Artinya: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan
tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah
tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji, dan bukanlah kebajikan memasuki
rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa,
dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
beruntung”.
Ketiga ayat diatas secara zahir menyatakan bahwa perhitungan bilangan tahun dan perhitungan
waktu-waktu lainnya adalah melalui pergerakan matahari dan bulan, dan QS. Al-Baqarah [02]
ayat 189 diatas menegaskan perbedaan kalender Islam dengan kalender lainnya.
Di dalam al-Qur´an terdapat beberapa ayat yang menjelaskan tentang peredaran matahari dan
bulan yang menandakan adanya rotasi-revolusi bumi dan matahari, antara lain:
kemudian dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-
masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya),
Tuhanmu”.
Artinya: “Dan dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus
beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang”.
Artinya: “Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang, yang beredar dan terbenam”
يز ٱلإعَ ِل ِيم ُ س تَج ِإرى ِل ُم إستَقَ ٍر لَّ َها ۚ َٰذَلِكَ ت َ إقد
ِ ِير إٱلعَ ِز َّ َوٱل
ُ ش إم
Artinya: “Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang maha
perkasa lagi maha mengetahui”.
س َو إٱلقَ َم َر ۖ ُك ٌّل فِى فَلَكٍ يَ إسبَ ُحو َن َ َوهُ َو ٱلَّذِى َخلَقَ ٱلَّ إي َل َوٱلنَّ َه
َّ ار َوٱل
َ ش إم
Artinya: “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-
masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya”.
ار ۚ َوكُ ٌّل فِى فَلَكٍ يَ إسبَ ُحو َن َ س يَ ۢنبَ ِغى لَ َها ٓ أَن تُدإ ِركَ إٱلقَ َم َر َو ََّل ٱلَّ إي ُل
ِ سابِ ُق ٱلنَّ َه َّ ََّل ٱل
ُ ش إم
Artinya: “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat
mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”.
Konstanta Phi dalam Quran
Phi (huruf besar Φ, huruf kecil φ atau simbol matematika ϕ), diucapkan /ˈfaɪ/ atau kadangkala
/ˈfiː/ iAdalah huruf ke-21 dalam alfabet Yunani.
Phi sendiri mewakili suatu bilangan yang sangat penting dalam matematika, seni, dan
arsitektur bahkan dalam struktur biologis dari makhluk hidup dan alam. Bilangan yang diwakilinya
merupakan bilangan irasional yang digunakan dalam Golden Ratio atau Perbandingan Emas.
Dalam matematika, 2 bilangan disebut sebagai pasangan Golden ratio jika perbandingan
dari penjumlahan kedua bilangan terhadap bilangan yang terbesar, sama dengan perbandingan
bilangan terbesar terhadap bilangan terkecil. Atau bisa kita gambarkan sebagai:
Dari sini kita bisa melihat bahwa ada yang disembunyikan dalam kata Bakkah.Bakkah
menunjukkan lokasi dari Ka'bah.
Kita akan analisa ayatnya:
Ali Imran 3:96: Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat)
manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi
semua manusia
Kita akan pecah ayat tersebut berdasarkan hurufnya (hanya huruf matinya saja)
sehingga menjadi
اءنناءوولبيتوضعاللنناسذيببككةمباركاوهدى لللعلمين
اءنناءوولبيتوضعاللنناسذيببككة
Jadi di sini kita bisa melihat bahwa Quran juga menyimpan konstanta matematika di dalam
ayatnya.