Berdasarkan framework for understanding of disaster di atas tentang
penanganan bencana kita dapat melihatnya dari lingkungan fiskk, lingkungan social dan individu. Framework for understanding of disaster membantu kita dalam menganalisis faktor-faktor yang terlibat dalam bencana. Framework ini membantu untuk memberikan pandangan yang lebih komprehensif dan terstruktur tentang bencana, sehingga memungkinkan para peneliti, pemangku kepentingan, dan praktisi di bidang penanggulangan bencana untuk lebih baik memahami dinamika bencana serta mengembangkan strategi dan kebijakan yang efektif dalam menghadapinya. Lingkungan Fisik, didalam framework for understanding of disaster terdapat tempat, infrastruktur, perumahan, cuaca, bahaya, socioekologi, bencana. Lingkungan Fisik alami, dilihat dari alam yang ada disekitar. Dari berbagai musim seperti musim penghujan, angin di daerah tertentu yang berakhibat adanya bahaya. Seperti dari musim penghujan yang bisa menyebabkan bahaya banjir bandang dan musimg angin yang bisa menyebabkan bahaya angin topan. Bencana Alam (Hazards): Bencana alam adalah peristiwa alam yang ekstrem dan merusak yang dapat mengancam masyarakat dan lingkungan fisik. Beberapa contoh bencana alam meliputi gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan badai. Bencana alam ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur dan perumahan, serta mempengaruhi kehidupan manusia dan lingkungan secara umum. Lingkungan fisik yang di bangun, seperti contohnya infrastruktur yang mencakup jaringan jalan, jembatan, bandara, sistem komunikasi, dan utilitas seperti air bersih dan listrik. Infrastruktur yang baik dan tahan bencana penting untuk mendukung kehidupan sehari-hari masyarakat dan pemulihan pasca- bencana. Infrastruktur yang buruk atau tidak tahan bencana dapat menjadi kerentanan yang signifikan ketika bencana terjadi. Perumahan: Perumahan adalah tempat tinggal individu dan keluarga. Perumahan yang aman dan tahan bencana penting untuk melindungi penduduk dari bahaya seperti gempa bumi, banjir, badai, dan lainnya. Desain perumahan yang tepat dan pemilihan lokasi yang aman dapat membantu mengurangi risiko kerusakan akibat bencana alam. Lingkungan social mencakup hubungan social masyarakat sekitar memegang peran penting dalam masyarakat. Tentang bagaiaman respon dan adaptasi terhadap bencana. norma sosial dapat memengaruhi bagaimana masyarakat merespons ancaman dan bencana.kita bisa ambil contoh bagaimana dalam budaya tertentu mengenai gotong royong terhadap kesiapsiaggan bencana. Kemudian ada iIsyarat komunikasi adalah simbol atau pesan yang digunakan dalam komunikasi di antara anggota masyarakat. Selama bencana, isyarat komunikasi yang efektif sangat penting. Ini mencakup sinyal peringatan dini, tanda-tanda evakuasi. Struktur pemerintahan dalam otoritas yang bertanggung jawab respon terhadap bencana di daerah pemerintahanya. Kualitas dan efektivitas pemerintahan dalam menangani bencana dapat berdampak besar pada kemampuan masyarakat untuk merespons dan pulih dari bencana. Jaringan atau biasa yang di sebut networking, dimana jaringan dari berbagai lembaga pemerintah, organisasi kemanusiaan seperti NGO, dan masyarakat sekitar dalam penanggulangan bencana. Individual, tiap Individu memiliki peran yang signifikan dalam kerangka pemahaman tentang bencana. Diantaranya Pengalaman tiap individu mencakup sejarah pengalaman mereka dengan bencana sebelumnya. Individu yang pernah menghadapi bencana sebelumnya mungkin memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara merespons bencana. Dan memiliki tingkat kesiapsiagaan yang baik dalam menanggapi bencana. Serta Keyakinan individu, termasuk keyakinan tentang bencana, keberlanjutan, dan cara terbaik untuk merespons, dapat berpengaruh besar pada perilaku mereka selama bencana. Pengetahuan individu tentang bagaimana sikap yang harus di ambil ketika bencana, termasuk jenis-jenis bencana yang mungkin terjadi di wilayah mereka, tindakan yang harus diambil selama bencana, lokasi tempat evakuasi, dan informasi lainnya, merupakan sumberdaya penting untuk kesiapsiagaan menanggulangi bencana . TUGAS II Vivin virdayanti (P10223035) “NON-PHARMACEUTICAL INTERVENTIONS”
Intervensi nonfarmakologis (NPI) merupakan bagian dari bab terapeutik
dalam ilmu kesehatan. Bersama dengan farmakoterapi, radiasi pengion atau non- pengion, pembedahan dan pengobatan rehabilitatif, keduanya merupakan prosedur yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit. Perawatan non- farmakologis (NPT) digunakan untuk banyak perawatan tidak konvensional dalam pengobatan integratif. Non pharmcaceutical interventions pra bencana, dengan melakukan pemberiyan informasi dan pengetahuan terhadap masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan agar tidak dapat tertular penyakit pandemi yang kemungkinan akan terjadi. Non pharmcaceutical interventions saat bencana adalah tindakan, selain vaksinasi dan minum obat, yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan komunitas untuk membantu memperlambat penyebaran penyakit seperti pandemi influenza (flu). NPI juga dikenal sebagai strategi mitigasi komunitas. Ketika virus flu baru menyebar di antara manusia dan menyebabkan penyakit di seluruh dunia, hal itu disebut pandemi flu. Karena virus flu pandemik ini masih baru, populasi manusia hanya memiliki sedikit atau tidak ada kekebalan terhadap virus tersebut. Hal ini memungkinkan virus menyebar dengan cepat dari orang ke orang di seluruh dunia. NPI adalah salah satu cara terbaik untuk mengendalikan pandemi flu ketika vaksin belum tersedia. Non pharmcaceutical interventions pasca bencana, , dengan memberikan vaksinansi agar imunitas tubuh tiap orang dapat kuat terhadap virus yang telah terjadi. Sehingga virus dan penyakit tersebut tidak datang kembali dan tidak dapat membuat kasus baru yang lebih banyak lagi.