Anda di halaman 1dari 18

w

Praktikum Mekanika Batuan


Laboratorium Tambang
Laboratorium Tambang

M-XIV
MAGNETIC SEPARATOR

Disusun Oleh :

Nama : Chresvo Dinata Pramudya


NPM : 100.701.20.063
Shift / Kelompok : V (Lima) / 2 (Dua)
Hari/Tanggal Praktikum : Kamis / 2 Juni 2022
Hari/Tanggal Laporan : Jumat / 10 Juni 2022
Assisten : 1. Dhafaa AlAthur M.Y.
2. Rizky Ade Pradana
3.Fakhri Akbar Dzulfikar

Acc Laporan Nilai Akhir

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
II-2

2022 M / 1443 H

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Dengan segala puji dan syukur terhadap kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan Kesehatan dan rahmat nya saya bisa menyelesaikan laporan
praktikum mengenai magnetic separator. Tak lupa juga menghadiahkan
shalawat serta salam kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Berkat
limpahan karunia nya saya telah menyelesaikan laporan ini
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Saya memohon maaf yang sebesar besar nya apa bila masih banyak kesalahan
dari pembuatan laporan awal ini. Atas perhatian nya saya ucapkan terimakasih ,
Semoga laporan ini dapat di gunakan dengan sebaik baiknya dan bermanfaat
bagi kita semua.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Bandung, 8 Juni 2022


Penulis

Chresvo dinata pramudya


100.701.20.063

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
M – XIV MAGNETIC SEPARATOR.....................................................XIV-1
14.1 Tujuan.......................................................................................XIV-1
14.2 Landasan Teori..........................................................................XIV-1
14.2.1. Pengertian....................................................................XIV-2
14.2.2. Prinsip kerja.................................................................XIV-3
14.2.3. Jenis jenis....................................................................XIV-4
14.3 Alat dan Bahan..........................................................................XIV-6
14.3.1 Alat................................................................................XIV-6
14.3.2 Bahan...........................................................................XIV-6
Pasir besi & kuarsa....................................................................XIV-7
14.4 Prosedur....................................................................................XIV-7
14.5 Rumus yang digunakan.............................................................XIV-9
14.6 Data hasil Pengujian..................................................................XIV-9
14.7 Pengolahan data.....................................................................XIV-10
14.8 Analisis....................................................................................XIV-12
14.9 Kesimpulan..............................................................................XIV-13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................XIV-14

ii
M – XIV
MAGNETIC SEPARATOR

14.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu :

1. Memisahkan mineral berharga dari pengikutnya dengan berdasarkan


perbedaan berat jenis.

2. Menentukan recovery mineral berharga.


3. Menentukan ratio of concentration mineral berharga.

14.2 Landasan Teori


Pengolahan bahan galian merupakan suatu proses untuk meningkatkan
suatu nilai dari bahan galian dengan empat tahap yakni kominusi,sizing,
konsentrasi, dewatering. Kominusi adalah proses pengolahan bahan galian yang
bertujuan mengecilkan ukuran suatu bahan tambang dari asalnya yang
berbentuk bongkahan besar hingga menjadi butiran kecil. Tergantung dengan
kebutuhan dan permintaan pasar. Lalu ada sizing yang merupakan penyesuaian
atau penyamaaan bahan agar memiliki ukuran yang sama. Kemudian
konsentrasi yakni peningkatan konsentrasi suatu bahan tambang kemudian
dewatering yang merupakan proses pengurangan air yang tujuannya agar
meningkatkan nilai jual dan dapat langsung diproses menjadi bahan jadi.
Dengan memahami konsep mineral dengan butir bebas dan mineral butir
tertutup akan mengetahui jika butiran bebas maka mineral yang diuji telah
terbebaskan dan tidak memiki keterikatan dengan mineral yang lainnya,
sedangkan jika mineral yang diamati memiliki mineral terikat maka mineral yang
diuji masih terikat dengan mineral lainnya. Sampel yang biasanya di uji dalam
grain counting ini adalah mineral yang masih memiliki keterikatan dengan
mineral lain agar tidak lagi terikat dengan mineral lain.
Untuk mengetahui bessarnya butiran lepas dan terikat suatu mineral
adalah dengan mengetahui derajat liberasi. Derajat liberasi adalah perbandingan
suatu jumlah massa butiran mineral bebas dengan massa butiran terikat. Derajat

XIV-1
XIV-2

liberasi juga bissa diartikan sebagai suatu proses pengolahan bahan galian
mineral pengikutnya yang menempel pada mineral yang ingin diambil dan
dominan pada suatu tempat. Besarnya derajat liberasi dapat ditentukan dengan
jumlah butir bahan tersebut baik butiran bebas maupun butiran terikat
14.2.1. Pengertian
Magnetic separator merupakan alat untuk memisahkan material padat
berdasarkan sifat kemagnetan suatu mineral. Hal ini dapat dilakukan karena bijih
yang terdapat di alam mempunyai sifat kemagnetan yang berbeda antar satu
dengan yang lain. Mineral yang memiliki sifat kemagnetan yang tinggi disebut
dengan ferromagnetic, sedangkan mineral yang memiliki sifat kemagnetan
lemah disebut dengan paramagnetic dan mineral yang tidak memiliki sifat
kemagnetan disebut dengan nonmagnetic atau diamagnetic. Alat ini terdiri dari
pulley yang dilapisi dengan magnet yang berada disekitar arus listrik.

Sumber: B.A. Wills & James Finch, 2015


Foto 14.1
Magnetic Separator
Magnetic separator drum memiliki drum yang memiliki magnet
didalamnya baik itu elektro magnetig maupun magnet permanen luas magnet
pada drum ini lebih kurang sepertiga bagian dari kelilingnya. Material yang
menempel adalah yang bersifat magnetik kuat dan yang non magnetik akan jatuh
karena gaya gravitasinya. Drum yang digunakan tidak hanya satu saja,
jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Drum-drum tersebut diberi magnet
drngan kekuatan yang tidak sama besar, dari yang kekuatan besar terus
mengecil. Hal ini dimaksudkan agar material yang tertarik benar-benar mineral
magnetic
XIV-3

Belt magnetic separator merupakan alat yang dipergunakan untuk


material yang gaya kemagnetannya lemah dengan proses kering, sedangkan
yang gaya kemagnetannya kuat dengan proses basah.
Alat pemisah fase padat-padat ini memiliki prinsip kerja yaitu dengan
melewatkan suatu bahan/material campuran padatan yang mengandung logam
dan padatan yang tidak mengandung logam pada suatu bagian dari magnetic
separator yang diberi medan magnet, maka padatan yang mengandung logam
akan menempel (tertarik) pada medan magnet sedangkan yang tidak
mengandung magnet akan jatuh secara grafitasi dengan demikian terjadi
pemisahan secara fisik. Contoh mineral yang biasanya dipisahkan oleh magnetic
separator adalah assiterite, yang sering dikaitkan dengan jejak magnetit atau
wolframit.
14.2.2. Prinsip kerja
prinsip kerja magnetic separator adalah dengan melewatkan suatu
bahan/material campuran padatan yang mengandung logam dan padatan yang
tidak mengandung logam pada suatu bagian dari magnetik separator yang diberi
medan magnet, kemudian mineral yang mengandung logam akan menempel
pada medan magnet sedangkan yang tidak mengandung magnet akan jatuh
kerena adanya gaya grafitasi.

Sumber: B.A. Wills & James Finch, 2015


Gambar 14.1
Prinsip kerja magnetic Separator
Ada beberapa jenis mineral yang dapat dikelompokan setelah diproses
dengan menggunakan magnetic separator seperti feromagnetik dan diamagnetic
Diamagnetik adalah material yang tidak terpengaruh oleh medan magnet
atau memiliki intesitas yang rendah sehingga tidak dapat terkonsentrasi dengan
baik sedangkan paramagnetic merupakan material yang memiliki intesitas yang
XIV-4

lebih tinggi jika dibandingkan dengan material diamagnetic sehingga dapat


dipengaruhi oleh medan magnet.
Sifat feromagnetisme bergantung pada medan magnet yang
mengenainya namun juga dapat berubah menjadi jenuh saat dipengaruhi magnet
terlalu lama atau dialiri listrik untuk mempertahankan daya Tarik Ketika
dilepaskan dari medan dapat terkonsentrasi dalam pemisah magnetic karena
semakin tinggi kerentanan pada medan magnet maka akan semakin tinggi juga
gaya Tarik yang dihasilkan dan untuk menghasilkan gaya angkat perlu adanya
kombinasi takterbatas pada bidang dan gradien yang akan memberikan efek
yang sama.
Metode yang paling mudah untuk menghasilkan medan magnet yang
sesuai adalah dengan menghasilkan bidang konvergen dengan cara
mengadakan kutub, dari kutub ini akan memusatkan fluks magnetic pada suatu
area namun kutub flat akan menyebarkan fluks magnet dengan pada area yang
lebih luas Adapun cara lainya untuk menghasilkan magnet adalah dengan
mengunakan gradien kutub dari laminasi magnetic dan non magnetic alternatif.
magnetic separator butiran mineral dapat dipindahkan dengan melalui
suatu medan magnet pada waktu yang singkat. faktor seperti berat jenis butiran
dan kecepatan apabila mengurangi kecepatan butiran yang memiliki sifat
kemagnetan rendah. Mineral magnetik dapat ditarik oleh salah satu kutub
magnet yang bekerja pada mineral. Gaya magnet tersebut tergantung dari
besarnya intensitas dan gradien medan kemagnetanya. Gaya-gaya yang bekerja
pada magnetic separator yaitu :
1. Gaya magnet, fenomena ini dapat dibayangkan sebagai titik dipol magnet
dikelilingi oleh massa partikel.
2. Gaya hambatan yang terdiir dari gaya gravitasi, gaya hambatan hidrodinamis,
gaya gesek dan gaya momen ataupun gaya sentrifugal. Untuk alat pemisah
kering (dry magnetic separator) yang memisahkan material yang relatif besar,
maka gaya magnet harus cukup untuk menahan material terhadap gaya
hambatan. Untuk alat pemisah basah (wet magnetic separator) yang
memisahkan material yang relatif kecil, maka gaya magnet harus lebih besar
dari gaya gesek material.
14.2.3. Jenis jenis
XIV-5

Pemisah magnetik dapat diklasifikasikan ke dalam mesin intensitas


rendah dan tinggi, yang dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi pemisah
umpan kering dan pakan basah.
1. Pemisah intensitas rendah digunakan untuk mengolah bahan feromagnetik
dan beberapa mineral yang sangat paramagnetic Pemisahan magnetik
intensitas rendah kering terbatas terutama pada konsentrasi pasir kasar yang
sangat magnetis, proses yang dikenal sebagai cobbing, dan sering dilakukan
dalam drum separator. Di bawah kisaran ukuran 0,5 cm, pemisahan kering
cenderung diganti dengan metode basah, yang menghasilkan lebih sedikit
kehilangan debu dan biasanya produk yang lebih bersih. digunakan untuk
memurnikan media magnetik dalam proses pemisahan medium padat serta
untuk konsentrasi pasir feromagnetik. Drum separator adalah mesin yang
paling umum digunakan saat ini untuk membersihkan media dalam sirkuit
DMS (Dense medium separation) dan banyak digunakan untuk memusatkan
bijih besi yang ditumbuk halus.
2. pemisahan intensitas tinggi tahun 1960-an hanya terbatas pada bijih kering,
yang telah digunakan secara komersial sejak sekitar tahun 1908. Magnetic
jenis ini digunakan untuk mengolah pasir pantai, wolframite, bijih timah, pasir
kaca, dan batuan fosfat. Mereka juga telah digunakan untuk menangani bijih
besi magnet lemah, terutama di Eropa. Gulungan, di mana bijih diumpankan,
terdiri dari laminasi baja fosfat yang dikompresi bersama pada poros baja
stainless non-magnetik. Dengan menggunakan dua ukuran laminasi, sedikit
berbeda dalam diameter luar, gulungan diberi profil bergerigi yang
mempromosikan intensitas medan tinggi dan gradien yang diperlukan.
Kekuatan medan hingga 2,2 T dapat dicapai di celah antara tiang umpan dan
gulungan.
3. High Gradient, memisahkan material berdasarkan perbedaan sifat magnet
yang kecil (antara paramagnetik dengan paramagnetik ataupun
ferromagnetik dengan ferromagnetik). High gradient magnetic separator
memiliki fluks magnet yang lebih besar sehingga untuk nilai medan yang
sama penggunaan high intensity lebih efektif dibanding high gradient. Namun
kekurangannya terletak pada jarak pemisahan yang lebih kecil sehingga
hanya dapat digunakan untuk partikel yang memiliki ukuran sangat halus.
Oleh karena itu dikembangkanlah magnetic separator menggunakan
XIV-6

superkonduktor. Superkonduktor berfungsi sebagai magnet, namun alat ini


hanya dapat bekerja pada suhu rendah.
4. Super Conducting, memisahkan material berdasarkan perbedaan sifat
magnet yang sangat kecil (antara ferromagnetik dengan ferromagnetik super
konduktor).

14.3 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu:
14.3.1 Alat
Adapun peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah:
Tabel 14.1
Alat
nnknNo Nama Alat Gambar

1. Alat Magnetic separator

2. Nampan

3. Neraca Ohaus

Sumber: praktikum Pengolahan Bahan Tambang 2022


XIV-7

14.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengujian kali ini yaitu :

Sumber: Praktikum PBT,2022


Foto 14.2
Pasir besi & kuarsa
14.4 Prosedur
Pengujian dapat dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Timbang pasir besi (Fe2O3) dan mineral kuarsa (SiO2) dengan
menggunakan neraca ohaus.

2. Lakukan mixing kedua feed tersebut.

3. Atur jarak magnet dengan drum separator, agar didapat jarak yang tepat
dan sesuai dengan sifat kemagnetan setiap partikel/mineral.

4. Hidupkan alat, lalu masukkan feed tersebut sedikit demi sedikit ke


feeder. Maka akan terjadi proses konsentrasi.

5. Apabila sudah selesai, matikan alat maka diperoleh hasil berupa concentrate

6. Ambil konsentratnya.

7. Timbang berat konsentratnya.

8. Lakukan coning & quartering dan/atau reduksi jumlahnya dengan alat splitter.

9. Taburkan secara merata pada papan grain counting yang berukuran 10 x


10 cm2.

10. Hitung jumlah butir setiap mineral pada setiap kotak yang berukuran 1 x 1
cm2 dengan bantuan alat lup, kemudian catat.
Gambar 14.1
Magnetic Separator
XIV-9

14.5 Rumus yang digunakan


Adapun rumus yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Material Balance
F= C+T……………………………………………...……….(14.1)
2. Metallurgical Balance
F.f = C.c + T.t………………………………………..……(14.2)
3. Recovery (R)
R=C.c / F.f x 100%.........................................................(14.3)
4. Ratio of concentration (K)
K=F/C………………………………………………………..(14.4)
Keterangan : F= Berat Feed (gr)
f = Kadar Feed (%)
C= Berat Konsentrat (gr)
c = Kadar Konsentrat (%)
T = Berat Tailing (gr)
t = Kadar Tailing (%)

14.6 Data hasil Pengujian


Tabel 14.1
Data hasil pengujian
No Fe2O3 SiO2 No Fe2O3 SiO2
1 6 0 26 8 2
2 6 4 27 9 2
3 6 4 28 4 1
4 10 4 29 12 0
5 11 3 30 6 3
6 13 2 31 8 6
7 6 0 32 5 4
8 5 0 33 8 1
9 8 1 34 8 0
10 6 3 35 9 0
11 9 4 36 9 0
12 4 0 37 7 0
13 11 6 38 12 0
14 12 1 39 13 2
XIV-10

15 3 0 40 4 6
16 5 3 41 5 4
17 6 0 42 5 0
18 0 6 43 6 0
19 16 0 44 1 2
20 15 4 45 7 3
21 12 2 46 8 0
22 3 3 47 9 1
23 2 3 48 2 2
24 4 2 49 10 2
25 8 0 50 10 4
Sumber : Data Praktikum Pengolahan Bahan Tambang,2022
Tabel 14.2
Data hasil pengujian
Mineral Feed (F) Consentrate (C) Tailing (T)
Berat Kadar Berat Kadar Berat Kadar
Fe2O3
270 54,00
500 300
SiO2 230 46,00
Sumber : Data Praktikum Pengolahan Bahan Tambang,2022

14.7 Pengolahan data


Total distribusi mineral
a. Pasir besi = 361
b. SiO2 = 150
c. Kadar Konsentrat
n pasir besi x ρpasir besi
1) Pasir besi = x 100%
( n BB x ρ Fe 03 ) +(n Sio2 x ρSi02
361 x 5,24
= x 100%
( 361x 5,24 ) +(100 x 365)
= 87,71%
n Sio2 x ρSi0
2) KSiO2 = x 100%
( n Sio2 x ρSi0 ) +(n BB x ρFe2O3)
100 x 364
= x 100%
( 100 x 365 ) +(361 x 5,24)
= 12,28%
d. Berat kosentrat
1) Pasir besi = 54,56% x 90 = 49,104 gr
XIV-11

2) Sio2 = 45,43% x 90 = 40,887 gr


e. Berat Tailling
F =C+T
T =F–C
= 500 – 300 = 200 gr
f. Berat Tailling
1) Pasir besi = 200 X 3,43 = 6,86 gr
2) SiO2 = 250 X 96,58 = 193,16 gr
g. Kadar Tailling
1) Pasir besi = (550x 54) – (300 x 87,71) / 200
= 3,43%
2) Sio2 = (500 x 46) – (300 x 12,28) / 200
= 96,58%
h. Recovery
C.c
1) Pasir besi = x 100%
F.f
300 x 87,71
= x 100%
500 X 54
= 97,45%
300 x 12,28
2) KSiO2 = x 100%
500 x 146
= 16,01 %
F
i. Raiting of Concentrat : K =
C
5 00
= = 1,66
30 0
Tabel 14.3
Data hasil pengolahan
Mineral Feed (F) Consentrate (C) Tailing (T)
Berat Kadar Berat Kadar Berat Kadar
Fe2O3
270 54,00 263,13 87,71. 6,86 3,43
500 300 200
SiO2 230 46,00 36,84 12,28. 193,16 96,58
Sumber : Data Praktikum Pengolahan Bahan Tambang,2022
XIV-12

j. Gambar Alat

Sumber : Praktikum PBT, 2022


Gambar 14.4
Magnetic separator

14.8 Analisis
Dari hasil pengujian pengolahan bahan tambang menggunakan magnetic
separator, bahan yang digunakan berupa pasir besi dengan berat konsentrat 300
gram variablel yang mempengaruhi hasil dari pengolahan bahan tambang
dengan menggunkan alat magnetic separator antara lain: tegangan magnet,
perputaran rotor, pengumpanan.
Pengujian pengolahan bahan tambang menggunakan alat pemisahan
flotasi pemisahan mineral berdasarkan sifat kemagnetan dari sampel yang
digunakan pasir besi dan kuarsa yang dimana pada pengujian kali ini yang
menjadi konsentrat adalah pasir besi dan kuarsa sebagai tailing.
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan alat pemisahan
Magnetic separator dengan sampel yang digunakan pasir besi dan kuarsa
seberat 300 gram didapatkan hasil yaitu kadar dari konsentrat atau batubara
87,71% dengan berat 49,104 gram, kadar dari kuarsa 12,28 % dengan berat
40,887 gram, dari hasil pengujian ini didapatkan kadar tailling dari pasir besi
yaitu 3,14% dengan berat 6,86 gram dan kadar tailling dari kursa yaitu 96,58%
dengan berat 193,16 gram, serta recoverry atau perolehan dari hasil pengunjian
menggunakan alat magnetic separator ini yaitu sebesar 97,54% dan recovery
kuarsa sebesar 16,01% dengan ratio of concentration 1,66.
XIV-13

14.9 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil pengujian pengolahan bahan tambang
menggunakan spiral classifier ini yaitu;
1. Dari kegiatan pemisahan yang dilakukan didapatkan pasir besi sebesar
263,13 gram dan sio2 sebesar 36,84 gram dari total berat 300 gram. Dengan
kadar pasir besi sebesar 87,71%. Sedangkan kadar sio2 sebesar 12,28%.
2. Recovery yang diperoleh pada kegiatan kali ini pasir besi sebesar 97,45%
sedangkan sio2 sebesar 16,01%. Hasil ini didapatkan dari hasil kali berat
konsentrat di kali kadar konsentrat dan kemudian dibagi dengan berat feed
dikali kadar feed.
3. concentration merupakan perbandingan antara consentrat dengan feed. ratio
of concentration yang didapatkan sebesar 1,66 yang didapatkan dari hasil
pembagian berat total feed dengan berat total konsentrat.
DAFTAR PUSTAKA

1. PT Astuti, W., Kusno, I., Fika, R.M, Ulin, H., dan Isti, N. 2018. Magnetic
separator, diakses pada tanggal 8 Juni 2022 pukul 16.15 WIB.

2. Kuntaarsa, Abdullah dan Subagyo, Purwo. 2019. Magnetic separator,


Diakses pada tanggal 8 Juni 2022 pukul 19.47 WIB.

3. Sanwani, Edi. 2011. Materi Kuliah MG3017 Pengolahan Bahan


Galian.Diakses pada tanggal 8 Juni 2022 pukul 20.30 WIB.

XIV-14

Anda mungkin juga menyukai