Disusun Oleh :
A’qilatul Badliyah
(201910360311245)
2021
BAB I
PENDAHULUAN
politik internasional begitu juga dengan China yang saat ini merupakan salah satu
negara di Asia yang berhasil menduduki posisi ke-3 sebagai negara yang memiliki
kekuatan militer terkuat di dunia. China mempunyai 2.695.000 total dari personel
militer serta 2.185.000 personel yang siantaranya masih dinyatakan aktif bahkan
China juga mempunyai 1.200 pesawat tempur, 371 pesawat serang darat serta 327
helikopter tempur. Kita ketahui bahwa ekonomi merupakan salah satu sektor
kekuatan utama dari negara China. Ekonomi dari negeri tirai bambu hingga saat
militer agar untuk pemenuhan kebutuhan pertahanan diri1. Ekspansi militer yang
terus dilakukan China ini berhasil menyita perhatian seluruh dunia internasional
militer dan juga pertahanan untuk menghadapi ancaman apapun. NATO tidak
1
Aldrin Erwinsyah, ‘Pengaruh Modernisasi Militer China Terhadap Kebijakan Amerika Serikat Di
Asia Pasifik’, 2011.
hanya bergerak di dalam kawasan anggota negaranya saja namun bahkan
beraktivitas sampai di luar kawasan melalui kegiatan strategi out of area artinya
dan libya. Akan tetapi kegiatan tersebut hanyalah alasan untuk melakukan
kepentingan lain dari para nggotanya karena ada beberapa anggota NATO yang
khususnya di bidang militer. Oleh karena itu, dengan adanya kebangkitan militer
China yang semakin kuat ini menjadi tantang terbaru bagi NATO karena merasa
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekspansi militer China sebagai tantang
2
Yeyen Margeyeni Sinapa, ‘Keterlibatan NATO Dalam Operasi Militer Yang Dipimpin Oleh
Amerika Serikat Di Afghanistan Masa Pemerintahan George W. Bush’, 2012, 50–63.
1.3.1 Tujuan Penelitian
dilakukan China.
berhubungan dengan isu hukum di bidang hukum internasional selain itu Mahda
NATO melakukan intervensi di Libya atas perintah atau permohonan dari PBB
karena telah terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia di Libya. Terkait dengan
intervensi yng dilakukan oleh NATO sudah memenuhi kriteria dan syarat-syarat
mengenai intervensi sesuai dengan Bab VII pasal 39 Piagam PBB yang
intervensi ketika terjadi pelanggaran HAM yang sangat berat terjadi di suatu
3
Mahda Pradewa Anta Prajaya, ‘KETERLIBATAN NORTH ATLANTIC TREATY
ORGANIZATION (NATO) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK NON-INTERNASIONAL
DI LIBYA KETIKA PENGGULINGAN PRESIDEN MUAMMAR KADDAFI’, Artikel Ilmiah,
2012.
Persamaan penelitian dari Mahda Dewa Anta Prajaya dengan penelitian ini
di luar kawasannya yang mana mereka menjadi representasi dari DK PBB untuk
yaitu Libya, sedangkan penelitian ini lebih berfokus pada China yang bisa
menjadi pengaruh dari Eksistensi NATO di negara lain yang bukan anggotanya
bahkan bisa menjadi pesaing yang kuat untuk mengalahkan kekuatan militer
dan pertimbangan dari Amerika Serikat bahwa keinginan China yang ingin
mempunyai Angkatan Bersenjata yang lebih modern dan kuat untuk menjadi
kekuatan pengungkit di ranah strategi serta politik baik kepentingan nasionalnya
maupun internasional4.
sama membahas mengenai pengaruh ekspansi militer China. Akan tetapi, kedua
China terhadap aliansi Amerika Serikat dalam hal ini NATO dengan
peralihan fungsi NATO dari pasca perang dingin dengan yang sekarang yaitu
dengan melibatkan diri di beberapa aksi salah satunya untuk melawan terorisme di
dunia5.
melakukan strategy out of area untuk menunjukan eksistensinya serta China yang
Persamaan penelitian dari Rezki Satris dengan penelitian ini ialah sama-sama
dengan penelitian ini tentu saja memiliki Perbedaan yaitu penelitian tersebut
realisme mengenai pentingnya kekuatan serta kekuasaan yang mana setiap negara
kepentingan nasional.
perkembangan serta peningkatan iliter yang dilakukan oleh China ini merupakan
sebuah dilemma keamanan dari masalalu. Hal yang menjadi dasar ialah beberapa
6
Rezki Satris, ‘Peningkatan Anggaran Persenjataan Militer China Sebagai Bagian Dari Security
Dilemma Di Kawasan Asia Pasifik Enhancement of China Budget Military Armament as Part of
the Security Dilemma in the Asia Pacific Region’, The POLITICS: Jurnal Magister Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin, 1.1 (2015), 95–104 <http://www.>.
negara yang pernah memiliki konflik dengan China baik sejak perang dunia
maupun perang di era kontemporer melakukan hal yang serupa. China juga
membangun aliansi militer dengan Rusia, Korea Utara serta Iran guna untuk
Serikat, Jepang, Korea Selatan bahkan Australia. Tindakan China tersebut pada
serta kedaulatan7.
peningkatan militer China terhadap eksistensi dari organisasi aliansi militer yaitu
makna isu rivalitas keamanan yang sedang berlangsung antara kedua negara
adidaya yaitu Amerika Serikat dan China di kawasan asia pasifik. Analisa
mengenai rivalitas keamanan keduanya yang sudah menjadi ritual lama dengan
model yang baru Analisa dari penelitian ini menggunakan penjelasan historis.
7
Laode Muhamad Fathun, ‘Pengaruh Peningkatan Kekuatan Militer Tiongkok Terhadap
Keamanan Stabilitas Regional Asia Timur’, The Politics, 2.2 (2016), 183–204.
Hasil dari penelitian M Najeri Al Syahrintersebut menjelaskan bahwa China
yang hadir dengan kekuatan yang besar ini menjadi tantangan terbaru bagi
mencari cara mengenai hubungan strategis antar keduanya agar tidak menciptakan
Syahrindengan penelitian ini ialah penelitian Wiwit Tri Rahayu yang hanya
Realisme.
Judul Konsep
8
Muhammad Najeri Al Syahrin, ‘China Versus Amerika Serikat: Interpretasi Rivalitas Keamanan
Negara Adidaya Di Kawasan Asia Pasifik’, Jurnal Global & Strategis, 12.1 (2018), 145
<https://doi.org/10.20473/jgs.12.1.2018.145-163>.
Dalam Penyelesaian Approach dari PBB karena telah
dan syarat-syarat
internasional melalui DK
menimbulkan ancaman
keamanan.
bisa menurunkan
berambisi untuk
mempunyai Angkatan
menjadi kekuatan
pengungkit di ranah
kepentingan nasionalnya
maupun internasional.
kekuatan militernya
dengan melakukan
yang menggunakan
memperlihatkan
eksistensinya sebagai
membawa pengaruh di
dunia.
negara-negara yang
dianggap menjadi
sebagai ancaman.
menyeimbangkan
kekuatan militernya
berhubungan dengan
kepentingan nasionalnya
kedaulatan.
memperlihatkan mengenai
kepentingan keamanan
mengenaihubungan
keamanan kawasan.
bahwa konsep dari keamanan ialah suatu keadaan yang terbebas dari berbagai
ancaman militer atau juga keadaan suatu neagara untuk mampu memberikan
perlindungan terhadap negaranya dari berbagai serangan militer yang datang dari
lingkungan eksternal sehingga kapabilitas suatu negara dalam upaya untuk
militer saja dan fokusnya hanya kepada aktor negara. Seiring dengan
aspek militer dan negara akan tetapi juga meliputi aspek non-militer serta
and Fear”, Buzer melakukan pembagian terhadap sektor keamanan ke dalam lima
bidang yang terdiri dari militer, politik, lingkungan, ekonomi, dan sosial.
merupakan salah satu yang penting dari konsep keamanan. Kemudian, konsep
keamanan yang lebih luas serta menyeluruh itu akan dipengaruhi oleh bidang
politik,ekonomi, sosial dan lingkungan baik dari aktor individu, nasional, regional
bahwa sumber ancaman yang datang tidak hanya bersifat militer akan tetapi bisa
harus menjadi aspek politik untuk bisa bisa memiliki pengaruh negatif ataupun
begitu juga sebaliknya aspek militer akan mempunyai pengaruh bahkan dampak
9
Anak agung banyu Perwita, ‘Dinamika Keamanan Dalam Hubungan Internasional Dan
Implikasinya Bagi Indonesoa’, 2008, 3.
Seperti halnya dalam kasus penelitian ini, ketika melakukan berdasarkan
kacamata dari studi keamanan ini yang mana China yang memiliki perekonomian
ekonomi yang lebih besar lagi dari sebelumnya. Hal tersebut membuktikan bahwa
anggaran yang lebih besar lagi dari modal yang telah dia keluarkan dalam hal ini
dan power secara nyata dan otonom serta menempatkannya sebagai asumsi
dasarnya. Realisme juga menjadikan negara sebagai unitary actor serta aktor yang
paling dominan dalam politik internasional. Alasan dari negara dijadikan sebagai
aktor utama dalam dunia internasional ialah karena negara menjadi entitas politik
beranggapan bahwa peran dari aktor-aktor non negara tersebut memang penting
pihak yang netral diantara persaingan tersebut, oleh karena itu setiap negara harus
bisa menjadi yang paling kuat dengan cara memperkuat kapabilitas ekonomi dan
militernya. Ekonomi dan militer memiliki keterkaitan dan pengaruh antar satu
sama lain secara timbal balik sehingga Realisme memberikan penekanan akan
ada otoritas di atas negara yang bisa memaksakan kehendaknya pada negara.
Entitas-entitas yang lain dianggap tidak terlalu penting, misal lembaga suprasional
yaitu PBB dan NATO yang berdasarkan kaum realis mereka tidak akan mampu
10
Vinsensio Dugis, Teori Hubungan Internasional Perspektif-Perspektif Klasik, Neorealisme, 2018
<https://www.researchgate.net/profile/Vinsensio_Dugis/publication/
321709080_Teori_Hubungan_Internasional_Perspektif-Perspektif_Klasik/links/
5a2c36a00f7e9b63e53adfed/Teori-Hubungan-Internasional-Perspektif-Perspektif-Klasik.pdf>.
negara-negara anggotanya untuk menjadikan Ekspansi Milier China sebagai
sebagai aliansi militer terkuat di dunia. Mereka merasa khawatir bahwa China
lebih meneliti ke subtansi makna dari fenomena tersebut. Analisis serta ketajaman
penelitian kualitatif begitu berpengaruh terhadap kekuatan kata serta kalimat yang
digunakan.
bisa dikelola, mencari serta mendapatkan pola, mendapatkan apa yang penting
kualitatif menurut Siddel yaitu dengan cara membuat catatan dengan memberi
temuan umum.
eksplanasi dan unit analisis sesuai dengan posisinya masing-masing. Unit analisis
dalam penelitian ini ialah Eksistensi NATO sebagai organisasi aliansi Atlantik
militer baru. Unit analisis disini dianggap sebagai variabel dependen, sedangkan
Tingkat atau kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan unit Eksplanasi. Untuk
dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi dokumen-
dokumen baik jurnal, maupun sumber lainnya yang terkait langsung dengan
pengumpulan data yang bersifat non verbal, dengan menggunakan indera visual.
objektifitas dari data ditentukan oleh derajat intimitas peneliti dan subjek
cara menganalisis suatu kejadian yang benar-benar terjadi sesuai dengan data
yang telah didapatkan peneliti. Penelitian seperti ini juga memerlukan fakta dan
data yang akurat sehingga mendukung proses penelitian. Diskusi dan perdebatan
antar sesama teman juga bisa menjadi masukan untuk perkembangan penelitian,
pengalaman yang terjadi di dalam negeri juga bisa menjadi acuan dalam
a. Batasan Materi
Batasan materi pada penelitian ini adalah pengaruh dari Ekspansi Militer
Sehingga penelitian hanya berfokus pada kebangkitan militer China yang bisa
b. Batasan Waktu
Batasan waktu pada penelitian ini adalah pada awal mula China muncul
dengan strategi militer yang lebih baru yakni pada tahun 2019-2021 dimana
sejumlah bahan-bahan tertulis dari berbagai sumber jurnal, artikel, serta internet.
Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi
ini juga menggunakan Teknik Pengumpulan data yakni Teknik Observasi yaitu
teknik pengumpulan data yang bersifat non verbal, dengan menggunakan indera
visual. Penelitian ini lebih menekankan kepada proses interaksi sosial sehingga
objektifitas dari data ditentukan oleh derajat intimitas peneliti dan subjek
penelitiannya.
1.7 Hipotesa
Hipotesa dari penelitian ini ialah NATO mewaspadai kekuatan baru dari
hanyalah untuk pertahanan nasional saja akan tetapi muncul kebingungan dari
para anggota NATO bahwa China hanya negara yang fokus utamanya adalah
persenjataan rudal jarak jauh bahkan mencapai wilayah Eropa dan Amerika
Serikat yang merupakan anggota dari NATO. Hal inilah yang membuat NATO
lebih serius menanggapi ekspansi militer dari China sehingga pada KTT NATO
dengan China dengan alasan untuk melindungi kepentingan dunia. Hal tersebut
terlihat jelas bahwasanya NATO khawatir posisinya bisa digantikan oleh China
yang lebih meningkatkan kekuatan militer dan bisa mengganti posisi anggota
1.8.5 Teori/Konsep
a. Jenis Penelitian
b. Metode Analisis
c. Tingkat Analisa
d. Variabel Penelitian
Materi
1.8.7 Hipotesa
DAFTAR PUSTAKA
2012
<https://doi.org/10.20473/jgs.12.1.2018.145-163>
<https://www.researchgate.net/profile/Vinsensio_Dugis/publication/
321709080_Teori_Hubungan_Internasional_Perspektif-Perspektif_Klasik/
links/5a2c36a00f7e9b63e53adfed/Teori-Hubungan-Internasional-Perspektif-
Perspektif-Klasik.pdf>