bernama Rara Ayu. Rara Ayu tinggal bersama ayahnya, dan saat ini, Ayah Rara Ayu sakit-sakitan
setelah ditinggal istrinya tercinta. Konon katanya, obat penawar dari sakit parah tersebut hanya
dapat ditemukan di Hutan Batta, yaitu Bunga Ajaib yang hanya mekar saat malam 1 Sura yang
kemudian bunga tersebut diseduh menjadi minuman obat. Rara Ayu dan para dayangnya pun
mencari obat bunga Ajaib tersebut di hutan. Namun, Rara Ayu bertemu dengan seekor musang emas
yang tersangkut di akar pohon. Dengan kerendahan hati rara ayu, musang tersebut ditolong olehnya
Bersama para dayang. Terjadi keajaiban, musang emas tersebut berubah menjadi sosok pria tampan
rupawan. Ia berterima kasih kepada rara ayu dan sebagai hadiah telah menolongnya, ia memberikan
tanaman langka yang ternyata merupakan bunga Ajaib, penawar dari sakit parah ayahnya. Di detik itu
juga, rara ayu jatuh cinta pada sang musang. Dengan dibantu oleh musang, ia meracik ramuan untuk
ayahnya.
Perasaan cinta mulai tumbuh, saling membaluti hati kedua belia tersebut. Rara yang
selama ini menyimpan perasaan pada pangeran musang mulai yakin, bahwa perasaan tersebut tidak
hanya bertepuk sebelah tangan.
Lah? Kowe seneng karo aku? Lah podo podo aku. Ih cuy alay banget rill. Mohon
intruksi
Akhirnya, kedua pasangan tersebut mantap akan menindak lanjuti perasaan mereka.
Mereka memutuskan untuk menikah kemudian mereka menghadap sang ayahanda yang sudah
sembuh dan memohon restu untuk menikah.
PAHING, KLIWON, NIKAH? BEDO. RASAH. Kowe ra reti mitos e po? Nek wong beda
weton kuwi….. **Adegan sm penasihat
Kedua calon pasangan tersebut sedih, atas penolakan restu dari ayahandanya
sendiri. Tapi, kejadian tersebut tak mengubah perasaan cinta yang kuat antara keduanya. Tanpa piker
Panjang, mereka memutuskan untuk kawin lari, mengharap kehidupan berdua yang indah.
Scene kabur nda kebayang… Mungkin berlari bergandeng Bersama bawa barang?
Rara diajak pangeran musang menuju dunia musang, disana, mereka menjalani
pernikah tidak resmi bersama para warga musang yang menjadi saksi. Keduanya tersenyum lebar,
Bahagia atas pernikahannya.
Kehidupan pernikahan yang membuat penasaran semua orang, tak terkecuali rara
dan pangeran musang. Keduanya bersemangat penuh menjalani kehidupannya dengan status Telah
Menikah.
Scene suami istri… ide bang. Ngopi dibuatin Rara kah? Bersih-bersih rumah kah?
Keduanya Bahagia, menjalani kehidupan bak berdua saja. Tapi rupanya, kebahagiaan
itu tidak berlangsung lama. Tiba-tiba, kehidupan mereka berdua didatangi oleh berbagai macam
masalah, seolah senam jantung, masalah dating bertubi-tubi.
Iyo aku yo reti musang. Lha kowe ki lho, mbok yo nggolek samben. Ora mung
berburu ayam nang alas. Aku loh, iki wis effort ndodol selendang selendang apik kesayangabnku.
Mbok yok owe ngewangi aku sang.
Iyo aku reti. Eh iki tagihan air e yo numpuk. Insyaallah sesuk tak bayar, nek ra lali.
Ya wis, aku tak ngangkat jemuran selendangku sik, sesuk meh di jumut karo si
kembar Bu Sulastri lan Bu Sukinem.
Tak disangka-sangka, ketika rara keluar dari rumah, jemuran selendangnya telah
hancur berantakan. Nampak 4 bocah kematian Tengah bermain-main dengan selendang yang besok
akan dijual oleh Rara.
**Bocahnya nge prank Rara, pas mau dikasih malah ditarik lagi, akhirnya kejar-
kejaran.
Kesialan datang berturut-turut kepada rumah tangga kecil tersebut. Rara Ayu mulai
merasa, bahwa keputusan mereka menikah tidaklah benar. Ia mulai sering murung, musang yang
menyadari hal tersebut ikut sedih. Musang merencanakan akan membelikan baju baru indah sebagai
hadiah untuk rara ayu supaya ia senang lagi.
Namun, sial tetaplah sial. Ternyata tas yang digunakan musang untuk membungkus
gaun tersebut telah sobek dibagian bawahnya, mengakibatkan gaun tersebut telah terjatuh dalam
perjalanan tadi.
Lah ilang,
Cinta sejati cinta sejatimu. Mbok ndelok o, kowe yo mesti ngrasa ake ta. Awak
dhewe ki selalu ketiban masalah. Emang kudune awak dhewe ora Bersama,
Rara!
Disaat yang sama, sang bapak datang Bersama sahabatnya, ustadz Mehmet zaki,
yang akhirnya menemukan Rara.
Nasaknskansansnasn
Pak, iki salahku meksa nikah karo dek e. emang nek weton e mengkskasasaijs
Rara Ayu dan Pangeran Musang tersenyum, keduanya kembali meyakini bahwa hal
hal terkait ketidakcocokan weton, letak rumah, dan juga urutan kelahiran anak, hanyalah sebuah
mitos. Tetapi hal tersebut merupakan sebuah budaya yang harus kita ketahui serta akui
keberadaannya.