Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PAI

MELEJITKAN DIRI DAN MEMAKSIMALKAN


POTENSI ( KERJA KERAS DAN TANGGUNG JAWAB )

Guru: Azmi.S.Pd

Disusun oleh

Kelompok 6:

1. Musni
2. Uray ningsih
3. Nurhaliza
4. Vivi alidayahya
5. Elsa

Kelas XII TKJ B


Jurusan Teknik Komputer Dan Jaringan
SMKN 1 SELAKAU TIMUR
TAHUN 2023/2024

Halaman 1 dari 12
Kata Pengantar

Puji syukur kami pajatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan Agama Islam tentang Melejitkan diri dan
memaksimalkan potensi ( kerja keras dan tanggung jawab )

Seiring pelaksanaan dengan pembuatan makalah sampai selesai, kamitelah banyak

dibantu dan dibimbing dari berbagai pihak, maka pada kesempatan kali ini saya ingin berterima

kasih yang sebesarnya kepada :

1. Kepala SMKN 1 SELAKAU TIMUR, Ibu Mas’Ula S.Ag


2. Guru Pendidikan Agama Islam, Bapak Azmi S.Pd
3. Semua Anggota kelompok 6

Halaman 2 dari 12
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bagian I: Pendahuluan. 4
Bagian II: Pembahasan 6
Bagian III: Kesimpulan 13
Daftar Pustaka 14

Halaman 3 dari 12
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hidup adalah sebuah perjuangan. Tanpa adanya usaha untuk berjuang maka manusia tidak
akan bisa bertahan untuk hidup. Untuk itu manusia haruslah berjuang sekuat tenaga untuk memenuhi
segala kebutuhannya sendiri. Dalam pada itu berjuang memiliki makna yang cukup luas. Di
dalamnya terkandung nilai-nilai untuk bekerja keras. Tanpa adanya unsur itu apa yang kita harapkan
dan cita-citakan belum tentu akan tercapai. Dengan bekerja keras dan tekun akan muncul sikap
optimis dalam diri seseorang untuk menggapai cita-citanya. Dengan adanya sifat kerja keras,
manusia tidak akan mudah goyah dan putus asa dalam menerjakan apa yang ia lakukan. Tidak mudah
putus semangat apabila dalam melakukan pekerjaannya mengalami hambatan atau bahkan
kegagalan.
Dalam melakukan pekerjaan unsur kerja keras tidak boleh lepas dari dirinya. Dengan kerja
keras maka apabila ada kesalahan atau kekurangan bisa segera di carikan solusinya. Sehingga sebuah
pekerjaaan dapat terlaksana dengan baik.
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku dan perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab sangat erat kaitannya dengan kewajiban.
Sebagai seorang mahasiswa kewajiban kita adalah belajar, maka dengan belajar kita telah
bertanggung jawab terhadap kewajiban kita, jadi makna dari tanggung jawab sering dikaitkan dengan
kewajiban. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajiban kita.
Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki sifat tanggung jawab yang telah ditegaskan dalam
Al-Qur’an dan telah dicontohkan oleh Nabi Agung Muhamad saw.Sebagai umat islam yang baik kita
wajib melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Alloh lewat Al-Qur’an dan Rosululloh.
Tanggung kawab disini terkait dengan tanggung jawab manusia terhadap Alloh, terhadap keluarga,
masyarakat dan negara.
Kita harus menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri kita sebagai seorang muslim agar
tercipta kehidupan yang harmonis sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan hadits. Dengan begitu kita
akan menjadi orang yang mampu mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita di hadapan Alloh
dan masyarakat, bangsa dan negara.

Halaman 4 dari 12
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Bekerja Keras dan Bertanggung Jawab


1. Bekerja Keras
Bekerja Keras berarti berusaha atau berikhtiar secara sungguh-sungguh, dengan kata lain bekerja
keras adalah bekerja dengan gigih dan sungguhsungguh untuk mencapai suatu yang dicita-
citakan.
Setiap orang yang bekerja keras harus berikhtiar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai
tujuan atau prestasi tertentu yang diharapkan, kemudian disertai dengan do’a dan berserah diri
(tawakkal) kepada Allah Swt., untuk kepentingan dunia dan akhirat. Allah Swt. berfirman yang
artinya sebagai berikut.

