Anda di halaman 1dari 8

1.

Apa perbedaan antara spora dan biji dalam proses reproduksi


tumbuhan
Spora: Spora tumbuh menjadi tumbuhan baru tanpa melalui proses
pembuahan. Mereka berkembang menjadi tumbuhan baru melalui mitosis.
Biji: Biji tumbuh menjadi tumbuhan baru setelah mengalami proses
pembuahan yang melibatkan penggabungan materi genetik dari dua induk
yang berbeda. Ini menghasilkan variasi genetik yang lebih besar daripada
reproduksi spora
2. Jelaskan tahapan-tahapan utama dalam perkembangbiakan spora
pada tumbuhan paku, mulai dari pembentukan spora hingga
pertumbuhannya menjadi individu baru.
• Pembentukan Sporangium: Proses perkembangbiakan dimulai
dengan pembentukan struktur yang disebut sporangium.
Sporangium adalah kantung kecil yang mengandung sel-sel
sporogen yang akan berubah menjadi spora. Sporangium biasanya
ditemukan pada bagian bawah daun tumbuhan paku.
• Pembelahan Sel Sporogen: sel-sel sporogen dalam sporangium
mengalami pembelahan melalui meiosis. Meiosis adalah proses
pembelahan sel yang mengurangi jumlah kromosom menjadi
setengah dari jumlah kromosom asal. Hasil dari meiosis adalah sel-
sel haploid yang disebut spora.
• Pembentukan Spora: Sel-sel sporogen yang telah mengalami
meiosis menjadi spora. Spora ini memiliki setengah jumlah
kromosom dari sel-sel tumbuhan paku yang menghasilkannya,
sehingga mereka disebut haploid.
• Pelepasan Spora: Spora yang telah terbentuk di dalam sporangium
akhirnya dilepaskan ketika sporangium pecah atau terbuka. Spora
yang dilepaskan ini bersifat haploid dan siap untuk tersebar ke
lingkungan sekitar.
• Persebaran Spora: Spora yang dilepaskan dari sporangium dapat
tersebar oleh angin, air, hewan, atau bahkan oleh sentuhan.
Persebaran spora memungkinkan mereka mencapai lokasi yang
lebih jauh dan berpotensi menemukan kondisi yang cocok untuk
tumbuh.
• Perkecambahan Spora: Ketika spora mencapai kondisi lingkungan
yang sesuai, mereka dapat mulai tumbuh. Proses ini disebut
perkecambahan. Spora paku biasanya tumbuh menjadi
protalonium, yaitu struktur yang mirip dengan tali benang yang
mengandung sel-sel reproduksi jantan (anteridia) dan sel-sel
reproduksi betina (arkegonia).
• Pembuahan: Untuk memulai pertumbuhan tumbuhan baru, sel-sel
reproduksi jantan dari protalonium menghasilkan sperma, yang
akan berenang ke arah sel-sel reproduksi betina untuk pembuahan.
Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian berkembang
menjadi tumbuhan paku dewasa.
• Pertumbuhan Tumbuhan Dewasa: Zigot yang terbentuk dari
pembuahan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku dewasa. Ini
adalah tahap yang terlihat seperti tumbuhan paku yang kita kenal,
dengan daun-daun yang kompleks dan akar. Tumbuhan dewasa
akan menghasilkan sporangium pada bagian bawah daunnya, dan
siklus reproduksi akan berlanjut.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sporangium dan jelaskan
mengapa spora yang dihasilkan oleh tumbuhan paku harus
dilepaskan dari sporangiumnya untuk dapat tumbuh menjadi
individu baru?
Sporangium adalah struktur khusus pada tumbuhan paku dan beberapa
jenis tumbuhan lainnya yang berfungsi untuk menghasilkan, melindungi,
dan melepaskan spora. Sporangium biasanya berbentuk kantung atau
kapsul yang berisi sel-sel yang mengalami meiosis untuk menghasilkan
spora. Mengapa spora harus dilepaskan dari sporangiumnya untuk tumbuh
menjadi individu baru? Ada beberapa alasan untuk ini:
• Persebaran: Pelepasan spora memungkinkan spora untuk tersebar
ke berbagai lokasi. Ini meningkatkan peluang mereka untuk
menemukan kondisi lingkungan yang sesuai, seperti tempat yang
lembap dan bersifat subur, yang dibutuhkan untuk tumbuh dan
berkembang.
• Variasi Genetik: Dengan melepaskan spora, tumbuhan paku dapat
menciptakan variasi genetik dalam populasi. Spora yang terbentuk
melalui meiosis memiliki kombinasi gen yang berbeda-beda, dan
dengan melepaskan spora ke lingkungan, tumbuhan paku dapat
menghasilkan individu baru dengan karakteristik genetik yang
beragam. Ini penting untuk meningkatkan adaptasi tumbuhan paku
terhadap perubahan lingkungan.
• Menghindari Persaingan: Dengan melepaskan spora yang dapat
tumbuh menjadi individu baru, tumbuhan paku dapat menghindari
persaingan langsung dengan tumbuhan dewasa yang sudah ada.
Sebagai individu baru, spora memiliki ruang dan sumber daya yang
lebih besar untuk tumbuh tanpa saingan.
Dengan demikian, pelepasan spora dari sporangium adalah bagian
yang penting dalam siklus hidup tumbuhan paku karena
memungkinkan spora untuk menyebar, berkembang, dan menciptakan
variasi genetik yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan
adaptasi tumbuhan paku di berbagai lingkungan.
4. Jelaskan peran media tanam dalam pembiakan spora tumbuhan paku
serta jelaskan jenis media tanam yang digunakan dalam praktikum
pembiakan spora!
Media tanam memiliki peran yang sangat penting dalam pembiakan spora
tumbuhan paku karena mereka memberikan kondisi yang sesuai untuk
spora tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Media tanam harus
mengandung nutrisi yang cukup, menyediakan kelembaban yang tepat,
dan mendukung pertumbuhan akar dan daun. Selain itu, media tanam juga
harus steril untuk mencegah infeksi jamur atau bakteri yang dapat merusak
spora. Berikut adalah beberapa jenis media tanam yang umumnya
digunakan dalam praktikum pembiakan spora tumbuhan paku:
• Agar-agar:Agar-agar adalah media tanam padat yang sangat umum
digunakan dalam praktikum pembiakan spora tumbuhan paku.
Agar-agar dapat memberikan stabilitas dan kelembaban yang baik
bagi spora. Agar-agar sering digunakan dalam bentuk cawan Petri
atau tabung uji dan ditanam dengan spora paku. Ini juga dapat
disiapkan dengan nutrisi tambahan seperti gula dan garam agar
mendukung pertumbuhan spora.
• Substrat Berbasis Tanah: Substrat berbasis tanah seperti campuran
pasir dan tanah atau campuran serbuk kayu dan pasir juga dapat
digunakan sebagai media tanam untuk spora tumbuhan paku.
Substrat ini biasanya sterilkan sebelum digunakan untuk
menghindari kontaminasi. Substrat berbasis tanah mengandung
nutrisi alami yang dapat mendukung pertumbuhan awal spora.
• Sphagnum Moss: Moss sphagnum adalah media tanam yang
populer untuk tumbuhan paku. Moss ini memiliki kemampuan
menahan air yang baik, sehingga menjaga kelembaban yang
diperlukan untuk spora. Selain itu, sphagnum moss juga bersifat
asam, yang dapat cocok dengan kebutuhan tumbuhan paku.
• Serbuk Kayu: Serbuk kayu steril juga dapat digunakan sebagai
media tanam. Ini memberikan tekstur yang baik untuk
pertumbuhan akar dan memberikan substrat yang relatif bebas dari
patogen.
• Kertas Filter: Kertas filter yang steril dapat digunakan sebagai
media tanam untuk spora tumbuhan paku. Spora ditempatkan di
atas kertas filter yang dibasahi untuk mempertahankan
kelembaban.
• Rock Wool: Rock wool adalah media tanam berbasis serat yang
sering digunakan dalam pembiakan tumbuhan secara umum. Ini
bisa cocok untuk pembiakan spora tumbuhan paku karena memiliki
kemampuan menahan air dan memfasilitasi pertumbuhan akar.
Pemilihan jenis media tanam tergantung pada tujuan eksperimen atau praktikum,
serta ketersediaan bahan di laboratorium atau fasilitas yang digunakan. Penting
untuk memastikan bahwa media tanam steril dan sesuai dengan kebutuhan spora
tumbuhan paku untuk memaksimalkan tingkat keberhasilan dalam pembiakan dan
pemeliharaan mereka.
5. Jelaskan mengapa penting untuk melakukan sterilisasi
(penyangraian) pada media tanam dalam pembiakan spora tumbuhan
paku serta jelaskan fungsi penyangraian media tanam!!
Sterilisasi atau penyangraian media tanam adalah langkah yang sangat
penting dalam pembiakan spora tumbuhan paku, dan ini memiliki
beberapa tujuan dan fungsi penting:
• Mencegah Kontaminasi: Salah satu alasan utama untuk sterilisasi
media tanam adalah untuk mencegah kontaminasi oleh
mikroorganisme patogen seperti bakteri, jamur, dan virus. Media
tanam yang tidak steril dapat mengandung patogen yang dapat
merusak atau membunuh spora tumbuhan paku yang sedang
tumbuh. Sterilisasi membunuh atau menghilangkan patogen-
patogen ini, menciptakan lingkungan yang bersih untuk
pertumbuhan spora.
• Mengurangi Kompetisi:** Selain patogen, media tanam yang tidak
steril juga dapat mengandung organisme lain seperti gulma atau
tumbuhan lain yang bersaing dengan spora untuk sumber daya
seperti nutrisi, air, dan cahaya. Sterilisasi membantu mengurangi
kompetisi ini, memberikan spora peluang yang lebih baik untuk
berkembang.
• Memastikan Kondisi yang Konsisten:** Sterilisasi media tanam
membantu memastikan bahwa kondisi di media tanam tetap
konsisten. Ketidakstabilan dalam komposisi mikroorganisme di
media tanam yang tidak steril dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan spora dengan cara yang tidak diinginkan.
• Mendukung Penelitian yang Reproduktif:** Dalam penelitian
ilmiah atau praktikum, konsistensi dan kontrol yang tinggi sangat
penting. Sterilisasi media tanam memungkinkan penelitian atau
praktikum yang melibatkan pembiakan spora tumbuhan paku untuk
menjadi lebih reproduktif dan dapat diulang dengan hasil yang
dapat diandalkan.
• Fungsi sterilisasi atau penyangraian media tanam melibatkan
perlakuan panas, seperti penggunaan oven atau autoclave, untuk
membunuh mikroorganisme patogen dan organisme lain yang
mungkin ada dalam media tanam. Ini dapat dilakukan dengan
memanaskan media tanam pada suhu tertentu selama periode
waktu yang cukup lama untuk memastikan bahwa semua
mikroorganisme mati. Dalam beberapa kasus, bahan kimia
sterilisasi juga dapat digunakan.
Dengan melakukan sterilisasi media tanam, kita menciptakan lingkungan yang
bersih dan steril untuk pertumbuhan spora tumbuhan paku, meminimalkan risiko
infeksi dan kompetisi dengan organisme lain, dan memastikan hasil yang
konsisten dan dapat diandalkan dalam pembiakan dan penelitian tumbuhan paku.

6. Jelaskan apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi


keberhasilan pembiakan spora pada tumbuhan paku serta berikan
kemungkinan penyebab kegagalan yang anda ketahui!
Keberhasilan pembiakan spora pada tumbuhan paku dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, termasuk kondisi lingkungan, kesehatan spora, dan
faktor-faktor biologis. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan pembiakan spora pada tumbuhan paku:
• Kelembaban: Tumbuhan paku, seperti sebagian besar tumbuhan
berpembuluh lainnya, membutuhkan kelembaban yang cukup
tinggi untuk keberhasilan pembiakan spora. Kelembaban yang
rendah dapat menghambat perkembangan spora.
• Cahaya: Tumbuhan paku umumnya tumbuh dengan baik di tempat
yang teduh atau semi-terang. Paparan sinar matahari langsung yang
berlebihan dapat merusak spora dan menghambat pertumbuhannya.
• Substrat: Substrat atau media tempat spora ditanam juga penting.
Tumbuhan paku biasanya tumbuh dengan baik di tanah yang kaya
akan bahan organik dan dengan tingkat drainase yang baik.
• Suhu: Suhu yang sesuai adalah faktor kunci dalam pembiakan
spora. Setiap spesies tumbuhan paku memiliki rentang suhu yang
optimal untuk pertumbuhannya.
• Kebersihan: Kebersihan lingkungan tempat tumbuhan paku
tumbuh dapat memengaruhi keberhasilan pembiakan. Infeksi oleh
jamur atau bakteri dapat merusak spora dan menghambat
pertumbuhannya. Polutan: Paparan polutan udara atau air dapat
merusak spora dan mengganggu pertumbuhannya.
• Konkurensi: Ketika spora tumbuh, mereka harus bersaing dengan
tumbuhan lain, termasuk spesies tumbuhan paku lainnya, untuk
mendapatkan sumber daya seperti air, nutrisi, dan cahaya.
• Jenis spora: Beberapa spesies tumbuhan paku mungkin memiliki
spora yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu
daripada spesies lainnya.

Kemungkinan penyebab kegagalan dalam pembiakan spora pada


tumbuhan paku bisa bervariasi, dan beberapa di antaranya termasuk:
• Kondisi lingkungan yang tidak sesuai: Kondisi lingkungan yang
tidak cocok dengan kebutuhan spora dapat menyebabkan
kegagalan pembiakan.
• Infeksi penyakit: Infeksi oleh jamur atau bakteri dapat merusak
spora sebelum mereka memiliki kesempatan untuk tumbuh.
• Persaingan dengan tanaman lain: Tanaman paku yang tumbuh dari
spora harus bersaing dengan tanaman lain untuk mendapatkan
sumber daya, dan jika persaingannya terlalu kuat, pertumbuhan
spora bisa terhambat.
• Gangguan oleh hewan: Hewan herbivora atau hama dapat merusak
spora sebelum mereka berkesempatan untuk tumbuh.
• spora yang buruk: Spora yang tidak sehat atau rusak mungkin tidak
akan mampu tumbuh dengan baik.
• Kesalahan dalam pemeliharaan: Kesalahan dalam merawat
tumbuhan paku, seperti penyiraman berlebihan atau kurangnya
perawatan yang tepat, dapat menyebabkan kegagalan pembiakan.

Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam pembiakan spora pada


tumbuhan paku, penting untuk memahami persyaratan spesifik dari spesies yang
Anda coba biak dan menyediakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhannya.

.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai