Geteran belt, getaran belt dapat membantu penyebaran umpan sehingga umpan
tidak menumpuk di satu tempat.
PEMBAHASAN
Analisis Data
Magnetic seperaton adalah proses pemisahan suatu mineral dengan mineral lainnya
dengan memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan dari mineral-mineral tersebut. Mineral
dapat dipisahkan menjadi dua kelompok berdarkan sifat kemagnetannya yaitu mineral
magnetic dan mineral non-magnetic.
Tujun praktikum acara 4 magnetic sepsrstion ini antara lain mengetahui konsep
dasar konsentrasi dengan magnetic separation, mengetahui prosedur praktikum konsentrasi
dengan magnetic separation, mengetahui aplikasi konsentrasi dengan magnetic separation
dalam industri pertambangan, dan mendapatkan parameter pengujian yaitu derajat
kemagnetan, recovery, ratio of concentration.
Pada praktikum acara 4 magnetic separation ini menggunakan beberapa alat antara
lain magnetic separator untuk menarik bijih mineral yang bersifat megnetik, batang magnet
untuk mengambil atau menarik bijih bersifat magnetik secara manual, timbangan digital
untuk mengukur berat konsentrat dan tailing, kuas berfungsi sebagai alat pembersih wadah
agar tidak ada bijih yang tersisah, dan cawan sebagai wadah untuk bijih. Adapum bahan
yang digunakan adalah pasir besi.
Terdapat beberapa langkah kerja pada praktikum acara 4 magnetic separation
antara lain meyiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan lalu menimbang
sampel pasir besi seberat 200 gram kemudian melakukan pemisahan terhadap sampel
menggunakan batang magnet, lalu menimbang hasil konsentrat dan tailing, kemudian
menggabungkan konsentrat dan tailing hasil dari pemiasahan menggunakan batang magnet
lalu memasukkan ke dalam conveyer magnetic separator, lalu melakukan pemisahan dan
mengambil konsentrat pada tiap box (a, b, dan c) lalu menimbang konsentrat dan tailing
yang didapatkan.
Dari praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan nilai derajat kemagnetan
menggunakan batang magnet sebesar 64 peresn dan menggunakan alat magnetic separator
sebesar 58,25 persen. Nilai dari ratio of concentration menggunakan batang magnet sebesar
1,56 dan menggunakan alat magnetic separator sebesar 1, 71. Nilai recovery dari magnetic
separator sebesar 98,19 persen.
Dari praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan perbandingan
menggunakan dua alat yang berbeda. Penggunaan dua alat yang berbeda bertujuan untuk
dapat mengetahui alat mana yang bekerja lebih optimal Analisis data yang dapat diketahui
dari praktikum ini bahwasannya percobaan yang dilakukan tidak sesuai teori, nilai hasil
data pemisahan menggunakan batang magnet lebih akurat dan optimal dibandingkan
dengan pemisahan menggunakan conveyer belt separator, seharusnya pemisahan
mengunakan converyer belt separator dapat menghasilkan data yang lebih akurat. Hal ini
disebabkan oleh kerusakan pada alat belt coveyer yaitu intensitas putaran belt terlalu cepat
sehingga tidak dapat menarik umpan dengan baik.
Terdapat bebrapa faktor yang dapat mempengaruhi praktikum acara 4 magnetic
separation ini antara lain sifat kemagnetan, perlu terlebih dahulu mengelompokkan mineral
berdasarkan daya tariknya (ferromagnetic,parramagnetic, dan diamagnetik). Derajat
liberasi, jika darajat liberasi semakin besar maka akan semakin baik proses pemisahan
miner dengan sifat magnetik dan non magnetik. Ukuran umpan , jika ukuran terlalu besar
akan menyebabkan kesukaran dalam magnet untuk menarik bijih. Kecepatan
pengumpanan, jika umpan yang dimasukkan terlalu cepat maka terdapat potensi umpan
tidak masuk atau bertebaran. Ketebalan umpan, umpan yang tebal atau menumpuk disatu
tempat dapat menghambat kerja tarik magnet dan umpan tidak dapat tertarik secara
optimal. Geteran belt, getaran belt dapat membantu penyebaran umpan sehingga umpan
tidak menumpuk di satu tempat.
Adapun terdapat beberapa kesalahan yang tejadi pada praktikum acara 4 magnetic
separation ini antara lain terdapat kerusakan alat yang menyebabkan kedepatan putar belt
conveyer tidak dapat diatur dan mengakibatkan umpan tidak dapat tertarik dengan optimal.
Terdapat juga bijih yang hilang sebesar 6 gram dikarenakan kelalain praktikan saat
praktikum berlangsung.
Saran yang dapat diberikan yaitu adanya perbaikan terhadap alat praktikum sehingga
data yang akan diperoleh akurat. Ketelitian praktikan haarus di tingkatkan agar tidak
terjadinya kesalahn dalam perolehan data.
Aplikasi industri
a. PT. Bhineka Bumi Jawa Tengah memproduksi pasir besi mengguanakan metode
pemisahan dengan cara magnetic separation.
b. PT. Aikona Bima Amarta Kalimantan selatan meningkatkan kadar Fe total pada
bijih besi laterit menggunakan magnetic separation.

Anda mungkin juga menyukai