Anda di halaman 1dari 10

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama: AMRIANI
Asal Institusi:UPT SDN 020 Pd. Mutung

Masalah yang
Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No. telah
masalah penyebab masalah
diidentifikasi
1 motivasi belajar Hasil kajian literatur: berdasarkan hasil wawancara
matematika siswa 1. menurut Efendi, dkk (2021) dan analisi penyebab masalah
rendah mengatakan kemampuan maka beberapa hal berikut
dasar matematika peserta dapat dijadikan solusi untuk
didik rendah karena permasalahan yang terjadi,
pembelajaran yang diberikan diantaranya:
maih berbasis Teacher 1. menggunakan media
Learning ajar yang baik dan
Angelina, M, & Effend, menyenangkan ketika
K.N.S (2021). Analisis belajar matematika
kemamuan koneksi 2. mengajarkan
matematics Peserta Didik matematika dengan
SMA Kelas IX. Jurnal metode yang mudah
Pembelajaran Matematika dan menyenangkan,
Inovatif 4(2). 338-394. agar peserta didik
2. Menurut Amalia & Unaenah mudah memahami
(2018 konsep
mengatakan bahwa peserta 3. menerapkan konsep
didik yang merasa tidak matematika dalam
tertarik dengan matematika kehidupan sehari-hari
menganggap matematika
terlalu sulit, sering
membingungkan mereka,
menggunakan terlalu banyak
rumus danpeserta didik tidak
suka menghitung
Amalia,N., & unaenah, E
(20180. Analisi Kesulitan
Belajar Matematika pada
Peserta Didik kelas III
Sekolah Dasar. Journal Of
Elementry Education, 3(2),
123-133
3. menurut (H.M Arifin: 200)
keterampilan pendidik dalam
mengajar merupakan faktor yang
paling dominan dalam upaya
mentrasfer ilmu pengetahuan kepada
peserta didik. karena hal itu dapat
mengatasi kebosanan peserta didik
dalam belajar , sehingga tercipta
suasana belajar belajar yang kreatif
dan menyenangkan
Arifin, H.M, 2000. Kapita elekta
Pendidikan (Islam dan Umum).
Jakarta: Bumi Aksara

Hasil wawancara dari teman sejawat


guru kelas tentang penyebab motivasi
belajar matematika sisiwa rendah
adalah:
• peserta didik tidak
memahami konsep dasar
matematika
• peserta didik merasa jenuh
dengan pelajaran matematika
• pelajaran matematika
merupakan pelajaran yang
sulit dipahami oleh peserta
didik
• pendidik belum terampil
dalam menciptakan suasana
belajar yang kreatif dan
menyenangkan
Dokumentasi wawancara:

2 Peserta didik Hasil kajian literatur : Setelah dianalisis lagi


belum memiliki Menurut Jesica (2017) masalah Peserta didik
literasi dikarenakan belum memiliki literasi
membaca yang baik. 1. kebiasaan membaca belum membaca yang baik
dimulai dari rumah, karena :
2. perkembangan teknologi 1. Sekolah mendukung
yang canggih, literasi membaca dengan
3. sarana membaca yang minim, meningkatkan sarana pojok
Kompas (2020) baca dan perpustakaan di
menyebutkan bahwa ini dikarenakan sekolah.
1. pengaruh sosial media, 2. Sekolah dan guru
2. Banyaknya hiburan (TV dan meningkatkan literasi
Youtube), membaca peserta didik
3. Guru dan orangtua kurang dengan melakukan program
mendorong peserta didik yang mendukung.
untuk rajin membaca,
4. Sarana/media membaca yang
kurang,
5. Konsep membaca yang
diajarkan tidak bervariasi,
6. Pengaruh game, dll.

Hasil wawancara dari teman sejawat


guru kelas, penyebab peserta didik
belum memiliki literasi membaca
yang baik adalah:
1. Ketersediaan buku non
akademik yang masih kurang
di sekolah. 2.
2. Fasilitas perpustakaan dan
pojok báca belum
mendukung.
3. Sekolah kurang memiliki
program literasi membaca.
4. Pengaruh media sosial dan
informasi yang instan.

dokumentasi wawancara:

3 Pendidik kurang Hasil Literatur : solusi yang dapat dilakukan


memaksimalkan 1. Menurut (Krisianto, 2014 : 1-6). adalah:
penggunaan teknologi Kehidupan saat ini yang 1 Sekolah
dalam pembelajaran memungkinkan kita sangat memfalisitasi
terhubung melalui tiga inovasi kebutuhan TIK
transformasi sosial dalam proses
utama: internet, jaringan online, dan pembelajaran
komunikasi 2 Mengadakan tutor
seluler. Pertama, internet sebagai sejawat untuk
platform mengupgrade
memenuhi kebutuhan dan potensi pemahaman dan
manusia kemampuan TIK
kontemporer, seperti keramahan dan pendidik dengan
keingintahuan harapan agar
intelektual. Jejaring sosial merupakan pendidik bisa
website untuk menggunakan TIK di
berinteraksi sosial di internet. setiap proses
Sementara komunikasi pembelajaran.
seluler, sebagai mediator sistem
sosial, menawarkan
kemampuan untuk berkomunikasi di
mana saja dan
kapan saja.
Krisianto, Andy. (2014). Jago
Wordpress. Jakarta :
Elex Media Komputindo
2. Menurut Darmawan (2015 : 2)
Menyatakan bahwa definisi TIK
muncul setelah
berpadunya teknologi komputer (baik
perangkat
keras maupun perangkat lunak) dan
teknologi
komunikasi sebagai sarana
penyebaran informasi
pada paruh kedua abad ke 20 hingga
saat ini.
Lembaga Administrasi Negara saat
ini telah
mengembangkan kebijakan
kelembagaan yang
memungkinkan penggunaan TIK
dalam struktur
akademik secara signifikan,
menghasilkan
pengembangan pengetahuan
berdasarkan teori-
teori yang mendukung proses
pendidikan formal dan
informal.
Abdulhak, I. dan Darmawan, D.
(2015) Teknologi
Setelah dianalisis lebih lanjut
Pendidik kurang
memaksimalkan teknologi
dalam pembelajaran
disebabkan oleh :
1. Pendidik belum terbiasa
dalam penggunaan media TIK
pada proses pembelajaran
2. Pendidik belum dapat
mengembangkan media
pembelajaran berbasis TIK
3. Peserta didik masih
cenderung terfokus pada media
TIK bukan terfokus pada materi
pembelajaran yang disampaikan
melalui media TIK.
Solusi yang dapat dilakukan
adalah:
1. Sekolah memfasilitasi
kebutuhan TIK dalam
proses pembelajaran.
2. Mengadakan tutor
sejawat untuk
mengupgrade
pemahaman dan
kemampuan TIK pendidik,
dengan harapan agar
pendidik bisa
menggunakan TIK disetiap
proses

Hasil Literatur:
1 Menurut (Kristanto, 2014 : 1-6)
kehidupan saat ini yang
memungkinkan kita sangat
terhubung melalui tiga inovasi
transformasi social utama; internet,
jaringan online, dan komunikasi
seluler. Pertama, internet sebagai
platform memenuhi kebutuhan dan
potensi manusia kontemporer,
seperti keramahan dan
keingintahuan intelektual. Jejaring
social merupakan website untuk
berinteraksi social di internet.
Sementara komunikasi seluler,
sebagai mediator system social,
menawarkan kemampuan untuk
nberkomunikasi dimana saja dan
kapan saja
kristianto, andy. 92014). Jago
wordpress. Jakarta: ftlex media
komputindo
2 Menurut Darmawan (2015 : 2)
menyatakan bahwa definisi TIK
muncul setelah berpadunya
teknologi computer (baik
perangkat keras maupun perangkat
lunak) dan teknologi komunikasi
sebagai sarana penyebaran
informasi pada paruh kedua abad
ke 20 hingga saat ini. Lembaga
Administrasi Negara saat ini telah
mengembangkan kebijakan
kelembagaan yang memungkinkan
penggunaan TIK dalam struktur
akademik secara signifikan,
mengkhasilkan pengembangan
pengetahuan berdasarkan teori
yang mendukung proses
pendidikan formal dan informal
abdulhak, I. dan Darmawan, d.
(2015) Teknologi pendidikan.
Bandung : PT, remaja rosdakarya

3 Menurut Gillespie (2006)


menyatakan hambatan adalah hal-
hal yang mencegah pendidik dari
memanfaatkan potensi penuh TIK
dalam proses belajar mengajar.
Perspektif lain menyajikan
hambatan yang berkaitan dengan
dua jenis kondisi: material dan non
material (Pelgrum, 2001). Kondisi
material mungkin adalah jumlah
computer atau perangkat lunak
yang tidak mencukupi. Hambatan
non-materi termasuk kurangnya
pengetahuan dan keterampilan TIK
pada pendidik, sulitnya
mengintegrasikan TIK dalam
pengajaran, dan waktu pendidik
yang tidak mencukupi.
Pelgrum, WJ. (20010. Obstacles to
the integration of ICT in education:
result from a worldwide
Educational Assesment. Computers
& Education, 37:2001, 163-177

Hasil wawancara :
wawancara dengan kepala sekolah.
1 Kurangnya fasilitas
kebutuhan TIK
2 Pendidik kurang
mendalami/memahami
pengembangan TIK dalam
pembelajaran
3 Pendidik dan peserta didik
belum terbiasa dalam
penggunaan TIK pada proses
pembelajaran
4 Pendidik belum terbiasa
dalam penggunaan media
TIK pada proses
pembelajaran
5 Pendidik belum dapat
mengembangkan media
pembelajaran berbasis TIK
6 Peserta didik masih
cenderung terfokus pada
materi pembelajaran yang
disampaikan melalui media
TIK.

Dokumentasi wawancara:

4 Peserta didik sulit Hasil literature :


mengerjakan soal 1) HOTS adalah hasil Solusi yang dapat dilakukan
berbasis HOT pengembangan konsep dan adalah:
metode sebelumnya yang (1) Mengajak peserta didik
meliputi kemampuan pemecahan sesering mungkin berlatih
masalah, kemampuan berfikir mengerjakan soal HOTS,
kreatif, berfikir kritis, dengan cara mencari dan
kemampuan berargumen, dan menemukan kata kunci
kemampuan mengambil dalam soal HOTS. Agar
keputusan (Dinni, 201 dalam ketika peserta didik
jurnal Prisma) terbiasa, maka harapannya
2) Menurut Freddy Widya Ariesta ketika bertemu soal HOTS
(201) sudah tidak bingung
3) Menurut ftrny Untari (2014) dengan perintah soal yang
Menyatakan bahwa kesulitan diberikan
peserta didik dalam (2) Peserta didik belajar
menyelesaikan soal yaitu membuat soal HOTS,
kesulitan memahami maksud soal sehingga bisa setiap hari
cerita. Hasil analisis tersebut memberikan minimal 1
memiliki daya pemahaman soal HOTS kepada peserta
dibawah standar. Kurangnya didik agar peserta didik
pemahaman tersebut dapat terbiasa mengerjakan soal
menjadikan peserta didik HOTS.
mengalami kesulitan dalam
membuat ikatan dalam.

Untari, ftrny. (2013). Diagnosis


Kesulitan Belajar Pokok Bahasan
Pecahan Pada Peserta didik kelas
V Sekolah Dasar. Media Prestasi
jurnal Ilmiah STKIP PGRI
Ngawa, 13(1), 1-tt

Hasil wawancara dari teman sejawat


guru kelas tentang penyebab peserta
didik sulit mengerjakan soal HOTS
adalah:
(1) Kurangnya pemahaman
peserta didik dalam
memahami maksud soal
cerita
(2) Pendidik kurang paham
dalam merancang dan
menyusun soal berbentuk
HOTS
(3) Pendidik masih sering
menggunakan soal-soal yang
HOTS.
(4) Peserta didik belum bisa
menganalisis soal yang
berbentuk HOTS
(5) Pendidik kurang memberikan
latihan-latihan soal yang
berbentuk HOTS
(6) Pendidik kurang memahami
literasi dalam pembuatan soal
berbentuk HOTS

dokumentasi wawancara:

5 Pendidik belum (1) Yusnani, S.Si, M.Pd (2021) solusi yang dapat dilakukan
maksimal dalam model pembelajaran inovatif untuk permasalahan ini
mengimplementasika dapat membantu pendidik diantaranya:
n model-model dalam penguasaan (1) Merubah mindset pendidik
pembelajaran inovatif kemampuan dan bahwa mengajar hanya
keterampilan yang berkaitan cukup dengan
dengan upaya mengubah menyampaikan materi
tingkah laku peserta didik dengan ceramah dan
sejalan dengan rencana yang memberikan soal
telah ditetapkan. kemudian selesai, tetapi
(2) Menurut Rofaah (2016:17) pendidik juga harus
menjelaskan ada beberapa melakukan komunikasi 2
cirri-ciri model pembelajaran arah dengan peserta didik
secara khusus antara lain: dengan diselingi sedikit
(3) Naik pangkat.com (5 Agustus humor atau kegiatan yang
2021) ada beberapa model menyenangkan lainnya
pembelajaran yang harus (2) Mengadakan tutor sejawat,
diketahui pendidik agar dapat yaitu dimana para
meningkatkan hasil belajar pendidik saling share
siswa dan dapat kegiatan pembelajaran
menyesuaikan dengan materi yang aktif dan
yang diajarkan: Model menyenangkan, agar dapat
pembelajaran Berbasis dicontohkan oleh rekan
Maslaah, Model sejawat yang lainnya.
Pembelajaran Problem based
Learning.

Hasil wawancara dari teman Kepala


Sekolah tentang Pendidik yang belum
maksimal dalam
mengimplementasikan model-model
pembelajaran inovatif adalah:
• Pendidik belum mengetahui
cara mengimplementasikan
model pembelajaran yang
sesuai dengan materi
pembelajaran
• Pendidik hanya
menggunakan salah satu
model pembelajaran tidak
berusaha untuk
bereksperimen terhadap
model pembelajaran yang
sesuai dengan materi.
• Pendidik kurang
mengembangkan model
pembelajaran yang sesuai
dengan materi
• Pendidik belum maksimal
dalam mengkolaborasikan
model pembelajaran dengan
cara mengintegrasikan media
atau alat bantu.

Dokumentasi wawancara:

Anda mungkin juga menyukai