Evaluasi Kebijakan Loket Terpadu DJKI
Evaluasi Kebijakan Loket Terpadu DJKI
TESIS
Oleh
HILDA FATONAH
NIM 1809027041
Hilda Fatonah, “Evaluasi Kebijakan Loket Terpadu Sebagai Pelayanan Satu Pintu
Dalam Melayani PENGAMBILAN SERTIFIKAT Di Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia”. Tesis. Program Studi
Manajemen, Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
Desember 2020.
ii
ABSTRACT
Hilda Fatonah, "Evaluation of Integrated Counter Policy as One Stop Service in Serving
Certificate Submission at the Directorate General of Intellectual Property, Ministry of
Law and Human Rights". Thesis. Management Study Program, Graduate School, Prof.
Muhammadiyah University. DR. HAMKA. December 2020.
This thesis aims to reveal the role of the leader in certificate delivery services at
the Integrated Counter of the Directorate General of Intellectual Property (DGIP) of the
Ministry of Law and Human Rights.
The method used is descriptive qualitative method, namely by obtaining data
naturally, including data collection using observation, structured interviews and
documentation. Interviews were conducted with DGIP leaders who were divided into
Head of Administration and Public Relations, Head of Sub Division of Administration
(Correspondence), and Correspondence Officer at the Directorate General of
Intellectual Property.
It can be concluded from this research that the role of the leadership in DGIP
services is assessed based on the structure and culture of the organization, namely the
creation of PASTI: Professional, Accountable, Synergy, Transparent, and Integrity
which is applied by the Minister, Leaders, and Employees to realize Corruption Free
Areas (CFA) and Bureaucratic Areas Clean Serving (BACS). The leadership
participates in detailed matters so that the leadership is always aware of developments
in the Integrated Counter area, there is no appreciation for the leadership's
achievements as well as for outstanding employees. Coordination between other fellow
leaders so that togetherness and solidity are visible in leading.
iii
Tesis ini kupersembahkan kepada anakku
Tercinta Elvano Gavin Kalandra, Suamiku
Adhitya Chandra Darmawan, dan rekan kerjaku
Se-DJKI.
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
TESIS
Oleh
HILDA FATONAH
NIM 1809027041
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah sehingga penulis dapat menyusun proposal tesis yang berjudul “Evaluasi
Kebijakan Loket Terpadu Sebagai Pelayanan Satu Pintu Dalam Melayani
PENGAMBILAN SERTIFIKAT Di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia”.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
yang telah membawa risalah islamiah sehingga kita berada pada zaman yang tercerahkan
dan berkeadaban.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses penyusunan tesis
ini.
1. Prof. Dr. H. Gunawan Suryoputro, M.Hum., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
2. Prof. Dr. H. Ade Hikmat, M.Pd., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
3. Dr. H. Bambang Dwi Hartono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister
Manajemen Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA., sekaligus Dosen
Pembimbing I.
4. Dr. Budi Permana, M.M., selaku Dosen Pembimbing II.
5. Seluruh dosen Program Studi Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah
Prof. DR. HAMKA.
6. Mahasiswa/i Angkatan 41 Program Studi Magister Manajemen Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
7. Seluruh akademis Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
8. Irma Mariana, selaku Kepala Bagian Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat di
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
9. Tria Mulya Choirunisa., selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Persuratan) di
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi
vi
Manusia.
10. Suami dan Keluarga yang telah mendukung saya untuk melanjutkan S2.
11. Rekan kerja di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia yang telah membantu saya untuk memberikan waktu luang
mengerjakan tugas dan mencari jawaban untuk soal-soal yang telah saya lalui.
Semoga jasa dan kebaikan Bapak/Ibu tercatat sebagai amal baik yang akan
mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga tesis ini memberi manfaat baik bagi penulis,
pembaca, dan pengembangan ilmu.
Hilda Fatonah
vii
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................i
ABSTRAK .................................................................................................................ii
ABSTRACT ...............................................................................................................iii
HALAMAN DEDIKASI ...........................................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................v
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................................vi
KATA PENGANTAR ...............................................................................................vii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Masalah Penelitian ..................................................................................5
1. Fokus Penelitian ..................................................................................5
2. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................5
3. Perumusan Masalah.............................................................................6
C. Kegunaan Hasil Penelitian ......................................................................7
viii
B. Temuan Penelitian ...................................................................................74
C. Pembahasan .............................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Panduan/Protokol Proses Observasi
2. Panduan/Protokol Proses Wawancara
3. Hasil Observasi
4. Hasil Wawancara
5. Hasil Analisis Data
6. Riwayat Hidup Mahasiswa
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 : Proses analisis data di lapangan model Miles dan Huberman ............32
Gambar 2.3 : Proses dan kategori dalam alur penelitian Grounded Theory ..............34
Gambar 3.3 : Bagan proses dan kategori dalam alur penelitian Grounded Theory ...40
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak hanya itu saja, suasana dan kemudahan yang diberikan untuk mampu
terbaik bagi publiknya, tidak menempatkan layanan publik pada posisi atas dan ini
kelancaran bisnis Perusahaan, karena pelayanan terhadap publik tidak hanya penting
namun begitu vital bagi bisnis. Berikut alasan pentingnya pelayanan publik,
berdampak pada seluruh bisnis, strategi marketing yang baik, dan mampu menarik
konsumen baru.
yang diberi tanggung jawab menangani urusan publik adalah memberikan pelayanan
yang baik. Dalam hadist, Nabi SAW pernah berdoa, “Ya Allah, barangsiapa yang
diberi tanggung jawab untuk menangani urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka,
maka persulitlah hidupnya. Dan barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk
1
2
kongkalikong dan seterusnya. Jadi, suatu urusan akan dipermudah jika ada bayaran
tertentu. Dan orang yang membayar sejumlah uang akan diistimewakan dan
dipercepat prosesnya sampai beres. Tindakan ini jelas tidak adil dan merupakan
bentuk kezaliman.
menjadi dasar hukum yang lex specialis bagi penyelenggaraan pelayan publik di
undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
kurangnya meliputi : (1) dasar hukum; (2) persyaratan; (3) system, mekanisme, dan
prosedur; (4) jangka waktu penyelesaian; (5) biaya/tarif; (6) produk pelayanan; (7)
internal; (10) penanganan pengaduan, saran, dan masukan; (11) jumlah pelaksana;
dengan standar pelayanan; (13) jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam
3
bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko
publik”. Pemanfaatan teknologi informasi secara intensif dan masif harus dilakukan
kegiatan yang dilakukan secara rutin harus dievaluasi dan ditinjau Kembali urgensi,
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui unit Direktorat Jenderal
tahun 2017. Pada tahun 2015 dan 2016 DJKI belum melaksanaan secara mandiri
pelelangan seleksi umum. Namun, penyedia yang telah ditetapkan sebagai pemenang
HAM mengadakan kajian atas survey internal yang dilakukan oleh DJKI, dimana
hasil kajiannya melaporkan bahwa Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Layanan
4
KI “Belum optimal”, adapun hal ini salah satunya disebabkan oleh faktor
pelaksanaan survei yang dilakukan belum secara spesifik pada tiap jenis layanan,
sedangkan layanan yang diukur masih secara umum. Adapun pada tahun 2017 IKM
atas layanan KI mendapat 3,05 (Kategori Baik), tahun 2018 mendapat raihan 3,15
(Kategori Baik) dan tahun 2019 terjadi peningkatan Indeks yaitu mendapat 3,26
(Kategori Baik). Survei yang dilaksanakan pada tahun 2019 sudah menggunakan
pihak Konsultan Jasa Survei independen yang diakui kredibilitasnya secara nasional.
Data-data yang didapatkan dari hasil survei tersebut kemudian di-entry pada
Pelayanan Publik.
B. MASALAH PENELITIAN
Proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan,
1. Fokus Penelitian
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna dan mendalam
ruang lingkupnya. Oleh sebab itu, peneliti membatasi diri hanya berkaitan dengan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia”. Evaluasi kebijakan dipilih sebagai
6
lainnya.
3. Perumusan Masalah
1. Manfaat Teoritis
dan memperkaya teori yang berkaitan dengan evaluasi kebijakan loket terpadu
sebagai pelayanan satu pintu sehingga bisa memiliki pelayanan yang baik.
7
2. Manfaat Praktis
A. KAJIAN TEORI
para pakar, dan hasil penelitian lain yang ada kaitannya dengan variabel yang diteliti.
1. Pengertian pelayanan
kebutuhan dan keinginan dari pihak lain. Pelayanan terhadap pelanggan sangat
penting dilakukan perusahaan karena tanpa pelayanan yang bagus dan berkualitas
maka pelanggan tidak akan mau membeli produk yang akan diperjualbelikan.
yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan
demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan
bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya
kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Kata kualitas
mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita
1
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.
8
9
dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang
sangat baik dan berkualitas.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah
bahwa pelayanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk orang lain yang
sesuai dengan yang diinginkan dan diharapkan oleh konsumen. Dalam hal ini,
2
Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi Ofset.Yogyakarta.
3
______. 2007. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi Ofset. Yogyakarta.
10
yang dihadapi oleh masyarakat sebagai pengguna layanan. Dalam upaya untuk
lembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang bertujuan untuk memperbaiki iklim
terhadap usaha mikro, kecil dan menengah. Sehubungan dengan hal tersebut.
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan satu atap sendiri mempunyai tujuan untuk
tepat agar investasi dapat meningkat, salah satunya dengan perbaikan pelayanan
merupakan salah satu upaya agar pelayanan publik bidang perizinan semakin
efektif. Sebuah pelayanan publik bisa dikatakan efektif jika sesuai dengan sasaran
4
Suhartoyo. 2019. Implementasi Fungsi Pelayanan Publik dalam Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Semarang – Adminitrative Law & Governance Journal Universitas Diponegoro.
5
Ismayanti, L. (2015) „Efektivitas Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten
Malang‟, JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 4(2), pp. 290–300.
11
Dengan tujuan dan sasaran yang tepat, penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu
adalah“... that is, the ability to get things done correctly – is an “input output
concept. An efficient manager is one who achieves outputs or result, that measure
up to the inputs (labor, materias and time) used to achieve. Managers who are
able to minimalize the cost of the resources they use to atteain their goals are
Terpadu dapat tercapai apabila telah sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi
undangan di bidang HKI di Indonesia telah ada sejak tahun 1840-an. Pemerintah
Indonesia yang pada waktu itu masih bernama Netherlands East-Indies telah
menjadi anggota Paris Convention for the Protection of Industrial Property sejak
tahun 1888 dan anggota Berne Convention for the Protection of Literary and
Aristic Works sejak tahun 1914. Pada jaman pendudukan Jepang yaitu tahun 1942
berlaku.
pembentukan Direktorat Jendral Hak Cipta, Paten dan Merek (DJ HCPM) untuk
mengambil alih fungsi dan tugas Direktorat Paten dan Hak Cipta yang merupakan
salah satu unit eselon II di lingkungan Direktorat Jendral Hukum dan Perundang-
tentang Paten, yang selanjutnya disahkan menjadi UU No. 6 tahun 1989 (UU
Paten 1989) oleh Presiden RI pada tanggal 1 November 1989. UU Paten 1989
perlindungan hukum dan mewujudkan suatu iklim yang lebih baik bagi kegiatan
secara umum dan khususnya di sektor indusri, teknologi memiliki peranan sangat
ditegaskan pula bahwa upaya untuk mengembangkan sistem KI, termasuk paten,
yang efektif.
tahun 1992 tentang Merek (UU Merek 1992), yang mulai berlaku tanggal 1 April
No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, UU No. 31 tahun 2000 tentang
Desain Industri dan UU No 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu.
mengesahkan UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten, dan UU No. 15 tahun 2001
Pada pertengahan tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menggantikan UU yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
peraturan perundang-undangan.
kekayaan intelektual;
kekayaan intelektual;
15
5. Teori SWOT
ada.
menghindari ancaman.
membentuk dan mengarahkan bagaimana suatu organisasi atau entitas lainnya dan
strategis dalam sektor publik diterapkan untuk tujuan militer dan praktik
penyelenggaraan negara dalam skala yang besar. Menurut Bryson (2007) proses
perencanaan strategis adalah kebijakan umum dan setting arah, penilaian situasi,
dan evaluasi. Dalam kacamata ilmu sosial, isu dianggap sebagai suatu reaksi
isu mampu memberi pengaruh besar terhadap penciptaan opini publik yang
mengguncangkan masyarakat yang dilanda isu tersebut (Suryono, 2004) Quin dan
diterapkan kepada:
Bagian;
(decision makers) atau pembentuk opini (opinion leaders) internal (dan mungkin
yang terpenting. Salah satu tugas pemrakarsa adalah menetapkan secara tepat
pemerintah, atau bagi organisasi nirlaba, hal ini berarti organisasi harus berusaha
Memperjelas maksud dapat mengurangi banyak sekali konflik yang tidak perlu
dalam suatu organisasi dan dapat membantu menyalurkan diskusi dan aktivitas
secara produktif.
organisasi dan faktor “diluar” adalah faktor yang tidak terkontrol oleh organisasi
itu merupakan masalah yang sangat penting bahwa isu-isu strategis dihadapi
kelangsungan hidup dan berhasil baik. Organisasi yang tidak menanggapi isu
strategis dapat menghadapi akibat yang tak diingini dari ancaman, peluang yang
h. Menciptakan visi organisasi yang efektif untuk masa depan. Langkah terakhir
7. Matriks BCG adalah sebuah matriks (diagram) yang diciptakan oleh Bruce D.
usaha dan lini produknya. BCG adalah kepanjangan dari Boston Consulting Group,
merupakan perusahaan konsultan manajemen yang didirikan pada tahun 1963 dan
Kegunaan dari matriks BCG pada manajemen perusahaan adalah sebagai acuan
dalam mengalokasikan dana, memproduksi dan menjual produknya. Matriks BCG ini
berkaitan erat dengan siklus hidup produk (Products life cycle) sehingga sering
disebut juga dengan Product Portfolio Matrix (Matriks Portofolio Produk). Beberapa
nama lain Matriks BCG diantaranya adalah BCG Growth-Share Matrix (Matriks
Pertumbuhan dan Pangsa Pasar BCG), Boston Box dan Portfolio Diagram (Diagram
Portofolio).
dimensi klasifikasi bisnis unit yaitu Relative Market Share (pangsa pasar relatif) dan
masing-masing diwakili oleh Bintang (Star), Sapi Perah (Cash Cows), Anjing (Dogs)
Tahapan Perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana
terbukti Kualitasnya.
pada produk dan juga untuk memberitahukan produk barunya kepada masyarakat
(Penetration)
tersebut sudah dikenal dan diterima oleh konsumen. Beberapa ciri-ciri pada tahap
a. Memperluas pasar
l. Menurunkan harga produk untuk menarik pembeli dan memperluas segmen pasar
mereknya.
Peningkatan Omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan
b. Memiliki laba yang besar bagi mereka yang dapat memimpin pasar
23
d. Pesaing yang lemah dan kalah bersaing akan mulai keluar dari pasar
menggunakan produknya.
o. Repositioning
jika tidak melakukan strategi yang tepat, produk yang ditawarkan mungkin akan
hilang dari pasar (market). Ciri-ciri Tahap Penurunan adalah sebagai berikut :
e. Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan adalah sebagai berikut :
Teori Johari window merupakan sebuah teori yang digunakan untuk membantu
orang dalam memahami hubungan antara dirinya dan orang lain. Teori ini digagas
oleh psikolog Amerika, Joseph Luft dan Harrington Ingham pada tahun 1955.
Teori Johari window sering disebut juga dengan teori kesadaran diri. Yaitu
mengenai perilaku maupun pikiran yang ada di dalam diri sendiri maupun di dalam
diri orang lain. Teori Johari window berkaitan juga dengan Emotional Intelligence
hubungan intrapersonal dan interpersonal, atau hubungan pada diri sendiri dan
Konsep teori Johari window memiliki empat ruang atau empat perspektif yang
masing-masing memiliki istilah dan makna yang berbeda. Setiap makna mengandung
Apakah perilaku, perasaan, dan kesadaran yang dimiliki hanya dapat dipahami
oleh dirinya sendiri, hanya dipahami oleh orang lain, atau keduanya dapat
memahaminya. Empat bagian konsep teori Johari window adalah sebagai berikut :
25
1. Open self
Open self atau wilayah terbuka merupakan suatu keadaan dimana seseorang
Pada wilayah terbuka ini, seseorang akan terbuka mengenai perasaan, sifat,
Orang yang berada pada wilayah terbuka lebih mudah menjalin komunikasi
dengan siapapun. Hal ini berpengaruh terhadap interaksi antara individu atau
melemparkan senyum, menyapa lebih awal, menjabat tangan, dan lebih banyak
diri kepada orang lain dan kepada diri Anda sendiri. Jika Anda tidak mengizinkan
orang lain mengetahui tentang diri Anda, komunikasi antara Anda dan orang lain
2. Blind self
Blind self atau wilayah buta merupakan kondisi dimana orang lain dapat
memahami sifat, perasaan, pikiran, dan motivasi seseorang, tetapi orang tersebut
yang disebut daerah buta (blind). Self adalah segala hal tentang diri Anda yang
diketahui orang lain namun tidak diketahui oleh diri Anda sendiri.
Seseorang yang berada dalam blind self cenderung tidak dapat menciptakan
yang bersikap sok asik ketika bertemu dengan orang baru, padahal dirinya sendiri
sebagaimana sifat, perilaku, dan pikiran yang ia miliki, tetapi orang lain dapat
menilainya.
3. Hidden self
yang sudah berteman lama belum tentu dapat terbuka sepenuhnya ketika
cinta karena ada beberapa orang yang merasa takut menceritakan hal-hal tersebut
kemungkinan hidden self lebih kecil. Hal ini membuat seseorang berada di
wilayah terbuka.
27
rahasia.
4. Unknown Self
yang tidak dapat memahami dirinya sendiri bahkan orang lain pun tidak dapat
Daerah unknown self adalah aspek dari diri Anda yang tidak diketahui baik oleh
diri Anda sendiri maupun orang lain. Anda mungkin akan mengetahui aspek dari
diri yang tidak dikenal ini melalui kondisi kondisi tertentu, misalnya melalui
hipnotis.
Terpadu Satu pintu sebagai upaya peningkatan pelayanan perizinan (studi pada
kantor pelayanan perizinan kota kediri)” Penelitian ini dilakukan atas dasar
keluhan masyarakat umun dan kalangan dunia usaha mengenai proses pelayanan
dan perlu biaya ekstra. Masyarakat sering bolak-balik dari satu kantor ke kantor
lainnya hanya untuk mengurus suatu perizinan. Ketidak jelasan prosedur, biaya
28
dan waktu pemrosesan suatu izin yang tidak pasti selesainya yang menyebabkan
publik terutama dalam hal pelayanan perizinan. Penelitian ini bertujuan untuk
perizinan (2) Pelaksanaan pelayanan perizinan di KPP (3) Faktor pendukung dan
perizinan dengan PTSP sudah cukup baik, meskipun ada beberapa faktor
good governance dalam pelayanan publik dilaksanakan dan apa yang menjadi
Pendataan & Penetapan tetapi juga masyarakat yang ikut serta dalam pelayanan
Kota Samarinda sudah berjalan cukup baik terutama dalam hal partisipasi,
responsivitas.
"Si Cantik" Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
harus memiliki alternatif lain untuk mencapai tujuan inovasi tersebut, yaitu
merubah orientasi awal bagi publik yang bersifat directly menjadi indirectly.
pihak non government, terutama Perguruan Tinggi dalam hal penguatan difusi.
DMPTSP, Dinas PU, LH, dan Pol PP sehingga pelayanan menjadi cepat.
tittle of “Risk Management, capital budgeting, and capital structure policy for
framework for analyzing the capital allocation and capital structure decisions
facing financial institutions. Our model incorporates two key features: (i) value-
maximizing banks have a well-founded concern with risk management; and (ii)
not all the risks they face can be frictionlessly hedged in the capital market. This
should factor into the pricing of those risks that cannot be easily hedged. We
compare our approach to the RAROC methodology that has been adopted by a
number of banks.
Hobbs, Hugh Ellis with tittle of “The use multi-criteria decision making methods
during the workshop, along with implications for IA design and implementation.
methods can help users to incorporate their background knowledge, and how
judgments. A key result is that the interest rates IA experts recommend for
discounted, as well as upon the exact phrasing of questions used to elicit rates
C. RUMUSAN MASALAH
tegas tujuan atau sasaran yang ingin di capai dengan berbagai cara untuk
bahwa konsep implementasi kebijakan mengarah pada suatu aktivitas atau suatu
kegiatan yang dinamis dan bertanggung jawab dalam melaksanakan program serta
mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu
sendiri.
8
Teori Van Meter dan Van Horn yang di kutip pada buku yang di terbitkan oleh Agostino pada tahun
2003
33
b. Kelemahan institusi
administrative
Semua hambatan dapat dengan mudah dibedakan atas hambatan dari luar
dan dalam. Hambatan dari dalam dapat dilihat dari ketersediaan dan kualitas input
yang digunakan seperti sumber daya manusia, system dan prosedur yang harus
digunakan sedangkan hambatan dari luar dapat dibedakan atas semua kekuatan
b. Kelompok sasaran
9
Teori Gow dan Morss yang di kutip pada buku yang di terbitkan oleh Pasolong pada tahun 2007
34
c. Kecenderungan ekonomi
d. Kecendrungan politik
Vining10 ada tiga faktor umum yang mempengaruhi keberhasilan yakni sebagai
berikut :
Maksudnya adalah sampai berapa benar teori yang menjadi landasan kebijakan
Maksudnya adalah apakah semua pihak yang terlibat dalam kerjasama telah
10
Teori Weimer dan Vining yang di kutip pada buku yang di terbitkan oleh Pasolong pada tahun
2007
35
baru
kebijakan tidak tepat atau tidak mengurangi masalah yang merupakan sasaran
kebijakan.
identik dengan evaluasi karena dari tahapan penyusunan agenda hingga evaluasi
11
Teori pada buku yang di terbitkan oleh M. Irfan Islami pada tahun 2003
12
Teori Edward yang di kutip pada buku yang di terbitkan oleh Winarno pada tahun 2002
13
Wiliam N. Dunn. 2000. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta; Gadjah Mada University Press
36
permasalahan publik oleh negara yang dalam hal ini diwakili pemerintah
kebijakan publik dirumuskan bersama antar pelaku yang terlibat di dalam sistem
pemerintahan.
atas tujuan kebijakan atau program yang telah ditetapkan seperti dikatakan
Hogwood14 kebijakan publik lebih banyak gagal atau paling tidak kebijakan
14
Purwanto, Dyah.2012. Implementasi Kebijakan Kebijakan Publik. Yogyakarta:Gava Media.
37
yang prima.
periodik. Hal ini sejalan dengan Pasal 7 ayat (3) huruf c Undang Undang Nomor
pelayanan publik.
Tabel 2.1 Indikator dan Subindikator pedoman evaluasi kebijakan kinerja pelayanan
publik
Dasar Hukum
(Perda, Permen, SE,
Standar Standar Pelayanan SK), Standar Desk Evaluation,
1
Pelayanan sudah di tetapkan Operasional Wawancara
Prosedur (SOP)
bagi pelaksana
Integrasi,
Pelaksanaan Standar Wawancara,
Internalisasi,
Pelayanan Observasi
Diseminasi, Diklat
Dasar Hukum
Maklumat Adanya pernyataan (Perda, Permen), Desk evaluation,
2
Pelayanan maklumat Bukti pulikasi Wawancara
(banner, website)
Sesuai janji/hak,
Aplikasi pelaksanaan Observasi,
Tingkat keluhan
maklumat Wawancara
pengaduan
Pelaksanaan survei
Hasil Survei
(pernah dilaksanakan Surat Tugas, SK,
Kepuasan
3 atau tidak. Secara Laporan Hasil Desk Evaluation
Masyarakat
tahunan atau Survei
(SKM)
periodik)
Mekanisme
Desk Evaluation,
pengelolaan Juklak/Juknis, SOP
Wawancara
pengaduan
Pembaharuan
Penyelesaian (updating data dan
aktualisasi informasi informasi) Observasi
pelayanan publik penanganan
pengaduan
Dasar Hukum
Sistem
(Perda, Permen, SE,
Informasi Keberadaan sistem
5 SK), Sosial Media Desk evaluation
Pelayanan dan mekanisme SIPP
(Facebook,
Publik
Twiteer)
Survei, Observasi,
Mekanisme SIPP SOP, Website
Wawancara
5. Proses evaluasi kebijakan publik yang diterapkan oleh pimpinan di Loket terpadu
pembangunan daerah, serta berpotensi tidak sempurna dan bahkan gagal ketika
adanya hambatan eksternal, sumber daya tidak memadai, tidak didasarkan pada
40
landasan pemikiran (teoritis), pelaksana bergantung pada aktor yang lain, tidak
1 (satu) atau beberapa jenis layanan sekaligus dengan tujuan untuk memperoleh
D. SINOPSIS
Jenderal Kekayaan Intelektual”. Ringkasan teori yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
Penetapan metode
Analisa data selama pengumpulan data,
Studi pendahuluan
penelitian observasi, wawancara,
dokumen, diskusi terarah
1. Menentukan permasalahan
yang terbaik bagi publiknya, tidak menempatkan layanan publik pada posisi atas
dan ini merupakan masalah besar. Adapun pelayanan yang buruk dapat
tidak hanya penting namun begitu vital bagi bisnis. Berikut alasan pentingnya
dilaksanakan sejak tahun 2017. Pada tahun 2015 dan 2016 DJKI belum
dipilih melalui metode pelelangan seleksi umum. Namun, penyedia yang telah
survey sebagaimana output yang diharapkan. Sehingga untuk tahun 2015, DJKI
intelektual.
42
dan HAM mengadakan kajian atas survey internal yang dilakukan oleh DJKI,
atas Layanan KI “Belum optimal”, adapun hal ini salah satunya disebabkan oleh
faktor pelaksanaan survei yang dilakukan belum secara spesifik pada tiap jenis
layanan, sedangkan layanan yang diukur masih secara umum. Adapun pada tahun
2017 IKM atas layanan KI mendapat 3,05 (Kategori Baik), tahun 2018 mendapat
raihan 3,15 (Kategori Baik) dan tahun 2019 terjadi peningkatan Indeks yaitu
mendapat 3,26 (Kategori Baik). Survei yang dilaksanakan pada tahun 2019 sudah
Intelektual.
pada kantor pelayanan perizinan kota kediri)” Penelitian ini dilakukan atas
dasar keluhan masyarakat umun dan kalangan dunia usaha mengenai proses
transparan dan perlu biaya ekstra. Masyarakat sering bolak-balik dari satu
jelasan prosedur, biaya dan waktu pemrosesan suatu izin yang tidak pasti
pelaksanaan perizinan di KPP. Hasil dari penelitian ini adalah upaya yang
sudah cukup baik, meskipun ada beberapa faktor penghambat dari pelaksanaan,
Inovasi "Si Cantik" Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu
seorang pimpinan harus memiliki alternatif lain untuk mencapai tujuan inovasi
tersebut, yaitu merubah orientasi awal bagi publik yang bersifat directly
agar lebih mengkaji tentang difusi secara khusus, apakah akan melibatkan
tittle of “Risk Management, capital budgeting, and capital structure policy for
framework for analyzing the capital allocation and capital structure decisions
facing financial institutions. Our model incorporates two key features: (i)
and (ii) not all the risks they face can be frictionlessly hedged in the capital
considerations should factor into the pricing of those risks that cannot be
positions. We also compare our approach to the RAROC methodology that has
Hobbs, Hugh Ellis with tittle of “The use multi-criteria decision making
knowledge, and how MCDM can improve understanding of tradeoffs and the
importance of value judgments. A key result is that the interest rates IA experts
3. Penatapan lokasi
Rasuna Said No.kav 8-9, RT.16, Kuningan, Kuningan Tim., Jakarta, Kota Jakarta
4. Studi pendahuluan
dokumen dalam meneliti permasalahan yang mendalam. Dalam hal ini tujuan
peneliti adalah untuk mengevaluasi kebijakan pada loket terpadu satu pintu di
DJKI.
data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Analisis data ini dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
reduksi penyajian
verifikasi
data data
Data display berarti mendisplay data yaitu menyajikan data dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, dsb. Dalam hal ini Miles and
Huberman (1984) menyatakan ”the most frequent form of display data for
qualitative research datain the past has been narrative tex”. Yang paling
dengan teks yang bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk memahami apa yang
Langkah terakhir dari model ini menurut Miles and Huberman adalah
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal namun juga
tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih
belum ada yang berupa deskripsi atau gambaran yang sebelumnya belum jelas
menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal / interaktif dan hipotesis / teori.
dan interaksi yang dilakukan partisipan penelitian. Ketiga cakupan tersebut dapat
penelitian, menghubungkan kategori yang satu dengan kategori yang lain; dan
pada akhirnya mengembangkan teori baru yang menjelaskan proses itu sendiri.
Alur penelitian grounded theory yang menjelaskan proses dan kategori tersebut
Masalah penelitian
mengarah pada
8. Hasil cerita, personal, deskriptif tebal, naratif, dapat dibantu table frekuensi
Hasil penelitian akan disampaikan pada bab V, dalam penelitian ini peneliti
FAKTA AWAL
INSTRUMEN RISET DESAIN
LAPORAN
SURVEY
KESIMPULAN
ANALISIS DATA
A. TUJUAN PENELITIAN
Kekayaan Intelektual. Sedangkan, tujuan khusus penelitian dalam karya tulis ini
2. Untuk mengetahui pelayanan pengambilan sertifikat pada loket terpadu satu pintu
Manusia.
