Anda di halaman 1dari 3

Bunga Terakhir

by: kelompok 2, VIII-F

Niskala dan selena dulunya ada teman baik, sampai tiba tiba-tiba Selena memusuhi Niskala
tanpa alasan yang jelas. Pagi ini hari pertama anak kelas 9 kembali masuk sekolah setelah
masa liburan akhir semester. Niskala berjalan seperti biasa, ia sangat bersemangat untuk
hari pertamanya ini. Tetapi sesampainya ia di sekolah, ia merasakan sesuatu yang berbeda,
orang orang memandangnya dengan tatapan mencela, seolah olah ia usai melakukan suatu
kesalahan besar. Tetapi Niskala tidak terlalu memikirkan nya, sekarang tujuannya adalah
mencari Selena, Kemana sahabatnya itu?

Niskala berjalan menyusuri wilayah sekolah, ia menemukan Selena sedang mengobrol


dengan teman teman nya. Ia menghampiri Selena ingin memeluknya

Niskala : LENAAA!! KANGEN!!


*BRUG*

pelukannya ditepis oleh Selena.


Ia jatuh tersungkur, Selena memandangnya sinis lalu pergi melaluinya begitu saja. Niskala
tak tahu apa yang salah dengan dirinya. Sesampainya di kelas ia menemukan mejanya
penuh dengan coretan coretan bertuliskan banyak kata kata yang cukup menyakiti
perasaannya. ia hanya memandangi meja itu dengan sendu sampai tiba-tiba ada yang
menepuk punggungnya, ah itu Tari.

Bestari: selamat pagi, kala!


Bestari: masih pagi kenapa udah lesu aja? jangan kebanyakan ngelamun kal, nanti
kesambet lho! ihhh serem.

Niskala Tersenyum tipis

Niskala: Apadeh kal, siapa juga yang ngelamun


Bestari: Terus tadi itu kamu ngapain? Kamu kenapa kal? Ada masalah? kalo kamu butuh
tempat cerita boleh banget cerita ke aku kok!
Niskala: Aku gapapa Tari, Makasih ya!
Bestari: Sama sama kala! aku ke bangku ku dulu yaaa, semangat belajarnya!!
Niskala: iya, kamu juga semangat!

Selena yang melihat interaksi mereka berdua mendengus tidak suka

Selena: Kenapa Tari masih mau berteman dengan anak pembunuh itu sih huh?

*KRINGG*
bel istirahat pun berbunyi, para siswa kelas 9A mulai berhamburan pergi ke kantin. Kini yang
tersisa di kelas hanyalah Niskala, Bestari, Selena, Genta, Raka, dan Lavanya.

Bestari: Kala mau ke kantin gak?


Niskala: Enggak deh Tar, aku bawa bekal
Bestari: oh oke
(Bestari melirik ke arah selena)
Bestari: Selena gak ngantin?
Selena: Enggak tar, gak laper
Bestari: Oh aku kira mau makan bareng kala
(Selena hanya tersenyum tipis menanggapi kalimat yang dilontarkan tari. Niskala yang
merasa namanya dipanggil pun menoleh, kedua manik gelapnya bertemu dengan manik
milih Selena)
Selena: Oh enggak tar, hehe
Bestari: Oh yaudah, aku ke kantin dulu ya temen-teman!
(Kelima orang itu kompak menjawab)
Lavanya, Selena, Genta, Raka, Niskala: IYA TARI, SELAMAT MAKAN!

seperginya tari dari kelas, Selena mendekati Niskala. Niskala berpikir mungkin Selena ingin
makan bersamanya, ia menyambut Selena dengan senyuman.

Niskala: lena, mau makan bareng aku? aku bawa lebih tadi hehe
(Niskala menyapa dengan senyuman manisnya, Selena pun membalas senyuman itu tak
kalah manis, lalu duduk di sebelah Niskala)
Selena: Wah, mau dong
(Niskala merasa sangat senang, ia menyodorkan kotak bekalnya dengan semangat kepada
Selena, tetapi siapa sangka justru Selena malah menjambak nya, kotak bekal itu pun jatuh
berserakan)
Selena: gue gak akan pernah sudi makan masakan Lo itu, anak pembunuh
Niskala: len, lepas. please. siapa anak pembunuh? aku gak ngerti apa yang kamu omongin
Selena: Lo, Lo anak pembunuh. Gausah sok baik, yatim.
(Selena kemudian melepaskan jambakan nya dengan kasar, kepala Niskala hampir
terbentur ujung meja, setelah itu Selena dengan teman teman nya pergi meninggalkan
Niskala sendirian di dalam kelas)
Lavanya: Yatim Caper
Raka: Pembunuh, Mati aja lo
Genta: Alay
(Niskala hanya melamun, memikirkan kesalahan apa yang telah ia lakukan hingga Selena
tiba tiba membencinya, Seseorang yang melihat itu menatap iba Niskala dari
jendela.Merasa ada yang menatapnya Niskala melihat ke sekeliling, orang itu segera
menunduk lalu pergi dari sana. Beberapa menit kemudian ada seseorang yang tidak kala
kenal mendatangi Niskala)
Stranger: Hai! Niskala kan? Kenalin aku Kafka
Niskala: halo? Aku Niskala
Kafka: iya aku tau
Niskala: oh hehe
Kafka: oh iya kala suka bunga gak?
Niskala: Suka! Emang kenapa?
Kafka: Aku ada titipan buat kala, dari pangeran kodok
Niskala: oh what's that? dan siapa pangeran kodok?
Kafka: ini hehe, pangeran kodok nya rahasia. Bye Niskala, selamat belajar
Niskala: hah? eh TERIMAKASIH KAFKA!!

(bel masuk berbunyi Niskala kembali belajar seperti biasanya hingga bel pulang)
Setelah hari itu, hari hari Niskala berubah 360° teman yang ia miliki sekarang hanyalah
Bestari, Tidak ada yang mau berteman dengannya, hanya Bestari. Niskala hanya menatap
miris mejanya, lagi dan lagi. Tetapi kali bukan coretan, melainkan banyak sekali sampah
kertas dengan berbagai kata tidak pantas. Bestari menatap iba kepada Niskala, ia merasa
kasihan kepada teman nya itu.

Bestari: guys, aku minta tolong banget. Boleh gak kalian stop ngelakuin hal itu ke kala?
Yoga: Ogah, dia emang pantes dapetin itu semua
Kayara: Setuju banget, anak pembunuh kayak dia gapantes hidup
Bestari: Yoga, Kayara kalian gabisa asal menghakimi orang tanpa tau kebenaran nya. Itu
semua bukan ranah kalian, kalian gak tau apapun tentang hidup kala.
Lavanya: Kok kamu malah belain Dia sih? Dikasih apa kamu sama dia?
Bestari; Nya? kamu ngomong apasih? Aku cuma ngejalanin tugas aku sebagai ketua kelas,
kalian gak seharusnya ngelakuin itu ke kala, itu udah termasuk tindakan bullying. Aku gak
bisa membenarkan itu, bullying bukan masalah yang sepele.
(Suasana kelas semakin berisik)
Niskala: STOP, PLEASE. Tari Makasih udah belain aku tapi maaf, aku pikir lebih baik kamu
fokus aja sama hal lain, jangan ngurusin hidup aku. Aku gapapa Tari, kamu bikin aku
ngerasa seolah-olah aku gabisa ngebela diri aku sendiri
Bestari: Tapi kal
Niskala: Maaf
(Niskala pergi meninggalkan kelas biarlah ia membolos untuk saat ini tujuannya sekarang
adalah taman, ia butuh ketenangan. Ia duduk sembari mendengarkan lagu dari earphone
nya, hingga tiba tiba ada seseo yang duduk di sebelahnya. Ah itu Kafka lagi)
Kafka: halo lagi Niskala!
Niskala: Hi Kafka, Panggil kala aja
Kafka: oke kala, aku kesini bawa paket nih
Niskala: lagi? Lama lama kamu beneran kayak kurir haha
Kafka: ya gimana ya hehe, diterima ya!
Niskala: hadiah yang sama? dari pangeran kodok lagi ya?
Kafka: iya, yaudah aku ke kelas dulu ya. Tadi bilang nya mau ke toilet doang soalnya, hehe
Niskala: oh, Terimakasih ya Kafka!

Anda mungkin juga menyukai