Anda di halaman 1dari 28

EKSPANSI MILITER CHINA MEMBAWA PENGARUH

TERHADAP EKSISTENSI NATO SEBAGAI ORGANISASI

ALIANSI MILITER ATLANTIK UTARA

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Riset Terapan


Hubungan Internasional (RTHI)

Disusun Oleh :

A’qilatul Badliyah

(201910360311245)

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANGMALANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap negara pasti memiliki kepentingan nasionalnya dalam menjalankan

politik internasional begitu juga dengan China yang saat ini merupakan salah satu

negara di Asia yang berhasil menduduki posisi ke-3 sebagai negara yang memiliki

kekuatan militer terkuat di dunia. China mempunyai 2.695.000 total dari personel

militer serta 2.185.000 personel yang siantaranya masih dinyatakan aktif bahkan

China juga mempunyai 1.200 pesawat tempur, 371 pesawat serang darat serta 327

helikopter tempur. Kita ketahui bahwa ekonomi merupakan salah satu sektor

kekuatan utama dari negara China. Ekonomi dari negeri tirai bambu hingga saat

ini sangatlah berkembang pesat sehingga menjadi ekonomi terbesar kedua di

dunia setelah Amerika Serikat sehingga hal tersebut dimanfaatkan untuk

meningkatkan kapabilitas militernya. Ekspansi militer China merupakan salah

satu kebijakan dari pertahanan nasional dengan terus melakukan modernisasi

militer agar untuk pemenuhan kebutuhan pertahanan diri1. Ekspansi militer yang

terus dilakukan China ini berhasil menyita perhatian seluruh dunia internasional

bahkan negara-negara anggota NATO.

North Atlantic Treaty Organization (NATO) merupakan sebuah organisasi

internasional yang bergerak di bidang keamanan di bagian atlantik utara dengan

tujuan untuk menjaga perdamaian serta keamanan anggotanya di bidang politik,

militer dan juga pertahanan untuk menghadapi ancaman apapun. NATO tidak
1
Aldrin Erwinsyah, ‘Pengaruh Modernisasi Militer China Terhadap Kebijakan Amerika Serikat Di
Asia Pasifik’, 2011.
hanya bergerak di dalam kawasan anggota negaranya saja namun bahkan

beraktivitas sampai di luar kawasan melalui kegiatan strategi out of area artinya

perluasan aktifitas di luar kawasan untuk menghadapi perkembangan negara-

negara dalam menjaga perdamaian di negara luar kawasan contohnya afganistan

dan libya. Akan tetapi kegiatan tersebut hanyalah alasan untuk melakukan

kepentingan lain dari para nggotanya karena ada beberapa anggota NATO yang

mempunyai kepentingan di negara-negara yang menjadi target kegiatan kegiatan

tersebut salah satunya Amerika Serikat2.

NATO menjadi organisasi internasional yang paling berpengaruh di dunia

khususnya di bidang militer. Oleh karena itu, dengan adanya kebangkitan militer

China yang semakin kuat ini menjadi tantang terbaru bagi NATO karena merasa

bahwa China bisa saja mengancam perdamaian internasional bahkan negara-

negara anggota NATO. Sehingga berdasarkan pemaparan diatas maka penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekspansi militer China sebagai tantang

baru bagi NATO dalam menjalankan prinsip dan tujuannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan keadaan China yang berusaha untuk meningkatkan militernya

sehingga menjadi tantangan terbaru bagi NATO, Maka bagaimanakahekspansi

militer China bisa mempengaruhi eksistensi NATO sebagai organisasi

internasional di bidang keamanan ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

2
Yeyen Margeyeni Sinapa, ‘Keterlibatan NATO Dalam Operasi Militer Yang Dipimpin Oleh
Amerika Serikat Di Afghanistan Masa Pemerintahan George W. Bush’, 2012, 50–63.
1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh ekspansi militer China sebagai tantangan

baru bagi NATO dalam menjalankan prinsip dan tujuannya.

2. Untuk memahami alasan NATO mewaspadai Ekspansi Militer yang

dilakukan China.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini bertujuan agar memberikan suatu

pengetahuan dan juga wawasan baru kepada semua orang, serta

dapat menjadi inspirasi penelitian selanjutnya, penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu informasi, manfaat

dan juga dapat dijadikan sebagai suatu referensi perihal ekspansi

militer China yang membawa pengaruh terhadap eksistensi NATO.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

sumbangsih atas pengetahuan yang signifikan, perihal ekspansi

militer yang dilakukan oleh China yang memberikan pengaruh

terhadap eksistensi NATO. Selain itu penelitian ini juga

diharapkan dapat dijadikan suatu gambaran atas pemahaman atas

kekhawatiran akan power dari sebuah organisasi internasional yang

menjadikan suatu negara sebagai ancaman terhadap eksistensinya.


1.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian Pertama adalah penelitian dari Mahda DewaAnta Prajayayang

berjudul Keterlibatan North Atlantic Treaty Organization (NATO) Dalam

Penyelesaian Konflik Non-Internasional Di LibyaKetika Penggulingan

Presiden Muammar KaddafiPenelitianini merupakan penelitian Yuridis

Normatif yang mengkaji, menganalisis serta mendiskripsikan tentang keterlibatan

NATO ketika melakukan intervensi kemanusiaan (Humanitarian Intervension)

berdasarkan Hukum Internasional yang dilihat menggunakan pendekatanStatuta

Approuch yang digunakan untuk menelaah semua peraturan-peraturan yang

berhubungan dengan isu hukum di bidang hukum internasional selain itu Mahda

juga menggunakan pendekatan Case Approach yang bertujuan untuk mengkaji

beberapa kasus sebagai referensi isu hukum.

Hasil penelitian Mahda Dewa Anta Prajaya tersebut menjelaskan bahwa

NATO melakukan intervensi di Libya atas perintah atau permohonan dari PBB

karena telah terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia di Libya. Terkait dengan

intervensi yng dilakukan oleh NATO sudah memenuhi kriteria dan syarat-syarat

mengenai intervensi sesuai dengan Bab VII pasal 39 Piagam PBB yang

mengatakan bahwa dunia internasional melalui DK PBB bisa melakukan

intervensi ketika terjadi pelanggaran HAM yang sangat berat terjadi di suatu

negara yang bisa menimbulkan ancaman mengenai perdamaian dan keamanan3.

3
Mahda Pradewa Anta Prajaya, ‘KETERLIBATAN NORTH ATLANTIC TREATY
ORGANIZATION (NATO) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK NON-INTERNASIONAL
DI LIBYA KETIKA PENGGULINGAN PRESIDEN MUAMMAR KADDAFI’, Artikel Ilmiah,
2012.
Persamaan penelitian dari Mahda Dewa Anta Prajaya dengan penelitian ini

yakni sama-sama membahas dan memperlihatkan mengenai eksistensi dari NATO

di luar kawasannya yang mana mereka menjadi representasi dari DK PBB untuk

menciptakan perdamaian di dunia.Akan tetapi, peneliatan dari Mahdadan

penelitian ini juga memilikiperbedaanyaitu penelitian Mahda Eksistensi NATO

dengan melakukan intervensi di luar kawasan negara anggotanya dalam kasus

yaitu Libya, sedangkan penelitian ini lebih berfokus pada China yang bisa

menjadi pengaruh dari Eksistensi NATO di negara lain yang bukan anggotanya

bahkan bisa menjadi pesaing yang kuat untuk mengalahkan kekuatan militer

NATO menggunakan pendekatan Studi Keamanan dan Teori Realisme.

Penelitian Keduaadalah penelitian dari Aldrin Erwinsyahyang berjudul

Pengaruh Modernisasi Militer China Terhadap Kebijakan Amerika Serikat

di Asia Pasifik.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analistis yang

menggambarkan mengenai kondisi dari modernisasi militer negara China tdan

kebijakan Amerika Serikat di Asia Pasifik. Dalam menggambarkan kondisi di

penelitian tersebut, Aldrin menggunakan pendekatan realis untuk memahami

strategi pertahanan dan militer china untuk menjaga kepentingan nasionalnya.

Hasil dari penelitian Aldrin Erwinsyahtersebut menjelaskan bahwa

peningkatan dari militer China menciptakan kekhawatiran dari Amerika Serikat

dan pertimbangan dari Amerika Serikat bahwa keinginan China yang ingin

menjadi negara adikuasa di bidang militer bisa menurunkan eksistensi dan

wibawanya di daerah kawasan Asia Timur. China sangat berambisi untuk

mempunyai Angkatan Bersenjata yang lebih modern dan kuat untuk menjadi
kekuatan pengungkit di ranah strategi serta politik baik kepentingan nasionalnya

maupun internasional4.

Persamaan dari penelitian Aldrin Erwinsyahdengan penelitian ini ialah sama-

sama membahas mengenai pengaruh ekspansi militer China. Akan tetapi, kedua

penelitian ini memiliki perbedaan yaitu penelitian Aldrin Erwinsyahlebih

memfokuskan kepada pengaruh kebangkitan militer China terhadap kebijakan

Amerika Serikat, sedangkan penelitian membahas pengaruh kebangkitan militer

China terhadap aliansi Amerika Serikat dalam hal ini NATO dengan

menggunakan pendekatan Studi Keamanan dan Teori Realisme.

Penelitian Ketiga adalah penelitian dari Yeyen Margeyeni Sinapayang

berjudul Keterlibatan NATO Dalam Operasi Militer Yang Dipimpin Oleh

Amerika Serikat Di Afghanistan Masa Pemerintahan George W.

Bush.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk

mendeskripsikanmengenai intervensiNATO di Afghanistan pada masa

pemerintahan George W.Bush. Dalam penelitiannya tersebut, Yeyen

menggunakan pendekatan organisasi internasional, aliansi dan juga keamanan

kolektif untuk menjawab rumusan masalah tersebut.

Hasil dari penelitian Yeyen Margeyeni Sinapatersebut menjelaskan mengenai

peralihan fungsi NATO dari pasca perang dingin dengan yang sekarang yaitu

dengan melibatkan diri di beberapa aksi salah satunya untuk melawan terorisme di

Afghanistan untuk pertama kalinya. NATO secara aktif menggunakan semua

kekuatan militernya dengan melakukan beberapa operasi militer yang

menggunakan teknologi yang canggih di daerah-daerah yang ada di Afghanistan.


4
Erwinsyah.
Hal tersebut membawa pengaruh baik secara positif maupun negatif sehingga bisa

memperlihatkan eksistensinya sebagai aliansi militer yang membawa pengaruh di

dunia5.

Persamaan penelitian Yeyen Margeyeni Sinapadengan penelitian ini ialah

sama-sama menjelaskan mengenai eksistensi NATO sebagai organisasi

internasional yang membawa pengaruh terhadap negara lain di luar kawasan

anggotanya. AdapunPerbedaankeduanyayaitu penelitian dari Yeyen Margeyeni

Sinapahanya berfokus kepada eksistensi dari NATO untuk melawan terorisme

dengan menggunakan pendekatan organisasi internasional, aliansi dan juga

keamanan kolektif sedangkan penelitian ini menjelaskan mengenai NATO yang

melakukan strategy out of area untuk menunjukan eksistensinya serta China yang

mempengaruhi eksistensi tersebut dengan menggunakan pendekatan Studi

Keamanan dan Teori Realisme.

Penelitian Keempat adalah penelitian dariRezki Satrisyang berjudul

Peningkatan Anggaran Persenjataan Militer China sebagai Bagian dari

Security Dilemma di Kawasan Asia Pasifik.Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif analisis yang melihat dan menggambarkan mengenai peningkatan

anggaran militer China. Penelitian Rezki Satris ini menggunakan mode

pendekatan Seciurity Dilemma.

Hasil dari penelitian Rezki Satris ini menjelaskan mengenai kemunculan

China dengan terus meningkatkan anggaran pertahanan dan keamanannya

menimbulkan perhatian dari negara-negara di dunia. Dilema keamanan yang

dirasakan oleh China yang membuat negaranya terus melakukan kemajuan


5
Sinapa.
selangkah lebih maju dari negara-negara yang dianggap menjadi saingannya dan

berpotensi sebagai ancaman6.

Persamaan penelitian dari Rezki Satris dengan penelitian ini ialah sama-sama

meneliti mengenai Ekspansi Militer China.Namun, penelitian dari Rezki Satris

dengan penelitian ini tentu saja memiliki Perbedaan yaitu penelitian tersebut

hanya menjelaskan mengenai peningkatan anggaran persenjataan militer China

dengan menggunakan pendekatan Security Dilema, sedangkan penelitian ini

memaparkan lebih luas mengenai ekspansi militer China dan pengaruhnya

terhadap dunia dan NATO pada khususnya.

Penelitian Kelima adalah penelitian dari Laode Muhamad Fathunyang

berjudul Pengaruh Peningkatan Kekuatan Militer Tiongkok Terhadap

Keamanan Stabilitas Regional Asia Timur.Penelitian tersebut merupakan

penelitian yang berbentuk deskriptif dengan tujuan untuk menjelaskan mengenai

alasan China yang selalu meningkatkan pengeluaran militer serta ancamannya

terhadap regionalisme di Asia Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan

realisme mengenai pentingnya kekuatan serta kekuasaan yang mana setiap negara

melakukan upayanya untuk pengembangan kekuatan agar tercapainya

kepentingan nasional.

Hasil dari penelitian Laode Muhamad Fathuntersebut menjelaskan bahwa

perkembangan serta peningkatan iliter yang dilakukan oleh China ini merupakan

sebuah dilemma keamanan dari masalalu. Hal yang menjadi dasar ialah beberapa

6
Rezki Satris, ‘Peningkatan Anggaran Persenjataan Militer China Sebagai Bagian Dari Security
Dilemma Di Kawasan Asia Pasifik Enhancement of China Budget Military Armament as Part of
the Security Dilemma in the Asia Pacific Region’, The POLITICS: Jurnal Magister Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin, 1.1 (2015), 95–104 <http://www.>.
negara yang pernah memiliki konflik dengan China baik sejak perang dunia

maupun perang di era kontemporer melakukan hal yang serupa. China juga

membangun aliansi militer dengan Rusia, Korea Utara serta Iran guna untuk

menyeimbangkan kekuatan militernya dengan negara bagian barat seperti Amerka

Serikat, Jepang, Korea Selatan bahkan Australia. Tindakan China tersebut pada

dasarnya juga berhubungan dengan kepentingan nasionalnya yang bersifat ideolog

serta kedaulatan7.

Persamaan penelitian dari Laode Muhamad Fathundengan penelitian ini ialah

sama-sama menganalisa mengenai peningkatan militer China sebagai bentuk dari

kepentingan nasionalnya. Perbedaann kedua penelitian ini ialah Laode yang

berfokus kepada pengaruh peningkatan militer China dengan negara didalam

kawasan regional sedangkan penelitian ini menjelaskan mengenai pengaruh

peningkatan militer China terhadap eksistensi dari organisasi aliansi militer yaitu

NATO dengan menggunakan pendekatan Studi Keamanan dan Teori Realisme.

Penelitian Keenamadalah penelitian dari M Najeri Al Syahrinyang berjudul

China versus Amerika Serikat: Interpretasi Rivalitas Keamanan Negara

Adidaya Di Kawasan Asia Pasifik. Penelitian tersebut merupakan penelitian

yang berbentuk deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan mengenai

makna isu rivalitas keamanan yang sedang berlangsung antara kedua negara

adidaya yaitu Amerika Serikat dan China di kawasan asia pasifik. Analisa

mengenai rivalitas keamanan keduanya yang sudah menjadi ritual lama dengan

model yang baru Analisa dari penelitian ini menggunakan penjelasan historis.

7
Laode Muhamad Fathun, ‘Pengaruh Peningkatan Kekuatan Militer Tiongkok Terhadap
Keamanan Stabilitas Regional Asia Timur’, The Politics, 2.2 (2016), 183–204.
Hasil dari penelitian M Najeri Al Syahrintersebut menjelaskan bahwa China

yang hadir dengan kekuatan yang besar ini menjadi tantangan terbaru bagi

Amerika Serikat dalam kepentingan ekonomi dan sektor perdagangan AS.

Penelitian Najeri juga memperlihatkan mengenai kebangkitan China yang muncul

sebagai ancaman kepentingan keamanan bagi AS namun China dan AS harus

mencari cara mengenai hubungan strategis antar keduanya agar tidak menciptakan

efek negatif dari stabilitas keamanan kawasan8.

Persamaan penelitian dari M Najeri Al Syahrindengan penelitian ini ialah

sama-sama menganalisa kebangkitan China yang berpengaruh terhadap salah satu

anggota NATO yakni Amerika Serikat. Perbedaan penelitian dari M Najeri Al

Syahrindengan penelitian ini ialah penelitian Wiwit Tri Rahayu yang hanya

membahas mengenai kebangkitan China di sektor ekonomi sedangkan penelitian

ini menjelaskan kebangkitan China si sektor militer dan pengaruhnya terhadap

eksistensi NATO dengan menggunakan pendekatan Studi Keamanan dan Teori

Realisme.

1.4.1 Tabel Posisi Penelitian

No Nama Penulis dan Metode dan Hasil Penelitian

Judul Konsep

1 “Keterlibatan North Yuridis Normatif NATO melakukan

Atlantic Treaty Pendekatan Statuta intervensi di Libya atas

Organization (NATO) Approuch dan Case perintah atau permohonan

8
Muhammad Najeri Al Syahrin, ‘China Versus Amerika Serikat: Interpretasi Rivalitas Keamanan
Negara Adidaya Di Kawasan Asia Pasifik’, Jurnal Global & Strategis, 12.1 (2018), 145
<https://doi.org/10.20473/jgs.12.1.2018.145-163>.
Dalam Penyelesaian Approach dari PBB karena telah

Konflik Non- terjadi pelanggaran Hak

Internasional Di Libya Asasi Manusia di Libya.

Ketika Penggulingan Terkait dengan intervensi

Presiden Muammar yng dilakukan oleh NATO

Kaddafi” sudah memenuhi kriteria

dan syarat-syarat

Oleh : Mahda Dewa mengenai intervensi sesuai

Anta Prajaya dengan Bab VII pasal 39

Piagam PBB yang

mengatakan bahwa dunia

internasional melalui DK

PBB bisa melakukan

intervensi ketika terjadi

pelanggaran HAM yang

sangat berat terjadi di

suatu negara yang bisa

menimbulkan ancaman

mengenai perdamaian dan

keamanan.

2 “Pengaruh Modernisasi Deskriptif analisis Peningkatan dari militer

Militer China Terhadap Pendekatan China menciptakan

Kebijakan Amerika Realisme kekhawatiran dari


Serikat di Asia Amerika Serikat dan

Pasifik.” pertimbangan dari

Oleh : Aldrin Amerika Serikat bahwa

Erwinsyah keinginan China yang

ingin menjadi negara

adikuasa di bidang militer

bisa menurunkan

eksistensi dan wibawanya

di daerah kawasan Asia

Timur. China sangat

berambisi untuk

mempunyai Angkatan

Bersenjata yang lebih

modern dan kuat untuk

menjadi kekuatan

pengungkit di ranah

strategi serta politik baik

kepentingan nasionalnya

maupun internasional.

3 “Keterlibatan NATO Deskriptif kualitatif Peralihan fungsi NATO

Dalam Operasi Militer Pendekatan dari pasca perang dingin

Yang Dipimpin Oleh organisasi dengan yang sekarang

Amerika Serikat Di internasional, yaitu dengan melibatkan


Afghanistan Masa aliansi dan diri di beberapa aksi salah

Pemerintahan George keamanan kolektif satunya untuk melawan

W. Bush.” terorisme di Afghanistan

untuk pertama kalinya.

Oleh: Yeyen NATO secara aktif

Margeyeni Sinapa menggunakan semua

kekuatan militernya

dengan melakukan

beberapa operasi militer

yang menggunakan

teknologi yang canggih di

daerah-daerah yang ada di

Afghanistan. Hal tersebut

membawa pengaruh baik

secara positif maupun

negatif sehingga bisa

memperlihatkan

eksistensinya sebagai

aliansi militer yang

membawa pengaruh di

dunia.

4 “Peningkatan Deskriptif analisis Kemunculan China dengan

Anggaran Persenjataan Pendekatan terus meningkatkan


Militer China sebagai Security Dilemma anggaran pertahanan dan

Bagian dari Security keamanannya

Dilemma di Kawasan menimbulkan perhatian

Asia Pasifik.” dari negara-negara di

dunia. Dilema keamanan

Oleh: Rezki Satris yang dirasakan oleh China

yang membuat negaranya

terus melakukan kemajuan

selangkah lebih maju dari

negara-negara yang

dianggap menjadi

saingannya dan berpotensi

sebagai ancaman.

5 “Pengaruh Deskriptif, Perkembangan serta

Peningkatan Kekuatan Pendekatan peningkatan iliter yang

Militer Tiongkok Realisme dilakukan oleh China ini

Terhadap Keamanan merupakan sebuah

Stabilitas Regional dilemma keamanan dari

Asia Timur.” masalalu. Hal yang

menjadi dasar ialah

Oleh: Laode beberapa negara yang

Muhamad Fathun pernah memiliki konflik

dengan China baik sejak


perang dunia maupun

perang di era kontemporer

melakukan hal yang

serupa. China juga

membangun aliansi militer

dengan Rusia, Korea Utara

serta Iran guna untuk

menyeimbangkan

kekuatan militernya

dengan negara bagian

barat seperti Amerka

Serikat, Jepang, Korea

Selatan bahkan Australia.

Tindakan China tersebut

pada dasarnya juga

berhubungan dengan

kepentingan nasionalnya

yang bersifat ideolog serta

kedaulatan.

6 “China versus Amerika deskriptif kualitatif China yang hadir dengan

Serikat: Interpretasi kekuatan yang besar ini

Rivalitas Keamanan menjadi tantangan terbaru

Negara Adidaya Di bagi Amerika Serikat


Kawasan Asia Pasifik.” dalam kepentingan

ekonomi dan sektor

Oleh: M Najeri Al perdagangan AS.

Syahrin Penelitian Najeri juga

memperlihatkan mengenai

kebangkitan China yang

muncul sebagai ancaman

kepentingan keamanan

bagi AS namun China dan

AS harus mencari cara

mengenaihubungan

strategis antar keduanya

agar tidak menciptakan

efek negatif dari stabilitas

keamanan kawasan.

1.5 Kerangka Teori Dan Konsep/Pendekatan

1.5.1 Pendekatan Studi Keamanan

Melalui pendekatan tradisional berdasarkan mazhab realisme mengatakan

bahwa konsep dari keamanan ialah suatu keadaan yang terbebas dari berbagai

ancaman militer atau juga keadaan suatu neagara untuk mampu memberikan

perlindungan terhadap negaranya dari berbagai serangan militer yang datang dari
lingkungan eksternal sehingga kapabilitas suatu negara dalam upaya untuk

mempertahanan diri ialah suatu keharusan. Secara tradisional tersebut,

membuktikan bahwa konsep keamanan sebenarnya hanya bersifat ancaman

militer saja dan fokusnya hanya kepada aktor negara. Seiring dengan

perkembangannya jaman, Barry Buzan yang merupakan tokoh penggerak

pendekatan studi keamanan memberikan pemahaman yang lebih luas lagi

mengenai konsep keamanan ia mengatakan bahwa keamanan tidak hanya meliputi

aspek militer dan negara akan tetapi juga meliputi aspek non-militer serta

melibatkan aktor non-negara. Di dalam bukunya yang berjudul “Peoples, States,

and Fear”, Buzer melakukan pembagian terhadap sektor keamanan ke dalam lima

bidang yang terdiri dari militer, politik, lingkungan, ekonomi, dan sosial.

Berdasarkan pendekatan tersebut membuktikan bahwa sektor militer hanya

merupakan salah satu yang penting dari konsep keamanan. Kemudian, konsep

keamanan yang lebih luas serta menyeluruh itu akan dipengaruhi oleh bidang

politik,ekonomi, sosial dan lingkungan baik dari aktor individu, nasional, regional

bahkan global.Konsep studi keamanan yang sudah diperbarui ini, menjelaskan

bahwa sumber ancaman yang datang tidak hanya bersifat militer akan tetapi bisa

juga sekaligus ancamannya bersifat militer bahkan non-militer. Bidang ekonomi

harus menjadi aspek politik untuk bisa bisa memiliki pengaruh negatif ataupun

positif terhadap keamanan yang kemudian akan mempengaruhi sektor militer

begitu juga sebaliknya aspek militer akan mempunyai pengaruh bahkan dampak

kepada sektor-sektor lainnya9.

