Anda di halaman 1dari 25

MODUL BELAJAR

PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI

MATA PELAJARAN : AKUNTANSI KEUANGAN


TINGKAT/SEMESTER : IX / GANJIL
TAHUN PELAJARAN : 2011/ 2012

KODE : 119.kk.8.4 dan 5

STANDAR KOMPETENSI:
MENGELOLA KARTU AKTIVA TETAP

KOMPETENSI DASAR:
Membukukan mutasi aktiva tetap ke kartu aktiva tetap
Membukukan mutasi penyusutan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap

DISUSUN OLEH:

Dra. KUSUMASTUTI
NIP 19650519 200701 2 006

SMK N 1 WONOSARI
Jl. Veteran Wonosari Gunungkidul Telp. (0274) 391054 Kode Pos 55812
2011
MODUL BELAJAR AKUNTANSI
KOMPETENSI MENGELOLA KARTU AKTIVA TETAP

I. KOMPETENSI DASAR
1. membukukan mutasi aktiva tetap ke kartu aktiva tetap
2. membukukan mutasi penyusutan dan akumulasi penyusutan ke kartu aktiva tetap

II. TUJIJAN PEMELAJARAN


Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat dapat:
1 . Menjelaskan prosedur pembukuan mutasi aktiva tetap ke kartu aktiva tetap
2 . Membukukan mutasi penambahan (harga perolehan) aktiva tetap ke kartu aktiva tetap
3 . Membukukan mutasi penghentian pemakaian aktiva tetap ke kartu aktiva tetap
4 . Membukukan akumulasi penyusutan aktiva tetap ke kartu aktiva tetap

III. MATERI PEMELAJARAN


A. MEMBUKUKAN MUTASI AKTIVA TETAP, PENYUSUTAN DAN AKUMULASI
PENYUSUTAN AKTIVA TETAP KE KARTU AKTIVA TETAP

1. Prosedur pembukuan mutasi aktiva tetap ke kartu aktiva tetap


Pada modul sebelumnya telah dijelaskan bahwa aktiva tetap perusahaan bertambah karena adanya
transaksi pembelian tunai, pembelian kredit, membangun sendiri, dengan pertukaran atau dapat juga
dari sumbangan/hadiah. Dengan berbagai cara perolehan ini aktiva tetap akan dicatat sebesar harga
perolehannya.
Aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan masing-masing akan dibuatkan kartu aktiva tetap yang
berfungsi sebagai buku pembantu aktiva tetap. Dalam kartu aktiva tetap ini, akan dicatat harga
perolehannya, umur ekonomis, nilai residu, akumulasi penyusutan dan nilai bukunya. Dalam kartu
aktiva tetap ini juga dapat digunakan untuk mencatat mutasi penambahan atau pengurangan dari aktiva
tetap yang bersangkutan.
Prosedur pencatatan dalam kartu aktiva dapat dijelaskan sebagai berikut :
Mutasi penambahan aktiva tetap
Pada saat barang (aktiva tetap) diterima oleh fungsi penerimaan maka akan dicek' dan diperiksa
bahkan fungsi penerimaan harus melakukan pengujian terhadap kinerja aktiva tetap yang diterima.
Setelah selesai memeriksa kemudian fungsi penerimaan akan membuat laporan penerimaan barang
rangkap tiga lembar. Lembar 3 diarsip oleh fungsi penerimaan sendiri.
LPB lembar 2 beserta dengan aktiva tetapnya kemudian diserahkan kepada fungsi aktiva tetap
disehkan kepada fungsi aktiva tetap untuk dibuatkan surat penempatan aktiva tetap. Jika aktiva tetap ini
perlu biaya pemasangan maka fungsi aktiva teap akan membuat surat perintah kerja kepada fungsi
bengkel untuk pelaksanaan pemasangan aktiva tetap tersebut. Surat perintah kerja ini dipakai oleh
fungsi akuntanasi untuk mengumpulkan biaya-biaya pemasangan aktiva tetap yang akan diperlukan
menambah harga perolehan aktiva tetap yang dicantumkan dalam kartu aktiva tetap.
Lembar 1 diserahkan pada fungsi akuntansi. Berdasarkan LPB lembar 1, SOP lembar ke 3, faktur
dari pemasok, Surat Perintah kerja, dan SPOI fungsi akuntansi bagian utang akan membuat Bukti Kas
keluar (BKK) sebagai dasár pencatatan pembelian aktiva tetap. Dan berdasarkan, data-data yang, ada
dalam BKK ini fungsi akuntansi bagian kartu aktiva tetap akan mencatat dalam kartu aktiva tetap. Di
Samping itu berdasarkan surat penempatan aktiva tetap bagian kartu aktiva tetap ini akan mencatat
lokasi aktiva tetap dalam kartu aktiva tetap.
Mutasi penghentian pemakaian aktiva tetap
Prosedur penghentian aktiva tetap dimulai dari fungsi pemakai yang mengajukan surat permintaan
penghentian pemakaian tetap kepada direktur utama. Berdasarkan otorisasi penghentian pemakaian
aktiva tetap ini fungsi akuntansi bagian kartu aktiva tetap akan mencatat dalam kartu aktiva tetap
mengenai mutasi pengurangan harga perolehannya

2. Prosedur pembukuan penyusutan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap ke kartu aktiva
Di depan telah dijelaskan bahwa setiap aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dibuatkan
masing-masing satu kartu aktiva tetap. Dalam kartu aktiva tetap ini akan dibukukan mutasi aktiva tetap
yang bersangkutan selama masa pakainya, dimulai saat aktiva tetap tersebut diperoleh, harga
perolehannya akan dicatat/dibukukan dalam kartu aktiva ini.
Setelah diperoleh, aktiva tetap akan digunakan dalam operasi/kegiatan perusahaan. Disini aktiva
tetap akan mulai berkurang/turun nilainya sehingga aktiva tetap ini harus disusutkan nilainya.
Penyusutan aktiva tetap biasanya dilakukan setiap akhir periode. Setiap aktiva tetap akan dihitung
penyusutannya dengan metode yang telah ditetapkan dan setelah dihitung beban penyusutan kemudian
akan dicatat dalam jurnal penyesuaian.
Berdasarkan data dari jurnal penyesuaian ini kemudian akumulasi penyusutan untuk masing-masing
aktiva tetap akan dibukukan pada kartu aktiva tetap yang bersangkutan sehingga dapat diketahui berapa
nilai buku aktiva tetapnya. Prosedur ini akan dilakukan setiap akhir periode selama masa manfaat
aktiva tetapnya.

3. Pembukuan Mutasi Penambahan Aktiva Tetap


Mutasi penambahan aktiva tetap disebabkan karena adanya pembelian aktiva tetap baik secara tunai
maupun kredit, membangun/membuat sendiri, pertukaran aktiva tetap, adanya hibah atau hadiah juga
karena adanya pengeluaran modal. Setiap mutasi penambahan aktiva tetap ini akan/harus dicatat ke
dalam kartu aktiva tetap yang bersangkutan.

3.1. Pencatatan transaksi pembelian secara tunai


Apabila aktiva teap diperoleh dengan cara membeli secara tunai maka harga perolehan aktiva
tetap dihitung sebesar sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap sampai
aktiva tetap tersebut siap digunakan. Kecuali untuk pengeluaran kas yang tidak dapat dimasukkan
dalam kategori harga perolehan misalnya pengeluaran kas untuk pembayaran persekot asuransi,
pajak kendaraan, kerugian karena kesalahan pemasangan mesin dan sebagainya.
Harga perolehan ini dihitung oleh fungsi akuntansi bagian utang dengan membuat bukti kas
keluarnya. Kemudian berdasarkan data yang ada dalam bukti kas keluar ini oleh fungsi akuntansi
bagian kartu aktiva tetap harga perolehannya akan dicatat ke dalam kartu aktiva tetap yang
bersangkutan.
Atas transaksi diatas maka oleh fungsi akuntansi bagian utang akan dibuatkan jurnal sebagai berikut :
2009 Jan 10 || Kendaraan Rp 142.500.000,00
|| Pajak kendaraan Rp 3.000.000,00
|| bank Rp 145.500.000,00
Kemudian oleh fungsi akuntansi bagian kartu aktiva tetap akan dibukukan ke dalam kartu
aktiva tetap sebagai berikut :

3.2. Pencatatan transaksi pembelian secara kredit


Aktiva tetap yang dibeli secara kredit akan dicatat pada aktiva yang bersangkutan disisi debet
sebesar Harga tunainya. Selisih antara harga kredit dengan harga tunai dicatat sebagai beban
bunga.
Jurnal yang dibuat dari transaksi diatas adalah :
2005 Mei 5 || peralatan kantor Rp 33.560.000,00
|| kas Rp 450.000,00
|| bank Rp 3.110.000,00
|| Utang Rp 30.000.000,00
Disini beban bunga belum diperhitungkn karena bunga dibayar dibelakang bersamaan dengan
pembayaran angsuran.
Kemudian setelah dicatat dalam jurnal, akan dicatat dalam kartu aktiva tetap sebagai berikut :

Kemudian tanggal 17 Juli 2009 saat jatuh tempo pembayaran angsuran yang pertama bagian
akuntansi akan membuat bukti kas keluar untuk membayar angsurannya sebagai berikut :

Jurnal yang dibuat tanggal 17 Juli 2009 saat membayar angsuran adalah :
2006 Feb 10|| Utang Rp 6.000.000,00
|| beban bunga Rp 600.000,00
|| Kas Rp 6.600.000,00

Perhitungan :
Angsuran yang dibayar = Rp 30.000.000,00 : 5 = Rp 6.000.000,00
Bunga yang harus dibayar 1/12 x 24% x Rp 30.000.000,00 = Rp 600.000,00
Jumlah yang dibayarkan = Rp 6.600.000,00
Dan seterusnya, setiap jatuh tempo pembayaran angsuran akan dibuatkan bukti kas keluar dan
bunga yang dibebankan dari sisa pinjaman.

3.3. Sumbangan dari pihak lain


Aktiva yang diperoleh dari sumbangan dicatat pada aktiva yang diterima disisi debet sebesar
harga pasar yang wajar dari aktiva yang bersangkutan (sebesar harga taksiran). Kreditnya
dicatat pada akun Modal sumbangan / modal donasi.
Berdasarkan laporan penerimaan barang ini fungsi akuntansi akan membuat bukti memorial
sebagai dasar untuk pencatatan dalam jurnal sebagai berikut :
Kemudian akan dicatat dalam kartu aktiva tetap sebagai berikut:

Ket:
dianggap perusahaan sudah memiliki tanah sejak tanggal 1 juni 2007 yang dibeli dri keluarga Hardjono
dengan harga perolehan Rp 198.000.000,00

3.4. Pertukaran
Dalam pertukaran berarti perusahaan telah memiliki aktiva tetap. Kemudian aktiva tetap
yang dimiiliki ini ditukarkan dengan aktiva tetap yang baru. Pertukaran aktiva tetap ini bisa
sejenis ataupun tidak sejenis. Perlakuan dalam pertukaran telah dijelaskan dalam modul
sebelumnya.
Contoh :
Sebuah peralatan kantor berupa computer yang kartu persediaanya terlihat sebagai berikut akan
ditukarkan dengan computer yang baru.
Dari data-data diatas oleh fungsi akuntansi akan dijurnal sebagai berikut :
2009 Okt 17 || beban Penyusutan Peralatan kantor Rp 500.000,00
|| Akumulasi penyusutan peralatan kantor Rp. 500.000,00
2009 Okt || peralatan kantor Rp 6.650.000,00
||Akm. Penyusutan Peralatan Kantor Rp 2.750.000,00
|| Rugi Pertukaran Aktiva tetap Rp 100.000,00
|| kas Rp 2.500.000,00
|| Peralatan Kantor Rp 7.000.000,00
4. Membukukan transaksi penghentian aktiva tetap dalam kartu aktiva tetap
Aktiva teap dapat diakhiri pemakaiannya dalam kegiatan perusahaan. Ada beberapa alsan aktiva
tetap dihentikan pemakaiannya, yaitu :
1. Dijual
2. Rusak
3. Ditukarkan
4. Habis masa manfaatnya.

4.1. Prosedur penghentian aktiva tetap


Apabila suatu ktiva tetap akan dihentikan pemakaiannya, pertama-tama bagian yang
menggunakan aktiva tetap akan mengajukan permintaan penghentian aktiva tetap dengan
menggunakan surat permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap kepada Direktur Utama.
Berdasarkan otorisasi penghentian pemakaian aktiva tetap ini bagian akuntansi (kartu aktiva tetap) akan
membuat bukti memorial. Kemudian berdasarkan bukti memorial ini akan dicatat dalam jurnal umum.
Apabila suatu aktiva tetap akan dihentikan dari pemakaian, maka pertama-tama harus
ditentukan dulu nilai bukunya sampai saat dihentikan. Nilai buku adalah selisih antara harga perolehan
dengan akumulasi penyusutannya sampai dengan tanggal dihentikan. Apabila penghentian aktiva tetap
dilakukan pada tanggal tertentu dalam suatu tahun maka penyusutan harus dihitung sampai dengan saat
penghentian terjadi. Misalnya suatu aktiva tetap dihentikan tanggal 1 Juni 2005, maka penyusutan dari
tanggal 1 Januari 2005 sampai dengan 1 Juni 2005 harus dihitung dan dibuat penyesuaiannya, sehingga
dengan perhitungan dan penyesuaian yang dilakukan akumulasi penyusutannya sudah sesuai yaitu
sampai saat dihentikan. Dan nilai bukunya juga sebesar nilai buku saat dihentikan.

4.2. Penghentian aktiva tetap karena dijual


Bila suatu aktiva tetap dihentikan karena dijual, maka :
- Pertama-tama dihitung dan dibuat penyesuaiannya dari tanggal 1 januari sampai saat dijual.
- Dari penjualan dihitung laba/rugi penjualan aktiva tetap yaitu selisih antara harga jual dengan nilai
buku sampai saat dijual.
 Bila harga jual > nilai buku maka terjadi laba dan dicatat pada laba penjualan aktiva tetap (K)
 Bila harga jual < nilai buku maka terjadi rugi dan dicatat pada rugi penjualan aktiva aktiva
tetap (D)
- Harga perolehan aktiva tetap ditutup dicatat disisi kredit
- Akumulasi penyusutan sampai dengan saat dijual (setelah disesuaikan) ditutup dicatat disisi debet.
- Contoh :

-
Dari soal tersebut :
1) Penyusutan yang dicatat saat penjualan dihitung dari tanggal 1 Januari 2006 sampai dengan 1
Agustus 2006 = 7 bulan
𝑅𝑝 17.000.000,00−𝑅𝑝 2.000.000,00
= 7/12 x = Rp 1.750.000,00
5 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

2) Jurnal penyesuaian yang dibuat :


2006 Agt 1 || beban penyusutan mesin Rp 1.750.000,00
|| Akumulasi penyusutan mesin Rp 1.750.000,00
3) Laba/rugi penjualan dihitung :
Harga jual Rp 7.500.000,00
Nilai buku mesin saat dijual :
Harga perolehan Rp 17.000.000,00
Akumulasi penyusutan :
2003 = 8/12 x Rp 3.000.000,- = Rp 2.000.000,00
2004 = = Rp 3.000.000,00
2005 = = Rp 3.000.000,00
2006 = 7/12 x Rp 3.000.000,- = Rp 1.750.000,00
Rp 9.750.000,00
Nilai buku Rp 7.250.000,00
Laba penjualan aktiva tetap Rp 250.000,-

4) Jurnal penjualannya :
2006 Agt 1 || Kas Rp 7.500.000,-
|| Akumulasi penyusutan mesin Rp 9.750.000,-
|| Laba penjualan aktiva tetap Rp 250.000,-
|| mesin Rp17.000.000,-

4.3. Penghentian aktiva tetap karena rusak


Rusak disini dalam artian rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi. Bila aktiva tetap dihentikan karena
rusak maka :
- Penyusutan sampai dengan saat dihentikan (karena rusak) harus dihitung dan dibuat
penyesuaiannya.
- Nilai buku sampai dengan saat dihentikan dicatat sebagai kerugian dicatat pada akun Rugi
penghentian aktiva tetap di sisi tebet.
- Bila untuk menyingkirkan/membuang aktiva tetap yang dihentikan memerlukan biaya maka biaya
untuk menyingkirkan juga dicatat sebagai kerugian (menambah kerugian)
- Rugi akibat penghentian aktiva tetap pada akhir periode dilaporkan dalam laporan laba/rugi pada
biaya /rugi lain-lain.
Contoh :
4.4. Penghentian aktiva tetap karena ditukarkan
Bila aktiva tetap yang dimiliki ditukarkan dengan aktiva tetap yang lain maka akuntansinya
sama dengan pertukaran yang telah diuraikan di depan (lihat cara memperoleh aktiva tetap
karena pertukaran)
4.5. Penghentian aktiva tetap krena habis masa manfaatnya
Bila aktiva tetap sudah habis masa manfaatnya, ada 4 perlakuan yang biasa dilakukan oleh
suatu perusahaan, yaitu :
3.5.1. aktiva tetap tersebut dijual
1) bila aktiva tetap yang habis masa manfaatnya dijual, maka akuntansinya sama
dengan penghentian aktiva tetap Karena dijual (lihat penjelasan di depan)
2) laba rugi penjualan dihitung dengan membandingkan antara nilai residu (karena
nilai aktiva teap pada saat habis masa manfaatnya adalah sebesar nilai residu)
dengan harga jualnya.
 Bila harga jual > nilai residu maka terjadi laba dan dicatat pada laba penjualan
aktiva aktiva tetap (K)
 Bila harga jual < nilai residu maka terjadi rugi dan dicatat pada rugi penjualan
aktiva aktiva tetap (D)
3.5.2. aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain
Penjelasannya sama dengan penjelasan di depan (pertukaran aktiva tetap)
3.5.3. aktiva tetap tersebut dihentikan dari pemakaian
Bila aktiva tetap yang sudah habis masa manfaatnya dihentikan dari pemakaian (tidak
dijual/ditukarkan) maka :
(1) Untuk tahun pemakaian terakhir dicatat penyusutannya (dari tanggal 1 januari
sampai habis masa manfaatnya)
Misalnya kendaraan dibeli tanggal 1 Agustus 2001 masa manfaat 5 tahun maka
kendaraan tersebut akan digunakan dari tanggal 1 Agustus 2001 sampai dengan
1 Agustus 2006. Terakhir kali mengadakan penyusutan adalah tanggal 31
Desember 2005, sehingga penyusutan yang harus dicatat pada tahun terakhir
pemakaian adalah 7 bulan (dari 1 Januari sampai 1 Agustus 2006).
(2) Harga perolehan aktiva tetap ditutup dicatat di sisi kredit dan akumulasi
penyusutan (sampai dengan habis masa manfaatnya) ditutup dicatat di sisi debet
(3) Nilai residu/nilai sisa dicatat sebagai rugi penghentian aktiva tetap (D)
(4) Apabila penghentian aktiva tetap ini mengeluarkan biaya untuk menyingkirkan
maka biaya penyingkiran dicatat menambah rugi penghentian aktiva tetap.
(5) Contoh : kendaraan dibeli tanggal 1 Oktober 1997 harga perolehannya Rp
47.000.000,- umur ekonomis ditaksir 10 tahun nilai residu Rp 5.000.000,-
disusut dengan metode garis lurus. Berarti habis masa manfaatnya tanggal 1
Oktober 2007. Jika pada tanggal 1 Oktober 2007 kendaraan dihentikan dari
pemakaian maka kartu aktiva tetapnya akan terlihat seperti berikut ini:
𝑅𝑝 47.000.000,00−𝑅𝑝 5.000.000,−
Penyusutan tiap tahunnya = 10 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
= Rp 4.200.000,00

o Penyusutan terakhir dicatat tanggal 31 Desember 2006, sehingga sampai habis masa
manfaatnya penyusutan yang belum dicatat 9 bulan (dari tanggal 1 Januari sampai 1
Oktober 2007) = 9/12 x Rp 4.200.000 = Rp 3.150.000,00

o Jurnal penyesuaian yang dibuat :


2007 Okt 1 || beban penyusutan kendaraan Rp 3.150.000,00
|| Akum. Penyusutan kendaraan Rp 3.150.000,00
o Setelah diadakan pencatatan penyusutan tersebut maka nilai kendaraan adalah sebesar nilai
residunya yaitu Rp 5.000.000,- nilai residu ini dianggap sebagai kerugian dan jurnal yang
dibuat :
2007 Okt 1 || Akum. Penyusutan kendaraan Rp 42.000.000,00
|| rugi penghentian aktiva tetap Rp 5.000.000,00
|| kendaraan Rp 47.000.000,00

3.5.4. Aktiva tetap yang telah habis masa manfaatnya dapat saja tidak dihentikan dari
pemakaian, jadi masih tetap digunakan/dioperasikan.
Jika aktiva tetap yang habis masa manfaatnya masih tetap digunakan maka :
(1) Penyusutan tahun terakhir sampai habis masa manfaatnya harus dihitung dandibuat
jurnalnya.
(2) Walaupun masih terus digunakan tetapi karena sudah habis masa manfaatnya maka
tidak diadakan penyusutan lagi (setelah dihentikan) setelah habis masa manfaatnya.
(3) Nilai residu tidak dikeluarkan/tidak dicatat sebagai kerugian dan masih tetap dilaporkan
dalam neraca, tetapi dalam laporan neraca harus diberi keterangan bahwa aktiva tetap
tersebut sudah habis masa manfaatnya tetapi masih digunakan.

5. Penyusunan laporan aktiva tetap


Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan setiap ada penambahan atau pengurangan akan dicatat atau
dibukukan dalam masing-masing kartu aktiva tetap. Sehingga dari kartu aktiva tetap ini dapat dibuat
laporan aktiva tetapnya yang akan dilaporkan setiap akhir periode. Dalam laporan aktiva tetap ini harus
menginformasikan harga perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai bukunya.
Sebelum laporan aktiva tetap disusun, harus diadakan cek/penghitungan fisik atas aktiva tetap yang
ada di semua bagian dalam perusahaan sehingga akan diketahui keberadaan dan kondisi aktiva
tetapnya apakah masih baik atau sudah rusak. Setelah dihitung secara fisik kemudian dibuat berita
acara penghitungan aktifa tetap. Hasil penghitungan ini dicocokkan dengan catatan yang ada (kartu
aktiva tetap masing-masing). Setelah cocok kemudian dibuat laporan aktiva tetapnya. Berikut ini
contoh laporan aktiva tetap yang dimiliki suatu perusahaan.

B. AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD


Aktiva yang dimiliki perusahaan selain aktiva tetap yang berwujud juga dapat berupa
aktiva tetap yang tidak berwujud. Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva tetap yang dimiliki oleh
suatu perusahaan yang tidak mempunyai wujud fisik tetapi berupa hak-hak istimewa atau posisi
yang menguntungkan perusahaan dalam usaha memperoleh penghasilan.
Akuntansi untuk aktiva tetap tidak berwujud pada prinsipnya sama dengan akuntansi aktiva
tetap berwujud. Akiva tetap tidak berwujud juga dicatat/dinilai sebesar harga perolehannya. Harga
perolehan ini juga akan dihapuskan secara rasional dan sistematis selama masa manfaat aktiva tidak
berwujud tersebut. Harga perolehan aktiva tetap tidak berwujud adalah kas yang dibayarkan untuk
mendapatkan aktiva tetap tersebut. Jika suatu saat aktiva tetap tidak berwujud dihentikan, maka
nilai buku aktiva tetap tidak berwujud dihapuskan dari pembukuan dan dicatat laba rugi
penghentiannya (jika ada).
Ada beberapa ketentuan dalam akuntansi aktiva tetap tidak berwujud yaitu :
1. Istilah yang digunakan untuk menghapus harga perolehan aktiva tetap tidak berwujud adalah
amortisasi.
2. Untuk mencatat amortisasi aktiva tetap tidak berwujud:
Beban amortisasi Rp xxx sebesar yang diamortisasi
Aktiva tetap tidak berwujud (nama) Rpxxx
3. Periode amortisasi tidak boleh melebihi 40 tahun
Missal suatu aktiva tetap tidak berwujud mempunyai umur ekonomis 60 tahun maka
amortisasinya harus dilakukan 40 tahun. Tetapi jika umur ekonomisnya kurang dari 40 tahun,
maka umur ekonomis itulah yang digunakan.
4. Metode amortisasi hanya satu yaitu metode garis lurus.

1. MACAM-MACAM AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD


a. Hak patent
Adalah hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah kepada orang/perusahaan yang
menemukan hal baru (dalam lapangan perindustrian) untuk memproduksi, menjual dan
mengawasi penemuan barunya dalam jangka waktu tertentu sejak hak tersebut diberikan.
Dengan adanya hak ini, pemegang hak patent menjadi terlindungi dari kemungkinan adanya
pelanggaran oleh pesaing (perusahaan lain).
Pengeluaran untuk memperoleh hak patent dicatat pada akun hak patent (sering disingkat
patent) dan diamortisasi selama masa tertentu.
Dalam menemukan masa manfaat, perusahaan harus mempertimbangkan kapan penemuan
diperkirakan akan mulai ketinggalan jaman atau tidak memadai lagi, dan faktor-faktor lain yang
menyebabkan hak patent menjadi tidak ekonomis lagi sebelum akhir masa berlaku hak patent
tersebut.
Contoh:
PT MURIA membeli hak patent dengan harga Rp 60.000.000,- masa manfaat hak tersebut
diperkirakan 8 tahun.
Dengan demikian amortisasi per tahun Rp 60.000.000,-/8 = Rp 7.500.000,-
b. Hak cipta (Copy Rights)
Adalah hak yang diberikan oleh pemerintah untuk memproduksi dan menjual suatu hasil karya
seni atau karya tulis.
Masa manfaat suatu hak cipta biasanya lebih pendek daripada masa berlakunya sehingga hak
cipta biasanya diamortisasi dalam periode waktu yang relative pendek.
c. Merk dagang (Trademarks)
Adalah kata, rangkaian kata, logo atau symbol yang membedakan atau member identitas suatu
perusahaan tertentu atau produk tertentu.
Merk dagang mempunyai manfaat yang sangat besar bagi perusahaan dan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pemasarannya.
Apabila merk dagang dibeli, maka harga perolehan merk dagang tersebut sebesar harga belinya.
Tetapi apabila merk dagang dikembangkan sendiri maka harga perolehan meliputi biaya
hokum, biaya pendaftaran biaya perancangan dan pengeluaran-pengeluaran lain yang langsung
berhubungan dengan perolehan hak tersebut.
Seperti halnya aktiva tetap tidak berwujud lainnya, merk dagang harus diamortisasi selama
masa manfaatnya. Mengingat sulitnya penentuan masa manfaat suatu merk dagang, biasanya
jangka waktunya ditetapkan relative pendek, walaupun demikian, merk dagang masa
berlakunya dapat diperpanjang.
d. Franchise dan Lisensi
Franchise adalah perjanjian antara franchisor (pemberi franchise) dengan franchisee (penerima
franchise) dimana franchisor memberi hak kepada franchisee untuk menjual produk tertentu
atau menggunakan merk dagang tertentu dalam suatu wilayah tertentu.
Lisensi adalah hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah kepada suatu pihak untuk
menggunakan fasilitas Negara bagi penyedia jasa-jasa untuk kepentingan umum. Misalnya
untuk penimbunan barang, transportasi umum, dan sebagainya.
Franchise dan lisensi harus dicatat sebesar semua pengeluaran biaya yang berhubungan dengan
usaha memperoleh hak tersebut. Masa manfaat dari franchise atau lisensi biasanya terbatas
tetapi dapat diperpanjang.
e. Goodwill
Adalah nilai lebih yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang timbul karena adanya kelebihan
dalam beberapa faktor. Misalnya nama yang terkenal, staf dan personalian yang berkemampuan
tinggi, letak perusahaan yang strategis dan sebagainya.
Karena nilai lebih yang dimiliki oleh suatu perusahaan sulit diukur, maka goodwill yang
diperkenankan dicatat dalam pembukuan adalah goodwill yang timbul sehubungan dengan
pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain, penggabungan badan usaha (merger),
penggantian sekutu dalam suatu persekutuan.
Salah satu cara untuk menentukan harga goodwill dalah dengan menghitung nilai pasar
kekayaan bersih perusahaan yang dibeli diselisihkan dengan utang-utangnya. Jika jumlah yang
dibayarkan dalam pembelian perusahaan ini lebih besar daripada harga pasar kekayaan bersih
perusahaan yang dibeli, kelebihannya dicatat sebagai goodwill.

Contoh :
Perusahaan “ Acong “ membeli Perusahaan “ Bagong “ dengan harga Rp 400.000.000,00.
Harga pasar wajar seluruh kekayaan perusahaan “ Bagong “ Rp 850.000.000,00 dan jumlah
seluruh hutangnya Rp 500.000.000,00.

Dari data tersebut :


- Harga pasar kekayaan bersih perusahaan “ Bagong “ sebesar Rp 350.000.000,00 yaitu
Rp 850.000.000,00 – Rp 500.000.000,00 (Harga pasar wajar dikurangi dengan jumlah
seluruh hutanh – hutangnya)
- Goodwill yang dicatat dari pembelian perusahaan “ Bagong “ sebesar Rp
500.000.000,00 yaitu Rp 400.000.000,00 – Rp 350.000.000,00 ( Selisih antara kas yang
dibayarkan untuk pembelian dengan harga pasar kekayaan perusahaan yang dibeli )
- Jurnal yang dibuat :

Macam – macam aktiva tetap Rp 850.000.000,00


Goodwill Rp 50.000.000,00
Utang Rp 500.000.000,00
Kas Rp 400.000.000,00

- Dari jurnal tersebut perusahaan yang dibeli dicatat pada macam – macam aktiva karena
pada dasarnya yang dibeli adaalah kekayaan ( aktiva ) perusahaan “ Bagong “ dan
karena aktiva yang diterima terperinci maka dicatat pada macam – macam aktiva
sebesar harga pasar aktiva yang diterima. Bila aktiva perusahaan yang dibeli terperinci
maka pencatatan juga dicatat terperinci sesuai dengan yang diterima, misal piutang,
persediaa, tanah, mesin dan sebagainya.
- Utang dikreditkan ( bertambah ) karena membeli perusahaan “ Bagong “ secara
keseluruhan maka utang perusahaan “ Bagong “ juga harus diambil alih perusahaan “
Acong “

C. PENYAJIAN AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD DALAM


NERACA
Prinsip-prinsip penyajian aktiva tetap dalam neraca :
1. Setiap jenis aktiva tetap harus dinyatakan dalam neraca secara terpisah atau dirinci sesuai
dengan jenisnya.
2. Aktiva tertap berwujud dinyatakan sebesar harga perolehannya dan akumulasi penyusutan
dinyatakan sebagai pengurang perolehan aktiva tetap yang bersangkutan.
3. Aktiva tidak berwujud dinyatakan sebesar nilai bukunya (harga perolehan dikurangi amortisasi)
4. Contoh :
NERACA
Aktiva tetap berwujud:
Tanah Rp 150.000.000,00
Gedung Rp 250.000.000,00
Akumulasi penyusutan gedung Rp 125.000.000,00
Rp 125.000.000,00
Mesin Rp 350.000.000,00
Akumulasi penyusutan mesin Rp 150.000.000,00
Rp 200.000.000,00 +
Jumlah aktiva tetap berwujud Rp 475.000.000,00
Aktiva tetap tidak berwujud
Patent Rp 100.000.000,00
Goodwill Rp 50.000.000.00+
Jumlah aktiva tetap tidak berwujud Rp 150.000.000,00
Gedung disusutkan dengan metode garis lurus, kendaraan disusutkan dengan metode jumlah angka dan
peralatan disusutkan dengan metode saldo menurun ganda.
Berikut ini transaksi yang terjadi yang berhubungan dengan Aktiva Tetap selama tahun 2006:
17-2-2006 : Kendaraan AB 4871 LS ditukarkan dengan kendaraan yang baru dengan nomor Ab 3547
GS dengan harga Rp 20.000.000,00. Kendaraan lama dihargai Rp 18.000.000,00
kekurangannya dibayar tunai. Kendaraan baru ini ditaksir dapat digunakan selama 10
tahun dengan nilai residu Rp 250.000.000,00 dan dengan metode saldo menurun ganda.
12-4-2006 : Pralatan kantor yang baru dengan harga Rp 9.000.000,00 ongkos angkut Rp 550.000,00
biaya instalasi dan percobaan Rp 1.250.000,00 potongan tunai 10%. Peralatan ini ditaksir
mempunyai umur produktif 5 tahun nilai residu Rp 500.000,00 dan disusutkan dengan
metode garis lurus.
18-5-2006 :Dijual peralatan kantor yang lama dengan harga Rp 3.000.000,00 dengan pembayaran
diterima sebuah promes 90 harian berbunga 18 % per tahun.
12-8-2006 :Telah selesai dan digunakan sayap gedung. Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp
31.500.000,00 tanpa nilai residu dan akan habis disusutkan bersamaan dengan gedung
induknya.
1-9-2006 : Dibeli kendaraan bekas pakai dengan harga Rp 35.000.000,00 uang muka Rp 500.000,00
sisanya dibayar 3 kali angsuran setiap 3 bulan sekali dengan bunga 12% per tahun.
Angsuran pertama jatuh tempo tanggal 1 Desember 2006 kendaraan ini ditaksir
mempunyai umur ekonomis 8 tahun nilai residu Rp 2.000.000,00 disusut dengan metode
garis lurus.
Diminta :
1. Siapkan kartu aktiva tetap untuk masing-masing aktiva tetap
2. Catat data dalam daftar aktiva tetap ke masing-masing kartu aktiva tetap
3. Catat mutasi akumulasi penyusutan tiap-tiap tahun dalam kartu aktiva tetap
4. Catat mutasi tetap selama tahun 2006 ke dalam kartu aktiva tetap
5. Buatlah laporan aktiva tetap tanggal 31 Desember 2006.

3. akun “Patent” dalam buku besar PT Fadhilah Per 1 januari 2006, menunjukkan saldo debet Rp
60.000.000,00 Hak paten tersebut diperoleh pada tanggal 5 Januari 2002. Tiap tahun diamortisasi sebesar
10% menurut metode garis lurus.
Diminta :
1) Hitung beban amortisasi tahunan
2) Buat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2006

DAFTAR PUSTAKA
Hendi Sumantri, 1994, Pelajaran Akuntansi Keuangan SMK, Bandung, Armico
Hendi Sumantri, 1994, Memahami Akuntansi SMK Seri B, Bandung, Armico
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Jakarta, PT Salemba empat
Toto Sucipto, dkk.2007. Akuntansi 3, Bogor, Yudhistira
Za Moechtar, 1992, Dasar-dasar akuntansi jilid 4, Surabaya, Institut Dagang Moechtar
Zaki Baridwan, 1990, Intermediate Akuntansi, Yogyakarta, BPFE.

Anda mungkin juga menyukai