Anda di halaman 1dari 7

TAFSIR AYAT SAINS TENTANG TATA SURYA

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Tersruktur


Mata Kuliah Tafsir Ayat Sains
Dosen Pengampu:
Yosep Komarawandhana, H. S.Pd.I.,MM

Disusun Oleh:
Suwarno (190402603
Didi Mubarok (1904026045
Siti Robiatul Adawiyah (1904026051)

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu tata surya?


2. Bagaimana tata surya dalam Al-Qur’an ?
3. Bagaimana garis edar tata surya dalam Al-Qur’an?
4. Bagaimana pergerakan bumi, matahari dan bulan menurut tinjauan Al-Qur’an dan
sains?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui apa itu tata surya


2. Mengetahui tatasurya dalam Al-Qur’an
3. Mengetahui garis edar tata surya dalam konsef Al-Qur’an
4. Mengetahui pergerakan bulan, matahari, bumi menurut tinjauan Al-Qur’an dan juga
sains
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tata Surya

Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang
disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek
tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk
elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan
benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid,
empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan
tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu
kali di luar bagian yang terluar. Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan
planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi
(150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta
km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan
2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit
planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet
kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan
sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai
planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris
(10.100 juta km). Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil
itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin
planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.
B. Ayat-ayat tentang Tata Surya

Beberapa ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Tata Surya diantaranya


1. Surah Ya-Sin ayat 40
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ٍ َ‫ق النَّهَا ِر ۗ َو ُك ٌّل فِ ْي فَل‬


َ‫ك يَّ ْسبَحُوْ ن‬ َ ‫اَل ال َّش ْمسُ يَ ۢ ْنبَ ِغ ْي لَهَ ۤا اَ ْن تُ ْد ِر‬
ُ ِ‫ك ْالقَ َم َر َواَل الَّ ْي ُل َسا ب‬
"Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS. Ya-Sin
36: Ayat 40)
2. Surah Al-Anbiya’
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ٍ َ‫س َوا ْلقَ َم َر ۗ ُك ٌّل فِ ْي فَل‬
َ‫ك يَّ ْسبَحُوْ ن‬ َ ‫ق الَّي َْل َوا لنَّهَا َر َوا ل َّش ْم‬
َ َ‫َوه َُو الَّ ِذيْ َخل‬
"Dan, Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 33)
3. Surah Az-Zumar ayat 5
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ق ۚ يُ َك ِّو ُر الَّ ْي َل َعلَى النَّهَا ِر َويُ َك ِّو ُر النَّهَا َر َعلَى الَّ ْي ِل َو َس َّخ َر‬ ِّ ‫ض بِا ْل َح‬
َ ْ‫ت َوا اْل َ ر‬ َ َ‫خَ ل‬
ِ ‫ق السَّمٰ ٰو‬
ُ‫س َوا ْلقَ َم َر ۗ ُك ٌّل يَّجْ ِريْ اِل َ َج ٍل ُّم َس ّمًى ۗ اَ اَل هُ َو ْال َع ِز ْي ُز ْال َغفَّا ر‬
َ ‫ال َّش ْم‬
"Dan, Dia menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing berjalan menurut
waktu yang ditentukan." (QS. Az-Zumar 39: Ayat 5)
4. Surah Al-Fathir ayat 41
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ٗ‫ض اَ ْن تَ ُزوْ اَل ۚ َولَِئ ْن زَ ا لَــت َۤا اِ ْن اَ ْم َس َكهُ َما ِم ْن اَ َح ٍد ِّم ۢ ْن بَ ْع ِد ٖه ۗ اِنَّه‬
َ ْ‫ت َوا اْل َ ر‬
ِ ‫ك السَّمٰ ٰو‬ُ ‫اِ َّن هّٰللا َ يُ ْم ِس‬
‫َكا نَ َحلِ ْي ًما َغفُوْ رًا‬
"Sungguh, Allah yang menahan langit dan bumi agar tidak bergeser."
(QS. Fatir 35: Ayat 41)
5. Surah yunus ayat 5
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ ‫ضيَٓا ًء وَّا ْلقَ َم َر نُوْ رًا َّوقَ َّد َر ٗه َمنَا ِز َل لِتَ ْعلَ ُموْ ا َع َد َد ال ِّسنِ ْينَ َوا ْل ِح َسا‬
‫ب ۗ َما‬ ِ ‫س‬ َ ‫ه َُو الَّ ِذيْ َج َع َل ال َّش ْم‬
ٰ
ِ ‫ص ُل ااْل ٰي‬
َ‫ت لِقَوْ ٍم يَّ ْعلَ ُموْ ن‬ ِّ َ‫ق ۚ يُف‬ َ ِ‫ق هّٰللا ُ ٰذل‬
ِّ ‫ك اِاَّل بِا ْل َحـ‬ َ َ‫خَ ل‬
(QS. Yunus 10: Ayat 5)
Ayat-ayat di atas mengisyaratkan adanya revolusi benda-benda angkasa, dengan
pengertian bahwa tidak mungkin akan terjadi benturan antara matahari baik dengan bulan
maupun dengan planet-planet. Pasalnya, Allah telah menahan langit, bumi, dan semua benda
yang ada di antara keduanya agar tidak bergeser (dari orbitnya). Ini merupakan salah satu
kemukjizatan terbesar dalam ilmu astronomi.
C. Garis edar tata surya dalam Al-Qur’an

Allah SWT telah berfirman dalam surah Al-Anbiya (21) yang terdapat pada ayat 33 :
‫ كل في فلك يسبحون‬, ‫وهو الذي خلق اليل والنهار والشمس والقمر‬
“Dan dialah yang telah menciptakan malam dan juga siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya”.
Kata Yasbahun yang berasal dari kata Sabaha memiliki makna bergerak ( Rotasi )
yang berasal dari tubuh yang bergerak. Kata Yasbah diterapkan pada benda-benda ruang
angkasa seperti matahari, namun bukan berarti terbang diangkasa. Hal seperti itulah yang
dapat diartikan bahwasannya matahari tersebut berputar atau berotasi saat berjalan melalui
ruang angkasa.
Lalu terdapat pula pada surah Yasin (36) ayat 38 :
‫ ذلك تقدير العزيز العليم‬, ‫والشمس تجري لمستقر لها‬
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang maha
perkasa lagi maha mengetahui”.
Dan pada surah Az-Zariyat (51) yang terdapat pada ayat ke 7, disana disebutkan
bahwasannya keseluruhan alam semesta itu dipenuhi oleh lintasan dan juga garis edar. “Demi
langit yang mempunyai jalan-jalan.”
‫والقمر قدرنه منا زل حتى عاد كالعرجونالقديم‬
“Dan kami telah tetapkan bagi bulan-bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah
sampai manzilah terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.” (QS
Yasin :39)
‫ و كل في فلك يسبحون‬, ‫ال الشمس ينبغي لها ان تدرك القمر وال اليل سا بق النهار‬

“Tidaklah mungkin bagi matahari nemdapatkan bulan dan malampun tidak dapat
mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yasin: 40)
Penjelasan yang terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an yang terkait dengan garis
edarnya tata surya, jauh dari sebelum sains moderen mengungkapkan ini membuktikan
bahwa Al-Qur’an itu bukan buatan manusia. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada umat
manusia itu untuk dijadikan petunjuk demi keselamatan dan juga kebahagiaan manusia itu
sendiri baik di dunia maupun di akhirat. Hal tersebut telahh dibuktikan oleh kandungan Al-
Qur’an itu senduri yang terdapat banyak anjuran untuk mengajak manusia agar menghayati
alam semesta.1
D. posisi dan pergerakan Matahari, Bumi dan Bulan Menurut Tinjauan Al-Qur’an dan Sains

Sebagaimana telah di jelaskan dalam yang terdapat dalam surah Ad-Dukhan ayat 38-39 :
‫ ما خلقناهما االبالحق ولكن اكثرهم اليعلمون‬, ‫وما خلكنا السماوات واالرض وما بينهما العبين‬
“Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antar keduanya
dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq,
akan tetapi mereka tidak banyak mengetahui”.
Allah SWT menciptakan alam semesta ini beserta isinya dengan penuh keserasian,
keharmonisan dan keteraturan. Semuanya itu tidak tanpa kebetulan, melainkan semuanya itu
dengan Haq, dimana terdapat tujuan juga manfaat dalam penciptanya. Tujuan dan manfaat
untuk kehidupan makhluk dibumi, serta untuk menuntun manusia menuju keimanan dan
penghambatan kepadanya.2
Benda-benda langit yang dapat diamati oleh bumi, baik yang terlihat pada siang
ataupun malam hari, seluruhnya bergerak secara teratur dari arah timur ke arah barat. Setiap
benda langit tersebut terbit dan tenggelam pada posisi tertentu di bumi, dimana posisi terbit
dan tenggelamnya kemudian berbah ke arah tertentu secara gradugal dan kembali lagi kepada
1
Wahid Abdul, Asbab An-Nuzul, “Urgensinya dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an” pekanbaru, Suara
Ummat, (2007). Hal 1
2
Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, vol, 13, jakarta :Lentera Hati, 2001 hal 21-22.
posisi semula pada waktu tertentu. Seolah-olah semua benda langit tersebut itu termasuk
Matahari dan juga Bulan, beredar mengelilingi bumi. 3
pada awalnya manusia menganggap bahwasannya peristiwa pergerakan benda langit
tersebut merupakan sesuatu yang magis. Meskipun demikian, menusia telah lama
memanfaatkan peristiwa tersebut untuk urusan hidupnya khususnya sebagai penanda waktu
untuk memulai pekerjaan-pekerjaan tertentu. Seiring dengan adanya perkembangan
peradaban dan juga keilmuan manusia, berbagai macam teori pergerakan benda langitpun
dikemukakan. Dan sejarah keilmuan astronomi, terdapat 3 teori pergerakan benda langit yang
pernah dikemukakan oleh para astronomi terdahulu, yakni teori egosentris, geosentris dan
heliosentris. 4

BAB III
3
Moedji Raharto, Sistem Penaggalan SyamsiahL\Masehi, Bandung: Penerbit ITB, 2001, hal 1-2.
4
Slamet Hmbali, Pengantar Ilmu Falak, Banyuwangi : Bismillah Publisher, 2012, hal 175-186.
KESIMPULAN
Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang
disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek
tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk
elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan
benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Allah SWT menciptakan alam semesta ini beserta isinya dengan penuh keserasian,
keharmonisan dan keteraturan. Semuanya itu tidak tanpa kebetulan, melainkan semuanya
itu dengan Haq, dimana terdapat tujuan juga manfaat dalam penciptanya. Tujuan dan
manfaat untuk kehidupan makhluk dibumi, serta untuk menuntun manusia menuju
keimanan dan penghambatan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Wahid Abdul,2007 Asbab An-Nuzul, “Urgensinya dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an” pekanbaru, Suara
Ummat.
Shihab Quraisy, 2001 Tafsir Al-Misbah, vol, 13, jakarta :Lentera Hati,
Raharto Moedji, 2001 Sistem Penaggalan SyamsiahL\Masehi, Bandung: Penerbit ITB,
Hmbali Slamet 2012, Pengantar Ilmu Falak, Banyuwangi : Bismillah Publisher,

Anda mungkin juga menyukai