Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATA KULIAH

DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


TUGAS RESUME JURNAL

Disusun Oleh:

NAMA : HESTI WIDIASTUTI


NIM : 230110311102

PRODI K3 KELAS C
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KARA PERSADA MUNA
TAHU 2023/2024
JURNAL 1

Judul Analisis Penerapan Keselamatan Kerja


Berdasarkan Model Perilaku ABC (Antecedent,
Behavior,Consequence) pada Pekerja di PT
Adhi Persada Beton Pabrik Barat Purwakarta
Jurnal ISSN:2622-4666, ISSN:2356-3281
Volume dan Halaman Volume.6 No.23 Hlm (11-24)
Tahun 2019
Penulis Febby PriscilyaYuliani, Ahmad Farid Umar
Tujuan Peneliti Menganalisis penerapan keselamatan kerja
berdasarkan model perilaku ABC pada pekerja
di PT Adhi Persada Beton Pabrik Barat
Purwakarta
Subjek Peneliti Tenaga kerja di PT Adhi Persada Beton
Metode Peneliti Menggunakan pendekatan yang bersifat
kualitatif dengan metode wawancara
mendalam, observasi dan telaah dokumen.
Hasil Peneliti Hasil penelitian didapatkan bahwa tenaga kerja
tenaga kerja sudah memiliki pengetahuan yang
cukup baik dan sikap yang baik mengenai
perilaku keselamatan dan kesehatan kerja yang
dipicu oleh antecedent. Tenaga kerja setuju
bahwa komitmen perusahaan yang diberikan
kepada pekerja sudah cukup baik. Hukuman
dan penghargaan yang diberikan adalah
sebagai consequences dari perilaku tenaga
kerja. Disarankan kepada perusahaan, untuk
lebih memperhatikan dan meningkatkan
pemberian penghargaan berupa barang,bonus
dan perlengkapan keselamatan kepada pekerja.
Kekuatan Peneliti Jurnal ini dapat memaparkan bagaimana cara
menangani keselamatan kerja pada perusahaan
PT Adhi Persada Beton Pabrik Barat
Purwakarta mulai dari metode sampai
pengaplikasiannya ke karyawan seperti
memakai APD
Kelemahan Peneliti Metodologi yang digunakan belum dijelaskan
secara rinci
Kesimpulan 1. Antecedent atau pemicu perilaku yang
terjadi pada pekerja adalah sebagaiberikut:
a. Prosedur Keselamatan yang dimiliki
oleh perusahaan sudah sesuaimengikuti
ketentuan perundangan mengenai penerapan
keselamatan dan kesehatankerja.
b. Perlengkapan dan Peralatan Keselamatan,
APD yang diberikan oleh management kurang
lengkap seperti tidak disediakannya safety
shoes,namun management mewajibkan untuk
pekerja menggunakan safety shoesdikarenakan
management tidak bias mengontrol keluar
masuknya pekerja terhadap safety shoes yang
harus disiapkan olehmanajemen.
c. Rambu Keselamatan sudah diterapkan
disemua tempat atau shelter pekerjaan dimana
pekerja dapat membaca dan mentaati rambu
keselamatantersebut.
d. Pelatihan Keselamatan yang diberikan oleh
pihak management kepada pekerja dilakukan
dalam jangka waktu 1 tahunsekali.
e. Keterampilan yang dibutuhkan pada setiap
pekerjaanberbeda-beda.
f. Pengawasan pekerjaan dilakukan setiap kali
adanya kegiatan produksi yang diawasi oleh
beberapa pihak seperti K3, supervisor, dan
mandor. Kegiatan Pengawasan belum efektif
dikarenakan dengan luas wilayah kerja pabrik
tidak sebanding dengan jumlah SDM (Sumber
Daya Manusia) yang melakukan kegiatan
pengawasan, sedangkan proses pekerajaan
memiliki banyak unit kerja.
2. Behavior atau bentuk perilaku kritis pekerja
adalah sebagai berikut:
a. Pekerja sudah menggunakan APD sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan diareamasing-
masing.
b. Menggunakan peralatan sesuai dengan
pekerjaannya.
c. Bekerja dengan posisi yang aman, tepat dan
tidak membahayakan diri sendiri dan bekerja
secarahati-hati.
d. Komunikasi antara sesama pekerja atau
management dengan pekerja berjalan dengan
baik dilakukan pada saat sebelum dimulainya
pekerjaan atau pada saat bekerja untuk saling
mengingatkan jika akan terjadinya bahaya
yangada.
3. Consequences yang menyebabkan
meningkatnya atau tidak munculnya kembali
perilaku kritis pekerja adalah sebagaiberikut:
a. Jika pekerja melakukan perilaku tidak aman
atau membahayakan makan hukuman yang
diberikan oleh pihak management terhadap
pekerja adalah SP1 sampai SP3 jika lebih dari
itu maka akan dikeluarkan olehperusahaan.
b. Jika pekerja selalu mentaati peraturan yang
ada maka pekerja mendapatkan penghargaan
atau reward yang berupa barang, APD,dll.
4. Antecedent-Behavior-Consequences (ABC)
PT Adhi Persada Beton sudah menunjukkan
bahwa tenaga kerja sudah memiliki
pengetahuan yang cukup baik dan sikap yang
baik mengenai perilaku keselamatan dan
kesehatan kerja yang dipicu oleh antecedent.
Tenaga kerja setuju bahwa komitmen
perusahaan yang diberikan kepada pekerja
sudah cukup baik. Hukuman dan penghargaan
yang diberikan adalah sebagai consequences
dari perilaku tenaga kerja.
JURNAL 2

Judul PENGARUH KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN MHE
MAINTENANCE DEPARTMENT BADAK
NGL DI BOTANG
Jurnal ISSN 2355-5408
Volume dan Halaman Vol 5, hlm (1-7)
Tahun 2017
Penulis Dewi Ratna Kemala
Tujuan Peneliti Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan
menguji Pengaruh Keselamatan Kerja (X1)
dan Kesehatan Kerja (X2) Terhadap Kinerja
Karyawan (Y) MHE Maintenance Department
Badak NGL di Bontang.Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan metode observasi dan
kuesioner. Sedangkan untuk analisis data
menggunakan metode regresi linier berganda.
Pada uji determinasi (R2) terdapat pengaruh
sebesar 73,3% dari variabel keselamatan kerja
(X1) dan kesehatan kerja(X2) terhadap kinerja
karyawan (Y). Sedangkan, sebanyak 26,7%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
disertakan di dalam penelitian. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa keselamatan kerja
(X1) dan kesehatan kerja (X2) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan (Y). Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa variabel keselamatan
kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan (Y). Variabel keselamatan kerja(X1)
merupakan variabel yang berpengaruh
dominan terhadap kinerja karyawan (Y). Nilai
koefisien korelasi (R) menunjukkan bahwa
tingkat hubungan antara variabel kerja (X1)
dan kesehatan kerja (X2) terhadap kinerja
karyawan (Y) berada pada tingkathubungan
yang sangat kuat.
Subjek Peneliti Karyawan MHE Maintenance Department
Badak NGL di Bontang
Metode Peneliti Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
metode observasi dan kuesioner. Sedangkan
untuk analisis data menggunakan metode
regresi linier berganda. Pada uji determinasi
(R2) terdapat pengaruh sebesar 73,3% dari
variabel keselamatan kerja (X1) dan kesehatan
kerj a(X2) terhadap kinerja karyawan (Y).
Sedangkan, sebanyak 26,7% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak disertakan di dalam
penelitian.
Hasil Peneliti Regresi linier berganda dari variabel
keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja
(X2) terhadap kinerja karyawan (Y) adalah
sebagai berikut : Y= 0,238 + 0,528 X1 + 0,417
X2 + 0,267 Persamaan regresi tersebut
memiliki pengertian sebagai berikut :
a. Konstanta(α)
Nilai konstanta adalah 0,238 ini dapat diartikan
jika keselamatan kerja (X1) dan kesehatan
kerja (X2) nilainya adalah 0, maka kinerja
karyawan0,238.
b. Koefisien Regresi Variabel Keselamatan
(b1)
Variabel keselamatan mempengaruhi kinerja
karyawan MHE Maintenance Department
badak NGL di Bontan sebesar 0,528 atau
berpengaruh positif terhadap variabel Y
(kinerja karyawan).
c. Koefisien Regresi Variabel Kesehatan (b2)
Variabel kesehatan kerja mempengaruhi
kinerja karyawan MHE Maintenance
Department Badak NGL di Bontang sebesar
0,417 atau berpengaruh positif terhadap
variabel Y (kinerjakaryawan).
Koefisien Korelasi dan Determinasi bahwa
besarnya nilai R atau tingkat hubungan antara
variabel adalah sebesar 0,856 atau sebesar
85,6% artinya variabel keselamatan kerja dan
kesehatan kerja secara keseluruhan mempunyai
korelasi yang sangat kuat dengan kinerja
karyawan MHE Maintenance Department
Badak NGL di Bontang. Sedangkan besarnya
angka R square atau tingkat pengaruh antar
variabel adalah 0,733 atau sebesar 73,3%.
Sedangkan sisanya sebesar 26,7% telah
dipengaruhi oleh faktor lain.
Kekuatan Peneliti Data kuantitatifnya sudah lengkap dari uji
validitas dan uji reliabilitas sampai uji T
Kelemahan Peneliti Pengimplementasian belum dilakukan secara
real dan tidak dijelaskan secara rinci
Kesimpulan -Sebaiknya perusahaan memberikan breafing
setiap pagi sebelum melaksanakan aktivitas
kerja agar para karyawan selalu mengutamakan
keselamatan dalam bekerja.
-Sebaiknya memperbanyak ventilasi udara di
tempat kerja agar para karyawan merasa
nyaman dan terhindar dari polusi udara yang
kurang baik.
-Sebaiknya perusahaan mengadakan kegiatan
atau aktivitas diluar jam kerja dengan
mengadakan jalan sehat, sepeda santai, family
gahtering yang dijadwalkan secara rutin untuk
menciptakan kekompakan dan kerjasama antar
karyawan.

JURNAL 3
Judul PENERAPAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3) DI
LINGKUNGAN KERJA BALAI
INSEMINASI BUATAN (BIB) LEMBANG
Jurnal ISSN : 1412-6613, E-ISSN : 2527-4570
Volume dan Halaman Vol. 18 No.2, Hal 98-109
Tahun 2019
Penulis Cindy Dwi Yuliandi, Eeng Ahman
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di Balai Inseminasi Buatan (BIB)
Lembang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran dan umpan balik bagi
pekerja dan organisasi mengenai penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
lingkungan kerja.
Subjek Peneliti Subjek pada penelitian ini yaitu Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di Balai Inseminasi
Buatan (BIB) Lembang.
Metode Peneliti Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi, wawancara,
dokumentasi, dan studi literatur
Hasil Peneliti Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
brdasarkan hasil penelitian, Balai Inseminasi
Buatan (BIB) Lembang memiliki lingkungan
kerja yang baik, hal ini terlihat dari bagaimana
mereka melakukan penyusunan dan
penyimpanan material yang berbahaya secara
teliti seperti halnya material berbahaya zat N2
cair yang digunakan dalam aktivitas
laboratorium. Zat berbahaya tersebut disimpan
di dalam laboratorium agar pekerja tidak
terpapar. Peralatan tajam seperti mesin
pemotong (chopper) disimpan di gudang
khusus penyimpanan peralatan-peralatan
lapangan, sehingga resiko pekerja mengalami
kecelakaan dapat terkendali. Ruang kerja yang
dimiliki oleh staf bagian tata usaha, seksi jasa
produksi, seksi pelayanan produksi cukup luas
ruang kerja yang dimiliki sehingga pekerja
tidak merasakan sesak dan tidak nyaman.
Ruang kerja pun selalu dijaga kebersihannya
oleh petugas kebersihan yang bertanggung
jawab. Sedangkan pada bagian seksi pelayanan
teknis pemeliharaan hewan, kandang ternak
serta padang penggembalaan (line bull) pun
rutin dilakukan pembersihan agar ternak dan
para pekerja pada khususnya terjamin
kesehatan dan keamanannya. Pembuangan
kotoran dan limbah yang dihasilkan oleh
hewan ternak di BIB Lembang dilakukan
dengan cara menempatkan kotoran dan limbah
di kolam-kolam khusus yang telah disediakan
untuk kemudian di proses untuk di manfaatkan
sebagai pupuk kompos di lahan hijauan dan
diolah menjadi biogas.
Pemakaian Peralatan Kerja seksi pelayanan
teknis produksi semen yang bekerja di
laboratorium, demi keamanan dalam
menggunakan mesin maupun alat-alat, juga
agar tidak terpapar zat berbahaya dan suhu
ekstrim diharuskan menggunakan APD,seperti
jas lab, apron lab, masker, sandal khusus di
lab, dan kacamata lab. Sedangkan pada bagian
seksi pelayanan teknis pemeliharaan ternak
yang terdiri dari medik veteriner, paramedik
veteriner, perawat ternak, petugas penampung
sperma, petugas chopper, diharuskan
menggunakan Alat Pelindung Diri seperti
masker, sarung tangan, sepatu boot, wearpack,
apron, kacamata pelindung, helm dan
pelindung telinga. Pada bagian seksi jasa
produksi, dalam penggunaan mesin maupun
alat-alat kerja diharuskan pula menggunakan
APD yang terdiri dari masker, apron, sarung
tangan, kacamata pelindung, dan sandal
khusus.
Kondisi Fisik dan Mental Pegawai Untuk
menjaga stamina dan kesehatan fisik pekerja,
Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang
memiliki arena olahraga yang dapat digunakan
oleh semua pekerja untuk menjaga kesehatan
juga kebugarannya. Selain itu, BIB Lembang
pun selalu melakukan general check up
kesehatan pekerja secara rutin setiap tahunnya.
Pemberian vitamin dan makanan/minuman
bergizi pun dilakukan secara rutin setiap satu
bulan sekali kepada pekerja. Pekerja juga
dijamin dengan diberikannya BPJS dan
Jaminan Kecelakaan Kerja. Hal ini dilakukan
agar para pekerja memiliki stamina yang stabil
serta fisik yang sehat dan kuat, serta rasa aman
sehingga produktivitasnya pun akan
meningkat. Untuk mengatasi ataupun
meminimalkan emosi pekerja yang tidak stabil,
kepribadian yang rapuh, cara berpikir dan
kemampuan persepsi yang lemah, motivasi
kerja rendah sikap yang ceroboh, kurang
cermat, dan kurang pengetahuan dalam
penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas
kerja yang membawa resiko bahaya, maka
Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang
menyediakan ruang untuk berkonsultasi,
dimana para pekerja yang memiliki
ketidaknyamanan maupun permasalahan
memiliki tempat untukmenyampaikan.
Adanya karya wisata, dll selalu diadakan oleh
pihak Balai Inseminasi Buatan Lembang,
dengan tujuan agar para pekerja dapat
melepaskan stress akibat bekerja. Pelatihan
dan sosialisasi-sosialisasi pun kerap dilakukan
dalam rangka memberikan wawasan kepada
para pekerja, baik itu mengenai cara kerja,
instruksi kerja, persyaratan pekerjaan, serta
resiko keselamatan dan kesehatan kerja yang
dihadapi dan bagaimana cara penanganannya.
Sehingga resiko-resiko yang tidak diinginkan
pun dapat dikendalikan.
Kekuatan Peneliti Hasil dari penelitian Jurnal Penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu dapat
memaparkan bagaimana caramenangani
keselamatan dan kesehatan kerja diBIB.
Kelemahan Peneliti Data yang digunakan peneliti kurang lengkap
dan belum dijelaskan secara rinci.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di Balai Inseminasi Buatan (BIB)
Lembang dilakukan dengan baik. Melihat dari
beberapa indikator penting yang telah
dilaksanakan sudah sesuai standar, maka resiko
keselamatan dan kesehatan kerja di Balai
Inseminasi Buatan (BIB) Lembang dapat
terkendali. Karena untuk menciptakan
lingkungan kerja yang sehat dan aman
diperlukan sinergi tidak hanya dari pekerja
yang harus berusaha untuk melakukan
prosedur kerja dengan sesuai dan menjaga
kesehatan diri, tetapi dari penyelenggara kerja
pun agar menjamin Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dengan cara menyediakan
kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) yang
sesuai standar, pelatihan maupun sosialisasi
mengenai prosedur kerja, prosedur tanggap
darurat, pertolongan pertama pada kecelakaan,
wawasan mengenai bahaya dan resiko kerja
yang dihadapi, dsb. Serta sarana ataupun
fasilitias yang mampu mendukungkesehatan
fisik dan mental pekerja.
JURNAL 4

Judul HUBUNGAN PENERAPAN STANDAR


OPERASIONAL PROSEDUR DAN
PELATIHAN DENGAN KEJADIAN
KECELAKAAN KERJA PADA
KARYAWAN DI PT. PLN UNIT
PELAKSANA PELAYANAN PELANGGAN
KOTA KENDARI
Judul ISSN 2089-0346 , ISSN 2503-1139
Volume dan Halaman Volume 9, No 2
Tahun Desemer 2019
Penulis Sukma Ayu, Erwin Azizi Jayadipraja, Abdul
Azis Harum
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa
hubungan penerapan standar operasional
prosedur dan pelatihan dengan kejadian
kecelakaan kerja pada karyawan di PT. PLN
Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Wua-
Wua dan Benu-Benua Kota Kendari. Penelitian
dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan
rancangan case control study. Populasi pada
penelitian ini adalah karyawan di Unit
Pelaksana Pelayanan Pelanggan PT. PLN
(Persero) yang berjumlah 165 orang. Jumlah
sampel pada penelitian ini adalah 110 orang
yang terdiri dari dua kelompok yakni
kelompok kasus 55 orang dan kelompok
kontrol 55 orang. Penentuan sampel dilakukan
dengan teknik simpel random sampling. Data
dianalisis dengan menggunakan uji chi square
dan odds ratio. Terdapat hubungan penerapan
standar operasional prosedur dengan kejadian
kecelakaan kerja dimana diperoleh P
Value=0,000<0,05. Sedangkan pelatihan
kesehatan dan keselamatan kerja, juga
menunjukkan hal yang sama dimana diperoleh
nilai P-Value=0,006<0,05. Oleh karena itu
agar penerapan SOP pada pekerja lebih
meningkat, sebaiknya peraturan yang ada
dipertegas lagi dengan diberlakukannyasanksi
dan penghargaan terhadap pekerja.
Subjek Peneliti 165 karyawan di Unit Pelaksana Pelayanan
Pelanggan PT. PLN (Persero)
Metode Peneliti Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan rancangan case control study. Populasi
pada penelitian ini adalah karyawan di Unit
Pelaksana Pelayanan Pelanggan PT. PLN
(Persero) yang berjumlah 165 orang. Jumlah
sampel pada penelitian ini adalah 110 orang
yang terdiri dari dua kelompok yakni
kelompok kasus 55 orang dan kelompok
kontrol 55 orang. Penentuan sampel baik pada
kelompok kasus maupun kelompok kontrol
dilakukan dengan teknik simpel random
sampling. Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuisioner, kemudian dianalisis
dengan menggunaka uji chi square dan odds
ratio. Penelitian ini disetujui oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan, Sulawesi
Tenggara dengan nomor persetujuan:
070/1068 / BALITBANG / 2019. Penelitian
ini telah mendapatkan persetujuan dari
responden sebelum pengumpulan data.
Pernyataan persetujuan berisi tentang jaminan
kerahasiaan data pribadi responden, dan hak
sukarela untuk berpartisipasi dalam penelitian,
serta memberikan jaminan bahwa tidak ada
peserta yang tetap dirugikan karena
partisipasinya dalam penelitian.
Hasil Peneliti Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan SOP merupakan faktor yang
berhubungan dengan kejadian kecelakaan
kerja dimana hasil uji chi square diperoleh
nilai X²Hitung=17,694> X²Tabel=3,841 dalam
hasil analisis odd ratio diperoleh (OR =6,020
> 1), maka penerapan SOP merupakan faktor
risiko kecelakaan kerja terhadap karyawan di
PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan
Pelanggan Kendari. Hal ini berarti karyawan
yang tidak menerapkan SOP akan berisiko
6,020 kali lebih besar mengalami kecelakaan
kerja dibandingkan dengan karyawan yang
menerapkan SOP. Hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Angih Anabakti dan Helman Dwihardo H
(2011) dan Achmad Mun‟im Ramadhan (2015)
yang menyatakan bahwa penerapan standar
operasional prosedur berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produktivitas. Mun‟im
Ramadhan (2015) yang menyatakan bahwa
penerapan standar operasional prosedur
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
produktivitas. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat 18 orang (32,7%) dengan
penilaian yang kurang terhadap penerapan SOP
namun tidak pernah mengalami kecelakaan
kerja. Meskipun penerapan SOP dinilai kurang,
namun karena bidang kerja responden
memiliki lingkungan kerja fisik yang baik,
serta responden pernah mengikuti pelatihan K3
sehingga responden mengetahui bagaimana
cara agar terhindar dari potensi bahaya yang
mungkin terjadi. Selain itu, terdapat 14orang
(25,5%).
Kekuatan Peneliti Memaparkan secara jelas mulai dari
pendahuluan dari permasalahan mengapa
dibuatnya jurnal ini dan Menyertakan referensi.
Kelemahan Peneliti Data kuantitatifnya kurang lengkap dan
metodologi yang digunakan belum dijelaskan
secara rinci.
Kesimpulan Penerapan SOP dan pelatihan K3 pada
karyawan di PT. PLN. Penerapan SOP pada
pekerja lebih meningkat, peraturan yang ada
dipertegas lagi dengan diberlakukannya sanksi
dan penghargaan terhadap pekerja yang
menjalankan peraturan agar pelatihan-pelatihan
masalah kesehatan dan keselamatan kerja lebih
intens dilakukan serta promosi K3 lebih di
perkuat lagi dengan membuat himbauan dan
peringatan dalam bentuk poster, spanduk,
ataupun rambu-rambu mengenai K3 seperti
himbauan memakai APD saat bekerja,
peringatan potensi bahaya, himbauan untuk
menjaga kesehatan, dan lain sebagainya.
JURNAL 5
Judul Analisis Kecelakaan Kecelakaan Kerja pada Perawat di Rumah Sakit
Umum PKU Muhammadiyah Gamping Kabupaten Slema
Jurnal Ilmiah Teknik Industri
Volume & Halaman Vol. 2 No. 1 Hal. 64-74
Tahun 2020
Penulis Ilham Hanafi, Widodo Haroyono
Reviewer Miftahul Jannah Sutanto ( 70200117046 )
Tanggal 24 Maret 2020

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan


kerja pada perawat dirumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping,
Slemen dibagian rawat inap,ICU, Dan IBS

Subjek Penelitin Subjek penelitian ini adalah 5 orang perawat

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif untuk menjamin faliditas
data dalam penelitian dilakukan teknik trianggulasi sumber.Teknik
pengambilan data dengan menggunakan wawancara dan observasi.

Defiisi Operasional Variabel rumah sakit (seperti kinerja/prodktifitas kerja perawat ) perawat
adalah suatu provesi yang memiliki peran pemberi perawatan membuat
keputusan klinik dan etika,pelindung dan advokat bagi klien manager
kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.

Cara dan alat Cara dan alat yang digunakan untuk mengukur produktifitas kerja
perawat, produktifitas kerja adalah suatu alat ukur produksi yang dicapai
pengukur Variable oleh karyawan dengan efektivitas dan efisien ,ketepatan waktu,kuantitas
kerja yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu.
denpenden

Devinisi operasional Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan oleh
karyawan atau perawat rumah sakit serta petugas yang bekerja di rumah
variabel sakit , yang berkaitan dengan pekerjaannya serta kecelakaan yang dapat
berakibat terhadap kondisi kesehatan korban maupun rumah sakit
indenpenden

Langkah langkah Langkah langkah yang digunakan adalah

terapi 1.wawancara, penulis membuat pertanyaan dari beberapa analisis factor


factor penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada perawat di RS.
2.Observasi , observasi dilakukan pada waktu bersamaan dengan
wawancara sebelum maupun sesudah.
Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan
kerja terjadi karena factor manusia,ketidak patuhan terhadap APD
perawat , pengawasan yang kurang.

Kekuatan penelitian Kekuatan penelitian ini adalah terletak pada kemampuan menggali
sumber informasi pada pekerja secara langsung dengan observasi
partisipan , dan wawancara mendalam secara trianggulasi, serta sumber
sumber lain.

Kelemahan penelitian Kelemahan penelitian ini adalah hasil penelitian ini bergantung pada
pengamatan dan kemampuan peneliti , dan kemungkinan perubahan
perilaku dari objek penelitian.

Anda mungkin juga menyukai