Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

GEOMORFOLOGI
MAKALAH KELOMPOK 6
BENTANG ALAM FLUVIAL

OLEH :
SEFAR PAROTOK F12122044
ABD.RAHMAN F12122114
INRI NATALIA F12122040
DHITA INRIANI. H. MAREHE F12122084
ASTIRA FITDAYANI MBE`O F12122064

PALU

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bentang alam fluvial adalah salah satu bentuk lanskap yang sangat
dipengaruhi oleh aktivitas aliran sungai dan sungai. Ini adalah ekosistem yang
beragam dan dinamis yang terbentuk oleh interaksi antara air sungai, sedimen,
vegetasi, dan proses geologis. Bentang alam fluvial merupakan salah satu
komponen geografis yang paling menonjol dan memengaruhi lanskap di berbagai
belahan dunia.

Fenomena ini berkaitan erat dengan proses aliran air sungai dan aktivitas
geomorfologis yang terjadi di sekitar sungai dan saluran air. Bentang alam fluvial
mencakup sejumlah ekosistem yang sangat beragam, seperti dataran banjir sungai,
lembah sungai, meander, delta, dan banyak lagi. Bentang alam ini memainkan
peran penting dalam dinamika geologi bumi, pembentukan lanskap, serta
kehidupan manusia dan ekosistem di sekitarnya.

Bentang alam fluvial mencakup wilayah-wilayah seperti dataran banjir


sungai, lembah sungai, dan lingkungan terestrial sekitar sungai. Pemahaman yang
mendalam tentang bentang alam fluvial penting karena berkaitan dengan
pemahaman tentang hidrologi, geomorfologi, biodiversitas, serta interaksi
manusia dengan lingkungan alami

1.2 Maksud
- Mengetahui definisi dari bentang alam fluvial
- Mengetahui jenis-jenis serta proses pembentukan bentang alam fluvial
- Mengetahui contoh kasus dari bentang alam fluvial
1.3 Tujuan
- Mampu menjelaskan definisi dari bentang alam fluvial
- Mampu menjelaskan jenis-jenis serta proses pembentukan bentang alam fluvial
- Mampu memberi contoh kasus dari bentang alam fluvial
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi bentang alam fluvial

Bentang alam fluvial merujuk pada lanskap yang terbentuk oleh aktivitas
sungai dan aliran air sungai. Ini mencakup daerah seperti dataran banjir sungai,
lembah sungai, sungai, serta fitur-fitur geomorfologi yang dihasilkan oleh erosi
dan sedimentasi sungai. Para ahli telah mengemukakan berbagai definisi dan
pandangan mengenai bentang alam fluvial. Di bawah ini adalah beberapa
pandangan para ahli serta pengertian umum tentang bentang alam fluvial: macam
bentuk dan jenis, yang terjadi akibat kerja sama berbagai proses seperti erosi,
sedimentasi, dan deformasi."

1) Arthur N. Strahler : mendefinisikan bentang alam fluvial sebagai "lanskap


yang terbentuk oleh aktivitas sungai dan sungai-sungai yang terus-menerus
mengubah pola aliran air dan mengangkut sedimen."
2) Luna B. Leopold dan M. Gordon Wolman : Menurut Leopold dan Wolman,
bentang alam fluvial mencakup "daerah dataran banjir sungai dan sistem
sungai yang membentuk, mengangkut, dan mendistribusikan sedimen, serta
terkait dengan perubahan-perubahan alur sungai."
3) David R. Montgomer : menjelaskan bentang alam fluvial sebagai "wilayah di
sekitar sungai yang terpengaruh oleh erosi, sedimentasi, dan perubahan aliran
sungai."

