Anda di halaman 1dari 4

NAMA : M TJIPTA RAFIE RAHMANDITYA

ASSIGNMENT NIM : 104117066


TANDA :
HIDROLOGI DAN TANGAN
DRAINASE

ASSIGNMENT 2
Pada sistem drainase terdapat 3 bentuk, yaitu saluran primer, saluran sekunder dan saluran
tersier. Dimensi dari saluran primer serta saluran sekunder akan bergantung pada bentuk, ukuran
dan tata guna lahan pada kawasan rencana. Dalam melakukan perancangan saluran primer dan
sekunder perlu diperhatikan luas daerah pengalirannya, periode ulang hujan serta tata guna
lahannya. Sedangkan untuk saluran tersier yaitu saluran yang menampung aliran dari rumah yang
ada di sekitar saluran yang akan dialirkan menuju saluran sekunder. Umumnya saluran tersier
memiliki standar ukuran saluran yang bergantung pada daerah pengaliran saluran atau jalan.
Bentuk penampang saluran adalah segi empat dengan dasar saluran berbentuk setengah lingkaran
atau trapesium. Saluran drainase dapat berupa saluran terbuka dan saluran tertutup.

Saluran drainase akan berfungsi secara maksimal dengan adanya perlengkapan saluran.
Kinerja sebuah saluran akan ditunjang oleh adanya sara pelengkap yaitu:

1. Street Inlet
Merupakan bukaan pada sisi sebuah jalan untuk menyalurkan limpasan air hujan di
sepanjang jalan menuju saluran drainase. Dalam menentukan titik perletakan street
inlet ini harus memperhatikan:
• Terletak pada lokasi yang tidak mengganggu lalu lintas dan pejalan kaki
• Terletak di area yang rendah dimana limpasan air menuju arah tersebut
• Air yang masuk harus secepatnya masuk kedalam saluran
• Jumlah street inlet harus mampu menyalurkan air limpasan sepanjang jalan
yang direncanakan. Penentuan jumlah inlet dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan berikut:
280√𝑠
D = 𝑊

Dimana,
D = Jarak street inlet (m), D < 50 m
S = Kemiringan (%)
W = Lebar Jalan (m)
NAMA : M TJIPTA RAFIE RAHMANDITYA
ASSIGNMENT NIM : 104117066
TANDA :
HIDROLOGI DAN TANGAN
DRAINASE

2. Bangunan Terjunan
Merupakan bangunan yang diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam
dari kemiringan maksimum yang diijinkan
3. Gorong-gorong
Merupakan bangunan yang digunakan untuk membawa aliran air melewati bawah
jalan, jalan kereta api dan jalan air lainnya.
4. Bangunan transisi perubahan saluran
Bangunan sebagai transisi perubahan bentuk penampang saluran sebagai penyesuaian
5. Pertemuan saluran
Pada titik pertemuan saluran akan dilakukan pendalaman pada dasar saluran.
6. Belokan
Belokan pada saluran harus diperhitungkan dalam perencanaan saluran karena akan
menciptakan headloss pada saluran. Kehilangan tekanan yang disebabkan oleh adanya
belokan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑉^2
hb = Kb 2𝑔

Dimana,
hb = Kehilangan tekanan akibat belokan (m)
v = Kecepatan Aliran (m/s)
kb = Koefisien belokan,
- Belokan 90◦, kb = 0,4
- Belokan 45◦, kb = 0,32
7. Pintu air
Merupakan bangunan penunjang sistem drainase yang berfungsi pada kondisi hujan
dan pasang naik. Digunakan untuk mengontrol ketinggian muka air
8. Bangunan pembuang
Merupakan ujung saluran yang diletakkan pada sungai dan sejenisnya. Bangunan
pembuang memiliki elevasi yang lebih tinggi dari badan air penerima (bangunan
terjunan). Dengan kecepatan aliran 6-10 m/s maka lebar mulut pada bagian peralihan
dapat dihitung dengan persamaan berikut:
NAMA : M TJIPTA RAFIE RAHMANDITYA
ASSIGNMENT NIM : 104117066
TANDA :
HIDROLOGI DAN TANGAN
DRAINASE

𝑉^2 𝑉^2
Q = 0,35b1 (ℎ + ) 2g √ 2𝑔
2𝑔

Pada perencanaan saluran drainase terdapat ketentuan-ketentuan umum yang harus


diperhatikan yaitu:

1. Kondisi topografi, rencana pengembangan kota dan rencana sarana dana prasarana kota
lainnya
2. Keterpaduan pelaksanaan fisik dengan prasarana dan sarana kota lainnya, sehingga
biaya pelaksanaan, operasional dan perawatan dapat diminimalkan
3. Ketersediaan air tanah, air permukaan, kekeringan, serta banjir yang dapat terjadi
4. Kelestarian lingkungan hidup tekait dengan ketersediaan air tanah serta air permukaan
5. Partisipasi masyarakat berbasis kearifan lokal
6. Ketergantungan dengan rencana induk lainnya dalam rangka pengembangan rencana
induk tata kota untuk arah pembangunan sistem drainase pada area perkotaan yang
mencakup perencanaan jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek sesuai
dengan rencana umum tata ruang kota serta dapat dilakukan peninjauan kembali sesuai
dengan keperluan.

Dalam pelaksanaannya juga terdapat ketentuan-ketentuan teknis dalam perencanaan


sebuah drainase yang perlu diperhatikan:

1. Data spasial merupakan data dasar yang dibutuhkan dalam perencanaan antara lain
• Data peta dasar, peta drainase, peta jaringan jalan, peta tata guna lahan, dan peta
topografi.
• Data kependudukan baik jumlah, kepadatan, laju pertumbuhan, penyebaran
serta data kepadatan bangunan
• Data rencana pengembangan kota, data geoteknik, data foto udara terbaru
• Rencana Tata Ruang Wilayah
NAMA : M TJIPTA RAFIE RAHMANDITYA
ASSIGNMENT NIM : 104117066
TANDA :
HIDROLOGI DAN TANGAN
DRAINASE

2. Data hidrologi
• Data hujan minimal 10 tahun terakhir
• Data tinggi muka air , debit sungai, pengaruh air balik, peil banjir, dan data
pasang surut.

Pada peninjauan topografi suatu wilayah untuk melakukan perencanaan drainase, kemampuan
membaca peta topografi untuk meihat apakah wilayah tersebut merupakan bukit atau lembah akan
cukup penting.

Berdasarkan contoh peta kontur tersebut dapat dilihat apakah area tersebut merupakan
bukit atau lembah ditentukan berdasarkan nilai elevasi pada setiap garis kontur yang ada. Sehingga
akan terlihat mana lokasi yang rendah dan mana lokasi yang lebih tinggi. Selain itu penentuan
trase saluran juga dapat dilakukan dengan acuan peta topografi. Sehingga pada pelaksanaan dan
perencanaan saluran terlihat berapa luas area serta volume galian serta timbunan yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai