Anda di halaman 1dari 4

Dalil syar’i

1. pengertian dalil syar’i

menurut isnan anshory, secara etimologis (bahasa), dalil syar’i berasal dari bahasa arab. kata dalil berarti
petunjuk atas sesuatu yang hendak dituju (al-mursyid ila al-mathlub). sedangkan syar’i berarti sesuatu
yang bersifat kesyariahan, sebagai pembeda dengan dalil-dalil lain yang bukan kategori syar’I seperti dalil
logika, dalil matematika, dalil sains, dan lain-lain. jadi, secara bahasa dalil syar’i berarti petunjuk yang
bersifat atau berkaitan dengan hukum syariat.

menurut abdul wahab khallaf (dalam Wahyu abdul Ja’far) secara etimologi dalil adalah sesuatu yang
menunjukkan kepada sesuatu yang lain, baik konkrit maupun abstrak, baik sesuatu itu baik maupun
buruk.

secara terminologi dalil adalah suatu petunjuk yang dijadikan landasan berpikir yang benar dalam
memperoleh hukum syara’ yang bersifat praktis (amaliy), baik statusnya qoth’I (pasti) maupun zhani
(relatif).

2. macam-macam dalil syar’i

a. dalil syar’i yang disepakati (muttafaq ‘alaihi)

adapun yang dimaksud dalil yang disepakati (muttafaq ‘alaihi) adalah dalil yang telah disepakati jumhur
ulama dan dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan hukum islam. adapun dalil syar’I yang
telah disepakati jumhur ulama adalah sebagi berikut.

1. al-qur’an

Al-Qur’an adalah wahyu atau perkataan allah yang diturunkan secara mutawatir kepada nabi
muhammad sebagai mukjizat melalui perantara malaikat jibril dengan bahasa arab sebagai pedoman
hidup manusia. ayat-ayat al-qur’an menjadi sumber utama yang didigunakan untuk menentukan hukum
islam. Al-Qur’an menjadi hakim yang mengatur hidup manusia agar senantiasa tertata. itulah sebabnya
perselisihan dan perbedaan dalam segala urusan hendaknya menjadikan al-qur’an sebagai rujukan
penyelesaiannya. pada setiap permasalahan, al-qur’an selalu memberikan sentuhan yang mujarab
dengan berbagai penyelesaiannya yang selalu relevan dengan zaman.

2. sunah

sunah atau hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi muhammad saw, baik berupa
perkataan, perbuatan, persetujuan, atau tindakan. sunah adalah sumber hukum yang kedua setelah al-
qur’an. sunah menjadi salah satu yang dalil syar’I yang disepakati ulama sebagai hukum islam yang
digunakan untuk memahami atau memperjelas ayat al-qur’an dan menetapkan hukum yang tidak
terdapat nashnya dalam al-qur’an.

3. ijmak

Ijma‟ secara etimologi berasal dari kata ajma'a yujmi'u ijma‟an yang berarti megumpulkan, sepakat,
kebulatan atau keseluruhan. Sedangkan secara terminologi, Ijma` adalah kesepakatan semua mujtahid
muslim dalam suatu masa tertentu, setelah wafatnya Rasul tentang hukum syariat berkaitan dengan
kasus tertentu.

4. qiyas

Qiyas secara etimologi berarti mengukur sesuatu dengan yang lainnya atau penyamaan sesuatu dengan
yang sejenisnya. Sedangkan secara terminologi, Qiyas adalah menyamakan sebuah kasus yang tidak ada
nash ( hukumnya) dengan kasus lain yang memiliki dasar hukum karena ada kesamaan illat (reason)
diantara dua kasus tersebut

contoh qiyas adalah hukum mengkonsumsi narkoba. menggunakan narkoba adalah suatu perbuatan
yang perlu ditetapkan hukumnya, namun tidak ada nash yang bisa dijadikan sumber hukumnya. untuk
menetapkan hukumnya dapat diqiyaskan dengan perbuatan lain yang telah ditentukan hukumnya
berdasarkan nash, yaitu perbuatan meminum khamr, yang diharamkan berdasarkan firman Allah swt
dalam Q.S. Al-Maidah : 90. mengkonsumsi narkoba dan minum khamr persamaan ilatnya yaitu sama-
sama memabukkan hingga dapat merusak akal. berdasarkan persamaan ilat itu, ditetapkanlah hukum
minum narkotika yaitu haram sebagaiman haramnya minum khamr.

b. dalil syar’I yang diperselisihkan (mukhtalaf fihi)

adapun yang dimaksud dalil syari yang diperselisihkan adalah dalil yang menjadi perdebatan atau
perselisihan di antara para ulama. perselisihan pendapat para ulama ini dapat terjadi karena beberapa
hal diantaranya perbedaan pemahaman terhadap isi hadis atau ayat al-qur’an, penolakan atau
penerimaan terhadap keabsahan perawi hadis, atau perbedaan penerapan metode interprestasi hukum
islam seperti qiyas atau istihsan. adapun dalil syar’i yang masih diperselisihkan para ulama adalah
sebagai berikut.

1. istihsan

2. istish-hab

3. ‘urf

4. mashlahah mursalah

5. syar’u man qablana

6. sadd al-dzari’ah

7. qaul shahaby
Bahrudin, Moh. 2019. Ilmu Ushul Fiqh. Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja.

Anshory, Isnan. 2018. Dalil Syariah Tidak Hanya al-Qur’an dan Sunnah. Jakarta Selatan: Rumah Fiqih
Publisihing.

Ja’far, Wahyu Abdul. 2022. BUKU AJAR USHUL FIQH 1 Adilatul Ahkam Muj’tama’ (Dalil-Dalil Hukum
Islam yang Disepakati). Sulawesi Tengah: CV Feniks Muda Sejahtera.

footnote

Moh. Bahrudin. Ilmu Ushul Fiqh. (Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja: 2019), hal.

Isnan Anshory. Dalil Syariah Tidak Hanya al-Qur’an dan Sunnah. (Jakarta Selatan: Rumah Fiqih
Publisihing: 2018), hal. 5-6.

ibid., hal.6.

Wahyu abdul Ja’far. BUKU AJAR USHUL FIQH 1 Adilatul Ahkam Muj’tama’ (Dalil-Dalil Hukum Islam yang
Disepakati). (Sulawesi Tengah: CV Feniks Muda Sejahtera: 2022), hal. 96.

ibid., hal. 104

ibid., hal. 119-120

Anda mungkin juga menyukai