Disusun Oleh:
MAKASSAR
2023
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanaahu wa ta’ala atas segala
karunia-Nya sehingga tugas tulisan Bahasa Indonesia berhasil diselesaikan dengan topik “
Perkembangan Bahasa Indonesia Saat Ini: Implikasi Teknologi dan Perubahan Sosial”.
Penulisan tugas ini dibuat untuk mengkaji perkembangan bahasa Indonesia saat ini dan
menganalisis implikasi dari kemajuan teknologi dan perubahan sosial terhadap bahasa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna karena
pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua
pihak sangat diharapkan demi perbaikan tugas di masa mendatang.
ii
DAFTAR ISI
iii
KESIMPULAN ................................................................................................................................ 9
A. Ringkasan Temuan dan Penjabaran ........................................................................ 9
B. Pentingnya Kesadaran dan Pelestarian Bahasa Indonesia dalam Menghadapi
Perubahan Zaman ........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 10
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Pada masa sekarang, perkembangan teknologi juga perubahan social sangat pesat.
Bagaimana dengan perkembangan pada Bahasa Indonesia? Apa implikasi dari kemajuan
teknologi dan perubahan sosial ini terhadap Bahasa Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Dalam tulisan ini, tujuan saya adalah untuk mengkaji perkembangan bahasa
Indonesia saat ini dan menganalisis implikasi dari kemajuan teknologi dan perubahan sosial
terhadap bahasa tersebut. Saya akan melihat bagaimana bahasa Indonesia berubah dan
beradaptasi dengan pengaruh teknologi seperti media sosial, komunikasi digital, dan
kebiasaan berbahasa yang baru. Selain itu, saya juga akan menjelaskan dampak perubahan
sosial seperti globalisasi, migrasi, dan perubahan struktur sosial terhadap bahasa Indonesia.
1
BAB II
A. Dampak Media Sosial dalam Mempengaruhi Gaya Bahasa dan Kebiasaan Berkomunikasi
2
ekspresi baru dalam bahasa Indonesia. Beberapa ekspresi populer seperti "itu loh beneran",
"gemesin banget", atau "jadinya gitu deh" sering digunakan dalam konteks meme dan
media sosial.
Perkembangan kosakata dan ekspresi baru ini mencerminkan adaptasi bahasa
Indonesia terhadap perubahan budaya dan teknologi. Meskipun beberapa kosakata baru
berasal dari kata-kata asing atau bahasa Inggris, penggunaan mereka dalam bahasa
Indonesia mencerminkan upaya untuk mengakomodasi perubahan dalam masyarakat yang
semakin terhubung secara global.
Dalam menghadapi perkembangan ini, penting untuk memahami konteks
penggunaan kosakata dan ekspresi baru dalam bahasa Indonesia serta mempertahankan
keseimbangan dengan penggunaan kata-kata asli bahasa Indonesia. Memahami dan
menggunakan kosakata dan ekspresi baru ini secara tepat juga dapat memperkaya
komunikasi dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pemakai bahasa Indonesia
lainnya dalam era digital yang terus berkembang.
3
BAB III
4
BAB IV
B. Sosiologi Bahasa : Pendekatan Variabel Sosial oleh Penelope Eckert dan Sally McConnell-
Ginet
Penelope Eckert dan Sally McConnell-Ginet adalah dua ahli sosiologi bahasa yang
telah memberikan kontribusi penting dalam memahami perkembangan bahasa dalam
konteks sosial. Pendekatan mereka tentang variabel sosial dalam bahasa menekankan
hubungan antara bahasa dan faktor-faktor sosial seperti usia, jenis kelamin, kelompok
sosial, dan keanggotaan dalam komunitas.
Menurut Eckert dan McConnell-Ginet, bahasa bukan hanya alat komunikasi,
tetapi juga merupakan wujud identitas dan interaksi sosial. Penggunaan bahasa seseorang
dapat mencerminkan kedudukan sosialnya, ikatan kelompoknya, dan peran gender dalam
masyarakat. Melalui pendekatan variabel sosial, mereka mempelajari variasi bahasa dan
bagaimana faktor-faktor sosial tersebut memengaruhi pola bahasa seseorang.
Dalam konteks perkembangan bahasa Indonesia, pendekatan ini dapat membantu
kita memahami bagaimana faktor-faktor sosial mempengaruhi penggunaan bahasa
Indonesia dalam masyarakat. Misalnya, penggunaan bahasa gaul dan slang yang populer
di kalangan remaja dapat dikaji melalui analisis variabel sosial seperti usia, kelompok
teman sebaya, atau identitas kelompok tertentu. Pendekatan ini juga dapat digunakan untuk
5
memahami bagaimana gender memengaruhi penggunaan bahasa dalam konteks sosial
tertentu di Indonesia.
Selain itu, Eckert dan McConnell-Ginet juga menyoroti konsep "perubahan gaya"
(style shift) dalam bahasa, di mana seseorang dapat mengubah pola bahasa mereka
tergantung pada konteks dan audiens yang berbeda. Hal ini dapat diamati dalam
penggunaan bahasa formal dan informal, atau bahasa yang lebih santai dalam lingkungan
keluarga atau teman. Pendekatan ini dapat membantu kita memahami perubahan gaya
bahasa dalam masyarakat Indonesia yang dipengaruhi oleh perubahan sosial dan teknologi.
Dengan mengutip pendekatan variabel sosial oleh Eckert dan McConnell-Ginet,
seperti "menurut Eckert dan McConnell-Ginet (tahun), faktor-faktor sosial seperti usia,
jenis kelamin, dan kelompok sosial mempengaruhi variasi dan pola bahasa seseorang",
Anda dapat memberikan dasar teoretis yang kuat pada tulisan Anda tentang perkembangan
bahasa Indonesia saat ini dan implikasi teknologi serta perubahan sosial yang
memengaruhinya.
C. Studi Bahasa dan Media: Teori Kelompok Tutur oleh Deborah Tannen
Deborah Tannen, seorang ahli dalam studi bahasa dan media, telah
menyumbangkan pemahaman yang penting dalam hubungan antara bahasa dan media,
serta pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa. Salah satu teori yang dikemukakan oleh
Tannen adalah teori kelompok tutur.
Menurut Tannen, bahasa digunakan dalam kelompok-kelompok sosial yang
berbeda, dan setiap kelompok memiliki norma, gaya, dan konvensi bahasa yang unik. Teori
kelompok tutur mengkaji bagaimana bahasa digunakan dalam konteks interaksi sosial,
termasuk dalam media dan platform digital.
Dalam konteks perkembangan bahasa Indonesia, pendekatan ini dapat membantu
kita memahami pengaruh media dan lingkungan sosial terhadap penggunaan bahasa.
Misalnya, melalui media sosial dan platform digital, penggunaan bahasa dalam konteks
online telah mengalami perubahan dan adopsi kosakata baru. Norma dan konvensi bahasa
yang berkembang dalam kelompok-kelompok sosial di media sosial dapat mempengaruhi
perkembangan bahasa Indonesia secara lebih luas.
6
BAB V
b. Slang dan bahasa gaul: Dalam era digital dan media sosial, slang dan bahasa
gaul semakin populer di kalangan anak muda. Mereka menciptakan kosakata
baru dan gaya bahasa yang unik untuk berkomunikasi di platform digital.
c. Penggunaan bahasa dalam media sosial: Media sosial memiliki peran penting
dalam perkembangan bahasa Indonesia saat ini. Singkatan, emotikon, dan
bahasa singkat seperti "lol," "OMG," dan "wkwkwk" menjadi umum
digunakan dalam percakapan online.
Implikasi dari perkembangan bahasa ini adalah adanya pergeseran dalam cara
berkomunikasi dan pemahaman bahasa di antara generasi muda. Sementara bahasa menjadi
lebih kreatif dan dinamis, ada juga potensi terjadinya kesalahpahaman dan penurunan
pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baku.
B. Dampak positif dan negatif dari perubahan bahasa dalam era digital dan perubahan sosial
Perubahan bahasa dalam era digital dan perubahan sosial memiliki dampak yang
dapat dilihat dari dua sisi, yaitu positif dan negatif.
• Dampak positif:
a. Peningkatan aksesibilitas komunikasi: Teknologi dan media sosial
memungkinkan masyarakat untuk berkomunikasi dengan mudah, cepat, dan
efisien. Ini memperluas jangkauan komunikasi dan memberi peluang untuk
berbagi informasi dan ide.
b. Peningkatan kreativitas bahasa: Perkembangan teknologi dan perubahan
sosial memberikan ruang bagi kreativitas dalam bahasa. Pemakaian slang,
kosakata baru, dan bahasa gaul menunjukkan adanya inovasi dalam cara
berkomunikasi.
c. Peningkatan inklusi sosial: Media sosial memungkinkan partisipasi aktif
dalam diskusi dan pertukaran gagasan. Ini membuka peluang untuk lebih
banyak orang terlibat dalam dialog sosial dan memperluas kesadaran akan
isu-isu sosial yang relevan.
• Dampak negatif:
a. Penurunan kemampuan bahasa yang baku: Penggunaan slang dan ekspresi
digital dapat mengurangi pemahaman dan penggunaan bahasa Indonesia
7
yang baku. Hal ini berpotensi menyebabkan kesulitan dalam komunikasi
formal dan menurunkan kualitas bahasa.
b. Kesulitan dalam pemahaman antargenerasi: Perbedaan gaya bahasa antara
generasi muda dan lansia dapat menyebabkan kesalahpahaman dan
kesenjangan komunikasi. Pemahaman terhadap istilah dan kosakata yang
populer di kalangan anak muda mungkin tidak dimiliki oleh generasi
sebelumnya.
c. Perubahan dalam nilai budaya: Perubahan bahasa dapat mencerminkan
pergeseran nilai budaya yang lebih individualistik dan terkait dengan
konsumsi media yang besar. Hal ini dapat mengarah pada hilangnya aspek
kearifan lokal dan identitas budaya dalam bahasa.
8
BAB VI
KESIMPULAN
Dalam penelusuran tentang perkembangan bahasa Indonesia saat ini dan implikasi
teknologi serta perubahan sosial, beberapa temuan penting telah ditemukan. Pengaruh
teknologi, terutama media sosial, telah mengubah gaya bahasa dan kebiasaan
berkomunikasi dalam masyarakat Indonesia. Penggunaan kata-kata serapan, slang, dan
ekspresi digital semakin umum dalam bahasa sehari-hari. Pendekatan ahli seperti konsep
perubahan bahasa oleh William Labov, pendekatan variabel sosial oleh Penelope Eckert
dan Sally McConnell-Ginet, serta teori kelompok tutur oleh Deborah Tannen memberikan
wawasan yang berharga tentang perkembangan bahasa Indonesia dalam konteks teknologi
dan perubahan sosial.
Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang perkembangan bahasa Indonesia saat ini dan implikasinya terhadap teknologi dan
perubahan sosial. Melalui analisis tren dan dampak perubahan bahasa dalam era digital,
pergeseran dalam konteks kesetaraan gender dan inklusi sosial, serta upaya untuk menjaga
keaslian bahasa Indonesia, kita dapat memahami pentingnya pengembangan dan
pelestarian bahasa dalam menghadapi perubahan zaman.
Kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi kunci
dalam menjaga keaslian bahasa saat menghadapi perubahan zaman. Bahasa adalah cermin
dari budaya dan identitas suatu bangsa, serta merupakan alat utama dalam komunikasi.
Oleh karena itu, pelestarian bahasa Indonesia menjadi penting agar nilai-nilai budaya dan
identitas bangsa dapat terus dijunjung tinggi.
Pengaruh teknologi dan perubahan sosial yang cepat menuntut kita untuk tetap
waspada dan proaktif dalam memperkuat penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Upaya
seperti penguatan pendidikan bahasa Indonesia, peningkatan kesadaran masyarakat,
pengembangan kamus dan ensiklopedia, pemanfaatan media sosial, dan pelestarian bahasa
daerah harus diimplementasikan secara bersama-sama.
Pelestarian bahasa Indonesia juga melibatkan kerjasama antara individu,
masyarakat, dan pemerintah. Dalam menghadapi perubahan zaman yang terus berlangsung,
menjaga keaslian bahasa Indonesia bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah,
tetapi juga tugas kita semua sebagai warga negara yang mencintai bahasa dan budaya
Indonesia.
Dalam kesimpulan ini, penting untuk diingat bahwa bahasa adalah aset berharga
yang harus dilestarikan. Dalam menghadapi perubahan zaman, kita harus terus
meningkatkan kesadaran akan pentingnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar serta melibatkan diri dalam upaya pelestarian bahasa dan budaya Indonesia.
9
DAFTAR PUSTAKA
Jayanti, E. (2020). Perubahan Sosiolinguistik Dalam Media Sosial. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2, 94-101.
Kubota, R. (2020). Penggunaan Bahasa Asing dalam Pemakaian Bahasa Indonesia di Era Digital.
Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra, 4(2), 189-202.
Bungin, B. (2019). Metode Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian
Kontemporer. Prenadamedia Group.
Tamsyah, W., & Trinova, P. (2019). Neologisme dalam Media Sosial Instagram. Jurnal Ilmu
Pengetahuan Budaya, 7(2), 196-209.
Asrini, R. (2020). Bahasa Gaul di Media Sosial. Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajaran,
3(1), 1-11.
Saraswati, L., & Pujiasih, T. (2021). Kesetaraan Gender dalam Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jurnal Linguistik Terapan, 11(1), 77-94.
Dardjowidjojo, S. (2016). Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing: Perspektif Linguistik Terapan.
PT Gramedia Pustaka Utama.
Sari, D. K. (2018). Pelestarian Bahasa daerah dalam Perspektif Linguistik. Indonesian Journal of
Applied Linguistics, 8(2), 282-292.
Labov, W. (1972). Language in the Inner City: Studies in the Black English Vernacular. University
of Pennsylvania Press.
Labov, W. (2001). Principles of Linguistic Change: Social Factors. Wiley-Blackwell.
Eckert, P., & McConnell-Ginet, S. (1992). Think Practically and Look Locally: Language and
Gender as Community-Based Practice. Annual Review of Anthropology, 21, 461-490.
Eckert, P., & McConnell-Ginet, S. (2003). Language and Gender. Cambridge University Press.
Tannen, D. (1990). You Just Don't Understand: Women and Men in Conversation. Harper
Paperbacks.
Tannen, D. (1995). Talking from 9 to 5: Women and Men at Work. HarperCollins.
Hadi, Sutrisno. (2015). Pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Perkembangan
Bahasa Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia (SESINDO).
Kridalaksana, Harimurti. (2015). Bahasa Indonesia dalam Era Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia.
Rahardi, Kunjana. (2014). Media Sosial dan Perubahan Bahasa dalam Era Digital. Jurnal Bahasa,
Sastra, dan Pembelajarannya, 4(1), 97-108.
Idayu Maulida, dkk. (2019). Dampak Teknologi Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia:
Analisis Sosiolinguistik. Jurnal Wacana Publik, 3(1),
10