Anda di halaman 1dari 25

KEGIATAN BELAJAR 4

PENGEMASAN
No. Kode : DAR2/Profesional/848/2021

PENDALAMAN MATERI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN


MODUL 5 : TEKNIK PENYIMPANAN, PENGGUDANGAN DAN PENGEMASAN

KEGIATAN BELAJAR 4
PENGEMASAN

Nama Penulis :
Anna Juzanah, SP
Afni Fitriyana, S.TP
Achmad Ridwan Ariyantoro, S.TP., M.Sc.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


2021

80
A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat : Kegiatan Belajar 4 Pengemasan ini disusun berdasarkan capaian
pembelajaran yang telah ditetapkan, yaitu peraturan kemasan pangan, jenis-jenis
kemasan pangan, peralatan kemasan pangan, aplikasi pengemasan pada produk
makanan. Sehingga kompetensi yang akan dicapai oleh peserta PPG adalah : (1) mampu
merencanakan pengemasan pada pangan sesuai dengan peraturan kemasan pangan; (2)
mampu memilih jenis-jenis kemasan dan peralatan kemasan pangan sesuai dengan
produk yang akan dikemas; (3) menganalisis dan mengajarkan aplikasi pengemasan
pada produk makanan.
2. Relevansi : Kedalaman materi modul ini setara dengan KKNI level 7. Capaian
pembelajaran modul dalam lingkup pengetahuan dan keterampilan PPG vokasi
Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian yang relevan.
3. Petunjuk belajar : Agar proses pembelajaran pengawasan mutu dapat dilaksanakan
dengan lancar, maka langkah-langkah belajar yang dapat diikuti adalah sebagai berikut
:
a. Bacalah dan pahami capaian pembelajaran dan sub capaian pembelajaran
kemudian catat bagian yang belum ada kuasai
b. Bacalah uraian materi pada bagian yang belum cukup anda pahami. Dapat pula
dengan membaca dari sumber pembelajaran lainnya seperti dari buku yang tertera
di dalam daftar pustaka.
c. Setelah anda menguasai semua tugas dan tes formatif pada keempat kegiatan
belajar, silahkan lanjutkan dengan mengerjakan tugas akhir dan tes akhir.

B. Inti
1. Capaian Pembelajaran (CP)
Menguasai materi ajar bidang studi Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian yang
meliputi : Penanganan dan pengolahan bahan hasil pertanian; Produksi pengolahan
hasil nabati dan hewani; Produksi pengolahan hasil perkebunan dan herbal; Pengujian
mutu pangan, non pangan, air, dan limbah industri; Sistem Keamanan pangan dan
manajemen mutu; Teknik pengemasan, penyimpanan dan penggudangan; Produk
kreatif dan kewirausahaan sehingga dapat membimbing peserta didik SMK mencapai
kompetensi keahlian yang dibutuhkan oleh DUDI.

81
2. Sub Capaian Pembelajaran
a) Mampu merencanakan pengemasan pada pangan sesuai dengan peraturan kemasan
pangan;
b) Mampu memilih jenis-jenis kemasan dan peralatan kemasan pangan sesuai dengan
produk yang akan dikemas;
c) Menganalisis dan mengajarkan aplikasi pengemasan pada produk makanan.

3. Pokok-Pokok Materi
a) Peraturan Kemasan Pangan
b) Jenis-Jenis Kemasan Pangan
c) Peralatan Kemasan Pangan
d) Aplikasi Pengemasan pada

4. Uraian Materi
1) Peraturan Kemasan Pangan
Fungsi kemasan pangan tidak hanya untuk melindungi produk, namun juga
berfungsi sebagai penyimpanan, informasi dan promosi produk serta pelayanan
kepada konsumen. Keamanan dan kualitas pangan dalam kemasan sangat
tergantung dari mutu kemasa yang digunakan, baik kemasan primer, sekunder
maupun tersier. Oleh karena itu diperlukan adanya peraturan - peraturan mengenai
kemasan pangan, yang bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada
konsumen. Dibawah ini beberapa dasar hukum yang bisa dijadikan acuan untuk
kemasan pangan antara lain :
a. Undang-Undang RI No.18 Tahun 2012 tentang Pangan
b. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
c. Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2004 tentang Keamanan Mutu dan Gizi
Pangan
d. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik
Indonesia No. Hk 00.05.55.6497 tentang Bahan Kemasan Pangan
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.329/ Menkes/XII/76 tentang Produksi dan
Peredaran Pangan
f. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI
No.Hk.00.05.1.55.1621 tentang Pengawasan Pemasukan Bahan Kemasan
Pangan
82
g. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No.12 Tahun 2015
tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan ke Dalam Wilayah
Indonesia
h. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. 31 Tahun 2018 tentang
Label Pangan Olahan
i. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. 20 Tahun 2019 tentang
Kemasan Pangan

2) Jenis-Jenis Kemasan Pangan


a. Kemasan kertas
Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum
ditemukannya plastik dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak
digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam
karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas.
Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifatnya yang
sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan.
Beberapa jenis kertas yang dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah
kertas kraft, kertas tahan lemak (grease proof). Glassin dan kertas lilin (waxed
paper) atau kertas yang dibuat dari modifikasi kertas-kertas ini. Wadah-wadah
kertas yang kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak, kaleng fiber, drum,
cawan-cawan yang tahan air, kemasan tetrahedral dan lain-lain, yang dapat
dibuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan berbagai jenis
board dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya dibungkus lagi dengan bahan-
bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang lebih bersifat protektif.
Berikut beberapa jenis kertas kasar yang dapat digunakan untuk kemasan:
● Kertas glasin dan kertas tahan minyak (grease proof)
Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang
waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas.
Kedua jenis kertas ini mempunyai permukaan seperti kaca dan transparan,
mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli dan minyak, tidak
tahan terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air
seperti lemak dan lilin. Kertas glasin digunakan sebagai bahan dasar laminat.

83
Gambar 54. Kertas Glasin
(Sumber :http://3.bp.blogspot.com/-
QjQJn_C0kI4/U3WnS6g9nNI/AAAAAAAAAHU/j0fR_uuk4LQ/s1600/kertas+laminasi.jpg )

● Kertas Perkamen
Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti
mentega, margarine, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah,
kering atau digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak), hasil
ternak lain, the dan kopi.

Gambar 55. Kertas Perkamen


(Sumber : https://www.medicalogy.com/images/product/donga-kertas-perkamen.jpg )

● Kertas lilin
Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya
adalah lilin parafin dengan titik cair 46-74°C dan dicampur polietilen (titik
cair 100-124°C) atau petrolatum (titik cair 40-52°C). Kertas ini dapat
menghambat air, tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik.
Kertas lilin digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan
lain-lain.

84
Gambar 56. Kertas Lilin
(Sumber : https://catatanmini.com/wp-content/uploads/2015/09/kertas-lilin.jpg )

● Kertas Container board


Kertas ini banyak digunakan dalam pembuatan kartun beralur. Ada dua jenis
kertas daluang, yaitu, line board disebut juga kertas kraft yang berasal dari
kayu cemara dan corrugated medium yang berasal dari kayu keras dengan
proses sulfat.

Gambar 57. Kertas Container Board


(Sumber : https://www.dinastindopratama.com/wp-content/uploads/2014/06/Karton-Box-
Single-double-tripple-250x180.jpg )

● Kertas Chipboard
Chipboard dibuat dari kertas koran bekas dan sisa-sisa kertas. Jika kertas ini
dijadikan kertas kelas ringan, maka disebut bogus yaitu jenis kertas yang
digunakan sebagai pelindung atau bantalan pada barang pecah belah. Kertas
chipboard dapat juga digunakan sebagai pembungkus dengan daya rentang
yang rendah. Jika akan dijadikan karton lipat, maka harus diberi bahan-
bahan tambahan tertentu.

Gambar 58. Kertas Chip Board


(Sumber : https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/900/product-
1/2020/5/8/453503/453503_abb8187d-1b9a-4093-a526-88e6db0fdd21_1023_1023.jpg )

85
● Kertas Tyvek
Kertas tyvek adalah kertas yang terikat dengan HDPE (high density
polyethylene). Dibuat pertama sekali oleh Du Pont dengan nama dagang
Tyvek. Kertas tyvek mempunyai permukaan yang licin dengan derajat
keputihan yang baik dan kuat, dan sering digunakan untuk kertas foto.
Kertas ini bersifat : no grain yaitu tidak menyusut atau mengembang bila
terjadi perubahan kelembaban, tahan terhadap kotoran, bahan kimia, bebas
dari kontaminasi kapang, dan mempunyai kemampuan untuk menghambat
bakteri ke dalam kemasan.

Gambar 59. Kertas tyvek


(Sumber : https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/900/product-1/2020/6/11/batch-upload/batch-
upload_263ab10f-1083-47d2-97b3-04f5830f093a.jpg )

● Kertas Soluble
Kertas soluble adalah kertas yang dapat larut dalam air. Kertas ini
diperkenalkan pertama sekali oleh Gilbreth Company, Philadelphia dengan
nama dagang Dissolvo. Digunakan untuk tulisan dan oleh FDA (Food and
Drug Administration) tidak boleh digunakan untuk pangan. Sifat-sifat kertas
soluble adalah kuat, tidak terpengaruh kelembapan tetapi cepat larut di
dalam air.

Gambar 60. Kertas Soluble


(Sumber :
https://static.wixstatic.com/media/9c10ff_ae95b3d3806345a3b19775d4fb6cbb31~mv2.jpg/v1/
fill/w_250,h_187,al_c,q_90/9c10ff_ae95b3d3806345a3b19775d4fb6cbb31~mv2.jpg )

86
● Kertas plastik
Kertas plastik dibuat karena keterbatasan sumber selulosa. Kertas ini disebut
juga kertas sintetis yang terbuat dari lembaran stirena, mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut : daya sobek dan ketahanan lipat yang baik, daya kaku lebih
kecil daripada kertas selulosa, sehingga menimbulkan masalah dalam
pencetakan label, tidak mengalami perubahan bila terjadi perubahan
kelembaban (RH), tahan terhadap lemak, air dan tidak dapat ditumbuhi
kapang, dan dapat dicetak dengan suhu pencetakan yang tidak terlalu tinggi,
karena polistirena akan lunak pada suhu 80 0C.

b. Kemasan kayu
Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui oleh manusia, dan
secara tradisional digunakan untuk mengemas berbagai macam produk padat
seperti barang antik dan emas, keramik, dan kain. Kayu adalah bahan baku
dalam pembuatan palet, peti atau kotak kayu di negara-negara yang mempunyai
sumber kayu alam dalam jumlah banyak. Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk
pembuatan kemasan juga banyak menimbulkan masalah karena makin
langkanya hutan penghasil kayu. Desain kemasan kayu tergantung pada sifat
dan berat produk, konstruksi kemasan, bahan kemasan dan kekuatan kemasan,
dimensi kemasan, serta metode dan pembuatan. Penggunaan kemasan kayu baik
berupa peti, tong kayu atau palet sangat umum di dalam transportasi berbagai
komoditas dalam perdagangan internasional. Pengiriman produk kerajinan
seperti keramik sering dibungkus dengan peti kayu agar dapat melindungi
keramik dari resiko pecah. Kemasan kayu umumnya digunakan sebagai
kemasan tersier untuk melindungi kemasan lain yang ada di dalamnya. Dalam
mendesain kemasan kayu, diperlukan proses alternatif dan teknik yang tepat
untuk membuat kemasan yang lebih ekonomis. Kemasan kayu berbentuk kotak
dan peti tetap berperan untuk berbagai produk, meskipun harus bersaing dengan
drum dari polipropilen dan polietilen. Berikut beberapa bentuk kemasan yang
terbuat dari kayu.

87
Gambar 61. kotak kayu
(Sumber : https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.paper-angle.com%2Fkami-juga-
sedia-produk-kemasan-box-kayu-atau-wooden-
box%2F&psig=AOvVaw0SM3IG7iG33QKYfh5h1MCY&ust=1615339732104000&source=images&cd=vfe&
ved=0CAIQjRxqFwoTCMDggs-Hou8CFQAAAAAdAAAAABAD )

c. Kemasan Plastik
Jenis plastik yang banyak digunakan untuk berbagai tujuan (60% dari penjualan
plastik yang ada di dunia) untuk berbagai tujuan kemasan adalah polietilen,
Polipropilen, polivinil klorida dan polistirene.
● Polietilen (PE)
Polietilen adalah polimer dari monomer etilen yang dibuat dengan proses
polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri
minyak dan batubara. Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan
fleksibel, mempunyai kekuatan benturan dan kekuatan sobek yang baik.
Pemanasan polietilen akan menyebabkan plastik ini menjadi lunak dan cair
pada suhu 110°C. Sifat permeabilitasnya yang rendah dan sifat mekaniknya
yang baik, maka membuat polietilen dengan ketebalan 0.001 – 0.01 inchi
banyak digunakan untuk mengemas bahan pangan. Plastik polietilen
termasuk golongan termoplastik sehingga dapat dibentuk menjadi kantong
dengan derajat kerapatan yang baik. Bahan Polietilen banyak digunakan
untuk botol plastik yang jernih misalnya botol air mineral, botol jus dan
botol minuman yang lain. Botol plastik yang berasal dari bahan polietilen
terdapat logo daur ulang dengan angka 1 di bagian bawah kemasan botol
plastik dan terdapat tulisan PET atau PETE

88
Gambar 62. botol plastik polietilen dan tanda daur ulangnya
(Sumber : www.problogger.web.id)

● Polipropilen (PP)
Polipropilen mempunyai nama dagang Bexophane, Dynafilm, Luparen,
Escon, Olefane dan Profax. Sifat-sifat dan penggunaannya sangat mirip
dengan polietilen, yaitu ringan (densitas 0.9 g/cm3), mudah dibentuk,
tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, tapi tidak transparan dalam
bentuk kemasan kaku, dan lebih kuat dari PE. Pada suhu rendah akan rapuh,
dan dalam bentuk murninya mudah pecah pada suhu -30 °C sehingga perlu
ditambahkan PE atau bahan lain untuk memperbaiki ketahanan terhadap
benturan. PP merupakan bahan plastik terbaik untuk digunakan sebagai
wadah makanan atau minuman misalnya untuk tempat menyimpan
makanan, botol minum, dan botol minum bayi.

Gambar 63. Aplikasi kemasan makanan dan minuman berbahan Polipropilen dan logo daur
ulangnya
(Sumber : www.problogger.web.id)

● Polivinil Klorida (PVC)


PVC banyak digunakan untuk mengemas mentega, margarine dan minyak
goreng, karena tahan terhadap minyak dan memiliki permeabilitas yang
rendah terhadap air dan gas. PVC juga digunakan untuk mengemas
perangkat keras, kosmetik dan obat-obatan. Sifat lain PVC diantaranya yaitu

89
tembus pandang, tidak mudah sobek dan memiliki kekuatan tarik yang
tinggi.

Gambar 64. plastik berbahan PVC


(Sumber : www.problogger.web.id )

● Polistirene (PS)
Polistirene merupakan bahan kemasan plastik yang relatif mudah kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahan PS ini biasa digunakan sebagai
tempat makanan styrofoam dan tempat minum sekali pakai. Polistirena
merupakan polimer aromatik yang dapat melepaskan bahan styrene ke
dalam makanan ketika terjadi kontak antara bahan dengan makanan. Bahan
ini sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan beberapa masalah
kesehatan seperti gangguan kesehatan pada otak. Bahan ini merupakan
bahan yang sulit didaur ulang karena membutuhkan proses yang sangat
panjang dan lama. Bahan ini dikenali dengan kode angka 6 dan ciri lain dari
bahan ini ketika dibakar akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga
dan menimbulkan jelaga

Gambar 65. poly stirene


(Sumber : https://cdn0-production-images-
kly.akamaized.net/r7QtTxCoV6rAwvGAL3DnGPMoKCs=/375x208/smart/filters:quality(75):
strip_icc():format(jpeg)/kly-media-
production/medias/2492250/original/021297800_1543364744-kemasan-styrofoam-amankah-
untuk-kesehatan-ini-fakta-dari-bpom.jpg )

d. Kemasan gelas
Pada umumnya gelas tidak memiliki daya tahan terhadap pemanasan mendadak,
kecuali gelas yang dibentuk dengan perlakuan dan formula khusus. Perlakuan
panas mendadak yang dapat ditoleransi oleh gelas tanpa mengalami pecah

90
(retak) adalah sekitar 32 0C. Oleh karena itu pengolahan produk dengan
kemasan gelas hendaknya dilakukan secara bertahap sehingga peningkatan
temperatur pada gelas dapat teratur dan seragam.
Beberapa keuntungan kemasan gelas diantaranya :
- Transparan (tembus pandang) sehingga sangat ideal untuk mengemas bahan
karena isi, bentuk dan warna bahan dapat dilihat dengan jelas.
- Gelas bersifat inert dan hampir tidak bereaksi dengan sebagian besar jenis
bahan yang dikemas.
- Merupakan pengemas yang baik untuk bahan cair, padatan maupun gas
karena kemampuannya untuk melindungi/mencegah proses evaporasi,
kontaminasi bau maupun flavor.
Selain beberapa keuntungan tersebut di atas, gelas sebagai bahan pengemas
mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
- Gelas mempunyai bobot relatif berat dan mudah pecah
- Gelas merupakan konduktor yang jelek sehingga penambatan panas relatif
lambat dan tidak dapat didinginkan secara cepat .
- Produk yang disimpan dalam gelas harus diletakkan pada tempat yang tidak
terkena cahaya langsung. Agar kerusakan produk seperti perubahan warna,
rancidity (ketengikan) dapat diperkecil.

-
Gambar 66. kemasan gelas
(Sumber : caricamutiardieng-WordPress.com)

e. Kemasan logam
Kemasan logam merupakan salah satu jenis kemasan yang banyak kita jumpai
di masyarakat. Contoh kemasan logam misalnya kaleng sebagai kemasan
biskuit, susu kental manis dan susu bubuk.
Kemasan logam yang digunakan untuk mengemas bahan pangan secara umum
memiliki bentuk :

91
- Kaleng tinplate/kaleng plat timah ; banyak digunakan dalam industri
makanan dan digunakan sebagai komponen utama tutup botol atau jars
- Kaleng aluminium; banyak digunakan untuk kemasan minuman
berkarbonasi
- Aluminium foil; digunakan sebagai kemasan berbentuk kantong dan
dilaminasi dengan bahan jenis plastik dan banyak dijumpai untuk pengemas
makanan ringan, susu bubuk dan lain-lain.

Gambar 67. kemasan kaleng


(Sumber : https://mediakonsumen.com/files/2018/03/sarden-mengandung-cacing2.jpg)

f. Kemasan Edible
Edible packaging pertama kali dikenal di di Cina pada abad 12 dan 13, dimana
jeruk dan oranges dicelupkan lilin lebah cair untuk mengatur laju respirasi
sehingga proses pematangan bisa dikontrol. Aplikasi edible film antara lain pada
daging beku, ayam beku, hasil laut, confectionary, dan makanan semi basah.
Edible film ditambah dengan pengawet bisa menjadi antimikroba (misal
benzoat, propionat); pengawet (sorbat); fungsida (benomyl, captan);
antioksidan (askorbat, BHA, BHT); dan sequestran (sitrat). Penyusun utama
edible packaging adalah biasanya berasal dari hidrokoloid, lipid, dan komposit.
Hidrokoloid terdiri dari protein, selulosa, alginat, pektin, dan pati yang berguna
untuk mencegah reaksi deteriorasi dan bersifat polar/ tahan lemak. Lipid terdiri
dari lilin, acylglycerol, asam lemak dan berguna untuk mencegah atau menahan
difusi uap air. Sedangkan komposit terbuat dari campuran hidrokoloid dan lipid
yang bersifat hidrofobik.
Aplikasi Edible Packaging pada kemasan :
- Aplikasi edible coating
Ada lima aplikasi untuk edible coating yaitu dengan pencelupan (dip
application), penyapuan dengan busa (foam application), penyemprotan

92
(spray application), penetesan (drip application), dan penetesan terkontrol
(controlled drip application).
- Enkaasulasi komponen flavor
Metode yang digunakan antara lain spray drying dan ekstrusi. Pada metode
spray drying, emulsi dengan kadar air 40% bb dihomogenisasi, dipompakan
ke nozzle spray dryer dan disemprotkan ke ruang pemanas (200-2350C).
Bahan yang digunakan antara lain maltodekstrin, padatan, syrup jagung, pati
termodifikasi dan gum acacia. Sedangkan pembuatan ekstrusi dilakukan
dengan membuat adonan (karbohidrat), menambahkan flavor (10-20%),
pembentukan emulsi dan ekstrusi adonan.
- Edible Film
Edible film merupakan lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat
dimakan, diletakkan diantara komponen makanan yang berfungsi sebagai
barier terhadap transfer massa (misal kelembaban, oksigen, lipid, dan zat
terlarut) dan sebagai carrier bahan makanan dan aditif untuk meningkatkan
penanganan makanan.

Gambar 68. Kemasan Edible


(Sumber : https://slideplayer.info/12273060/72/images/slide_1.jpg)

Gambar 69. Edible Packaging


(Sumber : https://awsimages.detik.net.id/content/2010/04/27/901/bhpembungkuscvr.jpg)

93
3) Peralatan Kemasan Pangan
a. Peralatan Pengemas Makanan Berbentuk Padat Tipis
Produk berbentuk padat tipis misalkan snack, ceriping, dan sebagainya.
Beberapa alat pengemas yang dapat dipilih adalah sealer plastic atau sealer with
gas. Pengemas ini cocok digunakan untuk kemasan pembungkus yang kecil dan
memakai sistem pengontrol suhu elektronik konstan (tetap) dan mekanisme
transmisi yang berkecepatan cukup.

Gambar 70. Mesin band sealer plus gas filling model SF-150G
(Sumber : https://i2.wp.com/astromesin.com/wp-
content/uploads/2017/06/Mesin-Continuous-Sealer-Astro-
Mesin.jpg?fit=600%2C600&ssl=1 )

Gambar 71. Mesin Continuous Band Sealer


(Sumber : https://s4.bukalapak.com/img/44806354652/s-330-330/data.jpeg.webp)

b. Peralatan Pengemas Makanan Berbentuk Cair


Ada beberapa model pengemas makanan berbentuk cair atau semi pasta dan
setiap perusahaan yang menghasilkan memiliki merk dagang yang berbeda-
beda. Perbedaan pada masing-masing alat umumnya kapasitas pengemasan (10-
1000 ml) dan kecepatan pengemasan.

94
Gambar 72. Pengemas semi pasta
( Sumber : https://packagingmachineindonesia.com/wp-content/uploads/2015/03/AW-6035-
SR-600x450.jpg )

Mesin pengemas bahan cair dapat menggunakan berbagai model, umumnya


memakai cup gelas plastic.

Gambar 73. Mesin pengemas cup sealer dan produk hasil cup
(Sumber : https://encrypted-
tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSn24iRtaHjqYCQKn8QKd5Yzm49r2om0yvmQg&u
sqp=CAU)

c. Peralatan Pengemas Makanan Berupa Bubuk, Granule


Beberapa perusahaan mesin pengemas mengeluarkan merk dagang yang
berbeda-beda namun prinsipnya bahwa mesin kemasan tersebut secara otomatis
mampu mengkuru berat produk yang akan dikemas sesuai dengan keinginan
dari pemrogram. Beberapa contoh produk bentuk bubuk yaitu gula pasir, bubuk
kopi, susu bubuk, krimer, bubuk cokelat campuran, bubuk jamu dan lain-lain.
Beberapa contoh bentuk butiran yaitu camilan/ makanan kering, biskuit,
makaroni, biji kopi, kacang tanah, biji kacang-kacangan, dan lain-lain.

95
Gambar 74. Mesin pengemas bubuk
(Sumber : https://i2.wp.com/astromesin.com/wp-content/uploads/2017/12/Mesin-Pengemas-
Kopi.jpg?fit=600%2C600&ssl=1)

d. Peralatan Pengemas Vakum


Sealer merupakan mesin yang digunakan dalam mengemas produk, terutama
dalam hal makanan. Mesin ini memiliki prinsip kerja mesin yaitu dengan
memvacum menghisap udara yang ada pada kemasan produk, dimana akan
mengakibatkan proses yang namanya dioksidasi yaitu oksigen akan ditekan
dengan sedemikian rupa sehingga bakteri yang ada akan lebih lama berkembang
biak atau bahkan sulit untuk hidup lama. Vakum Sealer biasa digunakan untuk
mengemas produk seafood, bakso, ikan, daging, kacang, beras, sosis.

Gambar 75. Alat Kemasan Vakum dan Produk Kemasan Vakum


(Sumber : https://1.bp.blogspot.com/-
TQppj9eFTnc/WUDxOqW0DoI/AAAAAAAABBg/WsxcPYHZnEQMyGvWE4jugVlQg_uL
dKLHACLcBGAs/s1600/mesin-vacuum-sealer-hualian.jpg )

4) Aplikasi Pengemasan Pada Produk Makanan


a. Kemasan Buah, Sayur, dan Olahannya
Buah merupakan produk yang mengandung kadar air tinggi sehingga mudah
mengalami kerusakan maka diperlukan kemasan yang dapat meminimalkan
kerusakan buah yang diakibatkan oleh mikrobiologis, mekanis, fisik dan
sebagainya. Ada beberapa pilihan jenis kemasan yang saat ini sering kita lihat

96
di lingkungan yaitu kemasan plastik dengan lubang – lubang ventilasi,
gabungan antara baki/kotak styrofoam dan cling wrap, kantong plastik
berjaring, selotip pengikat komoditas, kantung kertas kraft, keranjang plastic,
tray, kotak kertas dan net.

Gambar 76. Gabungan Baki Styrofoam Dan Cling Wrap


( Sumber : https://astromesin.com/wp-content/uploads/2018/10/Pembungkus-Buah.jpg )

Produk olahan sayur dan buah yang berbentuk semi padat dapat menggunakan
kemasan berbahan gelas, kemasan kertas laminasi plastik dan aluminium foil

Gambar 77. Kemasan Produk Olahan Buah Dan Sayur Berbentuk Semi Padat
(Sumber : https://sc04.alicdn.com/kf/HTB1oM.1J3mTBuNjy1Xbq6yMrVXaV.jpg )

Kemasan logam pada coctail buah. Sangat tepat digunakan karena pada
pengolahan produk ini, diperlukan sterilisasi dan exhausting yang dilakukan
pada kemasan pada suhu yang sangat tinggi.

Gambar 78. Kemasan logam pada coctail buah


(Sumber : https://id-test-11.slatic.net/p/abfe664eb153d47df6fe30bffee4ca92.jpg )

97
Kemasan untuk produk cair memerlukan jenis kemasan tertentu yaitu bisa
berupa kemasan plastik, kaca ataupun tetrapack. Produk cair membutuhkan
kemasan yang tidak tembus air, dan transaparan atau bening.

Gambar 79. Kemasan Olahan Berbentuk Cair


(Sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ0-
MDeTlLC2GhaeXA955njVZwKoyfqakIOGg&usqp=CAU)

b. Kemasan Ikan dan Olahannya


Kemasan untuk ikan bisa menggunakan plastik slopan yang mempunyai
permeabilitas tinggi, hal ini bertujuan untuk memberikan penampakan
daging/ikan yang cerah. Ikan yang sudah diolah biasa dikemas dengan plastik
kedap gas dan uap air seperti PE/PVDC/PA atau PE/PET Sedangkan ikan beku
dikemas dalam plastik HDPE atau LDPE.
Berbagai jenis produk makanan yangdikemas dengan menggunakan bahan
pengemas alumunium foil menunjukkan makanan tersebut cukup baik dan
tahan terhadap alumunium dengan resiko pengkaratan kecil. Teknik
pengemasan dengan cara mengkombinasikan berbagai jenis bahan kemas
bentuk (fleksibel) telah menghasilkan suatu bentuk yang disebut “retort pouch”.

Gambar 80. Kemasan Olahan Ikan


(Sumber : www.padang.indonetwork.co.id)

c. Kemasan Daging dan Olahannya


Kemasan yang sering digunakan untuk daging dan olahannya adalah kemasan
vacum karena akan menghambat pertumbuhan bakteri. Selain dengan vacum

98
daging olahan juga dikemas dalam kaleng dan dapat disimpan pada suhu kamar
dan tahan sekitar dua tahun.

Gambar 81. Kemasan Daging Dan Olahannya.


(Sumber : https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2016/11/22/15644321-
b118-42a9-904f-6e1257cb751d.jpg?w=700&q=90 )

d. Kemasan Telur dan Olahannya


Telur konsumsi yang siap untuk dipasarkan biasanya disajikan dan dikemas
dengan rapi sehingga dapat menarik konsumen dimana dapat dikemasan secara
eceran (dalam jumlah sedikit) yang dikemas dengan plastik, maupun secara
kemasan partai dengan nampan telur (egg tray) dan kotak kayu atau keranjang.
Sedangkan untuk kemasan telur yang terdapat di pusat perbelanjaan atau
supermarket biasanya lebih modern dan memenuhi standar khusus dimana telur
tidak akan mudah pecah atau retak. Dalam hal ini, pengemasan telur dengan
menggunakan egg tray, kotak kayu, plastik, maupun keranjang bertujuan untuk
menjaga keamanan dan higienitas telur dimana telur tidak akan pecah atau retak
sehingga dapat terhindar dari kontaminasi mikroorganisme yang masuk ke
dalam telur melalui kulit telur yang pecah atau retak tersebut. Oleh karena itu,
adanya upaya penyajian dan pengemasan yang baik dapat mempertahankan
mutu telur selama proses pemasaran berlangsung yang dimulai dari peternak ke
pedagang, dari daerah produsen ke daerah konsumen, dan dari grosir ke para
pengecer hingga konsumen.

Gambar 82. Kemasan Telur


(Sumber : https://sribu-sg.s3.amazonaws.com/assets/media/contest_detail/2016/4/desain-
kemasan-dus-untuk-produk-telur-organik-570729e6ca6bcbb1a9000007/5d7f3e1bfd.jpg )

99
e. Kemasan Susu dan Olahannya
Kemasan susu bubuk biasanya menggunakan jenis plastik PET (Polyehylene
Trephthalate) dalam bentuk botol. Aluminium foil seperti halnya kaleng
aluminium banyak digunakan sebagai bagian dari kemasan bentuk kantong
dilaminasi bersama dengan berbagai jenis plastik (misalnya retort pouch untuk
susu UHT, sari buah)

Gambar 83. Kemasan Susu Dan Olahannya


(Sumber : https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/wn-
NFYdJcBgRA253MnCOxnKnJ_k=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)
/kly-media-production/medias/2359733/original/042492800_1537006365-
ALLproduct_banner_v6.3-1920x780.jpg)

f. Kemasan Legume dan Serealia


Legume dan serealia dapat dikemas dengan berbagai jenis kemasan. Karena
legume dan serealia merupakan produk yang memiliki kadar air yang rendah,
maka umumnya menggunakan plastic sebagai pengemasnya. Pemilihan plastic
sebagai bahan pengemas karena memiliki kelenturan, mudah dibawa dan
murah.
Pengemasan produk olahan legume dan serealia, ada yang menggunakan
kemasan sekunder dan kemasan primer. Kemasan primer-nya berupa kemasan
aluminium foil, berbentuk kantung sedangkan kemasan sekundernya dari karton
yang dapat diberi gambar dan informasi produk sebagai penarik konsumen.
Aluminium foil untuk mencegah air masuk ke dalam produk dan mencegah gas
lain masuk ke dalamnya.

100
Gambar 84. Kemasan Beras
(Sumber : https://i0.wp.com/www.asiabaru.com/wp-content/uploads/Header-
22.jpg?fit=958%2C558)

5. Forum Diskusi
Jika Anda sebagai pelaku UMKM dan mempunyai produk baru yang bahan bakunya
berasal dari komoditas hewani dan akan didistribusikan keluar daerah maka bentuk
kemasan yang seperti apa yang cocok pada produk tersebut agar tidak mengalami
kerusakan?

C. Penutup
1. Rangkuman
a) Peraturan Kemasan Pangan
Fungsi kemasan pangan tidak hanya untuk melindungi produk, namun juga
berfungsi sebagai penyimpanan, informasi dan promosi produk serta pelayanan
kepada konsumen. Keamanan dan kualitas pangan dalam kemasan sangat
tergantung dari mutu kemasan yang digunakan, baik kemasan primer, sekunder
maupun tersier. Oleh karena itu diperlukan adanya peraturan-pertauran mengenai
kemasan pangan, yang bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada
konsumen.
b) Jenis-Jenis Kemasan Pangan
Jenis-jenis kemasan pangan yang sering digunakan untuk mengemas makanan yaitu
kemasan kertas, kemasan kayu, kemasan plastik, kemasan gelas, kemasan logam
dan kemasan edible.
c) Peralatan Kemasan Pangan
Peralatan kemasan pangan akan berbeda-beda sesuai dengan bentuk bahan pangan
yang akan dikemas. Peralatan pengemas makanan berbentuk padat tipis seperti
keripik bisa menggunakan mesin band sealer plus gas atau mesin continous sealer.
Peralatan pengemas makanan berbentuk cair bisa menggunakan cup sealer.

101
Peralatan pengemas makanan berbentuk granula atau bubuk bisa menggunakan
vertikal filling. Peralatan pengemas makanan vacum bisa menggunakan vacum
sealer.
d) Aplikasi Pengemasan Pada Produk Pangan
Kemasan buah, sayur, dan olahannya bisa menggunakan kemasan plastik dengan
lubang – lubang ventilasi, gabungan antara baki/kotak styrofoam dan clingwrap,
kantung plastik berjaring, selotip pengikat komoditas, kantung kertas kraft,
keranjang plastic, tray, kotak kertas dan net. Kemasan ikan dan olahannya bisa
menggunakan plastik slopan yang mempunyai permeabilitas tinggi. Ikan yang
sudah diolah biasa dikemas dengan plastik kedap gas dan uap air. Kemasan daging
dan olahannya bisa menggunakan kemasan vacum karena akan menghambat
pertumbuhan bakteri. Kemasan telur dan olahannya bisa dikemas dengan
menggunakan plastik, maupun secara kemasan partai dengan nampan telur (egg
tray) dan kotak kayu atau keranjang. Kemasan susu dan olahannya bisa
menggunakan jenis plastik PET (Polyethylene Trephthalate) dalam bentuk botol
dan aluminium foil yang dilapisi dengan berbagai jenis plastik. Kemasan legume
dan serealia bisa menggunakan plastik.

102
Daftar Pustaka

Anonim. 2013. Buku Teks Bahan Ajar Siswa Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan
Perikanan Kelas X Semester 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Nugraheni, Mutiara. 2018. Kemasan Pangan. Yogayakarta : Plantaxia

Riani, Asri Laksmi; Nidya Widyamurti. 2018. Panduan Pendirian Usaha Desain Kemasan.
Jakarta : Badan Ekonomi Kreatif Bekerjasama dengan Universitas Sebelas Maret.
Samodro. 2018. Desain Kemasan [Modul]. Banten: Jurusan Desain Komunikasi Visul
Universitas Pembangunan Jaya.

103

Anda mungkin juga menyukai