‫لل لَ ي ُِحّب‬
‫ِ ُإ لّ ل‬ ‫لِ ُإْلْرَل لو لَ َلْرُِ رََْل ل‬
ُ ْ‫َاَل ُِي رَأ ل ر‬ ‫لِْْلَل َُِل َّْب رْْلا لوَلْر َ رَُ لَ لَا َلْر ل‬
‫ََل ل‬ ‫لَْ رَْ ُِ لََ ل لو لَ َ ل رْ ل‬
ُ َْ ‫لوَ رَْ لُِ ُِْ لَا آَلاَل ل‬
‫لِ َّْ ل‬
‫ ر‬٧٧
‫﴿َْ َِ رَ َُُّيَل‬

(waibtaghi fiimaa aataaka allaahu alddaara al-aakhirata walaa tansa nashiibaka mina alddunyaa
wa-ahsin kamaa ahsana allaahu ilayka walaa tabghi alfasaada fii al-ardhi inna allaaha laa
yuhibbu almufsidiina)

Artinya :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah Swt. kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Swt. telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah Swt. tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Al-Qashash/28:77)
Dengan demikian, sikap bekerja keras dapat dilakukan dalam menuntut ilmu, mencari rezeki,
dan menjalankan tugas sesuai dengan profesi masingmasing.

2. Bertanggung Jawab
Tanggung Jawab secara bahasa artinya keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggung jawab menurut kamus Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung,
memikul jawab, mananggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung
akibatnya. Secara istilah tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Bertanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab adalah bagian dari ajaran Islam yang disebut mas’uliyyah. Setiap manusia
harus bertanya kepada dirinya sendiri apa yang mendorongnya dalam berperilaku, bertutur kata,
bertindak dan merencanakan sesuatu.
Apakah perilaku itu berlandaskan akal sehat dan ketakwaan, atau malah dipicu oleh pemujaan
diri, hawa nafsu, atau ambisi pribadi. Jika manusia dapat menentramkan hati nuraninya dan
merespon panggilan jiwanya yang paling dalam, maka dia pasti bisa bertanggung jawab kepada
yang lain. Allah Swt. berfirman: dalam Q.S. al-Isra’/17:36:

‫ِ لَ لو رََِْ لَََل َِ بّ َِو لْلئَُل لَاّل لَ رُِْ لِ رَئ ِ ل‬


َ‫ا‬ ‫رَ ْلَل ُْ ُُ َُ رْ مٌ ُإ لّ ََْ رلَ لَ لو رَْْل ل‬ ِ ْ‫﴿و لَ َ ل ر‬
‫ُ لِا ْلْ ل‬ ‫ ل‬٣٦

Halaman 5 dari 12
(walaa taqfu maa laysa laka bihi 'ilmun inna alssam'a waalbashara waalfu-aada kullu ulaa-ika
kaana 'anhu mas-uulaan)

Artinya :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya.” (Q.S. al-Isra’/17:36).

B. Kewajiban Bekerja Keras dan Tanggung Jawab


Agama Islam tidak mengenal satu hari yang khusus untuk beribadah, sehingga di hari itu orang
berhenti bekerja. Dalam ajaran Islam, setiap hari adalah hari kerja, dan bekerja untuk urusan dunia
adalah apabila dikerjakan dengan niat yang jujur.
Hari Jum’at yang dianggap hari besar dalam Islam, tiadalah dihari itu diperintahkan supaya
berhenti bekerja, melainkan baru sesudah mendengar panggilan adzan hingga sampai shalat Jum’at
selesai disuruh berhenti bekerja, sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah Swt. Q.S. al-
Jum’at/62:9-10.

‫لُ لوٰل ِْوَ رَْْل رْ لَ لٰل ُْ ُِ رٌ لِْ مرَ ْل ُِ رٌ إُ رّ َِ رَْ ِ رٌ َ ل رْْل َِاّل‬
‫ِ لََُ ُِ رَ يل را ُِ رَْ ُِ َِْل ُِ ِلا رْْل راَ إُْل لٰ ُٰ رَ َُ ل‬ ‫ ﴿يلا َليب لَا َْلُِيَل آ لِِْاَ إُٰلَ ِْاَ ل‬٩
‫َُ ُْْ ل‬

(yaa ayyuhaa alladziina aamanuu idzaa nuudiya lilshshalaati min yawmi aljumu'ati fais'aw ilaa dzikri
allaahi wadzaruu albay'a dzaalikum khayrun lakum in kuntum ta'lamuuna)

‫ََْ ْلْلْل ُِ رٌ َ ِ رَ ُْحِاّل‬ ‫لُ لوَ رٰ َِ َِوَ ل‬


‫لل لَُِ ل‬ ُ ْ‫ِ لََ ِ ِلا رَْلِ َُِوَ ُِي رَأ ل ر‬
‫ِ لوَ رَْلُِاَ ُِ رَ ِل ر‬
‫ْ ُّ ل‬ ‫ِ َْ ل‬ ُ ُِ َ‫ ﴿ِلُِٰل‬١٠
ُ ‫ْ ْل‬

(fa-idzaa qudhiyati alshshalaatu faintasyiruu fii al-ardhi waibtaghuu min fadhli allaahi waudzkuruu
allaaha katsiiran la'allakum tuflihuuna)

Artinya:
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu
kepada mengingat Allah Swt. dan tinggalkanlah jual beli yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah Swt. dan ingatlah Allah Swt. banyakbanyak supaya kamu beruntung.” (Q.S. al-
Jum’at/62:9-10).

Islam telah memerintahkan/mewajibkan kepada pemeluknya untuk bekerja dan berkarya


dengan berbagai cara, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Dengan tegas memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk bekerja dan berkarya,
karena;
a. Karya seseorang yang akan menentukan kualitas seorang beriman, sebagaimana tersebut
dalam Q.S. al-Ahqaaf/46:9 dan Q.S.Thaha/20:75.

Q.S. al-Ahqaaf/46:9
‫ي لو لِا َلْلا إُ لَ ْلِ م‬
‫ُيَ ُِِْ م‬
َْ ‫ْ ُّ لو لِا َلَ ُرَْ لِا يِ رَْل ِّ ُْي لو لَ ُْ ُِ رٌ إُ رّ َلَلُْ َِ إُ لَ لِا يِا لْ لٰ إُْل ل‬
ِ ََْ ‫ ﴿ُِ رّ لِا َِ رِِْ ُْ رّ ل‬٩
‫َا َُِل ب‬

Halaman 6 dari 12
(qul maa kuntu bid'an mina alrrusuli wamaa adrii maa yuf'alu bii walaa bikum in attabi'u
illaa maa yuuhaa ilayya wamaa anaa illaa nadziirun mubiinun)

Artinya :
Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak
mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak
lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah
seorang pemberi peringatan yang menjelaskan".

Q.S.Thaha/20:75
ٰ‫ُ ِلُِو لْلئَُل ْل َِ ٌِ َّْ للْ لَاُِ رَِْْْل ل‬ ‫﴿و لِ رَ يلُرَُ ُُ َِِر ُِْلا ُل رّ ل‬
‫َ َُ لّ َْ ل‬
ُ ‫ِا ُْ لحا‬ ‫ ل‬٧٥

(waman ya/tihi mu/minan qad 'amila alshshaalihaati faulaa-ika lahumu alddarajaatu al'ulaa)

Artinya :
Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh
telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang
tinggi (mulia),

b. Allah Swt., Rasul-Nya dan orang-orang beriman akan memperhatikan karya seseorang,
sebagaimana tersebut dalam Q.S.at-Taubah/9:105

‫ِ لَاَلَُ ِلِْْل ُّْئ ِ ُِ رٌ ُْ لَا َِ رَْ ِ رٌ َ ل رْ لَِْاّل‬ ُ ْ‫َْ ِ لََبوّل ُإْل لٰ لَا ُْ ٌُ رَُْل ر‬
‫ّ لوَْ ل‬ ‫ْاُِِْ لو رَْ ََِر ُِِْاّل لو ل‬
ِ ْ‫َ لَْل ُِ رٌ لو ل‬ ‫﴿وُِ ُّ َ رَ لَِْاَ ِل ل‬
‫َْل لَى ل‬
‫لِ ل‬ ‫ ل‬١٠٥

(waquli i'maluu fasayaraa allaahu 'amalakum warasuuluhu waalmu/minuuna wasaturadduuna


ilaa 'aalimi alghaybi waalsysyahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta'maluuna)

Artinya :
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui
akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.

c. Karya orang-orang beriman harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah Swt. nanti di
akhirat, sebagaimana tersebut dalam Q.S. an-Nahl/16:93.

ُ ‫َّْلَ ل لو لْل ُُ رَ ي‬
‫ِْ بّ لِ رَ يلِلا ُِ لويل رََُّ لِ رَ يلِلا ُِ لوْلََِرُلِْ لَ لَ لَا َِ رَْ ِ رٌ َ ل رْ لَِْاّل‬ ُ ‫لِ ْل لُْلْل ُِ رٌ َ ِ لِِل لو‬
‫﴿وْل را َلا لُ ل‬
‫ ل‬٩٣
(walaw syaa-a allaahu laja'alakum ummatan waahidatan walaakin yudhillu man yasyaau
wayahdii man yasyaau walatus-alunna 'ammaa kuntum ta'maluuna)

Artinya :
Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah
menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu
kerjakan.

Halaman 7 dari 12
2. Diperintahkan untuk mencari karunia Allah Swt., sebagaimana tersebut dalam Q.S.al-
Jum’at/62:10 seprti di atas dan ayat yang semakna dalam Q.S. al-Isra’/17:12,

Q.S. al-Isra’/17:12

َ‫ا‬‫َ ل‬‫ََُْْل لو رَْ ُح ل‬ ‫رِ لََ ل َُْ ل رَْلُِاَ ِلْ لرَ ُِ رَ لْ ُّْ ُِ رٌ لو َُْ ل رْْل َِاَ ل‬
ّ ُ َْ ‫َّلَل‬ ُ َ‫اْ آيلَلْ ُرَ ِل لَ لح راْلا آيلِل َْْل رْ ُّ لو لَْل رْْلا آيلِل َْْل ل‬
ُ ِِْ ْ‫ا‬ ‫لو لَْل رْْلا َْْل رْ لّ لوَْْل لَ ل‬
‫ِ ل‬
َْ ُ َ‫ِ رْْلاُِ َ ل ر‬
‫َ ريُء ِل ل‬ ‫﴿و َِ لّ ل‬
‫ ل‬١٢

(waja'alnaa allayla waalnnahaara aayatayni famahawnaa aayata allayli waja'alnaa aayata


alnnahaari mubshiratan litabtaghuu fadhlan min rabbikum walita'lamuu 'adada alssiniina
waalhisaaba wakulla syay-in fashshalnaahu tafshiilaan)

Artinya :
Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan
Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu
mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan
dengan jelas.
karena;
Karunia Allah Swt. hanya dapat dicari dengan berusaha, kerja keras untuk berkarya. Tanpa
berkarya mustahil karunia Allah Swt. itu akan diperoleh.
Sahabat Umar bin Khatab pernah melihat sekelompok orang disudut masjid sesudah shalat
Jum’at. Umar bertanya; ”Siapakah kamu? Mereka menjawab; Kami orang-orang yang tawakal
kepada Allah Swt. kemudian Umar mengusir mereka dan mengatakan: Janganlah seorang kamu
berhenti mencari rizki dan hanya berdo’a: Ya Allah, berilah aku rizki, padahal dia mengetahui
bahwa langit belum pernah menurunkan hujan emas, dan Allah Swt. telah berfirman; ”Dan
apabila selesai mengerjakan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia
Allah Swt.”

3. Diperintahkan untuk meneliti segala sesuatu yang ada di dalam alam ini, sebagaimana
tersebut dalam Q.S.al-A’raf/7:185.

ّ ‫َ َ ل لَِْ َِ رٌ ِلُُْ ل‬
‫َ ُ لُّْي ء‬
ُِ‫ٍ ْل رّْل‬ ‫َ لٰ َ ل رّ يل ُِاّل ُل ُّ َ رَُ للَ ل‬
‫َ ريُء لوَ ل رّ لَ ل‬
‫لِ ُِ رَ ل‬ ُ ْ‫ُ لو رَأ ل ر‬
‫ِ لو لِا لِْلَل ل‬ ُ َ‫َ لَ لاو‬ ُ ‫ُ َِوَ ُِي لِْل ُِا‬
‫ُ َْ ل‬ ِ ْ‫َ ل لوْل رٌ يل ر‬
‫ ﴿يَِر ُِِْاّل‬١٨٥

(awalam yanzhuruu fii malakuuti alssamaawaati waal-ardhi wamaa khalaqa allaahu min syay-in
wa-an 'asaa an yakuuna qadi iqtaraba ajaluhum fabi-ayyi hadiitsin ba'dahu yu/minuuna

Artinya :
Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang
diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita
manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran itu?
Perintah untuk meneliti alam ini banyak sekali ditemukan dalam al-Qurān, misalnya dalam
Q.S.ar-Rum/30:8, Q.S.ali-Imran/3:190.

Halaman 8 dari 12
Penelitian itu harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga sampai kesimpulan, bahwa segala
sesuatu yang ada di dalam alam ini adalah ciptaan Allah Swt. dan Allah Swt. menciptakannya
tidaklah sia-sia.

4. Diperintahkan untuk menanggulangi kemiskinan, kebodohan, penyakit dan kedzaliman.


Orang yang tidak berusaha untuk menanggulangi kemiskinan adalah pendusta agama. Orang
yang akan diangkat derajatnya hanyalah orang yang beriman dan mempunyai ilmu yang banyak.
Allah Swt. melarang untuk mencelakakan diri dan berbuat dzalim karena dzalim adalah sumber
malapetaka atau kehancuran.

5. Diperintahkan untuk memakan makanan yang baik, memakai pakaian yang bagus,
membuat rumah yang luas dan punya kendaraan yang bagus, serta mendidik anak-anak
menjadi shaleh. Allah Swt. memerintahkan manusia untuk mencari rizki yang halal dan
tayyib. Allah Swt. memerintahkan untuk menjaga dirinya, anak isterinya dari api neraka.
Hanya orang-orang yang shalih yang akan masuk surga.
6. Diperintahkan untuk menyiapkan semua kekuatan untuk menghadapi musuh, sehingga
musuh itu menjadi ketakutan karenanya, sebagaimana tersebut dalam Q.S. al-Anfal/8:60.

َ‫لِ يل رْْل َِ َِ رٌ لو لِا َ ِ رْ َُِْاَ ُِ ر‬


‫َّ لِو َِ رٌ لوآِ ُلَيَل ُِ رَ َِوُْ َُ رٌ لَ َ ل رْْل َِاْل َِ ٌِ ل‬ ‫اِ رَْ لَ رْ ُّ َ ِ رَ ُِِْاّل ُْ ُُ ل‬
‫َّ لِو ل‬
‫لُ لو ل‬ ُ ‫َ رَْ ِ رٌ ُِ رَ ُِ لاَء لو ُِ رَ ُْْل‬ ‫َ ل َُّبوَ ْل َِ رٌ لِا َ رَْ ل ل‬
‫ُْل َِاّل‬ ‫ّ ُإْل رْ ُِ رٌ لوَ ل رَْ ِ رٌ لَ َ ِ ر‬ ‫ْ ُْْ ُّ ل‬
‫لُ ي لِا ل‬ ‫َ ريُء ُِي ل‬ ‫ ﴿ ل‬٦٠

(wa-a'idduu lahum maa istatha'tum min quwwatin wamin ribaathi alkhayli turhibuuna bihi
'aduwwa allaahi wa'aduwwakum waaakhariina min duunihim laa ta'lamuunahumu allaahu
ya'lamuhum wamaa tunfiquu min syay-in fii sabiili allaahi yuwaffa ilaykum wa-antum laa
tuzhlamuuna)

Artinya :
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari
kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;
sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

Demikian cara yang dipakai oleh Islam untuk memerintahkan kepada para pemeluknya agar
bekerja keras di dalam segala lapangan penghidupan mereka. Melalui berkarya di dalam segala
lapangan kehidupan dan penghidupan mereka, maka Allah Swt. akan membalas dengan kehidupan
yang baik (hayaatan tayyibah).

C. Kriteria Kehidupan yang Hayatan Tayyibah


Berdasarkan pendapat para mufassir mulai dari Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas sampai Sayyid
Quth, Wahbab Zuhaili dan Quraish Shihab dan sebagainya, paling tidak ada tujuh kritreria kehidupan
seseorang yang mendapatkan hayatan thayyibah.

Halaman 9 dari 12
1. Rizki Yang Halal
Setiap manusia tentu membutuhkan rizki berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal,
kendaraan dan kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Untuk itu, manusia harus mencari nafkah
dengan berbagai usaha yang halal.Karena memperoleh rizki yang halal merupakan ciri
kehidupan yang baik, maka Allah swt mencintai orang yang demikian sebagaimana Rasulullah
saw bersabda:

ُِ ‫ّ رَْ لحَل‬
ُ ‫ِْ ل‬ ُ ‫إّ لل َلْلاْلٰ ي ُِحّب َ ل رّ يل لَى لَ رْ ُّ ُُ َ ل ُْْلا‬
‫ِٰ ل‬ ‫ُِ ل‬

Artinya :
Sesungguhnya Allah cinta (senang) melihat hamba-Nya lelah dalam mencari yang halal (HR. Ad
Dailami).

2. Qonaah
Ketika rizki halal sudah kita peroleh, orang yang mencapai derajat kehidupan yang baik adakan
selalu qonaah atau menerima rizki itu dengan senang hati meskipun jumlahnya belum
mencukupi. Sikap yang bagus adalah menerima dulu apa yang kita peroleh, sedangkan
kurangnya bisa kita cari lagi. Allah Swt berfirman :

‫ُي َُِرْلِم لو لْل ُُ لَ َ ل رَِ ل لَ ِِ رٌ لَ يل رْْل َِاّل‬ ِ


‫َاّل ض رَِ َل لَاْلا ث ِ لٌ ُإٰلَ ِ للا رْْلاُِ ُْ رْ لَِل ُِْلا ُلا لِ ُإْل لَا َوََُُِِْ لَْل لٰ َُ رْ ءٌ ْل رّ ِ ل‬ ُ‫َ ر‬
‫َإ رْ ل‬ ‫ ﴿ِلُِٰلَ لِ ل‬٤٩

(fa-idzaa massa al-insaana dhurrun da'aanaa tsumma idzaa khawwalnaahu ni'matan minnaa
qaala innamaa uutiituhu 'alaa 'ilmin bal hiya fitnatun walaakinna aktsarahum laa ya'lamuuna)
Artinya :
Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan
kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena
kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui
(Q.S Azumar/39 : 49)

3. Kebahagiaan.
Bagi seorang mukmin, ukuran kebahagiaan bukanlah hanya semata-mata dari aspek duniawi,
tapi yang terpenting adalah bila bisa menjalani kehidupan dalam kerangka pengabdian dan
ketaatan kepada Allah swt. Bila seseorang sudah beriman dan beramal shaleh ia akan merasakan
kebahagiaan karena kehidupannya di dunia memberi kontribusi manfaat kebaikan.
4. Ketenangan.
Bagi seorang muslim dengan iman dan amal shaleh insya Allah terhindar dari dosa yang
membuat kita menjadi tenang. Hal merupakan salah satu essensi hayatan thayyibah yang amat
penting untuk kita miliki. Dosa menjadi faktor kegelisahan disebut dalam hadits Rasulullah saw:

‫َْل رْ ُُ َْْل ل‬
َ‫ا‬ ‫َ ل ُإثر ٌِ لِا لْاَل ُِٰ ْل رَََُل لوَ ُلَ رِِل َ ل رّ يل ل‬
‫َ ُْ لَ ل‬

Artinya :
Dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan dalam hati seseorang, sedangkan ia tidak setuju kalau
hal itu diketahui oleh orang lain (HR. Ahmad).

Halaman 10 dari 12
5. Ridha
Kehidupan yang baik bagi seorang muslim tercermin pada sikap ridha kepada Allah swt sebagai
Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Nabi Muhammad saw sebagai Rasul yang diyakini dan
diteladani dalam kehidupan ini. Dalam satu hadits, Rasulullah saw bersabda:

‫ِ ْلُِ رَْ لُْلِل‬ ِ ْ‫ي ُْالُ لْْيا لوُْا ر ُإ رَْل ُِ َُ ريْلا لوُْ َِ لح لَ ءّ ْلُْْيا لو ل‬
‫ْ راَل لو لَْل ر‬ ُ ْ‫لِ رَ ل‬
‫ض ل‬

Artinya :
Barangsiapa yang ridha kepada Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan
Muhammad sebagai Nabi dan Rasul-Nya, wajib baginya surga (HR. Muslim).

6. Syukur
Sudah pasti bagi manusia adanya kenikmatan yang diperolehnya dalam hidup ini sehingga
kehidupan yang baik menuntutnya untuk bersyukur kepada Allah swt. Allah Swt berfirman :

‫ُِّيّم‬ ‫﴿و ُإ رٰ َ لُلٰلّل لْْب ُِ رٌ ْلئُ رَ ل‬


‫َُ رلََ ِ رٌ لأ ل ُزيّلْل ُِ رٌ لوْلئُ رَ لََل رََ ِ رٌ ُإ لّ لَِلَ ُْي ْل ل‬ ‫ ل‬٧

(wa-idz ta-adzdzana rabbukum la-in syakartum la-aziidannakum wala-in kafartum inna 'adzaabii
lasyadiidun)
Artinya :
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS Ibrahim [14]:7).
7. Sabar.
Sabar adalah menahan dan mengekang diri dari melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan Allah
swt karena mencari ridha-Nya. Orang yang hidupnya baik tidak mungkin melepaskan sifat sabar
dari dirinya, apalagi dalam situasi sulit, karenanya Allah swt mencintai siapa saja yang sabar,
Allah Swt berfirman:

‫ِا ُْ َُيَل‬ ‫ضَِِْاَ لو لِا َ رَْلُلاِْاَ لو ل‬


‫لِ ي ُِحّب َْ ل‬ ‫ْ ُْْ ُّ ل‬
‫لُ لو لِا ل‬ ‫َْ ِل لَا لو لِِْاَ ُْ لَا َ ل ل‬
‫َاْل َِ رٌ ُِي ل‬ ّ ُْ ‫﴿وَلُ ل ُيّ رَ ُِ رَ ْل‬
‫ي ء ُلاَ ل لّ لِْلُِ ُْ ُّْْباّل لَُِ م‬ ‫ل‬
١٤٦

(waka-ayyin min nabiyyin qaatala ma'ahu ribbiyyuuna katsiirun famaa wahanuu limaa
ashaabahum fii sabiili allaahi wamaa dha'ufuu wamaa istakaanuu waallaahu yuhibbu
alshshaabiriina)

Artinya :
Dan berapa banyak Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari
pengikutnya yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa
mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada manusia), dan Allah
mencintai orang yang sabar (QS 3:146).

Halaman 11 dari 12
III. KESIMPULAN

Apa pengertian Bekerja keras dan bertanggung jawab?

Bekerja Keras: Bekerja keras berarti berusaha atau berikhtiar secara sungguh-sungguh, dengan tekad
dan usaha yang maksimal untuk mencapai tujuan atau prestasi tertentu. Ini mencakup upaya
sungguh-sungguh dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan, dan aktivitas
lainnya.

Bertanggung Jawab: Bertanggung jawab berarti memiliki kesadaran akan tindakan dan perbuatan
yang dilakukan, baik yang sengaja maupun tidak. Tanggung jawab mencakup kewajiban untuk
menjalankan tugas dan menghadapi konsekuensi dari tindakan tersebut. Ini juga berarti bertanggung
jawab terhadap kewajiban terhadap Allah, keluarga, masyarakat, dan negara.

Bagaimana kewajiban bekerja keras dan bertanggung jawab?

Kewajiban Bekerja Keras: Dalam Islam, bekerja keras adalah kewajiban untuk memenuhi kebutuhan
diri sendiri dan keluarga dengan cara yang halal. Bekerja keras mencakup usaha sungguh-sungguh
dalam mencari rizki, berpendidikan, dan menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan profesi
masing-masing. Islam juga mendorong umatnya untuk tidak hanya bekerja untuk dunia, tetapi juga
untuk akhirat dengan amal shalih.

Kewajiban Bertanggung Jawab: Bertanggung jawab dalam Islam mencakup kesadaran akan tindakan
yang dilakukan. Manusia harus bertanggung jawab terhadap tindakannya terhadap Allah, keluarga,
masyarakat, dan negara. Tanggung jawab juga berarti menjalankan kewajiban dengan penuh
kesadaran dan integritas, tidak melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri atau orang lain.
Tujuan (Dalam konteks teks yang Anda berikan, tampaknya belum ada tujuan yang dijelaskan.
Mungkin Anda dapat menambahkan tujuan atau memperjelasnya).
Selain itu, teks Anda juga membahas kriteria kehidupan yang baik (hayatan tayyibah), termasuk rizki
yang halal, qonaah (puas dengan apa yang ada), kebahagiaan, ketenangan, dan upaya untuk
menghindari dosa.

Halaman 12 dari 12

Anda mungkin juga menyukai