Anda di halaman 1dari 2

FENOMENA PEBISNIS MUDA DI

INDONESIA
Semakin berkembangnya zaman membuat banyak sekali perubahan yang terjadi di masyarakat
baik dari segi kultur, teknologi, perilaku dan lainnya. Hal ini juga memaksa perekonomian di
setiap negara harus terus tumbuh untuk menjaga kestabilan negara dan bangsa. Dari tekanan ini,
muncul lah bisnis yang menjadi penopang ekonomi di berbagai negara, karena sektor
ini memang mendominasi dalam menyumbangkan pendapatan bagi suatu negara.

Maka dari itu, tidak mengherankan ketika muncul paradigma bahwa bisnis adalah satu-satunya
jalan bagaimana seseorang dapat menjadi kaya raya, tetapi tetap bisa berkontribusi untuk
pembangunan negara. Paradigma ini muncul disebabkan juga oleh pelaku-pelaku bisnis yang
mempunyai jiwa entrepreneurship dan selalu menyampaikan semangat kepada masyarakat lewat
seminar dan temu wicara bahwa bisnis merupakan cara eksklusif untuk membantu banyak orang.
Karisma yang terbentuk pada pelaku bisnis ini yang menjadi salah satu alasan banyaknya
pengusaha baru yang ingin terjun ke dalam dunia bisnis.

Tidak sedikit juga dari pengusaha baru ini yang masih tergolong muda atau remaja. Semangat
entrepreneurship memang tidak mengenal umur, entah itu seseorang masih anak-anak ataupun
sudah menjadi kakek-kakek atau nenek-nenek ketika mereka mempunyai jiwa entreprenurship
maka orang-orang tersebut pantas dikatakan menjadi seorang “entrepreneur“.

menjadi suatu tren yang sudah mulai menjadi wajar dan menyebar bak wabah yang positif. Hal
ini dikarenakan, jumlah dari mereka yang berusia di bawah 30 tahun yang membuka usahanya
sendiri semakin banyak jumlahnya. Bahkan, kebanyakan usaha baru memang didominasi
oleh mereka yang masih fresh dari segi umur, baik itu usaha berskala besar, Usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM), ataupun start-up. Euforia menjadi seorang pengusaha memang
menjadikan semangat bagi para remaja ini untuk bisa berkontribusi untuk negara dan bangsa.

Terlebih lagi, mereka ini biasanya memiliki sifat kritis dan empati yang tinggi terhadap masalah
yang terjadi di masyarakat, lingkungan, pemerintahan, dan sektor lainnya. Empati ini
menciptakan berbagai ide brilian yang berhasil ditunjukkan oleh para pengusaha usia
belia tersebut. Contohnya saja Nadhiem Makariem, Sang CEO Go-Jek yang bermula dari
empatinya yang melihat masalah kemacetan di kota besar dan mobilisasi masyarakat yang tinggi
tapi tidak diikuti dengan fasilitas yang mendukung.

Dari penelusuran lebih dalam yang sangat personal tersebut, ia berhasil melahirkan ide brilian
berbentuk ojek online yang menawarkan kemudahan bagi masyarakat untuk pergi berpindah dari
satu tempat ke tempat lainnya tanpa takut akan macet karena fleksibilitas dari motor sebagai
armada dan juga kepastian harga yang selama ini tidak dapat diberikan oleh ojek konvensional
pada umumnya. Ditambah lagi, kemudahan akses karena berbasis mobile apps serta keamanan
dan kenyamanan yang dapat dirasakan oleh masyarakat pengguna Go-Jek. Empati seperti inilah
yang diharapkan dari mereka untuk berkontribusi kepada bangsa dan negara melalui ide-ide
brilian untuk mengatasi berbagai masalah.
Sampai saat ini, jumlah dari pengusaha usia belia semakin menjamur, apalagi di industri kreatif
yang mulai berkembang di Indonesia. Sebagai contoh, pada bisnis online shopping, hampir
ribuan jumlah anak berusia di bawah 30 tahun yang menggeluti usaha ini karena kemudahan
yang diberikan, modal yang sedikit dan resiko yang rendah. Tidak hanya itu, banyak juga
para remaja yang mulai menyentuh usaha yang berskala besar seperti Nadhiem, Andrew Darwis,
dan lainnya. Hal ini membuktikan fenomena ini memang sangatlah berkembang di negara kita.

Anda mungkin juga menyukai