Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOKIMIA DASAR

PROTEIN

Dosen Pengampu: Dr. Rugaiyah A.Arfah,M.Si

Disusun oleh : Kelompok 6

Nur Hijrah (H041221045)

Ayu Lestari (H041221046)

Yunita Amalia (H041221047)

Keisyah Annida Amran (H041221048)

Rivani Jein Rappanan (H041221049)

I Putu Widya Astuti (H041221050)

Sri Rahmaniar S. (H041221052)

Nisrina Syauqiah Ibrahim (H041221053)

Syifa Salsabilla (H041221055)

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
1. Jelaskan defenisi, sifat-sifat dan fungsi dari protein

Protein adalah molekul biologis yang terdiri dari satu atau lebih rantai panjang asam amino
yang terhubung satu sama lain. Mereka merupakan komponen penting dalam sel-sel dan
jaringan tubuh, serta memainkan peran kunci dalam berbagai fungsi biologis seperti
pembentukan struktur tubuh, katalisator reaksi kimia (sebagai enzim), transport zat, dan
mendukung berbagai fungsi tubuh lainnya

Protein memiliki berbagai fungsi penting dalam tubuh manusia, antara lain:

Pembentukan Struktur Tubuh: Protein membentuk struktur fisik dalam tubuh, seperti otot,
tulang, kulit, rambut, dan kuku.

Enzim: Protein berperan sebagai enzim, yang berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi
kimia dalam tubuh. Mereka mempercepat reaksi-reaksi biokimia yang penting untuk
kehidupan.

Transport Zat: Beberapa protein berfungsi sebagai transporter, membantu mengangkut


molekul dan ion ke dalam dan keluar dari sel.

Hormon: Hormon adalah protein yang mengatur berbagai fungsi tubuh, seperti insulin yang
mengatur gula darah.

Sistem Kekebalan: Antibodi adalah protein yang membantu sistem kekebalan tubuh
melawan infeksi dan penyakit.

Kontraksi Otot: Protein, seperti aktin dan miosin, memungkinkan otot untuk berkontraksi
dan menghasilkan gerakan tubuh.

Proteksi dan Pertahanan: Beberapa protein berfungsi dalam pertahanan tubuh, seperti
fibrinogen yang membantu dalam proses pembekuan darah saat luka.

Pemeliharaan Keseimbangan Air dan Elektrolit: Beberapa protein membantu dalam


menjaga keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.

Penyimpanan Nutrisi: Protein dapat digunakan untuk menyimpan nutrisi, seperti ferritin
yang menyimpan zat besi dalam tubuh.

Peran Struktural dalam Genetika: Protein juga terlibat dalam struktur kromosom dan
regulasi ekspresi genetik.

erat molekul besar

Protein memiliki berat molekul yang besar dan bervariasi. Dilansir dari Microbe Notes,
variasi berat milekul protein dikarenakan komposisi asam amino yang berbeda.
Sifat protein

- Diperkirakan berat molekul protein adalah sekitar 5.000 hingga 10^9 Dalton.
- Sifat protein selanjutnya adalah dapat mengalami denaturasi. denaturasi adalah
perubahan struktur tiga dimensi protein yang membuatnya tidak mampu melakukan
fungsi yang ditugaskan. Denaturasi protein dapat terjadi karena berbagai reagen dan
kondisi seperti panas, radiasi, adanya senyawa organik, perubahan pH, dan ion
logam berat.
- Dapat mengalami koagulasi. Sifat protein selanjutnya adalah dapat mengalami
koagulasi. Koagulasi adalah perubahan protein dari bentuk cair ke bentuk padat
dikarenakan panas.
- Bersifat amfoter. Protein juga bersifat amfoter. Artinya, protein memiliki
kencenderungan untuk bertindak sebagai basa maupun asam.
- Memiliki sifat koloidSifat-sifat protein selanjutnya adalah memiliki sifat koloid.
Protein memiliki sifat koloid karena ukuran molekulnya yang sangat besar. protein
menunjukkan sifat koloid seperti memiliki tingkat difusi yang sangat lambat,
menghasilkan hamburan cahaya yang cukup besar dalam larutan, dan menghasilkan
efek Tyndall.
- Kelarutan dalam air. Protein globular lebih mudah larut daripada proten serabut.
Adapun, protein tersier mengalami efek hidrofobik ketika bereaksi dengan air.
- Dapat dihidrolisis. Sifat protein selanjutnya adalah protein dapat dihidrolisis menjadi
asam amino penyusunnya. Di mana hidrolisis protein dapat dilakukan oleh berbagai
agen hidrolitik seperti asam klorida dan natrium hidroksida.

2. Tuliskan dan jelaskan Klasifikasi protein berdasarkan fungsi biologisnya

1. Enzim, yaitu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Hampir semua reaksi senyawa
organik dalam sel dikatalisis enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim telah ditemukan di dalam
berbagai bentuk kehidupan. Contohnya,ribonuklease dan tripsin.

2. Protein Transport, yaitu protein yang mengikat dan memindahkan molekul atau ion
spesifik. Hemoglobin dalam sel darah merah mengikat oksigen dari paru-paru, dan
membawanya ke jaringan periferi. Lipoprotein dalam plasma darah membawa lipid dari hati
ke organ lain. Protein transpor lain terdapat dalam dinding sel dan menyesuaikan
strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam amino, dan nutrien lain melalui
membran kedalam sel.
3. Protein Nutrein dan Pertahanan, ialah protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan.
Contohnya ialah protein yang terdapat dalam biji- bijian seperti gandum, beras dan jagung.
Ovalbumin pada telur dan kasein pada susu juga merupakan protein nutrien.

4. Protein Kontraktil yaitu protein yang memberikan kemampuan pada sel dan organisme
untuk mengubah bentuk atau bergerak. Contohnya ialah aktin dan miosin, yaitu protein yang
berperan dalam sistem kontraksi otot kerangka.

5. Protein struktur, yaitu protein yang berperan sebagai penyanggah untuk memberikan
struktur biologi kekuatan atau perlindungan. Contohnya ialah kolagen yaitu komponen
utama dalam urat dan tulang rawan. Contoh lain adalah keratin yang terdapat pada rambut,
kuku, dan bulu ayam/burung,fibroin yaitu kompo

3. Struktur protein ada 4 yaitu: stuktur primer, struktur sekunder, struktur tersier,
dan struktur kuarterner, gambarkan dan jelaskan masing-masing struktur tersebut,
dan berikan contoh masing-2 tiga

Struktur protein merupakan sebuah struktur biomolekuler dari suatu molekul protein. Setiap protein,
khususnya polipeptida merupakan suatu polimer yang merupakan urutan yang terbentuk dari
berbagai asam α-amino (urutan ini juga disebut sebagai residu). Struktur protein bervariasi dalam hal
ukuran, dari puluhan hingga ribuan residu. Protein diklasifikasikan berdasarkan ukuran fisik mereka
sebagai nanopartikel (1-100 nm). Sebuah protein dapat mengalami perubahan struktural reversibel
dalam menjalankan fungsi biologisnya.

● Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan
melalui ikatan peptida (amida). Struktur primer adalah struktur paling dasar pada protein
dimana strukturnya terdiri atas asam amino yang saling berikatan membentuk rantai panjang
polipeptida.
● Struktur sekunder protein adalah struktur dari bermacam rangkaian asam amino pada protein
yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Struktur sekunder merupakan gabungan dari
polipeptida yang memiliki struktur primer yang kemudian membentuk lipatan akibat
interaksi antar rantai polipeptida. Inilah yang disebut struktur sekunder, jika lipatan yang
terjadi adalah melingkar seperti pegas maka disebut dengan alfa heliks dan jika lipatan yang
biasa maka disebut lembaran lipit beta (beta-sheets).
● Struktur tersier merupakan campuran dari struktur sekunder yang menyusun satu rantai
polipeptida. Lokasi dan arah serta sudut jenis struktur sekunder tergantung pada jenis residu
asam amino yang menyusun polipeptida tersebut. Ikatan yang membentuk struktur tersier
adalah ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, jembatan disulfida dan ikatan ionik.
● Protein struktur kuartener adalah protein yang paling kompleks karena terbentuk atas lebih
dari satu rantai polipeptida yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen dan interaksi asam
amino hidrofobiknya.

4. Jelaskan sifat asam basa protein

Sifat asam-basa suatu protein dalam larutan ditentukan oleh: gugus R asam amino
yang dapat terionisasi. Gugus NH2 dan COOH yang terdapat pada kedua ujung rantai
polipeptida hanya terdapat sedikit dukungan terhadap sifat asam-basa protein. Karena jenis
proteinnya ditentukan oleh urutan asam-amino dan konformasi polipeptidanya, maka
kemungkinan ionisasi gugus R itu dipengaruhi oleh gugus tetangganya. Seperti asam
amino bebas, protein juga mempunyai titik isoelektrik. Titik isoelektrik yaitu pH yang
menunjukkan jumlah muatan positif dan negatif sama dalam protein, sehingga pada
keadaan ini daya larut protein minimum. Berdasarkan pH, protein tidak akan bergerak
ketika diletakkan dalam medan listrik. pH isoelektriknya ditentukan oleh jumlah dan pK’
gugus R yang terionisasi. Dalam larutan dengan pH di atas pH isoelektrik, protein
bermuatan negatif akan bergerak ke anoda, pada pH sebaliknya protein bergerak ke katoda.

5. Tuliskan dan jelaskan metode-metode pemisahan atau pemurnian protein

1. Elektroforesis merupakan proses bergeraknya molekul bermuatan pada suatumedan


listrik. Kecepatan molekul yang bergerak pada medan listrik tergantung
padamuatan, bentuk dan ukuran.

1) Elektroforesis larutan (moving boundary electrophoresis): larutan penyangga


yang mengandung makro-molekul ditempatkandalam suatu kamar tertutup dan
dialiri arus listrik.

2) Elektroforesis daerah (zone electrophoresis): menggunakan suatu bahan padat


yang berfungsi sebagai media penunjang yang berisi (diberi) larutan penyangga.

2. Karmatografi merupakan pemisahan campuran senyawa dalam suatu sampel


berdasarkan perbedaan interaksi sampel dengan fase diam dan fase gerak.

3. Salting out merupakan metode penambahan garam ke dalam protein hingga


diperoleh larutan jenuh pada larutan protein.
4. Ultrasentrifugasi merupakan metode pemisahan partikel-partikel protein yang
berbeda dengan memanfaatkan perbedaan berat atau densitas molekul-molekul yang
terkandung dalam larutan.

5. Immunokimia merupakan metode berdasarkan kemampuan antibodi mengikat


secara spesifik pada berbagai substansi. Kekuatan ikatan antigen dan antibodi
melibatkan ikatan hidrogen dan hidrofobik.

6. Jelaskan tentang solting in dan solting out

1. Salting Out

Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih
besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya
endapan karena ada reaksi kimia.

Pengendapan pada metode salting-out terjadi karena proses persaingan antara garam dan protein
untuk mengikat air

Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan
larutan NaCl jenuh.

2. Salting In

Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam
solvent menjadi lebih besar.

Metode Salting-in dilakukan dengan menambahkan garam yang tidak jenuh atau pada
konsentrasi rendah sehingga protein menjadi bermuatan dan larut dalam larutan garam.
Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung
Nicotinamida.

7. Ada berapa jenis kromatografi yang dapat digunakan untuk pemurnian enzim atau
protein, jelaskan

1. Kromateografi kertas adalah metode pemisahan yang jarang digunakan dalam


pemurnian enzim atau protein. Ini melibatkan aplikasi sampel protein pada kertas
kromatografi, diikuti oleh pergerakan pelarut gerak melalui kertas untuk memisahkan
komponen-komponen. Namun, metode pemurnian lebih lanjut yang lebih canggih seperti
kromatografi afinitas atau HPLC biasanya digunakan dalam praktiknya untuk pemurnian
protein atau enzim yang lebih efektif.

2. Kromatografi lapis tipis (TLC) sebenarnya dapat digunakan dalam pemurnian enzim
atau protein dengan beberapa modifikasi. Ini dapat digunakan sebagai metode awal dalam
pemurnian, terutama jika Anda ingin menghilangkan beberapa kontaminan kasar dari
sampel protein atau enzim.

3. Kromatografi cair memiliki keunggulan dalam pemurnian enzim atau protein karena
dapat memberikan pemisahan yang sangat baik berdasarkan berbagai sifat seperti berat
molekul, muatan, dan afinitas. Ini adalah metode yang sangat umum digunakan dalam
pemurnian biomolekul dan sangat efektif untuk menghasilkan produk yang sangat murni.

4. Kromatografi gas (GC) adalah sebuah metode pemisahan yang digunakan untuk
memisahkan dan menganalisis senyawa-senyawa yang mudah menguap dalam campuran.

8. Metode apa yang dapat digunakan untuk memisahkan protein enzim berdasakan:

a.Kelarutan b. muatan c. kepolaran d. ukuran. Jelaskan

A. Metode Presipitasi

Metode presipitasi adalah salah satu teknik pemisahan protein yang didasarkan pada
penggunaan senyawa kimia tertentu yang dapat mengubah sifat larutan protein, sehingga
protein tersebut akan mengendap atau menggumpal. Prinsip dasar metode ini adalah
mengurangi kelarutan protein dalam larutan dengan menambahkan reagen presipitan. Ketika
reagen ini ditambahkan, protein akan berubah menjadi bentuk padat atau mengendap, yang
kemudian dapat diambil secara fisik dengan cara sentrifugasi atau filtrasi. Contoh reagen
presipitan yang umum digunakan adalah asam trisulfosalisilat (TCA) dan asam asetat.
Metode ini berguna untuk menghilangkan protein dari larutan, mengkonsentrasikan protein,
atau untuk menghasilkan fraksi protein tertentu.

B. Metode Kromatografi Pertukaran Ion

Metode kromatografi pertukaran ion adalah teknik pemisahan protein yang didasarkan pada
interaksi antara muatan permukaan protein dan muatan ionik pada resin kromatografi.
Prinsip dasar metode ini adalah mengalirkan sampel protein melalui kolom kromatografi
yang berisi resin dengan muatan ionik tertentu (misalnya, resin bermuatan positif akan
menangkap protein bermuatan negatif). Ketika sampel protein melewati kolom,
protein-protein dengan muatan berbeda akan terikat pada resin dengan intensitas yang
berbeda. Kemudian, protein dapat elusi dengan mengubah kondisi ionik larutan atau pH.
Metode ini sangat berguna untuk pemisahan, pemurnian, dan karakterisasi protein
berdasarkan muatan permukaan mereka.
C. Metode Hydrophobic Interaction Chromatography (HIC)

Metode pemisahan protein Hydrophobic Interaction Chromatography (HIC) adalah salah


satu teknik kromatografi yang digunakan untuk memisahkan dan memurnikan protein
berdasarkan tingkat hidrofobisitas atau afinitasnya terhadap fase diam (resin) yang memiliki
kelompok hidrofobik tertentu. Metode ini berlawanan dengan kromatografi pertukaran ion
yang didasarkan pada muatan permukaan protein

D. Metode Dialisis

Metode dialisis adalah teknik pemisahan protein yang digunakan untuk menghilangkan
garam, ion, atau molekul kecil lainnya dari larutan protein. Prinsip dasar metode ini adalah
dengan menempatkan larutan protein dalam kantong dialisis yang memiliki permeabilitas
terhadap air tetapi tidak terhadap molekul besar seperti protein. Kantong dialisis kemudian
ditempatkan dalam larutan yang lebih besar (misalnya, larutan penyangga) dan dibiarkan
berendap selama beberapa waktu. Air akan berdifusi melalui kantong dialisis,
mengencerkan larutan protein sambil membiarkan molekul-molekul kecil keluar. Metode ini
sering digunakan untuk mengganti buffer atau larutan penyimpanan pada protein, sehingga
protein dapat digunakan dalam eksperimen atau analisis tertentu tanpa terpengaruh oleh
komponen larutan yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai