HUKUM KONTEMPORER
Oleh : Sarmiji Aseri
Abstrak
Penulis adalah Dosen pada Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin
1 Akhmad Minhaji, Kontroversi Pembentukan Hukum Islam: Kontribusi Joseph Schacht, trans.
oleh Masrur Ali (Yogyakarta: UII Press, 2001), hlm. 24.
2
Ibid.
3
Syamsul Hadi, Islam Kontemporer,” EduTech: Jurnal Ilmu
“PEMAKAIAN/PENGERTIAN LAFADZ ‘AM, Pendidikan Dan Ilmu Sosial 4, no. 2 (2018): hlm.
DAN KHAS, HAQIQAT DAN MAJAZ, 21.
ZHAHIR DAN KHAFY DALAM AL- 5
Rahmawati Rahmawati, “Metode
QUR’AN,” Direktorat Jenderal Badan Istinbâţ Hukum (Telaah Pemikiran Teungku
PEradilan Agama, 22 November 2013, hlm. 1. Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy),”
4
Muhammad Iqbal, “Urgensi Kaidah- (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
Kaidah Fikih Terhadap Reaktualisasi Hukum 2014), hlm. 2.
6
St. Halimang, “IMPLEMENTASI 7
Nasruddin Yusuf, Pengantar Ilmu
TA’ARUDUL AL ‘AM WAL KHAS Ushul Fikih, (Malang: Universitas Negeri
MENURUT MAZHAB HANAFI DAN Malang Press, 2012), hlm. 101.
MAZHAB SYAFI’I DALAM HUKUM 8
M. Ma’shum Zein, Menguasai Ilmu
ISLAM,” Falasifa 11, no. 2 (September 2020): Ushul Fiqh: Apa dan Bagaimana Hukum Islam
hlm. 47. Disarikan dari Sumber-Sumbernya,
(Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2013), hlm.
279.
9
Ahmad Musadad, INTISARI KAIDAH
FIQH KOMPREHENSIF, (CV Literasi
Nusantara Abadi, 2021), hlm. 196.
6) Lafal isim mufrad yang di ta’rifkan “Dan dari air Kami jadikan segala
dengan alif lam jinsiyah atau sesuatu yang hidup.” (QS. Al-
dengan idhafah. Anbya:30)
Contoh isim mufrad yang di ta’rifkan Pada kedua ayat tersebut terdapat
dengan alif lam ( )ال: ‘amm qathi yang menunjukkan sifat
ِ َّللاُ االبَ اي َع َو َح َّر َم
ۚ الربَا َّ َوأ َ َح َّل umum, tidak dimaksudkan pada
“Padahal Allah telah menghalalkan makna yang khusus. Sehingga tidak
jual beli dan mengharamkan riba”. QS. bisa di takhsis.
Al-Baqarah: 275. 2) Lafal ‘Amm yang bersifat khusus,
Contoh isim mufrad yang di ta’rifkan karena adanya qarinah (petunjuk)
dengan idhafah: yang menunjukkan
صوهَا ُ َّللا َْل ت ُ اح
ِ َّ ََو ِإن تَعُدُّوا نِ اع َمت kekhususannya.
“Dan jika kamu menghitung nikmat Contoh :
Allah, tidaklah dapat kamu ً س ِب
ۚ يال َ ع ِإلَ اي ِه َ َ ت َم ِن ا است
َ طا ِ اس حِ ُّج اال َب اي
ِ َّعلَى الن ِ َّ ِ َو
َ ّلِل
menhinggakannya”. QS. Ibrahim: 34. “Mengerjakan haji adalah suatu
Contoh isim jama’ yang di ta’rifkan kewajiban manusia terhadap Allah.”
dengan alif lam ( )ال: (QS. Al-Imran: 97)
َ ِان َو ااْل َ اق َربُونَ َولِلن
ِساء ِ ََصيب ِم َّما ت ََركَ اال َوا ِلد ِ ِلر َجا ِل ن ِ ل Pada ayat tersebut terdapat lafal
َان َو ااْل َ اق َربُونَ مِ َّما قَ َّل مِ انهُ أ او ا
ِ ََصيب ِم َّما ت ََركَ ال َوا ِلد ِ ن “manusia” yang merupakan lafal
َصيبًا َّم اف ُروضًا ِ َكث ُ َر ۚ ن umum. Yang dimaksud dengan
“Bagi orang laki-laki ada hak bagian manusia pada ayat tersebut adalah
dari harta peninggalan ibu-bapak dan para mukallaf. Karena dengan
kerabatnya, dan bagi orang wanita ada akalnya, anak kecil dan orang gila
hak bagian (pula) dari harta bukan termasuk ke dalamnya.11
peninggalan ibu-bapak dan 3) Lafal ‘Amm yang tidak di dampingi
kerabatnya, baik sedikit atau banyak oleh qarinah yang meniadakan hal
menurut bahagian yang telah yang di takhsis dan tidak adanya
ditetapkan”. QS. An-Nisa : 11.10 qarinah yang menafikan
c. Macam-Macam ‘Amm kemungkinan tetap terhadap
Lafal ‘amm dikategorikan menjadi tiga keumumannya.12
macam: Contoh:
1) Lafal ‘amm yang bersifat umum, َ َو اال ُم
ۚ ٍطلَّقَاتُ يَت ََربَّصانَ بِأَنفُ ِس ِه َّن ثَ َالثَةَ قُ ُروء
karena disertai oleh qarinah “Wanita-wanita yang ditalak
(petunjuk) yang tidak mungkin hendaklah menahan (menungu/
bisa ditakhsis. beriddah) tga kali quru.” (QS. Al-
Contoh dalam QS. Hud ayat 6: Baqarah: 228).
َّللا ِر ازقُ َها
ِ َّ علَى َ ض إِ َّْل ِ َو َما مِ ن دَابَّ ٍة فِي ااْل َ ار d. Dilalah ‘Amm
“Dan tidak ada satupun binatang yang Para jumhur ulama
melata di bumi ini melainkan Allah menyatakan bahwa dalalah ‘amm
yang memberi rezekinya.” (QS. Hud: 6) adalah zhaniyyah. Dikarenakan lafal-
Contoh dalam QS. Al-Anbya ayat 30: lafal ‘am kadangkala hanya dapat
ۖ ٍ ش ايءٍ َحي َ َو َج َع النَا مِ نَ اال َماءِ ُك َّل
10 12
Yusuf, Pengantar Ilmu Ushul Fikih, Amir Syarifuddin, Garis-garis besar
hlm. 101-104. ushul fiqh, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 111.
11
Abdu al-Wahhāb Khallāf, ’Ilmu Uṣūl
al-Fiqh, (Kairo: Dār al-’Ilmī, 1978), hlm. 232.
13
A. Djalil Basiq, Ilmu Ushul Fiqih, 14
Sofian Al Hakim, “Konsep dan
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Implementasi Al-‘Âmm dan Al-Khâsh Dalam
hlm. 87. Peristiwa Hukum Kontemporer,” Asy-Syari’ah
17, no. 2 (2015): hlm. 81.
15 16
Suyatno Suyanto dan Nur Hidayah, Ibid., hm. 192.
Dasar-Dasar Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hlm. 191.
علَى
َ ف َما
ُ ص َ ِفَإِ ان أَتَيانَ بِفَاح
ش ٍة فَعَلَ اي ِه َّن نِ ا (uslub) yang mudah, menghindari
ب ا
ِ ت مِ نَ العَذَا ِ صنَا َ اال ُمحا penggunaan kata-kata asing dan
“…Kemudian mereka kalimat yang tidak memberatkan.
melakukan perbuatan yang keji (zina), Selain itu, perlu ditempuh metode
maka atas mereka separo hukuman penulisan jalan tengah (moderasi)
dari hukuman wanita-wanita merdeka antara yang ringkas sebagaimana yang
yang bersuami…”. (Q.S An-Nisa : 25) terlihat dalam matan pada berbagai
Sedangkan mazhab. Hal ini dimaksudkan untuk
untuk ‘abd diqiyaskan mempermudah hafalan, kemudian
kepada ammat yaitu setengah dari matan memerlukan penjelasan
ketentuan yang disebutkan (sharah), penjelasan memerlukan
terdahulu.20 komentar (hawaish), komentar
memerlukan penegasan (taqrir), dan
C. Pemahaman Hukum Islam seterusnya dengan yang berlebih-
secara Kontemporer lebihan dan membosankan,
Hukum Islam memiliki berpanjang lebar mengenai
sejumlah konsep Hukum yang penjelasan serta perincian yang
mengesankan, baik yang khusus sebenarnya tidak perlu.
maupun yang umum, namun konsep- Kedua, berdialog dengan nalar
konsep tersebut masih terlalu luas dan kontemporer. Mengajak dialog nalar
isinya kurang (petunjuk yang belum sehat masyarakat kontemporer
pasti).21 Selanjutnya di zaman terkini (kekinian) dengan menggunakan
(kontemporer), Hukum Islam juga bahasa yang mampu menjelaskan,
selayaknya berdialektika dengan sebagaimana firman Allah:
zamannya, sehingga hukum tidak ”Kami tidak mengutus seorang
terkesan jumud. Oleh karena itu, rasulpun, melainkan dengan bahasa
mempermudah fiqh, turunan dari kaumnya, supaya ia dapat memberi
Hukum Islam, merupakan penjelasan dengan terang kepada
keniscayaan, hal ini bertujuan mereka. Maka Allah menyesatkan siapa
memudahkan masyarakat. Beberapa yang Dia kehendaki, dan memberi
hal yang perlu diperhatikan adalah petunjuk kepada siapa yang Dia
sebagai berikut:22 kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang
Pertama, orientasi kemudahan Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”.
dan moderasi. Fiqh selama ini dinilai Kata “lisan” dalam ayat ini,
oleh masyarakat awam sebagai menurut pemahaman penulis lebih
sesuatu yang sulit karena buku-buku dalam dan lebih luas dari sekedar
yang sekarang ini menggunakan menjelaskan sesuatu kepada orang
bahasa yang asing bagi mereka. Oleh Arab dengan bahasa Arab, kepada
karena itu, perlu ditulis dengan bahasa bangsa Inggris dengan bahasa Inggris,
yang sederhana, dan gaya bahasa tetapi juga mencakup cara berbicara
Moh
20
Muslimin, “URGENSI 21
Joseph Schacht, An introduction to
MEMAHAMI LAFAZD ‘AM DAN KHOS Islamic law, (London: Clarendon Press, 1993),
DALAM AL-QUR’AN,” Jurnal Pemikiran 205.
22
Keislaman, ejournal.iai-tribakti.ac.id 23, no. 2 Abdul Wahid Mustofa dan H. Abdul
(2013): hlm. 113. Wahid, “Hukum Islam Kontemporer,” Jakarta:
Sinar Grafika, 2009, hlm. 79.
قال: قال- رضي هللا عنه- وعن أبي أمامة الباهلي hutang; 2. Harus dapat dijelaskan
(إن الماء ْل:- صلى هللا عليه وسلم- رسول هللا spesifikasinya; 3. Penyerahannya
, إْل ما غلب على ريحه وطعمه, ينجسه شيء dilakukan kemudian 4. Waktu dan
) وضعفه أبو حاتم, ((رواه ابن ماجه. )ولونه tempat penyerahan barang harus
ditetapkan berdasarkan kesepakatan;
سئِ َلُ قَا َل-رضي هللا عنهما- ع ان أَبِي ِه َ ع َم َر ِ َّ ع اب ِد
ُ َّللا ب ِان َ 5. Pembeli tidak boleh menjual barang
ُع ان اال َماءِ َو َما َينُوبُه م َّ ل
َ َ َ َ َ س و ه
ِ ي
ا َ ل ع ُ َّ
َّللا ى َّ ل ص
َ ِ َّ
َّللا ل ُ وسُ َر sebelum menerimanya; dan 6. Tidak
َّ
َسل َم إِذَا َكان َ
َ عل اي ِه َو َّ صلى
َ َُّللا َّ َ اع فَقَا َل ِ مِ ان الد ََّو
ِ َالسب
ِ اب َو boleh menukar barang, kecuali dengan
)ث (رواه الحاكم َ َاال َما ُء قُلَّتَي ِان لَ ام يَحامِ ال اال َخب barang sejenis sesuai kesepakatan.
Al pada kata ) )الماءdari hadits Pada konsideran fatwa ini
Umamah bersifat umum karena dikutip hadits yang membolehkan
mencakup semua air yang ada di dunia jual-beli salam.
))ال اْلستغراقية. Kemudian di-takhshîsh قَد َِم: قَا َل، ع ان ُه َما َّ ي
َ َُّللا َ ض ِ َّاس َر ٍ عب َ ع ِن اب ِان َ
mafhum hadits Umar yang membatasi سلَّ َم ال َمدِينَةَ َوهُ ام يُ اس ِلفُونَ ِبالت َّ ام ِر و
َ َ َ ه
ِ يا َ ل ع ُ َّ
َّللا ى َّ ل صَ ُّ ِ ال
ي ب َّ ن
keumuman air tersebut dengan فَفِي، ٍش ايء َ ف فِي َ َ
َ " َم ان أ اسل: فَقَا َل، ث َ َّ
َ سنَتَي ِان َوالثال َّ ال
ketentuan dua kullah. وم (رواه ٍ ُ ِإلَى أ َ َج ٍل َم اعل، وم ٍ ُ َو َو از ٍن َم اعل، وم ٍ َُك اي ٍل َم اعل
Contoh Kedua )" الخارى
Fatwa Dewan Syari'ah Sesungguhnya hadits ini
Nasional-MUI No: 05/DSN- merupakan hadits khâsh. Karena
MUI/IV/2000 tentang Jual Beli terdapat hadits lain yang bersifat
Salam.23 Fatwa ini lahir karena umum yang melarang jual beli yang
pertama, bahwa jual beli barang belum ada barangnya.
dengan cara pemesanan dan سو َل ُ أَتَياتُ َر: ِيم ب ِان حِ زَ ٍام رضي هللا عنه قَا َل ِ ع ان َحك َ
pembayaran harga lebih dahulu الر ُج ُل يَ اسأَلُنِي ا ا
َّ يَأتِينِي: ُ فَقُلت، سلَّ َم َ علَ اي ِه َو َ َُّللا َّ صلَّى َ َّللا
ِ َّ
dengan syarat-syarat tertentu, disebut )اس ِع اندِي (رواه الخمسة َ مِ ان االبَي ِاع َما لَي
dengan salam, kini telah melibatkan
pihak perbankan. Kedua, bahwa agar قَا َل:َع ان َج ِد ِه قَالَ ,ِع ان أ َ ِبيه َ ,ب ُ ع ام ِر ِو ب ِان
ٍ ش َع اي َ ع انَ َو
cara tersebut dilakukan sesuai dengan سلَفَ «ْل يَحِ ُّل َ : صلى هللا عليه وسلم- َّللا ِ َّ سو ُل ُ َر
ajaran Islam, DSN memandang perlu َو َْل,ض َم ان َو َْل ِر اب ُح َما لَ ام يُ ا,ان فِي َبي ٍاع َ
ط
ِ ا َر ش ْل َ و
َ َو َبي
اع
menetapkan fatwa ُص َّح َحهَ َو,سة ُ ا
َ َر َواهُ ال َخ ام.» َاس ِع اندَك َ
َ بَ اي ُع َما لي
tentang salam untuk dijadikan . َو اال َحا ِك ُم,َ َوا اب ُن ُخزَ اي َمة,ي ُّ الت اِرمِ ِذ
pedoman oleh lembaga keuangan Baik Hadits Hakim bin Hizam
syari'ah. Fatwa itu memutuskan dan Amr bin Syuaib menggunakan
bahwa: 1. Alat bayar harus diketahui bentuk larangan dalam konteks
jumlah dan bentuknya, baik nakirah. Terdapat kontradiksi antara
berupauang, barang, atau manfaat; 2. hadits Hakim bin Hizam dan Amr bin
Pembayaran harus dilakukan pada Syu‘aib yang melarang jual beli yang
saat kontrak disepakati; dan 3. belum ada barangnya dengan hadits
Pembayaran tidak boleh dalam bentuk Ibn Hizam membolehkan jual beli
pembebasan hutang. Ketentuan yang belum ada barangnya dengan
tentang Barang: 1. Harus jelas ciri- sejumlah syarat. Mazhab hanafiyyah
cirinya dan dapat diakui sebagai menyelesaikan kasus ini dengan
23
Ichwan Syam, Himpunan Fatwa
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 60.
metode istihsan. Dia menggeser ()عدول salam telah diketahui jenis melalui
ketentuan universal )كليkepada detail spesifikasi dan video
ketentuan partikular ( ) جزعي. Namun, mengambarkan tentang barang
nampaknya DSN menggunakan tersebut. Kajian lebih mendalam
metode kompromi untuk tentang qawâ‘id al-lugawiyah
menyelesaikan kontradiksi ini. selayaknya senantiasa didalami agar
Metode kompromi yang digunakan ketentuan syara‘ dapat senantiasa
adalah metode takhshîsh al-’âmm. menjawab masalah-masalah hukum
Hadits yang ‘âmm ditarik pada dalam sinaran teks yang otoritatif.
ketentuan hadits khâsh sehingga
hadits kebolehan jual beli salam yang
implementatif DAFTAR PUSTAKA
E. Penutup
Kaidah-kaidah kebahasaan Al Hakim, Sofian. “Konsep dan
yang mengatur ketentuan ‘amm dan Implementasi Al-‘Âmm dan Al-
khash merupakan salah satu bagian Khâsh Dalam Peristiwa Hukum
yang penting dalam memahami teks. Kontemporer.” Asy-Syari’ah 17,
Kaidah Lughawi salah satunya bisa no. 2 (2015): 77–92.
berupa lafaz umum atau khusus. Lafaz
yang umum atau al’amm, ketetapan Basiq, A. Djalil. Ilmu Ushul Fiqih.
hukurmya harus diartikan kepada Jakarta: Kencana Prenada
semua satuannya secara secara pasti Media Group, 2010.
bila disana tilak ada dalil yang
Hadi, Syamsul.
mengkhususkannya, namun
“PEMAKAIAN/PENGERTIAN
sebaliknya jika terdapat dalil yang
LAFADZ ‘AM, DAN KHAS,
mengkhussuskan maka mengenai
HAQIQAT DAN MAJAZ, ZHAHIR
petunjuk hukumnya dinilai dari
DAN KHAFY DALAM AL-
hukum yang pasti (qoth'iy) atau
QUR’AN.” Direktorat Jenderal
dugaan (dzonny). Kaidah ini dijadikan
Badan PEradilan Agama, 22
patokan dalam istinbath hukum islam
November 2013, 1–29.
karena kaidah ini dipergunakan dalam
menggali dan memperoleh hukum- Halimang, St. “IMPLEMENTASI
hukum syara’ dari dalil-dalil yang TA’ARUDUL AL ‘AM WAL KHAS
terperinci. Pemahaman terhadap MENURUT MAZHAB HANAFI
jaman kontemporer dengan DAN MAZHAB SYAFI’I DALAM
memperhatikan: orientasi kemudahan HUKUM ISLAM.” Falasifa 11,
dalam moderasi keseimbagan, no. 2 (September 2020).
memperbanyak penelitian hubungna
kekinian, memanfaatkan iptek Iqbal, Muhammad. “Urgensi Kaidah-
kekinian, hubungan yang erat dengan Kaidah Fikih Terhadap
gejala sosial, melembagakan secara Reaktualisasi Hukum Islam
sosial hukum syariah. Adanya Kontemporer.” EduTech: Jurnal
teknologi, air yang tadinya sangat Ilmu Pendidikan Dan Ilmu
kotor dapat disuling menjadi air yang Sosial 4, no. 2 (2018).
suci lagi menyucikan dan jual beli
Khallāf, Abdu al-Wahhāb. ’Ilmu Uṣūl al- Syam, Ichwan. Himpunan Fatwa
Fiqh. Kairo: Dār al-’Ilmī, 1978. Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia. Jakarta:
Erlangga, 2014.
Minhaji, Akhmad. Kontroversi
Pembentukan Hukum Islam:
Kontribusi Joseph Schacht. Syarifuddin, Amir. Garis-garis besar
Diterjemahkan oleh Masrur Ali. ushul fiqh. Jakarta: Kencana,
Yogyakarta: UII Press, 2001. 2014.