Content from this work may be used under the terms of the a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)
100 | Mentilin (Tarsius bancanus) Primata Terkecil di Taman Kehati Pelawan, Bangka Tengah
Mentilin (Tarsius bancanus) merupakan (serangga) dan 10% lainnya termasuk Vertebrata
hewan endemik yang tersebar di pulau Sulawesi, seperti burung, kelelawar, dan kadal.
Kalimantan, Bangka dan Belitung. Mentilin Degradasi hutan akibat penebangan liar,
merupakan satwa primata yang masuk ke dalam konversi lahan menjadi perkebunan dan penam-
genus Mentilin, suatu genus monotipe dari famili bangan timah ilegal oleh masyarakat dan
Tarsiidae, Mentilin juga termasuk dalam daftar perusahaan berskala besar telah menyebabkan
hewan yang tidak boleh diperdagangkan berkurangnya jumlah Mentilin. Bentuk tubuh dan
(Appendix II CITES). Ciri-ciri Mentilin dengan postur tubuhnya yang unik. Mentilin dapat hidup
bulu lembut berwarna coklat kemerahan, abu-abu di perkebunan dan hutan perbukitan serta
agak coklat hingga jingga kekuningan, selain itu, pemakan serangga, menjadikannya sebagai
hewan ini memiliki kaki belakang yang panjang. hewan karismatik, sehingga dapat dijadikan
Hampir dua kali lipat ukuran badannya sebagai sebagai flagship species unggulan konservasi
akibat, dapat melompat hingga jarak tiga meter. Shekelle, M., & Leksono, S. M. (2004), Mentilin
Mentilin memiliki ekor yang panjangnya bisa adalah hewan pemakan serangga, sehingga dapat
melebihi panjang tubuhnya. Mentilin bersifat menjaga keseimbangan ekologis, yang
nokturnal yaitu tidur pada siang hari dan aktif mengurangi biaya pemusnahan hama tanaman.
pada malam hari. Mentilin biasanya berada pada Oleh karena itu perlu adanya penelitian tentang
dahan dan ranting-ranting pohon menggunakan populasi dan habitat Mentilin atau Tarsius.
ketinggian sampai 5 meter. Mentilin memiliki Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
bentuk yang unik, berat badan relatif terkecil di mengetahui populasi Mentilin dan menelusuri
antara primata yang terdapat di dunia, berkisar habitat Mentilin di Taman Kehati Pelawan
kurang lebih 120 gr. Memiliki mata yang besar Bangka Tengah.
dan ekor yang panjangnya dua kali panjang
tubuhnya serta kepala yang dapat berputar 180
derajat (Shekelle & Leksono, 2004). Berdasar BAHAN DAN METODE
Farida et al., (2008) pada penelitiannya yang
menggunakan tiga ekor Mentilin betina yang Bahan dan Alat
dibawa dari P. Bangka berumur sekitar 15 dan 18 Penelitian dilakukan pada bulan Maret
bulan, pakan Mentilin adalah serangga jangkrik hingga April 2022 di kawasan hutan Palawan
(Acheta domesticus) dan belalang (Hierodula pada koordinat S -2.367522° BT 106.183172°.
vitrea) yang diberikan pada saat serangga tersebut Bahan dan peralatan yang dibutuhkan antara lain
belum mati dan pakan yang paling disukai adalah alat tulis, peta kawasan hutan Palawan (Gambar
jangkrik. Menurut Shekelle & Leksono (2004) 1), kamera digital, Headlamp, laptop, Tally sheet
Mentilin merupakan predator yang memangsa dan stopwatch.
binatang hidup, 90% di antaranya Arthropoda
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 13, No.2, April 2023, 99– 106
Mentilin (Tarsius bancanus) Primata Terkecil di Taman Kehati Pelawan, Bangka Tengah | 101
Metode
Deskripsi populasi disajikan oleh pihak lain yang dapat mendukung
Penelitian ini menggunakan metode transek garis penelitian. Perbedaan antara Mentilin jantan dan
yang biasa digunakan untuk meneliti primata betina dapat dilihat secara fisik pada warnanya.
(Brockelman & Ali, 1987), panjang lintasan rata- Mentilin jantan berwarna lebih coklat dan lebih
rata ± 1000 m dengan 4 petak pengamatan. Arah
gelap dari Mentilin betina, dan Mentilin betina
garis transek selebar 35 m disesuaikan dengan
kondisi lapangan kiri dan kanan (Gambar 2). juga memiliki puting susu.
Garis transek sengaja dibuat berdasarkan
informasi dari petugas lapangan. Pengamatan Analisis data
dilakukan dua kali sehari pada pukul 07.00–09.00 Analisis kepadatan populasi
dan 18.00–22.00, dengan data yang tercatat Kepadatan populasi Mentilin dihitung
melalui kontak langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan data jumlah individu dan
antara lain jejak kaki, tempat bersarang, kotoran, kelompok yang teridentifikasi di sepanjang jalur
bau urine, dan tanda sisa lainnya. pengamatan. Rumus berikut digunakan untuk
analisis data (Subkomite Konservasi Populasi
Alam, 1981),
D = (∑ orang)/L_Total (1)
Informasi:
D =Kepadatan (masing-masing km2)
∑ =Jumlah individu spesies
Gambar 2. Sketsa garis transek L total = luas total Total jalur observasi (km2)
Keterangan: To = titik awal,
Ta = titik akhir, S = posisi jalur Rasio jenis kelamin
Rasio jenis kelamin adalah rasio laki-laki
Tempat tinggal terhadap perempuan atau jumlah laki-laki per 100
Penentuan habitat Mentilin menggunakan atau 1000 perempuan atau sebaliknya.(Van
metode analisis vegetasi. Analisis vegetasi adalah Lavieren LP, 1983)
metode yang menentukan jenis dan ukuran S = J/B (2)
vegetasi atau susunan atau komposisi vegetasi Informasi:
(Sorengara I, 1998), pengumpulan data vegetasi S =Rasio jenis kelamin
menggunakan metode garis berpetak (Gambar 3). J =Jumlah jantan dewasa
B =Jumlah betina dewasa
Analisis Vegetasi
Data pengukuran lapangan selanjutnya
diolah untuk mendapatkan nilai kerapatan,
frekuensi, dominansi dan Indeks Nilai Penting
(INP). Data diolah dengan analisis kuantitatif,
Gambar 3. Skema analisis vegetasi
Keterangan:
seperti indeks dominansi atau kelimpahan spesies
Plot 20 m x 20 m untuk tingkat Pohon di suatu habitat. Analisis kuantitatif adalah teknik
Plot 10 mx 10 m untuk tingkat Tiang analisis Data untuk pengambilan keputusan
Plot 5 mx 5 m untuk tingkat Pancang dengan perhitungan data primer yang diperoleh
Plot 2m x 2m untuk tingkat semai selama pengamatan objek data vegetasi dianalisis
untuk mengetahui komposisi dan dominansi jenis.
Jenis data yang dikumpulkan Komposisi dan dominansi jenis diwakili oleh
Tergantung dari sumbernya, jenis data yang besarnya Indeks Nilai Penting (INP). INP
dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. merupakan penjumlahan dari kerapatan relatif
Pengumpulan data primer dilakukan melalui (KR) frekuensi relatif (FR) dan dominasi relatif
(DR). Untuk mendapatkan nilai-nilai ini, rumus
pengamatan dan pengukuran langsung di
didasarkan (Sorengara I, 1998) sebagai berikut:
lapangan, meliputi jumlah individu Mentilin pada
tingkat jantan dan betina dewasa, tingkat remaja 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖
Kerapatan (K) =
dan anak, serta analisis vegetasi. Sedangkan data 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 13, No.2, April 2023, 99– 106
102 | Mentilin (Tarsius bancanus) Primata Terkecil di Taman Kehati Pelawan, Bangka Tengah
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 13, No.2, April 2023, 99– 106
Mentilin (Tarsius bancanus) Primata Terkecil di Taman Kehati Pelawan, Bangka Tengah | 103
Berdasarkan Supriyatna (2000) makanan Mentilin ini sesuai dengan hasil penelitian Riski M (2020)
terdiri dari serangga seperti belalang, kumbang, dimana terdapat lebih dari satu ekor betina dewasa
kepik, semut, tonggeret pada beberapa pohon tidur yang ditemukan pada
lokasi penelitian di TWA Batu Putih Sulawesi
Tabel 2. Kelompok Mentilin yang di temukan Utara.
Dewasa
Kelompok Remaja Anak Total 40
Jantan Betina
1 1 1 2 1 5 30 33,33 33,33
2 0 1 0 0 1
Total 2 1 2 1 6 20
16,67 16.67
10
Struktur Usia
Struktur umur merupakan karakteristik 0
dewasa dewasa remaja anak
penting untuk memetakan dinamika populasi. jantan betina
Nilai struktural dapat digunakan untuk menilai
potensi konservasi. Berdasarkan Alikodra (2002) Gambar 4. Perbandingan struktur umur Mentilin
akan banyak kesulitan dalam menentukan umur,
apalagi banyak spesimen satwa liar yang sulit Tempat tinggal
diperiksa untuk menentukan umurnya, sehingga Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa
perlu dicari beberapa metode sederhana. Mentilin lebih menyukai hutan primer dan
Perbandingan struktur umur Mentilin di Taman sekunder karena ketersediaan makanan yang
Keanekaragaman Hayati Palawan ditunjukkan melimpah dan vegetasi yang lebat. Hal yang sama
pada Tabel 3. disebutkan oleh Irwandi et al., (2016); (Fitiriana
F, 2016) habitat ditemukannya Mentilin berupa
Tabel 3. Struktur umur Mantilini hutan primer, hutan sekunder seperti perkebunan
No Kategori usia Populasi Persentasi karet, dan juga rumpunan bambu. Menurut IUCN
1 jantan dewasa 1 16.67 selama 20 tahun terakhir (sekitar tiga generasi),
2 betina dewasa 2 33.33 setidaknya 30% habitat spesies ini telah hilang,
3 remaja 2 33.33 sehingga diduga populasinya juga berkurang
4 anak 1 16.67 setidaknya 30% akibat hilangnya habitat ini,
Total 6 100 sehingga spesies ini dinilai rentan. Kemungkinan
spesies akan terus menurun pada tingkat yang
Bedasarkan ukuran populasi diperoleh sama selama 20 tahun ke depan jika hilangnya
persentase struktur Mentilin sebagai berikut: habitat terus berlanjut. Selain itu, tingkat
remaja 33,33 % dan betina dewasa 33,33 % eksploitasi untuk perdagangan hewan peliharaan
struktur umur terkecil adalah jantan dewasa 16,67 juga tinggi. Ancaman utama terhadap spesies ini
dan anak 16,67 %. Populasi Mentilin kawasan adalah hilangnya habitat akibat konversi hutan,
Hutan Pelawan mengindikasi bahwa belum ada terutama karena perluasan perkebunan kelapa
peningkatan kelahiran, kerana jumlah individu sawit, penambangan timah, dan kebakaran hutan.
betina dewasa lebih banyak dari pada jumlah Selain di pohon dengan diameter yang kurang dari
individu jantan dewasa. Hal ini mengindikasikan 10 cm Mentilin mampu bertahan pada celah akar
angka kelahiran yang mengalami penurunan yaitu pohon, lubang-lubang batu dan lubang tanah.
dengan sedikitnya jumlah anakan Mentilin yang Dari hasil analisis vegetasi didapatkan 42
ditemukan (Riski M, 2020). Komposisi umur jenis tumbuhan. Tumbuhan yang paling men-
dilokasi penelitian dapat menggambarkan bahwa dominasi adalah pelawan (Tabel 4). Pelawan
suatu kondisi populasi yang berada dalam kondisi mempunyai bunga yang sering dihinggapi oleh
cenderung kritis dengan ancaman terhadap serangga seperti lebah. Selain lebah, juga banyak
kerusakan habitat. Gambaran komposisi struktur semut-semut yang menghinggapi bunga pelawan
umur Mentilin di Kawasan Hutan Pelawan tersebut karena mengandung madu yang rasanya
disajikan dalam Gambar 4. manis, sehingga keberadaan tumbuhan ini sangat
Rasio jenis kelamin adalah rasio jumlah sesuai untuk pertumbuhan Mentilin. Hal yang
jantan terhadap betina, biasanya dinyatakan sama disebutkan oleh Henri et al., (2018);
sebagai jumlah jantan per 100 betina.(Alikodra, (Akbarini, 2016) bahwa bunga pelawan banyak
2002). Rasio jenis kelamin Mentilin di hutan dihinggapi lebah Apis dorsata sehingga tumbuhan
Palawan adalah satu jantan dengan dua betina, hal pelawan sangat bermanfaat berada pada Taman
Kehati Pelawan.
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 13, No.2, April 2023, 99– 106
104 | Mentilin (Tarsius bancanus) Primata Terkecil di Taman Kehati Pelawan, Bangka Tengah
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 13, No.2, April 2023, 99– 106
Mentilin (Tarsius bancanus) Primata Terkecil di Taman Kehati Pelawan, Bangka Tengah | 105
pembungaan tanaman, kerapatan tajuk, kerapatan Tropical Rain Forest, January 1987, 23–62.
pohon, keberadaan semak dan rerumputan
Dalimunthe, N. P., & Priyansah, S. (2022).
mempengaruhi komposisi sumber daya di lokasi.
Perception of Bangka Belitung Citizen
Kerapatan vegetasi juga dimanfaatkan oleh
About Primate Conservation Effort. Jurnal
Mentilin untuk melakukan aktivitas sehari-hari,
Pembelajaran Dan Biologi Nukleus, 8(1),
seperti mencari tempat untuk bergerak, makan,
203–215.
bermain, istirahat dan bersarang (Syafutra et al.,
2019), (Riski M, 2020), (Octavianus, 2020). Farida, W. R., Wardani, K. K., Tjakradijaja, A. S.,
& DiapariI, D. (2008). Feed consumption
and utilisation in female western tarsier
KESIMPULAN (Mentilin bancanus) in captivity.
Biodiversitas Journal of Biological
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Diversity, 9(2), 148–151.
kepadatan Mentilin di lokasi Hutan Pelawan Fitiriana F, P. L. A. (2016). Habitat Preferensial
sebesar 21.4 Mentilin per km2, dengan sex ratio Mentilin Belitung (Cephalopachus
1:2. Habitat yang paling baik untuk Mentilin Bancanus Saltator Elliot, 1910). Media
adalah tingkat semai dan pancang, untuk Konservasi, 21(2), 174–182.
mencengkeram batang pohon pada saat
berpindah. Tumbuhan Pelawan yang banyak di Henri, H., Hakim, L., & Batoro, J. (2018).
Hutan Pelawan merupakan hal yang sangat baik Kearifan Lokal Masyarakat sebagai Upaya
untuk pertumbuhan Mentilin karena bunga Konservasi Hutan Pelawan di Kabupaten
pelawan sering dihinggapi lebah dan semut yang Bangka Tengah, Bangka Belitung. Jurnal
merupakan pakan dari mentilin. Ilmu Lingkungan, 16(1), 49.
Irwandi, Kaspul, & Mahrudin. (2016). Kerapatan
Populasi Singapuar (Mentilin Bancanus) Di
UCAPAN TERIMA KASIH Kawasan Air Terjun Rampah Menjangan,
Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan,
Terimakasih kepada pengelola Taman Kehati Indonesia. Prosiding Seminar Nasional
Pelawan bapak H. Zaiwan dan PT. Sariwiguna Lahan Basah, Jilid 1, 113–116.
Bina Sentosa yang telah memfasilitasi penelitian
ini. MacKinnon, J., & MacKinnon, K. (1980). The
behavior of wild spectral tarsiers.
International Journal of Primatology, 1(4),
DAFTAR PUSTAKA 361–379.
Magurran AE. (1988). Ecological Diversity and
Akbarini, D. (2016). Pohon Pelawan It’s Measurement. New Jersey : Princeton
(Tristaniopsis Merguensis): Spesies Kunci University Press.
Keberlanjutan Taman Keanekaragaman
Hayati Namang –Bangka Tengah. Al- Octavianus, R. (2020). Populasi dan Karakteristik
Kauniyah: Jurnal Biologi, 9(1), 66–73. Habitat Mentilin (Cephalopachus bancanus
borneanus) di Punggualas, Taman Nasional
Akbarini, D., Iskandar, J., Heru Purwanto, B., & Sebangau. Jurnal Jejaring Matematika Dan
Husodo, T. (2019). Taman Keanekaragaman Sains, 2(1), 6–11.
Hayati Hutan Pelawan Sebagai Media
Pendidikan Keanekaragaman Hayati Lokal Riski M, A. M. (2020). Populasi Dan
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Karakteristik Mikrohabitat Mentilin
Proceeding Biology Education Conference, (Mentilin Spectrumgurskyae) Di TWA
16(1), 210–218. http://web.unep.org Batuputih Sulawesi Utara. Jurnal Biologi
Makasar, 5(2), 131–143.
Alikodra, H. S. (2002). Pengelolaan Satwa Liar.
Jilid 1. Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas Shekelle, M., & Leksono, S. M. (2004). Strategi
Kehutanan IPB. Konservasi di Pulau Sulawesi dengan
Menggunakan Mentilin sebagai Flagship
Brockelman, W. Y., & Ali, R. (1987). Methods of Spesies. Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Surveying and Sampling Forest Primate Hayati, X(1), 1–10.
Populations. Primate Conservation in the
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 13, No.2, April 2023, 99– 106
106 | Mentilin (Tarsius bancanus) Primata Terkecil di Taman Kehati Pelawan, Bangka Tengah
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 13, No.2, April 2023, 99– 106