Anda di halaman 1dari 27

AKTIVA TETAP,

TRANSFER, DAN INKASO


KELOMPOK 4:
• Febriyanti Riski (1710104006)
• M. Latif Abdillah (1710104024)
• Wiwit Isna (1710104026)
• M. Azam Mustangin (1710104040)
• Afifah Nurlaila (1710104050)
• Astrid Prasetyati (1710104062)
• Lia Kustifa (1710104074)
• Diah Permata Ayu K.P (1710104082)
AKTIVA TETAP
■ Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan dibangun lebih dahulu, yang
digunakan dalam operasional bank, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal bank dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun. Contoh :
Gedung, kantor, tanah, kendaraan.
■ Aktiva yang tidak produktif sehingga
jumlahnya perlu dibatasi atau pada umumnya
jumlahnya relatif kecil dibandingkan aktiva
produktif bank.
A. Pengeluaran Untuk
Memperoleh Aktiva Tetap
■ Pada prinsipnya aktiva tetap yang diperoleh akan dicatat sebesar
harga perolehannya yaitu harga beli ditambah biaya-biaya yang
terjadi untuk menempatkan aktiva tersebut pada kondisi dan
tempat yang siap dipergunakan.
■ Penempatan aktiva tetap tersebut selanjutnya dinilai sebesar
harga buku yaitu harga perolehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan.
■ Pengeluaran untuk memperoleh dan penggunaan aktiva tetap
dapat dikelompokkan menjadi dua macam pengeluaran yaitu:
a. Pengeluaran Modal
adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh manfaat yang
akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran ini
harus dikapitalisasikan ke dalam rekening aktiva yang bersangkutan
(masuk dalam harga perolehan).
b. Pengeluaran pendapatan
adalah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh
manfaat yang hanya bisa dirasakan dalam periode akuntansi yang
bersangkutan. Pengeluaran ini akan dibukukan dalam rekening
B. Perolehan Aktiva Tetap

1. Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pembelian


Dalam hal perolehan aktiva tetap melalui pembelian,
harga perolehan aktiva tetap terdiri dari harga beli aktiva
tersebut ditambah biaya-biaya yang dibebankan kepada
pembeli hingga aktiva tersebut siap digunakan. Kalau
aktiva tersebut merupakan barang impor, maka biaya
pembukuan surat kredit berdokumen (Letter of Credit)
menjadi bagian dari harga perolehan.
a. Pembelian Tunai
Apabila pembelian dilakukan secara tunai, bank akan
membayar sebesar harga perolehan. Pembelian tersebut bisa
dilakukan (dibayar) oleh kantor pusat atau kantor cabang.
b. Pembelian kredit
Aktiva tetap dapat diperoleh secara kredit. Perolehan aktiva
tetap secara kredit akan menimbulkan biaya bunga. Biaya
bunga merupakan pengeluaran pendapatan, sehingga tidak
dikapitalisasikan dalam harga perolehan aktiva. Biaya bunga
harus dicatat sendiri.
2. Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pertukaran dengan
Surat Berharga
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara ditukar
dengan surat berharga. Dengan cara ini, aktiva
tetap yang diperoleh dinilai sebesar nilai wajar. Bila
tidak diperoleh nilai wajar aktiva tetap maka
didasarkan pada nilai pasar sekuritas.
3. Pertukaran Aktiva Tetap dengan aktiva yang Tidak
Sejenis
Pertukaran aktiva dengan aktiva yang berbeda
jenis artinya aktiva yang berbeda fungsinya, selain
sekuritas. Perlakuan akuntansinya adalah
pertukaran aktiva tetap dinilai sebesar nilai wajar
dari aktiva yang diperoleh atau aktiva yang
diserahkan tergantung mana yang lebih layak
berdasarkan bukti atau data yang tersedia.
4. Pertukaran Aktiva Tetap dengan Aktiva yang Sejenis
Dalam pertukaran aktiva yang sejenis, perlakuan
akuntansinya untuk aktiva tetap yang diperoleh
melalui transaksi pertukaran aktiva non moneter
dinilai sebesar nilai wajar dari aktiva yang diperoleh
atau aktiva yang diserahkan yang lebih layak
berdasarkan bukti/data yang tersedia.
5. Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pembuatan Sendiri
Untuk membuat aktiva tetap dan inventaris, suatu
bank dapat membuat sendiri.Biaya-biaya yang
timbul dan menjadi komponen harga perolehan
adalah bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead. Untuk biaya overhead bisa dibebankan
berdasarkan tarif atau berdasarkan kenaikan atau
tambahan biaya overhead akibat pembuatan aktiva
tersebut.
6. Perolehan Aktiva Tetap dari
Sumbangan/Hibah/Hadiah
Pencatatan aktiva dari hibah/hadiah sebesar
harga pasarnya, tetapi bila untuk
memperoleh aktiva ini perlu pengorbanan
maka bank hanya akan menerima nilai
bersihnya.
C. Pencatatan Biaya Untuk
Menggunakan Aktiva Tetap
Untuk menggunakan aktiva tetap bank, maka diperlukan biaya. Biaya – biaya ini
merupakan pengeluaran pendapatan sehingga dibukukan sendiri.Jurnal yang
diperlukan untuk membukukan pengeluaran ini adalah :

 Bila biaya pemeliharaan dan reparasi tidak menambah umur.

D (Rp) K (Rp)

Dr. Biaya reparasi dan pemeliharaan

Cr. Kas

 Bila biaya pemeliharaan dan reparasi menambah umur aktiva tetap.

D (Rp) K (Rp)

Dr. Akumulasi Aktiva Tetap

Cr. Kas

Khusus biaya pengganti yang relatif besar maka harus diperhitungkan nilai
komponen aktiva tetap yang diganti. Nilai yang diganti tersebut harus dikeluarkan
dahulu dari buku dan kemudian mencatat nilai penggantian yang baru kedalam
buku.
D. Depresiasi Aktiva
Tetap
Secara umum dapat dijelaskan bahwa depresiasi aktiva
tetap dilakukan oleh bank karena :
a) Faktor Fisik
b) Faktor Fungsional
Untuk mengalokasikan biaya depresiasi setiap
pelaporan, harus diketahui :
1) Harga perolehan
2) Umur ekonomis
3) Nilai residu
Depreiasi yang telah ditentukakan selanjutnya dicatat
dengan mendebet rekekning biaya
depresiasi/penyusutan dan mengkredit akm depresiasi
aktiva tetap.
 Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Dalam metode ini, bank akan menghitung depresiasi setiap periode
dengan jumlah yang sama.
Rumus untuk metode ini adalah :
Depresiasi = Harga Perolehan – Nilai Residu
Umur Ekonomis
 Metode Jam Jasa (Service Hours Method)
Dalam metode ini diasumsikan bahwa aktiva tetap yang bersangkutan
akan lebih cepat rusak kalau digunakan secara penuh. Beban
depresiasi disini sangat tergantung pada jumlah jam kerja yang
digunakan.
Rumus untuk metode ini adalah :
Depresiasi = (Harga perolehan – Nilai residu) /Jam jasa
 Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit Method)
Dalam metode ini diasumsikan bahwa aktiva tetap yang baru akan
dapat digunakan dengan lebih dibandingkan dengan aktiva tetap yang
lebih tua. Untuk itu biaya depresiasi pada awal – awal tahun aka relatif
kecil dan akan naik mengikuti umur aktiva tetap tersebut.
Penentuan depresiasi melalui metode ini adalah dengan cara
mengalikan bagian pengurang yang setiap tahunnya selalu menurun
JASA PENGIRIMAN UANG
(TRANSFER)
■ Pengiriman uang atau transfer adalah perpindahan dana
antar rekening dari suatu tempat (bank) ke tempat lain
(cabang bank sendiri/bank lain) baik untuk kepentingan
perorangan, badan hukum atau badan usaha tidak
berbadan hukum atau untuk kepentingan bank itu sendiri.
■ Kegiatan transfer akan memberikan manfaat bagi bank
yaitu adanya pengendapan dana terutama transfer yang
dilaksanakan tidak pada hari yg sama, memberikan
pendapatan jasa transfer dan bisa digunakan sebagai
sarana promosi.
■ Jasa transfer saat ini semakin canggih, perkembangan
terkini Bank Indonesia telah menyelenggarakan Bank
Indonesia Real Time Gross Setlement (BI-RTGS). BI RTGS
adalah system transfer/kliring antarbank seketika.
A. Pihak-pihak yang Terlibat
dalam Kegiatan Transfer
1. Nasabah yaitu sebagai pihak pemilik dana (pengirim)
atau penerima dana yang akan memindahkan
dananya atau menerima sejumlah dana dari pihak
pengirim melalui jasa pengiriman uang
2. Bank penarik (drawer bank) yaitu bank pelaku
transfer atau bank yang menerima dana dan amanat
dari nasabah untuk ditransfer kepada drawee atau
bank tertarik yang kemudian diserahkan kepada
penerima dana (beneficiary)
3. Bank tertarik (drawee bank) yaitu bank yang
menerima transfer masuk dari drawer untuk
diteruskan atau dibayarkan kepada penerima
(beneficiary)
4. Beneficiary yaitu pihak akhir yang berhak menerima
dana transfer dari drawee bank
B. Jenis-jenis Transfer
1. Transfer keluar (outgoing transfer) yaitu
pengiriman uang atas perintah nasabah
atau bagian bank tertentu untuk
keuntungan pihak lain pada bank lain atau
cabang bank sendiri
2. Transfer masuk (incoming transfer) yaitu
pengiriman uang yang diterima dari
cabanng lain,bank sendiri,atau dari bank
lain untuk keuntungan nasabah sendiri
atau penerima dana pada bank sendiri
C. Kegiatan Pengiriman Uang
dan Prinsip Mengenai
Nasabah (Know Your
■Customer/KYC)
Kegiatan transfer dana memiliki risiko bagi bank,
oleh karena itu harus dikendalikan sedini mungkin
minimal melalui penerapan prinsip mengenal
nasabah atau melalui monitoring uang yang dikirim
dan/atau diterima dan perlunya mekanisme
penyelesaian permasalahan mengenai uang
kiriman yang terlambat atau tidak sempat.
■ Khusus mengenai prinsip mengenal nasabah adalah
sangat membantu tim audit dalam menentukan
keberadaan penyimpangan di bidang
akuntansi.oleh karena kegiatan transfer wajib
menerapkan prinsip mengenal nasabah agar tidak
disalahgunakan untuk kepentingan money
laundering atau pencucian uang.
D. Akuntansi Transfer
Keluar
■ Transfer keluar akan dilakukan setelah seluruh
setoran efektif. Setoran transfer dapat berupa
setoran tunai, pendebetan rekening koran/giro,
pencairan tabungan, deposito, warkat lain yang
disetujui. Setoran-setoran yang berupa warkat
akan ditagihkan/ diinkasokan/ dikliringkan
terlebih dahulu. Bila seluruh dana efektif, maka
transfer dilakukan.
■ Transfer keluar yang dinyatakan efektif akan
akan dicatat sebesar nilai nominal yang
diamanatkan nasabah. Pencatatan ini akan
melibatkan rekening antar kantor (RAK).
Kegiatan transfer keluar akan mendatangkan
pendapatan berupa komisi transfer.
E. Akuntansi Transfer
Masuk (Incoming
Transfer)
■ Transfer masuk adalah pengiriman uang
yang diterima dari cabang lain bank sendiri
atau bank lain untuk keuntungan nasabah
sendiri atau penerima dana pada bank
sendiri.
■ Transfer masuk dapat diterima dari cabang
pemrakarsa bank sendiri untuk keuntungan
nasabah sendiri atau merupakan penerusan
terhadap nasabah bank lain pada kota yang
sama. Untuk penerusan umumnya bank
penerus akan memungut komisi.
INKASO
■ Inkaso atau collection adalah jasa perbankan yang
melibatkan pihak ketiga dalam rangka penyelesaian tagihan
berupa warkat-warkat atau surat berharga yang tidak dapat
diambilalih atau dibayarkan segera kepada si pemberi
amanat untuk keuntungannya.
■ Kegiatan inkaso ini dilakukan hanya untuk penagihan antar
bank/antar cabang sendiri tetapi berada di luar wilayah
kliring atau di kota berbeda dengan kata lain penagihan
inkaso ini adalah penagihan cek/BG oleh suatu bank
penertbit yang berada di wilayah kliring atau kota berbeda .
■ Dalam kaitannya dengan inkaso, dikenal adanya bank
pemrakarsa dan bank pelaksana
■ Kegiatan inkaso menggunakan media berupa warkat-warkat
yang diinkasokan (cek, bilyet giro), teleks, pos biasa atau
faximile.
JENIS-JENIS INKASO
Dilihat dari jenis inkaso dapat dibedakan menjadi :
a. Inkaso dengan warkat tanpa lampiran, yaitu warkat
inkaso yang digunakan untuk melakukan inkaso tanpa
dilampiri dokmen apapun. Contoh : cek, bilyet giro.
b. Inkaso dengan warkat berlampiran, yaitu warkat
inkasonya harus dilampiri dokumen-dokumen pendukung.
Contoh : Kuitansi, faktur, polis asuransi.
Jenis inkaso dilihat dari lalu lintas dananya dapat dibedakan
menjadi :
c. Inkaso keluar yaitu inkaso atas instruksi nasabah untuk
melakukan penagihan kepada pihak ketiga di cabang
sendiri atau bank lain di luar kota. Inkaso ini dibayarkan
atau dikreditkan ke rekening si pemberi amanat di bank
pemrakarsa setelah inkaso berhasil.
d. Inkaso masuk yaitu tagihan masuk atas beban rekening
nasabah sendiri dan hasilnya dikirimkan ke cabang
pemrakarsa untuk keuntungan pihak ketiga.
Jenis inkaso dilihat dari mekanisme
pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi :
a.Inkaso melalui bank lain, yaitu inkaso yang
dilaksanakan terhadap pihak ketiga nasabah
bank lain diluar kota. Dalam hal ini inkaso
bisa dilakukan melalui cabang bank sendiri.
Bila tidak memiliki kantor cabang di wilayah
kliring yang dituju, maka bank biasanya
menggunakan bank lain atau bank
koresponden yang mempunyai kantor di
wilayah kliring yang dituju.
b. Inkaso melalui cabang bank sendiri yaitu
inkaso yang dilakukan melalui cabang bank
sendiri untuk pihak ketiga diluar kota pada
kantor cabang bank sendiri.
AKUNTANSI INKASO
KELUAR
 Inkaso merupakan kegiatan bank yang mengandung
ketidakpastian, bank melakukan inkaso maupun tidak
setiap inkaso akan memberiakan hasil.
 Pihak tertagih kemungkinan tidak mampumembayar
tagihan sehingga bank pelaksana tidak dapat
memaksa pihak tertagih untuk membayarnya.Untuk
mengetahui keberhasilan inkaso di perlukan waktu
untuk konfirmasi.
 Selama selang waktu menerima amanat untuk
managih hingga tagihan berhasil atau tidak, transaksi
ini harus dibukukandalam rekening administratif.
 Pencatatan pada rekening ini menngunakan aya jurnal
tunggal posisi kredit.
 Rekening ini akan outstanding selama tenggang waktu
menunggu hasil.
 Bila inkaso berhasil maka langsung dikreditkan atau
dibayarkan ke rekening si pemberi amanat dan secara
otomatis rekening administratif untuk inkaso harus
dinihilkan ( didebet) karena transaksi inkso telah riil
atau efektif ( dan dibutuhkan pada rekening riil ).
 Persoalan yang muncul adalah mengenai rekening
komisi inkaso dan ongkos warkat.
 Bila berhasil bank akan memotong rekening nasabah
yang bersangkutan untuk ongkos transfer dan
komisitransfer.
 Bila inkaso tidak berhasil umumnya bank hanya
meminta ongkos transfer saja.
 Hasil inkaso bisa langsung dikreditkan ke rekening giro
atau tabungan si pemberi amanat bank pemrakarsa.
 Bila hasil inkaso untuk diberikan kepada bukan
nasabah,maka bank harus mencatatterlebih dahulu
pada rekening administratif warkat inkaso yang akan
dibayar.
Akuntansi Inkanso Masuk
Dari Cabang Bank Sendiri
Untuk Inkanso masuk yang berasal dari cabang
bank sendiriri, maka tugas bank pelaksana adalah
membebankan ke rekening pihak tertagih.
Misalkan, Ali sepakat untuk membayar beban Giro
Ali Rp 50.000.000, beban tabungan Ali Rp
20.000.000 dan cek Bank A Bandung yang ditarik
oleh Amin Rp 30.000.000. Maka pencatatan di Bank
A adalah :
Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

10/5/2017 Dr. Giro Ali 50.000.000

Dr. Tabungan Ali 20.000.000

Dr. Giro Amin 30.000.000

Cr. RAK Cabang Semarang 100.000.000


Transaksi Inkanso Antar
Bank Via Kantor Cabang
Sendiri
Dapat diselesaikan melalui kantor cabang bank sendiri yang terdekat.
Dengan demikian bank pemrakarsa yang melakukan inkanso hanya akan
berhubungan dengan kantor cabangnya. Sedangkan kantor cabang
sendiri akan berhubungan dengan bank lain di wilayah kliring yang
berbeda yang telah menerbitkan cek atau bilyet giro. Oleh karena itu
pencatatan transaksi ini terjadi di bank pemrakarsa, bank pelaksana
cabang bank sendiri dan bank lain tertagih.
Contoh :
Tanggal 15 Mei 2017 nasabah Bank A di Jakarta bernama Y telah menjual
barang elektronik kepada X nasabah Bank B Surabaya. Total transaksi
senilai Rp 500.000.000. Pada hari itu juga X menarik cek mundur untuk
membayar kepada Y yang bisa dicairkan pada tanggal 20 Mei 2017.
Tanggal 20 Mei 2017 sdr. Y setor ke Bank A untuk keuntungan gironya
berupa cek Bank B Surabaya yang ditarik oleh X sebesar Rp
500.000.000.
Pencatatan di Bank A pada saat menerima setoran warkat
inkanso:
■ Pencatatan di rekening administrative :
Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
20/5/2017 Dr. RAR Warkat Inkanso disetor 500.000.000
dan ditagihkan
21/5/2017 Cr. RAR Warkat Inkanso dan 500.000.000
ditagihkan
21/5/2017 Dr. RAK Cabang Surabya 500.000.000

Cr. Giro Y 499.000.000

Cr. Pendapatan Komisi 1.000.000

Pencacatan transaksi di cabang pelaksana (Bank A


Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Surabaya)
21/5/2017 Cr. RAR Warkat Kliring 500.000.000
■ Pada saat menagih melalui kliring dengan Bank B Surabaya
:
■ Pada saat kliring dinyatakan berhasil atau dana dinyatakan
efektif :
Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
21/5/2017 Dr. RAR Warkat Inkanso Disetor 500.000.000
21/5/2017 Dr. Giro BI 500.000.000
Cr. RAK Cabang Jakarta 500.000.000

Pencatatan di Bank A Jakarta :


■ Penerimaan warkat untuk diinkansokan melalui kliring
dengan Bank C Jakarta, dicatat pada rekening
administrative:
Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
21/5/2017 Cr. RAR Warkat Kliring 500.000.000

■ KetikaTglInkanso dinyatakan efektif oleh Bank


Rekening C JakartaKredit
Debit (Rp) : (Rp)
21/5/2017 Dr. RAK Warkat Kliering 500.000.000
Dr. GIro BI 500.000.000
Cr. Giro Sdr. Y 500.000.000
Pencatatan di Bank C Surabaya:
■ Pada saat kliring penyerahan/penagihan :
Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
21/5/2017 Dr. RAK Warkat Kliring 500.000.000

■ Pada saat dinyatakan efektif oleh BI Surabaya (Bank B


Surabaya), Jurnal di Bank C Surabaya adalah :

Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


21/5/2017 Cr. RAR Warkat Kliring 500.000.000
Dr. Giro BI 500.000.000
Cr. RAK Cabang Jakarta 500.000.000

■ Pencatatan di bank B Surabaya:

Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


21/5/2017 Dr. Giro X 500.000.000
Cr. Giro BI 500.000.000
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai