DIGITALISASI 5.0
MAKALAH
Disusun
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat Nya berupa kesehatan, kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini dapat saya selesaikan dengan tepat waktu.
Tidak lupa pula, saya ucapkan terimakasih kepada dosen, teman-teman dan
orangtua yang telah ikut berkontribusi mendukung dan memberikan semangat serta
beberapa ide sehingga saya mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Saya sebagai penyusun berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman dam
membantu pembaca dalam menambah pengetahuan luas mengenai ilmu-ilmu yang akan
dibahas nanti. Terlepas dari itu juga, saya sadar akan banyaknya kekurangan yang ada
dari susunan maupun isi makalah ini sehingga saya berharap akan adanya kritik serta
saran yang bersifat membangun terciptanya makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Abad ini, perkembangan teknologi ke arah serba digital sudah semakin
pesat. Dengan beralihnya ke era digital seperti ini, manusia secara umum memiliki
perubahan gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan dari perangkat yang serba
elektronik dan juga perubahan sosial yang memperkenalkan budaya-budaya asing
untuk masuk ke Negara lain. Teknologi sebagai alat menjadi sesuatu yang mampu
membantu sebagian besaraspek kebutuhan manusia. Peran penting teknologi inilah
yang menuntun peradaban manusia memasuki ke era digitalisasi.
Era digitalisasi sendiri telah membawa berbagai perubahan dari sisi baik dan
buruk yang dari itu juga menimbulkan dampak positif serta negative dalam waktu
yang bersamaan sehingga menjadikan era ini merupakan tantangan baru dalam
kehidupan manusia. Tantangan tersebut telah masuk ke dalam berbagai bidang
seperti dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan, dan
teknologi informasi itu sendiri. Era digitalisasi ini juga merupakan sebuah
perubahan dari proses Revolusi Industri yang mempunyai era tahap perkembangan
dari waktu ke waktu sesuai dengan penemuan-penemuan, mulai dari Revolusi
Industri 1.0, 2.0, 3.0, 4.0 hingga 5.0.
Untuk di Indonesia, kita baru saja memasuki ranah era Revolusi Industri 4.0.
Sebagai Negara yang berkembang dan juga Negara yang memiliki berbagai macam
budaya terbanyak didunia, Indonesia menerima dampak yang signifikan atas
perkembangan Era Digitalisasi ini yang mana salah satunya adalah eksistensi dan
literasi kebahasaan, karena digitalisasi juga memiliki peran penting terhadap bahasa
dan literasi. Jika kita melihat kondisi bahasa yang ada di Indonesia, kita memiliki
sekitar 700 bahasadaerah dengan 1 bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia. Namun
sayangnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini kesadaran
1
2
5
6
Dalam peralihan dari system analog ke digital ini, telah mengubah banyak hal
diseluruh bagian Negara di dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri
penggunaan dalam teknologi digital di era ini sudah berkembang sangat pesat,
sehingga menimbulkan suatu budaya digital yang memungkinkan masyarakat
sangat cepat menerima perkembangan teknologi tersebut.
Di lihat secara global pun Indonesia siap dalam menerima budaya digital.
Budaya digital di butuhkan dalam mencapai pertumbuhan yang positif sesuai
dengan kemajuan jaman itu sendiri. Sebagai contoh dalam sebuah bisnis atau
perusahaan, di era sekarang ini kemampuan digital yang cukup mendorong
kemajuan sebuah perusahaan, memudahkan dalam sisi menegement. Namun jika di
lihat secara individu masyarakat Indonesia masih banyak yang tidak dapat
memanfaatkan kemunculan digital sebagai sesuatu yang positif, banyak orang yang
justru terjebak dalam penerimaan kemunculan digital yang menjadikan manusia
menjadi tidak manusiawi seperti menurun bahkan hilangnya etika, moral, dan
budaya.
Beberapa hal yang dirasakan di lapangan dari perkembangan Era Digitalisasi
4.0 di Indonesia, yakni:
1. Bergesernya layanan konvensional menjadi online. Seperti ojek online,
taxi online, pasar online, hiburan. Sebagai contoh Gojek, Grab, Buka
Lapak, Shopee, dll.Sehingga terjadi penurunan perusahaan ritel besar
karena banyak digantikan oleh sistem online.
2. Terbukanya kerjasama personal dengan sesama pengguna internet tanpa
ada batas negara. Seperti yang dirasakan AsikBelajar.Com sehingga
dapat bekerjasama dengan teman di Polandia dalam bidang publisher.
3. Adanya pergeseran etika sosial dalam pergaulan masyarakat yang disebut
Phubbing. Phubbing (Phone Snubbing) adalah sebuah istilah tindakan
acuh tak acuh seseorang di dalam sebuah lingkungan karena lebih fokus
pada gadget dari pada membangun sebuah percakapan.
4. Kesempatan berkarya untuk kaum disabilitas karena terbantu sistem yang
serba online.
7
kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila
masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa
sehingga bersih dari unsure - unsur bahasa lain dan bahasa Indonesia juga sebagai
akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berpikir dan
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tanpa peran bahasa seperti itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
akan dapat berkembang.
Artinya disini, bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan yaitu sebagai
bahasa nasional dan sebagai bahasa negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar
1945. Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai alat pengembangan kebudayaan
nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa Indonesia merupakan alat yang
digunakan sebagai bahasa media massa untuk menunjang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Implikasinya didalam pengembangan daya fikir, menjadikan bahasa sebagai
prasarana berpikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan
bahasa, kita akan cermat pula dalam berpikir karena bahasa merupakan cermin dari
daya nalar atau pikiran.
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan
konsisten. Sedangkan bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa
yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannnya. Penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar akan menghasilkan 2 pemikiran yang baik dan benar pula.
Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia
menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia
bersikap terbuka sehingga mampu mengembangkan dan menjalankan fungsinya
sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.
Semakin berkembangnya teknologi di dalam kehidupan kita akan berdampak
juga pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di
dalam era digitalisai ini, bangsa Indonesia harus ikut berperan di dalam dunia
persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-
konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara tidak langsung memperkaya khasanah
9
bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan
berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, sekaligus berperan sebagai prasarana
berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan IPTEK.
Dapat dipahami bahwa, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi bahasa
berfungsi sebagai wahana untuk menyampaikan imformasi dengan cepat dan
sekecil-kecilnya, sehingga kita dapat menguasai ilmu tersebut. Jika dilihat saat ini,
Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi masih tertinggal jika
dibandingkan dengan di negara-negara maju seperti negara-negara di Eropa dan
Amerika karena bahasa negaranya (bahasa Inggris) berkembang secara seimbang
dengan ilmu pengetahuannya. Penggunaan bahasa pengantar pada buku-buku yang
dipakai dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi mereka pun
banyak yang menggunakan bahasa Inggris. Hal ini berbanding terbalik dengan
bahasa Indonesia yang perkembangannya tak seimbang dengan perkembangan
budaya masyarakatnya. Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah berperan
sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu
pengetahuan secara menyeluruh.
Sebenarnya, dengan digunakannya bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu
pengetahuan, permasalahan mengenai salah tafsir atau makna ganda sedapat
mungkin dihindari karena kata yang dipakai umumnya lebih bersifat denotatif dari
pada konotatif, yaitu ungkapan yang dipakai sederhana dan tanpa basa-basi.
Disamping itu, kejelasan tuturan ditandai dengan urutan keterangan yang saling
berhubungan dan mudah dipahami oleh pembaca, yaitu :
1) Ringkas, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan uraian
yang padat, tetapi tidak dengan memendekkan atau menggunakan
akronim, lebih-lebih yang tidak dikenal umum.
2) Lengkap, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak membiarkan
pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu pernyataan. Sebaliknya,
yang sudah nyata atau tidak perlu diulangulang atau diberi tekanan khusus.
Semua data yang perlu haruslah ada. Sedangkan yang berlebih-lebihan
haruslah ditinggalkan.
10
bahasa Indonesia yang menjadi sebuah identitas bangsa kita tidak akan mati karna
perkembangan zaman. Kerjasama antar warga negara indonesia pun diperlukan
dalam peranan ini.