2.2 Macam-macam bentang alam fluvial

Bentang alam fluvial mencakup berbagai fitur dan elemen lanskap yang
terbentuk oleh aktivitas sungai dan aliran air sungai. Berikut adalah beberapa
macam bentang alam fluvial yang umum dijumpai:

a) Dataran Banjir Sungai (Floodplain) : Dataran banjir adalah area dataran


rendah yang terletak di sepanjang alur sungai. Mereka sering kali tergenang
selama banjir dan memiliki tanah yang sangat subur akibat deposit sedimen
sungai. Dataran banjir menjadi tempat yang cocok untuk pertanian.
b) Alur Sungai (River Channel) : Alur sungai adalah jalur tempat aliran air
sungai mengalir. Ini adalah bagian utama dari sistem sungai dan berfungsi
sebagai saluran transportasi air.
c) Meander : Meander adalah kelokan besar atau berliku dalam alur sungai yang
terbentuk secara alami. Proses ini terjadi seiring berjalannya waktu ketika
aliran air sungai merintangi penghalang geologis atau berubah arah.
d) Delta : Delta adalah daerah di muara sungai di mana sungai bertemu dengan
laut atau danau. Sedimen yang dibawa oleh sungai mengendap di sini,
menciptakan sistem pulau-pulau dan saluran air yang bercabang-cabang.
e) Oxbow Lake : Oxbow lake adalah danau kecil yang terbentuk ketika alur
meander sungai berubah seiring waktu dan akhirnya memotong dirinya
sendiri, meninggalkan alur lama yang terisolasi.
f) Pegunungan atau Gunung : Pegunungan atau gunung di sekitar sungai dapat
menjadi bagian dari bentang alam fluvial. Sungai sering mengalir melalui
lembah-lembah di antara pegunungan atau melintasi daerah pegunungan.
g) Dataran Alluvial : Dataran alluvial adalah dataran rendah yang terbentuk oleh
sedimen sungai yang mengendap selama ribuan tahun. Ini sering kali menjadi
daerah pertanian yang subur.
h) Jurang Sungai (River Gorge) : Jurang sungai adalah lembah yang dalam yang
terbentuk oleh erosi sungai selama waktu yang panjang. Mereka dapat
memiliki dinding curam di kedua sisinya.
i) Kolmansi (Point Bar) : Kolmansi adalah deposit sedimen yang terbentuk di
dalam alur sungai, biasanya di sisi dalam meander. Mereka menghasilkan
tanah yang subur dan sering digunakan untuk pertanian.
j) Dataran Rawa Sungai (River Swamp) : Dataran rawa sungai adalah daerah
yang sering tergenang air di sekitar sungai dan dataran banjir. Mereka adalah
habitat yang penting bagi berbagai spesies fauna dan flora.
k) Erosi Fluvial Teras Sungai (River Terrace) : Teras sungai adalah dataran
tinggi yang terletak di sekitar alur sungai dan merupakan bagian dari bentang
alam fluvial yang lebih tinggi. Mereka sering kali terbentuk oleh proses erosi
dan sedimentasi.

2.3 Macam-macam proses fluvial

1) Erosi fluvial : Erosi fluvial adalah proses di mana air sungai mengikis dan
mengangkut material dari permukaan tanah. Ini terjadi ketika air sungai
memiliki kekuatan untuk mengangkat dan membawa partikel tanah, batu, dan
kerikil. Proses ini dapat terjadi di sepanjang alur sungai, terutama di daerah
hulu sungai yang memiliki aliran yang kuat. Erosi fluvial dapat mengubah
topografi dan membentuk jurang-jurang. Berdasarkan arahnya, erosi dapat
dibedakan menjadi:
a) Erosi ke arah hulu (head ward erotion) adalah erosi yang terjadi pada
ujung bagian hulu sungai.
b) Erosi vertikal, erosi yang arahnya tegak dan cenderung terjadi pada daerah
bagian hulu pada sungai dan menyebabkan terjadinya pendalaman lembah
sungai.
c) Erosi lateral, yaitu erosi yang arahnya mendatar dan dominan terjadi pada
daerah tengah sungai yang menyebabkan bertambah lebar dan panjang
sungai.
2) Proses sedimentasi : proses pengendapan material karena aliran sungai tidak
mampu lagi mengangkut material yang di bawanya. Apabila tenaga angkut
semakin berkurang, maka material yang berukuran besar dan lebih berat akan
terendapkan terlebih dahulu, baru kemudian material yang lebih halus dan
ringan. Bagian sungai yang paling efektif untuk proses pengendapan ini
adalah bagian hilir atau pada bagian slip of slope pada kelokan sungai, karena
biasanya pada bagian kelokan ini terjadi pengurangan energi yang cukup
besar. 5 Ukuran material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya
energi pengangkut, sehingga semakin ke arah hilir, energi semakin kecil,
material yang diendapkan pun semakin halus.
3) Proses Transportasi : Proses transportasi adalah proses perpindahan atau
pengangkutan material yang diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada
sungai sebagai efek dari gaya gravitasi. Sungai mengangkut material hasil
erosinya dengan berbagai cara, yaitu:
a) Traksi, yaitu material yang diangkut akan terseret pada dasar sungai.
b) Rolling, yaitu material akan terangkut dengan cara menggelinding di dasar
sungai.
c) Saltasi, yaitu material terangkut dengan cara menggelinding pada dasar
sungai.
d) Suspensi, yaitu proses pengangkutan material secara mengambang dan
bercampur dengan air sehingga menyebabkan air sungai menjadi keruh.
e) Solution, yaitu pengangkutan material larut dalam air dan memben-tuk
larutan kimia. Dalam membahas transportasi sungai dikenal terminologi
stream capacity yaitu jumlah beban maksimum yang mampu diangkut oleh
aliran sungai, dan stream competence yaitu ukuran maksimum beban yang
mampu diangkut oleh aliran sungai.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Erosi dan Sedimentasi

Berikut adalah beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi proses erosi


dan sedimentasi :

1) Kecepatan Aliran Sungai Kecepatan aliran sungai maksimal pada tengah


alur sungai, bila sungai membelok maka kecepatan maksimal ada pada
daerah cut off slope (terjadi erosi) karena gaya sentrifugal. Pengendapan
terjadi bila kecepatan sungai menurun atau bahkan hilang.
2) Gradien / kemiringan lereng sungai Bila air mengalir dari sungai yang
kemiringan lerengnya curam ke dataran yang lebih rendah maka kecepatan
air berkurang dan tiba –tiba hilang sehingga menyebabkan pengendapan
pada dasar sungai. Bila kemudian ada lereng yang terjal lagi, kecepatan
akan meningkat sehingga terjadi erosi yang menyebabkan pendalaman
lembah.
3) Bentuk alur sungai Aliran air akan menggerus bagian tepi dan dasar
sungai. Semakin besar gesekan yang terjadi maka air akan mengalir lebih
lambat. Sungai yang dalam, sempit dan permukaan dasarnya tidak kasar,
aliran airnya deras. Sungai yang lebar, dangkal dan permukaan dasarnya
tidak kasar, atau sempit, dalam tetapi permukaan dasarnya kasar, aliran
airnya lambat.
4) Discharge Merupakan volume air yang keluar dari suatu sungai. Proses
erosi dan transportasi terjadi karena besarnya kecepatan aliran sungai dan
discharge.

2.4 Pola Aliran Sungai

Pola aliran pada dasarnya, ada 7 jenis, pembagian ini didasarkan pada pola
yang dibentuk sungai tersebut. Adapun jenis-jenis yang dimaksud sebagai berikut:

1) Pola aliran sungai dendritik. Merupakan pola aliran yang menyerupai


percabangan batang pohon. Percabangannya tidak teratur dan memiliki
arah juga sudut yang beragam. Pola ini berkembang di bebatuan yang
cenderung homogen dan tidak melalui kontrol struktur. Pada aliran sungai
yang satu ini tidaklah teratur dan umumnya dijumpai di wilayah dataran
atau wilayah berpantai juga wilayah plato.
2) Pola aliran parallel. Merupakan pola yang cenderung sejajar dan banyak
dijumpai di wilayah perbukitan yang memanjang. Kemiringan lereng pada
pola ini cenderung curam dan terjal.
3) Pola aliran annular. Merupakan pola aliran yang arahnya menyebar secara
radial dimulai dari suatu titik yang tinggi dan kemudian berjalan ke arah
hilir untuk selanjutnya kemudian menyatu dalam satu aliran.
4) Pola aliran sungai selanjutnya adalah rectangular. Pola ini dibentuk
cabangcabang sungai yang cenderung berkelok, menyambung dan
membentuk sudutsudut yang tegak lurus dan memiliki liku-liku. Pola
aliran yang satu ini umumnya dikendalikan oleh struktur geologi setempat
seperti pola kekar dan sesar, atau juga bisa dipengaruhi oleh pola potongan
yang tegak lurus. Rectangular ini bisa terbentuk di bebatuan keras dengan
lapis horizontal dan juga batuan kristalin.
5) Pola aliran trellis memiliki bentuk yang panjang-panjang. Ia kerap juga
disebut dengan nama pola trail pagar. Pola ini sering dijumpai pada sungai
yang terletak di bebatuan dengan lupatan dan kemiringan yang kuat.
Sungaisungai besar dengan pola ini umumnya mengikuti singkapan
bebatuan yang subsekuen dan juga linak selain itu pola ini, biasanya
berada di wilayah 7 patahan. Cabang sungainya dari arah kanan juga kiri
merupakan jenis resekuen atau juga obsekuen.
6) Pola aliran radial. Biasa juga dikenal dengan nama pola aliran menyebar.
Ciri utamanya adalah aliran yang berbeda dalam hal arah. Menyebar ke
segala penjuru baik itu ke utara, barat, timur maupun selatan. Pola ini
umumnya ada pada wilayah pegunungan dengan bentuk kerucut.
7) Pola aliran multi-basinal atau yang juga dikenal dengan nama pola aliran
sungai memusat. Ciri utama pola yang satu ini adalah alirannya yang
terpusat pada suatu lahan tertentu. Pola aliran ini umumnya ada pada
wilayah dengan cekungan yang mirip seperti dolina di wilayah krast.

2.5 Genesa Pembentukan Lembah Sungai

Siklus lembah sungai dibagi menjadi tiga tingkatan (stadia) yaitu:

1) Stadia muda, dicirikan oleh:


- biasanya di daerah hulu - sungai sangat aktif, erosi berlangsung cepat
- erosi vertikal lebih kuat daripada erosi lateral
- lembah sungai mempunyai profil berbentuk V
- gradien sungai curam, terdapat jeram dan air terjun
- anak sungai sedikit dan kecil
- aliran sungai deras (energi pengangkutan besar)
- bentuk sungai relatif lurus

2) stadia dewasa, ditandai oleh:


- kecepatan aliran mulai berkurang
- gradien sungai sedang, tidak terdapat jeram dan air terjun
- mulai terbentuk dataran banjir dan tanggul alam
- erosi lateral (ke samping) lebih kuat dari erosi vertikal
- mulai terbentuk meander sungai
- pada tingkat ini sungai mencapai kedalaman paling besar
3) stadia tua, ditandai oleh:
- kecepatan aliran semakin berkurang
- lebih banyak sedimentasi daripada erosi
- berkembang di daerah hilir
- banyak terbentuk sungai meander, danau tapal kuda dan tanggul alam
- terjadi pelebaran lembah walaupun sangat lembat
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bentang alam fluvial adalah bentang satuan geomorfologi yang erat


hubungannya dengan proses fluviatil. Proses fluviatil itu sendiri adalah semua
proses yang terjadi di alam, baik fisika maupun kimia yang mengakibatkan
adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air
permukaan.  Terbentuknya bentang alam fluvial disebabkan oleh beberapa
prose, antara lain proses erosi, proses transportasi, dan proses sedimentasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://belajarilmugeografi.blogspot.com/2013/09/memahami-pola-aliran-sun
gai.html (Diakses pada Selasa, 19 September 2023, pukul 02:51)

http://aryadhani.blogspot.com/2009/05/bentang-alam-fluvial.html (Diakses pada


Selasa, 19 September 2023, pukul 02:51)

http://ayobelajargeologi.blogspot.com/2013/04/bentang-alam-fluvial.html
(Diakses pada Selasa, 19 September 2023, pukul 02:51)

http://adityamulawardhani.blogspot.com/2009/02/bentang-alam-fluvial.html
(Diakses pada Selasa, 19 September 2023, pukul 02:51)

http://verychelsea.blogspot.com/2013/01/tahapan-perkembangan-dapembe
ntukan.html (Diakses pada Selasa, 19 September 2023, pukul 02:51)

Anda mungkin juga menyukai