Anda di halaman 1dari 1

BAB II

2.2 Deskripsi Kasus

Kami mengambil kasus dari artikel yang ditulis oleh Joy Andre di lapak artikel
Kompas.com dengan judul judul "Predator Anak "Menyusup" Jadi Guru SD di Bekasi,
Lecehkan Sejumlah Murid hingga Korban Trauma Berat”

Jadi pada kasus tersebut terdapat seorang oknum guru melakukan aksi bejat di salah
satu sekolah dasar (SD) yang berada di wilayah Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi. Tempat yang
seharusnya aman dari aksi kekerasan dan kejahatan seksual, justru "disusupi" oleh seorang
predator anak. Sejumlah siswi jadi korban dari tindakan cabul guru tersebut. Korban paling
kecil masih duduk di bangku kelas 2 SD. Salah satu orangtua murid berinisial DI mengaku,
anak perempuannya menjadi korban pelecehan sejak masih duduk di bangku kelas 3 SD.

DI mengaku baru mengetahui pelecehan tersebut setelah sang anak ditanya dan
didesak oleh kakaknya. Ketika ditanya, korban awalnya menolak berbicara. Namun, setelah
didesak kembali oleh DI, korban akhirnya berani berbicara. Korban ada yang masih duduk di
kelas 2 Orangtua siswi lain, yakni SJ, juga merasakan hal yang sama. Anaknya yang masih
duduk di bangku kelas 2 dilecehkan pada Kamis (3/11/2022) lalu. Akibat peristiwa tersebut,
anak perempuan SJ trauma berat dan tak mau kembali ke sekolah.

Disdik mengaku kecolongan Dinas Pendidikan Kota Bekasi kemudian merespons


dugaan kasus pelecehan tersebut. Disdik mengaku kecolongan karena guru yang berstatus
tenaga kerja kontrak (TKK) itu rupanya belum lulus S1 keguruan, sehingga harusnya belum
dibolehkan untuk mengajar. Berdasarkan informasi kepala sekolah dan UPP, terduga pelaku
telah melarikan diri.

Korban trauma berat, Dua siswi yang menjadi korban dari aksi bejat oknum guru itu
pun kini mengalami trauma berat. SJ bercerita, anaknya dihantui rasa takut dan tak ingin
kembali ke sekolah. Selain itu, kondisi psikis putri SJ juga diduga terganggu. Putri SJ kerap
marah dan cenderung menjadi pemilih ketika makan. Kondisi psikis buah hati DI ikut
terganggu dan kini juga gampang marah. DI berharap agar pihak sekolah dapat memulihkan
seluruh trauma yang dialami oleh para korban yang diduga lebih dari lima orang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai