Anda di halaman 1dari 12

ISSN: 2460-611 CIVITAS

Vol. 2 No. 1 September 2019


Hal : 52-63

Kajian:
Pembelajaran PPKn

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN


KEBAKARAN HUTAN DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI
RIAU

Rizana
Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Lancang Kuning
Email: rizana@unilak.ac.id

Abstrak

Menurut Pasal 50 Ayat (3) Huruf d Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999


tentang Kehutanan ditegaskan bahwa setiap orang dilarang membakar
hutan, tetapi dari hasil observasi yang dilakukan di Kabupaten Indragiri
Hilir Provinsi Riau diperoleh informasi bahwa di Kabupaten Indragiri Hilir
setiap tahun rutin terjadi kebakaran hutan. Hal ini membuktikan lemahnya
kinerja Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dalam mencegah terjadinya
kebakaran hutan. Permasalahannya bagaimanakah peran pemerintah daerah
dalam pencegahan kebakaran hutan di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi
Riau? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum
sosiologis. Hasil penelitian menjelaskan bahwa penegakan hukum terhadap
tindak pidana pembakaran hutan di Kabupaten Indragiri Hilir adalah
menurut Pasal 78 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan ditegaskan bahwa barang siapa yang dengan sengaja membakar
hutan dapat diancam dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda
paling banyak Rp 5.000.000.000,-. Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir
dapat melakukan upaya pencegahan untuk meminimalisir terjadinya
kebakaran hutan dengan melaksanakan penyuluhan hukum ke tengah-tengah
masyarakat mengenai larangan membakar hutan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dengan melibatkan pihak
kepolisian dan masyarakat.

Kata kunci: Hukum, Kebakaran Hutan, Peran Pemerintah Daerah

52
ISSN: 2460-611 CIVITAS
Vol. 2 No. 1 September 2019
Hal : 52-63

Kajian:
Pembelajaran PPKn

PENDAHULUAN hidup guna mendukung pengelolaan


Hutan adalah suatu kesatuan hutan dan pembangunan kehutanan
ekosistem berupa hamparan lahan yangberkelanjutan bagi kesejahteraan
yang luas yang berisi sumber daya rakyat.
alam hayati yang didominasi oleh Pasal 33 Ayat (3) Undang-
pepohonan dalam persekutuan alam Undang Dasar Negara Republik
lingkungannya yang tidak dapat Indonesia Tahun 1945 menegaskan
dipisahkan antara yang satu dengan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam
yang lainnya (Abdul Muis Yusuf & yang terkandung di dalamnya
Mohammad Taufik Makarao, 2011). dikuasai oleh negara dan
Hutan sebagai karunia dan amanah dipergunakan untuk sebesar-besarnya
dari Tuhan Yang Maha Esa yang kemakmuran rakyat.Dalam rangka
dianugerahkan kepada bangsa memperoleh manfaat yang optimal
Indonesia merupakan kekayaan alam dari hutan bagi kesejahteraan rakyat,
yang tidak ternilai harganya. maka pada prinsipnya hutan dapat
Hutan,selain merupakan unsur utama dimanfaatkan dengan memperhatikan
sistem penyangga kehidupan sifat, karakteristik, dan kerentaannya
manusia, juga merupakan modal serta tidak dibenarkan untuk
dasar pembangunan nasional yang mengubah fungsi pokok hutan, yaitu
memiliki manfaat nyata, baik fungsi konservasi, fungsi lindung,
manfaat ekologi, manfaat sosial dan fungsi produksi (Salim H.S.,
budaya, maupun manfaat 2013).Hutan merupakan salah satu
ekonomi.Oleh karena itu, kekayaan sumber daya alam bangsa
pemanfaataannya harus dilakukan Indonesia yang harus dijaga
secara terencana, rasional, optimal, kelestariannya agar dapat diwariskan
dan bertanggung jawab sesuai dari generasi ke generasi.
dengan kemampuan daya dukung Menurut Pasal 50 Ayat (3)
serta memperhatikan kelestarian Huruf d Undang-Undang Nomor 41
fungsi dan keseimbangan lingkungan Tahun 1999 tentang Kehutanan

53
ISSN: 2460-611 CIVITAS
Vol. 2 No. 1 September 2019
Hal : 52-63

Kajian:
Pembelajaran PPKn

ditegaskan bahwa setiap orang lemahnya peran pemerintah dalam


dilarang membakar hutan. Dari hasil pencegahan tindak pidana
observasi yang dilakukan di pembakaran hutan.
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Dari pendahuluan yang telah
Riau, peneliti memperoleh informasi dijelaskan di atas, maka
dari Badan Penanggulangan Bencana permasalahan yang akan dibahas
Daerah (BPBD) Kabupaten Indragiri dalam penelitian ini adalah
Hilir bahwa di Kabupaten Indragiri bagaimanakah peran pemerintah
Hilir setiap tahun rutin terjadi daerah dalam pencegahan kebakaran
kebakaran hutan, baik yang hutan di Kabupaten Indragiri Hilir
dilakukan oleh masyarakat maupun Provinsi Riau.
pihak perusahaan.
Penguasaan sumber daya hutan METODE PENELITIAN
oleh negara memberi wewenang Penelitian hukum adalah suatu
kepada pemerintah untuk mengatur kegiatan ilmiah yang didasarkan
dan mengurus segala sesuatu yang pada metode, sistematika, dan
berkaitan dengan hutan, kawasan pemikiran tertentu yang bertujuan
hutan, dan hasil hutan; menetapkan untuk mempelajari satu atau
kawasan hutan dan/atau mengubah beberapa gejala hukum tertentu
status kawasan hutan; mengatur dan dengan jalan menganalisanya
menetapkan hubungan hukum antara (Soerjono Soekanto, 2007). Metode
orang dan hutan atau kawasan hutan yang digunakan dalam penelitian ini
dan hasil hutan; serta mengatur adalah penelitian hukum sosiologis.
perbuatan hukum mengenai Penelitian hukum sosiologis adalah
kehutanan. Artinya, pemerintah suatu penelitian yang dilakukan
pemerintah bertanggung jawab dengan cara menjelaskan
penuh menjaga kelestarian hutan. pelaksanaan peraturan perundang-
Kebakaran hutan yang rutin terjadi undangan terhadap permasalahan
setiap tahunnya di Kabupaten yang ada di masyarakat (Zainuddin
Indragiri Hilir menunjukkan Ali, 2013).

54
ISSN: 2460-611 CIVITAS
Vol. 2 No. 1 September 2019
Hal : 52-63

Kajian:
Pembelajaran PPKn

Sumber data yang digunakan dengan itu, menurut Pasal 50 Ayat


dalam penelitian ini adalah data (3) Huruf d Undang-Undang Nomor
primer dan data sekunder. Data 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
primer yaitu data yang diperoleh ditegaskan bahwa setiap orang
langsung dari hasil observasi, dilarang membakar hutan. Ketentuan
wawancara, dan kuisioner di lokasi tersebut dapat diartikan bahwa
penelitian; sedangkan data sekunder meskipun hutan dapat dimanfaatkan
yaitu data yang diperoleh dari jurnal- dalam kehidupan sehari-hari, tetapi
jurnal ilmiah, literatur hukum, dan setiap orang dilarang membakar
peraturan perundang-undangan. hutan untuk memperoleh manfaatnya
Responden dalam penelitian ini agar kelestarian hutan tetap terjaga.
adalah Badan Penanggulangan Hutan yang ada Indonesia
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten merupakan salah satu hutan tropis
Indragiri Hilir. Teknik pengumpulan terluas di dunia sehingga
data yang digunakan dalam keberadaannya menjadi tumpuan
penelitian ini adalah observasi, bagi keberlangsungan kehidupan
wawancara, kuisioner, dan studi bangsa-bangsa di dunia, terutama
kepustakaan. Teknik analisis data dalam hal mengurangi dampak
yang digunakan dalam penelitian ini perubahan iklim global. Oleh karena
adalah analisis kualitatif. itu, pemanfaataan hutan harus
dilakukan secara terencana, rasional,
HASIL PENELITIAN DAN optimal, dan bertanggung jawab
PEMBAHASAN sesuai dengan kemampuan daya
Hutan merupakan salah satu dukung serta memperhatikan
kekayaan sumber daya alam bangsa kelestarian fungsi dan keseimbangan
Indonesia yang dapat dimanfaatkan lingkungan hidup guna mendukung
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh pengelolaan hutan dan pembangunan
karena itu, hutan harus dijaga kehutanan yang berkelanjutan bagi
kelestariannya agar dapat diwariskan kemakmuran rakyat.
dari generasi ke generasi. Sejalan

55
ISSN: 2460-611 CIVITAS
Vol. 2 No. 1 September 2019
Hal : 52-63

Kajian:
Pembelajaran PPKn

Implementasi Undang-Undang Kecamatan Gaung, dan Kecamatan


Nomor 41 Tahun 1999 tentang Keritang dengan luas area yang
Kehutanan terhadap kebakaran hutan terbakar diperkirakan lebih kurang
di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi seluas puluhan hektar. Kasus
Riau belum berjalan sebagaimana kebakaran hutan yang terjadi di
yang diharapkan. Hal ini dikarenakan Kabupaten Indragiri Hilir saat ini
setiap tahunnya rutin terjadi masih dalam proses penyilidikan
kebakaran hutandi Kabupaten oleh pihak kepolisian dan instansi
Indragiri Hilir. Pada tahun 2017, yang berwenang lainnya.
terjadi kebakaran hutan seluas lebih Peraturan perundang-undangan
kurang 1,5 Ha yang berlokasi di di Indonesia sebenarnya ada
Desa Teluk Jira Kecamatan mengecualikan bahwa perbuatan
Tempuling Kabupaten Indragiri Hilir membakar hutan dibolehkan dengan
yang dilakukan oleh tersangka mempertimbangkan kearifan lokal
bernama Afrianto bin Sutikno. (Hendra Eriant Dikser,
Selanjutnya, pada tahun 2018 juga 2017).PadaPasal 69 Ayat (2)
terjadi kebakaran hutan seluas lebih Undang-Undang Nomor 32 Tahun
kurang 50 Ha yang berlokasi di Desa 2009 tentang Perlindungan dan
Panglima Raja Kecamatan Concong Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kabupaten Indragiri Hilir. disebutkan bahwa ketentuan yang
Pada tahun 2019 ternyata menegaskan setiap orang dilarang
masih terjadi kebakaran hutan di melakukan pembukaan lahan dengan
Kabupaten Indragiri Hilir. Kebakaran cara membakar sebagaimana yang
hutan tersebut tidak hanya terjadi di diatur pada Pasal 69 Ayat (1) Huruf
satu titik saja, tetapi juga terjadi di h undang-undang tersebut wajib
beberapa titik secara bersamaan memperhatikan dengan sungguh-
karena terjadi pada musim kemarau, sungguh kearifan lokal di daerah
yaitu di Kecamatan Tempuling, masing-masing.
Kecamatan Enok, Kecamatan Pemerintah Provinsi Riau
Kuindra, Kecamatan Batang Tuaka, dalam mengendalikan kebakaran

56
ISSN: 2460-611 CIVITAS
Vol. 2 No. 1 September 2019
Hal : 52-63

Kajian:
Pembelajaran PPKn

hutan belum berjalan dengan efektif untuk jangka panjang. Sebagian


karena hanya diarahkan pada proses besar masyarakat hanya beranggapan
pemadaman terhadap hutan yang bahwa hutan merupakan salah satu
terbakar dalam rangka mencegah kekayaan sumber daya alam yang
terjadinya kabut asap. Pemerintah harus dikelola untuk meningkatkan
Provinsi Riau sampai saat ini belum perekonomiannyapada saat itu saja,
menemukan solusi yang ideal untuk tanpa mempertimbangkan bahwa
mencegah kebakaran hutan yang hutan merupakan paru-paru dunia
rutin terjadi setiap tahunnya. Selain sebagai penghasil udara segar yang
itu, alokasi anggaran dana yang baik untuk kesehatan manusia dan
disediakan untuk penanganan berguna untuk menyeimbangkan
kebakaran hutan jumlahnya terbatas keadaan iklim global, sehingga hutan
sehingga Pemerintah Provinsi Riau harus dijaga kelestariannya dan
harus menunggu bantuan dana dan diwariskan untuk generasi
peralatan dari pemerintah berikutnya.
pusat.Dengan hamparan hutan Hambatan lainnya dalam
gambut yang luas, Pemerintah implementasi Undang-Undang
Provinsi Riau seharusnya Nomor 41 Tahun 1999 tentang
mengalokasikan anggaran dana yang Kehutanan terhadap kebakaran hutan
besar untuk mengantisipasi di Kabupaten Indragiri Hilir adalah
terjadinya kebakaran hutan, masih lemahnya penegakan hukum
khususnya pada musim kemarau pada kasus kebakaran hutan. Hal ini
(Geovani Meiwanda, 2016). dikarenakan meskipun telah ada
Adapun hambatan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun
implementasi Undang-Undang 1999 tentang Kehutanan sebagai
Nomor 41 Tahun 1999 tentang dasar hukum yang melarang setiap
Kehutanan terhadap kebakaran hutan orang untuk membakar hutan, tetapi
di Kabupaten Indragiri Hilir adalah kebakaran hutan masih rutin terjadi
masih minimnya pemahaman setiap tahunnya di Kabupaten
masyarakat mengenai manfaat hutan Indragiri Hilir. Menurut Undang-

57
ISSN: 2460-611 CIVITAS
Vol. 2 No. 1 September 2019
Hal : 52-63

Kajian:
Pembelajaran PPKn

Undang Nomor 41 Tahun 1999 merupakan esensi dari penegakan


tentang kehutanan, membakar hutan hukum dan tolak ukur dari efektivitas
merupakan tindak pidana, sehingga penegakan hukum (Soerjono
di dalam Undang-Undang Nomor 41 Soekanto, 2013).
Tahun 1999 tentang Kehutanan juga Penegakan hukum terhadap
diatur mengenai sanksi pidana yang tindak pidana pembakaran hutan di
tegas bagi siapa saja yang melakukan Kabupaten Indragiri Hilir menurut
tindak pidana pembakaran hutan. Undang-Undang Nomor 41 Tahun
Dalam rangka mewujudkan 1999 tentang Kehutanan adalah pada
efektivitas implementasi Undang- Pasal 78 Ayat (3) Undang-Undang
Undang Nomor 41 Tahun 1999 Nomor 41 Tahun 1999 tentang
tentang Kehutanan di Kabupaten Kehutanan ditegaskan bahwa barang
Indragiri Hilir, dibutuhkan adanya siapa yang dengan sengaja
penegakan hukum yang tegas membakar hutan dapat diancam
terhadap siapa saja yang melakukan dengan pidana penjara paling lama
tindak pidana pembakaran hutan. 15(lima belas) tahun dan denda
Akan tetapi, penegakan hukum tidak paling banyak Rp5.000.000.000,-
dapat berjalan sebagaimana yang (lima miliar rupiah). Selanjutnya,
dicita-citakan karena terdapat faktor- pada Pasal 78 Ayat (4) Undang-
faktor yang mempengaruhi proses Undang Nomor 41 Tahun 1999
penegakan hukum. Menurut tentang Kehutanan juga ditegaskan
Soerjono Soekanto, faktor-faktor bahwa barang siapa yang karena
yang mempengaruhi penegakan kelalaiannya menyebabkan hutan
hukum ada lima, yaitu faktor hukum terbakar dapat diancam dengan
itu sendiri (undang-undang), faktor pidana penjara paling lama 5(lima)
penegak hukum, faktor sarana yang tahun dan denda paling banyak
mendukung penegakan hukum, Rp1.500.000.000,- (satu miliar lima
faktor masyarakat, dan faktor ratus juta rupiah). Selain itu, apabila
kebudayaan. Kelima faktor tersebut tindak pidana pembakaran hutan
saling berkaitan erat karena yang terjadi di Kabupaten Indragiri

58
ISSN: 2460-611 CIVITAS
Vol. 2 No. 1 September 2019
Hal : 52-63

Kajian:
Pembelajaran PPKn

Hilir dilakukan oleh badan hukum Penegakan hukum terhadap


atau badan usaha dan/atau atas nama pelaku tindak pidana pembakaran
badan hukum atau badan usaha, hutan sebenarnya merupakan
maka tuntutan pidananya akan langkah terakhir yang dilakukan oleh
dijatuhkan kepada pengurus badan pemerintah maupun aparatur
hukum atau badan usaha tersebut penegak hukum. Dengan telah
dengan sanksi pidana sebagaimana terjadinya kebakaran hutan yang
yang telah ditegaskan pada Pasal 78 rutin terjadi setiap tahunnya di
Ayat (3) Undang-Undang Nomor 41 Kabupaten Indragiri Hilir sebenarnya
Tahun 1999 tentang Kehutanan di dapat dijadikan dasar untuk menilai
atas, lalu sanksi pidananya ditambah lemahnya kinerja pemerintah daerah,
dengan 1/3 (sepertiga) dari sanksi yaitu Pemerintah Kabupaten
pidana pada Pasal 78 Ayat (3) Indragiri Hilir.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun Pemerintah Kabupaten
1999 tentang Kehutanan tersebut. Indragiri Hilir seharusnya mampu
Apabila tindak pidana mencari dan menemukan akar
pembakaran hutan dilakukan oleh permasalahan yang menyebabkan
badan hukum atau badan usaha kebakaran hutan menjadi rutinitas
dan/atau atas nama badan hukum yang terjadi setiap tahunnya di
atau badan usaha, maka dapat Kabupaten Indragiri Hilir. Artinya,
digunakan prinsip strict liability, kebakaran hutan sebenarnya dapat
yaitu pertanggungjawaban dari dicegah jika diketahui penyebabnya.
pelaku tindak pidana atas kejahatan Pemerintah mempunyai
yang telah dilakukannya. Prinsip kewenangan untuk memberikan izin
strict liability pernah diterapkan oleh dan hak kepada pihak lain untuk
hakim pada putusan terhadap kasus melakukan kegiatan di bidang
tindak pidana pembakaran hutan di kehutanan. Pemanfaatan hutan
Provinsi Riau yang dilakukan oleh dilakukan dengan pemberian izin
PT Adei Plantation pada tahun 2014 pemanfaatan kawasan, izin
(Eko Ardiansyah Pandiangan, 2016). pemanfaatan jasa lingkungan, izin

59
ISSN: 2460-611 CIVITAS
Vol. 2 No. 1 September 2019
Hal : 52-63

Kajian:
Pembelajaran PPKn

pemanfaatan hasil hutan kayu dan kebakaran hutan sesungguhnya telah


izin pemanfaatan hasil hutan bukan lama dilakukan oleh pemerintah,
kayu, serta izin pemungutan hasil tetapi belum berjalan secara efektif
hutan kayu dan bukan kayu dan belum menunjukkan hasil yang
(Supriadi, 2010). Akan tetapi, optimal.
kebijakan di bidang kehutanan selain Pemerintah Kabupaten
merupakan salah satu kebijakan Indragiri Hilir dapat melakukan
strategis yang bersifat nasional, juga upaya pencegahan untuk
merupakan kebijakan yang erat meminimalisir terjadinya tindak
kaitannya dengan permasalahan pidana pembakaran hutan dengan
lingkungan internasional, seperti melaksanakan penyuluhan hukum ke
terjadinya kebakaran hutan yang tengah-tengah masyarakat mengenai
menimbulkanpolusi udara berupa larangan membakar hutan
kabut asap yang sangat berbahaya berdasarkan Undang-Undang Nomor
bagi kesehatan yang dapat menyebar 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
luas melewati batas negara hingga ke sanksi pidana bagi pelaku tindak
Malaysia dan Singapura. Hal ini pidana pembakaran hutan, serta
dikarenakan Kabupaten Indragiri bahaya kebakaran hutan bagi
Hilir berbatasan langsung dengan kehidupan.Agar pencegahan tersebut
Malaysia dan Singapura. lebih efektif, Pemerintah Kabupaten
Akhir-akhir ini, tindak pidana Indragiri Hilir dapat bekerja sama
pembakaran hutan semakin meluas dengan pihak kepolisian untuk
dan kompleks. Pembakaran hutan memberikan penyuluhan hukum
terjadi tidak hanya pada Hutan kepada masyarakat. Penguatan peran
Produksi, tetapi juga telah merambah pihak kepolisian tersebut secara
ke Hutan Lindung dan Hutan psikologis dapat meyakinkan
Konservasi. Bahkan, pembakaran masyarakat bahwa membakar hutan
hutan juga terjadi pada lahan-lahan merupakan tindak pidana.
kecil yang ada di tengah-tengah Selain itu, Pemerintah
masyarakat. Upaya untuk mencegah Kabupaten Indragiri Hilir dapat

60
ISSN: 2460-611 CIVITAS
Vol. 2 No. 1 September 2019
Hal : 52-63

Kajian:
Pembelajaran PPKn

meningkatkan peran masyarakat 2. Meningkatkan rehabilitasi


dalam menjaga kelestarian hutan hutan dan lahan serta
perhutanan sosial.
yang ada di sekitarnya. Menurut
3. Mengoptimalkan perlindungan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun dan konservasi hutan.
1999 tentang Kehutanan disebutkan 4. Mengoptimalkan pemanfaatan
hutan yang berwawasan
bahwa masyarakat berkewajiban
lingkungan.
untuk ikut memelihara dan menjaga 5. Menguatkan kelembagaan dan
hutan dari gangguan dan perusakan kewirausahaan masyarakat
sekitar hutan.
yang dilakukan oleh orang-orang
6. Meningkatkan peran swasta
yang tidak bertanggung jawab. Salah kehutanan dalam
satu bentuk peningkatan peran pembangunan.
masyarakat untuk menjaga
KESIMPULAN
kelestarian hutan adalah adanya
Menurut Pasal 50 Ayat (3)
penghargaan dari Pemerintah
Huruf d Undang-Undang Nomor 41
Kabupaten Indragiri Hilir kepada
Tahun 1999 tentang Kehutanan
masyarakat, baik perorangan maupun
ditegaskan bahwa setiap orang
kelompok masyarakat, apabila
dilarang membakar hutan, tetapi dari
mengetahui dan melaporkan pelaku
hasil observasi yang dilakukan di
tindak pidana pembakaran hutan
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi
tersebut.
Riau diperoleh informasi bahwa di
Pemerintah Kabupaten
Kabupaten Indragiri Hilir setiap
Indragiri Hilir juga dapat
tahun rutin terjadi kebakaran hutan.
mengadopsi kebijakan Dinas
Hal ini membuktikan lemahnya
Kehutanan Provinsi Riau untuk
kinerja Pemerintah Kabupaten
mencegah terjadinya kebakaran
Indragiri Hilir dalam mencegah
hutan di Kabupaten Indragiri Hilir.
terjadinya kebakaran hutan.
Adapun kebijakan tersebut yaitu:
Penegakan hukum terhadap tindak
1. Memantapkan kawasan hutan
sesuai dengan fungsinya. pidana pembakaran hutan di
Kabupaten Indragiri Hilir adalah

61
ISSN: 2460-611 CIVITAS
Vol. 2 No. 1 September 2019
Hal : 52-63

Kajian:
Pembelajaran PPKn

menurut Pasal 78 Ayat (3) Undang- Kebakaran Hutan di Provinsi


Riau. Jurnal Online Mahasiswa
Undang Nomor 41 Tahun 1999
(JOM) Fakultas Hukum
tentang Kehutanan ditegaskan bahwa Universitas Riau, Volume III,
Nomor 2, 2016.
barang siapa yang dengan sengaja
membakar hutan dapat diancam Geovani Meiwanda.Kapabilitas
Pemerintah Daerah Provinsi
dengan pidana penjara paling lama
Riau; Hambatan dan
15 tahun dan denda paling banyak Tantangan Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan.
Rp5.000.000.000,-.Pemerintah
Jurnal Sosial Politik, Volume
Kabupaten Indragiri Hilir dapat 19, Nomor 3, 2016.
melakukan upaya pencegahan untuk
Hendra Eriant Dikser, Erdianto, dan
meminimalisir terjadinya kebakaran Widia Edorita.Analisis Yuridis
terhadap Pengecualian
hutan dengan melaksanakan
Pembakaran Lahan dan Hutan
penyuluhan hukum ke tengah-tengah Berdasarkan Pasal 69 Ayat (2)
Undang-Undang Nomor 32
masyarakat mengenai larangan
Tahun 2009 tentang
membakar hutan berdasarkan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Jurnal
Undang-Undang Nomor 41 Tahun
Online Mahasiswa (JOM)
1999 tentang Kehutanan dengan Fakultas Hukum Universitas
Riau, Volume IV, Nomor 2,
melibatkan pihak kepolisian dan
2017.
masyarakat.
Salim H.S.Dasar-dasar Hukum
Kehutanan.Jakarta: Sinar
DAFTAR PUSTAKA Grafika, 2013.
Abdul Muis Yusuf dan Mohammad
Soerjono Soekanto. Pengantar
Taufik Makarao.Hukum
Penelitian Hukum.Jakarta: UI
Kehutanan di
Press, 2007.
Indonesia.Jakarta: Rineka
Cipta, 2011.
Soerjono Seokanto.Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Eko Ardiansyah Pandiangan,
Penegakan Hukum.Jakarta:
Erdianto, dan Ledy
Rajawali Pers, 2013.
Diana.Penerapan Prinsip Strict
Liability dalam
Supriadi.Hukum Kehutanan dan
Pertanggungjawaban
Hukum Perkebunan di
Korporasi yang Dianggap
Bertanggung Jawab atas

62
ISSN: 2460-611 CIVITAS
Vol. 2 No. 1 September 2019
Hal : 52-63

Kajian:
Pembelajaran PPKn

Indonesia.Jakarta: Sinar
Grafika, 2010.

Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 167. Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3888.

Wartiningsih.Pidana Kehutanan;
Keterlibatan dan
Pertanggungjawaban
Penyelenggara Kebijakan
Kehutanan.Malang: Setara
Press, 2014.

Zainuddin Ali.Metode Penelitian


Hukum.Jakarta: Sinar Grafika,
2013.

63

Anda mungkin juga menyukai