C. Ketirisan Diglosia Didalam Situasi Kebahasaan Di Indonesia
Selain dari pengertian bahasa dipembahasan point B. Secara sosiolinguistis,
bahasa dapat disebut bahasa primer, bahasa sekunder, dst. Bahas primer adalah
bahasa yang sering digunakan oleh orang sehari-hari walaupun bukan bahasa
pertamanya dan bahasa sekunder adalah bahasa yang kurang atau jarang digunakan
oleh seseorang dengan alasan. Bagi banyak warga Indonesia, bahasa Indonesia
merupakan bahasa primer dan bahasa daerah merupakan bahasa sekunder.
Dalam perkembangannya, ketika masyarakat berkembang maka bahasa
itupun ikut berkembang dalam arti kosakatanya dan memungkin juga dari
komponen-komponen yang lain sehingga dikembangkan untuk mengungkapkan
konsep-konsep baru.
Proses masuknya suatu bahasa kedalam suatu masyarakat bahasa tidak selalu
harus melalui penggabungan nasionalita menjadi nasion. Ada 3 cara lain yang
menyebabkan suatu bahasa masuk ke suatu masyarakat bahasa, yaitu:
1) Melalui kekuatan militer, yang Menurut Bronshonan (1963) yang dikutip
oleh Hermosa (1986), merambahnya suatu bahasa ke wilayah baru
dimasa lampau adalah karena bahasa itu dipaksakan kepada rakyat
tertentu melalui jalinan kekuatan sosial, politik dan militer.
2) Migrasi dan transmigrasi
3) Melalui jalur niaga dan penyebaran agama
Dengan adanya proses masuknya suatu bahasa keranah masyarakat bahasa
tersebutlah menyebabkan terjadinya persaingan bahasa secara tidak langsung
dengan pergeserannya suatu bahasa ke bahasa yang lain.
Menurut Edwards (1985) ada tanda-tanda bahwa suatu bahasa sedang
bergeser. Diantaranya adalah :
1) Bahasa itu kehilangan basis wilayahnya dan jumlah penuturannya
semakin kecil.
2) Bahasa yang masuk (mengancam) semakin mendesak bahasa itu.
12
kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung
pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.
Jadi secara garis besarnya, eksistensi merupakan keberadaan dan literasi
adalah keterampilan. Jika dikaitkan dengan bahasa, eksistensi dan literasi
kebahasaan merupakan keberadaan fungsi dan peran bahasa dalam keterampilan
setiap individu atau kelompok masyarakat dalam mengolah sebuah kalimat baik
secara tertulis maupun pengucapan.
Maju atau mundurnya eksistensi dan literasi bahasa bisa dilihat dari jumlah
minat belajar dan penggunaan masing-masing bahasa di eranya. Seperti yang telah
dijelaskan pada point B diatas, Bahasa adalah alat komunikasi paling penting
untuk mempersatukan seluruh elemen bangsa. Bahasa juga merupakan alat
pengungkapan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa, dan
cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis.
Maka dari itu, eksitensi dan literasi kebahasaan diperlukan bagi setiap
bangsa dan negara yang mana juga menjadi sebuah perhatian khusus dalam setiap
perkembangan zaman agar tidak terjadi kemusnahan yang diakibatkan dari
banyaknya pengaruh negatif dalam perubahan dan penggunaan bahasa yang baik
dan benar.
E. Pengaruh Dan Perkembangan Era Digitalisasi 4.0 Terhadap Eksistensi Dan
Literasi Bahasa Indonesia
Menurut Ainun (2017), Bahasa Indonesia dalam konteks komunikasi pada era
digitalisasi, khususnya dalam era revolusi industri 4,0 yang ketika dilihat dari
geopolitik bahasa memberikan peluang dan sekaligus ancaman bagi bahasa negara
dalam penggunaanya di ruang publik. Munculnya ancaman terhadap eksistensi
bahasa Indonesia di ruang publik merupakan fakta atas kehadiran bahasa inggris.
Revolusi Industri 4.0 ini merupakan sebuah kondisi pada abad ke-21 ketika
terjadi perubahan besar-besaran di berbagai bidang lewat perpaduan teknologi yang
mengurangi sekat-sekat antara dunia fisik, digital, dan biologi. Revolusi industri
terdiri dari dua (2) kata yaitu revolusi dan industri. Revolusi, dalam KBBI, berarti
perubahan yang bersifat sangat cepat, sedangkan pengertian industri adalah usaha
pelaksanaan proses produksi. Sehingga jika dua (2) kata tersebut dipadukan
bermakna suatu perubahan dalam proses produksi yang berlangsung cepat.
14
Perubahan cepat ini tidak hanya bertujuan memperbanyak barang yang diproduksi
(kuantitas), namun juga meningkatkan mutu hasil produksi (kualitas). Istilah
"Revolusi Industri" diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste
Blanqui di pertengahan abad ke-19. Revolusi industri ini pun sedang berjalan dari
masa ke masa. Dekade terakhir ini sudah dapat disebut memasuki fase keempat 4.0.
Perubahan fase ke fase memberi perbedaan artikulatif pada sisi kegunaaannya.
Sebagaimana yang kita ketahui perkembangan teknologi informasi di era
digitalisasi yang sedemikian cepat ini memungkinkan terjadinya komunikasi lintas
benua dan lintas negara lalu menerobos berbagai pelosok perkampungan di
perkotaan maupun perdesaan. Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab point A
diatas, Era digitalisasi telah menimbulkan banyak perubahan baik dari segi sosial,
politik, ekonomi dan budaya. Kenyataan menunjukkan persaingan yang
ditimbulkan dari kemajuan teknologi ini tidak hanya dalam ekonomi saja, tetapi
bahasa Indonesia juga turut bersaing dengan bahasa-bahasa lain, seperti bahasa
Inggris.
Keberadaan era ini terhadap bangsa Indonesia menimbulkan banyak
pengaruh serta tantangan. Dengan perkembangan teknologi ini banyak sekali
informasi yang dapat diperoleh dari pemanfaatan teknologi informasi. Era digital
yang menuntut penguasaan teknologi dan bahasa asing pada berbagai bidang
kehidupan saat ini makin meminggirkan posisi bahasa Indonesia. Posisi ini tidak
berarti bahwa bahasa Indonesia tidak mampu bersaing dengan bahasa lain di dunia,
tetapi lebih kepada sikap masyarakat Indonesia sebagai pengguna bahasa Indonesia
yang saat ini cenderung menunjukkan sikap negative sehingga perlahan-lahan
bahasa Indonesia tidak berkembang dengan baik.
Dalam perubahan sosial sendiri merupakaan perubahan penting dalam
memahami struktur sosial yang meliputi pola-pola perilaku dan interaksi sosial
yang menunjuk pada perubahan fenomena sosial di berbagai bentuk dan tingkat
kehidupan sosial yang meliputi tingkat individu, interaksi, organisasi, institusi,
komunitas , masyarakat, kebudayaan, peradaban dan global. Strauss dan Corbin
(1990) menyatakan analisis tingkat kehidupan manusia dalam menghadapi
perubahan meliputi tindakan, interaksi, kelompok masyarakat, organisasi/pranata,
komunitas, nasional, internasional. Terlepas dari itueksistensi dan literasi bahasa
15
juga memiliki acuan penting dalam membentengi kemungkinan buruk yang terjadi.
Minat maupun perkembangan mengenai pendidikan literasi bahasa Indonesia di Era
Digitalisasi semakin tertantang sehingga Indonesia juga harus terus menerus
melakukan pengembangan dalam sektor pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa pengaruh di era ini sangat besar dalam eksistensi
dan literasi bahasa Indonesia. Terukur dalam semakin padatnya persaingan bahasa
yang diluncurkan dalam teknologi digital sehingga sangat mendorong pergerakan
yang besar juga yang harus dilakukan pemerintah Indonesia dalam menangkis
tergesernya bahasa Indonesia di era ini baik dalam sektor pendidikan dengan
mengembangkan kurikulum serta pendekatan dan pembinaan literasi terhadap
masyarakat maupun meningkatkan sektor pariwasata dengan mengenalkan budaya
Indonesia kepada dunia.
F. Upaya Dalam Penerapan Dan Peningkatan Eksistensi Serta Literasi Bahasa
Indonesia Dalam Kemajuannya Di Era Digitalisasi 5.0 Mendatang.
Saat ini Indonesia sedang digebu-gebukan dengan mengejar era Revolusi
Industri 4.0, perkembangan digital sekali lagi memicu perubahan yang harus
dilakukan bagi pemerintah Indonesia untuk memajukan peradaban bangsa. Belum
lagi Indonesia selasai merampungkan perubahan dengan penerapan Industri 4.0,
Jepang sudah mulai berambisi mendigitalisasi seluruh aspek kehidupan mengingat
semakin memburuknya krisis buruh dan pesatnya penuaan penduduk di negara itu
dengan menerapkan Society 5.0.
Contoh implementasi Society 5.0 di Jepang ialah seperti pengiriman paket
menggunakan drone tanpa awak. Kehidupan sehari-hari juga akan berubah dengan
hadirnya aplikasi pintar berbasis AI yang dipasang di rumah seperti di pintu kulkas.
Melalui teknologi tersebut, warga Jepang dapat melihat saran makanan dan bumbu
sesuai musim atau resep memasak. Mereka juga dapat melihat data pasokan pangan
yang masih tersedia.
Society 5.0 dapat dikatakan sebagai super smart society. Sebuah visi Jepang
demi masa depan, Society 5.0 is a humancentered society that balances economic
advancement with the resolution of social problem,s by a system that highly
integrates cybershape and psysical space. Society 5.0 bukan hanya tentang
teknologi, tapi juga kebijakan dan regulasi. Pemerintah Jepang mendorong pebisnis
16
setempat untuk berbagi big data dan meningkatkan kerja sama untuk menciptakan
inovasi baru. Saat ini, kemampuan perusahaan masih terbatas karena data yang
diperlukan dimiliki entitas lain. Pada masa depan, sektor swasta dan umum dapat
bekerja sama untuk menciptakan sistem baru yang lebih aman dan efektif. Hal itu
dinilai akan mendorong lebih banyak perusahaan untuk berbagi informasi dan
mengizinkan perusahaan lain menggunakan data mereka guna mengembangkan
produk yang lebih baik dan bagus.
Dari kenyataan diatas, tidak dapat dipungkiri bahwa digitalisasi semakin
berkembang seiring dengan zaman. Penerapan teknologi digital semakin canggih
diperankan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Indonesia sendiri tidak dapat
mengelak akan perkembangan era digitalisasi ini, yang pasti dengan berjalannya
waktu Indonesia pun akan dituntut untuk juga masuk ke Era Society 5.0.
Kembali ketopik pembahasan makalah ini mengenai penerapan bahasa
Indonesia di era digitalisasi. Semakin melihat pada fakta-fakta yang ada, akan
semakin besar tantangan bahasa yang akan dihadapi di era 5.0. Mengingat dalam
era 4.0 yang mana bahasa Indonesia mulai mengarungi lembah panas persaingan
terhadap bahasa-bahasa Negara lain, perlu adanya persiapan dan upaya penerapan
bahasa Indonesia serta literasinya yang kuat dalam menghadapi era mendatang.
Menurut Rohmadi (2008), untuk mewujudkan pemakaian dan penerapan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat dilakukan berbagai upaya strategis
dalam pengajaran bahasa Indonesia. Salah satunya adalah dosen, guru, dan
mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia memiliki tupoksi pelestarian dan
pengembangan bahasa Indonesia diranah pendidikan hal ini selaras dengan yang
disampaikan oleh Aldi Firahman (Solopos, 22 Juli 2007) bahwa strategi bahasa
agar terbuka dan dinamis bagi perkembangan zaman, tak terkecuali bagi bahasa
Indonesia.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang masih hidup tidak dapat
menghindarkan diri dari tutuntan perkembangan masyarakat pemakainya.
Perkembangan bahasa Indonesia telah terjadi sepanjang masa, dapat dibuktikan
dengan terdapatnya perbedaan antara bahasa Indonesia zaman dahulu (ejaan
lama) sampai dengan bahasa Indonesia dewasa ini (EYD). Perbedaan itu telah
menimbulkan pertentangan antara mereka yang ingin mempertahankan bahasa
17
Indonesia secara baik dan benar seperti semula, dan generasi muda yang ingin
agar bahasa Indonesia dapat berkembang sesuai perkembangan zaman (tidak
laku). Berdasarkan pembahasan mengenai fakta-fakta eksistensi dan literasi
bahasa yang tersebut pada upaya untuk mewujudkan bahasa Indonesia agar dapat
dimiliki olej semua komponen bangsa Indonesia, baik di dalam negeri maupun
luar negeri diperlukan upaya kebersamaan dalam pembinaan berbahasa Indonesia.
Upaya kebersamaan tersebut harus dilakukan dari ranah keluarga, sosial,
pendidikan, budaya, dan pemerintahan secara berkesinambungan.
Peluang pengembangan bahasa Indonesia semakin terbuka lebar di
perguruan tinggi karena dikeluarkan Surat Keputusan Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
43/DIKTI.kep./2006 tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok Mata Kuliah
pengembangan Kepribadian (MPK) di perguruan tinggi, yakni Bahasa Indonesia,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Dilihat dari SK diatas, bisa diambil garis besar bahwa pendidikan memegang
peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumberdaya dalam tingkat
kehidupan sosial yang terus berkembang pada masyarakat dunia atau global.
Perubahan sosial merupakaan perubahan penting dalam memahami struktur sosial
yang meliputi pola-pola perilaku dan interaksi sosial yang menunjuk pada
perubahan fenomena sosial di berbagai bentuk dan tingkat kehidupan sosial yang
meliputi tingkat individu, interaksi, organisasi, institusi, komunitas , masyarakat,
kebudayaan, peradaban dan global.
Strauss dan Corbin (1990) menyatakan analisis tingkat kehidupan manusia
dalam menghadapi perubahan meliputi tindakan, interaksi, kelompok masyarakat,
organisasi/pranata, komunitas, nasional, internasional. Bentuk interaksi sosial
seperti kerjasama/kooperasi, hubungan harmonis dan serasi, penanganan
persaingan, konflik, dan penyesuaian. Aspek-aspek perubahan sosial dan perilaku
tingkat kehidupan sosial semacam ini perlu mendapatkan perhatian sebagai aspek
sosial humaniora dalam pendidikan, termasuk pendidikan vokasi. Secara singkat
bahasa dan sastra Indonesia dalam Literasi sosial humaniora memerlukan
pendekatam pengendalian sosial dalam menghadapi masyarakat yang berubah.
18
23
24
B. Saran
Penulis menyarankann agar beberapa hal terkait pengembangan Perusahaan
dimasa mendatang yaitu:
1. Kepada pembaca agar dapat mengambil pandangan lebih luas mengenai
pentingnya peran bahasa Indonesia dalam Era Digitalisasi saat ini yang
sudah memasuki Era Society 5.0 sehingga dapat diimplementasikan
ketika masuk dalam dunia mengajar.
2. Kepada para institusi pemerintahan terutama dalam kepada Kementrian
Pendidikan, untuk dapat lebih jeli lagi mengawasi serta memajukan
system pendidikan di Indonesia dengan tidak melupakan perkembangan
zaman serta ketepatan dalam pemerataan system pendidikan diseluruh
Indonesia
3. Kepada bapak Urai Ferry Hariyanto,M.Pd.I agar dapat memberikan nilai
baik yang sesuai dengan usaha penyusun dalam menyusun makalah ini,
yang insyaallah sudah berusaha mengikuti aturan yang sesuai dengan
yang telah bapak ajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://ekbis.sindonews.com/read/1376985/34/ri-sibuk-kejar-industri-40-jepang-masuki-
era-society-50-1549586880
https://www.kompasiana.com/diaz.bonny/5c4f90f5677ffb5363300e24/urgesi-society-5-
0-di-era-revolusi-industi-4-0?page=all
research-report.umm.ac.id › article
http://ferdinan01.blogspot.com/2009/02/sosiolinguistik-diglosia.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Keberadaan
https://id.wikipedia.org/wiki/Literasi
https://www.dkampus.com/2017/05/pengertian-literasi-menurut-para-ahli/
25