Anda di halaman 1dari 65

No.

Formulir
RUMAH SAKIT
: CUT MEUTIA

CLINICAL PATHWAY KSM ANAK


Tgl. Berlaku

RUMAH SAKIT CUT MEUTIA


No. Revisi

GASTROENTERITIS PADA ANAK


DENGAN DEHIDRASI SEDANG
ICD

No. RM
:

Nama Pasien
:
BB
:
Kg

Jenis Kelamin
:
TB
:
Cm

Tanggal Lahir
:
Tgl.Masuk
:

Jam
:

wib
Diagnosa Masuk RS
:
Tgl.Keluar
:
Jam
:

wib
Penyakit Utama
:
Kode ICD
:

Lama Rawat
:

Hari
Penyakit Penyerta
:
Kode ICD
:

Rencana Rawat
:
4
Hari
Komplikasi
:
Kode ICD

R. Rawat/ kelas
:

KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN
HARI RAWAT
KETERANGAN
1
2
3
4

1. ASESMEN AWAL

ASESMEN AWAL MEDIS


Dokter IGD

Pasien masuk melalui IGD


Dokter Spesialis Anak

Pasien masuk melalui RJ

ASESMEN AWAL KEPERAWATAN


Perawat Primer:
Alasan utama masuk rumah sakit, riwayat penyakit, status psikologis, mental, sosial, ekonomi dan budaya pemeriksaan fisik, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi, nyeri, status fungsional: bartel index, risiko jatuh, risiko decubitus, kebutuhan edukasi dan Discharge Planning

2. LABORATORIUM

Darah Lengkap

Urin Lengkap

Feses Rutin

Serum Elektrolit

3. RADIOLOGI/IMAGING

4. KONSULTASI
Varian

5. ASESMEN LANJUTAN

a. ASESMEN MEDIS
Dokter DPJP

Visite harian/ Follow up


Dokter non DPJP/dr. Ruangan

O
O
O
O
Atas Indikasi/ Emergency

CLINICAL PATHWAY KSM ANAK RUMAH SAKIT CUT MEUTIA GASTROENTERITIS PADA ANAK
DENGAN DEHIDRASI
RUMAH SAKIT SEDANG
CUT MEUTIA
:
No. Formulir
Tgl. Berlaku :
No. Revisi :
ICD :

b. ASESMEN
KEPERAWATAN
Perawat Penanggung jawab

Dilakukan dalam 3 Shift


c. ASESMEN GIZI

Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi dan mengkaji data antropometri, biokimia, fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi makanan serta riwayat
personal. Asesmen dalam waktu 48 jam.

d. ASESMEN FARMASI
Telaah Resep

Rekonsiliasi Obat

6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
Gastroenteritis

b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Nyeri Akut

Ketidakseimbangan nutrisi

c. DIAGNOSIS GIZI
Peningkatan kebutuhan zat gizi energi berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan untuk menjaga suhu tubuh ditandai dengan asupan tidak adekuat,
demam

7. DISCHARGE PLANNING

Identifikasi Kebutuhan Edukasi &


Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah

Hand Hygiene

8. EDUKASI TERINTEGRASI

a. EDUKASI/ INFORMASI MEDIS

Penjelasan Diagnosis

Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge Planning.

Rencana terapi

Pengisian formulir informasi dan edukasi terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
Informed Consent

Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
b. EDUKASI &
KONSELING GIZI
Diet lambung bentuk saring atau
lambung

c. EDUKASI KEPERAWATAN
Konseling nutrisi/pola makan

Pola istirahat
Pola hidup sehat

d. EDUKASI FARMASI
Informasi Obat

Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR INFORMASI DAN EDUKASI TERINTEGRASI

Lembar Edukasi Terintegrasi

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

Antibiotik (Ceftriaxon)

O
O
O
O

CLINICAL PATHWAY KSM ANAK RUMAH SAKIT CUT MEUTIA GASTROENTERITIS PADA ANAK
DENGAN DEHIDRASI
RUMAH SAKIT SEDANG
CUT MEUTIA
:
No. Formulir
Tgl. Berlaku :
No. Revisi :
ICD :

a. INJEKSI
Antipiretik
(Paracetamol/Metamizole)
Ranitidin

O
O
O
O

Varian

O
O
O
O
Ondansetron

O
O
O
O
b. CAIRAN INFUS
Cairan Kristaloid

Varian

c.OBAT ORAL
Zinc

Probiotik

Cotrimoxazole

O
O
O
O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS
b. TATA LAKSANA/ INTERVENSI KEPERAWATAN
Vital Sign Monitoring

Fluid Management

Infection Control

Medication Management

Nutrition Therapy

Nutritional Counseling

Nutritional Monitoring

c. TATA LAKSANA/ INTERVENSI GIZI


Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi

Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis, secara bertahap
Diet Makanan Lunak atau Makanan
Saring (Diet Lambung)

d. TATA LAKSANA/ INTERVENSI FARMASI


Rekomendasi kepada DPJP
Sesuai dengan hasil monitoring
11. MONITORING & EVALUASI
a. DOKTER DPJP
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
Rencana Asuhan

Monitor perkembangan pasien

b. KEPERAWATAN
Monitoring tanda-tanda vital pasien

Monitoring status hidrasi pasien


meliputi balance cairan

Monitoring tindakan pencegahan


infeksi

Monitoring pemberian obat


antipiretik

Monitoring status nutrisi pasien dan


nilai balance intake dan outtake

Monitoring tanda-tanda kurang


nutrisi

Monitoring penurunan skala nyeri


c. GIZI
Monitoring asupan makanan

Sesuai dengan masalah gizi dan tanda gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monitoring Antropometri

Monitoring Biokimia

Monitoring Fisik/klinis terkait gizi

d. FARMASI
Monitoring Interaksi Obat

Monitoring Efek Samping Obat

CLINICAL PATHWAY KSM ANAK RUMAH SAKIT CUT MEUTIA GASTROENTERITIS PADA ANAK
DENGAN DEHIDRASI
RUMAH SAKIT SEDANG
CUT MEUTIA
:
No. Formulir
Tgl. Berlaku :
No. Revisi :
ICD :
Pemantauan Terapi Obat

12. MOBILISASI /REHABILITASI


a. MEDIS
Program mobilisasi bertahap dari
bedrest di hari rawat 0/1 hingga

Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien


b. KEPERAWATAN
Dibantu sebagian / mandiri

c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL

a. MEDIS
Tegaknya diagnosis berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik

Diagnosis definitive dengan


pemeriksaan kultur feses

Evaluasi tanda-tanda vital dan


komplikasi
b. KEPERAWATAN
Tanda Vitasl dalam Batas Normal

Indek Output Seimbang

Integritas kualitas perianal baik

Tanda-tanda vital normal (Suhu <


37,50C)

Nyeri terkontrol

Intake oral cairan adekuat

c. GIZI
Asupan makan > 80%

Status Gizi berdasarkan antropometri,


biokimia, fisik/klinis

d. FARMASI
Terapi obat sesuai indikasi

Meningkatkan kualitas hidup pasien


Obat rasional
14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil, Intake


baik

Status pasien/tanda vital sesuai dengan PPK

Khusus: BAB padat atau BAB encer


< 2 x sehari, Tidak ada nyeri perut, Demam turun, kesadaran baik, tidak

15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan

Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare saat pulang.

Penjelasan diberikan sesuai dengan


keadaan umum pasien

Surat pengantar kontrol

Jakarta, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
Perawat Penanggung Jawab
Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
YANG DIBERIKAN
TANGGAL
ALASAN
No. Formulir
:

CLINICAL PATHWAY KSM ANAK


Tgl. Berlaku
:

RUMAH SAKIT CUT MEUTIA


No. Revisi
:

GASTROENTERITIS PADA ANAK


DENGAN DEHIDRASI SEDANG
ICD
:

Keterangan :

Yang Harus Dilakukan



Bila sudah dilakukan

O
Bisa Dilakukan / Bisa Tidak
X
Bila tidak dilakukan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA
RUMAH SAKIT DIARE AKUT PADA ANAK
CUT MEUTIA

1
PENGERTIAN
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.
Menurut Riset kesehatan Dasar 2007, diare merupakan penyebab kematian pada 42%
bayi dan 25,2% anak usia 1 – 4 tahun.
2
ANAMNESIS
Lama berlangsungnya diare, frekuensi diare sehari, warna feses, adakah lendir atau lendir darah dalam feses
Adakah muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, kapan buang air kecil terakhir, demam, sesak nafas, kejang,
perut kembung
Jumlah cairan yang masuk selama diare
Jenis makanan dan minuman yang dimakan/minumselama diare
Apakah mengkonsumsi makanan minuman yangtidak biasa
Apakah terdapat penderita diare disekitarnya
Bagaimana dengan sumber air minum
3
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum, tanda vital dan kesadaran :
Tanda Utama :
gelisah, rewel, lemah/ letargi/ coma, tampak haus, turgor kurang atau buruk
Tanda tambahan :
Mulut bibir lidah kering, mata dan UUBcekung, keluar air mata
Nafas cepat dan dalam (nafas Kuszmaull) tandaasidosis metabolik
Kejang karena gangguan keseimbangan elektrolit (hipo atau hipernatremia), kembung (hipokalemia)
Berat Badan
Penilaian derajat dehidrasi
4
KRITERIA DIAGNOSIS
Diare akut tanpa dehidrasi : Tidak ditemukan tanda utama maupun tambahan, kehilangan cairan tubuh < 5%BB. KU baik
sadar, UUB tak cekung, mukosa mulut dan bibir basah, turgor baik atau cukup, bising usus normal, akral hangat
Diare akut dengan dehidrasi ringan /sedang: Kehilangan cairan
5-10% BB, terdapat 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda

Hal 1 dari 3
tambahan. KU gelisah atau cengeng. Turgor kurang, akral masihhangat
3. Diare akut dengan dehidrasi berat : kehilangancairan >10% BB, terdapat 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda
tambahan. KU letargi atau koma, UUB sangat cekung, mata sangat cekung,
mukosa mulut dan bibir kering. Turgor sangat kurang akral dingin.
5.
DIAGNOSIS
KERJA
Diare akut dengan atau tanpa dehidrasi
6.
DIAGNOSIS BANDING
Keracunan makanan
Disentri baksiler
Disentri amuba
7.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan feses lengkap
Analisis elektrolit pada kondisi dehidrasi
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA
RUMAH SAKIT DIARE AKUT PADA ANAK
CUT MEUTIA

Analisis gas darah bila perlu pada dehidrasi berat dengan asidosis
8.
TATALAKSANA
Cairan kristaloid (Kaen 3A, Kaen 3B, D51/4NS) 175 cc – 200 cc/ kg bb/ hari.
Seng dibawah 6
bulan 10 mg
perhari, diatas 6
bulan 20 mg
perhari.
Probiotik 2x 1
po.
Oralit setiap
BAB cair.
Antibiotika :
trimetoprim (4
mg/kg bb/ x) 2
x 1 po,
cefixim (3 – 5
mg/kgbb/x)
2x1 po,
ceftriaksone inj
1 x 50-80
mg/kgbb/hari.
Paracetamol 10
mg/kgbb/kali,
maksimal 5
kali.
Domperidon 0,3 mg/kgbb/kali atau Ondansetron 0,15 mg/kgBB/kali.
9.
EDUKASI
Edukasi hygiene lingkungan : jamban yg bersih, selalu memasak makanan dan minuman dan hygiene pribadi: cuci tangan sebelum
makan atau memberikan makanan
Edukasi : ASI tetap diberikan, makanan sapihan, imunisasi
rotavirus bila ada dan masih dalam usia < 6 bulan, imunisasi campak
10.
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam / malam
Ad sanationam : dubia ad bonam / malam Ad fungtionam : dubia ad bonam / malam
11.
TINGKAT EVIDENS
II
12.
TINGKAT
REKOMENDASI
B
13.
PENELAAH KRITIS

14.
INDIKATOR (OUTCOME)
BAB frekuensi, konsistensi normal
intake oral baik
kondisi hemodinamik baik
Hal 3 dari 3
15.
KEPUSTAKAAN
Ditjen PPM,PLP depkes ri.PMPD.buku ajar diare.1996.

AAP.The mangement of acute gastroenteritisin young children. Pediatric 1996 ; 97 : 1-20.


WHO.hospital care for children. Geneva.2005
Duggan C, santosham M<glass RI.The management of acute
diarrhea in children: oral rehidration, maintenance and nutritional therapy.MMWR.1992 ; 41 : 1-20
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA
RUMAH SAKIT DIARE AKUT PADA ANAK
CUT MEUTIA

No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
RUMAH SAKIT PNEUMONIA DEWASA ICD :
CUT MEUTIA

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 7 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :
HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4/5 6/7 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Paru Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:

Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
ASESMEN AWAL tanda- tanda vital, riwayat alergi,
KEPERAWATAN skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
budaya.

2. LABORATORIUM
Darah lengkap termasuk LED
(setiap 3 hari)
AGD
Sputum BTA 3 x O O O O O
Pewarna gram sputum O O O O O
Kultur resistensi O O O O O
3. RADIOLOGI/IMAGING/PENUNJANG LAIN

Thorax PA
EKG O
Saturasi O2 O O O O
4. KONSULTASI
dr Sp An O O O O O apabila dilakukan intubasi

5. ASESMEN LANJUTAN

Hal 5 dari 3
Dokter DPJP Visite harian/ Follow up
a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O O Atas Indikasi/ Emergency
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA PNEUMONIA DEWASA ICD :

b. ASESMEN
Perawat Penaggung Jawab Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi
dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.
Telaah Resep Dilanjutkan dengan intervensi farmasi yang
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat sesuai hasil Telaah dan Rekonsiliasi obat

6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS Penumonia
Gangguan Pertukaran Gas
Ketidakefektifan Pola Nafas Masalah keperawatan yang dijumpai setiap
b. DIAGNOSIS Risiko hari.
KEPERAWATAN Ketidakmampuan Aktifitas Dibuat oleh perawat penanggung jawab.

Hypertermia

Peningkatan kebutuhan zat gizi


energi berkaitan dengan
meningkatnya kebutuhan untuk
c. DIAGNOSIS GIZI
menjaga suhu tubuh ditandai
dengan asupan tidak adekuat,
demam
7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah
Hand Hygiene
8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ Pengisian formulir informasi dan edukasi
INFORMASI MEDIS Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga

Informed Consent O O O O Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan atau
b. EDUKASI & Diet Makanan Lunak atau Makanan pada hari ke 4 atau hari ke 5
KONSELING GIZI Saring (Diet Lambung)
Teknik relaksasi nafas dalam
Posisi
c. EDUKASI
KEPERAWATAN Pencegahan aspirasi
Pencegahan penularan
Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA PNEUMONIA DEWASA ICD :

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi ditandatangani oleh keluarga dan pasien
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

Antibiotik empiris spektrum luas


a. INJEKSI Simptomatik/Supportif: Antipiretik
Mukolitik O O O O Varian
IVFD RL/ Nacl 0,9% untuk rehidrasi
b. CAIRAN INFUS dan koreksi kalori dan elektrolit Varian

c.OBAT ORAL/ INHALASI


Simptomatik/Supportif: Antipiretik
Mukolitik O O O O O Varian
Antipiretik O O O O O
d. OBAT PULANG
mukolitik O O O O O
Antibiotik O O O O O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS
Oksigen nasal/NRM O O O O O
intubasi apabila terjadigagal nafas O O O O O
Perawatan ICU O O O O O
Monitoring pernafasan, suhu,
retraksi dada, suara nafas
Memberikan Posisi
Manajemen Pencegahan Risiko
Jatuh
Manajemen Nyeri
Fluid Management
Infection Control
Medication Management
b. TATA
LAKSANA/ Medikasi IV dengan cairan RL
INTERVENSI Medication : oral
KEPERAWATAN
Oksigenisasi O O O O O
Suction O O O O O
Kateterisasi urin O O O O O
Bladder training O O O O O
Perawatan ICU O O O O O
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
c. TATA
Diet Makanan Lunak atau Makanan disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
LAKSANA/
biasa secara bertahap
INTERVENSI GIZI
d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP O O O O O Sesuai dengan hasil monitoring

11. MONITORING & EVALUASI


Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA PNEUMONIA DEWASA ICD :

TTV
Status pernafasan
b. KEPERAWATAN
Tingkat kesadaran
Aktivitas dan toleransi
Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
Monitoring Antropometri O gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
c. GIZI
Monitoring Biokimia O asupan makanan

Monitoring Fisik/klinis terkait gizi O Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic


& Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat


Pemantauan Terapi Obat
12. MOBILISASI /REHABILITASI
a. MEDIS O O O O
Mobilisasi bertahap dari miring kiri
dan kanan, duduk bersandar di tempat Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN
tidur,duduk berjuntai, berdiri
dan berjalan
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
saturasi oksigen tercapai sesuai
target
a. MEDIS
tidak demam, tidak sesak, RR baik

TTV baik
b. KEPERAWATAN
Oksigenasi tercapai target
Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,
c. GIZI
Optimalisasi status gizi biokimia, fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional
14. KRITERIA PULANG
Umum: Hemodinamik stabil, Intake
baik. Oksigenasi tercapai Status pasien/tanda vital sesuai dengan PPK
Khusus: Demam turun, kesadaran
baik, tidak ada komplikasi
15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat
Penjelasan diberikan sesuai dengan
Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare saat
keadaan umum pasien
pulang.
Surat pengantar kontrol
No. :

CLINICAL PATHWAY KSM PARU Formulir :

PT. PERTAMEDIKA IHC Tgl. Berlaku :


RUMAH SAKIT PNEUMONIA DEWASA No. Revisi :
CUT MEUTIA
ICD

Jakarta, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan


Bisa Dilakukan / Bisa
O Tidak X Bila tidak dilakukan
1 PENGERTIAN Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoulus,
serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan pertukaran gas setempat.

Pneumonia didapat di masyarakat atau Community- Acquired Pneumonia (CAP):


Pneumonia pada individu yang menjadi sakit di luar rumah sakit,
atau dalam 48 jam sejak masuk rumah sakit.

2 ANAMNESIS 1. Demam
2. Fatique
3. Malaise
4. Sakit kepala
5. Myalgia
6. Arthralgia
7. Batuk produktif/batuk tidak produktif dengan sputum purulent, bisa
disertai darah
8. Sesak napas
9. Nyeri dada
3 PEMERIKSAAN FISIK 1. Demam
2. Sesak napas (berbicara dengan kalimat terpengal)
3. Perkusi paru pekak
4. Ronki nyaring
5. Suara pernapasan bronchial.
4 KRITERIA DIAGNOSIS Kriteria rawat jalan:
1. Tanpa penyakit kardiopulmonal, tanpa faktormodifikasi (Grup I)
2. Terdapat riwayat penyakit kardiopulmonal dan/ atau faktor modifikasi
(Grup II)
Faktor modifikasi: penyakit jantung, hati, atau ginjal yang kronis,
diabetes mellitus, alkoholik, keganasan, asplenia, imunokompromais
menggunakan antibiotikdalam 3 bulan terakhir, adanya risiko
streptococcus pneumonia resisten obat.

Kriteria rawat inap (Grup III):


1. Jika terdapat kriteria CURB-65 ≥ 2

Hal 1 dari 5
2. Confusion
3. Uremia (BUN > 19 mg/dL or 7 mmol/L)
4. Respiratory rate (> 30x/menit)
5. Blood preassure (diastolik < 60 or sistolik < 90mmHg)
6. 65 tahun atau lebih
7. Atau tidak mendapatkan perawatan yang baik di rumah

Kriteria rawat ICU (Grup IV):


1. Ditemukan 1 diatara 2 kriteria mayor:
 Memerlukan ventilasi mekanik
 Syok septik dan memerlukan obat vasopressor
2. Atau ditemukan 3 kriteria minor
 Laju napas > 30x/menit
 PaO2/FiO2 rasio < 250
 Infiltrat multilobus
 Konfusi
 Blood urea nitrogen (BUN) > 20 mg/dL
 Leukopenia (leukosit < 100.000 mm3)
 Hipotermi (suhu tubuh < 36°C)
 Hipotensi, memerlukan terapi cairan agresif
5. DIAGNOSIS Pneumonia didapat di Masyarakat atau CommunityAcquired Pneumonia (CAP)

KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Bronkitis akut

BANDING 2. Bronchitis kronis eksaserbasi akut


3. Gagal jantung
4. Emboli paru
5. Pneumonitis radiasi
7. PEMERIKSAAN 1. Rontgen thorax (1A)

PENUNJANG 2. CT Scan thorax (2A)


3. Pulse Oxymetry
4. Laboratorium rutin: DPL, hitung jenis, LED,glukosa darah, ureum,
kreatinin, SGOT, SGPT (3A)
5. Analisa gas darah, elektrolit (3A)
6. Pewarnaan gram sputum (2A)
7. Kultur sputum (2A)
8. Kultur darah (2A)
9. Pemeriksaan serologis (2A)
10. Pemeriksaan antigen (2A)
11. Pemeriksaan polymerase chain reaction (CPR)(1A)
12. Tes invasive (torakosintesis, aspirasi transtrakheal,bronkoskopi,
aspirasi jarum transtorakal, biopsy paru terbuka dan
thorakoskopi. (1A)
8. TATALAKSANA Rawat jalan:
1. Dianjurkan untuk tidak merokok, beristirahat, danminum banyak
cairan
2. Nyeri pleuritik/ demam diredakandengan parasetamol
3. Ekspektoran/mukolitik
4. Nutrisi tambahan pada penyakit yang berkepanjangan
5. Control setelah 48 jam atau lebih bila diperlukan
6. Bila tidak membaik dalam 48 jam; dipertimbangkan untuk dirawat di
rumah sakit, atau dilakukan foto thoraks
7. Antibiotik:
i. Grup I:
Makrolid (Azithromycin 1x500 mg PO lalu 1x250 mg PO,
atau Erythromycin 4x500 mgPO, Doxycycline 2x100 mg PO
(1A)

ii. Grup II:


• Flouroquinolone (maxifloxacin 1x400 mg PO, gemifloxacin atau
levofloxacin 1x500 mg PO/IV) (1A)
• B-lactam + makrolid (pilihan: amoxicillin dosis tinggi 3x1
gram IV atau amoxicillin-
• clavulanate 2x2 gram, atau alternative ceftriaxone 1x1 gram
IV, cefpodoxime 2x200 mg PO, dan cefuroxime 2x500 mg PO
atau 3x750-1500 mg IV dengandoxycycline
(makrolid alternative) (1A)

Hal 3 dari 5
Rawat Inap
1. Oksigen, bila perlu dengan pematauan saturasi dan konsentrasi oksigen
inspirasi
2. Terapioksigen pada pasien dengan penyakit dasar PPOKdengan
komplikasi gagal napas dituntun dengan pengukuran analisis gas darah
berkala
3. Cairan: bila perlu dengan cairan intravena
4. Nutrisi
5. Nyeri pleuritik/demam diredakan dengan parasetamol
6. Ekspektoran/mukolitik
7. Foto thoraks diulang pada pasien yang tidak menunjukkan perbaikan yang
memuaskan
8. Terapi antibiotik (Grup III):
i. Fluoroquinolon
ii. B-lactam + makrolid (b-lactam pilihan: cefotaxime, ceftriaxone,
dan ampicillin, erapenem (untuk pasien tertentu)
dengandoxycycline 4x500-1000 mg IV (alternatif makrolid).
Jika alergi penicillin gunakan fluoroquinolon. (1A)

Rawat di ICU
1. Bronkoskopi dapat bermanfaat untuk retensi secret, mengambil sampel
untuk kultur guna penelusuran mikrobiologi lain dan menyingkirkan
kelainanendobronkial.
2. Terapi antibiotik (Grup IV):
i. B-lactam (cefotaxime, ceftriaxone, atau ampicillin- sulbactam) +
azithromycin atau fluoroquinolone (jika alergi penicillin
gunakan fluoroquinolone atau aztrenonam) (2A)
ii. Jika ada risiko infeksi pseudomonas, gunakan antipneumococcal,
antipseudomonal b-lactam (piperacillin- tazobactam, cefepime,
ciprofloxacin atau levofloxacin 750 mg atau b- lactam +
aminoglikosida + azithromycin atau b- lactam plus +
aminoglycoside + antipneumococcal
fluoroquinolone (untukalergi penicillin ganti b-lactam dengan
aztreonam) (2A)
Tatalaksana antibiotik:
1. Terapi antibiotik diberikan selama 5 hari untuk pasien rawat jalan dan 7 hari
untuk pasien rawat inap. (1A)
2. Syarat untuk alih terapi antibiotik intravena ke oral (ATS 2007):
Hemodinamik stabil dan gejala klinis membaik (2A)
9. EDUKASI 1. Meningkatkan Pertahanan tubuh dengan pola hidup sehat.
2. Penggunaan masker saat infeksi saluran napas.
10. PROGNOSIS
11. TINGKAT EVIDENS
12. TINGKAT
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR
(OUTCOME)
15. KEPUSTAKAAN 1. Standar Pelayanan Medik Penyakit Paru, PDPI
2. Pneumonia Komuniti Pedoman Diagnosis dan Penatalsanaan Di
Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003
3. American thoracic society, Guidelines for management of adults with
community – acquired pneumonia. Diagnosis, assesment of severity,
antimicrobial therapy, and prevention. Am J Respir Crit
Care Med 2001;163:1730-54.

Hal 5 dari 5
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA No. Revisi :
RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA
DIABETES MELLITUS ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 4 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :
HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer:
Alasan utama masuk rumah sakit,
riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL pemeriksaan fisik, tingkat kesadaran,
KEPERAWATAN tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
Discharge Planning
2. LABORATORIUM

Darah Rutin
GD Puasa
Ureum Creatinin
HbA1c
3. RADIOLOGI/IMAGING

Rontgen Thorax O
EKG O
4. KONSULTASI

Sp Saraf O
Sp Ginjal dan Hipertensi O
Varian
Sp Jantung O
Sp Mata O
5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O Atas Indikasi/ Emergency
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA No. Revisi :
CUT MEUTIA DIABETES MELLITUS ICD :
TTV
pantau
b. ASESMEN Penurunan kesadaran
Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN Hipoglikemi
Hiperglikemi
Nyeri dada
Skrining gizi dan mengkaji data antropometri,
biokimia, fisik/ klinis, riwayat makan termasuk
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) alergi makanan serta riwayat personal.
Asesmen dalam waktu 48 jam.

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS Diabetes Melllitus
b. DIAGNOSIS Ketidakstabilan gula darah
KEPERAWATAN berhubungan dengan peningkatan
kadar insulin
Infeksi berhubungan dengan
pengingkatan leukosit
Prediksi seoptimal mungkin asupan
energi berkaitan penyakit DM ditandai
c. DIAGNOSIS GIZI
dengan asupan energi lebih
rendah dari kebutuhan
7. DISCHARGE PLANNING
Gula Darah terkontrol (target
Gula Darah Puasa < 130 mg/dL,
Keluhan terkait hiperglikemia
berkurang
8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/
INFORMASI MEDIS Pengisian formulir informasi dan edukasi
Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
Informed Consent Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan atau
b. EDUKASI & pada hari ke 4 atau hari ke 5
KONSELING GIZI Kemampuan melakukan ADL

Manajeman Nyeri
Konseling nutrisi/pola makan
selama perawatan
Pola istirahat
c. EDUKASI
KEPERAWATAN Pola hidup sehat
Support sistem terhadap krisis
situasi
Hand hygine
Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat

Hal 7 dari 5
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

RUMAH SAKIT CUT MEUTIA No. Revisi :

DIABETES MELLITUS ICD :

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Insulin long acting/ short acting/
a. INJEKSI premixed insulin dosis sesuai
b. CAIRAN INFUS Nacl 0,9/RL/Assering
Metformin O O O O
Varian
c.OBAT ORAL Glimepirid O O O O
Simptomatik apabila diperlukan
sepert anti nyeri apabila diperlukan O O O O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS Echocardiografi dan funduscopy O
Identifikasi penyebab hiperglikemia
Monitor tanda gejala hiperglikemia
Anjurkan patuh terhadap diet rendah
b. TATA Gula
LAKSANA/ Monitor jika ada tanda dan gejala
INTERVENSI infeksi lokal dan sistemik
KEPERAWATAN Monitoring Tanda-Tanda Vital
Kalaborasi pemberian insulin
Diet biasa secara bertahap. Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
c. TATA
Diet Rendah Gula selama disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
LAKSANA/
pemulihan secara bertahap
INTERVENSI GIZI
d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien

Monitoring tanda-tanda vital pasien


Monitoring status hidrasi pasien
meliputi balance cairan, terapi
intravena dan tanda-tanda dehidrasi
Monitoring tindakan pencegahan
infeksi yang harus dilakukan oleh
pasien dan keluarga selama
perawatan
Monitoring pemberian obat
b. KEPERAWATAN
antipiretik
Monitoring status nutrisi pasien dan
nilai balance intake dan outtake
Diet yang diberikan tepat dan tidak
ada gejala kontipasi atau diare
Monitoring tanda-tanda kurang
nutrisi
Kolabirasi pemberian Insulin
Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
Monitoring Antropometri O O O gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
c. GIZI

Hal 9 dari 5
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA DIABETES MELLITUS ICD :

Monitoring Biokimia O O O asupan makanan


Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat


Pemantauan Terapi Obat
12. MOBILISASI /REHABILITASI
a. MEDIS O O O O
Mobilisasi bertahap dari miring kiri
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN
dan kanan, duduk bersandar di tempat
tidur,duduk berjuntai, berdiri O O O O
dan berjalan
c. FISIOTERAPI O O O O
13. OUTCOME/HASIL
1.Gula darah Sewaktu < 200 mg/dL
a. MEDIS 2.Keluhan terkait hiperglikemia
berkurang mual, muntah dll
Normal Vital Signs
Gula darah terkontrol
Peningkatan pemahaman dan
b. KEPERAWATAN partisipasi dalam perubahan gaya
hidup
Peningkatan aktivitas secara
bertahap
Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,
c. GIZI
Optimalisasi status gizi biokimia, fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional
14. KRITERIA PULANG

Umum: Hemodinamik stabil,

Gula darah Sewaktu < 200 mg/dL


Gula darah puasa < 180 mg/dL, Status pasien/tanda vital sesuai dengan PPK
Gula darah 2 jam setelah makan <
200 mg/dL
Keluhan terkait hiperglikemia
berkurang
15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN

Resume Medis dan Keperawatan


Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat
Penjelasan diberikan sesuai dengan
keadaan umum pasien Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare saat
pulang.
Surat pengantar kontrol

Jakarta, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi
No. :

CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Formulir :

RUMAH SAKIT CUT MEUTIA Tgl. Berlaku :


RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA DIABETES MELLITUS No. Revisi :

ICD

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan

Bisa Dilakukan / Bisa


O Tidak X Bila tidak dilakukan

Hal 11 dari
5
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT CUT MEUTIA
CUT MEUTIA DIABETES MELLITUS
1 PENGERTIAN Suatu kelompok penyakit metabolic yang ditandai oleh hiperglikemia
akibat defek:
1. Kerja insulin (resistensi insulin) di hati (peningkatan produksi glukosa

hepatic) dan di jaringan perifer (otot dan lemak).


2. sekresi insulin oleh sel beta pankreas.

3. atau keduanya.

2 ANAMNESIS  Keluhan khas DM : poliuria, polipsia, polifagia, penurunan berat


badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
 Keluhan tidak khas DM : lemah, kesemutan, gatal, mata kabur,
disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulva pada wanita.
Anamnesis secara umum meliputi :1,3
 Gejala yang timbul sesuai keluhan
 Pola makan, status nutrisi, status aktifitas fisik, dan riwayat perubahan
berat badan
 Riwayat tumbuh kembang pada pasien anak/dewasa muda
 Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya secara lengkap, termasuk
terapi gizi medis dan penyuluhan yang telah diperoleh tentang perawatan
DM secaramandiri
 Pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang digunakan,
perencanaan makan dan
program latihan jasmani
 Riwayat komplikasi akut (ketoasidosis diabetic,
hiperosmolar hiperglikemia, hipoglikemia)
 Riwayat infeksi sebelumnya, terutama infeksi kulit, gigi,dan traktus
urogenital
 Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik padaginjal, mata,
jantung dan pembuluh darah, kaki, saluran pencernaan, dll
 Pengobatan lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah
 Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung koroner,
obesitas, dan riwayat penyakit keluarga (termasuk penyakit DM dan
endokrin lain)
 Riwayat penyakit dan pengobatan di luar DM

Hal 1 dari 9
 Karakteristik budaya, psikososial, pendidikan, danstatus ekonomi
 Kehidupan seksual, penggunaan kontrasepsi, dankehamilan

3 PEMERIKSAAN Pemeriksaan Fisik :2,3,4

FISIK  Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkarpinggang


 Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari
 Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
 Pemeriksaan jantung
 Evaluasi nadi, baik secara palpasi mau pun denganstetoskop
 Pemeriksaan tekanan darah, Ankle Brachial Index (ABI)
 Pemeriksaan funduskopi
 Pemeriksaan kulit dan pemeriksaan neurologis.
 Tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan DM tipe lain
4 KRITERIA
DIAGNOSIS Tabel 1. Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus:2,3,4
Pemeriksaan glukosa plasma puasa > 126 mg/dl. Puasa adalah kondisi
tidak ada asupan kalori minimal 8 jam. (B)

atau

Pemeriksaan glukosa plasma > 200 mg/dl 2 jam setelah tes Tolerasi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram. (B)

atau

Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu > 200mg/dl dengan keluhan klasik

atau

Pemeriksaan HbA1c > 6,5 dengan mengguakan metode yang


terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Programe
(NGSP). (B)

Catatan:
Saat ini tidak semua laboratorium di Indonesia memenuhi standard NGSP, sehingga harus hati-hati dalam
membuat interpretasi terhadap hasil pemeriksaan HbA1c. Pada kondisi tertentu seperti: anemia, hemoglobinopati,
riwayat transfusi darah 2-3 bulan terakhir, kondisi- kondisi yang mempengaruhi umur eritrosit dan gangguan
fungsi ginjal maka HbA1c tidak dapat dipakai sebagai alat diagnosis maupun evaluasi.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT CUT MEUTIA
CUT MEUTIA DIABETES MELLITUS
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM
digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi Toleransi Glukosa
Terganggu (TGT) dan Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)2,3,4
 Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT):
Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125mg/dl dan
pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2 jam <140mg/dl
 Toleransi Glukosa Terganggu (TGT):
Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah TTGO antara 140- 199
mg/dl dan glukosa plasma puasa <100 mg/dl
 Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT
 Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan
HbA1c yang menunjukkan angka 5,7- 6,4%

Tabel 2. Kadar Tes Laboratorium Darah Untuk Diagnosis


Diabetes Dan Prediabetes2,3
HbA1C (%) Glukosa darah puasa Glukosa Plasma 2 jam
(mg.dl) setelah TTGO (mg/dl)

Diabetes > 6,5 > 126 > 200


Pre Diabetes 5,7 - 6,4 100 -125 140 -199
Normal <5,7 70 - 99 70-139

Pemeriksaan penyaring dilakukan untuk menegakkan diagnosis Diabetes Melitus


Tipe-2 dan Prediabetes pada kelompok risiko tinggi yang tidak menunjukkan
gejala klasik DMyaitu:
1. Kelompok dengan berat badan lebih (Indeks Massa Tubuh(IMT) ≥23 kg/m2)
yang disertai dengan satu atau lebih faktorrisiko sebagai berikut:
 Aktivitas fisik yang kurang
 First-degree relative DM (terdapat faktor keturunanDM dalam
keluarga)
 Kelompok ras/etnis tertentu
 Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan BBL
>4 kg atau mempunyai riwayat Diabetes Melitus Gestasional

Hal 3 dari 9
(DMG)
 Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat terapi untuk
hipertensi)
 HDL <35 mg/dL dan atau trigliserida >250 mg/dL
 Wanita dengan sindrom polikistik ovarium
 Riwayat prediabetes
 Obesitas berat, akantosis nigrikans
 Riwayat penyakit kardiovaskular

Usia >45 tahun tanpa faktor risiko di atas


Catatan:

Kelompok risiko tinggi dengan hasil pemeriksaan glukosa plasma normal


sebaiknya diulang setiap 3 tahun, kecuali pada kelompok prediabetes pemeriksaan
diulang tiap 1 tahun

Pada keadaan yang tidak memungkinkan dan tidak tersedia fasilitas pemeriksaan
TTGO, maka pemeriksaan penyaring dengan mengunakan pemeriksaan glukosa
darah kapiler, diperbolehkan untuk patokan diagnosis DM2,3

5. DIAGNOSIS Diabetes Mellitus Tipe 2


KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Hiperglikemia Reaktif

BANDING 2. Pre-Diabetes

7. PEMERIKSAAN Pemeriksaan Penunjang:2,3

PENUNJANG 1. Evaluasi Laboratorium :


 Glukosa Darah Puasa dan 2 jam Post Prandial

 HbA1c

2. Penapisan Komplikasi :2,3


PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT CUT MEUTIA
CUT MEUTIA DIABETES MELLITUS

 Profil Lipid Pada Keadaan Puasa : Kolesterol Total, High Density


Lipoprotein (HDL), Low DensityLipoprotein (LDL), dan Trigliserida
 Tes Fungsi Hati

 Tes Fungsi Ginjal : Kreatinin Serum dan Estimasi GFR

 Tes Urin Rutin


 Albumin Urin Kuantitatif

 Rasio Albumin-Kreatinin Sewaktu

 Elektrokardiogram

 Foto Rontgen Thoraks (Bila Ada Indikasi : TBC,Pneumonia,


Penyakit Jantung Kongestif)
 Pemeriksaan Kaki Secara Komprehensif
 Pemeriksaan Funduskopi untuk melihat retinopatidiabetik

8. TATALAKSANA TERAPI NONFARMAKOLOGIS2,3,4


 Edukasi
 Terapi Gizi Medis
 Pemenuhan Kebutuhan Kalori (Berdasarkan BB Ideal Pasien DM dengan
Menggunakan Rumus Brocca yang dimodifikasi) dan berdasarkan Indeks
Masa Tubuh (IMT)

Faktor- faktor yang menentukan kebutuhan kalori:


 Umur
40-59 tahun dikurangi 5%
60-69 tahun dikurangi 10%
>70 tahun dikurangi 20%
 Aktivitas Fisik atau Pekerjaan
Istirahat +10%
Aktivitas ringan +20%
Aktivitas sedang +30% Aktivitas sangat
berat +50%
 Berat Badan
Kegemukan dikurangi 20-30%

Hal 5 dari 9
Kurus +20-30%

 Stres metabolik: +10-30%

TERAPI FARMAKOLOGIS2,3,4

 Obat Antihiperglikemia Oral


 Obat Antihiperglikemia Suntik (Insulin)
 Terapi Kombinasi

Tabel 3. Obat Antihiperglikemia


OralYang Tersedia di
Indonesia2

Obat Antihiperglikemia Suntik (Insulin)2,5


Insulin digunakan pada keadaan:

 HbA1C saat diperiksa >7,5% dan sudah menggunakan satuatau dua obat
antidiabetes
 HbA1C saat diperiksa >9,5%
 Penurunan berat badan yang cepat
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT CUT MEUTIA
CUT MEUTIA DIABETES MELLITUS
 Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Hal 7 dari 9
 Krisis Hiperglikemia
 Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
 Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokardakut, stroke)
 Kehamilan dengan DM/Diabetes Melitus Gestasional (GMT) yang tidak
terkendali dengan perencanaan makan.
 Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
 Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
 Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
 Sasaran Kendali Glukosa Darah: HbA1C <7% (Individualisasi)

Gambar 1. Algoritma Tatalaksana DM Tipe 2 (2019)2


PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT CUT MEUTIA
CUT MEUTIA DIABETES MELLITUS

Tabel 4.Sasaran Pengendalian DM2,3

9 EDUKASI Edukasi meliputi:2-5


 Mengenal dan mencegah penyulit akut DM
 Pengetahuan mengenai penyulit menahun DM
 Penatalaksanaan DM selama menderita penyakit lain
 Rencana untuk kegiatan khusus (olahraga prestasi)
 Kondisi khusus yang dihadapi (hamil, puasa, hari-hari sakit)
 Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini dan teknologimutakhir
tentang DM
 Pemeliharaan/perawatan kaki
10 PROGNOSIS Diabetes menyebabkan kematian pada 3 juta orang setiap
tahun (1,7-5,2% kematian di dunia)
11 TINGKAT I/II/III

EVIDENS
12 TINGKAT A/B/C

REKOMENDASI
13. PENELAAH KSM PENYAKIT DALAM

KRITIS

Hal 9 dari 9
14. INDIKATOR  Terdeteksi DM, komorbid dan komplikasi pada ginjal,jantung, mata,

(OUTCOME) syaraf, vaskuler dan kaki.


 Intervensi sesuai kondisi pasien, diet, obat-obatan dan pola hidup
15. KEPUSTAKAAN 1. Powers A. Diabetes Mellitus. ln: Longo Fauci Kasper, Harrison's Principles of
lnternal Medicine 18th edition. United States of America. Mcgraw Hill. 2012
2. Soelistijo SA, dkk. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes MelitusTipe 2 di lndonesia. PB
PERKENI. Jakarta 2019
3. Soelistijo SA, dkk. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes MelitusTipe 2 di Indonesia. PB
PERKENI. Juli 2015
4. Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary D,editors. Panduan
Praktik Klinis Penatalaksanaan di Bidangilmu Penyakit Dalam. Diabetes
Melitus Tipe 2. Indonesia. Interna Publishing. Cetakan ke-4. Februari 2019.
P47-59
5. American Diabetes Association. Standards of Medical Carein Diabetes 2019.
Diabetes Care Volume 42, Supplement 1,January 2019. Available online at:
https://care.diabetesjournals.org/content/diacare/suppl/201
8/12/17/42.Supplement_1.DC1/DC_42_S1_2019_UPDAT ED.pdf

RUMAH SAKIT No. Formulir :


CUT MEUTIA
CLINICAL PATHWAY KSM KEBIDANAN Tgl. Berlaku :

RUMAH SAKIT CUT MEUTIA No. Revisi :

PERSALINAN SECTIO CAESARIA ICD :

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 3 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Pasien masuk melalui RJ

Perawat Primer: TTV BJJ


Alasan utama masuk rumah sakit,
riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
pemeriksaan fisik, tingkat kesadaran,
ASESMEN AWAL tanda-tanda vital, riwayat alergi,
KEPERAWATAN skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
Discharge Planning

Darah Lengkap

BT/CT

GDA

HbSAg

UR/CR
2. LABORATORIUM
Urin Lengkap

HIV

Serologi Sifilis O dilakukan di faskes tingkat 1 (saat ANC)

Rapid Test COVID O Selama periode pandemi

Doppler

3. RADIOLOGI/ IMAGING USG

EKG
Dokter Anastesi
4. KONSULTASI
Dokter lain O
5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O Atas Indikasi/ Emergency
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM KEBIDANAN Tgl. Berlaku :

RUMAH SAKIT CUT MEUTIA No. Revisi :


RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA PERSALINAN SECTIO CAESARIA ICD :

b. ASESMEN KEPERAWATAN Perawat Penanggung Jawab Dilakukan dalam 3 Shift

c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat O
6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Persalinan Section Sesarea


b. DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
c. DIAGNOSIS GIZI
7. DISCHARGE PLANNING

Asesmen awal

Asesmen lanjutan
8. EDUKASI TERINTEGRASI
Penjelasan Diagnosis, Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
penatalaksanaan, komplikasi dan
Prognosis
O O kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ INFORMASI
MEDIS Rencana terapi O O Pengisian formulir informasi dan edukasi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
Informed Consent
b. EDUKASI & KONSELING
GIZI Asupan nutrisi post op dan busui

Manajeman nyeri

c. EDUKASI KEPERAWATAN Tanda-tanda infeksi

Mobilisasi pasca operasi SC

Informasi Obat pasca SC


d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat
PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN EDUKASI Lembar Edukasi Terintegrasi
TERINTEGRASI
9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Profilaksis: Cefuroxime atau
Ceftriaxone 2 gram
Terapi post op:

Ceftriaxone O
Metronidazol 3x1 O O O
Ranitidin 2x1 amp O O O
Metoklopramid 3x1 O O O
a. INJEKSI
Asam tranexamat 3x1 amp O O O
Analgetik:

Ketorolac O O O
Tramadol drip 3x1 amp O O O
Suprafenidsup O O O
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM KEBIDANAN Tgl. Berlaku :

RUMAH SAKIT CUT MEUTIA No. Revisi :


RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA PERSALINAN SECTIO CAESARIA ICD :

Ureterotonika :
drip oxitosin 2 amp
b. CAIRAN INFUS RL / NaCl 0.9 O O O
Cefixime / Cefadroxil O O O
c.OBAT ORAL Asam mefenamat / Meloxicam O O O Varian

Tramadol / Dexketoprofen O O O
Chromic, PGD, Polyglactin
Benang
Silk

Obat Anastesi
Spinal Anastesi O O O Varian
GA Anastesi O O O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI

a. TATA LAKSANA/ Section cesarean


INTERVENSI MEDIS Pemasangan kateter urin

Observasi TTV, DJJ


b. TATA LAKSANA/ Manejem nyeri
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perawatan luka
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi
c. TATA (TKTP) disesuaikan dengan asupan nutrisi untuk post
LAKSANA/ Monitoring asupan makan op dan busui
INTERVENSI GIZI
d. TATA LAKSANA/
INTERVENSI FARMASI pemantauan terapi Sesuai dengan hasil monitoring

11. MONITORING & EVALUASI

a. DOKTER DPJP Asesmen Ulan Monitor perkembangan pasien

Monitoring tanda-tanda vital pasien

Monitoring nyeri
Monitoring tindakan pencegahan
infeksi luka operasi yang harus
b. KEPERAWATAN dilakukan oleh pasien dan keluarga
selama perawatan
Monitoring pemberian obat

Monitoring perdarahan

Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda


Monitoring Antropometri O gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
c. GIZI
Monitoring Biokimia asupan makanan
Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat

Pemantauan Terapi Obat


12. MOBILISASI /REHABILITASI

Mobilisasi bertahap post op hari ke 2


a. MEDIS
dampai KRS
No. Formulir :

CLINICAL PATHWAY KSM KEBIDANAN Tgl. Berlaku :

RUMAH SAKIT CUT MEUTIA No. Revisi :


RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA PERSALINAN SECTIO CAESARIA ICD :

dengan pendampingan dari miring kiri Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
dan kanan, duduk bersandar di tempat
b. KEPERAWATAN
tidur,duduk berjuntai, berdiri O O
dan berjalan
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
1.Nyeri luka operasi terkontrol
derajat 0 - 1
2.Mobilisasi hari pertama pasca
a. MEDIS operasi (early mobilisasi) dengan
pendampingan

3.Luka Operasi baik (tidak ada


tanda infeksi)

TTV dalam batas normal


b. KEPERAWATAN Nyeri tidak ada dan keadaan luka
baik
Status Gizi berdasarkan antropometri,
c. GIZI Asupan makan > 80% biokimia, fisik/klinis
Terapi obat sesuai indikasi
d. FARMASI
Obat rasional

Tidak ada nyeri daerah operasi


14. KRITERIA PULANG
Luka operasi tidak ada tanda infeksi
Resume Medis dan Keperawatan
15. RENCANA Penjelasan diberikan sesuai Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat
PULANG/EDUKASI dengan keadaan umum pasien Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare saat
PELAYANAN LANJUTAN pulang.
Surat pengantar kontrol
Jakarta, ........... / .......... / ...............
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN YANG


TANGGAL ALASAN
DIBERIKAN

Keterangan : Yang Harus Dilakukan √ Bila sudah dilakukan


Bisa Dilakukan / Bisa
O Tidak X Bila tidak dilakukan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS
KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA
RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA PERSALINAN SECTIO CAESARIA

1 PENGERTIAN Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
perut dan dinding rahim (segmen bawah uterus = SBR) dengan syarat dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
2 ANAMNESIS Indikasi :
A. Ibu :
1. Panggul sempit
2. DKP / Disproporsi Kepala Panggul
3. Ruptura uteri iminens
4. Plasenta previa
5. Stenosis serviks / vagina
6. Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
B. Janin :
1. Kelainan letak
2. Gawat janin
3. Kelainan kongenital

3 PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan Keadaan umum, vital sign, status kesadaran


FISIK 2. Status Obstetri

Leopold I, menentukan usia kehamilan dan juga untuk


mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri
(bagian atas perut ibu).
Leopold II, menentukan di mana letak punggung ataupun
kaki janin pada kedua sisi perut ibu.
Leopold III, menentukan bagian janin apa (kepala atau
bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta
apakah bagian janin tersebut sudah
menyentuh pintu atas panggul.
Leopold IV, mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin

Hal 1 dari 3
telah memasuki pintu atas panggul.
Evaluasi HIS, DJJ, Bundle ring
3. Status Ginekologi
Inspeskulo : dalam kasus-kasus tertentu
Vaginal Toucher : Menilaitanda-tanda persalinan dan
mengevaluasi kemajuan persalinan.
4 KRITERIA 1. Anamnesis
DIAGNOSIS 2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Abdomen.
4. Pemeriksaan Ginekologi

5. DIAGNOSIS Diagnosis yang memerlukan tindakan operasi section caesaria baik


KERJA emergency atau elektif
6. DIAGNOSIS 1. Dalam persalinan
BANDING 2. Belum dalam persalinan
7. PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan laboratorium lengkap seperti Lab darah lengkap, Gol.
PENUNJANG Darah, HbSAg, PT/APTT, GDS, HIV rapid, GDS. LDH, SGOT, SGPT, Ur,
Cr, Albumin, Elektrolit pada kasus-kasus tertentu
2. Pemeriksaan Ultrasonografi untuk membantu dalam menentukan
jumlah cairan ketuban dan usia kehamilan, jumlah janin serta kelainan
janin.
3. Pemeriksaan CTG
4. Pemeriksaan EKG, pada kasus-kasus tertentu
8. TATALAKSANA 1. Pemeriksaan laboratorium lengkap seperti Lab darah
lengkap, Gol. Darah, HbSAg, PT/APTT, GDS, HIV rapid,
GDS. LDH, SGOT, SGPT, Ur, Cr, Albumin, Elektrolit pada
kasus- kasus tertentu
2. Pemeriksaan Ultrasonografi untuk membantu dalam
menentukan jumlah cairan ketuban dan usia kehamilan,
jumlah janin serta kelainan janin.
3. Pemeriksaan CTG.
4. Pemeriksaan EKG, pada kasus-kasus tertentu
9. EDUKASI 1. Adanya resiko durante operasi antara lain : perdarahan, trauma
usus/organ abdomen. Pengangkatan rahim/histerektomi, emboli,
kematian di meja operasi
2. Adanya resiko post operasi yaitu adanya perdarahan,
dehisensi luka operasi
3. Adanya resiko tindakan pembiusan
10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia
Ad sanationam : dubia
Ad fumgsionam : dubia
11. TINGKAT I / II / III / IV
EVIDENS
12. TINGKAT A/B/C
REKOMENDASI
13. PENELAAH -
KRITIS
14. INDIKATOR 1. Nyeri luka operasi terkontrol 0 - 1
(OUTCOME) 2. Mobilisasi hari pertama pasca operasi (early mobilisasi) dengan
pendampingan
3. Luka Operasi baik (tidak ada tanda infeksi)
15. KEPUSTAKAAN Cunningham. Et all. 2010. Williams Obstetrics. 23 the
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH/ No. Formulir :
BEDAH PLASTIK REKONSTUKSI Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
RUMAH SAKIT LUKA BAKAR DERAJAT II-III >10% dan < 30% ICD :
CUT MEUTIA

No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 8 Hari
Komplikasi : Kode ICD : R. Rawat/ kelas :

HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL

Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter Spesialis Pasien masuk melalui RJ

Anamnesis & pemeriksaan fisik


Periksa tanda- tanda vital
Penilaian luas & kedalaman luka
Perawat Primer:

Keluhan utama:
Nyeri, sesak nafas.

Penyerta
kardiovaskuler, paru, DM,
neurologis atau penyalahgunaan
obat dan alkohol

Tanggapan keluarga mengenai


masalah kesehatan, riwayat
psikososial, stress, rasa cemas dan
takut.
Aktivitas:
penurunan kekuatan, tahanan;
keterbatasan rentang gerak pada area
yang sakit; gangguan massa otot,
perubahan tonus, sikurlasi, tanda
(dengan cedera luka

penurunan nadi perifer distal pada


ekstremitas yang cedera; vasokontriksi
ASESMEN AWAL perifer umum dengan kehilangan nadi, Dilanjutkan dengan asesmen bio, psiko-
KEPERAWATAN kulit putih dan dingin (syok listrik); sosial, spiritual dan budaya

takikardia (syok/ansietas/nyeri);
disritmia (syok listrik);
Pembentukan oedema jaringan
(semua luka bakar).
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH/ No. Formulir :

BEDAH PLASTIK REKONSTUKSI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA LUKA BAKAR DERAJAT II-III >10% dan < 30% ICD :

Integritas ego, gejala: masalah


tentang keluarga, pekerjaan,
keuangan, kecacatan, ansietas,
menangis, ketergantungan,
menyangkal, menarik diri, marah,
Eliminasi; diuresis (setelah
kebocoran kapiler dan mobilisasi
cairan ke dalam sirkulasi);

Penurunan bising usus/tak ada;


khususnya pada luka bakar
kutaneus >20% sebagai stress
penurunan mobilitas/peristaltik
gastrik

2. LABORATORIUM

Darah lengkap

SGOT, SGPT
Ureum /creatinin
Gula darah sewaktu
Albumin
Eletrolit
PT/APTT
3. RADIOLOGI/IMAGING

Ro Thorax (setiap 5 hari)

4. KONSULTASI
Sp. Bedah Platik O
Sp. Anaestesi O
Sp. Gizi Klinik O
Sp. Kedokteran Jiwa O Varian

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O O Atas Indikasi/ Emergency
Perawat Penanggungjawab
Pemeriksaan fisik, keadaan umum,
TTV, pemeriksaan kepala dan leher,
kepala dan rambut, mata, hitung, mulut,
b. ASESMEN telinga, leher, pemeriksaan thorak/dada, Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN abdomen, urogenital, musculoskeletal,
pemeriksaan neurologi

Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi


dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH/ No. Formulir :

BEDAH PLASTIK REKONSTUKSI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA LUKA BAKAR DERAJAT II-III >10% dan < 30% ICD :

Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Luka Bakar


Ketidakefektifan pola nafas b.d
deformitas dinding dada, keletihan
otot-otot pernafasan hiperfentilasi
Kerusakan integritas kulit b.d luka
bakar terbuka
Nyeri akut berhubungan dengan
syaraf yang terbuka, kesembuhan
b. DIAGNOSIS Resiko tinggi kekurangan volume
KEPERAWATAN cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui rute
abnormal luka
Resiko tinggi terhadap infeksi
berhubungan dengan pertahanan
primer tidak adekuat; kerusakan
perlindungan kulit

Peningkatan kebutuhan zat gizi


energi berkaitan dengan
meningkatnya kebutuhan untuk
c. DIAGNOSIS GIZI
menjaga suhu tubuh ditandai
dengan asupan tidak adekuat,
demam
7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan Edukasi &
Latihan Selama Perawatan
Identifikasi kebutuhan di rumah
Hand Hygiene

8. EDUKASI TERINTEGRASI
Penjelasan kepada pasien & Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
keluarga tentang perawatan luka kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
Tentang tindakan yang akan
dilakukan selama rawat di RS Pengisian formulir informasi dan edukasi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
a. EDUKASI/ INFORMASI
MEDIS Hygiene
O O O O
Mobilisasi
O O O O
Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan
b. EDUKASI & Diet Tinggi Energi dan Tinggi
atau pada hari ke 4 atau hari ke 5 pada saat
KONSELING GIZI Protein
pasien dipulangkan
Konseling nutrisi/pola makan Pengisian formulir informasi dan edukasi
terintegrasi oleh pasien dan/ atau
c. EDUKASI Pola istirahat keluarga
KEPERAWATAN
Pola hidup sehat
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH/ No. Formulir :

BEDAH PLASTIK REKONSTUKSI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA LUKA BAKAR DERAJAT II-III >10% dan < 30% ICD :

Informasi Obat Meningkatkan kepatuhan pasien


d. EDUKASI FARMASI meminum/menggunakan obat
Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR DTT


INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi Keluarga/pasien
EDUKASI TERINTEGRASI

9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

Caitan Elektrolit
CAIRAN INFUS
Albumin 5% Varian

Albumin 5% , cairan elektrolit


Antibiotik : dapat diberikan
Meropenem / Ceftriaxone
Analgetik: dpat dibeikan
Ketorolac/Pethidin/ Morfin Varian
OBAT Metilprednisolon (bila ada edema
wajah) maksimal 5 hari
Multivitamin
Sukralfat / PPI
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/ CVC (combutio >20% atau dan
INTERVENSI MEDIS pemakaian parenteral nutrisi
Escharotomy segera dilakukan di
IGD Mohon saran
Nekrotomi debridement
(< 72 jam pertama) escharotomy
1) Management Airway
2) Management Pressure
3) Management Nyeri
4) Perawatan Luka
b. TATA
LAKSANA/ 5) Management Therapy Oksigen
INTERVENSI
KEPERAWATAN 6) Management Stress
7) Management Nutrisi
8) Management Pemulihan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi/gizi Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
c. TATA
Diet Makanan Lunak atau Makanan disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
LAKSANA/
Saring (Diet Lambung) secara bertahap
INTERVENSI GIZI
d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien
Monitoring tanda-tanda vital
pasien
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH/ No. Formulir :

BEDAH PLASTIK REKONSTUKSI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA LUKA BAKAR DERAJAT II-III >10% dan < 30% ICD :

Monitoring status hidrasi pasien


meliputi balance cairan, terapi
intravena dan tanda-tanda
dehidrasi
Monitoring tindakan pencegahan
infeksi yang harus dilakukan oleh
pasien dan keluarga selama
perawatan
Monitoring pemberian obat
antipiretik
b. KEPERAWATAN Monitoring status nutrisi pasien
dan nilai balance intake dan
outtake
Diet yang diberikan tepat dan tidak
ada gejala kontipasi atau diare

Monitoring tanda-tanda malnutrisi

Monitoring hasil laboratorium yang


meliputi nilai albumin, protein total,
hemoglobin, imfosit dan elektrolit
Monitoring stress dan adaptasi
Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
Monitoring Antropometri gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monev pada hari ke 4 atau ke 5 kecuali
c. GIZI
Monitoring Biokimia asupan makanan
Mengacu pada IDNT (Internasional Dietetic
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi & Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat

d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat


Pemantauan Terapi Obat
12. MOBILISASI /REHABILITASI
a. MEDIS
Mobilisasi bertahap dari miring kiri
dan kanan, duduk bersandar di tempat Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
b. KEPERAWATAN
tidur,duduk berjuntai, berdiri
O O O O O O O O
dan berjalan
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
Perbaikan rehidrasi, tanda-tanda
vital
a. MEDIS
Eksudat berkurang O
Thermoregulation
Hydration
Infection Saverity
Medication Responses
b. KEPERAWATAN Vital Signs
Nutritional Status
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH/ No. Formulir :

BEDAH PLASTIK REKONSTUKSI Tgl. Berlaku :

PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :


RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA LUKA BAKAR DERAJAT II-III >10% dan < 30% ICD :
Nutritional Status: biochemical
measures
Nutritional energy
Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,
c. GIZI
Optimalisasi status gizi biokimia, fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi


d. FARMASI Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional

14. KRITERIA PULANG


Umum: Hemodinamik stabil, Intake
baik Status pasien/tanda vital sesuai dengan PPK
Khusus: Demam turun, kesadaran
baik, tidak ada komplikasi
15. RENCANA PULANG/EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
Penjelasan kepada pasien &
keluarga tentang perawatan luka
Tentang tindakan yang akan
dilakukan selama rawat di RS Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat
Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare saat
Hygiene pulang.
Mobilisasi

Jakarta, ........... / .......... / ...............


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN

Yang Harus Dilakukan


Keterangan : √ Bila sudah dilakukan
Bisa Dilakukan / Bisa
O Tidak X Bila tidak dilakukan
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH/BEDAH PLASTIK
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA LANGSA
RUMAH SAKIT LUKA BAKAR DEWASA
CUT MEUTIA

1 PENGERTIAN Luka bakar adalah trauma yang disebabkan oleh terpaparpaparan


suhu extreme panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit,
mukosa dan jaringan yang lebih dalam.
2 ANAMNESIS 1. Riwayat Trauma
2. Keadaan Saat Terjadinya Cedera/ Mekanisme Trauma
3. Penyebab Luka bakar :
a. Api,
b. Cairan Panas,
c. Bahan Kimia
d. Listrik
e. Luka ledakan
4. Waktu terjadinya cedera dan lamanya kontak dengan sumber panas.
5. Riwayat Medis: Peny. Kronik yang diderita sebelum trauma,
Habitasi.

3 PEMERIKSAAN FISIK Primary Survey : ABCDE, utamanya saluran nafas, dengankecurigaan trauma
inhalasi.
Secondary Survey :

- Pemeriksaan Fisik general (Head to Toe examination)

- Pemeriksaan khusus luka bakar

• ada tidaknya kompartemen sindrome, bila ada Eschar


ectomy segera.
• ada tidaknya trauma inhalasi.

• ada tidaknya luka bakar pada organ yang perlu penanganan khusus
: mata, perineum, luka bakar sirkular pada ekstremitas, dada,
leher, kembali kepoint satu.
- Menentukan tingkat keparahan luka

• Luas Luka Bakar

• Kedalaman Luka Bakar


4 KRITERIA DIAGNOSIS Terdapat luka yang disebabkan suatu trauma yang disebabkanoleh panas,
arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa
dan jaringan yang lebih dalam.

Hal 1 dari 4
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH/BEDAH PLASTIK
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA LANGSA
RUMAH SAKIT LUKA BAKAR DEWASA
CUT MEUTIA

5. DIAGNOSIS Luka Bakar

KERJA
6. DIAGNOSIS Cold injury

BANDING
7. PEMERIKSAAN Laboratorium: darah rutin, elektrolit, gula darah, ureum, kreatinin, pt/aptt,

PENUNJANG procalcitonin, AT3, BNP, AGD bila ada kecurigaan trauma inhalasi atau
inhalasi CO.
Cek laboratorium diulang setiap 3 hari atau sesudah dilakukan koreksi terhadap
hasil laboratorium sebelumnya
Rontgen thorax tiap minggu atau bila ada indikasi tambahan.
Rontgen bagian lain yang terkena trauma benturan (pada blast injury) atau
adanya trauma lain.
8. TATALAKSANA Prinsip-prinsip Penanganan Awal pada luka bakar
a. Hentikan Proses Pembakaran
b. Tindakan Pencegahan Universal → APD
c. Pemulihan Cairan/ Resusitasi
• Total cairan yang diperlukan dalam 24 jam adalah :

• 2-4 ml/x/total area tubuh yang terkena luka bakar (%)/x/berat badan
(kg).
• Pada 8 jam pertama diberikan 50% cairan dan 50% sisanya diberikan
dalam 16 jam selanjutnya, sesuai perhitungan cairan.
• Maintenance pada anak adalah 4 ml/kg untuk 10 kgBB pertama, 2
ml/kg untuk 10 kgBB kedua dan 1 ml/kg untuk BB > 20 kg.
• Setelah 24 jam, infus koloid diberikan dengan kecepatan 0,5 ml x
(total burn surface area (%)) x (berat badan (kg)), dan kristaloid
maintenance dilanjutkan dengan kecepatan 1,5 ml x (burn area) x
(berat badan). Parameter yang dipantau adalah pengeluaran urin 0,5-
1,0 ml/kg/jam
• Jenis Cairan yang digunakan: Albumin 5% sebanyak 500-1.000 cc dan
Elektrolit.
d. Tanda-tanda Vital

e. Bila perlu dilakukan pemasangan Selang Nasogastrik, Kateter Urin,

Hal 3 dari 4
capillary filling + saturasi O₂, monitor pernafasan, tatalaksana nyeri &
PTSD.
f. Bila timbul SIRS atau Sepsis dilakukan tatalaksana SIRS dan Sepsis.
Medikamentosa : Sesuai kondisi pasien.
 Antibiotika : digunakan antibiotika broad spectrum, sopirom,
 ceftriaxon atau meropenem.
 Analgetika : digunakan analgetik kuat sampai dengan jenis morfin bila
diperlukan.
 Nutrisi : bila nutrisi enteral tidak cukup, dapat ditambah dengan
nutrisi parenteral terutama dalam 5 hari pertama diperlukan mandatori
nutrisi parenteral.
 Antiulcer : pelapis mukosa saluran cerna (sukralfat), dan Proton Pump
Inhibitor.
 Multivitamin
 Koreksi Hb, trombosit, elektrolit, albumin.
 Obat lain sesuai kebutuhan klinis.

Operasi :
• Early Tangensial Eksisi dilakukan dalam waktu kurang dari72 jam
sejak onset luka bakar.
• Debridement dapat diulang lagi bila jaringan nekrotik masih ada.
Teknik operasi :

 Identifikasi kedalaman luka.

 Eksisi jaringan nekrotik dengan dermatome atau pisaubedah.


 Cegah infeksi pada luka.

 Percepat/ tingkatkan proses penyembuhan luka.


 Bila perlu penutupan dengan tandur kulit pada luka bakarderajat dua
dalam dan tiga dan luas dengan metodemeshed graft.
 Operasi tandur kulit dapat dilakukan dalam waktu < 1. minggu bila
preparasi bed luka sudah tidak terdapat eskar/jaringan
nekrotik lagi.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH/BEDAH PLASTIK
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA LANGSA
LUKA BAKAR DEWASA
Perawatan luka setelah sebagian luka telah epitelisasi :fisioterapi.
RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA
Perawatan luka setelah semua luka telah epitelisasi :
• pressure garment s/d 6 bulan.
• silikon sheet/gel s/d 6 bulan.
• injeksi untuk keloid s/d 6 bulan
• Medikamentosa pencegahan kontraktur & keloid.
9. EDUKASI - Inform consent kepada pasien bahwa sesudah luka kering (epitelisasi)
proses penyembuhan luka belum selesai. masihterdapat kemungkinan
terjadi kontraktur hingga 6 - 12 bulan sesudah luka epitelisasi.
- Untuk mencegah terjadinya kontraktur, diperlukan terapi pressure
garment dan terapi lainnya.

10. PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam/ malam


Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam .
11. TINGKAT EVIDENS
12. TINGKAT
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR • Tidak terjadi kontraktur
(OUTCOME) • Tidak terjadi keloid

15. KEPUSTAKAAN 1. Herndon : Total Burn Care

2. Moenadjat, Yefta. 2003. Luka Bakar: Pengetahuan Klinik


Praktis, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
3. Moenadjat Y. Luka bakar masalah dan tatalaksana. Jakarta:Balai
penerbit FKUI;2009.
4. Grunwald TB, Garner WL. Acute Burns. Plast Reconstr Surg.2008
5. Hettiaratchy S, Papini R. Initial management of a major burn:II-
assesment and resuscitation. 2004.

Hal 5 dari 4

Anda mungkin juga menyukai