Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN KREDIT PADA


KOPERASI PEGAWAI NEGERI – KOPERASI DEPARTEMEN AGAMA
PANGKEP (KPN – KOPDAP)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Sistem Informasi Akuntansi pada
Program Studi D3 Akuntansi

Dosen Pengampu :
Riani Tanjung,. SE., M.Si

Oleh:

Muhammad Fadhil Firmansyah (3213005)

Imalia Salimatul Wahidah (3213017)

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI UNIVERSITAS LOGISTIK &

BISNIS INTERNASIONAL

BANDUNG 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
seluruh rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan
apa yang diharapkan.

Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas mata
kuliah Sistem Informasi Akuntansi dan juga agar penulis dan pembaca lebih mampu memahami
bahasan dari makalah ini. Makalah ini membahas tentang Pembelian Kredit pada Koprasi
Pegawai Negri-Koprasi Departemen Agama Pangkep (KPN-KOPDAP). Tidak lupa pula saya
ucapkan terima kasih kepada Ibu Riani Tanjung., SE., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Sistem Informasi Akuntansi.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari sisi materi maupun penulisannya kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun serta yang diharapkan berguna bagi
seluruh pembaca.

Bandung, 02 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB I........................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ......................................................................................................................... 3
BAB II ......................................................................................................................................... 4
LANDASAN TEORI .................................................................................................................. 4
2.1 Definisi Sistem .............................................................................................................. 4
2.2 Sistem Informasi Akuntansi.......................................................................................... 5
2.3 Sistem Akuntansi Pembelian Kredit ............................................................................. 7
2.4 Informasi dalam Pembelian Kredit ............................................................................... 8
2.5 Fungsi yang Terkait ...................................................................................................... 8
2.6 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian ........................... 10
2.7 Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen ............................................................. 12
2.8 Dokumen yang Digunakan dalam Pembelian Kredit ................................................. 13
2.9 Unsur Pengendalian Internal ....................................................................................... 14
2.10 Simbol untuk Pembuatan Bagan Alir Data (Data Flow Diagram) ............................ 16
2.11 Simbol untuk Pembuatan Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart) ................... 17
BAB III ...................................................................................................................................... 20
PEMBAHASAN........................................................................................................................ 20
3.1 Profil ........................................................................................................................... 20

ii
3.2 Sejarah ........................................................................................................................ 20
3.3 Bidang Usaha .............................................................................................................. 21
3.4 Bidang Kemasyarakatan ............................................................................................. 22
3.5 Struktur Organisasi ..................................................................................................... 22
3.6 Flowchart Pembelian Kredit ....................................................................................... 26
3.7 Evaluasi Flowchart ..................................................................................................... 26
3.8 Re-design Flowchart ................................................................................................... 27
BAB IV PENUTUP DAN SARAN ......................................................................................... 29
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 29
4.2 Saran ........................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ekonomi yang terjadi hingga saat ini sangatlah pesat, persaingan di dunia
bisnis memberikan tuntutan untuk melakukan perolehan keuntungan atau penjualan yang sesuai
target di capai, terutama pada bagian sistem informasi akuntansi (SIA). Perusahaan dapat
memperhitungkan suatu sistem yang dijalankan guna untuk mengefesienkan dan
mengefektifkan kegiatan-kegiatan operasional, sistem informasi yang terdapat di perusahaan
biasanya meliputi sistem penerimaan kas, system pengeluaran kas, sistem pembelian, sistem
penggajian, serta system penjualan. Sistem penjualan merupakan suatu aktivitas perusahaan
yang sangat penting, semua bagian seperti manajemen, penjualan, dan juga bagian lainya di
perusahaan harus memperoleh target penjualan yang telah di tetapkan manager perusahaan. SIA
harus memasukan, memproses, menyimpan dan melaporkan data dan informasi, dari sudut
pandang yang di gunakan adalah SIA bisa dan mampu menjadi sistem informasi utama
perusahaan sehingga menyediakan informasi bagi pengguna yang di butuhkan untuk
menjalankan pekerjaan operasional perusahaan karena sistem sangatlah penting untuk
keberlangsungan kinerja perusahaan. Sistem dapat berjalan dengan baik jika penggunaannya
sesuai dengan prosedur khususnya saat ini adalah sistem penjualan. Pentingnya sistem informasi
akuntansi akan mempengaruhi manajemen organisasi, perusahaan dapat mengidentifikasi
apakah hasil suatu operasi yang di jalankan bagian penjualan telah sesuai dengan yang dicapai
atau belum efektif. Sistem informasi akuntansi dapat menjadi sistem yang manual dengan
penulisan di kertas, sistem kompleks yaitu yang menggunakan teknologi informasi terbaru, atau
sesuatu di antara keduanya. SIA harus mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan,
dan melaporkan data dan informasi.

Koperasi Pegawai Negeri - Koperasi Departemen Agama Pangkep (KPN- KOPDAP)


mempunyai berbagai macam kegiatan usaha yaitu simpan pinjam, penjualan barang (elektronik
dan nonelektronik), dan kantin. Salah satu kegiatan usaha pada Koperasi Pegawai Negeri –

1
2

Koperasi Departemen Agama (KPN- KOPDAP) adalah pembelian barang dagangan. Seringkali
di dalam kegiatannya, barang dagangan yang dibeli oleh koperasi tidak sesuai dengan pesanan.
Misalnya yaitu barang dagangan mengalami kerusakan, hilang, susut dan juga usang. Hal ini
tentunya akan merugikan Koperasi Pegawai Negeri – Koperasi Departemen Agama Pangkep
(KPN-KOPDAP) tersebut. Apalagi bila barang yang dipesan besar jumlahnya. Untuk itu,
koperasi harus cermat dalam memilih dan membeli barang dagangannya yaitu melalui sistem
akuntansi pembelian yang baik. Dalam hal ini, bagian pembelian harus dapat mencari penjual
atau pemasok yang handal. Untuk mengetahui kehandalan pemasok yang perlu diperhatikan
adalah dengan melihat harga yang ditawarkan, tampilan (styling) dan citra (image) produk yang
ditawarkan dan juga kualitas barang. Selain mencari pemasok yang handal, bagian pembelian
harus membeli barang yang disetujui (authorized) dan sesuai dengan tujuan koperasi.
Maksudnya adalah barang yang dibeli harus sesuai dengan barang yang dipesan sebelumnya
dan juga barang dagangan yang dibeli adalah yang sesuai dengan kebutuhan sehari-hari para
anggota koperasi dan masyarakat sekitarnya.

Persediaan barang dagangan juga harus diperhitungkan oleh bagian pembelian, karena
kekosongan barang akan menimbulkan ketidakefisienan dalam kegiatan operasi pada Koperasi
Pegawai Negeri – Koperasi Departemen Agama Pangkep (KPN-KOPDAP). Keterbatasan
barang dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu barang dagangan tersebut
diproduksi hanya dalam jumlah sedikit, harga yang terlalu tinggi. Kelangkaan barang sulit
diestimasi, sehingga biasanya didasarkan pada estimasi saja. Dalam sistem akuntansi pembelian
terkadang juga memungkinkan untuk terjadinya kecurangan-kecurangan maupun
penyimpangan. Kecurangan tersebut dapat terjadi antara pembeli dan penjual yaitu dengan
cara harga dari barang dagangan yang disepakati dapat dinaikkan atau diturunkan. Perhatian
harus dicurahkan kepada saat-saat kritis, ialah kepada pembelian-pembelian yang telah
dibukukan pada saat segera sebelum terjadinya penurunan harga-harga dan pada saat segera
setelah kenaikan harga-harga. Pada saat kritis ini besar kemungkinan adanya kecurangan-
kecurangan misalnya uang suap (Adikoesoemah :150).

Oleh karena itu, sistem akuntansi pembelian secara keseluruhan bertujuan agar bagian
pembelian dapat memperoleh barang dagangan yang benar-benar dibutuhkan oleh para anggota
3

koperasi dan masyarakat sekitar baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Selain itu sistem
akuntansi pembelian digunakan oleh bagian pembelian untuk mencari pemasok yang handal,
harga yang pantas, mengatasi kelangkaan barang, dan juga masalah-masalah kecurangan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalahnya
yaitu:

1. Elemen-elemen apa saja yang terkandung dalam sistem akuntansi pembelian kredit
pada Koperasi Pegawai Negeri – Koperasi Departemen Agama Pangkep (KPN-
KOPDAP).
2. Bagaimanakah sistem akuntansi pembelian kredit pada Koperasi Pegawai Negeri –
Koperasi Departemen Agama Pangkep (KPN- KOPDAP).

1.3 Tujuan
1. Elemen-elemen yang terkandung dalam sistem akuntansi pembelian kredit pada
Koperasi Pegawai Negeri – Koperasi Departemen Agama Pangkep (KPN-KOPDAP).
2. Sistem akuntansi pembelian kredit pada Koperasi Pegawai Negeri – Koperasi
Departemen Agama Pangkep (KPN-KOPDAP).

1.4 Manfaat
1. Kegunaan Teoritis

Diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan mengenai sistem akuntansi


pembelian barang dagangan yang dicoba diterapkan pada Koperasi Pegawai Negeri –
Koperasi Departemen Agam Pangkep (KPN- KOPDAP).

2. Kegunaan Praktis

Dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan mengenai sistem


akuntansi pembelian barang dagangan pada Koperasi Pegawai Negeri – Koperasi
Departemen Agam Pangkep (KPN-KOPDAP).
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Sistem


Mulyadi. (2018: 2) “Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat
berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu”. Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem sebagai
berikut:

1. Setiap Sistem Terdiri dari Unsur-Unsur. Sistem pernapasan kita terdiri suatu
kelompok unsur, yaitu hidung, saluran pernapasan, paru-paru, dan darah. Unsur-unsur
suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari kelompok
unsur yang membentuk subsistem tersebut.
2. Unsur-Unsur Tersebut Merupakan Bagian Terpadu Sistem yang Bersangkutan.
Unsur-unsur Sistem berhubungan erat satu dengan lainnya dan sifat serta kerja sama
antar unsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.
3. Unsur Sistem Tersebut Bekerja Sama untuk Mencapai Tujuan Sistem. Setiap
sistem mempunyai tujuan tertentu. Sistem pernapasan kita bertujuan menyediakan
oksigen, dan pembuangan karbon dioksida dari tubuh kita bagi kepentingan
kelangsungan hidup kita. Unsur sistem tersebut yang berupa hidung, saluran
pernapasan, paru-paru, dan darah bekerja sama satu dengan lainnya dengan roses
tertentu untuk mencapai tujuan tersebut di atas.
4. Suatu Sistem Merupakan Bagian dari Sistem Lain yang Lebih Besar. Sistem
pernapasan kita merupakan salah satu sistem yang ada dalam tubuh kita, yang
merupakan bagian dari sistem metabolisme tubuh. Contoh sistem lain adalah sistem
pencernaan makanan, sistem peredaran daralı dan sistem pertahanan tubuh.

4
5

2.2 Sistem Informasi Akuntansi


Mulyadi. (2018: 3-4) “Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan
yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan
oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.

Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah
formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. Berikut
ini diuraikan lebih lanjut pengertian setiap unsur sistem akuntansi tersebut.

1. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi.


Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang
terjadi dalam organisasi. direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering
pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa
yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Dengan formulir ini, data yang terkait dengan
transaksi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Contoh formulir
adalah: faktur penjualan, bukti kas keluar, dan cek. Dengan faktur penjualan misalnya, direkam
data mengenai nama pembeli, alamat pembeli, jenis dan kuantitas barang yang dijual, harga
barang, tanda tangan otorisasi, dan sebagainya. Dengan demikian faktur penjualan digunakan
untuk mendokumentasikan transaksi penjualan. Informasi yang tercantum dalam faktur
penjualan tersebut kemudian dicatat dalam jurnal penjualan dan buku pembantu piutang.
Dengan demikian faktur penjualan tersebut merupakan media pencatatan ke dalam jurnal dan
media posting ke dalam buku pembantu piutang.

Dalam sistem akuntansi secara manual (manual system), media yang digunakan untuk
merekam pertama kali data transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas (paper
form). Dalam sistem akuntansi dengan komputer (computerized system) digunakan berbagai
macam media untuk memasukkan data ke dalam sistem pengolahan data seperti: papan ketik
(keyboard), optical and magnetic characters and code, mice, voice, touch sensors, dan cats.

2. Jurnal
6

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat,


mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Seperti telah disebutkan di
atas, sumber informasi pencatatan dalam jurnal ini adalah formulir. Dalam jurnal ini data
keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan
informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ini pula terdapat kegiatan
peringkasan data, yang hasil peringkasannya (berupa jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian
di-posting ke akun yang terkait dalam buku besar. Contoh jurnal adalah jurnal penerimaan kas,
jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum.

3. Buku Besar

Buku besar (general ledger) terdiri dari akun-akun yang digunakan untuk meringkas data
keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Akun-akun dalam buku besar ini
disediakan sesuai dengan unsur unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
Akun buku besar ini di satu pihak dapat dipandang sebagai wadah untuk menggolongkan data
keuangan, di pihak lain dapat dipandang pula sebagai sumber informasi keuangan untuk
penyajian laporan keuangan.

4. Buku Pembantu

Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya lebih
lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger). Buku pembantu ini terdiri dari akun-
akun pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam akun tertentu dalam buku
besar. Sebagai contoh, jika akun piutang dagang yang tercantum dalam Laporan Posisi
Keuangan perlu dirinci lebih lanjut menurut nama debitur yang jumlahnya 60 orang, dapat
dibentuk buku pembantu piutang yang berisi akun-akun pembantu piutang kepada tiap-tiap
debitur tersebut. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir (books of
final entry), yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas
dan digolongkan dalam akun buku besar dan buku pembantu. Buku besar dan buku pembantu
disebut sebagai catatan akuntansi akhir juga karena setelah data akuntansi keuangan dicatat
7

dalam buku- buku tersebut, proses akuntansi selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan,
bukan pencatatan lagi ke dalam catatan akuntansi.

5. Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, laporan harga pokok produksi, laporan beban
pemasaran, laporan beban pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan
dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan berisi informasi yang
merupakan keluaran (output) sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer
dan tayangan pada layar monitor komputer.

2.3 Sistem Akuntansi Pembelian Kredit


Mulyadi. (2018:243) “Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk
pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian dapat digolongkan
menjadi dua: pembelian lokal dan impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam
negeri, sedangkan impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri”.

Pengertian pembelian menurut Galloway dkk. (2000:31).“The role of purchasing function


is to make materials and parts of the right quality, and quantity available for use by operations
at the right time and at the right place.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa
peran fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat
dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat
yang tepat.

Pengertian Pembelian kredit menurut (Mulyadi:2002) adalah pembelian yang dilakukan


oleh perusahaan yang dalam pembayarannya dilakukan secara bertahap atau secara angsuran
kepada pemasok.

Dalam pembelian kredit umumnya sebelum melakukan transaksi pembelian harus


mendapat otorisasi terhadap pembelian yang dilakukan.
8

2.4 Informasi dalam Pembelian Kredit


Pada sistem pembelian umumnya diperlukan informasi-informasi sebagai berikut:

1. Jumlah barang yang harus dipesan. Catatan diambil berdasarkan catatan dibagian
gudang.
2. Jumlah order pembelian yang diterbitkan setiap periode.
3. Barang yang diorder yang belum diterima barangnya.
4. Jumlah hutang yang akan jatuh tempo (0-30, 31-60, 61-90, lebih 90hari).
5. Informasi pembelian berdasarkan barang, supplier, maupun faktur atau urutan
pembelian.
6. Informasi hutang berdasarkan supplier, maupun urutan pembayaran hutang.

2.5 Fungsi yang Terkait


Mulyadi. (2018: 243-244) Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian adalah:

1. Fungsi Gudang

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk


mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang
dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Untuk
barang-barang yang langsung pakai (tidak ada persediaan barangnya di gudang),
permintaan pembelian diajukan oleh pemakai barang.

2. Fungsi Pembelian

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga


barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan
order pembelian kepada pemasok yang dipilih, fungsi pembelian berada di tangan
Bagian Pembelian.

3. Fungsi Penerimaan

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan
pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok
9

guna menentukan apakah barang tersebut dapat diterima atau tidak oleh perusahaan.
Fungsi ini juga bertanggung jawab. untuk menerima barang dari pembeli yang berasal
dari transaksi retur penjualan, fungsi penerimaan berada di tangan Bagian Penerimaan.

4. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatat
utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi
pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam register
bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar)
yang berfungsi sebagai catatan utang atau menyelenggarakan kartu utang sebagai buku
pembantu utang. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatat persediaan
bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli ke dalam
kartu persediaan, fungsi pencatat utang berada di Bagian Utang sedangkan fungsi
pencatat persediaan berada di Bagian Kartu Persediaan.

Secara garis besar transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini:

1. Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian


2. Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok
3. Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan
melakukan pemilihan pemasok.
4. Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih
5. Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh pemasok
6. Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk
disimpan
7. Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi akuntansi
8. Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur dari
pemasok tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi
pembelian.
10

2.6 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian

Gambar 2.4 Jaringan Prosedur dalam Sistem Akuntansi Pembelian

Sumber : Mulyadi (2018:245)

Mulyadi (2018:245-246). Beliau mengatakan bahwa secara garis besar jaringan prosedur
dalam akuntansi pembelian adalah:

1. Prosedur Permintaan Pembelian

Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam


formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak
disimpan di gudang, misalnya untuk barang-barang yang langsung pakai, fungsi yang
memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian
dengan menggunakan surat permintaan pembelian.

2. Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok

Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran


harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan
berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang
akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. Perusahaan
11

sering kali menentukan jenjang wewenang dalam pemilihan pemasok sehingga sistem
akuntansi pembelian dibagi menjadi sebagai berikut:

1) Sistem akuntansi pembelian dengan pengadaan langsung


2) Sistem akuntansi pembelian dengan penunjukan langsung
3) Sistem akuntansi pembelian dengan lelang

Perbedaan di antara sistem akuntansi pembelian tersebut di atas terletak pada


prosedur pemilihan pemasok.

3. Sistem Akuntansi Pembelian dengan Pengadaan Langsung


Dalam sistem akuntansi pembelian ini, pemasok dipilih langsung oleh fungsi
pembelian, tanpa melalui penawaran harga. Biasanya pembelian dengan pengadaan
langsung ini meliputi jumlah rupiah yang kecil dalam sekali pembelian.
4. Sistem Akuntansi Pembelian dengan Penunjukan Langsung
Dalam sistem akuntansi pembelian ini, pemilihan pemasok dilakukan oleh fungsi
pembelian, dengan terlebih dahulu dilakukan pengiriman permintaan penawaran harga
kepada paling sedikit tiga pemasok dan didasarkan pada pertimbangan harga penawaran
dari para pemasok tersebut.
5. Sistem Akuntansi Pembelian dengan Lelang
Dalam sistem akuntansi pembelian ini, pemilihan pemasok dilakukan oleh panitia
lelang yang dibentuk, melalui lelang yang diikuti oleh pemasok yang jumlahnya terbatas.
Prosedur pemilihan pemasok dengan lelang ini dilakukan melalui beberapa tahap berikut
ini:
1) Pembuatan rerangka acuan (terms of reference) yang berisi uraian rinci jenis,
spesifikasi dan jumlah barang yang akan dibeli melalui lelang
2) Pengiriman rerangka acuan kepada para pemasok untuk kepentingan pengajuan
penawaran harga
3) Penjelasan kepada para pemasok mengenai rerangka acuan tersebut
4) Penerimaan penawaran harga dengan dilampiri berbagai persyaratan lelang oleh
para pemasok dalam amplop tertutup.
5) Pembukaan amplop penawaran harga oleh panitia lelang di depan para pemasok
12

6) Penetapan pemasok yang dipilih (pemenang lelang) oleh panitia lelang

6. Prosedur Order Pembelian

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada
pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam
perusahaan (misalnya fungsi penerimaan, fungsi yang meminta barang, dan fungsi
pencatat utang) mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

7. Prosedur Penerimaan Barang

Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis,


kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat
laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok
tersebut.

8. Prosedur Pencatatan Utang

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang terkait


dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari
pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen
sumber sebagai catatan utang.

9. Prosedur Distribusi Pembelian

Prosedur ini meliputi distribusi akun yang didebit dari transaksi pembelian untuk
kepentingan pembuatan laporan manajemen.

2.7 Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen


Mulyadi (2018:246). Menurutnya informasi yang diperlukan oleh manajemen dari
sistem akuntansi pembelian adalah:

1. Jenis persediaan yang telah mencapai titik pemesanan kembali (reorder point)
13

2. Order pembelian yang telah dikirim kepada pemasok


3. Order pembelian yang telah dipenuhi oleh pemasok
4. Total saldo utang dagang pada tanggal tertentu
5. Saldo utang dagang kepada pemasok tertentu
6. Tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan dari pembelian

2.8 Dokumen yang Digunakan dalam Pembelian Kredit


Dilansir kompasiana

1. Surat permintaan pembelian Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh divisi
gudang untuk meminta divisi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis,
jumlah, dan mutu seperti yang tersebut dalam surat permintaan pembelian.
2. Surat permintaan penawaran harga Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran
harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi (tidak
repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.
3. Surat order pembelian Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok
yang telah dipilih.
4. Laporan penerimaan barang Dokumen ini dibuat oleh divisi penerimaan untuk
menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis,
spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.
5. Surat perubahan order pembelian Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat
order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa
perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian atau hal lain
yang bersangkutan dengan perubahan bisnis. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan
kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat perubahan order pembelian.
6. Bukti kas keluar Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan
transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas
untuk pembayaran utang kepada pemasok.
14

2.9 Unsur Pengendalian Internal


Mulyadi. (2018:255). Menurutnya unsur pengendalian internal ialah:

Organisasi
1. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan
2. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi
3. Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan barang
4. Transaksi pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi gudang, fungsi pembelian,
fungsi penerimaan, fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi pembelian yang
dilaksanakan secara lengkap oleh hanya satu fungsi tersebut.

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan


1. Surat permintaan pembelian, diotorisasi oleh fungsi gudang, untuk barang yang
disimpan dalam gudang, atau oleh fungsi pemakai barang, untuk barang yang
langsung pakai
2. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih
tinggi
3. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang
4. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi
5. Pencatatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang didukung
dengan surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari
pemasok
6. Pencatatan ke dalam kartu utang dan register bukti kas keluar (voucher register)
diotorisasi oleh fungsi akuntansi.

Praktik yang Sehat


1. Surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi Gudang
2. Surat order pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian
15

3. Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya


dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan
4. Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai
pemasok
5. Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah
menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian
6. Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok
dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan
membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian
7. Terdapat pengecekan terhadap harga, syarat pembelian, dan ketelitian perkalian
dalam faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar
8. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik
direkonsiliasi dengan akun kontrol utang dalam buku besar
9. Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran
guna mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai
10. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap "lunas" oleh fungsi
pengeluaran kas setelah cek dikirimkan kepada pemasok.
16

2.10 Simbol untuk Pembuatan Bagan Alir Data (Data Flow Diagram)

Gambar 2.4 Bagan Alir Data

Sumber : Mulyadi (2018:45)


17

2.11 Simbol untuk Pembuatan Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

Gambar 2.5 Bagan Alir Dokumen 1

Sumber : Mulyadi (2018:47)


18

Gambar 2.6 Bagan Alir Dokumen 2

Sumber : Mulyadi (2018:48)


19

Gambar 2.5 Bagan Alir Dokumen 1

Sumber : Mulyadi (2018:49)


BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Profil
Koperasi Pegawai Negeri Departemen Agama Kabupaten Pangkep adalah
sebuah koprasi yang berada di Daerah Tingkat II Kabupaten Pangkep yang didirikan
dengan tujuan untuk membantu masyarakat di sekitar dalam urusan perkoprasian.
Diharapkan dengan adanya Koperasi Pegawai Negeri Departemen Agama
Kabupaten Pangkep ini akan meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat di sekitar.

3.2 Sejarah
Pada tanggal 25 Juni 1962 bertempat di Kantor Urusan Agama Daerah tingkat
II Pangkep terlah terbentuk suatu koperasi yang sifatnya hanya merupakan simpan
pinjam. Di dalam menjalankan usahanya, ternyata koperasi makin lama makin
mantap dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Oleh sebab itu pimpinan dan pengurus
pada saat itu mengambil langkah dan sikap untuk mengajukan pengesahan
koperasinya sebagai badan hokum setelah melalui rapat penyesuaian dengan UU
No.12/Tahun 1967. Maka sejak tanggal 3 November 1968 Koperasi Pengadilan
Agama Pangkajene (KOPDAP) dinyatakan telah menyesuaikan diri dengan Badan
Hukum Nomor 1137/BH/IV/12/1967.
Anggotanya meliputi Pegawai Kantor Urusan Agama Daetah tingkat II Pangkep.
Dengan jenis usaha masih simpan pinjam. Dalam tubuh keluarga besar Departemen
Agama di Kabupaten Pangkep pada waktu itu terdapat pula satu Kperasi Primer,
yaitu Koperasi Inspeksi Pendidikan Agama Daerah Tingkat II Pangkep yang
anggotanya meliputi Pegawai Inspeksi Pendidikan Agama dan Guru-Guru Agama,
koperasi tersebut adalah KOIPENDA.
Dalam perjalanan hidupnya kedua koperasi dalam lingkungan Departemen
Agama di Kabupaten Pangkep ini, masing-masing mengalami pasang surut, bahkan
KOPDAP ini pernah mencapai kemajuan yaitu meraih sebagai koperasi terbaik I di
Kabupaten Pangkep pada tahun 1971. Sejak tahun 1971, koperasi ini sudah mulai
surut dan sampai akhir tahun 1980, kedua koperasi ini boleh dikatakan sudah tiada
lagi (modal dan kekayaanya habis tanpa diketahui dimna rimbanya).

20
21

Pada tanggal 1 April 1981 Bapak Kepala Kantor Departemen Agama


Departemen Agama Kabupaten Pangkep (Struktur Baru Departemen Agama pada
waktu itu) mengambil inisiatif mengundang seluruh pegawai dan guru-guru agam
Departemen Agama Kabupaten Pangkep untuk membicarakan masalah koperasi ini,
dengan melakukan rapat anggota. Rapat anggota ini mengambil keputusan antara
lain:
1. Sepakat mengaktifkan kembali koperasi dalam lingkungan Departemen
Agama Kabupaten Pangkep
2. Sepakat mempersatukan dua koperasi dalam tubuh Departemen Agama
Kabupaten Pangkep (KOPDAP dan KOIPENDA) menjadi “SATU
KOPERASI PRIMER” yakni “KOPERASI PEGAWAI NEGERI
DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN PANGKEP” KPN-KOPDAP
(Amal Gamasi)
3. Menetapkan:
1) Simpanan pokok Rp 5.000,00
2) Simpanan wajib / bulan Rp 500,00
4. Memilih pengurus dan Badan Pemeriksa KPN
5. Masa jabatan kepengurusan KPN KOPDAP adalah 3 tahun dan Badan
Pemeriksa 2 tahun.
6. Tanggal 4 Februari 1988 telah diadakan rapar anggota khusus
perubahan AD/ART dan berhasil menyusun AD/ART yang baru.

3.3 Bidang Usaha


a. Unit usaha yang dikelola KPN KOPDAP
• Unit Simpan Pinjam
• Unit Kredit Barang
• Unit Pertokoan
• Unit Perumahan
• Unit Qurban
• Unit BBM
• Unit Listrik/Air Bersih
• Unit Kredit Keppres 33/1983
22

• Unit kantin

b. Sementara dalam perencanaan


• Unit Konveksi (penjahitan)
• Unit Rumah Makan
• Unit Sablon dan Perscetakan

3.4 Bidang Kemasyarakatan


• Dalam bidang kemasyarakatan yang telah dilaksanakan antara lain:
• Sejak tahun 1982 M / 1402 H, koperasi telah membantu anggota dan
keluarganya untuk pelaksanaan ibadah qurban
• Memberikan bantuan kepada Panti Asuhan Mattoangin dan badan social
lainnya.
• Membantu permodalan bagi orang miskin yang ada usaha kecilnya
(ekonomi lemah).

Manfaat yang sangat dirasakan oleh anggota antara lain:

• Adanya kemudahan yang dapat diperoleh anggota dalam mencukupi


kebutuhan hidupnya, utamnya membantu beban orang tua yang
memerlukan biaya pendidikan putra-putrinya
• Memupuk rasa setia kawan
• Dampaknya yang sangat positif dalam pelaksanaan tugas dinas
• Sangat dirasakan manfaat koperasi apabila anggota. Keluarganya dikena
musibah/cobaan
• Merupakan wadah pendidikan demokrasi ekonomi bagi anggota

3.5 Struktur Organisasi


Untuk memperlancar penyelenggaraan kerja di dalam koperasi maka diperlukan
stuktur organisasi. Disamping struktur organisasi memberikan gambaran mengenai
tugas, tanggungjawab, dan wewenang antar bagian, juga untuk mempermudah
23

pimpinan koperasi dalam mengambil kebijaksanaan dan akan mempermudah


pelaksanaan operasi koperasi.

Tugas dan tanggungjawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Rapat Anggota

Rapat Anggota dalam koperasi merupakan ukuran keberhasilan dari


waktu ke waktu. Selain itu arena rapat anggota dihadiri olehseluruh anggota,
rapat ini juga merupakan rapat pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
Sejumlah keputusan penting diambil dalam rapat anggota ini antara lain:

a. Anggaran Dasar
b. Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi
c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas
d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
serfta pengesahan laporan keuangan
e. Pertanggung jawaban pelaksanaan fungsi pengurus
f. Pembagian sisa hasil usaha
g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.

2. Pengurus Koperasi

Tugas dari pengurus koperasi adalah mengurus organisasi dan usaha


kopefasi sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi,
pengurus harus mengetahui seluk-beluk usaha serta memahami organisasi
koperasi tersebut. Seorang pengurus harus juga membina hubungan baik
dengan koperasi lain sehingga mendapatkan informasi serta pembinaan
dalam kemudahan bisnis.

a. Ketua, bertugas:
• Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas
anggota, pengurus lainnya dan pelaksanaan harian serta karyawan.
• Memimpin Rapat Anggota Tahunan dan atas nama pengurus.
24

• Memimpin Rapat Pengurus dengan Pelaksana Harian atau Badan


Pengawas
• Memberikan keputusan terakhir dalam kepengurusan Koperasi
dengan memperhatikan saran/ usul/ pertimbangan dari para pemegang
fungsi di bawahnya seperti sekretaris, bendahara, dan pelaksana
harian.
• Memisahkan semua surat-surat yang meliputi kegiatan-kegiatan
organisasi keluar maupun ke dalam, dan dilakukan dengan
fungsionaris lainnya.
b. Sekretaris, bertugas:
• Memimpin rapat koordinasi pada saat ketua pengurus berhalangan.
• Menyelenggarakan dan memelihara buku-buku organisasi ( buku
daftar anggota, daftar pengurus dan sebagainya ) sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
• Melaksanakan administrasi surat menyurat yang berkaitan
dengan operasional Koperasi Pegawai Negeri Departemen Agama
Kabupaten Pangkep.
• Mengadakan hubungan kerja dengan bendahara dan pengurus harian
dalam hal-hal yang saling berkaitan, antara lain dengan bendahara
dalam rangka pembiayaan bidang sekretaris, dengan pelaksana harian
dalam rangka pengangkatan/ pemberhentian karyawan dan
sebagainya.
• Melaksanakan kunjungan kerja ke wilayah kerja Koperasi Pegawai
Negeri Departemen Agama Kabupaten Pangkep.

c. Bendahara, bertugas:

• Merencanakan anggaran belanja dan pendapatan koperasi.


• Mencari dana dengan jalan memupuk simpanan-simpanan anggota,
mencari sumber-sumbsr dana dari luar dengan syarat lunak, mengatur
dan mengawasi penggunaan dana seefisien dan seefektif mungkin.
• Memelihara semua harta kekayaan koperasi.
25

• Menginput ke dalam komputer data-data yang terdiri dari antara lain


angsuran pinjaman, simpanan wajib dan sharing.
• Menghadiri rapat/pertemuan intern maupun ekstern.
• Membimbing dan mengawasi pekerjaan Pelaksana Harian
dalam hal menyelenggarakan administrasi uang dan barang secara
tertib.

3. Badan Pengawas Koperasi

Badan Pengawas Koperasi dibentuk dengan maksud dan tujuan sebagai


berikut:

• Memberikan bimbingan kepada pengurus dan pengelola koperasi


serta mencegah terjadinya penyelewengan.
• Menilai hasil kerja pengurus dengan rencana yang sudah ditetapkan.

4. Pengelola Usaha (Koperasi)

Pada koperasi kecil ketua bertindak sebagai manajer, segala wewenang


dan kuasa yang dilimpahkan kepada ketuan di tentukan sesuai
dengankepentingan koperasi. Selain dalam rangka mewujudkan
profesionalisme pengelolaan usah koperasi, pengurus juga dapat mengangkat
tenaga pengelola yang ahli untuk mengelola usaha koperasi yang
bersangkutan.

Berikut adalah gambar Struktur Organisasi pada Koperasi Pegawai


STRUKTUR ORGANISASI DAN
TATA KERJA
Negeri Departemen Agama Kabupaten Pangkep:
KPN-KOPDAP

RAPAT ANGGOTA

PEMBINA/ PENGURUS : 2014-2018 BADAN PENGAWAS :


PENASEHA 2015-2017
Ketua : H. Massikki, S.Pd.i
T
JAMARUDDIN, S.Ag, M.Ag Sekretaris : Drs. H. Tajuddin R Ketua : Drs. H. suarning, M.Ag
(Kepala Kantor Kemenag Bendahara : H. M. Yunus, Sekretaris : Drs. H. Anwar Kasim,
Kab.
SH.MH MABendahara : ABD.Samad,
Pangkep)
S.Ag,M.Ag
PENGELOLAH USAHA
Syamsuddin, SE

KARYAWAN

Muh. Hattab
Nurkahfi
BulkisIdayanti
Sunniaty
M. Arfan, S.Sos
26

3.6 Flowchart Pembelian Kredit

3.7 Evaluasi Flowchart


1. Lembar Pembelian Kredit sebaiknya diarsipkan permanen di bagian
keuangan.
2. Tidak ada keterangan kembali pada saat pimpinan membuat keputusan
“tidak”
3. Lambang keluar masuk proses ada beberapa yang buntu.
27

3.8 Re-design Flowchart

FLOWCHART PEMBELIAN KREDIT


Bagian Gudang Bagian Pembelian

MULAI 9 11 1 3 6

1 1
Membuat 1
SCP Faktur SPP SPH SDP
SPP

2 Menerim
a Faktur Membuat Membuat Membuat
1 dan SPPH SDP SOP
SPP Barang

2 4
3
1 Membuat SPPH 1 2
LPB SDP 1
SOP

4
2
7 8 9
2
1
LPB

12
Phase

FLOWCHART PEMBELIAN KREDIT


Bagian Pembelian Supplier Pimpinan

10 2 7 4 13

1
LPK
1
1
Menerima SPPH SOP SDP
Faktur dan
Barang

Mengem
balikan
LPK
Membuat Membuat
SPH Faktur Mengece
11 k SDP
1
LPK
14

2
1
SPH
Faktur
Kembali
SETUJU? TIDAK
Ke Awal

YA
10
3

Menanda
tanagani
SDP

1
SDP
Phase

6
28

FLOWCHART PEMBELIAN KREDIT


Bagian Keuangan

5 8 14

2 2 1
SDP SOP LPK

Membuat
LPK

2
1
LPK SELESAI

13
Phase
29

BAB IV
PENUTUP DAN SARAN
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian di atas, yaitu mengenai Sistem Akuntansi
Pembelian Kredit Pada Koperasi Pegawai Negeri – Koperasi Departemen Agama
Pangkep maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem akuntansi pembelian kredit pada Koperasi Pegawai Negeri – Koperasi
Departemen Agama Pangkep bertujuan mendapatlan barangdagangan
dengan kualitas dan kuantitas yang baik, mencari pemasok / penjual yang
handal. Hal ini menunjukkan pengendalian internnya telah berjalan dengan
baik.
2. Catatan akuntansi yang digunakan pada koperasi hanya ada 1 yaitu Kartu
Persediaan. Sedangkan catatan akuntansi seperti Register Bukti Kas Keluar,
Jurnal Pembelian, dan Kartu Utang tidak ada dalam koperasi. Hal ini
menandakan sistem pengendalian yang digunakan kurang efektif.
3. Dalam Koperasi Pegawai Negeri – Koperasi Departemen Agama Pangkep
antara fungsi pembelian dengan fungsi gudang tidak terpisah tanggung
jawabnya. Fungsi pembelian merangkap sebagai fungsi gudang. Hal ini
menunjukkan pengendalian internnya kurang efektif dikarenakan tidak adanya
pemisahan fungsi antara fungsi gudang dengan fungsi pembelian.
4. Dalam Koperasi Pegawai Negeri – Koperasi Departemen Agama Pangkep
antara fungsi penerimaan dengan fungsi penyimpanan barang tidak terpisah
tanggung jawabnya.
5. Fungsi penerimaan merangkap juga sebagai fungsi penyimpanan. Hal ini
menunjukkan pengendalian internnya kurang efektif dikarenakan tidak adanya
pemisahan fungsi antara fungsi penerimaan dengan fungsi penyimpanan
barang.
30

4.2 Saran
Untuk lebih meningkatkan pengawasan intern khususnya terhadap fungsi
pembelian, gudang, penerimaan, akuntansi, keuangan dan penyimpanan barang
tanggung jawabnya perlu dipisahkan. Dengan harapan dapat meminimalkan
terjadinya kecurangan-kecurangan yang dapat merugikan Koperasi Pegawai Negeri
- Koperasi Departemen Agama Pangkep dan agar terjadi penyerahan masing-masing
kegiatantersebut ke tangan yang ahli dalam bidangnya.
31

DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, 2013. Sistem Akuntansi. Edisi 3 ed. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai