Anda di halaman 1dari 4

Aset Negara Siap Membentengi Diri

Oleh : Nabiel Prabaswara Muhammad Maritza Bayanaka

Narkoba, musuh paling jahat yang bernaung di dalam kehidupan manusia. Tetapi dianggap sebagai
teman bagi si pengguna. Sadarkah bahwa kita telah dijajah dengan yang namanya narkoba? Layaknya
oksigen yang sangat dibutuhkan manusia, narkoba membuat seseorang yang mengkonsumsinya
tergila-gila dan sangat bergantung pada barang haram tersebut. Apa yang salah dengan semua ini
sehingga narkoba dengan bebasnya beredar pada semua kalangan? Dimana kah pola pikir mereka
dalam memakai atau mengkonsumsi sesuatu yang tidak ada manfaatnya pada tubuh kita sama sekali?
Masalah penggunaan narkoba saat ini sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Mulai dari
orang dewasa, remaja, hingga anak – anak juga memakainya. Dimana peran orang dewasa dalam
mengarahkan anak – anak muda agar jauh dari narkoba? Dimana pikiran remaja dalam pemakaian
narkoba yang terbilang tidak menjanjikan masa depan yang baik. Menurut Suryani SKp.MHSc, saat
ini penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah mencapai 1,5% penduduk Indonesia atau sekitar 3,3
juta orang. Dari 80% pemuda, sudah 3% yang mengalami ketergantungan berbagai jenis narkoba.
Bahkan menurut kalakhar BNN, Drs. I Made Mangku Pastika, 40 orang meninggal dunia setiap
harinya akibat overdosis narkoba. Hal tersebut sangatlah mengerikan mengingat masa depan
Indonesia sebagian besar dipegang oleh pelajar Indonesia. Dari 80% itu pasti ada kalangan pelajar
sebagai salah satu penggunanya.

Sebelum kita mencari solusi untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba, sebelumnya kita harus tahu
apa itu narkoba. Narkoba (Narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif berbahaya lainnya) adalah
zat/bahan yang jika dimasukkan ke dalam tubuh manusia baik secara oral, diminum, dihirup, ataupun
disuntik dapat mengubah pikiran, suasana hati, perasan, dan perilaku seseorang seperti halusinogen,
stimulan dan lain-lain. Narkoba ada dua jenis, yaitu sintetis dan organik. Sintetis misalnya ekstasi,
kokain, heroin, dan morfin. Organik misalnya ganja, jamur ‘ajaib’, dan opium. Ganja dan morfin
masuk dalam kategori pengobatan dalam lembaga kesehatan di Indonesia. Morfin bermanfaat sebagai
obat penenang bagi pasien yang kesakitan dan tertidur. Untuk ganja, sebenarnya pemakaian ganja
tidak merusak tubuh namun dapat membuat si pemakai mengalami lola (loading lama) dalam berpikir.
Ganja hanya menyebabkan halusinogen bagi pemakaianya Mengapa narkoba yang pada umumnya
untuk kebutuhan kedokteran dapat dianggap penyalahgunaan? Yap! Dikatakan penyalahgunaan
narkoba apabila si pengguna memakainya berlebihan dan menyeleweng dari aturan pemakaian bukan
untuk maksud kesehatan tetapi untuk maksud lainnya dan di luar resep dokter. Karena pada dasarnya
sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

Pelajar yang pada dasarnya sudah mendapat pengajaran dan didikan dari para guru mengenai bahaya
dan penyalahgunaan narkoba seharusnya sudah lebih tahu narkoba itu seperti apa dan bersikap lebih
menghindarinya bukan malah ikut bermain-main di dalamnya. Narkoba tidak seperti pakaian yang
dijual dan bebas dicoba-coba oleh konsumen lalu dilepas lagi. Tidak! Narkoba itu seperti lem yang
bersifat mengikat dan menyebabkan keterikatan pada si pemakai. Pasti kita semua sangat menyukai
promo/diskon besar-besaran suatu produk di pasar swalayan yang membuat kita tergiur. Narkoba itu
ibarat diskon besar yang sangat menggiurkan dan membuat hati tergerak untuk coba-coba
menghampirinya lalu tanpa disadari kita sudah mengabiskan ratusan ribu demi membeli barang
‘diskon’. Saat kita merasa senang dan puas dengan adanya diskon tersebut dari alam bawah sadar kita
pasti mengatakan ‘semoga ada diskon lagi’. Hal itu menunjukkan bahwa mulai tumbuh keterikatan
dan ketertarikan kita dengan diskon tersebut. Begitulah narkoba, awalnya kita coba-coba untuk
menyenangkan hasrat duniawi menyebabkan kita sulit untuk berpaling lalu tergoda menghampirinya
dan menghabiskan uang banyak untuk membelinya lama-kelamaan ada perasaan senang mulailah kita
merasakan ketergantungan dan berujung penyalahgunaan. Setelah kita memakai narkoba tersebut
yang ‘katanya’ memberikan rasa tenang dan puas di situlah kita refleks mengatakan ‘besok saya akan
beli lagi narkoba itu’. Tidak beda jauh bukan contoh dari diskon dengan narkoba yang bisa kita ambil
dari kehidupan sehari-hari?

Wilayah Indonesia yang luas terdiri dari 17ribu yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan
populasi penduduk sekitar 250 juta banyaknya merupakan surga bagi pengedar narkoba. Sangat besar
harapan pemerintah terhadap pelajar Indonesia dalam mewujudkan pembangunan nasional yang
berhasil. Pemerintah sanggup melakukan apapun untuk membentengi negaranya terhadap bahaya
narkoba yang mengancam pelajar di Indonesia. Beberapa bulan yang lalu Presiden RI, Ir. Joko
Widodo, mengeluarkan surat perintah untuk menembak mati para pengedar narkoba ‘Bali Nine’ yang
membuat gempar dunia. Presiden Joko Widodo tidak peduli dengan kecaman PBB terhadap tembak
mati terdakwa karena jika Indonesia ‘rusak’ belum tentu PBB dapat membantu menanganinya. Hal ini
menunjukkan bahwa negara ini, Indonesia, serius dalam menghadapi narkoba. Bukan untuk mencari
eksistensi dan pencitraan belaka tetapi demi mewujudkan impian Indonesia yang ‘merdeka’ dari
narkoba.

Pada umumnya pelajar memang masih labil psikologisnya dimana mereka melakukan suatu hal yang
beda (baru) dilihatnya karena penasaran mulai dari situlah dampak negatif dan positifnya tidak
mereka pikirkan yang penting apa yang mereka inginkan dapat tersalurkan. Pelajar merupakan ‘aset
negara’ yang sangat berharga. Dimana pelajar akan menjadi pemuda yang bermanfaat bagi dirinya
sendiri, keluarganya, orang lain, bahkan bermanfaat bagi negaranya. Pemerintah sudah memberikan
apapun yang kita butuhkan, mulai dari sekolah negeri yang tak mengeluarkan biaya apapun, KJP
(Kartu Jakarta Pintar) untuk membantu memenuhi biaya kita yang lain, BPJS (Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial) untuk menangani finansial kita sewaktu sakit, hingga bus sekolah
yang siap mengantar kita pulang ke rumah sehabis bel pulang sekolah, sekolah yang memakai AC dan
fasilitas lainnya, dan masih banyak lagi. Dengan adanya itu semua seharusnya pola pikir seorang
pelajar dapat berpikir lebih luas. Hampir semuanya negara telah berikan pada kita ‘pelajar’, sekarang
tinggal apa yang akan kita berikan pada negara ini. Sebenarnya kita jangan tunggu apa yang negaramu
berikan kepadamu, tetapi pikirkanlah apa yang akan kamu berikan kepada negaramu, kata Jhon F.
Kennedy. Jika semua pelajar di Indonesia berpikir dan melakukan hal yang serupa tentang Jhon F.
Kennedy katakan, makmurlah Indonesia tercinta ini. Apabila kita memakai barang haram tersebut
dalam hidup kita yang singkat ini seakan sia-sia kita menjalani kehidupan yang sebenarnya adalah
anugerah. Seakan kita tak menghargai anugerah kehidupan yang Tuhan beri.

Pencegahan penyalahgunaan narkoba pada dasarnya diawali melalui diri siswa itu sendiri bukan guru,
bukan orangtua, bukan ustadz, bukan pendeta, dan bukan orang lain. Mereka semua itu hanyalah
faktor pendukung berhasilnya kita dalam pencegahan narkoba, Anda sendiri tokoh utama dalam
kehidupan pribadi yang sebenarnya. Dengan berbagai penyuluhan dari lembaga-lembaga pendidikan
tentang bahaya narkoba pelajar dapat melindungi diri dari narkoba. Narkoba bukan hanya pelajar laki-
laki yang menggunakannya, bahkan perempuan juga ikut-ikutan. Sebagai salah satu pelajar Indonesia
yang menolak adanya narkoba, kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar seakan-akan
membuat citra pelajar Indonesia tercoreng. Kita harus peduli dengan lingkungan sekitar yang sangat
berpengaruh dengan diri kita apa jadinya.
Kondisi pelajar yang dikelilingi banyak teman-teman sangat berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan jati diri. Lingkungan teman yang tidak baik membuat orang yang lain tidak baik juga.
Teman-teman yang dengan sengaja menawarkan atau berusaha menjatuhkan kita dengan narkoba
yang tanpa kita sadari sebaiknya harus kita hindarkan. Jika diri kita kuat dan mampu menolak tawaran
dengan berbagai alasan kita dapat bebas dari narkoba. Tidak baik sebenarnya kalau kita memilih-
milih teman dalam pergaulan kita. Tapi pada zaman sekarang ini, memilih dan memilah teman
sangatlah diwajibkan. Memilih dan memilah teman bukan dalam hal si kaya dan si miskin, si jelek
dan si cantik/tampan akan tetapi memilih dan memilah teman yang mampu membantu dan membawa
kita ke arah pertemanan yang sangat bermanfaat bagi masa depan kita yang sebenarnya. Kita harus
pintar-pintar dalam membentengi diri.

Peran guru juga sangat penting dalam mengarahkan siswanya. Guru yang memiliki sifat yang lembut
dan perhatian lebih disukai pelajar. Guru yang lembut dan perhatian dapat memancing siswanya
bersimpati dengan guru tersebut. Keterbukaan dan penerimaan yang tulus dari seorang guru dapat
membuat nyaman siswanya dalam curhatan misalnya membantu memecahkan masalah solusi bersama
membuat pelajar merasa dipedulikan dan diperhatikan ketimbang guru yang selalu ngomel yang
membuat murid menjadi jengah dan menjauhinya agar tidak terkena masalah. Bahkan jika seorang
pelajar yang merasa nyaman terhadap penerimaan gurunya akan keluh kesahnya sang siswa tak segan
untuk menceritakan masalah sepele bahkan yang bersifat pribadi sekalipun. Pendekatan dan
bimibingan guru merupakan solusi yang paling hangat untuk para siswa dalam mengatasi segala
problema yang ada agar tidak meleset tujuan hidupnya. Dengan nasihat-nasihat yang diberikan guru
untuk selalu menjauhi narkoba dengan senantiasa dapat diterima murid yang mendengarnya. Maka
seorang pelajar dapat menjadi pribadi yang mengerti seutuhnya.

Peran orangtua juga sangatlah penting dalam membentuk karakter anak agar menjadi pelajar yang
mampu diandalkan di manapun. Pelajar yang terjerat penyalahgunaan narkoba tak jarang karena
broken home. Kasus broken home (keluarga yang berantakan) sudah sering kita dengar. Pelajar yang
mengalami broken home kebanyakan terjerumus dengan narkoba. Dalam broken home, seorang anak
merasa dirinya sudah tidak dipedulikan bahkan tidak lebih penting dari perceraian, diacuhkan,
ditinggalkan, dan kesepian. Oleh karena itu, pelajar yang mengalami hal demikian beralih menjadi
seorang pecandu dan penyalahguna narkoba. Hal itu juga dapat menyebabkan prestasi seorang pelajar
tiba-tiba menurun drastis di sekolah.

