NIM : 21508020111100
KELAS : 7HH
Soal Ujian:
2. Dalam membuat karya ilmiah, sering terjadi kesalahan dalam penggunaan bahasa
Indonesia ragam ilmiah, buatlah contohnya baik dalam ranah ejaan, kalimat, atau
paragraf!
3. Ciri-ciri kalimat keilmuan salah satunya adalah (a) objektif, (b) logis, (c) hemat, dan (d)
tidak ambigu. Terangkan masing-masing maksud dari hal tersebut beserta contohnya!
4. Sebutkan prinsip-prinsip dalam membuat kutipan ilmiah. Sertakan pula contoh jenis-jenis
(1) Judul : The Mirror and the Lamp: Romantic Theory and the Critical Tradition.
Nama : M. H. Abrams
Tahun : 1971.
(2) Artikel ditulis oleh S. Akbar; R. Winarni dan Andayani yang diterbitkan dalam junal
Jurnal Wacana Bahasa dan Sastra volume 11 Nomor 1 halaman 93–102 pada tahun
2013. Judul artikel tersebut adalah Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan
(3) Buku terbitan Gramedia Pustaka di Jakarta dengan judul Teori Kesusastraan, ditulis
oleh R. Wellek dan A. Warren pada tahun 2014. Buku tersebut merupakan buku
Sedangkan kedudukan Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting,
yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, fungsi bahasa
Indonesia di antaranya adalah untuk mempererat hubungan antar suku di Indonesia. Fungsi
ini sebelumnya sudah ditegaskan di dalam butir ketiga ikrar Sumpah Pemuda 1928 yang
berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Kata ‘menjunjung’ dalam KBBI antara lain berarti ‘memuliakan’, ‘menghargai’, dan ‘menaat
Kata ‘menjunjung’ dalam KBBI antara lain berarti ‘memuliakan’, ‘menghargai’, dan
‘menaati’ (nasihat, perintah, dan sebaginya.). Ikrar ketiga dalam Sumpah Pemuda tersebut
menegaskan bahwa para pemuda bertekad untuk memuliakan bahasa persatuan, yaitu bahasa
Indonesia.
2. - Ejaan :
1. Pemateri seminar itu adalah ibu Vidia Selvi Cahyani M,
- Kalimat :
1. Banyak buku saya telah baca, tetapi saya tidak temukan petunjuk penggunaan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar,
2. Mereka bekerja demi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, Meskipun demam, namun
Anas tetap pergi kuliah.
- Paragraf :
1. Faktor risiko lain yang menjadi penyebab kejadian asma adalah allergen (serbuk
bunga,tungau,serpihan atau kotoran binatang dan jamur),
2. perubahan perubahan cuaca dan suhu udara, polusi udara, asap rokok,infeksi saluran
pernapasan, stres, dan olahraga yang berlebihan. (Paragraf tersebut hanya terdiri dari satu
kalimat, sehingga tidak bisa disebutparagraf hanya kalimat pernyataan)
3.-kalimat objektif adalah kalimat yang mengandung fakta atau dapat dibuktikan
kebenarannya.
- Kalimat yang Logis adalah kalimat yang dapat diterima oleh akal sehat. Artinya, jalan
pikiran atau gagasan yang dikemukakan dinyatakan dalam kalimat yang kebenarannya
dapat diterima akal sehat.
- Hemat : Komunikasi dalam karya ilmiah adalah komunikasi yang lugas danjelas. Hal
ini berimplikasi pada penyusunan kalimatnya juga haruslugas dan jelas. Oleh karena
itu, kalimat-kalimat yang disusun harus hemat, yaitu tidak menggunakan kata-kata
yang berlebihan ataumemiliki makna yang sama.
- TIDAK AMBIGU: Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa kalimat dalam
karya ilmiahharus lugas dan jelas. Itulah sebabnya, kalimat dalam karya ilmiah tidak
boleh menggunakan kosakata yang metaforis atau yang bermakna konotatif. Artinya,
kosakata yang digunakan dalam kalimat adalah kosakata yang lugas.
Contohnya : pernyataan salah satu pemimpin DPR yang mengatakan bahwa aksi
terorisme biasanya terjadi dinegara yang pemimpinnya lemah,sangat mencoreng rasa
perikeadilan.
4.- Pengutipan dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung
- Kutipan dianggap benar jika pengutip menunjukkan sumber atau asal kutipan
- Menghilangkan bagian kutipan diperkenankan dengan syarat penghilangan bagian itu tidak
- Kutipan dapat berasal dari tuturan lisan asalkan mendapat pengesahan dari penuturnya
a. Kutipan di depan
Pengertian sosiologi sastra menurut Endraswara (2011: 8–9) adalah penelitian sastra yang
dilihat dari sisi ilmu sosial dan humaniora. Definisi tersebut berdasarkan pada beberapa
pertimbangan redefinisi sosiologi sastra yang menjadi latar belakang dalam rangka
menemukan objektivitas hubungan antara karya sastra dengan masyarakat.
Meskipun komunikasi formal sangat penting bagi organisasi besar, seperti dilaporkan oleh
Purwanto (2006:14), bagi sudut pandang individual maupun perusahaan dirasa kurang
menguntungkan.
Sosiologi pengarang berisi karya sastra yang bersifat sosial dan dampak sastra terhadap
masyarakat. Karena setiap pengarang adalah warga masyarakat, ia dapat dipelajari sebagai
makhluk sosial. Hal yang dibahas di sini adalah pertama, apakah latar sosial tertentu
menentukan keterikatan pengarang pada ideologi tertentu. Ideologi sosial akan mengarah
pada sosiologi pengarang sebagai tipe, atau sebagai suatu tipe pada waktu dan tempat
tertentu. Kedua, bagaimana posisi sastrawan dalam masrayakat. Dalam hal ini sosiologi sastra
bertugas menelusuri status kelas sosial, ketergantungannya kepada kelas penguasa, serta
mempelajari sumber ekonomi dan prestisnya dalam masyarakat. Ketiga, peralihan dukungan
keuangan terhadap sastrawan. Studi dasar ekonomi sastra dan status sosial pengarang mau tak
mau harus memperhitungkan pembaca yang menjadi sasaran pengarang dan menjadi sumber
rezekinya (Wellek dan Warren, 2014: 101–104).
yang bisa memengaruhi pengarang sebagai perorangan di samping memengaruhi isi karya
sastranya. Hal utama yang harus diteliti dalam pendekatan ini adalah: (a) bagaimana
pengarang mendapatkan mata pencariannya, (b) sejauh mana pengarang menganggap
pekerjaannya sebagai suatu profesi, dan (c) masyarakat apa yang dituju ole pengarang.
Kedua, sastra sebagai cermin masyarakat.
Soebroto (1990:123) menyimpulkan “Ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi
dengan kemajuan belajar”.
5. a) Abrams, M. H. 1971. The Mirror and The Lamp: Romantic Theory and the Critical.
New York: Oxford University.
b) Akbar, S., Winarni, R., dan Andayani. 2013. “Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai
Pendidikan dalam Novel Tuan Guru karya Salman Faris”. Jurnal Wacana Bahasa dan Sastra.
vol. 11(1). p. 93-102.
c) Wellek, R., dan Warren, A. 2014. Teori Kesusastraan. Diterjemahkan oleh Melani
Budianta. Jakarta: Gramedia.