Anda di halaman 1dari 19

METODE CERAMAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran Kreatif


Dosen Pengampu: Zaimah, M.Pd.I

MAKALAH

Oleh:

Aniskurlila Rizki Almazida 1204.19.4883


Desti Wantari 1204.19.4896
Fitriyatul Ulya 1204.19.4901
Nurjanah 1204.19.4930
Rita Sundari 1204.19.4942

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ULUM
TANJUNGPINANG
2021
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam dilimpahkan
kepada suri tauladan umat islam yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran Kreatif,
adapun judul makalah ini Metode Ceramah.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati, penulis mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca
guna perbaikan tugas mendatang. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih.

Tanjungpinang, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ii

BAB I ................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN............................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................................................. 1

C. Pembatasan Masalah ................................................................................................................. 2

D. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2

E. Tujuan ....................................................................................................................................... 2

F. Manfaat ..................................................................................................................................... 2

BAB II ................................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 3

A. Pembelajaran Kreatif................................................................................................................. 3

B. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ...................................................................... 6

C. Metode Ceramah Sebagai Metode Pembelajaran Kreatif ....................................................... 10

BAB III .............................................................................................................................................. 13

PENUTUPAN ................................................................................................................................... 13

A. Simpulan ................................................................................................................................. 13

B. Saran........................................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam teori belajar dan pembelajaran, belajar kreatif merupakan sebuah proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung sepanjang hayat (longlife education).
Salah satu tanda bahwa seseorang melakukan belajar adalah adanya perubahan perilaku dalam
dirinya, baik perilaku yang menyangkut pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik),
maupun perilaku yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Secara formal belajar dilaksanakan
di sekolah dan perguruan tinggi, tetapi secara nonformal dan informal, proses belajar bisa
dilaksanakan di luar sekolah, diantaranya yaitu lingkungan masyarakat, lembaga kursus, pusat
belajar masyarakat, luar sekolah, taman bacaan masyarakat dan sebagainya, baik yang didirikan
oleh institusi pemerintah, maupun yang didirikan oleh masyarakat.
Menurut Peter Kline, penulis buku The Everyday Genius, yang dikutip oleh Hernowo
(2002), “Learning is most effective when it‟s fun” belajar akan efektif jika seseorang dalam
keadaan senang.1 Demikian juga hendaknya, kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga
pendidikan terhadap minat dalam mempelajarai Pendidikan Agama Islam akan berjalan efektif,
jika menggunakan pendekatan yang menyenangkan pula. Mewujudkan model kegiatan yang
menyenangkan adalah sesuatu yang penting agar dipahami oleh para profesi guru, terutama
pengelola luar sekolah, orang tua maupun para unsur pendidik lainnya. Kreativitas sebagai
sebuah bentuk pembelajaran, terutama untuk menarik minat belajar Pendidikan Agama Islam
kepada peserta didik yang merupakan fondasi utama dalam mewujudkan generasi muda yang
berilmu sesuai dengan syari’at islam.
Maka dari itu, dari sedikit penjabaran latar belakang diatas penulis mencoba untuk
membahas mengenai salah satu metode pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam yakni
tentang Metode Ceramah dengan bentuk metodologi pembelajaran kreatif sehingga dapat
menjadi referensi pengetahuan bagi pembaca.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis mecoba mengidentifikasi beberapa masalah yang
mungkin akan dibahas, sebagai berikut:
1. Pengertian dan konsep pembelajaran kreatif.
2. Penggunaan metodologi pembelajaran kreatif.
3. Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

1
Hernowo, Belajar Akan Efektif Kalau Anda Dalam.Keadaan “Fun”, Terj. Word ++ Translation Service, (Bandung:
Kaifa, 2002), hlm. 9

1
2

4. Metodologi pembelajaran kreatif dalam Pendidikan Agama Islam.


5. Metode ceramah sebagai metodologi pembelajaran kreatif.

C. Pembatasan Masalah
Dengan adanya pengidentifikasian masalah tersebut, maka penulis membatasi masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini berupa:
1. Pembelajaran kreatif.
2. Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Metode ceramah sebagai metode pembelajaran kreatif.

D. Rumusan Masalah
Dengan pembatasan masalah tersebut maka penulis merumuskan pembahasan sebagai
[`berikut:
1. Bagaimana pengertian pembelajaran kreatif itu?
2. Bagaimana metode pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam?
3. Bagaimana metode ceramah dapat digunakan sebagai metode pembelajaran kreatif?

E. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pembelajaran kreatif.
2. Untuk mengetahui metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Untuk mengetahui metode ceramah sebagai metode pembelajaran kreatif.

F. Manfaat
Makalah ini penulis coba ulas dengan penjabaran yang sesuai dengan sumber yang
penulis baca untuk memberikan manfaat penambah referensi ilmu mengenai metodologi
pembelajaran kreatif dalam Pendidikan Agama Islam dengan sudut pandang yang penulis
ambil.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Kreatif
Belajar adalah merupakan sebuah proses yang sangat kompleks yang terjadi pada semua
orang, yang berlangsung seumur hidup, sejak lahir sampai liang lahat (minal mahdi ila lahdi).2
Salah satu tanda bahwa seseorang itu melakukan belajar adalah adanya perubahan perilaku
dalam dirinya, baik perilaku yang menyangkut pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), maupun perilaku yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Belajar merupakan proses persentuhan seseorang dengan kehidupan itu sendiri. Dari
proses ini seseorang akan memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Juga,
seseorang akan mendapatkan kebijakan, yaitu suatu adonan yang serasi antara kecerdasan akal,
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan
kebijakan, sangat berguna bagi seseorang untuk kelangsungan kehidupannya.3
Ada delapan kecenderungan seseorang melakukan belajar, yaitu: a) Dorongan rasa ingin
tahu yang kuat. Dorongan ini pada umumnya berasal dari dalam diri, kemudian muncul
berbagai pertanyaan-pertanyaan; b) Adanya keinginan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai tuntutan. Kecenderungan ini merupakan dorongan yang muncul secara
ekternal, mendorong seseorang melakukan belajar; c) Manusia memiliki berbagai kebutuhan
yang harus terpenuhi, untuk memenuhi kebutuhan seseorang melakukan belajar; d)
Menyempurnakan dari apa yang sudah dimiliki oleh seseorang; e) Seseorang membutuhkan
kemampuan untuk bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan, seseorang kemudian
belajar khusus untuk kepentingan sosialisasi dan beradaptasi; f) Untuk meningkatkan
intelektualitas dan mengembangkan potensi diri; g) Untuk meraih cita-cita, seseorang akan
melakukan proses pembelajaran; h) Sebagian orang ada yang melakukan belajar hanya untuk
mengisi dan memanfaatkan waktu luang.4
Belajar berdasarkan domain dan kawasan belajar menurut Benyamin S Bloom (1956),
yang dikutip oleh Eveline Siregar & Hatini Nara, ada tiga bagian, yaitu cognitif domain
(kawasan kognitif), affective domain (kawasan afektif) dan psychomotor domain (kawasan
psikomotor).5
 Cognitif Domain (Kawasan Kognitif) adalah merupakan proses berfikir atau perilaku
yang termasuk hasil kerja otak. Contoh dari proses kognitif diantaranya adalah

2
Eveline Siregar & Hatini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Galia Indonesia, 2011), hlm. 3.
3
Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, (Majalengka: Referens, 2012), hlm. 2.
4
Eveline Siregar & Hatini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, hlm. 7.
5
Ibid, hlm. 12
3
4

menyebutkan definisi, membedakan fungsi, menjabarkan sebuah kegiatan,


mendiskripsikan program, dan lain-lain.

 Affective Domain (kawasan afektif) adalah perilaku yang muncul pada seseorang sebagai
pertanda memiliki interest membuat pilihan untuk beraksi dalam situasi dan lingkungan
tertentu. Misalnya sebagai bentuk kawasan afektif adalah mengangguk tanda setuju,
melompat dengan wajah berseri sebagai kebahagiaan, pergi ke masjid untuk melakukan
ibadah sebagai perilaku orang yang beriman, dan lain sebagainya.

 Psychomotor Domain (Kawasan Psikomotor) yaitu perilaku yang dimunculkan oleh hasil
kerja fungsi tubuh manusia. Kawasan ini berbentuk gerakan tubuh, misalnya berlari,
melompat, melempar, berputar, memukul, menendang, dan lain sebagainya.
Winkel, dalam Eveline Siregar & Hatini Nara menyebutkan pembelajaran adalah
seperangkat yang dirancang untuk mendukung proses belajar, dengan memperhitungkan
kejadiankejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang
berlangsung dialami warga belajar. Dari beberapa pengertian di atas, terkait pembelajaran, ada
beberapa poin yang bisa diserap dari makna pembelajaran, yaitu merupakan upaya sadar dan
disengaja, pembelajaran harus membuat siswa (warga) belajar, tujuan harus ditetapkan terlebih
dahulu sebelum proses dilaksanakan, dan pelaksanaannya terkendali, baik isi, waktu, proses
maupun hasilnya.6
Dalam proses belajar dan pembelajaran, perlu adanya rekayasa sistem lingkungan yang
mendukung, artinya menyiapkan kondisi lingkungan yang kondusif, termasuk diantaranya
menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang baik, tepat dan mencukupi.7 Mewujudkan
pembelajaran yang menyenangkan adalah sesuatu yang penting agar dipahami oleh para orang
tua, guru maupun para pendidik yang lain, termasuk pengelola pendidikan nonformal.
Kreativitas sebagai sebuah bentuk pembelajaran, merupakan bagian vital dari
pengembangan kognisi, yang dapat membantu menjelaskan dan menginterpretasikan konsep-
konsep abstrak dengan melibatkan keterampilan keingintahuan. Juga kemampuan untuk
menemukan, eksplorasi, pencarian kepastian dan antusiasme, yang semuanya merupakan
kualitas-kualitas yang sangat besar yang terdapat pada anak. Aspek-aspek ini dapat diperkuat
dengan memberikan penguasaan teknis dan visi yang lebih luas kepada anak, sehingga
kreativitas dapat menginformasikan berbagai pembelajaran lainnya.8

6
Ibid, hlm. 13.
7
Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, hlm. 6.
8
Florence Beetlestone, Creative Learning: ; Strategi Pembelajaran Untuk Melesatkan Kreatifitas Siswa, (Bandung:
Nusa Media, 2013), hlm. 3.
5

Kreativitas menurut Kamus Terbaru Bahasa Indonesia adalah kemampuan untuk


mencipta.9 Kreativitas adalah milik dan hak semua orang, tidak bisa dimonopoli oleh
seseorang. Bahkan, setiap orang hendaknya memiliki kreativitas untuk meraih kesuksesan
individunya. Karena kreativitas itu sesungguhnya sebuah keterampilan (skill).
Menurut A. Chaedar Alwasilah (2008), dalam karya Ngainun Naim (2009), kreativitas
adalah kemampuan mewujudkan bentuk baru, struktur kognitif baru dan produk baru, yang
mungkin bersifat fisikal seperti teknologi atau bersifat simbolik dan abstrak, seperti definisi,
rumus, karya sastra atau lukisan. Berkreasi adalah memunculkan sesuatu kejutan-kejutan
efektif dan misterius, karena datangnya ilham atau solusi yang begitu cepat, tepat waktu, dan
tidak dipaksakan.10
Jadi dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran kreatif merupakan sebuah pembelajaran
yang menekankan kepada inovasi atau kreatifitas pendidik dalam merangkai kegiatan belajar
baik dari segi fasilitas maupun metode, sehingga tercipta suasana pembelajaran yang nyaman
dan kondusif yang akan menghasilkan rangsangan atau respon yang baik oleh peserta didik
dalam proses pembelajaran yang kreatif.
Kreativitas berpikir manusia merupakan nikmat yang dianugrahkan Allah SWT dalam
akal tindakan yang bersemangat untuk mendobrak permanensi, monoton, rutinitas, dan
kekurang-menarikan. Dengan kreativitas, berlangsung penciptaan hal-hal baru menuju
perbaikan dan kemajuan, setiap manusia pada dasarnya telah tercipta kekuatan yang dapat
mendorong dan mendayagunakan secara kreatif, dan sebaliknya manusia disibukkan dengan
pencaharian identitas, konsistensi dengan sikap yang monoton dan rutinan, sehingga terkukung
oleh batasan-batasan sempit.11
Ada beberapa hal penting untuk mengembangkan kreativitas dalam proses pembelajaran,
yaitu :
 Kreativitas itu bukan sifat atau bakat bawaan sejak lahir, kreativitas adalah hasil
kemampuan nalar yang mendorong seseorang untuk berupaya menemukan sesuatu yang
baru.
 Kegagalan merupakan jalan keberhasilan, sehingga seseorang dalam mewujudkan suatu
kreativitas hendaknya tidak perlu takut terhadap kegagalan.
 Kehidupan manusia memiliki berbagai problem, oleh sebab itu diperlukan keterbukaan
dalam gagasan.

9
Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, (Surabaya: Reality Publisher, 2008), hlm. 387.
10
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 246.
11
Balitbang, Kreativitas Pembelajaran di Jenjang Dikdas, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2007), hlm. 14.
6

 Karya yang kreatif menuntut sikap penerimaan terhadap subyektivitas, toleransi terhadap
perbedaan, pemanfaatan pendapat orang lain, penghormatan terhadap pengalaman dan
pendapat orang lain.
 Pemikiran yang kreatif merupakan pencerahan harapan untuk meraih hasil dan tujuan
yang lebih baik, sehingga aktivitas pembelajaran sangat ditentukan oleh kreativitas orang-
orang yang ada di dalamnya.
 Pengembangan kreativitas membutuhkan kemampuan mendayagunakan potensi-potensi
yang ada, baik dari dalam maupun dari luar diri seorang kreator.
 Dalam setiap orang telah tercipta kekuatan yang akan mendorong pengembangan
kreativitasnya, tetapi sering tidak digunakan sebagaimana mestinya.12

B. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Metode pembelajaran sangat erat kaitannya dalam efektifitas pembelajaran, tidak
terkecuali Pendidikan Agama Islam. Metode berasal dari bahasa latin, metodos yang artinya
“jalan atau cara”. Menurut Robert Ulich, istilah metode berasal dari bahasa Yunani: meta ton
odon, yang artinya brlangsung menurut cara yang benar (to proceed according to the right
way).Dalam kamus besar bahasa Indonesia, metode adalah “cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan guna mencapai apa yang telah ditentukan”. Dengan kata lain adalah
suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
Jika ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai “jalan yang
ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan atau
perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainya”. Berangkat dari pembahasan
metode di atas, bila dikaitkan dengan pembelajaran, dapat digaris bawahi bahwa metode
pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk
menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien
sesuai yang diharapkan. Adapun definisi metode pembelajaran menurut Biggs bahwa metode
pembelajaran adalah cara-cara untuk menyajikan bahan pembelajaran kepada peserta didik
untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Adrian, metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara – cara untuk
melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan
peserta didik untuk saling beriteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar
berjalan dengan baik dalam artian tujuan pengajaran tercapai sehingga berdasarkan beberapa
pengertian dari para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah

12
Ibid, hlm. 22.
7

cara, model, atau serangkaian bentuk kegiatan belajar yang diterapkan pendidik kepada anak
didiknya guna meningkatkan motivasi belajar si terdidik guna tercapainya tujuan pengajaran.
Pendidikan berasal dari kata didik, yang mengandung arti perbuatan, hal, dan cara.
Pendidikan Agama dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah religion education, yang
diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan orang beragama.
Pendidikan agama tidak cukup hanya memberikan pengetahuan tentang agama saja, tetapi lebih
ditekankan pada feeling attituted, personal ideals, aktivitas kepercayaan.13
Pendidikan berasal dari kata didik, yang mengandung arti perbuatan, hal, dan cara.
Pendidikan Agama dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah religion education, yang
diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan orang beragama.
Pendidikan agama tidak cukup hanya memberikan pengetahuan tentang agama saja, tetapi lebih
ditekankan pada feeling attituted, personal ideals, aktivitas kepercayaan.
Dalam bahasa Arab, ada beberapa istilah yang bisa digunakan dalam pengertian
pendidikan, yaitu ta’lim (mengajar), ta’dib (mendidik), dan tarbiyah (mendidik). Namun
menurut al-Attas dalam Hasan Langgulung, bahwa kata ta’dib yang lebih tepat digunakan
dalam pendidikan agama Islam, karena tidak terlalu sempit sekedar mengajar saja, dan tidak
terlalu luas, sebagaimana kata terbiyah juga digunakan untuk hewan dan tumbuh tumbuhan
dengan pengertian memelihara. Dalam perkembangan selanjutnya, bidang speliasisai dalam
ilmu pengetahuan, kata adab dipakai untuk kesusastraan, dan tarbiyah digunakan dalam
pendidikan Islam hingga populer sampai sekarang.14 Dengan demikian, Pendidikan Agama
Islam di sekolah diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan ajaran agama Islam.
Sebagai salah satu komponen ilmu pendidikan Islam, metode pembelajaran Pendidikan
Agama Islam harus mengandung potensi yang bersifat mengarahkan materi pelajaran kepada
tujuan pendidikan agama Islam yang hendak dicapai proses pembelajaran. Dalam konteks
tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum, Departemen Pendidikan Nasional
merumuskan sebagai berikut : 1) Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus
berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. 2) Mewujudkan manusia
Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia berpengetahuan, rajin
beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, berdisiplin, bertoleran (tasamuh), menjaga

13
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, cet ketiga, Jakarta, Kalam Mulia, 2001, hlm. 3.
14
Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran ; Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Umum, Cet I. Yogyakarta: Pustaka Felicha. 2009. hlm. 12.
8

keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.
Secara garis besar metode yang sering di gunakan dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam antara lain:
1. Ceramah dan Tanya Jawab
Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru
umumnya didominasi dengan cara ceramah. Metode ceramah adalah metode yang boleh
dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan
pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan metode yang sudah
sejak lama digunakan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada kegiatan pembelajaran
yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered).
Metode ceramah pada umumnya digunakan karena sudah menjadi kebiasaan dalam suaan
pembalajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar
manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah.
2. Metode Diskusi.
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya
sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan
semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah. Jika metode ini
dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata
caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan
diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana
diskusi tanpa tekanan. Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran
seperti yang diungkapkan Killen adalah ” tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahakan suatau permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengatahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.
3. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan
pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut. Metoda Tanya
Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan
memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan berpariasi, meliputi pertanyaan
tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka
(pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang
menarik. Jadi, metode tanya jawab adalah interaksi dalam kegiatan pembelajaran yang
9

dilakukan dengan komunikasi verbal, yaitu dengan memberikan siswa pertanyaan untuk
dijawab, di samping itu juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan
pertanyaan kepada guru.
4. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara individual
atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama dan dapat
pula berbeda.
5. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa
melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
6. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu
produk teknologi yang sedang dipelajari. Demonstrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan
benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan.
7. Metode Tutorial/ Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui
proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan
atau kelompok kecil siswa. Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan
Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah
terlibat dalam kerja kelompok.
8. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan metode
pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu permasalahan, yang kemudian
dicari penyelasainnya dengan dimulai dari mencari data sampai pada kesimpulan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran dalam pendidikan agama islam
merupakan cara, model, atau serangkaian bentuk kegiatan belajar yang diterapkan pendidik
kepada anak didiknya guna meningkatkan motivasi belajar si terdidik guna tercapainya tujuan
pengajaran agama islam. Metode-metode Pembelajaran Agama Islam memiliki manfaat bagi
pendidik dan peserta didik, baik dalam proses belajar dan pembelajaran maupun dalam
kehidupan sehari-hari, bahkan untuk hari esok.
10

C. Metode Ceramah Sebagai Metode Pembelajaran Kreatif


Metode ceramah adalah suatu bentuk penyajian bahan pengajaran melalui penerangan
dan penuturan lisan oleh guru kepada siswa tentang suatu topik materi. Dalam ceramahnya
guru dapat menggunakan alat bantu/alat peraga seperti gambar, peta, benda, barang tiruan dan
lain-lain. Peran siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan seksama dan
mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh guru.15
Menurut Abuddin Nata, “bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang
dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan secara langsung dihadapan peserta
didik.”16 Sedangkan menurut Sholeh Hamid dalam bukunnya Edutaiment mengatakan bahwa
“metode ceramah adalah metode yang memang sudah ada sejak adannya pendidikan.”17
Metode ceramah ini termasuk metode yang paling banyak digunakan digunakan karena
biaya murah dan mudah dilakukan, memungkinkan banyak materi yang disampaikan, adannya
kesempatan bagi guru untuk menekankan bagian yang penting, dan pengaturan kelas dapat
dilakukan secara sederhana.
Menurut Abdul Majid secara spesifik metode ceramah bertujuan untuk: 1) Menciptakan
landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu bahan tulisan peserta didik
sehingga pesertadidik dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah; 2) Menyajikan garis-
garis besar isi pelajaran dan permasalahanyang terdapat dalam isi pelajaran; 3) Merangsang
peserta didik untuk belajar mendiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pemerkayaan
belajar Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gambling; 5) Sebagi
langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan prosedur - prosedur yang harus
ditempuh peserta didik. Alasan guru menggunakan metode ceramah harus benar - benar dapat
dipertanggung jawabkan.18
Dalam hal ini Roestiyah NK menjelaskan teknik berceramah mempunyai keunggulan
seperti yang kita lihat bahwa guru akan lebih mudah mengawasi ketertiban siswa dalam
mendengarkan pelajaran, disebabkan mereka melakukan kegiatan yang sama. Bagi guru juga
ringan, karena perhatiannya tidak terbagi-bagi atau terpecah-pecah.19 Berikut penjelasan
spesifiknya mengenai kelebihan dan kekurangan metode ceramah.
1. Kelebihan Metode Ceramah
Adapun kelebihan-kelebihan dari metode ceramah adalah: a)Praktis dari sisi
persiapan; b)Efisien dari sisi waktu dan biaya; c)Dapat menyampaikan materi yang banyak;

15
Mu’awanah, Strategi Pembelajaran Cet 1 (Kediri: Stain Kediri Press, 2011), hlm. 27.
16
Abuddin Nata, Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 181.
17
Sholeh Hamid, Metode Edutaiment (Jogjakarta: Diva Press, 2011), hlm. 209.
18
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran ( Bandung: PT Remaja Rosda karya ,2009), hlm. 138.
19
Roestiyah, NK, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 138.
11

d)Mendorong guru untuk menguasai materi; e)Lebih mudah mengontrol kelas; f)Peserta
didik tidak perlu persiapan; g)Peserta didik langsung menerima ilmu pengetahuan.
2. Kelemahan metode ceramah
Adapun kelemahan-kelemahan dari metode ceramah adalah: a)Guru lebih aktif
sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada guru; b)Siswa seakan
diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru, meskipun murid ada yang
bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar; c)Siswa akan lebih bosan dan merasa
mengantuk, karena dalam metode ini, hanya guru yang aktif dalam proses belajar mengajar,
sedangkan para peserta didik hanya duduk diam mendengarkan penjalasan yang telah
diberikan oleh guru.
Menurut Abuddin Nata dalam bukunnya Prespektif Islam tentang Strategi Pembelajaran,
menyatakan bahwa:
Kekurangan metode ceramah antara lain cenderung membuat peserta didik kurang
kreatif, materi yang disampaikan hannya mengandalkan ingatan guru, kemungkinan
adannya materi pelajaran yang tidak dapat diterima sepenuhnya oleh peserta didik,
kesulitan dalam mengetahui tentang seberapa banyak materi yang dapat diterima oleh
anak didik, cenderung verbalisme dan kurang merangsang.
Dalam kehidupan sehari-hari disekolah metode ceramah paling popular dikalangan guru.
Sebelum metode lain yang dipakai untuk mengajar, metode ceramah yang paling dulu
digunakan.
Menurut J.J Hisbuan dan Mudjiono dalam bukunnya Proses Belajar Mengajar
menyatakan ada beberapa langkah untuk mempersiakan model ceramah yang efektif,
diantarannya sebagai berikut:
 Rumusan tujuan pembelajaran khusus yang jelas
 Selidiki apakah metode ceramah merupakan metode yang paling tepat
 Susun bahan ceramah. Gunakan bahan pengait, yaitu materi yang mendahului kegiatan
belajar yang berhubungan secara integral dengan bahan baru tersebut
 Penyampaian bahan: Keterangan singkat tapi jelas, gunakan papan tulis bila perlu kaitkan
dengan kata-kata lain. Berikan ilustrasi, beri keterangan tambahan, hubungkan dengan
masalah lain, berikan beberapa contohbyang singkat dan kongkret, carilah bahab
feedback sebanyak-banyaknya selama berceramah dengan jalan mengajukan
pertannyaan-pertannyaan
 Adakan rencana penelitin. Tentukan teknik dan prosedur penilaian yang tepat untuk
mengetahui tercapai tidaknya khusus yang telah dirumuskan.
12

Dari penjabaran diatas, penulis mencoba menyimpulkan bahwa metode ceramah sangat
tepat digunakan untuk menjelaskan konsep-konsep penting, mengajar kelas yang miskin
fasilitas, mengajar kelas yang besar, dan lain-lain. Setiap metode memiliki kekhasan tersendiri
dan masing-masing memiliki keunggulan sekaligus kelemahan. Tidak ada metode yang paling
baik atau paling buruk untuk semua jenis pelajaran. Pemilihan dan penggunaan metode oleh
guru harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, keadaan siswa yang mengikuti
pelajaran dan kemampuan guru dalam menyajikan pembelajaran. Jadi, guru harus cerdas dan
kreatif dalam memilih metode agar pembelajaran efektif.
BAB III
PENUTUPAN

A. Simpulan
Pembelajaran kreatif merupakan sebuah pembelajaran yang menekankan kepada inovasi
atau kreatifitas pendidik dalam merangkai kegiatan belajar baik dari segi fasilitas maupun
metode, sehingga tercipta suasana pembelajaran yang nyaman dan kondusif yang akan
menghasilkan rangsangan atau respon yang baik oleh peserta didik dalam proses pembelajaran
yang kreatif.
Metode pembelajaran dalam pendidikan agama islam merupakan cara, model, atau
serangkaian bentuk kegiatan belajar yang diterapkan pendidik kepada anak didiknya guna
meningkatkan motivasi belajar si terdidik guna tercapainya tujuan pengajaran agama islam.
Metode-metode Pembelajaran Agama Islam memiliki manfaat bagi pendidik dan peserta didik,
baik dalam proses belajar dan pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari, bahkan
untuk hari esok. Secara garis besar metode yang sering di gunakan dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam antara lain:
1. Ceramah dan Tanya Jawab
2. Metode Diskusi.
3. Metode Tanya jawab
4. Metode Pemberian Tugas
5. Metode Eksperimen
6. Metode Demonstrasi
7. Metode Tutorial/ Bimbingan
8. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode ceramah adalah suatu bentuk penyajian bahan pengajaran melalui penerangan
dan penuturan lisan oleh guru kepada siswa tentang suatu topik materi. Dalam ceramahnya
guru dapat menggunakan alat bantu/alat peraga seperti gambar, peta, benda, barang tiruan dan
lain-lain. Peran siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan seksama dan
mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh guru.
Metode ceramah termasuk metode yang paling banyak digunakan digunakan karena
biaya murah dan mudah dilakukan, memungkinkan banyak materi yang disampaikan, adannya
kesempatan bagi guru untuk menekankan bagian yang penting, dan pengaturan kelas dapat
dilakukan secara sederhana.
Teknik berceramah mempunyai keunggulan seperti yang kita lihat bahwa guru akan lebih
mudah mengawasi ketertiban siswa dalam mendengarkan pelajaran, disebabkan mereka
melakukan kegiatan yang sama. Bagi guru juga ringan, karena perhatiannya tidak terbagi-bagi
13
atau terpecah-pecah. Metode ceramah sangat tepat digunakan untuk menjelaskan konsep-
konsep penting, mengajar kelas yang miskin fasilitas, mengajar kelas yang besar, dan lain-lain.
Setiap metode memiliki kekhasan tersendiri dan masing-masing memiliki keunggulan sekaligus
kelemahan. Tidak ada metode yang paling baik atau paling buruk untuk semua jenis pelajaran.
Pemilihan dan penggunaan metode oleh guru harus disesuaikan dengan materi yang akan

14
15

disampaikan, keadaan siswa yang mengikuti pelajaran dan kemampuan guru dalam menyajikan
pembelajaran. Jadi, guru harus cerdas dan kreatif dalam memilih metode agar pembelajaran
efektif.

B. Saran
Penulis menyarankan agar beberapa hal terkait penerapan ilmu dan informasi yang
dibahas dalam makalah serta dalam penyusunannya, yaitu:

1. Kepada pembaca agar dapat mengambil pandangan lebih luas mengenai pentingnya
metode ceramah sebagai pilihan untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif sehingga
dapat diimplementasikan ketika masuk dalam dunia mengajar.
2. Kepada para institusi pemerintahan terutama dalam kepada Kementrian Pendidikan,
untuk dapat lebih jeli lagi mengawasi serta memajukan system pendidikan di Indonesia
dengan tidak melupakan perkembangan zaman serta ketepatan dalam pemerataan system
pendidikan diseluruh Indonesia.
3. Kepada Ibu Zaimah,M.Pd.I agar dapat memberikan nilai baik yang sesuai dengan usaha
penyusun dalam menyusun makalah ini, yang insyaallah sudah berusaha untuk dapat
memahami dan menyusunnya dengan sebaik mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Eveline & Hatini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Galia Indonesia.

Balitbang. 2007. Kreativitas Pembelajaran di Jenjang Dikdas. Jakarta: Balitbang Depdiknas.

Rahyudi, Heri. 2012. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Majalengka:
Referens.

Hernowo. 2002. Belajar Akan Efektif Kalau Anda Dalam Keadaan „Fun‟ - Terj. Word ++
Translation Service. Bandung: Kaifa.

Beetlestone & Florence. 2013. Creative Learning; Strategi Pembelajaran Untuk Melesatkan
Kreativitas Siswa. Bandung: Nusa Media.

Ramayulis. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam, cet ketiga. Jakarta: Kalam Mulia.

Rahman, Nazarudin. 2009. Manajemen Pembelajaran ; Implementasi Konsep, Karakteristik dan


Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Cet I. Yogyakarta: Pustaka Felicha.

Naim, Ngainun. 2009. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamid, Moh. Sholeh. 2014. Metode Edutainment. Yogyakarta: Diva Press.

Mu’awanah. 2011. Strategi Pembelajaran Cet 1. Kediri: Stain Kediri Press.

Nata, Abuddin. 2011. Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

NK, Roestiyah 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

16

Anda mungkin juga menyukai