Dan yang paling penting dari antara itu semua adalah menanami diri dengan ilmu agama. Orangtua
berperan penting dalam perkembangan ilmu agama anak. Bekerja sama antara anak dan orangtua
dapat memperkecil kesempatan anak untuk tersangkut narkoba. Di setiap agama manapun pasti
melarang kita untuk mengotori tubuh dengan barang haram apapun. Dengan demikian setiap orang
dapat menikmati hidupnya dengan tenang dan bebas dengan yang namanya ‘bahaya’.

Kita pelajar Indonesia, ‘pasukan Merah Putih’ masa depan bangsa dan salah satu aset negara yang
sangat berharga. Sayangilah tubuh kita seperti kita menyayangi orangtua kita. Persentase anak muda
di Indonesia cukup banyak saat ini. Coba bayangkan beberapa tahun kedepan, pasti Indonesia bisa
berkembang dengan adanya anak muda yang penuh motivasi dan inovasi untuk pertumbuhan
nasional. Akan tetapi kita jangan senang dulu, siapa tahu hal itu akan menjadi pisau bermata dua.
Dimana anak muda impian negara yang mempunyai ambisi untuk kemakmuran negaranya dapat
menjadi pemuda yang malah menjadi bertolak belakang dengan impian pemerintah. Kita takutnya
anak muda beberapa tahun yang akan datang menjadi anak yang malah lebih dominan terhadap hal-
hal negatif, seperti penyalahgunaan narkoba. Itulah gunanya mengadakan penyuluhan tentang
pencegahan penyalahgunaan narkoba.

Sudikah kalian para pelajar untuk memberikan sesuatu yang dapat membuat pemerintah terbantu
dalam menata negara ini? Agar lirik lagu Indonesia Raya ‘Bangunlah badannya, bangunlah jiwanya!’
bukan Cuma sekedar lirik tetapi kita mesti mendalami lirik tersebut. ‘Kirim aku sepuluh pemuda,
maka akan aku guncangkan dunia’, kata Ir. Soekarno. Kata per kata yang disampaikan presiden
pertama kita bukanlah sekedar kata biasa, kita mesti mendalami kata-kata tersebut. Kata-kata yang
disampaikan beliau mengisyaratkan kita agar menjadi pemuda yang berguna untuk bangsanya.
Dengan apa kita membalas semua perjuangan para pahlawan tersebut? Apa dengan menggunakan
narkoba? Ayo guys! Sudah saatnya badan dan jiwa kita bangun dari semua penjajahan duniawi yang
hanya bersifat sementara.

Tegakah kalian melihat wajah lelah orangtua kita yang semakin hari semakin menua? Sudikah kalian
mengecewakan orangtua kita yang berjuang dalam memenuhi kebutuhan kita untuk mencapai masa
depan yang mereka dan kamu inginkan? Orangtua kita bahkan tidak menuntut kita untuk bisa
menciptakan robot, menemukan obat HIV/Aids, atau kuliah di universitas bergengsi di dunia. Cukup
kita berada di jalan yang lurus bebas dari ikatan narkoba dan semacamnya, hal itu sudah dapat
membuat orangtua kita tersenyum lega.

Pasukan merah putih jangan boleh lengah dengan penjajahan terselubung ini. Jangan jauhi diri kita
dari Tuhan dan orangtua. Mau jadi apa hidup kita jika kita jauhi orangtua terlebih Tuhan. Jangan sia-
siakan dirimu dengan hal yang dapat membuat orangtuamu kecewa dan membuatmu rugi sendiri. Kita
ini bukan ‘generasi manja’ yang apapun kita harus disuapi, apapun kita harus dipancing. Jadikan
negara kita menjadi safety negara, dengan begitu negara kita akan aman dari narkoba.

Anda mungkin juga menyukai