dengan Uji t
Laki-Laki 7 8 8 9 9 8 10 9
Wanita 5 6 7 8 7 7 7 6 8 7
Penyelesaian :
1) Rumusan hipotesis
Atau
H0 : µ1 ≤ µ2
H1 : µ1 > µ2
Pengujian homogenitas
H0 : σ 12 = σ 22
H1 : σ 12 ≠ σ 22
No Laki-Laki Wanita
1 7 5
2 8 6
3 8 7
4 9 8
5 9 7
6 8 7
7 10 7
8 9 6
9 8
10 7
n1 = 8x́ 1 = 8,5 n2 = 10x́ 2 = 6,8
s1 = 0,926 s2 = 0,92
s12 = 0,857 s22 = 0,844
db1 = 8 – 1 = 7 db2= 10-1 = 9
Variansterbesar 0,857
F= = =1,015
Varians terkecil 0,844
Fhitung = 1,015
3) Menghitung t – test
n1 ≠ n2 → σ 12 = σ 22 (Sehingga menggunakan rumus Polled Varians)
x́1 −x́2
t=
2 2
( n 1−n2 ) s 1+ ( n2−1 ) s2 1
√ n 1+ n2−2 ( n + n1 )
1 2
8,5−6,8
t=
( 8−10 ) 0,857+ ( 10−1 ) 0,844 1 1
√ 8+10−2
+
8 10 ( )
1,7
t=
−1,714+ 7,596 10+ 8
√ 16 80 ( )
1,7
t=
√ 0,368 ( 0,225 )
1,7
t= = 5,903
0,288
4) Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan tersebut, ternyata thitung > ttabel (5,903 > 1,746). Dengan
demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, kemampuan numerik laki-laki lebih
tinggi dari wanita.
6. Untuk mengetahui perbedaan skor statistika yang diperoleh mahasiswa pada
tes awal dan tes akhir diambil sampel acak 10 orang mahasiswa. Sebelum
diberikan metode pengajaran diberi tes awal begitupula begitupula setelah
diberi pengajaran selama 3 bulan diberi tes akhir. Skor kedua tes tersebut
terangkum pada tabel berikut.
Tes Awal 6 7 5 8 7 6 6 6 8 5
Tes Akhir 8 7 8 9 9 8 8 9 10 7
Penyelesaian
1) Rumusan hipotesis
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara skor statistika tes awal dan tes akhir
H1 : Terdapat perbedaan antara skor statistika tes awal dan tes akhir
Atau
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
2) Menghitung thitung
Korelasi antara nilai tes awal dan tes akhir r ditemukan sebesar 0,632. Sehingga :
x́ 1−x́ 2
t=
s 21 s22 s s
√ (
+ −2r 1 + 2
n1 n2 √ n1 √n2 )
6,4−8,3
t=
1,156 0,901 1,075 0,949
√ 10
+
10
−2(0,632) + (
√ 10 √10 )
−1,9
t=
√ 0,206−1,264 (0,338)( 0,3 )
−1,9 −1,9
t= = =−6,859
√ 0,206−0,129 0,277
3) Kesimpulan
Penyelesaian
1) Rumusan hipotesis
Atau
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
Pengujian homogenitas
H0 : σ 12 = σ 22
H1 : σ 12 ≠ σ 22
No Laki-Laki Wanita
1 6 5
2 8 6
3 8 7
4 8 8
5 9 7
6 8 7
7 8 7
8 9
9 10
10 7
n1 = 10x́ 1 = 8,1 n2 = 7x́ 2 = 6,714
s1 = 1,101 s2 = 0,951
s12 = 1,212 s22 = 0,904
db1 = 10 – 1 = 9 db2= 7 - 1 = 6
Variansterbesar 1,212
F= = =1,341
Varians terkecil 0,904
Fhitung = 1,341
3) Menghitung t – test
x́1 −x́2
t=
2 2
( n 1−n2 ) s 1+ ( n2−1 ) s2 1
√ n 1+ n2−2 ( n + n1 )
1 2
8,1−6,741
t=
( 10−7 ) 1,212+ ( 7−1 ) 0,904 1 1
√ 10+7−2 ( +
10 7 )
1,368
t=
3,636+5,424 (
√ 15
0,243 )
1,368
t= =3,619
√ 0,147
4) Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan tersebut, ternyata thitung > ttabel (3,619 > 2,131).
Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, terdapat perbedaan
kompetensi hukum antara pengacara laki-laki dan wanita.
Non - Eksakta 8 9 8 6 7 7 6 9
Eksakta 7 6 5 4 6 6 4 4
Penyelesaian :
a. 1) Rumusan hipotesis
Atau
H0 : µ1 ≤ µ2
H1 : µ1 > µ2
Pengujian homogenitas
H0 : σ 12 = σ 22
H1 : σ 12 ≠ σ 22
Variansterbesar 1,428
F= = =1,052
Varians terkecil 1,357
Fhitung = 1,052
Jadi, kelompok non eksakta dan eksakta berasal dari populasi yang
homogen.
3) Menghitung t – test
x́ 1−x́ 2
t=
s 21 s22
√ +
n1 n2
7,5−5,25
t=
1,428 1,357
√ 8
+
8
2,25
t= = 3,82
0,589
Untuk dk = n1 + n2 – 2 = 8 + 8 - 2 = 14 sehingga ttabel (14;0,05) = 2,145
4) Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan tersebut, ternyata thitung > ttabel (3,82 > 2,145).
Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, kecepatan membaca
bahasa inggris kelompok eksakta lebih tinggi dari pada kelompok non
eksakta.
1) Rumusan hipotesis
Atau
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
2) Uji Homogenitas dengan uji F
Pengujian homogenitas
H0 : σ 12 = σ 22
H1 : σ 12 ≠ σ 22
Fhitung = 1,052
3) Menghitung t – test
7,5−5,25
t=
1,428 1,357
√ 8
+
8
2,25
t= = 3,82
0,589
4) Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan tersebut, ternyata thitung > ttabel (3,82 > 2,145).
Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, terdapat perbedaan
kecepatan membaca bahasa inggris kelompok eksakta dan non eksakta.