Formulir
RUMAH SAKIT
: CUT MEUTIA
No. RM
:
Nama Pasien
:
BB
:
Kg
Jenis Kelamin
:
TB
:
Cm
Tanggal Lahir
:
Tgl.Masuk
:
Jam
:
wib
Diagnosa Masuk RS
:
Tgl.Keluar
:
Jam
:
wib
Penyakit Utama
:
Kode ICD
:
Lama Rawat
:
Hari
Penyakit Penyerta
:
Kode ICD
:
Rencana Rawat
:
4
Hari
Komplikasi
:
Kode ICD
R. Rawat/ kelas
:
KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN
HARI RAWAT
KETERANGAN
1
2
3
4
1. ASESMEN AWAL
2. LABORATORIUM
Darah Lengkap
Urin Lengkap
Feses Rutin
Serum Elektrolit
3. RADIOLOGI/IMAGING
4. KONSULTASI
Varian
5. ASESMEN LANJUTAN
a. ASESMEN MEDIS
Dokter DPJP
O
O
O
O
Atas Indikasi/ Emergency
CLINICAL PATHWAY KSM ANAK RUMAH SAKIT CUT MEUTIA GASTROENTERITIS PADA ANAK
DENGAN DEHIDRASI
RUMAH SAKIT SEDANG
CUT MEUTIA
:
No. Formulir
Tgl. Berlaku :
No. Revisi :
ICD :
b. ASESMEN
KEPERAWATAN
Perawat Penanggung jawab
Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi dan mengkaji data antropometri, biokimia, fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi makanan serta riwayat
personal. Asesmen dalam waktu 48 jam.
d. ASESMEN FARMASI
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
Gastroenteritis
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Nyeri Akut
Ketidakseimbangan nutrisi
c. DIAGNOSIS GIZI
Peningkatan kebutuhan zat gizi energi berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan untuk menjaga suhu tubuh ditandai dengan asupan tidak adekuat,
demam
7. DISCHARGE PLANNING
Hand Hygiene
8. EDUKASI TERINTEGRASI
Penjelasan Diagnosis
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge Planning.
Rencana terapi
Pengisian formulir informasi dan edukasi terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
Informed Consent
Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
b. EDUKASI &
KONSELING GIZI
Diet lambung bentuk saring atau
lambung
c. EDUKASI KEPERAWATAN
Konseling nutrisi/pola makan
Pola istirahat
Pola hidup sehat
d. EDUKASI FARMASI
Informasi Obat
Konseling Obat
9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Antibiotik (Ceftriaxon)
O
O
O
O
CLINICAL PATHWAY KSM ANAK RUMAH SAKIT CUT MEUTIA GASTROENTERITIS PADA ANAK
DENGAN DEHIDRASI
RUMAH SAKIT SEDANG
CUT MEUTIA
:
No. Formulir
Tgl. Berlaku :
No. Revisi :
ICD :
a. INJEKSI
Antipiretik
(Paracetamol/Metamizole)
Ranitidin
O
O
O
O
Varian
O
O
O
O
Ondansetron
O
O
O
O
b. CAIRAN INFUS
Cairan Kristaloid
Varian
c.OBAT ORAL
Zinc
Probiotik
Cotrimoxazole
O
O
O
O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS
b. TATA LAKSANA/ INTERVENSI KEPERAWATAN
Vital Sign Monitoring
Fluid Management
Infection Control
Medication Management
Nutrition Therapy
Nutritional Counseling
Nutritional Monitoring
Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis, secara bertahap
Diet Makanan Lunak atau Makanan
Saring (Diet Lambung)
b. KEPERAWATAN
Monitoring tanda-tanda vital pasien
Sesuai dengan masalah gizi dan tanda gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monitoring Antropometri
Monitoring Biokimia
d. FARMASI
Monitoring Interaksi Obat
CLINICAL PATHWAY KSM ANAK RUMAH SAKIT CUT MEUTIA GASTROENTERITIS PADA ANAK
DENGAN DEHIDRASI
RUMAH SAKIT SEDANG
CUT MEUTIA
:
No. Formulir
Tgl. Berlaku :
No. Revisi :
ICD :
Pemantauan Terapi Obat
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
a. MEDIS
Tegaknya diagnosis berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik
Nyeri terkontrol
c. GIZI
Asupan makan > 80%
d. FARMASI
Terapi obat sesuai indikasi
Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecare saat pulang.
VARIASI PELAYANAN
YANG DIBERIKAN
TANGGAL
ALASAN
No. Formulir
:
Keterangan :
O
Bisa Dilakukan / Bisa Tidak
X
Bila tidak dilakukan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA
RUMAH SAKIT DIARE AKUT PADA ANAK
CUT MEUTIA
1
PENGERTIAN
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.
Menurut Riset kesehatan Dasar 2007, diare merupakan penyebab kematian pada 42%
bayi dan 25,2% anak usia 1 – 4 tahun.
2
ANAMNESIS
Lama berlangsungnya diare, frekuensi diare sehari, warna feses, adakah lendir atau lendir darah dalam feses
Adakah muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, kapan buang air kecil terakhir, demam, sesak nafas, kejang,
perut kembung
Jumlah cairan yang masuk selama diare
Jenis makanan dan minuman yang dimakan/minumselama diare
Apakah mengkonsumsi makanan minuman yangtidak biasa
Apakah terdapat penderita diare disekitarnya
Bagaimana dengan sumber air minum
3
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum, tanda vital dan kesadaran :
Tanda Utama :
gelisah, rewel, lemah/ letargi/ coma, tampak haus, turgor kurang atau buruk
Tanda tambahan :
Mulut bibir lidah kering, mata dan UUBcekung, keluar air mata
Nafas cepat dan dalam (nafas Kuszmaull) tandaasidosis metabolik
Kejang karena gangguan keseimbangan elektrolit (hipo atau hipernatremia), kembung (hipokalemia)
Berat Badan
Penilaian derajat dehidrasi
4
KRITERIA DIAGNOSIS
Diare akut tanpa dehidrasi : Tidak ditemukan tanda utama maupun tambahan, kehilangan cairan tubuh < 5%BB. KU baik
sadar, UUB tak cekung, mukosa mulut dan bibir basah, turgor baik atau cukup, bising usus normal, akral hangat
Diare akut dengan dehidrasi ringan /sedang: Kehilangan cairan
5-10% BB, terdapat 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda
Hal 1 dari 3
tambahan. KU gelisah atau cengeng. Turgor kurang, akral masihhangat
3. Diare akut dengan dehidrasi berat : kehilangancairan >10% BB, terdapat 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda
tambahan. KU letargi atau koma, UUB sangat cekung, mata sangat cekung,
mukosa mulut dan bibir kering. Turgor sangat kurang akral dingin.
5.
DIAGNOSIS
KERJA
Diare akut dengan atau tanpa dehidrasi
6.
DIAGNOSIS BANDING
Keracunan makanan
Disentri baksiler
Disentri amuba
7.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan feses lengkap
Analisis elektrolit pada kondisi dehidrasi
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM ANAK
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA
RUMAH SAKIT DIARE AKUT PADA ANAK
CUT MEUTIA
Analisis gas darah bila perlu pada dehidrasi berat dengan asidosis
8.
TATALAKSANA
Cairan kristaloid (Kaen 3A, Kaen 3B, D51/4NS) 175 cc – 200 cc/ kg bb/ hari.
Seng dibawah 6
bulan 10 mg
perhari, diatas 6
bulan 20 mg
perhari.
Probiotik 2x 1
po.
Oralit setiap
BAB cair.
Antibiotika :
trimetoprim (4
mg/kg bb/ x) 2
x 1 po,
cefixim (3 – 5
mg/kgbb/x)
2x1 po,
ceftriaksone inj
1 x 50-80
mg/kgbb/hari.
Paracetamol 10
mg/kgbb/kali,
maksimal 5
kali.
Domperidon 0,3 mg/kgbb/kali atau Ondansetron 0,15 mg/kgBB/kali.
9.
EDUKASI
Edukasi hygiene lingkungan : jamban yg bersih, selalu memasak makanan dan minuman dan hygiene pribadi: cuci tangan sebelum
makan atau memberikan makanan
Edukasi : ASI tetap diberikan, makanan sapihan, imunisasi
rotavirus bila ada dan masih dalam usia < 6 bulan, imunisasi campak
10.
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam / malam
Ad sanationam : dubia ad bonam / malam Ad fungtionam : dubia ad bonam / malam
11.
TINGKAT EVIDENS
II
12.
TINGKAT
REKOMENDASI
B
13.
PENELAAH KRITIS
14.
INDIKATOR (OUTCOME)
BAB frekuensi, konsistensi normal
intake oral baik
kondisi hemodinamik baik
Hal 3 dari 3
15.
KEPUSTAKAAN
Ditjen PPM,PLP depkes ri.PMPD.buku ajar diare.1996.
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PARU Tgl. Berlaku :
PT. PERTAMEDIKA IHC No. Revisi :
RUMAH SAKIT PNEUMONIA DEWASA ICD :
CUT MEUTIA
No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 7 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :
HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4/5 6/7 KETERANGAN
1. ASESMEN AWAL
Perawat Primer:
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
ASESMEN AWAL tanda- tanda vital, riwayat alergi,
KEPERAWATAN skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
budaya.
2. LABORATORIUM
Darah lengkap termasuk LED
(setiap 3 hari)
AGD
Sputum BTA 3 x O O O O O
Pewarna gram sputum O O O O O
Kultur resistensi O O O O O
3. RADIOLOGI/IMAGING/PENUNJANG LAIN
Thorax PA
EKG O
Saturasi O2 O O O O
4. KONSULTASI
dr Sp An O O O O O apabila dilakukan intubasi
5. ASESMEN LANJUTAN
Hal 5 dari 3
Dokter DPJP Visite harian/ Follow up
a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan O O O O O Atas Indikasi/ Emergency
No. Formulir :
b. ASESMEN
Perawat Penaggung Jawab Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN
Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi
dan mengkaji data antropometri, biokimia,
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi
makanan serta riwayat personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam.
Telaah Resep Dilanjutkan dengan intervensi farmasi yang
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat sesuai hasil Telaah dan Rekonsiliasi obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS Penumonia
Gangguan Pertukaran Gas
Ketidakefektifan Pola Nafas Masalah keperawatan yang dijumpai setiap
b. DIAGNOSIS Risiko hari.
KEPERAWATAN Ketidakmampuan Aktifitas Dibuat oleh perawat penanggung jawab.
Hypertermia
Informed Consent O O O O Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan atau
b. EDUKASI & Diet Makanan Lunak atau Makanan pada hari ke 4 atau hari ke 5
KONSELING GIZI Saring (Diet Lambung)
Teknik relaksasi nafas dalam
Posisi
c. EDUKASI
KEPERAWATAN Pencegahan aspirasi
Pencegahan penularan
Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat
No. Formulir :
PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi ditandatangani oleh keluarga dan pasien
EDUKASI TERINTEGRASI
9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
TTV
Status pernafasan
b. KEPERAWATAN
Tingkat kesadaran
Aktivitas dan toleransi
Monitoring asupan makanan Sesuai dengan masalah gizi dan tanda
Monitoring Antropometri O gejala yang akan dilihat kemajuannya.
Monev pada hari ke 4atau ke 5 kecuali
c. GIZI
Monitoring Biokimia O asupan makanan
TTV baik
b. KEPERAWATAN
Oksigenasi tercapai target
Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan antropometri,
c. GIZI
Optimalisasi status gizi biokimia, fisik/klinis
VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN
2 ANAMNESIS 1. Demam
2. Fatique
3. Malaise
4. Sakit kepala
5. Myalgia
6. Arthralgia
7. Batuk produktif/batuk tidak produktif dengan sputum purulent, bisa
disertai darah
8. Sesak napas
9. Nyeri dada
3 PEMERIKSAAN FISIK 1. Demam
2. Sesak napas (berbicara dengan kalimat terpengal)
3. Perkusi paru pekak
4. Ronki nyaring
5. Suara pernapasan bronchial.
4 KRITERIA DIAGNOSIS Kriteria rawat jalan:
1. Tanpa penyakit kardiopulmonal, tanpa faktormodifikasi (Grup I)
2. Terdapat riwayat penyakit kardiopulmonal dan/ atau faktor modifikasi
(Grup II)
Faktor modifikasi: penyakit jantung, hati, atau ginjal yang kronis,
diabetes mellitus, alkoholik, keganasan, asplenia, imunokompromais
menggunakan antibiotikdalam 3 bulan terakhir, adanya risiko
streptococcus pneumonia resisten obat.
Hal 1 dari 5
2. Confusion
3. Uremia (BUN > 19 mg/dL or 7 mmol/L)
4. Respiratory rate (> 30x/menit)
5. Blood preassure (diastolik < 60 or sistolik < 90mmHg)
6. 65 tahun atau lebih
7. Atau tidak mendapatkan perawatan yang baik di rumah
KERJA
6. DIAGNOSIS 1. Bronkitis akut
Hal 3 dari 5
Rawat Inap
1. Oksigen, bila perlu dengan pematauan saturasi dan konsentrasi oksigen
inspirasi
2. Terapioksigen pada pasien dengan penyakit dasar PPOKdengan
komplikasi gagal napas dituntun dengan pengukuran analisis gas darah
berkala
3. Cairan: bila perlu dengan cairan intravena
4. Nutrisi
5. Nyeri pleuritik/demam diredakan dengan parasetamol
6. Ekspektoran/mukolitik
7. Foto thoraks diulang pada pasien yang tidak menunjukkan perbaikan yang
memuaskan
8. Terapi antibiotik (Grup III):
i. Fluoroquinolon
ii. B-lactam + makrolid (b-lactam pilihan: cefotaxime, ceftriaxone,
dan ampicillin, erapenem (untuk pasien tertentu)
dengandoxycycline 4x500-1000 mg IV (alternatif makrolid).
Jika alergi penicillin gunakan fluoroquinolon. (1A)
Rawat di ICU
1. Bronkoskopi dapat bermanfaat untuk retensi secret, mengambil sampel
untuk kultur guna penelusuran mikrobiologi lain dan menyingkirkan
kelainanendobronkial.
2. Terapi antibiotik (Grup IV):
i. B-lactam (cefotaxime, ceftriaxone, atau ampicillin- sulbactam) +
azithromycin atau fluoroquinolone (jika alergi penicillin
gunakan fluoroquinolone atau aztrenonam) (2A)
ii. Jika ada risiko infeksi pseudomonas, gunakan antipneumococcal,
antipseudomonal b-lactam (piperacillin- tazobactam, cefepime,
ciprofloxacin atau levofloxacin 750 mg atau b- lactam +
aminoglikosida + azithromycin atau b- lactam plus +
aminoglycoside + antipneumococcal
fluoroquinolone (untukalergi penicillin ganti b-lactam dengan
aztreonam) (2A)
Tatalaksana antibiotik:
1. Terapi antibiotik diberikan selama 5 hari untuk pasien rawat jalan dan 7 hari
untuk pasien rawat inap. (1A)
2. Syarat untuk alih terapi antibiotik intravena ke oral (ATS 2007):
Hemodinamik stabil dan gejala klinis membaik (2A)
9. EDUKASI 1. Meningkatkan Pertahanan tubuh dengan pola hidup sehat.
2. Penggunaan masker saat infeksi saluran napas.
10. PROGNOSIS
11. TINGKAT EVIDENS
12. TINGKAT
REKOMENDASI
13. PENELAAH KRITIS
14. INDIKATOR
(OUTCOME)
15. KEPUSTAKAAN 1. Standar Pelayanan Medik Penyakit Paru, PDPI
2. Pneumonia Komuniti Pedoman Diagnosis dan Penatalsanaan Di
Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003
3. American thoracic society, Guidelines for management of adults with
community – acquired pneumonia. Diagnosis, assesment of severity,
antimicrobial therapy, and prevention. Am J Respir Crit
Care Med 2001;163:1730-54.
Hal 5 dari 5
No. Formulir :
CLINICAL PATHWAY KSM PENYAKIT DALAM Tgl. Berlaku :
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA No. Revisi :
RUMAH SAKIT
CUT MEUTIA
DIABETES MELLITUS ICD :
No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 4 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :
HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 KETERANGAN
1. ASESMEN AWAL
Perawat Primer:
Alasan utama masuk rumah sakit,
riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
ASESMEN AWAL pemeriksaan fisik, tingkat kesadaran,
KEPERAWATAN tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
Discharge Planning
2. LABORATORIUM
Darah Rutin
GD Puasa
Ureum Creatinin
HbA1c
3. RADIOLOGI/IMAGING
Rontgen Thorax O
EKG O
4. KONSULTASI
Sp Saraf O
Sp Ginjal dan Hipertensi O
Varian
Sp Jantung O
Sp Mata O
5. ASESMEN LANJUTAN
RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA No. Revisi :
CUT MEUTIA DIABETES MELLITUS ICD :
TTV
pantau
b. ASESMEN Penurunan kesadaran
Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN Hipoglikemi
Hiperglikemi
Nyeri dada
Skrining gizi dan mengkaji data antropometri,
biokimia, fisik/ klinis, riwayat makan termasuk
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien) alergi makanan serta riwayat personal.
Asesmen dalam waktu 48 jam.
Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS Diabetes Melllitus
b. DIAGNOSIS Ketidakstabilan gula darah
KEPERAWATAN berhubungan dengan peningkatan
kadar insulin
Infeksi berhubungan dengan
pengingkatan leukosit
Prediksi seoptimal mungkin asupan
energi berkaitan penyakit DM ditandai
c. DIAGNOSIS GIZI
dengan asupan energi lebih
rendah dari kebutuhan
7. DISCHARGE PLANNING
Gula Darah terkontrol (target
Gula Darah Puasa < 130 mg/dL,
Keluhan terkait hiperglikemia
berkurang
8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
Penjelasan Diagnosis kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/
INFORMASI MEDIS Pengisian formulir informasi dan edukasi
Rencana terapi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
Informed Consent Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan atau
b. EDUKASI & pada hari ke 4 atau hari ke 5
KONSELING GIZI Kemampuan melakukan ADL
Manajeman Nyeri
Konseling nutrisi/pola makan
selama perawatan
Pola istirahat
c. EDUKASI
KEPERAWATAN Pola hidup sehat
Support sistem terhadap krisis
situasi
Hand hygine
Informasi Obat
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat
Hal 7 dari 5
No. Formulir :
PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi
EDUKASI TERINTEGRASI
9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Insulin long acting/ short acting/
a. INJEKSI premixed insulin dosis sesuai
b. CAIRAN INFUS Nacl 0,9/RL/Assering
Metformin O O O O
Varian
c.OBAT ORAL Glimepirid O O O O
Simptomatik apabila diperlukan
sepert anti nyeri apabila diperlukan O O O O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/
INTERVENSI MEDIS Echocardiografi dan funduscopy O
Identifikasi penyebab hiperglikemia
Monitor tanda gejala hiperglikemia
Anjurkan patuh terhadap diet rendah
b. TATA Gula
LAKSANA/ Monitor jika ada tanda dan gejala
INTERVENSI infeksi lokal dan sistemik
KEPERAWATAN Monitoring Tanda-Tanda Vital
Kalaborasi pemberian insulin
Diet biasa secara bertahap. Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi
c. TATA
Diet Rendah Gula selama disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis,
LAKSANA/
pemulihan secara bertahap
INTERVENSI GIZI
d. TATA LAKSANA/
Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring
INTERVENSI FARMASI
11. MONITORING & EVALUASI
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitor perkembangan pasien
Hal 9 dari 5
No. Formulir :
ICD
VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN
Hal 11 dari
5
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT CUT MEUTIA
CUT MEUTIA DIABETES MELLITUS
1 PENGERTIAN Suatu kelompok penyakit metabolic yang ditandai oleh hiperglikemia
akibat defek:
1. Kerja insulin (resistensi insulin) di hati (peningkatan produksi glukosa
3. atau keduanya.
Hal 1 dari 9
Karakteristik budaya, psikososial, pendidikan, danstatus ekonomi
Kehidupan seksual, penggunaan kontrasepsi, dankehamilan
atau
Pemeriksaan glukosa plasma > 200 mg/dl 2 jam setelah tes Tolerasi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram. (B)
atau
atau
Catatan:
Saat ini tidak semua laboratorium di Indonesia memenuhi standard NGSP, sehingga harus hati-hati dalam
membuat interpretasi terhadap hasil pemeriksaan HbA1c. Pada kondisi tertentu seperti: anemia, hemoglobinopati,
riwayat transfusi darah 2-3 bulan terakhir, kondisi- kondisi yang mempengaruhi umur eritrosit dan gangguan
fungsi ginjal maka HbA1c tidak dapat dipakai sebagai alat diagnosis maupun evaluasi.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT CUT MEUTIA
CUT MEUTIA DIABETES MELLITUS
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM
digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi Toleransi Glukosa
Terganggu (TGT) dan Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)2,3,4
Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT):
Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125mg/dl dan
pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2 jam <140mg/dl
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT):
Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah TTGO antara 140- 199
mg/dl dan glukosa plasma puasa <100 mg/dl
Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT
Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan
HbA1c yang menunjukkan angka 5,7- 6,4%
Hal 3 dari 9
(DMG)
Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat terapi untuk
hipertensi)
HDL <35 mg/dL dan atau trigliserida >250 mg/dL
Wanita dengan sindrom polikistik ovarium
Riwayat prediabetes
Obesitas berat, akantosis nigrikans
Riwayat penyakit kardiovaskular
Pada keadaan yang tidak memungkinkan dan tidak tersedia fasilitas pemeriksaan
TTGO, maka pemeriksaan penyaring dengan mengunakan pemeriksaan glukosa
darah kapiler, diperbolehkan untuk patokan diagnosis DM2,3
BANDING 2. Pre-Diabetes
HbA1c
Elektrokardiogram
Hal 5 dari 9
Kurus +20-30%
TERAPI FARMAKOLOGIS2,3,4
HbA1C saat diperiksa >7,5% dan sudah menggunakan satuatau dua obat
antidiabetes
HbA1C saat diperiksa >9,5%
Penurunan berat badan yang cepat
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT CUT MEUTIA
CUT MEUTIA DIABETES MELLITUS
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Hal 7 dari 9
Krisis Hiperglikemia
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokardakut, stroke)
Kehamilan dengan DM/Diabetes Melitus Gestasional (GMT) yang tidak
terkendali dengan perencanaan makan.
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
Sasaran Kendali Glukosa Darah: HbA1C <7% (Individualisasi)
EVIDENS
12 TINGKAT A/B/C
REKOMENDASI
13. PENELAAH KSM PENYAKIT DALAM
KRITIS
Hal 9 dari 9
14. INDIKATOR Terdeteksi DM, komorbid dan komplikasi pada ginjal,jantung, mata,
No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 3 Hari
Komplikasi : Kode ICD R. Rawat/ kelas :
HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 KETERANGAN
1. ASESMEN AWAL
Darah Lengkap
BT/CT
GDA
HbSAg
UR/CR
2. LABORATORIUM
Urin Lengkap
HIV
Doppler
EKG
Dokter Anastesi
4. KONSULTASI
Dokter lain O
5. ASESMEN LANJUTAN
Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat O
6. DIAGNOSIS
Asesmen awal
Asesmen lanjutan
8. EDUKASI TERINTEGRASI
Penjelasan Diagnosis, Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
penatalaksanaan, komplikasi dan
Prognosis
O O kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
a. EDUKASI/ INFORMASI
MEDIS Rencana terapi O O Pengisian formulir informasi dan edukasi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
Informed Consent
b. EDUKASI & KONSELING
GIZI Asupan nutrisi post op dan busui
Manajeman nyeri
Ceftriaxone O
Metronidazol 3x1 O O O
Ranitidin 2x1 amp O O O
Metoklopramid 3x1 O O O
a. INJEKSI
Asam tranexamat 3x1 amp O O O
Analgetik:
Ketorolac O O O
Tramadol drip 3x1 amp O O O
Suprafenidsup O O O
No. Formulir :
Ureterotonika :
drip oxitosin 2 amp
b. CAIRAN INFUS RL / NaCl 0.9 O O O
Cefixime / Cefadroxil O O O
c.OBAT ORAL Asam mefenamat / Meloxicam O O O Varian
Tramadol / Dexketoprofen O O O
Chromic, PGD, Polyglactin
Benang
Silk
Obat Anastesi
Spinal Anastesi O O O Varian
GA Anastesi O O O
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
Monitoring nyeri
Monitoring tindakan pencegahan
infeksi luka operasi yang harus
b. KEPERAWATAN dilakukan oleh pasien dan keluarga
selama perawatan
Monitoring pemberian obat
Monitoring perdarahan
dengan pendampingan dari miring kiri Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
dan kanan, duduk bersandar di tempat
b. KEPERAWATAN
tidur,duduk berjuntai, berdiri O O
dan berjalan
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
1.Nyeri luka operasi terkontrol
derajat 0 - 1
2.Mobilisasi hari pertama pasca
a. MEDIS operasi (early mobilisasi) dengan
pendampingan
1 PENGERTIAN Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
perut dan dinding rahim (segmen bawah uterus = SBR) dengan syarat dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
2 ANAMNESIS Indikasi :
A. Ibu :
1. Panggul sempit
2. DKP / Disproporsi Kepala Panggul
3. Ruptura uteri iminens
4. Plasenta previa
5. Stenosis serviks / vagina
6. Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
B. Janin :
1. Kelainan letak
2. Gawat janin
3. Kelainan kongenital
Hal 1 dari 3
telah memasuki pintu atas panggul.
Evaluasi HIS, DJJ, Bundle ring
3. Status Ginekologi
Inspeskulo : dalam kasus-kasus tertentu
Vaginal Toucher : Menilaitanda-tanda persalinan dan
mengevaluasi kemajuan persalinan.
4 KRITERIA 1. Anamnesis
DIAGNOSIS 2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Abdomen.
4. Pemeriksaan Ginekologi
No. RM :
Nama Pasien : BB : Kg
Jenis Kelamin : TB : Cm
Tanggal Lahir : Tgl.Masuk : Jam : wib
Diagnosa Masuk RS : Tgl.Keluar : Jam : wib
Penyakit Utama : Kode ICD : Lama Rawat : Hari
Penyakit Penyerta : Kode ICD : Rencana Rawat : 8 Hari
Komplikasi : Kode ICD : R. Rawat/ kelas :
HARI RAWAT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 KETERANGAN
1. ASESMEN AWAL
Keluhan utama:
Nyeri, sesak nafas.
Penyerta
kardiovaskuler, paru, DM,
neurologis atau penyalahgunaan
obat dan alkohol
takikardia (syok/ansietas/nyeri);
disritmia (syok listrik);
Pembentukan oedema jaringan
(semua luka bakar).
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH/ No. Formulir :
2. LABORATORIUM
Darah lengkap
SGOT, SGPT
Ureum /creatinin
Gula darah sewaktu
Albumin
Eletrolit
PT/APTT
3. RADIOLOGI/IMAGING
4. KONSULTASI
Sp. Bedah Platik O
Sp. Anaestesi O
Sp. Gizi Klinik O
Sp. Kedokteran Jiwa O Varian
5. ASESMEN LANJUTAN
Telaah Resep
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
8. EDUKASI TERINTEGRASI
Penjelasan kepada pasien & Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan
keluarga tentang perawatan luka kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge
Planning.
Tentang tindakan yang akan
dilakukan selama rawat di RS Pengisian formulir informasi dan edukasi
terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
a. EDUKASI/ INFORMASI
MEDIS Hygiene
O O O O
Mobilisasi
O O O O
Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan
b. EDUKASI & Diet Tinggi Energi dan Tinggi
atau pada hari ke 4 atau hari ke 5 pada saat
KONSELING GIZI Protein
pasien dipulangkan
Konseling nutrisi/pola makan Pengisian formulir informasi dan edukasi
terintegrasi oleh pasien dan/ atau
c. EDUKASI Pola istirahat keluarga
KEPERAWATAN
Pola hidup sehat
CLINICAL PATHWAY KSM BEDAH/ No. Formulir :
9. TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Caitan Elektrolit
CAIRAN INFUS
Albumin 5% Varian
VARIASI PELAYANAN
TANGGAL ALASAN
YANG DIBERIKAN
3 PEMERIKSAAN FISIK Primary Survey : ABCDE, utamanya saluran nafas, dengankecurigaan trauma
inhalasi.
Secondary Survey :
• ada tidaknya luka bakar pada organ yang perlu penanganan khusus
: mata, perineum, luka bakar sirkular pada ekstremitas, dada,
leher, kembali kepoint satu.
- Menentukan tingkat keparahan luka
•
4 KRITERIA DIAGNOSIS Terdapat luka yang disebabkan suatu trauma yang disebabkanoleh panas,
arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa
dan jaringan yang lebih dalam.
Hal 1 dari 4
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TALAKASANA KASUS KSM BEDAH/BEDAH PLASTIK
RUMAH SAKIT CUT MEUTIA LANGSA
RUMAH SAKIT LUKA BAKAR DEWASA
CUT MEUTIA
KERJA
6. DIAGNOSIS Cold injury
BANDING
7. PEMERIKSAAN Laboratorium: darah rutin, elektrolit, gula darah, ureum, kreatinin, pt/aptt,
PENUNJANG procalcitonin, AT3, BNP, AGD bila ada kecurigaan trauma inhalasi atau
inhalasi CO.
Cek laboratorium diulang setiap 3 hari atau sesudah dilakukan koreksi terhadap
hasil laboratorium sebelumnya
Rontgen thorax tiap minggu atau bila ada indikasi tambahan.
Rontgen bagian lain yang terkena trauma benturan (pada blast injury) atau
adanya trauma lain.
8. TATALAKSANA Prinsip-prinsip Penanganan Awal pada luka bakar
a. Hentikan Proses Pembakaran
b. Tindakan Pencegahan Universal → APD
c. Pemulihan Cairan/ Resusitasi
• Total cairan yang diperlukan dalam 24 jam adalah :
• 2-4 ml/x/total area tubuh yang terkena luka bakar (%)/x/berat badan
(kg).
• Pada 8 jam pertama diberikan 50% cairan dan 50% sisanya diberikan
dalam 16 jam selanjutnya, sesuai perhitungan cairan.
• Maintenance pada anak adalah 4 ml/kg untuk 10 kgBB pertama, 2
ml/kg untuk 10 kgBB kedua dan 1 ml/kg untuk BB > 20 kg.
• Setelah 24 jam, infus koloid diberikan dengan kecepatan 0,5 ml x
(total burn surface area (%)) x (berat badan (kg)), dan kristaloid
maintenance dilanjutkan dengan kecepatan 1,5 ml x (burn area) x
(berat badan). Parameter yang dipantau adalah pengeluaran urin 0,5-
1,0 ml/kg/jam
• Jenis Cairan yang digunakan: Albumin 5% sebanyak 500-1.000 cc dan
Elektrolit.
d. Tanda-tanda Vital
Hal 3 dari 4
capillary filling + saturasi O₂, monitor pernafasan, tatalaksana nyeri &
PTSD.
f. Bila timbul SIRS atau Sepsis dilakukan tatalaksana SIRS dan Sepsis.
Medikamentosa : Sesuai kondisi pasien.
Antibiotika : digunakan antibiotika broad spectrum, sopirom,
ceftriaxon atau meropenem.
Analgetika : digunakan analgetik kuat sampai dengan jenis morfin bila
diperlukan.
Nutrisi : bila nutrisi enteral tidak cukup, dapat ditambah dengan
nutrisi parenteral terutama dalam 5 hari pertama diperlukan mandatori
nutrisi parenteral.
Antiulcer : pelapis mukosa saluran cerna (sukralfat), dan Proton Pump
Inhibitor.
Multivitamin
Koreksi Hb, trombosit, elektrolit, albumin.
Obat lain sesuai kebutuhan klinis.
Operasi :
• Early Tangensial Eksisi dilakukan dalam waktu kurang dari72 jam
sejak onset luka bakar.
• Debridement dapat diulang lagi bila jaringan nekrotik masih ada.
Teknik operasi :
Hal 5 dari 4