Anda di halaman 1dari 23

PENGASUHAN ANAK

YANG COCOK DI
TERAPKAN PADA
ZAMAN INI
Abu Salma Muhammad
MENGENAL
5 GENERASI
‫ ألنهم خلقوا‬، ‫ال تؤدبوا أوالدكم بأخالقكم‬
‫لزمان غير زمانكم‬
“Janganlah kalian mendidik anak-anak
kalian menurut akhlak kaian, karena
mereka diciptakan bukan di zaman kalian”

‫ فقد‬،‫لا تربوا أوالدكم كما رباكم آباؤكم‬


‫خلقوا لزمان غير زمانكم‬
“Janganlah kalian mendidik anak-anak
kalian sebagaimana bapak-bapak kalian
mendidik kalian, karena mereka (anak
kalian) diciptakan bukan di zaman kalian”
TANGGAPAN 1
Tidak valid bahwa ini perkataan Ali bin Abi Thalib, atau Umar bin Khaththab, atau
Imam Syafi'i, atau para ulama salaf shalih. Namun ucapan ini dikenak dari para filsuf
seperti Socrates dengan diksi :
‫ فإنهم مخلوقون لزمان غير زمانكم‬، ‫ال تكرهوا أوالدكم على آثاركم‬
"Janganlah kalian memaksa anak-anak kalian untuk mengikuti tata cara kalian,
karena mereka diciptakan tidak di zaman yang sama dengan zamanmu" [Lihat
Ighatsatul Lahafan II/265 dan al-Milal wan Nihal karya Syahrostani II/144.
Ada juga yang berpendapat ini ucapan Plato sebagaimana disebutkan dalam
Lubabul Adab (hal. 237) dan at-Tadzkirah al-Hamduniyah I/256.
TANGGAPAN 2
Perkataan ini tidak bisa dimutlakkan karena adab syar'iyyah dan akhlaq yang mulia tidak berkaitan
dengan zaman dan waktu. Memutlakkan perkataan ini berangkat dari orang yang berpemahaman
relativisme akhlaq (nisbiyatul akhlaq) atau relativisme kebaikan dan keburukan dan tentu saja ini
termasuk pemahaman yang bathil lagi tertolak.
Pola pembelajaran kaum salaf dahulu adalah yang muda mengambil ilmu dari yang tua, yang belajar
kepada yang mengajar, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah
(14/618) :
‫ وكان‬، ‫ وكان ِإبْرا ِهي ُم يُ ْش ِبهُ ع ْلقمة‬، ُ‫ وكان ع ْلقمةُ يُ ْش ِب ُهه‬،‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم ِفي ه ْد ِي ِه ود ِلِّ ِه وس ْم ِت ِه‬
َّ ‫ي صلَّى‬ ِِّ ‫كان اب ُْن م ْسعُو ٍد يُشبَّهُ ِبالنَّ ِب‬
‫ وكان أبُو د ُاود يُ ْشبِهُ أ ْحمد‬، ‫ وكان أ ْحم ُد يُ ْشبِهُ و ِكيعًا‬، ‫س ْفيان‬ ُ ُ‫ وكان و ِكي ٌع يُ ْشبِه‬، ‫ورا‬ ً ‫ص‬ ُ ‫س ْفي‬
ُ ‫ان يُ ْشبِهُ م ْن‬ ُ ‫ وكان‬، ‫ور يُ ْشبِهُ ِإبْرا ِهيم‬ ٌ ‫ص‬ ُ ‫م ْن‬
‫بْن ح ْنب ٍل‬
"Ibnu Mas'ud menyerupai Nabi di dalam tuntunan, petunjuk dan sifatnya, Alqomah menyerupai
Ibnu Mas'ud, Ibrahim menyerupai Alqomah, Manshur menyerupai Ibrahim, Sufyan menyerupai
Manshur, Waki' menyerupai Sufyan, Ahmad menyerupai Waki', dan Abu Dawud menyerupai Ahmad
bin Hanbal."
Memutlakkan kaidah ini TIDAK BENAR, karena meyakini konsep
RELATIVITAS AKHLAQ dan RELATIVITAS KEBAIKAN dan KEBURUKAN
PERINCIAN [maksudnya kebaikan dan keburukan itu nisbi/relatif], dan tentu
saja pendapat seperti ini adalah pendapat yang BATIL lagi
TERTOLAK.
MENDIDIK
ANAK Dalam urusan akhlaq dan adab, maka pernyataan ini TIDAK
BERLAKU. Karena kita meyakini bahwa generasi terbaik adalah
para salaf shalih, dan kaum muslimin akan berada di atas kebaikan
SESUAI selama mereka beradab dengan adabnya para salaf, mencontoh
jalan hidup mereka dan mengambil petunjuk mereka.
ZAMANNYA
Dalam urusan adah, muruah dan urf yang tidak berkaitan dengan
nash syar’I, maka BOLEH DIAMBIL. Karena ini perkara yang
berubah-ubah sesusai dengan perubahan waktu dan tempat.
Otoritatif (suportif)
• mempunyai peraturan yang jelas dan masuk akal,
• suportif dan responsif, serta
• menghargai setiap pendapat.

Otoriter (otoritarian)
• Tidak responsif dengan kebutuhan anak.

4 JENIS • Mempunyai aturan yang sangat ketat.


• Mempunyai ekspektasi tinggi agar anak berperilaku baik.

POLA ASUH Permisif (indulgent)


• responsif terhadap anak,
• sedikit atau bahkan tidak mempunyai peraturan,
• terlalu toleran.

Neglectful (uninvolved/abai)
• Bersikap dingin dan tidak responsif.
• Tidak menerapkan peraturan apa pun.
• Tidak melibatkan diri dalam kehidupan anak..
• Merasa acuh tak acuh atau tidak peduli.

7
• MEMBANGUN KONEKSI ANAK DENGAN PENCIPTANYA ➔
MENGAJARKAN TAUHID DAN MENUMBUHKAN IMAN
• MENJADI WUJUD KONGKRET BAGI ANAK DALAM KEBAIKAN ➔
KAIDAH MENDIDIK DENGAN TELADAN (QUDWAH) & ROLE MODEL
• MELAKUKAN PENDEKATAN DENGAN RAHMAH & RAMAH ➔
MENDIDIK ORANG TUA BAGI ANAK ADALAH WUJUD KONGKRET KASIH
SAYANG ALLAH
ANAK • MELAKUKAN PENDEKATAN DENGAN HIKMAH ➔ MENGENAL
KONDISI DAN FASE USIA ANAK
SEPANJANG • MENERAPKAN ATURAN (NIZHAM/RULES) BERSAMAAN
DENGAN PERHATIAN (IHTIMAM/RELATION)
ZAMAN • MENERAPKAN TARGHIB (MOTIVASI) & TARHIB (ANCAMAN) –
TSAWAB (REWARD) & IQOB (PUNISHMENT)
• MEYAKINI BAHWA KESHALIHAN ANAK ADALAH DI TANGAN
ALLAH ➔ IKHTIAR (MENGAMBIL SEBAB) + DOA + TAWAKKAL
KEBUTUHAN SPIRITUAL

• PENDIDIKAN IMAN & AQIDAH

KEBUTUHAN FISIOLOGIS

• NUTRISI YANG TEPAT DAN MEMADAI : KALORI, PROTEIN, LEMAK,


VITAMIN, DLL

FAHAMI KEBUTUHAN EMOSI

KEBUTUHAN • KEBUTUHAN UNTUK DICINTAI : DENGAN KATA-KATA, SENTUHAN FISIK,


EKSPRESI WAJAH, QUALITY TIME, APRESIASI, PERRHATIAN, DLL

ANAK • KEBUTUHAN UNTUK DIAKUI & DIPERCAYAI : SAPAAN BAIK, TIDAK


DIBANDING2KAN, DIBERI KEPERCAYAAN, DISERTAKAN DALAM
MUSYAWARAH, DLL
• KEBUTUHAN UNTUK DIHARGAI & DIHORMATI : DIAJAK DISKUSI DAN
BERSEPAKAT, DIDENGAR PERASAANNYA, DIVALIDASI EMOSINYA, TIDAK
DILABEL DENGAN KEBURUKAN, DLL

KEBUTUHAN SOSIAL

• BERINTERAKSI DENGAN SAUDARA, TEMAN, TETANGGA, DLL


ANAK PUN BUTUH PENDAMPINGAN
PENDAMPINGAN DALAM PENGUATAN IMAN & PENJAGAAN FITRAH

• AL-MAU’IDHOH AL-HASANAH
• AL-QUDWAH AL-HASANAH
• AT-TARGHIB WAT TARHIB

PENDAMPINGAN DALAM MENGENAL DIRI (SELF-KNOWLEDGE)

• MAMPU MENGIDENTIFIKASI EMOSI DAN PERASAAN


• MAMPU MENGUNGKAPKAN GAGASAN, IDE, PIKIRAN
• MAMPU MEMAHAMI KONDISI TUBUHNYA
• MAMPU MENGENALI MINAT DAN BAKATNYA

PENDAMPINGAN DALAM PENGALAMAN & KETERAMPILAN

• MANDIRI DAN ‘SELF HELP’


• MEMILIKI ‘LIFE SKILL’ (MAHAROH AL-HAYAH)
2 FAKTOR PENTING DALAM
PERKEMBANGAN MANUSIA

ADAPTASI ASIMILASI
MERUBAH LINGKUNGAN AGAR
MERUBAH DIRI AGAR SESUAI
SESUAI DENGAN
DENGAN LINGKUNGAN
KEINGINAN/HARAPAN
KENALI ANAK : SIFAT, PERASAAN, EMOSI, DLL

BANYAK MENDENGAR (ISTIMA’/MENYIMAK) ➔ AGAR LEBIH MEMAHAMI


ANAK, DEKAT, DIPERCAYA
NASEHATI ANAK JIKA DIBUTUHKAN DENGAN CARA YANG RAHMAH DAN
RAMAH

TIPS TUNJUKKAN EMPATI, VALIDASI EMOSI DAN PERASAAN ANAK

MENDAMPINGI NGOBROL SANTAI TAPI SERIUS

ANAK CURHAT KE ANAK ➔ ANAK AKAN MAU CURHAT KE ORTU → MAJELIS


MUSHOROHAH (CURHAT)
SERTAKAN DALAM SEJUMLAH DISKUSI DAN MUSYAWARAH

BERIKAN KEBEBASAN ANAK UNTUK MEMUTUSKAN SESUATU BAGI DIRINYA


(SELAMA TIDAK MELANGGAR SYARIAT)
JANGAN TERLALU BANYAK MENGKRITISI, MENGOMENTARI DAN MERESPON.
KONEKSI DAN KOMUNIKASI ADALAH KUNCI
DALAM PENGASUHAN
KOMUNIKASI BAIK TERBENTUK APABILA KONEKSI BAIK ➔ JEMBATAN PENGHUBUNG UNTUK SALING
MEMAHAMI ➔ PERSEPSI SAMA ➔ MEMBENTUK KENYAMANAN (SECURE) DAN KEPERCAYAAN (TRUST)

KONEKSI YANG BAIK DIAWALI DENGAN MEMPERBAIKI KONEKSI KITA DENGAN ALLAH ➔ ALLAH AKAN
MEMPERBAIKI KONEKSI KITA DENGAN SELAINNYA

PAHAMI SEBAB GAGALNYA KONEKSI DAN KOMUNIKASI :

ORANG TUA DIKTATOR ORANG TUA BANYAK


ORANG TUA TIDAK ORANG TUA TEMPRAMEN
ORANG TUA EGOIS DAN DAN SUKA MEMAKSA MENGKRITIK, MELABELI,
OBYEKTIF, EMPATI DAN BURUK, EMOSI LABIL DAN
INGIN MENANG SENDIRI SERTA BANYAK MEMBANDING2KAN DAN
SENSITIF SUKA MEMBENTAK
MENUNTUT SULIT MENDENGAR
TERAPKAN SENI BERKOMUNIKASI
Terapkan 5S kepadanya yang ini merupakan intisari nasehat Luqman

SAPA Sapa dan panggil anak dengan panggilan yang menunjukkan keakraban.

SALAM Mengucapkan salam dan menjawab salam kepada anak bermanfaat karena
di dalamnya mengandung doa.

SAYANG Anak butuh kasih sayang, cinta dan kelembutan orang tuanya. Inilah yang
menguatkan bonding dan attachment.

SANTUN Santun adalah akhlaqnya seorang muslim dan kesantunan inilah yang
dapat menarik hati.

SABAR Kunci dari semua kesuksesan termasuk di dalam mendidik anak adalah
bersabar, baik di dalam melakukan nasehat dan menerima semua takdir.
SENI MENGHADAPI ANAK
“BERMASALAH”
Gunakan 6 Langkah SEARCH

SEARCH Berusaha mencari tahu dan mengidentifikasi akar masalah yang terjadi

EVALUATE Mengevaluasi pola asuh, cara mendidik, cara berkomunikasi, relasi, dll

Mengakui kesalahan diri dengan taubat, menyesal dan berusaha


ACKNOWLEDGE merubah, termasuk meminta maaf kepada anak

Menguatkan diri dengan memperbaiki koneksi dengan Allah, terus


REINFORCE belajar, bersahabat dengan orang shalih, dst

Merubah diri dan anak dengan merubah cara-cara yang keliru di dalam
CHANGE berinteraksi dengan anak

HANG ON Berpegang erat kepada Allah, tawakkal dan berusaha istiqomah.


Bangun koneksi anda dengan Allah niscaya
allah mudahkan anda membangun koneksi
dengan selain-Nya.

Koreksi diri sebelum mengoreksi selain Anda.

SEBELUM
MENGOREKSI Bangun koneksi sebelum melakukan koreksi.

KESALAHAN Bangun koneksi dengan landasan koneksi


kepada Allah : cinta karena Allah, untuk
Allah, di jalan Allah dan di atas syariat Allah.

Lakukan koreksi dengan landasan


kelemahlembutan, santun, kasih sayang dan
kebaikan.
B.I.J.A.K
5 SKILL DASAR DALAM PENGASUHAN

BIJAK ILMIAH JELI ADAB KRITIS


(HIKMAH)
BIJAK (HIKMAH)
“MELETAKKAN SESUATU PADA TEMPATNYA YANG TEPAT” [IBNUL MANZHUR]

“MELAKUKAN SESUATU YANG BENAR, DENGAN CARA YANG BENAR, DI WAKTU YANG BENAR” [IBNU QOYYIM]

3 RUKUN HIKMAH [IBNUL QOYYIM]

•ILMU X JAHL
•HILMU (LEMAH LEMBUT) X THAISY
•ANAT (TENANG) X ISTI’JAL

5 UNSUR HIKMAH

•LIMADZA YAQUUL (WHY TO SAY)


•MADZA YAQUUL (WHAT TO SAY)
•BIMADZA YAQUUL (HOW TO SAY)
•MATA YAQUUL (WHEN TO SAY)
•LIMAN YAQUUL (WHOM TO SAY)
ILMIAH
• Ilmiah maksudnya “bersifat ilmu, atau memenuhi syarat kaidah ilmu yang benar”
• Manusia makhluk yang dikaruniakan akal sehingga manusia bisa berpikir. Sementara berpikir adalah
proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/ mendapatkan ilmu atau berpikir merupakan
kegiatan [akal] untuk memperoleh pengetahuan yang benar.
• Ilmu yang benar adalah yang berasal dari allah al-alim, yang dengan ilmu ini dapat semakin
mengenal-nya, bersyukur, mengagungkan dan mendekatkan diri kepada-nya serta ‘submit’
(memasrahkan) diri kepada-nya.
• Sikap ilmiah di dalam islam mengharuskan seorang muslim harus memiliki pijakan sebelum beramal
dan menjadikan ilmu yang benar (al-Qur’an dan as-Sunnah) sebagai standar.
• Sikap ilmiah yang dapat mengantarkan manusia :
• Mengetahui mana benar dan mana salah
• Mengetahui mana baik dan mana buruk
• Mengetahui mana bermanfaat dan mana berbahaya
JELI
• Jeli | observant | ‫ مالحظ‬adalah kemampuan seseorang di dalam
memandang sesuatu secara tajam, awas dan mendalam.
• Kejelian di dalam memandang sesuatu ini mengantarkan seseorang untuk
• Obyektif
• Memperhatikan hal-hal detail
• Berhati-hati sebelum menyimpulkan, biasanya dengan menguji dan
mempertanyakan
• Lebih bisa memperhatikan dampak, efek dan pengaruh (positif /
negatif )
• Tenang dalam bersikap dan tidak tergesa-gesa
ADAB
• Diantara pembeda manusia dengan hewan adalah manusia makhluk beradab (memiliki
adab)
• Adab adalah bagian dari akhlaqul karimah seseorang.
• Adab ditumbuhkan dengan cara :
• Dijadikan senang/cinta (tahbib)
• Dibiasakan (ta’wid) & diulang-ulang (tikrar)
• Dilakukan bertahap (tadrij)
• Dilakukan terus menerus (istimrar) hingga menjadi kebiasaan hidup
• Adab tertinggi adalah adab kepada Allah : tauhid, syukur, malu, tawakkal, dll | kemudian
adab kepada rasulullah : mencintai, meneladani, menaati, dll | kemudian kepada orang
tua | kerabat | sahabat | orang lain | hewan | tumbuhan | dll
KRITIS
• Berpikir kritis adalah proses disiplin intelektual untuk secara aktif dan terampil membuat konsep, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan/atau mengevaluasi informasi. Baik informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan melalui observasi,
pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk meyakini sesuatu dan melakukan sebuah
tindakan. [Michael schriven]
• 3 skill berpikir kritis :
1. Rasa keingintahuan yang tinggi. Orang dengan pemikiran kritis selalu mencari informasi dan bukti terbaru, senang
mempelajari banyak hal, dan terbuka dengan ide baru.
2. Skeptis, yakni selalu mempertanyakan informasi baru yang didapatkan sehingga tidak mudah mempercayai
perkataan orang lain begitu saja.
3. Kerendahan hati. Orang dengan pemikiran kritis berpikiran terbuka dan tidak gengsi mengakui kesalahan atau
kekurangannya saat dihadapkan pada bukti yang meyakinkan bahwa ternyata ide dan pendapatnya salah.
• Tahapan berpikir kritis :
• Mempertanyakan keotentikan = dari mana berasal?
• Mempertanyakan kevalidan = apakah sumber informasi dapat dipercaya?
• Mempertanyakan bukti = apakah ada bukti ilmiah yang bisa diuji, diteliti, diamati atau ditelusuri?
• Mempertanyakan hipotesa = apakah kesimpulan atau pemahaman berdasarkan bukti atau hanya asumsi?
• Mempertanyakan benefit = apa faidahnya, apa manfaatnya, apa maslahatnya?
‫‪@abinyasalma‬‬

‫‪z‬‬
‫احلمد هلل الذي‬
‫بنعمته تتم الصاحلات‬

Anda mungkin juga menyukai