Anda di halaman 1dari 15

BAB III

TATAKRAMA DI LINGKUNGAN KELUARGA

A. Pendahuluan
Di dalam keluarga anak pertama kali mengikuti irama pergaulan sosial.
Anak hanya terbatas dengan sejumlah orang yang terdapat di dalam keluarga,
seperti ibu, ayah, kakak, adik dan nenek/kakek.
Di dalam keluarga inilah pertama kali anak terlibat dalam interaksi
edukatif. Anak belajar berdiri, berbicara, bermain, berpakaian, mandi,
menyikat gigi dan lain-lain. Keluarga bertugas meneruskan dan mewariskan
sejumlah nilai baik berkaitan dengan kultural, sosial maupun moral kepada
anak-anak yang baru tumbuh di dalam keluarga. Di sini pula anak diajar
mengenal siapa dirinya dan lingkungannya.
Dalam suatu keluarga keutuhan sangat diharapkan oleh seorang anak,
saling membutuhkan, saling membantu dan lain-lain, dapat mengembangkan
potensi diri dan kepercayaan pada diri anak. Dengan demikian diharapkan
upaya orang tua untuk membantu anak menginternalisasi nilai-nilai moral
dapat terwujud dengan baik.

B. Pengertian Adab di Rumah


Pengertian adab memiliki sebuah arti kesopanan, keramahan, dan
kehalusan budi pekerti. Adab erat kaitannya dengan akhlak atau perilaku
terpuji. Ahli bahasa menyebutkan bahwa adab merupakan kepandaian dan
ketepatan dalam mengurus segala sesuatu. Begitupun sebagian ulama juga
berpendapat bahwa adab merupakan suatu kata atau ucapan yang
mengumpulkan segala perkara kebaikan di dalamnya.
Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun berdasarkan
aturan agama. Norma tentang adab seringkali digunakan dalam pergaulan
yang terjadi antar manusia, antar tetangga, dan antar kaum.
Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu
mengetahui aturan tentang adab atau sopan santun yang ditentukan dalam

1
agama Islam. Tetapi seiring berkembangnya waktu, kata beradab dan tidak
beradab dikaitkan dengan segi kesopanan secara umum dan tidak khusus
digabungkan dalam agama Islam.
Jadi, dapat di simpulkan bahwa pengertian adab di rumah adalah budi
pekerti, watak, kesusilaan, yang mana objeknya membahas nilai-nilai yang
berkaitan dengan perbuatan manusia, dengan tujuan untuk mencegah anggota
keluarga dari berbuat atau bentuk-bentuk kesalahan yang diperbuat nantinya.

C. Macam-macam Adab di Rumah


Penanaman adab atau akhlak di rumah adalah suatu hal yang sangat
berpengaruh untuk kehidupan seseorang, kerena adab adalah sifat atau
tingkah laku yang terdapat dalam diri seseorang dan dapat mencerminkan
orang tersebut dikerenakan akhlaknya. Maka sebab itu penanaman adab di
rumah adalah suatu hal yang sangat penting kerena rumah adalah tempat
utama dan pertama dalam pembentukan jati diri dan kepribadian seseorang
yang berhubungan langsung dengan anggota keluarga, misalnya:
1. Menghormati orang tua dan melaksanakan perintahnya dengan baik.
2. Menyambut ajakan orang tua dengan wajah riang dan gembira.
3. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih
muda.
4. Bila diajak bicara harus memperhatikan.
5. Minta izin pada orang tua sebelum berangkat sekolah atau bermain
bersama teman.
6. Mengucapkan salam bila masuk dan keluar rumah.
7. Penuhi panggilan dengan senang hati.
8. Berbicaralah dengan lemah lembut.
Seorang anak wajib untuk memperhatikan adab di dalam
rumahnya, berikut macam-macam adab di rumah, yaitu:
1. Adab Suami atau Isteri

2
Al-Qur’an menggaris bawahi bahwa suami maupun isteri adalah
pakaian untuk pasangannya, hal ini di sebutkan Allah dalam Firmannya
surah Al-Baqarah ayat 187, yaitu:
‫ُهَّن ِلَباٌس َلُك ْم َو َأْنُتْم ِلَباٌس َلُهَّن‬
Artinya: “Mereka (isteri-isterikamu) adalah pakaian bagi kamu
(wahai para suami) dan kamupun adalah pakaian bagi mereka”. (QS. Al-
Baqarah: 187).
Berikut adab bagi suami atau istri dalam kehidupan rumah tangga,
yaitu:
a. Menjadikan pasangan sebagai pusat perhatian (sejak awal tidur,
bangun tidur yang lihat hanya pasangan).
b. Menempatkan kepribadian sebagai seorang suami atau isteri (isteri
pakaian untuk suami dan begitu juga sebaliknya).
c. Jangan menabur benih keraguan/ kecurigaan.
d. Merasakan tanggung jawab bersama baik suami maupun isteri
(saling mengingatkan dan jangan selalu menuntut).
e. Selalu bermusyawarah (berdialog), lakukan komunikasi dengan baik,
instrospeksi diri masing-masing.
f. Menyiapkan diri untuk melakukan peranan sebagai suami atau isteri.
g. Menampakkan cinta dan kebanggaan dengan pasangannya atau
selalu memberi pujian.
h. Adanya keseimbangan ekonomi dalam mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan.
i. Jangan melupakan dengan keluarga besar masing-masing (orang
tua).
j. Menjaga hubungan dengan pihak lain.
2. Adab Orang Tua Kepada Anak
Dalam ajaran Islam diatur bagaimana hubungan antara anak-
anaknya serta hak dan kewajiban mnasing-masing. Orang tua harus
mengikat hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang dengan
anak-anaknya. Sebaik-baik orang tua adalah orang tua yang mampu

3
membuat anaknya menjadi generasi rabbani, yang memiliki akhlak dan
adab seperti Rasulullah saw. Poin yang terpenting adalah teladan dari
orang tuanya.
Orang tua harus lebih memperhatikan, membimbing, dan
mendidik anak dengan baik, sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa :9:
‫َو ْلَيْخ َش ٱَّلِذ يَن َلْو َتَر ُك و۟ا ِم ْن َخ ْلِفِهْم ُذ ِّرَّيًة ِض َٰع ًفا َخاُفو۟ا َع َلْيِهْم َفْلَيَّتُقو۟ا ٱَهَّلل َو ْلَيُقوُلو۟ا َق ْو‬
‫اًل َسِد يًدا‬
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya
mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)-nya. Oleh sebab itu,
hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka
berbicara dengan tutur kata yang benar”. (QS. An-Nisa’:9)
Ayat di atas mengisyaratkan kepada orang tua agar tidak
meninggalkan anak dalam keadaan lemah. Lemah dalam hal ini adalah
lemah dalam segala aspek kehidupan, seperti lemah mental, psikis,
pendidikan, ekonomi terutama lemah iman (spiritual). Anak yang lemah
iman akan menjadi generasi tanpa kepribadian. Jadi, semua orang tua
harus memperhatikan semua aspek perkembangan anak, baik dari segi
perhatian, kasih sayang, pendidikan mental, maupun masalah akidah
atau keimananya. Keadaan anak ditentukan oleh cara-cara orang tua
mendidik dan membesarkannya.
Ada beberapa langkah yang dapat dilaksanakan oleh orang tua
dalam peranannya mendidik anak, antara lain:
a. Orang tua sebagai panutan
b. Orang tua sebagai motivator anak
c. Orang tua sebagai cermin utama anak
d. Orang tua sebagai fasilitator anak
Imam al-Ghazzali memperhatikan dalam hal adab orang tua
terhadap anaknya, Beliau mengatakan:

4
‫ وال يلح‬،‫اقتهم‬kk‫ وال يكلفهم من البر فوق ط‬،‫ يعينهم على بره‬:‫أداب الوالد مع أوالده‬
.‫ وال يمن عليهم بتربيتهم‬،‫عليهم في وقت ضجرهم وال يمنعهم من طاعة ربهم‬
Adab orang tua terhadap anak, yaitu: membantu mereka berbuat
baik kepada orang tua; tidak memaksa mereka berbuat kebaikan
melebihi batas kemampuannya; tidak memaksakan kehendak kepada
mereka di saat susah; tidak menghalangi mereka berbuat taat kepada
Allah swt; tidak membuat mereka sengsara disebabkan pendidikan yang
salah.
Secara keseluruhan, adab yang harus diperhatikan orang tua
kepada anaknya adalah sebagai berikut:
a. Menghormatinya
Hendaknya setiap orang tua menghormati anaknya sebagai
rahmat, titipan, amanah dari Allah swt untuk dijaga dan dirawat
sebaik-baiknya.
b. Menjaga sikapnya
Hendaknya orang tua menjaga perkataannya dan
perbuatannya agar memberi kesan positif dan kenangan manis
sepanjang hidup anaknya.
c. Membantu dalam terbiasa berbuat kebaikan
Hendaknya setiap orang tua terbiasa dalam membimbing
anaknya dalam mengenali kebaikan, memahami hakikat kebaikan,
dan memberikan keteladanan dan bimbingan dalam mengamalkan
kebaikan dalam hidupnya.
d. Tidak membebani dalam kebaikan di atas kemampuan anak
Berikanlah beban secara bertahap kepada anak sesuai tumbuh
kembang umurnya, dengan tujuan kelak ia siap hidup di luar rumah
dengan keterampilannya untuk menegakkan nilai-nilai Islami.
e. Tidak memaksa saat mereka jenuh
Buatlah program rihlah dan istirahat sekaligus motivasi saat
anak-anak merasakan kejenuhan dalam kebaikan yang sedang
dilaksanakannya.

5
f. Tidak melarang anak dalam melakukan ketaatan kepada Allah swt
Apresiasilah dan teruslah memotivasi agar anak tetap
mempertahankan kecintaannya dalam ketaatan.
g. Tidak membuat anak sengsara dengan pendidikan yang salah
Jagalah hati dan jiwa anak dengan tidak mengungkit kembali
persoalannya di masa lalu. Biasakan agar anak menatap masa
depan dengan penuh semangat.
3. Adab anak terhadap Orang Tua
Sebagai seorang anak wajib menghormati kedua orang tuanya.
Orang tua merupakan orang yang telah melahirkan dan menjaga anak
sedari kecil. Orang tua adalah pendidik, pengayom, dan sosok yang
menjadi teladan bagi seorang anak. Maka tidak heran jika seorang anak
harus selalu diajarkan untuk bisa menyayangi orang tua, saat hidup
maupun saat telah tiada.
Berikut adab seorang anak kepada orang tua dan cara
menghormatinya menurut agama Islam, yaitu:
a. Mengucapkan perkataan mulia kepada kedua orang tua
Perintah untuk berkata yang sopan santun tertuang pada surat
Al-Isra berikut ini:
‫َو َقَض ى َر ُّبَك َأال َتْعُبُدوا ِإال ِإَّياُه َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِإْح َس اًنا ِإَّم ا َيْبُلَغَّن ِع ْنَدَك اْلِكَبَر َأَح ُدُهَم ا‬
‫) َو اْخ ِفْض‬23( ‫َأْو ِكالُهَم ا َفال َتُقْل َلُهَم ا ُأٍّف َو ال َتْنَهْر ُهَم ا َو ُقْل َلُهَم ا َق ْو ال َك ِر يًم ا‬
(24( ‫َلُهَم ا َج َناَح الُّذ ِّل ِم َن الَّرْح َم ِة َو ُقْل َر ِّبي اْر َحْم ُهَم ا َك َم ا َر َّبَياِني َص ِغ يًرا‬
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak
mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh

6
kesayangan dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil.” (QS. Al-Isra: 23-24)
b. Berbuat baik pada kedua orang tua
Seorang anak mempunyai kewajiban yang tidak boleh
ditinggalkan ataupun dilupakan, yaitu berbuat baik kepada orang
tuanya. Seperti adab kepada orang tua yang telah dijelaskan pada
surat Al-Quran di atas dalam surat Al-Isra ayat 23, Allah swt
berfirman:
‫َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِإْح َس اًنا‬
Artinya: Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu.
(Al-Isra: 23)
Berbuat baik bisa dengan selalu membantu orangtua, bertutur
kata dan berperilaku baik, menghormati orangtua, merawat mereka
di hari tua, dan menyayangi mereka dengan tulus.
c. Bersyukur dengan keberadaan kedua orang tua
Rasa syukur seorang anak kepada orang tuanya telah tertera
dalam Surat Luqman ayat 14, yaitu
‫ِبَٰو ِلَد ْيِه َح َم َلْتُه ُأُّم ۥُه َو ْهًنا َع َلٰى َو ْهٍن َو ِفَٰص ُل ۥُه ِفى َعاَم ْيِن َأِن ٱْش ُك ْر‬ ‫َو َو َّصْيَنا ٱِإْل نَٰس َن‬
‫ٱْلَم ِص يُر‬ ‫ِلى َو ِلَٰو ِلَد ْيَك ِإَلَّى‬
Artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Luqman: 14).
d. Tidak mengatakan kata kasar dan "ah"
Firman Allah swt pada Al-Quran dalam surat Al-Isra ayat 23,
di dalamnya menjelaskan bahwa sebagai seorang anak harus
menjaga dan merawat kedua orang tua ketika sudah berumur lanjut.
‫ِإَّم ا َيْبُلَغَّن ِع ْنَدَك اْلِكَبَر َأَح ُدُهَم ا َأْو ِكالُهَم ا َفال َتُقْل َلُهَم ا ُأٍّف‬

7
Artinya: “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-
kali janganlah kamu mengatakan 'ah' kepada keduanya.” (Al-Isra:
23)
Selain itu, seorang anak juga harus menjaga setiap kata yang
keluar dari mulutnya untuk tidak mengatakan kalimat kasar ataupun
‘ah’. Artinya, meskipun kata-kata ringan sekalipun harus tetap dijaga
agar tidak menyakiti hati kedua orang tua.
e. Jangan membentak kedua orang tua
Hubungan anak dan orang tua tentu tidak lepas dari konflik.
Ada kalanya, seorang anak berbeda pendapat dengan orang tua,
namun hal itu tidak berarti seorang anak bisa berkata kasar dan
membentak orang tua.
Seberapa kesalnya seorang anak pada orangtua, selalu ingat
bahwa sosok orang tua adalah sosok yang harus di hormati. Artinya
jangan sampai anak menyinggung perasaan orang tuanya, walaupun
seandainya orang tua berbuat lalim kepada anaknya, dengan
melakukan yang tidak semestinya, maka jangan sekali-kali anak
berbuat tidak baik, atau membalas, mengimbangi ketidakbaikan
orang tua kepada anaknya.
f. Berkata dengan sopan dan santun
Selain tidak boleh berkata kasar dan membentak orang tua,
seorang anak juga tidak boleh mengeluarkan perkataan ataupun
perilaku yang buruk kepada kedua orang tua. Allah memberikan
perintah kepada setiap umatnya agar berbuat baik dan berkata yang
sopan kepada kedua orangtuanya. Allah swt berfirman:
‫َو ُقْل َلُهَم ا َقْو ال َك ِريًم ا‬
Artinya: "Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia." (Al-Isra: 23).
Perkataan yang mulia adalah tutur kata yang lemah lembut,
penuh kasih sayang, dan rasa hormat.

8
g. Mengasihi orang tua
Adab seorang anak kepada orang tua yang berikutnya adalah
mengasihi kedua orang tua. Seorang anak bisa memberikan kasih
sayang dan perhatian kepada kedua orangtuanya, seperti mereka
menyayangi sewaktu masih kecil. Allah swt berfirman,
‫َو ُقْل َر ِّب اْر َح ْم ُهَم ا َك َم ا َر َّبَياِني َص ِغ يًرا‬
Artinya: “Berdoalah, ya Allah, berilah rahmat kepada mereka
(kedua orang tua), sebagaimana mereka merawatku ketika
kecil.” (QS. Al-Isra: 24)
Bersikaplah rendah hati kepada orang tua. Jangan merasa
sombong, apalagi berada di atas orang tua, misalnya karena anak
memiliki pendidikan tinggi atau karier yang hebat. Bagaimanapun,
kesuksesan yang dicapai seorang anak, sedikit banyak merupakan
buah dari doa dan restu orang tua. Sudah sewajarnya seorang anak
selalu mengasihi kedua orang tua.
h. Mendoakan orang tua
Seorang anak mempunyai kewajiban untuk mendoakan kedua
orang tuanya supaya diberikan ampunan oleh Allah dan keberkahan
umurnya selama hidup. Hal ini tercantum dalam Al-Qur’an surat
Ibrahim ayat 41.
‫َر َّبَنا اْغ ِفْر ِلْي َو ِلَو اِلَد َّي َو ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َيْو َم َيُقْو ُم اْلِح َس اُب‬
Artinya: "Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu
bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan
perhitungan (hari Kiamat).” (QS. Ibrahim: 41).
Rasulullah saw bersabda:

‫ َأْو ِع ْلٍم‬،‫ ِإاَّل ِم ْن َص َد َقٍة َج اِر َي ٍة‬:‫ِإَذ ا َم اَت اِإْل ْنَس اُن اْنَقَطَع َع ْنُه َع َم ُلُه ِإاَّل ِم ْن َثاَل َث ٍة‬
‫ َأْو َو َلٍد َص اِلٍح َيْد ُعو َلُه‬،‫ُيْنَتَفُع ِبِه‬
Artinya: “Apabila seseorang meninggal dunia, seluruh
amalnya akan terputus kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu

9
yang manfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim,
Nasai dan yang lainnya).
Dalam hadits yang lain, Rasulullah saw juga bersabda:
‫ِإَّن الَّرُج َل َلُتْر َفُع َد َر َج ُتُه ِفي اْلَج َّنِة َفَيُقوُل َأَّنى ِلْي َهَذ ا َفُيَقاُل ِباْس ِتْغ َفاِر َو َلِد َك َلَك‬
Artinya: “Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat
kedudukannya di Surga kelak. Ia pun bertanya, “Bagaimana hal ini?”
Maka dijawab: “Lantaran istighfar anakmu untukmu. (HR. Ibnu
Majah)
i. Adab kepada orang tua yang sudah meninggal dunia
Berbakti kepada orang tua tidak hanya dilakukan pada saat
keduanya masih hidup, tetapi juga ketika mereka sudah meninggal
dunia. Bagaimana adab seorang anak kepada orang tuanya yang
sudah tiada. Dalam hal ini menurut tuntunan ajaran Islam
sebagaimana Sabda Nabi Muhammad saw, yang diriwayatkan oleh
Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, berkata:
‫َبْيَنَم ا َأَن ا َج اِلٌس ِع ْن َد َر ُس وِل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم ِإْذ َج اَءُه َر ُج ٌل ِم َن‬
‫ َه ْل َبِقَي َع َلَّي ِم ْن ِب ِّر َأَب َو َّي َش ْي ٌء َبْع َد َم ْو ِتِهَم ا‬،‫ َيا َر ُسوَل ِهللا‬: ‫ َفَقاَل‬، ‫اَأْلْنَص اِر‬
‫ َو ِإْنَف اُذ‬،‫ َو ااِل ْس ِتْغ َفاُر َلُهَم ا‬،‫ الَّص اَل ُة َع َلْيِهَم ا‬:‫ " َنَعْم ِخَص اٌل َأْر َبَع ٌة‬: ‫َأَبُّر ُهَم ا ِبِه؟ َقاَل‬

‫ َفُه َو‬،‫ َو ِص َلُة الَّر ِح ِم اَّلِتي اَل َر ِح َم َل َك ِإاَّل ِم ْن ِقَبِلِهَم ا‬،‫ َو ِإْك َر اُم َص ِد يِقِهَم ا‬،‫َع ْهِدِهَم ا‬
‫اَّلِذ ي َبِقَي َع َلْيَك ِم ْن ِبِّر ِهَم ا َبْع َد َم ْو ِتِهَم ا‬
Artinya: “Suatu ketika saya sedang duduk-duduk bersama
Rasulullah saw. Tiba-tiba ada seorang laki-laki dari sahabat Anshar
datang. Ia bertanya kepada Rasul, ‘Ya Rasul, apakah saya bisa
berbaik budi kepada kedua orang tua saya yang sudah meninggal?’
Rasul lalu menjawab, ‘Iya, ada empat hal, yaitu (1) mendoakan
mereka, (2) memohonkan ampunan untuk keduanya, (3) menunaikan
janji mereka dan memuliakan teman mereka, dan (4) menjalin
silaturahim dengan orang-orang yang tidak akan menjadi saudaramu
kecuali melalui perantara ayah-ibumu. Itulah budi baik yang harus