1. Tempat penelitian
Rasuna Said No.kav 8-9, RT.16, Kuningan, Kuningan Tim., Jakarta, Kota Jakarta
2. Waktu penelitian
tanggal dikeluarkannya izin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 3 (tiga)
51
52
bulan, 2 bulan pengumpulan data, 1 bulan pengolahan data, dan 1 bulan untuk
proses uji tesis yang meliputi penyajian dalam bentuk tesis dan proses bimbingan
berlangsung.
1 Penelitian pendahuluan
2 Menyusun proposal
3 Seminar proposal
4 Penyusunan instrumen
6 Menjaring data
9 Ujian tesis
C. DESAIN PENELITIAN
Creswell dan Clark (2007 : 4) dalam buku Metodologi, Desain dan Metode
Penelitian menjelaskan desain penelitian sebagai “the plan of action that links the
Eksplorasi
pengalaman individu Eksplorasi cerita
untuk pengembangan individu untuk
terbaru menceritakan orang
Eksplorasi budaya
komunitas
Grounded Theory
Naratif Etnografi
T-D-B
1. Fokus Penelitian
54
Fokus penelitian ini berfokus pada teori evaluasi kebijakan loket terpadu
Dalam konteks ini peneliti ingin mengacu pada bagan desain penelitian
peneliti untuk menganalisis suatu proses dan menjelaskan proses tersebut untuk
perubahan resiprokal yang terjadi dalam tindakan atau interaksi yang terjadi
TEORI &
KONSEP
RISET TUJUAN METODE
PROBLEM PENELITIAN PENELITIAN
FAKTA
AWAL
INSTRUMEN RISET
DESAIN
LAPORAN
SURVEY
KESIMPULAN
ANALISIS DATA
Ketiga cakupan proses tersebut dapat dipahami seorang peneliti grounded theory
teori baru yang menjelaskan proses itu sendiri. Alur penelitian grounded theory
yang menjelaskan proses dan kategori tersebut dapat dilihat pada bagan berikut :
Dengan menjelaskan
suatu proses yang
terdiri atas
• Serangkaian kegiatan
Masalah penelitian • Tindakan-tindakan dan
mengarah pada • Interaksi manusia
Gambar 3.3 Bagan proses dan kategori dalam alur penelitian Grounded Theory
Sumber : Sugiyono, 2009
pada suatu waktu tertentu atau pada suatu tahap tertentu dengan membandingkan
keadaan yang nyata dengan keadaan yang diharapkan dalam program tersebut.
Menurut Borg and Gall (2003) evaluasi merupakan proses membuat penilaian
program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dan beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain dalam
c. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yang dievaluasi, perlu
keberhasilan program.
d. Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelas untuk setiap indikator
kelemahan program.
57
rinci untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, perlu
f. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan
bagi kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata lain,
secara numerik. Model ini pertama kali dipakai pada program bantuan luar
sebagai akibat dari program tersebut dalam kurun waktu tertentu. Terutama
1
Sigsgaards P., 2002, “MSC Approach: Monitoring Without Indicators”. Evaluation Journal of Australasia,
(1), hal: 8-15.
58
atau lainnya; 4) Kemudian tanyakan pada orang yang sama, perubahan yang
program yang ada. Agar lebih sistematis, langkahlangkah dalam the Most
Significant Change (MSC)2 di atas dapat disusun dalam tabel sebagai berikut,
MSC bisa saja tidak sejalan dengan tujuan program, namun paling tidak model
program atau projek itu, menilai projek itu. Oleh karena keberhasilan suatu
Untuk itu peneliti perlu mempersiapkan dengan baik agar hasil penelitian
2
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. 1, No. 1, Tahun 2014. Safrudin Amin – Memperkenalkan Evaluasi Program
Secara Kualitatif
59
berikut :
variasi, hal-hal yang spesifik, dan kompleksitas isi dari wawancara, observasi
e. More focused coding, yakni peneliti melakukan koding secara terfokus lalu
konsep baru.
sebelumnya:
a. Studi Literatur
penelitian lainnya akan tetapi sumber dan metode pengumpulan data dengan
berita/media masa baik cetak maupun daring, bahan bacaan yang peneliti
Narasumber :
Nama
Jabatan
62
c. Observasi (Pengamatan)
akan mudah dibaca dalam bentuk table. Berikut table protokol observasi
2) Hasil observasi
yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur, dan 3).
keseharian informan.
objek penelitian.
daring yang sudah ada dan bisa di akses kapanpun. Hasil penelitian yang
3. Analisis Data
melakukan reduksi data dimana, peneliti membuang data yang tidak perlu atau
kuantifikasi data agar data yang dikumpulkan menjadi lebih kompleks. Terakhir,
4. Triangulasi
triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk
mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang
informasi tersebut. Triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi
orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini untuk memperkaya
Namun orang yang diajak menggali data itu harus yang telah memiliki
pengalaman penelitian dan bebas dari konflik kepentingan agar tidak justru
resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Masing-masing cara
itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan
66
yang diteliti.
peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi
menggali pengetahuan teoretik secara mendalam atas hasil analisis data yang
telah diperoleh.
divalidasi dari berbagai sumber sehingga dapat menjadi dasar untuk penarikan
dimanfaatkan.
5. Pembahasan
dan hasil penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I.
Penelitian ini berfokus pada evaluasi kebijakan loket terpadu sebagai pelayanan
Intelektual.
Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang
1. Teknik Penelitian
sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan
responden, seminar, diskusi, dll. Bila dilihat dari sumber datanya, pengumpulan
memberikan data kepada pengumpul data) dan sumber sekunder (sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya; lewat orang
lain atau lewat dokumen). Bila dilihat dari cara atau teknik pengumpulan data,
alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada
2. Instrumen Penelitian
adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap
3
Sugiono.2009.Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa Beta .
68
terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian -
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
sebagai berikut:
1. peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
penelitian,
kecuali manusia,
timbul seketika,
1. Teknik Pengolahan
2. Analisis Data
a. Tahap Penelitian
1) Perencanaan
4
Sugiono.2009.Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa Beta .
70
untuk penelitian.
2) Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti menganalisis dan mengolah data yang telah
Entah itu berasal dari diri peneliti atau dari pihak informan. Untuk mengurangi dan
data tersebut sebelum diproses dalam bentuk laporan dengan harapan laporan yang
triangulasi. Peneliti memilih teknik ini untuk keperluan pengecekan atau sebagai
1. Membandingkan apa yang dipelajari dari e-learning dengan kajian pustaka yang
ada.
A. LATAR PENELITIAN
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang berlokasi di Jalan H.R.Rasuna Said
No. kav 8-9 RT.16, Kuningan, Jakarta Selatan. Fokus penelitian dilakukan pada Bagian
kebijakan Pimpinan atau pegawai yang ada. Pimpinan merupakan komponen penting
Pimpinan yang professional dalam pengambilan sertifikat tersebut. Adapun dalam tujuan
penelitian pada Bab 3, dituliskan tujuan penelitian diantaranya untuk mengetahui peran
pemimpin dalam evaluasi kebijakan loket terpadu dan mengetahui pelayanan sertifikat
pada loket terpadu satu pintu DJKI. Adapun peran Pimpinan yang memberikan
kebijakan dalam proses pengambilan sertifikat, dapat dilihat pada data berikut :
72
73
Sekretaris
Ika Widya P
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah tim persuratan sudah cukup.
Hal ini terlihat dari setiap bagian yang sudah terisi dengan total jumlah pegawai pada
tim persuratan adalah 12 orang. Namun, jumlah diatas tidak menjadi patokan untuk
memungkinkan penambahan pegawai baru agar setiap tusi dapat saling terkoordinsi bila
tidak hadir.
menunjukan bukti kuasa dan identitas diri yang sebelumnya sudah didaftarkan. Adapun
74
untuk keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada standar pelayanan Kekayaan
Adapun kebijakan loket terpadu sebagai pelayanan satu pintu dalam melayani
pengambilan sertifikat di DJKI, dapat dilihat pada tabel Standar Operasional Prosedur
(SOP) sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Nomor
Intelektual.
1
Website DJKI. Standar Pelayanan DJKI. HKI-01.OT.02.02 TAHUN 2017. https://en.dgip.go.id/standar-
pelayanan-djki
75
konsultan untuk datanya sudah terpilah pada buku pengambilan konsultan. Namun,
disayangkan karena data konsultan masih ditulis secara manual, sehingga data konsultan
Pada wawancara kepada Plh. Kasubag Persuratan, Ari Nurhayati, jangka waktu
untuk validasi proses data permohonan untuk dipastikan kembali data pemohon di loket
pengambilan. Sedangkan untuk biaya, disesuaikan dengan aturan tarif yang berlaku
B. TEMUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian evaluatif adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang
terjadi dalam proses kebijakan. Proses evaluasi memiliki 3 hal penting yaitu input,
transformasi dan output. Input adalah pegawai yang telah dinilai kemampuannya dan
siap menjalani proses kegiatan pengambilan sertifikat. Transformasi adalah segala unsur
yang terkait dengan proses pengambilan sertifikat, yaitu : pimpinan, pegawai, sertifikat
dan proses penyerahan, metode pengambilan sertifikat, sarana penunjang dan sistem
administrasi. Sedangkan, output adalah capaian yang dihasilkan dari proses penyerahan.
Alur perencanaan strategis menurut John M Bryson ada 8 langkah. Data temuan
penelitian yang didapat oleh peneliti akan dibagi ke dalam 8 langkah tersebut, yaitu :
makers) atau pembentuk opini (opinion leaders) internal (dan mungkin eksternal)
terpenting. Salah satu tugas pemrakarsa adalah menetapkan secara tepat siapa saja
menetapkan orang kelompok, unit, atau organisasi manakah yang harus dilibatkan
dalam perencanaan.
2. Memperjelas mandat organisasi. Mandat formal dan informal yang ditempatkan pada
pemerintah, atau bagi organisasi nirlaba, hal ini berarti organisasi harus berusaha
memenuhi kebutuhan sosial dan politik yang dapat diidentifikasi. Namun menetapkan
dapat mengurangi banyak sekali konflik yang tidak perlu dalam suatu organisasi dan
organisasi dan faktor “diluar” adalah faktor yang tidak terkontrol oleh organisasi
5. Menilai lingkungan internal. Agar dapat mengenali kekuatan dan kelemahan internal,
organisasi harus memantau sumber daya (inputs), strategi sekarang (process) dan
kinerja (outputs).
78
6. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi. Secara khas, perencanaan itu
merupakan masalah yang sangat penting bahwa isu-isu strategis dihadapi dengan cara
terbaik dan efektif jika organisasi ingin mempertahankan kelangsungan hidup dan
berhasil baik. Organisasi yang tidak menanggapi isu strategis dapat menghadapi
akibat yang tak diingini dari ancaman, peluang yang lenyap, atau keduanya.
mengapa organisasi harus mengerjakan hal itu. Strategi dapat berbeda-beda karena
8. Menciptakan visi organisasi yang efektif untuk masa depan. Langkah terakhir dalam
C. PEMBAHASAN
Alur perencanaan strategis menurut John M Bryson ada 8 langkah. Data temuan
penelitian yang didapat oleh peneliti akan dibagi ke dalam 8 langkah tersebut, yaitu :
Dalam tim persuratan telah tercantum tujuan yang ingin dicapai atau ada hal
yang ingin disepakati dan disetujui bersama. Hal ini terlihat dari adanya kesepatan
pegawai. Berdasarkan wawancara dengan kepala sub bagian persuratan, Tria Mulya
Choirunnisa diperoleh bahwa setiap kegiatan yang di rencanakan oleh tim persuratan
dibentuk pada setiap awal tahun menyesuaikan dengan RKAKL (Rencana Kerja &
peningkatan mutu pelayanan publik. Membuat kelompok tim, hal ini dilakukan
terkait peningkatan mutu pelayanan publik dan proses pengambilan sertifikat yang
menetapkan peran, fungsi tim. Hal ini dilakukan sebelum pergantian tahun agar
membukukan, menyampaikan sesuai Klasifikasi Surat dan Sertifikat dari Sub Bagian
teknis kepada yang berwenang untuk menindaklanjuti surat tersebut sesuai disposisi
dan menyelesaikan setiap kegiatan yang sudah disusun sesuai RKAKL (Rencana
dalam Bab I), menafsirkan mengenai kewajiban dari orang-orang yang terlibat untuk
publik juga berisi tentang sasaran, harapan, dan tekanan yang dihadapi tim
persuratan. Sasaran tim persuratan adalah tantangan utama yang akan dicapai dalam
waktu 1 tahun ke depan dan telah disesuaikan dengan faktor kesiapan tim persuratan.
Sementara harapan dalam tim persuratan terkait peningkatan mutu pelayanan publik
secara holistic. Analisis SWOT memuat tentang identifikasi tentang kekuataan dan
kelemahan yang dimiliki oleh DJKI, serta identifikasi peluangn dan ancaman yang
Menurut Kepala Bagian Tata Usaha Dan Hubungan Masyarakat, Irma Mariana,
sebelum menyusun rencana kerja, dilakukan analisis dibantu beberapa rekan. Analisis
81
ini didasarkan pada identifikasi terhadap kelebihan dan kelemahan DJKI. Hal ini
Sehingga dapat diperoleh analisis yang benar benar sesuai untuk dilanjutkan dalam
Tabel 4.1 Analisis SWOT Kebijakan Pelayanan Publik dalam Pengambilan sertifikat
di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
Sumber : Pribadi
Komponen Strength Weakness Opportunity Threat
Pelayanan 1. Memiliki 1. Kurangnya 1. Adanya 1. Ancaman dari
publik dalam standar pendidikan kesempatan pemohon
pengambilan prosedur yang untuk dinas untuk untuk
sertifikat mudah mencapai mengasah memberikan
dipahami dan standar pengalaman sertifikat
mudah untuk pelayanan pegawai untuk diluar waktu
dilaksanakan publik yang mengenal penyerahan
2. Memiliki sesuai lingkungan atau minta
fasilitas yang 2. Kurangnya diluar DJKI untuk
dibutuhkan dan pengalaman pusat. dipercepat
dapat dipenuhi pegawai 2. Adanya diklat 2. Adanya
dengan dalam pegawai kepentingan
penyesuaian melayani dan 3. Adanya yang urgent
yang tepat berhadapan konsultan sehingga
3. Memiliki langsung meminta
keamanan yang dengan kepada
ketat sehingga pemohon pemohon yang
tertib sudah
mengantri
untuk kembali
bersabar.
pengambilan sertifikat di DJKI yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
82
persoalan kritis. Kepala Sub Bagian Persuratan melakukan identifikasi isu strategis
ini dengan melihat pada hasil analisis SWOT yaitu dengan melihat ancaman dan
kelemahan Loket Pelayanan Terpadu DJKI yang menjadi tantangan untuk diperbaiki.
Isu strategi pada Loket terpadu terkait peningkatan mutu pegawai adalah
83
berdasarkan isu strategis yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Dengan
melihat isu strategis, maka dicari penyelesaian untuk menangani isu tersebut dengan
pelayanan publik, dan melakukan dinas luar agar terbiasa berhadapan dengan
strategis yang telah disiapkan sebelumnya untuk melakukan review atau evaluasi hal-
hal yang perlu mengalami perbaikan. Rencana yang telah diperbaiki sebagai hasil
proses review atau evaluasi kemudian diadopsi sebagai rencana yang dilakukan
selanjutnya. Pada tahap ini tim persuratan melakukan evaluasi terhadap program
berjalan dibagi setiap tahun berjalan. Secara keseluruhan tim persuratan dievaluasi
setiap tahunnya.
strategis yang dihadapi loket terpadu dalam pengambilan sertifikat adalah penguasaan
Langkah ini dirasa Kepala Sub Bagian Persuratan paling tepat untuk menangani isu
strategis tersebut.
7. Menciptakan visi organisasi yang efektif untuk masa depan dan Memperjelas misi
Visi dan misi tim persuratan, mengikuti dengan anjuran Direktorat Jenderal
a. Visi : Menjadi institusi kekayaan intelektual yang menjamin kepastian hukum dan
berkualitas.
Pada tahap ini, peneliti tidak melakukan penelitian terhadap proses penetapan
visi, misi dan nilai-nilai tujuan. Hal ini dikarenakan proses penetapan sudah
terdapat dalam tim persuratan disusun berdasarkan visi dan misi DJKI. Terlebih lagi,
harus diingatkan kepada seluruh pegawai tetap terpaku pada visi dan misi DJKI
85
dengan niat yang benar. Dengan melihat visi dan misi DJKI, arah tujuan program
tidak akan melenceng dari niat yang dibangun di DJKI. Ini juga bisa menjadi cara
untuk menghidupkan budaya terkait visi dan misi harus tetap dijaga dalam kehidupan
bahwa perencanaan strategis memiliki delapan tahapan yang disusun secara sistematis
yaitu dimulai dari tahap memprakarsai dan menyepakati proses perencanaan strategis
hingga tahap menciptakan visi organisasi yang efektif untuk masa depan. Melalui
berbagai tahapan yang dilakukan secara sistematis tersebut maka diharapkan nantinya
organisasi.
Pada tahap analisis SWOT terdapat beberapa langkah yang harus dipenuhi
yaitu :
peneliti, maka dapat dilihat bahwa analisis SWOT belum mencantumkan Standar
86
berikut:
1. Prosedur pelayanan
termasuk pegaduan.
2. Waktu peyelesaian
3. Biaya pelayanan
Biaya atau tarif pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan.
4. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
2
Ridwan, Juniarso dan Sodik Sudrajat, achmad. 2009. Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan
Pelayanan Publik. Bandung: Nuansa.
87
dibutuhkan.
mempengaruhi madrasah.
ke dalam pola analisis SWOT. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan,
atau jika terlalu banyak, dapat dibagi menjadi analisis SWOT dengan komponen
masukan, proses, dan keluaran. Hal-hal yang termasuk masukan adalah pegawai,
ancaman dengan memperbaiki kelemahan (strategi W-O). Dalam langkah ini Tim
memperbaiki kelemahan.
dilakukan. Adapun sebagai contoh adanya contact center sebagai layanan aduan
misi, nilai organisasi, tingkat dan perpaduan produk atau jasa, klien atau pemakai
biaya keuangan, organisasi atau manajemen. Tujuan dari identifikasi isu strategis
organisasi.
Isu strategi pada Tim Persuratan DJKI terkait peningkatan mutu layanan
kualitas pelayanan.
Setelah melihat isu strategis yang terdapat di dalam Tim Persuratan, maka
dapat dilihat bahwa penentuan isu strategis ini kurang tepat. Jika dilihat pada
89
tuntutan kebutuhan yang sangat urgent yaitu penguasaan teknologi, maka sudah
sudah seharusnya isu strategis yang paling utama adalah penguasaan teknologi.
Hal ini dapat dilihat dalam penggunaan teknologi seperti penyampaian sertifikat
ini penting karena langkah ini merupakan langkah penting guna mengetahui
mandat, misi dan nilai, kekuatan dan kelemahan internal, peluang dan ancaman
lain sebagai pembanding dalam melayani publik dengan kualitas pelayanan yang
Strategi yang efektif memiliki hubungan yang efektif dengan lingkungan DJKI,
90
bahkan ketika tujuan mereka adalah mengubah konteks itu. Strategi juga bisa
teknis strategi harus dapat bekerja (dilaksanakan) untuk menghadapi isu strategi;
kedua, secara politis dapat diterima oleh para stakeholders; dan ketiga, strategi
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, strategi yang dilakukan DJKI secara
keseluruhan sudah tepat. Tetapi secara tingkat prioritas masih kurang. Hal ini
dapat dilihat ketika isu strategis yang paling utama adalah penguasaan teknologi,
strategi ini dapat bekerja dan diterima oleh para stakeholders, tetapi secara tingkat
rencana strategis yang telah disiapkan sebelumnya dan melakukan review atau
evaluasi hal-hal yang perlu mengalami perbaikan. Rencana yang telah diperbaiki
sebagai hasil proses review atau evaluasi kemudian diadopsi sebagai rencana yang
dilakukan selanjutnya.
Pada langkah ini telah ditentukan strategi yang akan dilakukan organisasi
poin sebelumnya, bahwa strategi yang diperlukan dalam menghadapi isu strategi
tersebut dapat diterima dan dilaksanakan. Namun, perlu diadakan review dengan
penguasaan teknologi. Artinya perlu diadakan review strategi kembali oleh seluruh
pihak terkait.
d. Penyusunan jadwal
f. Proses komunikasi
g. Proses review, monitoring dan prosedur korekasi pada pekerjaan yang berjalan
h. Prosedur pertanggungjawaban.
karakteristik yang saling mendukung, tergantung dan saling berkaitan. Setelah itu
diturunkan lagi menjadi kegiatan. Kegiatan ini perlu dirumuskan dari setiap program
92
dengan mengacu pada indicator keberhasilan yang telah ditetapkan sehingga program
tercapai.
pelaksanaan kegiatan. Tujuan penyusunan jadwal program dan kegiatan ini adalah
penggunaan sumberdaya dan dana yang dimiliki Tim Persuratan DJKI. Dengan
demikian alur kegiatan dan keuangan DJKI dapat dikontrol dengan lebih efektif.
program dan kegiatan. Sehingga program dan kegiatan dapat dilaksanakan dengan
Pada langkah ini merupakan langkah yang sulit, hal ini disebabkan, antara lain
karena :
dengan sistematis.
terpadu satu pintu DJKI belum terpenuhi meskipun sosialisasi sudah dilakukan.
seluruh komponen DJKI. Komitmen ini hanya mungkin ada jika ada pada tingkat
93
kepemilikan rencana. Rencana yang disusun tertuang dalam hasil penelitian terkait
pencapaian dan kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan hasil yang
Evaluasi perlu dilakukan untuk memperoleh umpan balik agar dapat dikenali
atau diketahui secara dini penyimpangan pelaksanaan dari rencana sehingga dapat
dirumuskan atau diupayakan langkah perbaikan yang diperlukan dengan sasaran dan
berikut :
a. Kejelasan tujuan dan hasil yang diperoleh oleh masyarakat dalam kerangka kerja
Pada poin satu dan dua ini berdasarkan interview dengan kepala bagian tata
usaha dan hubungan masyarakat, evaluasi penting dalam semua ini, maka
diadakan evaluasi berkala yaitu setiap awal dan akhir tahun. Jadwal ini disesuaikan
94
dengan tingkat kepentingan. Jika ada hal-hal penting yang perlu segera dievaluasi,
maka akan segera dilakukan evaluasi. Pada saat melakukan evaluasi, dibahas
indikator pencapaian yang ditetapkan dan sejauh mana indikator tersebut sudah
dicapai.
c. Dilakukan oleh petugas khusus yang memahami konsep, teori dan proses serta
dan terandal.
proaktif (partisipatif)
Pada poin 3,4, dan 5 ini, evaluasi dilakukan bersama seluruh warga DJKI
dan pihak yang terkait seperti Sekretariat dan Bagian Teknis. Hal ini bertujuan
agar evaluasi dapat dinilai dengan sahih dan dapat diandalkan. Selain itu agar
evaluasi berkala perlu diadakan yaitu setiap awal dan akhir tahun. Bahkan kadang
program dan kegiatan yang dilakukan di DJKI. Dalam hal ini Kepala Bagian harus
95
perubahan yang dibuat seperti yang diperlukan untuk tetap pada jalur rencana.
pemantauan ini. Standar pelayanan publik dan kinerja yang ditetapkan, performa
yang diukur, dan tindakan yang diambil dengan tepat untuk memastikan
keberhasilan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Manusia telah berjalan dengan sangat baik. Hasil tersebut diperoleh dari hasil
pengambilan sertifikat di DJKI dilihat dari aspek waktu pelayanan masih belum
sertifikat di DJKI dari indikator waktu pelayanan tidak efektif dan efisien.
2. Biaya Pelayanan
pelayanan dapat disimpulkan sudah menunjukan pelayanan yang baik dan tidak
mahal sehingga dikatakan sudah efisien sesuai dengan arahan Direktur KI.
96
97
data dengan waktu yang singkat sehingga memakan waktu antrian yang lama
4. Persyaratan
menggunakan berkas manual. Namun, untuk saat ini baik konsultan dan
Layanan informasi public (PPID) dan Contact center yang dimiliki oleh
DJKI sudah mumpuni, baik dalam penggunaan sosial media ataupun layanan
pengaduan Lapor!. Sehingga, untuk layanan pengaduan sudah cukup efisien dan
efektif.
B. Implikasi
implikasi dari hasil penelitian adalah sebagai berikut : tujuan efektifitas kebijakan
efektif. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh DJKI untuk mencapai tujuan
sistem pemberkasan yang memakan waktu dalam proses pengambilan dan berkas
C. Saran
1. Waktu Pelayanan
2. Persyaratan
sertifikat, yaitu dengan menyebutkan nama pemohon dan mencocokan data sesuai
dengan sistem agar tidak perlu membawa kertas yang bercecer, terkecuali untuk
surat kuasa.
DAFTAR PUSTAKA
Andini dan Aditiya. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Prima Media.
Bell, Michael L dan Benjamin F Hobbs. 2018. The use multi-criteria decision making
practitioners.
Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang. YA3
Froot, Kenneth A. dan Jeremy C. 2019. Risk Management, capital budgeting, and capital
Kabupaten Malang‟, JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 4(2), pp. 290–300.
(Studi Inovasi "Si Cantik" Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu
Miles, Matthew B dan huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta.
Rosdakarya, 2002.
Nur Haida, Achmad. 2018. Pelayanan Terpadu Satu pintu sebagai upaya peningkatan
pelayanan perizinan (studi pada kantor pelayanan perizinan kota kediri). Kediri.
Osterwalder, A. and Y. Pigneur. 2010. Business Model Generation. Hobokers, NJ: John
Media.
Rosyada, Ayu Amrina. 2019. Analisis Penerapan Prinsip Good Governance Dalam
Suhartoyo. 2019. Implementasi Fungsi Pelayanan Publik dalam Pelayanan Terpadu Satu
Diponegoro.
Teori Edward yang di kutip pada buku yang di terbitkan oleh Winarno pada tahun 2002
Teori Gow dan Morss yang di kutip pada buku yang di terbitkan oleh Pasolong pada tahun
2007
Teori pada buku yang di terbitkan oleh M. Irfan Islami pada tahun 2003
Teori Van Meter dan Van Horn yang di kutip pada buku yang di terbitkan oleh Agostino
Teori Weimer dan Vining yang di kutip pada buku yang di terbitkan oleh Pasolong pada
tahun 2007
Tjiptiono, Fandy. 2007. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi Ofset. Yogyakarta.
Wiliam N. Dunn. 2000. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta; Gadjah Mada University
Press
Website
https://dgip.go.id/sejarah-perkembangan-perlindungan-kekayaan-intelektual-ki
LAMPIRAN
A. Panduan/Protokol Proses Observasi
Observasi atau pengamatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yakni
1. Mengamati lokasi dan keadaan ruang lingkup loket terpadu satu pintu
terpadu.
b. Gedung DJKI
NO NAMA/NIP JABATAN
Irma Mariana Kepala Bagian Tata Usaha dan
1
NIP. 198006292006042002 Hubungan Masyarakat
Tria Mulya Khoirunnisa
2 Kepala Sub Bagian Tata Usaha
NIP. 197505101999032001
Ari Nurhayati Staff Tata Usaha dan Hubungan
3
NIP. 197908122002122001 Masyarakat (Arsiparis)
Masyarakat
2. Apa saja yang menjadi kekuataan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang
5. Apa saja peran pemimpin dalam menerapkan evaluasi kebijakan di loket terpadu?
1. Bagaimana rencana kerja atau strategi yang diterapkan oleh Sub Bagian Tata
Usaha?
3. Apakah visi dan misi DJKI di terapkan dalam proses pelayanan DJKI?
C. Hasil Observasi
Pimpinan Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Persuratan) sedang memberikan arahan dan
pembinaan kepada pegawai tentang kebijakan prosedur pelayanan loket terpadu dalam
TRANSKRIP WAWANCARA
1. Transkrip wawancara peneliti dengan Kepala Bagian Tata Usaha dan Hubungan
Masyarakat
(Persuratan)
Dokumentasi bersama Kepala Bagian Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat. Hari
Senin, 28 Desember 2020. Pukul: 10.00 WIB. Tempat: Ruang Kepala Bagian Tata
Dokumentasi bersama plh. Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Persuratan). Hari Selasa, 29
Desember 2020. Pukul 10.00 WIB. Tempat: Kantor HKI Tangerang melalui video call.
E. Hasil Analisis Data
kekayaan intelektual tertuang pada Surat perintah Nomor: HKI-01.OT.02.02 Tahun 2017.
F. Riwayat Hidup Mahasiswa
RIWAYAT HIDUP
Jakarta. Penulis lahir dari orang tua (Alm) H. Undang Wahyudin dan (Alm) Hj.
Emiliawati sebagai anak ke-11 dari 12 bersaudara. Penulis menempuh pendidikan dimulai
dari SDN Batu Ampar 03 (lulus tahun 2006), melanjutkan SMPN 35 Jakarta (lulus tahun
2009), lalu SMKN 37 Jakarta (lulus tahun 2012) dan Universitas Indraprasta PGRI (lulus
tahun 2017), hingga akhirnya menempuh pendidikan di Sekolah Pascasarjana Univ. Dr.
Penulis juga aktif sebagai Staff Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat pada unit
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Penulis aktif bekerja dari tahun 2018 sampai dengan saat ini.
Dengan ketekunan dan motivasi yang tinggi, penulis telah berhasil menyelesaikan
pengerjaan tugas akhir tesis ini dengan judul “Evaluasi Kebijakan Loket Terpadu
Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia”. Akhir kata penulis