9
Anak agung banyu Perwita, ‘Dinamika Keamanan Dalam Hubungan Internasional Dan
Implikasinya Bagi Indonesoa’, 2008, 3.
Seperti halnya dalam kasus penelitian ini, ketika melakukan berdasarkan

kacamata dari studi keamanan ini yang mana China yang memiliki perekonomian

yang sangat kuat sehingga merubah keputusan politiknya untuk melakukan

peningkatan terhadap kapabilitas militernya dan begitupun sebaliknya keputusan

politik China dalam memperkuat kapabilitas militernya bisa meperoleh sumber

ekonomi yang lebih besar lagi dari sebelumnya. Hal tersebut membuktikan bahwa

China mengorbankan seluruh anggarannya pada sektor militer untuk memperoleh

anggaran yang lebih besar lagi dari modal yang telah dia keluarkan dalam hal ini

melakukan ekspansi militernya.

1.5.2 Teori Realisme

Teori Realisme merupakan salah satu perspektif teori yang berkembang

dalam studi Hubungan Internasional yang menggunakan pertimbangann politik

dan power secara nyata dan otonom serta menempatkannya sebagai asumsi

dasarnya. Realisme juga menjadikan negara sebagai unitary actor serta aktor yang

paling dominan dalam politik internasional. Alasan dari negara dijadikan sebagai

aktor utama dalam dunia internasional ialah karena negara menjadi entitas politik

yang memiliki wewenang,otoritas dan kedaulatan yang pastinya tidak ada di

aktor-aktor internasional lainnya. Akibatnya, hanya negaralah yang bisa

mempunyai hak untuk menentukan kebijakan politik yang berpengaruh dalam

Dunia Internasional. Realisme bukan berarti tidak menyadari keberadaan aktor

non-negara seperti organisasi internasional,individu,dan lainnya. Realisme

beranggapan bahwa peran dari aktor-aktor non negara tersebut memang penting

akan tetapi hingga akhir negaralah yang memutuskan. Kepentingan nasional


terutama keamanan nasional dan survival menjadi gerakan yang rasional dalam

perilaku negara ketika interaksi Hubungan Internasional terjadi. Dalam

mewujudkan kepentingan tersebut, Realisme beranggapan bahwa negara harus

bisa menggunakan dan mencapai lebih banyak power dikarenakan hanya

kapabilitas dari powerlah yang bisa memutuskan negara dalam tindakan

pertimbangan power yang bersifat politik.

Keinginan umum yang dimiliki oleh negara dalam persaingan antarnegara

menurut Realisme ialah keinginan untuk memperoleh power yang maksimum.

Persaingan antarnegara terjadi diakibatkan oleh kurangnya sumber daya serta

pihak yang netral diantara persaingan tersebut, oleh karena itu setiap negara harus

bisa menjadi yang paling kuat dengan cara memperkuat kapabilitas ekonomi dan

militernya. Ekonomi dan militer memiliki keterkaitan dan pengaruh antar satu

sama lain secara timbal balik sehingga Realisme memberikan penekanan akan

pentingnya kapabilitas material ekonomi dan militer10.

Sistem internasional menurut Realisme yaitu bersifat anarkis artinya tidak

ada otoritas di atas negara yang bisa memaksakan kehendaknya pada negara.

Entitas-entitas yang lain dianggap tidak terlalu penting, misal lembaga suprasional

yaitu PBB dan NATO yang berdasarkan kaum realis mereka tidak akan mampu

memaksakan kehendaknya pada negara namun sebaliknya mereka dijadikan

sebagai alat kepentingan bagi negara. Berdasarkan konsep sistem internasional

Realisme bisa menjelaskan bahwa NATO digunakan sebagai alat kepentingan

10
Vinsensio Dugis, Teori Hubungan Internasional Perspektif-Perspektif Klasik, Neorealisme, 2018
<https://www.researchgate.net/profile/Vinsensio_Dugis/publication/
321709080_Teori_Hubungan_Internasional_Perspektif-Perspektif_Klasik/links/
5a2c36a00f7e9b63e53adfed/Teori-Hubungan-Internasional-Perspektif-Perspektif-Klasik.pdf>.
negara-negara anggotanya untuk menjadikan Ekspansi Milier China sebagai

sebuah tantangan terbaru bagi NATO yang bisa mempengaruhi eksistensinya

sebagai aliansi militer terkuat di dunia. Mereka merasa khawatir bahwa China

akan mampu menyaingi mereka sehingga kepentingan mereka di beberapa negara

di luar kawasan menjadi terhalang salah satu contohnya persaingan Amerika

Serikat dan China di Laut Cina Selatan.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif yaitu menjelaskan, menganalisis, dan menginterpretasi mengenai

Ekspansi Militer China yang membawa pengaruhnya terhadapp Eksistensi NATO

sebagai aliansi militer terkuat di dunia. Metode penelitian deskriptif juga

merupakan metode yang berfokus terhadap pengamatan yang lebih mendalam.

1.6.2 Metode Analisis

Metode analisis kualitatif dalam penelitian digunakan agar bisa

menciptakan kajian terhadap suatu fenomena yang lebih komprehensif. Metode

kualitatif ini lebih memberikan penekanan terhadap pengamatan fenomena dan

lebih meneliti ke subtansi makna dari fenomena tersebut. Analisis serta ketajaman

penelitian kualitatif begitu berpengaruh terhadap kekuatan kata serta kalimat yang

digunakan.

1.6.3 Tingkat Analisa


Penulis menggunakan Analisa Data Kualitatif yakni dengan cara bekerja

menggunakan data, mengorganisir data, memilahnya menjadi satu kesatuan yang

bisa dikelola, mencari serta mendapatkan pola, mendapatkan apa yang penting

serta yang dipelajari,dan juga menetapkan bagian-bagian penting untuk

diceritakan kepada orang lain.Penulis juga menggunakan Proses analisa data

kualitatif menurut Siddel yaitu dengan cara membuat catatan dengan memberi

kode kepada sumber datanya sehingga masih bisa untuk ditelusuri.

Mengumpulkan, Mengelompokkan, Memilah-memilah, membuat indeks, serta

membuat ikhtisarnya. Berpikir untuk membuat kategori data yang lebih

bermakna, mencari serta menentukan pola, hubungan, dan menentukan temuan-

temuan umum.

1.6.4 Variabel Penelitian Teknik Pengumpulan Data

Agar mempermudah penelitian ini, maka penulis meletakkan unit

eksplanasi dan unit analisis sesuai dengan posisinya masing-masing. Unit analisis

dalam penelitian ini ialah Eksistensi NATO sebagai organisasi aliansi Atlantik

Utara. Unit eksplanasinya Pengaruh Ekspansi Militer China sebagai kekuatan

militer baru. Unit analisis disini dianggap sebagai variabel dependen, sedangkan

unit eksplanasinya yaitu sebagai variabel independen. Level analisisnya adalah

organisasi internasional dan unit eksplanasinya adalah negara sehingga hubungan

keduanya dalam penelitian adalah induksionis karena Unit Analisa memiliki

Tingkat atau kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan unit Eksplanasi. Untuk

keperluan penelitian, peneliti memakai teknik pengumpulan data melalui studi

kepustakaan yang sudah diklasifikasikan serta dikumpulkan dari sejumlah bahan-


bahan tertulis dari berbagai sumber jurnal, artikel, serta internet. Data yang

dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi dokumen-

dokumen baik jurnal, maupun sumber lainnya yang terkait langsung dengan

Ekspansi Militer China Membawa Pengaruh Terhadap Eksistensi NATO Sebagai

Organisasi Aliansi Militer Atlantik Utara. Sementara data sekunder berisikan

data-data penunjang untuk memperkaya analisis penelitian ini.Penelitian ini juga

menggunakan Teknik Pengumpulan data yaknii Teknik Observasi yaitu teknik

pengumpulan data yang bersifat non verbal, dengan menggunakan indera visual.

Penelitian ini lebih menekankan kepada proses interaksi sosial sehingga

objektifitas dari data ditentukan oleh derajat intimitas peneliti dan subjek

penelitiannya.Peneliti menggunakan teknik observasi yang tertutup yakni dengan

cara menganalisis suatu kejadian yang benar-benar terjadi sesuai dengan data

yang telah didapatkan peneliti. Penelitian seperti ini juga memerlukan fakta dan

data yang akurat sehingga mendukung proses penelitian. Diskusi dan perdebatan

antar sesama teman juga bisa menjadi masukan untuk perkembangan penelitian,

pengalaman yang terjadi di dalam negeri juga bisa menjadi acuan dalam

penelitian pada kasus ini.

1.6.5 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah dan memperjelas penelitan maka pada penulisan ini

diperlukan adanya Batasan materi dan Batasan waktu.

a. Batasan Materi
Batasan materi pada penelitian ini adalah pengaruh dari Ekspansi Militer

China terhadap Eksistensi NATO sebagai organisasi keamanan Atlantik Utara.

Sehingga penelitian hanya berfokus pada kebangkitan militer China yang bisa

mempengaruhi eksistensi NATO di global.

b. Batasan Waktu

Batasan waktu pada penelitian ini adalah pada awal mula China muncul

dengan strategi militer yang lebih baru yakni pada tahun 2019-2021 dimana

terjadinya pertemuan KTT NATO yang salah satu pembahasannya mengenai

kebangkitan militer China.

1.6.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Untuk keperluan penelitian, peneliti memakai teknik pengumpulan data

melalui studi kepustakaan yang sudah diklasifikasikan serta dikumpulkan dari

sejumlah bahan-bahan tertulis dari berbagai sumber jurnal, artikel, serta internet.

Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi

dokumen-dokumen baik jurnal, maupun sumber lainnya yang terkait langsung

dengan Ekspansi Militer China Membawa Pengaruh Terhadap Eksistensi NATO

Sebagai Organisasi Aliansi Militer Atlantik Utara. Sementara data sekunder

berisikan data-data penunjang untuk memperkaya analisis penelitian ini.Penelitian

ini juga menggunakan Teknik Pengumpulan data yakni Teknik Observasi yaitu

teknik pengumpulan data yang bersifat non verbal, dengan menggunakan indera

visual. Penelitian ini lebih menekankan kepada proses interaksi sosial sehingga
objektifitas dari data ditentukan oleh derajat intimitas peneliti dan subjek

penelitiannya.

1.7 Hipotesa

Hipotesa dari penelitian ini ialah NATO mewaspadai kekuatan baru dari

China mampu mempengaruhi kestabilan keamanan internasional dan mengancam

keamanan dari negara-negara-negara anggota NATO. Bahkan China bisa menjadi

tantangan baru bagi NATO untuk menjadi kekuatan militer terkuat di

Dunia.Peningkatan anggaran militer China setiap tahunnya semakin membuat

beberapa negara menjadi waspada padahal alasan dari peningkatan tersebut

hanyalah untuk pertahanan nasional saja akan tetapi muncul kebingungan dari

para anggota NATO bahwa China hanya negara yang fokus utamanya adalah

ekonomi kemudian tiba-tiba beralih untuk lebih meningkatkan militernya sampai

menjadi negara ke-3 militer terkuat di dunia.

China mulai menunjukan kekuatan militernya dengan membangun

persenjataan rudal jarak jauh bahkan mencapai wilayah Eropa dan Amerika

Serikat yang merupakan anggota dari NATO. Hal inilah yang membuat NATO

lebih serius menanggapi ekspansi militer dari China sehingga pada KTT NATO

mereka akan membuat perumusan sikap anggota NATO dalam pendekatan

dengan China dengan alasan untuk melindungi kepentingan dunia. Hal tersebut

terlihat jelas bahwasanya NATO khawatir posisinya bisa digantikan oleh China

yang lebih meningkatkan kekuatan militer dan bisa mengganti posisi anggota

negaranya untuk menjadi negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia.


1.8 Outline

1.8.1 Latar Belakang

1.8.2 Rumusan Masalah

1.8.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.8.4 Penelitian Terdahulu

1.8.5 Teori/Konsep

1.8.6 Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

b. Metode Analisis

c. Tingkat Analisa

d. Variabel Penelitian

e. Ruang Lingkup Penelitian meliputi Batasan Waktu dan Batasan

Materi

f. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1.8.7 Hipotesa

1.8.8 Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Erwinsyah, Aldrin, ‘Pengaruh Modernisasi Militer China Terhadap Kebijakan

Amerika Serikat Di Asia Pasifik’, 2011

Fathun, Laode Muhamad, ‘Pengaruh Peningkatan Kekuatan Militer Tiongkok

Terhadap Keamanan Stabilitas Regional Asia Timur’, The Politics, 2.2


(2016), 183–204

Perwita, Anak agung banyu, ‘Dinamika Keamanan Dalam Hubungan

Internasional Dan Implikasinya Bagi Indonesoa’, 2008, 3

Prajaya, Mahda Pradewa Anta, ‘KETERLIBATAN NORTH ATLANTIC

TREATY ORGANIZATION (NATO) DALAM PENYELESAIAN

KONFLIK NON-INTERNASIONAL DI LIBYA KETIKA

PENGGULINGAN PRESIDEN MUAMMAR KADDAFI’, Artikel Ilmiah,

2012

Satris, Rezki, ‘Peningkatan Anggaran Persenjataan Militer China Sebagai Bagian

Dari Security Dilemma Di Kawasan Asia Pasifik Enhancement of China

Budget Military Armament as Part of the Security Dilemma in the Asia

Pacific Region’, The POLITICS: Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas

Hasanuddin, 1.1 (2015), 95–104 <http://www.>

Sinapa, Yeyen Margeyeni, ‘Keterlibatan NATO Dalam Operasi Militer Yang

Dipimpin Oleh Amerika Serikat Di Afghanistan Masa Pemerintahan George

W. Bush’, 2012, 50–63

Al Syahrin, Muhammad Najeri, ‘China Versus Amerika Serikat: Interpretasi

Rivalitas Keamanan Negara Adidaya Di Kawasan Asia Pasifik’, Jurnal

Global & Strategis, 12.1 (2018), 145

<https://doi.org/10.20473/jgs.12.1.2018.145-163>

Vinsensio Dugis, Teori Hubungan Internasional Perspektif-Perspektif Klasik,


Neorealisme, 2018

<https://www.researchgate.net/profile/Vinsensio_Dugis/publication/

321709080_Teori_Hubungan_Internasional_Perspektif-Perspektif_Klasik/

links/5a2c36a00f7e9b63e53adfed/Teori-Hubungan-Internasional-Perspektif-

Perspektif-Klasik.pdf>

Anda mungkin juga menyukai