10
kamu lakukan setelah mereka meninggal’.” (Musnad Ahmad:
16059)
Hadist ini menunjukkan cara seorang anak berbuat baik kepada
orang tua yang sudah tiada, yaitu:
1) Mendoakan orang tua yang sudah meninggal dunia dan
memintakan ampun kepada Allah swt dari segala dosa.
2) Menepati janji kedua orang kalau sewaktu hidup orang tua
mempunyai janji kepada seseorang, maka seorang anak harus
berusaha menunaikan menepati janji tersebut. Umpamanya
beliau akan naik haji, yang belum sampai melaksanakannya,
maka kewajiban seorang anak adalah menunaikan haji orang
tuanya.
3) Memuliakan teman-teman kedua orang tua. Diwaktu hidupnya
ibu atau ayah mempunyai teman akrab, ibu atau ayah saling
tolong-menolong dengan temannya dalam bermasyarakat. Maka
untuk berbuat kebajikan kepada kedua orang tua yang telah
tiada, selain tersebut di atas, seorang anak harus memuliakan
teman ayah dan ibu semasa mereka masih hidup.
4) Bersilalaturrahmi kepada orang yang mempunyai hubungan
karena kedua orang tua. Maka terhadap orang yang
dipertemukan oleh ayah atau ibu sewaktu masih hidup, maka hal
itu termasuk berbuat baik kepada ibu dan bapak yang sudah
meninggal dunia.
4. Adab anak terhadap saudara-saudaranya
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairy, dalam Minhajul Muslim,
mengatakan bahwa adab seorang anak kepada saudaranya sama seperti
adab kepada orang tua dan anak. Maka, adab seorang adik kepada
kakaknya sama seperti adabnya anak kepada orang tua. Dan, adab
seorang kakak kepada adiknya sama seperti adabnya orang tua kepada
anaknya. Adab ini berlaku dalam masalah hak, kewajiban dan etika.

11
Rasulullah saw. bersabda, “Hak seorang kakak atas adiknya adalah
sama seperti hak seorang ayah atas anaknya.” (HR Al-Baihaqi, Kanzul
Ummal, dan Misyakâtul Mashâbih) “Berbaktilah kepada ibumu dan
ayahmu, kemudian (kepada) saudara perempuanmu dan saudara laki-
lakimu, kemudian kepada yang ada di bawahmu dan yang di bawahmu.”
(HR Al-Hakim dan Al-Bazzar)
Kakak selalu menyayangi sang adik dan adik bisa menghormati
kakaknya. Telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw.
‫َلْيَس ِم َّنا َم ْن َلْم َيْر َحْم َص ِغ يَر َنا َو ُيَو ِّقْر َك ِبيَر َنا‬
“Bukan golongan kami orang yang tidak menerima yang lebih
muda atau tidak menghormati yang lebih tua.” (HR. at-Tirmidzi dari
shahabat Anas bin Malik)
Sama dengan kewajiban anak berbakti kepada orangtua, saudara
sekandung pun harus saling menghormati dan menyayangi. Beberapa hal
berikut adab yang baik antar sesama kakak-beradik, yaitu:
a. Menjalin silaturrahmi antar saudara
Sesibuk apapun yang namanya saudara sudah sewajarnya
saling menjalin siturrahmi antar saudara.
b. Saling perhatian dan kasih sayang
Perhatian kepada saudara adalah mau membantu saudara di
saat saudara membutuhkan bantuan baik berupa materi, tenaga, dan
pikiran. Kasih sayang kepada saudara adalah bersedia mendengarkan
keluh kesah saudara di saat saudara mengalami kesulitan hidup atau
memiliki masalah dan berusaha membantu dengan ikhlas.
c. Menjaga nama baik keluarga
Terbentuknya keluarga karena adanya para saudara. Dengan
menjaga nama baik keluarga berarti menjaga nama baik saudara.
d. Menjauhi sifat permusuhan kepada saudara
Saudara adalah keluarga dan keturunan kita, sudah barang
pasti dijaga kerukunan di antara saudara.
e. Menjaga perasaan saudara

12
Menjaga perasaan saudara maksudnya jangan sampai
menyinggung perasaan, apalagi sampai menyakiti hatinya. Hati-hati
dalam berbicara, bersikap, dan berperilaku terhadap saudara.
Mengalah terhadap saudara penting dalam menjaga perasaannya.
Sikap lainnya seperti selalu tersenyum kepada saudara dan
menunjukkan rasa perhatian kepadanya.
5. Adab anak terhadap seluruh penghuni rumah
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh anak ketika berada
di dalam rumah. Sebagaimana diterangkan Syekh Umar bin Achmad
Baradja dalam kitab Akhlaq Lil Banin Juz 1, bahwa anak harus
menghormati kedua orang tuanya serta menghormati saudara-saudaranya,
baik laki-laki dan perempuan serta semua penghuni rumah. Berikut adab
seorang anak terhadap seluruh penghuni rumah, yaitu:
a. Seorang anak tidak boleh melakukan suatu hal di dalam rumah yang
membuat kemarahan orang tua.
b. Seorang anak tidak boleh membantah saudaranya yang lebih besar
serta memusuhi saudaranya yang lebih kecil.
c. Seorang anak tidak boleh menyakiti pembantu baik dengan
perkataan ataupun dengan perbuatan.
d. Seorang anak tidak boleh berteriak-teriak atau melakukan perbuatan
berlebihan yang tidak sesuai.
e. Seorang anak harus memelihara alat-alat yang ada di rumah, tidak
memainkan alat-alat dapur, tidak boleh mendobrak pintu, dan
merusak pepohonan.
f. Bila terdapat hewan peliharaan, seorang anak harus memberi makan
dan minum kepada hewan peliharaannya dan tidak menyakitinya.

D. Keutamaan adab di Rumah


Sebuah keluarga yang berada dalam satu rumah harus memenuhi
kebutuhan secara jasmani dan rohani. Kebutuhan secara jamani adalah
keluarga atau rumah dapat memberikan perlindungan terhadap gangguan-

13
gangguan cuaca atau keadaan iklim yang kurang mendukung dengan kondisi
hidup misalnya panas, dingin, hujan, dan udara. Kemudian juga harus
memenuhi kebutuhan penghuninya untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan
rumah tangga di setiap harinya.
Keluarga atau rumah yang harus memenuhi kebutuhan secara rohani
adalah rumah yang selalu memberikan perasaan aman dan tentram bagi
seluruh anggota keluarga sehingga dapat berkumpul dan hidup bersama, dan
juga dapat mengembangkan sifat nya secara pribadi yang sehat. Rumah juga
merupakan tempat perlindungan dari pengaruh lingkungan luar yang kurang
sehat bagi penghuninya.
Keutamaan adab di dalam rumah dari keterangan di atas bisa diambil
kesimpulan bahwa dalam rumah itu harus memenuhi kebutuhan jasmani dan
rohani sebagai pelengkap dari istilah baiti jannati (rumahku surgaku).

E. Rangkuman
Pengertian adab di rumah adalah budi pekerti, watak, kesusilaan, yang
objeknya membahas nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia,
dengan tujuan untuk mencegah anggota keluarga dari berbuat atau bentuk-
bentuk kesalahan.
Terdapat beberapa macam adab di dalam rumah, yaitu adab suami dan
istri, adab orang tua terhadap anaknya, adab seorang anak terhadap orang tua,
adab anak terhadap saudara-saudaranya, dan adab seoang anak terhadap
seluruh penghuni rumah.
Keutamaan adab di dalam rumah, adalah bahwa di dalam rumahatau
sebuah keluarga itu harus memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sebagai
pelengkap dari istilah baiti jannati (rumahku surgaku).

F. Latihan Soal
1. Jelaskan pengertian tata karma atau adab di dalam rumah!
2. Sebutkan tata karma atau adab yang harus perhatikan di dalam rumah!
3. Jelaskan tata krama atau adab orang tua terhadap anaknya!

14
4. Jelaskan tata krama atau adab seorang anak terhadap orang tuanya!
5. Jelaskan keutamaan tata karma atau adab di dalam keluarga atau rumah!

15

Anda mungkin juga menyukai